• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

44 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Menurut Sukardi (2008: 53), “Tempat penelitian adalah tempat di mana proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung”. Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi penelitian di SMP Negeri 2 Gondangrejo yang beralamat di Wonosari RT. 2 RW. 3, Desa Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Hal ini diambil dengan pertimbangan :

a. Ada masalah yang menarik untuk diteliti, yaitu tersedianya sarana pembelajaran seperti LCD (Liquid Crystal Display) dan Projector namun belum digunakan secara optimal dalam kegiatan pembelajaran, khususnya penggunaan media video edukasi;

b. Adanya kerjasama dari pihak sekolah sehingga memudahkan dalam pengumpulan data dan pelaksanaan penelitian yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti;

c. SMP Negeri 2 Gondangrejo belum pernah menjadi objek penelitian dengan materi dan judul yang sama, yaitu materi Hakikat Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat dengan menggunakan media video edukasi, sehingga diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi sekolah tersebut. 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 dengan jangka waktu kurang lebih 6 (enam) bulan, yaitu mulai bulan Februari 2016 sampai bulan Juli 2016. Waktu penelitian ini dimulai dari tahap persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, penyusunan laporan/skripsi, dan pelaksanaan ujian skripsi dan revisi. Ada pun perincian waktu penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

(2)

45

Tabel. 3.1. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian

Jenis Kegiatan Bulan

Feb Mar Apr Mei Juni Juli 1. Persiapan Penelitian

a. Mengurus perizinan b. Koordinasi

dengan kepala sekolah dan guru c. Mencari video

edukasi d. Menyusun

lembar observasi dan soal tes hasil belajar

e. Melakukan uji coba tes hasil belajar

f. Menganalisis hasil uji coba dan merevisi soal tes g. Finalisasi dan penggandaan soal tes 2. Pelaksanaan Penelitian a. Melakukan eksperimen b. Melaksanakan posttest c. Analisis data hasil eksperimen 3. Penyusunan laporan/skripsi a. Menyusun draf b. Mengetik naskah 4. Pelaksanaan ujian

skripsi dan revisi

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Sugiyono (2015: 107) mengartikan, “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

(3)

46

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Menurut Arikunto (2006: 3), “Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab-akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan”.

Menurut Sugiyono (2015: 108-116) terdapat beberapa bentuk desain eksperimen. Bentuk-bentuk tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pre-experimental design, desain ini belum merupakan eksperimen yang sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen.

2. True experimental design, dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian, validitas internal dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari desain ini adalah bahwa sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu.

3. Factorial design merupakan modifikasi dari desain true experimental, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan terhadap hasil.

4. Quasi experimental design, bentuk desain ini merupakan pengembangan dari

true experimental design yang sulit dilaksanankan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Penelitian ini menggunakan True Experimental Design (eksperimen yang betul-betul). True experimental design terdapat dua bentuk yaitu Posttest Only Control Design dan Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Posttest Only Control Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak, kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

(4)

47

Tabel 3.2. Rancangan Penelitian

Subjek Perlakuan Post Test

K1 X Y1

K2 Y2

Keterangan:

K1 : Kelompok 1 (kelas eksperimen) K2 : Kelompok 2 (kelas kontrol)

X : Pembelajaran menggunakan media video edukasi

Y1 : Hasil belajar siswakelas eksperimen pada kompetensi dasar menjelaskan hakikat kemerdekaan mengemukakan pendapat

Y2 : Hasil belajar siswa kelas kontrol pada kompetensi dasar menjelaskan hakikat kemerdekaan mengemukakan pendapat

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2015: 117), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan Arikunto (2010: 173) merumuskan pengertian populasi dengan lebih sederhana, yaitu, “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Gondangrejo Tahun Pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari lima (5) kelas, yaitu kelas VII A, VII B, VII C, VII D, dan VII E.

Tabel 3.3. Jumlah Populasi Penelitian Kelas

Total

VII A VII B VII C VII D VII E

(5)

48

2. Sampel

Mardalis (2014: 55) mengatakan, “Sampling atau sampel berarti contoh, yaitu sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian”. Sugiyono (2015: 118) berpendapat bahwa, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Arikunto (2006: 131), “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif (mewakili).

Jadi dapat dikatakan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu Kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan Kelas VII E sebagai kelas kontrol dengan jumlah masing-masing kelas sebanyak 32 siswa. Daftar nama siswa dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Arikunto (2010: 176), “Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan dengan kata lain sampel harus representatif”.

Teknik pengambilan sampel dibagi dalam dua kelompok, yaitu probability sampling dan non-probability sampling. Menurut Hikmat (2014: 62), “Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang sama kepada setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel penelitian. Non– probability sampling adalah teknik memilih sampel dari populasi dengan tidak memberikan peluang yang sama kepada anggota populasi”.

Ada pun cara penarikan sampel atau teknik sampling menurut Hikmat (2014: 62-65) dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Teknik probability sampling terdiri dari:

a. Simple random sampling yakni cara pengambil sampel dari semua anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam anggota populasi itu.

(6)

49

b. Proportionate stratified random sampling digunakan apabila populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

c. Disproportionate random sampling digunakan untuk mengambil sampel jika populasi berstrata, tapi jumlahnya kurang proporsional.

d. Cluster sampling (sampling daerah) digunakan untuk mengambil sampel bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas.

2. Teknik non-probability sampling terdiri dari:

a. Systematic sampling (sampel sistematis) adalah menentukan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Nomor urut yang dijadikan sampel berdasarkan skala/aturan tertentu yang dibuat oleh peneliti.

b. Quota sampling (sampling kuota) adalah menentukan sampel dari populasi yang memenuhi ciri-ciri tertentu sampai kuota yang diinginkan tercapai. c. Accidental sampling (sampling aksidental) yakni pengambilan sampel

berdasarkan kebetulan.

d. Purposive sampling (pengambilan sampel berdasarkan tujuan) yakni pengambilan sampel berdasarkan kapasitas dan kapabilitas atau yang kompeten/benar-benar paham di bidangnya di antara anggota populasi. e. Snowball sampling (sampel bola salju) digunakan dalam menentukan

sampel yang diawali dengan jumlah sampel yang kecil.

f. Sampel jenuh adalah seluruh anggota populasi dijadikan sampel. Hal ini dilakukan karena jumlah populasinya kecil atau terjangkau keseluruhan oleh peneliti.

Berdasarkan uraian di atas, maka teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster random sampling. Teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster. Alasan pengambilan sampel dengan teknik cluster random sampling adalah karena populasi penelitian terdiri dari beberapa ragam strata dan klaster. Siswa di suatu Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjenjang menurut tingkatan kelasnya, yaitu kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Setiap klaster kelas atau rombongan belajar, seperti Kelas VII A, Kelas VII B, Kelas VII C, dan seterusnya. Selain itu, terdapat pula klaster jenis kelamin, yaitu perempuan dan laki-laki di setiap kelas.

Sampel dalam penelitian ini diperoleh secara acak (random) dengan cara undian dengan memberi huruf A sampai E sesuai jumlah kelas VII, dan diperoleh Kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan Kelas VII E sebagai kelas kontrol.

(7)

50

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian

Salah satu tahapan penting dalam proses penelitian kuantitatif adalah penentuan variabel penelitian. Dalam tahap ini seorang peneliti harus memutuskan variabel-variabel apa saja yang akan dijadikan objek atau titik perhatian dalam penelitiannya.

Menurut Widoyoko (2012: 2), “Variabel adalah suatu konsep yang memiliki variasi nilai. Konsep apa saja asalkan memiliki nilai dapat disebut sebagai variabel”. Menurut Sugiyono (2015: 61), “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Arikunto (2006: 118), “Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.

Lebih lanjut Arikunto (2006: 119) menjelaskan bahwa, “Ada variabel yang mempengaruhi dan variabel akibat. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variable (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variable (Y)”.

Adapun variabel yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu: a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media video edukasi. b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Hakikat Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat.

2. Metode Pengumpulan Data a. Dokumentasi

“Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

(8)

51

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya” (Arikunto, 2006: 231). Terkait dokumentasi, Hikmat (2014: 83) menyatakan bahwa:

Teknik dokumentasi yakni penelusuran dan perolehan data yang diperlukan melalui data yang telah tersedia. Biasanya berupa data statistik, agenda kegiatan, produk keputusan atau kebijakan, sejarah, dan hal lainnya yang berkait dengan penelitian. Kelebihan teknik dokumentasi ini adalah karena data tersedia, siap pakai, serta hemat biaya dan tenaga.

Pengumpulan data dengan dokumentasi dilakukan melalui analisis menggunakan instrumen lembar analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Kompetensi Dasar Menjelaskan Hakikat Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran di SMP Negeri 2 Gondangrejo. Penggunaan analisis dokumen ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam kegiatan pembelajaran, peneliti menggunakan media video edukasi seperti yang tercantum di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau tidak. Kesesuaian antara Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kegiatan pembelajaran dapat diketahui dengan adanya pengamatan atau observasi. Kegiatan pengamatan dilakukan oleh dua orang pengamat yang melakukan pengamatan selama peneliti melakukan kegiatan pembelajaran, yaitu pada tanggal 15 April 2016. Pedoman penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan lembar analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah sebagai berikut:

Nilai=Skor Perolehan

Skor Total x 100%

Kriteria penskoran dapat ditentukan dengan interpretasi sebagai berikut:

Tabel 3.4. Tabel Kriteria Penskoran Lembar Analisis Dokumen Persentase Pencapaian Interpretasi

90 – 100 Sangat Baik

71 – 90 Baik

51 – 70 Cukup

<51 Kurang

(9)

52

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 3 untuk kelas eksperimen dan Lampiran 4 untuk kelas kontrol. Sedangkan lembar analisis RPP dapat dilihat pada Lampiran 5.

b. Observasi

Menurut Hikmat (2014: 73), “Teknik observasi ilmiah adalah kegiatan mengamati dan mencermati serta melakukan pencatatan data atau informasi yang sesuai dengan konteks penelitian”. Teknik observasi diharapkan dapat menjelaskan atau menggambarkan secara luas dan rinci tentang masalah yang dihadapi. Mardalis (2014: 63) berpendapat:

Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan/fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat.

Menurut Arikunto (2006: 229), “Dalam menggunakan metode observasi, cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi”. Lebih lanjut, Arikunto (2006: 157) mengemukakan bahwa observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.

b. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.

Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang penggunaan media video edukasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan cara observasi sistematis, karena peneliti menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Instrumen pengamatan dalam penelitian ini berupa lembar observasi. Lembar observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan

(10)

53

akan diamati dalam penggunaan media video edukasi pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Hakikat Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat pada Kelas VII SMP Negeri 2 Gondangrejo. Lembar observasi dikembangkan dari pedoman atau kisi-kisi lembar observasi yang bersumber dari kajian pustaka. Dalam proses observasi, pengamat (observer) tinggal memberi tanda pada kolom tempat peristiwa muncul. Dalam penelitian ini, peneliti menunjuk dua pengamat (observer) untuk mengamati kegiatan peneliti dan siswa selama proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada tanggal 15 dan 22 April 2016. Kisi-kisi lembar observasi penggunaan media video edukasi dapat dilihat pada Lampiran 6, dan lembar observasi penggunaan media video edukasi dapat dilihat pada dan Lampiran 7.

c. Tes

Tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan media video edukasi pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Hakikat Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat.

Widoyoko (2012: 57) menyatakan bahwa, “Untuk mengumpulkan data penelitian tentang hasil belajar atau prestasi belajar dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen tes. Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek”.

Menurut Arikunto (2006: 150), ”Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Macam-macam tes menurut Arikunto (2006: 150-151) dibedakan menjadi tujuh (7) macam, yaitu:

1) Tes kepribadian atau personality test

Tes kepribadian yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang.

2) Tes bakat atau aptitude test

Tes bakat yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.

(11)

54

3) Tes inteligensi atau intelligence test

Tes inteligensi yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur inteligensinya.

4) Tes sikap atau attitude test

Tes sikap sering juga disebut dengan istilah skala sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.

5) Teknik proyeksi atau projective technique

Istilah projective technique mulai dipopulerkan oleh L.K. Frank tahun 1949. Sebagai contoh projective technique adalah metode tetesan tinta yang diciptakan oleh Rorschach dan disebut Rorschach Inkblot Technique.

6) Tes minat atau measures of interest

Tes minat adalah alat untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.

7) Tes prestasi atau achievement test

Tes prestasi adalah test yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Tes prestasi diberikan sesudah orang yang dimaksud mempelajari hal-hal sesuai dengan yang akan diteskan.

Menurut Widoyoko (2012: 57-61), bentuk tes yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar dilihat dari sistem penskorannya dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes subjektif. Tes objektif memberi pengertian bahwa siapa saja yang memeriksa lembar jawaban tes akan menghasilkan skor yang sama. Skor tes ditentukan oleh jawaban yang diberikan oleh peserta tes. Secara umum ada tiga tipe tes objektif, yaitu benar-salah (true-false), menjodohkan (matching), dan pilihan ganda (multiple choice). Sedangkan tes subjektif adalah tes yang penskorannya dipengaruhi oleh pemberi skor (korektor), sehingga jawaban yang sama dapat memiliki skor yang berbeda oleh korektor yang berlainan.

Berdasarkan uraian di atas, maka tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi atau achievement test dengan bentuk tes objektif tipe pilihan ganda (multiple choice). Hal ini dikarenakan peneliti bermaksud untuk mengukur hasil belajar siswa setelah mempelajari kompetensi dasar menjelaskan hakikat kemerdekaan mengemukakan

(12)

55

pendapat. Pemilihan tipe tes pilihan ganda dikarenakan tipe tes ini memiliki beberapa kelebihan (Widoyoko, 2012: 74-76), yaitu:

1) Butir soal tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur segala level tujuan pembelajaran;

2) Karakteristik butir soal pilihan ganda hanya menuntut waktu mengerjakan sangat minimal;

3) Penskoran hasil tes dilakukan secara objektif;

4) Tipe butir soal tes dapat disusun sedemikian rupa sehingga menuntut kemampuan peserta tes untuk membedakan berbagai tingkatan kebenaran sekaligus;

5) Jumlah pilihan yang disediakan melebihi dua;

6) Tipe butir soal pilihan ganda memungkinkan dilakukan analisis butir soal secara baik;

7) Tingkat kesukaran soal dapat diatur dengan hanya mengubah tingkat homogenitas alternatif jawaban;

8) Informasi yang diberikan lebih kaya.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini dibuat berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Indikator-indikator tersebut dikembangkan menjadi 50 butir soal pilihan ganda. Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, instrumen tes tersebut diujicobakan kepada responden diluar sampel penelitian. Kisi-kisi soal uji coba dan soal uji coba tes hasil belajar dapat dilihat pada Lampiran 8 dan Lampiran 9. Sedangkan kunci jawaban soal uji coba tes hasil belajar dapat dilihat pada Lampiran 10.

F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Syarat utama dari suatu penelitian adalah didapatkannya data yang valid dan reliabel. Dalam penelitian kuantitatif, validitas dan reliabilitas penelitian dapat diukur melalui instrumen penelitian yang digunakan. Bila instrumen valid dan reliabel, maka data yang dihasilkan juga akan valid dan reliabel. Oleh karena itu, sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen penelitian perlu diujicobakan

(13)

56

terlebih dahulu. Uji coba instrumen dilakukan kepada responden di luar sampel penelitian. Uji coba ini dimaksudkan apakah alat ukur yang dibuat telah memenuhi validitas dan reliabilitas. Uji coba instrumen dilakukan di kelas VII D SMP Negeri 2 Gondangrejo dengan jumlah 31 siswa. Daftar nama siswa kelas VII D sebagai responden uji coba tes hasil belajar dapat dilihat pada Lampiran 11.

Uji coba instrumen telah dilakukan peneliti pada Sabtu, 26 Maret 2016. Setelah dilakukan uji coba instrumen penelitian, maka tahap selanjutnya adalah mencari validitas dan reliabilitas instrumen penelitian yang telah diujicobakan. 1. Uji Validitas

Menurut Zuldafrial (2012: 21), “Validitas instrumen penelitian merupakan derajat ketepatan alat ukur mengukur apa yang seharusnya diukur”.

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah” (Arikunto, 2006: 168). Menurut Sugiyono (2015: 173), “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Menurut Arikunto (2006: 169-172), ada dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu validitas eksternal dan validitas internal. a. Validitas Eksternal

Instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain yang mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Karena letaknya ada di luar instrumen makamenghasilkan validitas eksternal.

b. Validitas Internal

Validitas internal dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Dengan kata lain, sebuah instrumen memiliki validitas insternal apabila setiap bagian instrumen mendukung “missi” instrumen secara keseluruhan, yaitu mengungkap data dari variabel yang dimaksud. Adapun yang dimaksud dengan bagian

(14)

57

instrumen dapat berupa butir-butir pertanyaan dari angket atau butir-butir soal tes, tetapi dapat pula kumpulan dari butir-butir tersebut mencerminkan sesuatu faktor. Sehubungan dengan ini, maka dikenal adanya validitas butir dan validitas faktor.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini menggunakan validitas butir, karena validitas dicari berdasarkan kesesuaian antara nomor soal atau butir soal tes dengan instrumen tes secara keseluruhan. Untuk menguji validitas setiap butir, maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Menurut Arikunto (2006: 178), “Skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y. Dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir dapat diketahui dengan pasti butir-butir manakah yang tidak memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya”.

Adapun untuk mengukur validitas butir soal digunakan rumus korelasi

Product Moment dari Pearson dengan rumus sebagai berikut:

𝑟𝑥𝑦= 𝑛(∑𝑋𝑌) − (∑𝑋)(∑𝑌)

√{𝑛∑𝑋2− (∑𝑋)2}. {𝑛∑𝑌2− (∑𝑌)2}

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y ∑X : Skor masing-masing item

∑Y : Skor total

∑XY : Jumlah penelitian X dan Y ∑X2 : Jumlah kuadrat dari X ∑Y2 :Jumlah kuadrat dari Y N : Jumlah subjek

Selanjutnya, untuk mengukur taraf validitas tiap butir (item) soal dalam tes tersebut maka hasil perhitungannya dikonsultasikan dengan r tabel

Product Moment dalam taraf signifikansi 5%.

a. Jika rhitung ≥ rtabel, maka instrumen atau pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

b. Jika rhitung < rtabel, maka instrumen atau item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

(15)

58

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, suatu item dinyatakan valid apabila koefisien korelasinya (rhit) lebih besar dari nilai kritis distribusi

Pearson (rtabel). Pengujian dilakukan pada responden sebanyak 31 dengan taraf signifikansi 5%, sehingga diperoleh nilai rtabel sebesar 0,355 (Lampiran 12).

Soal tes yang diujicobakan berjumlah 50 butir soal tes objektif pilihan ganda. Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan, diketahui terdapat 14 butir soal yang tidak valid (rhit < rtabel) yaitu butir soal nomor 6, 10, 12, 13, 16, 23, 24, 27, 31, 33, 35, 37, 43, dan 46. Butir soal yang tidak valid tersebut selanjutnya dihilangkan, sehingga ada 36 butir soal yang dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Perhitungan uji validitas soal tes hasil belajar dapat dilihat pada Lampiran 13.

Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Uji Validitas Uji Coba (Try Out) Tes Variabel Jumlah Item Keputusan Uji Validitas

Valid Invalid Tes Hasil Belajar

Siswa pada KD 4.1 50 36 14

(Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016) 2. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2006: 178), “Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan”. Sedangkan menurut Zuldafrial (2012: 25), “Reliabilitas instrumen merupakan derajat ketetapan atau keajekan atau konsistensi alat ukur yang digunakan untuk mengukur. Instrumen yang reliabel bila digunakan untuk mengukur berkali-kali menghasilkan data yang sama”.

Siregar (2014: 87) menyatakan bahwa, “Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama pula”.

(16)

59

Menurut Sugiyono (2015: 183-184), pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal, pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal, reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.

Dalam penelitian ini, peneliti mengukur reliabilitas tes pilihan ganda dengan menggunakan rumus Spearman Brown. Siregar (2014: 97-98), menyatakan bahwa, instrumen penelitian yang reliabilitasnya diuji dengan teknik Spearman Brown adalah instrumen penelitian yang mempunyia beberapa kriteria, antara lain:

a. Pilihan jawaban untuk setiap pertanyaan hanya ada dua jawaban. Misalnya, jawaban “Ya” diisi dengan nilai 1 dan jawaban “Tidak” diisi dengan nilai 0.

b. Jumlah instrumen penelitian harus genap, agar dapat dibelah. Antara belahan pertama dan belahan kedua harus seimbang.

Uji reliabilitas dengan rumus Spearman Brown ada dua cara, yaitu belahan ganjil–genap dan awal–akhir. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Spearman Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap. Arikunto (2006: 180) menyatakan bahwa dengan teknik belah dua ganjil-genap peneliti mengelompokkan skor butir bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan kelompok skor butir bernomor genap sebagai belahan kedua. Langkah selanjutnya adalah mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua, dan akan diperoleh harga rxy. Oleh karena indeks korelasi yang diperoleh baru menunjukkan hubungan antara dua belahan instrumen, maka untuk memperoleh indeks reliabilitas soal masih harus menggunakan rumus Spearman Brown, yaitu:

r11 = 2 x r1 2 1 2 (1+r1 2 1 2 ) Keterangan: r11 = Reliabilitas instrumen

(17)

60

r1/21/2 = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen

(Arikunto, 2006: 180-181) Berdasarkan perhitungan uji korelasi product moment, diperoleh indeks korelasi antara belahan ganjil dengan belahan genap sebesar 0,7714. Indeks korelasi tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown, dan diperoleh reliabilitas instrumen sebesar 0,8709. Hasil uji reliabilitas kemudian dikonsultasikan dengan koefisien reliabilitas dengan ketentuan sebagai berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 0 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

(Arikunto, 2012: 89) Tabel 3.6. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Soal Uji Coba

(Try Out) Tes

Variabel Jumlah Item r11 Keputusan Uji Tes Hasil

Belajar Siswa pada KD 4.1

36 0,8709 Reliabilitas

Sangat Tinggi (Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016)

Berdasarkan ketentuan tersebut maka tes hasil belajar dapat dikatakan mempunyai reliabilitas sangat tinggi, karena berada di kisaran 0,800 sampai dengan 1,00. Perhitungan uji reliabilitas soal tes hasil belajar dapat dilihat pada Lampiran 14.

Butir-butir soal tes hasil belajar yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya selanjutnya bisa digunakan sebagai instrumen penelitian untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Hakikat Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat. Kisi-kisi soal tes dan butir soal yang digunakan sebagai instrumen penelitian dapat dilihat pada Lampiran 15 dan Lampiran 16. Sedangkan kunci jawaban soal tes dapat dilihat pada Lampiran 17.

(18)

61

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari kegiatan penelitian. menurut Sugiyono (2015: 207), “Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul”. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.

Menurut Suryono (2014: 92), “Di dalam menggunakan teknik analisis statististik sebagai alat analisis data, apakah itu teknik analisis korelasi, T-test dan ANAVA maupun regresi terdapat persyaratan yang harus dipenuhi”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis t-test.

Lebih lanjut Suryono (2014: 92) menjelaskan, “Kalau memakai uji T-test syarat yang harus dipenuhi adalah dua macam sampel bersifat independen dan populasinya dari dua macam sampel normal dan variasi sama atau homogen”.

Adapun prosedur analisis data dalam penelitian ini meliputi uji persyaratan analisis dan pengujian hipotesis.

1. Uji Persyaratan Analisis

Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis, dilakukan uji persyaratan terlebih dahulu. Uji persyaratan yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data diambil dari distribusi normal atau tidak. Menurut Siregar (2014: 153), “Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian data adalah untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Bila data berdistribusi normal, maka dapat digunakan uji statistik berjenis parametrik”.

Dalam penelitian ini, pengujian normalitas data menggunakan rumus Chi Kuadrat (X2). Sugiyono (2015: 299) berpendapat bahwa:

Pengujian normalitas data dengan (X2) dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurva normal baku/standard (A). Jadi membandingkan antara (B : A). Bila B tidak berbeda secara

(19)

62

signifikan dengan A, maka B merupakan data yang berdistribusi normal.

Langkah-langkah pengujian normalitas data menurut Riduwan (2003: 188-191) adalah sebagai berikut:

1) Menentukan skor besar dan kecil

2) Menentukan rentangan (R)= skor tertinggi – skor terendah 3) Menentukan banyaknya kelas (BK)

BK= 1 + 3,3 Log n (Rumus Sturgess) 4) Menentukan panjang kelas (i)

i= R

BK

5) Menentukan rata-rata atau mean (X )

X = ∑𝑓𝑥𝑖

𝑛

6) Menentukan simpangan baku (S)

S = √𝑛.∑𝑓𝑥𝑖2−(∑𝑓𝑥𝑖)2

𝑛(𝑛−1)

7) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan jalan:

a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

b) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

Z=𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠−X

𝑆

c) Mencari luas 0-Z dari Tabel Kurve Normal dari 0-Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas. (Luas kurva normal dari tiap nilai Z dapat dilihat pada tabel normal standar pada Lampiran 22).

d) Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka 0-Z, yaitu angka-angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka-angka baris kedua dikurangi baris ketiga, dan begitu seterusnya. Kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

(20)

63

e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n).

8) Mencari Chi Kuadrat (X2 hitung) dengan rumus:

(X2) = ∑ (𝑓𝑜−𝑓𝑒)

2

𝑓𝑒 𝑘

𝑖=1

9) Membandingkan (χ2hitung) dengan (χ2tabel) Kaidah Keputusan:

Jika χ2hitung ≥ χ2tabel, maka distribusi data tidak normal Jika χ2hitung ≤ χ2tabel, maka distribusi data normal. b. Uji Homogenitas

Menurut Siregar (2014: 167), “Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek yang diteliti mempunyai varian yang sama”. Dalam penelitian ini uji homogenitas dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Formulasi S2 untuk data tunggal

= n∑X1

2−(∑Xi)2

n(n−1)

S2 untuk data kelompok

= ∑Fi−(Xi−x) 2 n−1 atau = n∑FiXi 2−(∑FiXi)2 n(n−1) Langkah berikutnya: 1) SG2 = ∑(ni−1)Si2 ∑(bi−1) 2) B = (log S2) ∑ (ni-1) 3) X2 = (1n 10) [B - ∑ (ni – 1) log Si2] Jika χ2hitung < χ2tabel (homogen)

Jika χ2hitung ≥ χ2tabel (tidak homogen)

(Suryono, 2014: 95-96) 2. Pengujian Hipotesis

(21)

64

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah dirumuskan diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t . Zuldafrial (2012: 131) menyatakan bahwa:

Dalam penelitian komparasional yang melakukan perbandingan dua variabel yaitu apakah secara signifikan dua variabel yang dibandingkan atau yang dicari perbedaannya itu, memang berbeda ataukah perbedaan itu terjadi semata-mata karena kebetulan saja, kita dapat menggunakan tes “t” sebagai teknik analisanya. Tes “t” ini digunakan untuk menguji perbedaan mean dari dua sampel yang diperbandingkan.

Teknik analisis uji-t dua sampel bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan ada tidaknya pengaruh media video edukasi terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Gondangrejo Tahun Pelajaran 2015/2016 pada kompetensi dasar menjelaskan hakikat kemerdekaan mengemukakan pendapat.

Penyusunan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen yang

menggunakan media video edukasi dan kelas kontrol tanpa menggunakan media video edukasi.

Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan media video edukasi dan kelas kontrol tanpa menggunakan media video edukasi.

Hipotesis dalam model statistik dapat dituliskan sebagai berikut: Ha : µ1 ≠ µ2

Ho : µ1 = µ2

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

t = X 1− X 2 √S12 n1+ S22 n2

atau t = X 1− X 2 Sgab√n11+ n21

dengan S2 = (n1− 1)S1 2+ (n 2− 1)S22 n1+ n2−2

(22)

65

(Suryono, 2014: 53) Keterangan:

X 1 : rata-rata nilai sampel ke-1 X 2 : rata-rata nilai sampel ke-2 S : simpangan baku sampel S1 : standar deviasi sampel ke-1 S2 : standar deviasi sampel ke-2 𝑆12 : varians sampel ke-1

𝑆22 : varians sampel ke-2

n1 : banyaknya peserta didik pada sampel ke-1 n2 : banyaknya peserta didik pada sampel ke-2

Rumus yang digunakan untuk mencari standar deviasi (s) menurut Riduwan (2012: 181) adalah sebagai berikut:

𝑆 = √∑ X

2(∑ x)2

n n − 1

Keputusan Uji Hipotesis:

Thitung dibandingkan dengan ttabel dengan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2 dan taraf signifikansi (α) = 5% atau 1%.

Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima = rata-rata skor dua kelompok sama atau tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, berarti tidak terdapat pengaruh penggunaan media video edukasi terhadap hasil belajar siswa.

Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak = rata-rata dua kelompok berbeda secara signifikan atau terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, berarti terdapat pengaruh media video edukasi terhadap hasil belajar siswa.

(23)

66

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini dapat diuraikan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan

Tahap ini terbagi menjadi dua kegiatan, yaitu: a. Mengurus izin penelitian;

b. Menyusun perangkat, pedoman pengumpulan data, dan menyusun jadwal kegiatan penelitian.

2. Pengumpulan Data

Tahap ini dibagi menjadi tiga (3) kegiatan yang terdiri dari:

a. Melakukan pengumpulan data di lokasi penelitian dengan menggunakan angket, tes, dan dokumentasi;

b. Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul; c. Memilih dan mengatur data sesuai kebutuhan

3. Analisis Data

Tahap ini terbagi menjadi empat (4) kegiatan yang terdiri dari: a. Menentukan teknik analisis yang tepat sesuai proposal penelitian; b. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut;

c. Setelah data sesuai dengan intensitas kebutuhan maka dilakukan proses verifikasi dan mengkonsultasikan dengan orang yang lebih ahli;

d. Setelah selesai, selanjutnya dibuat kesimpulan akhir sebagai hasil penelitian.

4. Penyusunan Laporan Penelitian

Tahap ini terbagi menjadi tiga (3) kegiatan yang terdiri dari: a. Penyusunan awal laporan;

b. Review laporan dengan mengecek ulang laporan yang telah tersusun, apabila terjadi kekeliruan, maka dilakukan perbaikan laporan;

Gambar

Tabel 3.2. Rancangan Penelitian
Tabel 3.4. Tabel Kriteria Penskoran Lembar Analisis Dokumen  Persentase Pencapaian  Interpretasi

Referensi

Dokumen terkait

Penagihan dan keganasan rumah tangga biasanya berlaku bersama atau serentak kerana dadah akan merencatkan pemikiran dan mental individu terbabit yang seterusnya akan

3.Penerbitan Akte Kelahiran yang diterbitkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dari target 287.418 akta kelahiran dapat direalisasikan sebanyak 246.629

Studi Korelasi Antara Kompetensi Pemrograman Dasar Dan Hasil Studi Dengan Menggunakan Aplikasi Berbasis Web.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan

Contrary to Socrates’s attempt to educate others through the forms, Hoja makes no effort to help others rid themselves of their evil because he believes their evil is innate..

Dengan demikian, peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengidentifikasi kegagalan usaha dari perajin tahu yang berasal dari Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara

Aplikasi katalog digital Museum Anak Kolong Tangga adalah software yang diharapkan dapat membantu pihak museum dalam menarik pengunjung dan menyebarkan