• Tidak ada hasil yang ditemukan

Christopher A.P, S. Ked

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Christopher A.P, S. Ked"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

0

Author :

Christopher A.P, S. Ked

Editor :

Yayan Akhyar Israr, S.Ked

Faculty of Medicine – University of Riau

Pekanbaru, Riau

2009

(2)

1

DIARE AKUT

DIARE AKUT

DIARE AKUT

DIARE AKUT

LATAR BELAKANG

Diare pada anak masih merupakan problem kesehatan dengan angka kematian yang masih tinggi terutama pada anak umur 1-4 tahun (23,2%), sehingga memerlukan penatalaksanaan yang tepat dan memadai.1 Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).Dari data data di atas menunjukan bahwa diare pada anak masih merupakan masalah yang memerlukan penanganan yang komprehensif dan rasional.2

DEFINISI

Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu.3

EPIDEMIOLOGI

UNICEF memperkirakan bahwa setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena diare. Di Indonesia, setiap tahun 100.000 balita meninggal karena diare.2

ETIOLOGI

Peradangan usus oleh agen penyebab:4 1. Faktor infeksi

a. Infeksi enteral yaitu : infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak, meliputi:

1) Infeksi bakteri : Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Champylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.

2) Infeksi virus : Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan sebagainya

(3)

2

3) Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides), Protozoa (E.histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis), jamur (C.albicans)

b. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat

pencernaan seperti OMA, tonsilofaringitis, bronkopneumonia,

ensefalitis dan sebagainya, terutama terdapat pada bayi dan anak di bawah umur 2 tahun.

2. Faktor Malabsorbsi

a. Malabsorbsi KH : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa).

b. Malabsorbsi lemak c. Malabsorbsi protein

3. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan. 4. Faktor psikologis : rasa takut, cemas.

CARA PENULARAN DIARE

Diare dapat ditularkan melalui tinja maupun muntah yang mengandung kuman penyebab diare yang kemudian mencemari lingkungan misalnya tanah, sungai, air sumur. Orang sehat yang menggunakan air sumur atau air sungai yang sudah tercemar tersebut , kemungkinan besar akan menderita diare.5 Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan.6

PATOGENESIS

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:4

1. Gangguan osmotik, yaitu terdapat makanan dan zat yang tidak dapat diserap sehingga meningkatkan tekanan osmotik di dalam rongga usus. Kemudian air dan elektrolit masuk ke dalam rongga usus dan merangsang usus untuk mengeluarkannya.

2. Gangguan sekresi, yaitu akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus sehingga terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus.

(4)

3

3. Gangguan motilitas usus, yaitu pada keadaan peristaltik usus menurun mengakibatkan bakteri timbul berlebihan di dalam rongga usus.

LANGKAH DIAGNOSTIK

Anamnesis

 Sudah berapa lama diare berlangsung, berapa kali sehari, warna dan konsistensi tinja, lender dan /darah dalam tinja, adanya muntah, anak lemah, kesadaran menurun, rasa haus, rewel, kapan kencing terakhir, suhu badan.

 Jumlah cairan yang masuk selama diare.

 Anak minum ASI atau susu formula, apakah anak makan-makanan yang tidak biasa.

 Apakah ada yang menderita diare di sekitarnya. Dari mana sumber air minum.7

Pemeriksaan Fisis

Pada pemeriksaaan fisis harus diperhatikan tanda utama, yaitu kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit abdomen. Tanda tambahan seperti ubun-ubun besar dan mata cekung atau tidak, air mata ada/tidak, mukosa bibir, mulut dan lidah kering/tidak. Penilaian derajat dehidraasi dilakukan sesuai dengan criteria sebagai berikut:7

 Tanpa dehidrasi (Kehilangan cairan <5% berat badan) - Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan

- Keadaan umum baik dan sadar.

- Tanda vital dalam batas normal.

- Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada, mukosa mulut dan bibir basah.

- Turgor abdomen baik, bising usus normal. - Akral hangat.

- Pasien dapat dirawat di rumah kecuali bila terdapat komplikasi seperti tidak mau minum, muntah terus-menerus, diare frekeun.

(5)

4

 Dehidrasi ringan-sedang (kehilangan cairan 5 – 10% berat badan)

- Apabila ditemukan dua tanda utama ditambah dua atau lebih tanda tambahan.

- Keadaan umum gelisah atau cengeng.

- Ubun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata kurang, mukosa mulut dan bibir sedikit kering.

- Turgor kurang. - Akral hangat.

- Pasien harus rawat inap.

 Dehidrasi berat (kehilangan cairan >10% berat badan)

- Apabila ditemukan dua tanda utama ditambah dua atau lebih tanda tambahan.

- Keadaan umum lemah, letargi atau koma

- Ubun-ubun besar sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada, mukosa mulut dan bibir sangat kering.

- Turgor buruk.

- Akral dingin.

- Pasien harus rawat inap.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan tinja antara lain:

a. Makroskopis: bau, warna, lender, darah dan konsistensi b. Mikroskopis: eritrosit, leukosit, parasit.

c. Kimia: pH dan elektrolit (Na,K, HCO3).

d. Bila perlu biakan dan uji resistensi.

TERAPI

1. Cairan dan elektrolit

Adapun tujuan dari pada pemberian cairan adalah : 1. Memperbaiki dinamika sirkulasi ( bila ada syok ). 2. Mengganti defisit yang terjadi.

(6)

5

3. Rumatan ( maintenance ) untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit yang sedang berlangsung ( on going losses ).

Pelaksanaan pemberian terapi cairan dapat dilakukan secara oral atau parenteral. Pemberian secara oral dapat dilakukan untuk dehidrasi ringan sampai sedang dapat menggunakan pipa nasogastrik, walaupun pada dehidrasi ringan dan sedang, bila diare profus dengan pengeluaran air tinja yang hebat ( > 100 ml/kg/hari ) atau mutah hebat ( severe vomiting ) dimana penderita tak dapat minum sama sekali, atau kembung yang sangat hebat (violent meteorism) sehingga rehidrasi oral tetap akan terjadi defisit, maka dapat dilakukan rehidrasi parenteral walaupun sebenarnya rehidrasi parenteral dilakukan hanya untuk dehidrasi berat dengan gangguan sirkulasi.1

Jenis cairan:7

- Per oral : cairan rumah tangga, oralit

- Parenteral: ringer laktat, ringer asetat, normal salin Volume cairan diberikan sesuai derajat dehidrasi, yaitu:7

• Tanpa dehidrasi: cairan rumah tangga dan ASI diberikan semaunya, oralit diberikan sesuai usia setiap kali BAB atau muntah, dengan dosis:

- <1 tahun : 50 – 100 cc - 1 – 5 tahun : 100 – 200 cc

- >5 tahun : semaunya

• Dehidrasi tidak berat (ringan- sedang). Rehidrasi dengan elektrolit 75 cc/kg BB dalam 3 jam pertama, dilanjutkan pemberian kehilangan cairan yang sedang berlangsung seauai umur seperti di atas setiap kali BAB.

• Dehidrasi berat. Rehidrasi parenteral dengan cairan ringer laktat atau ringer asetat 100 cc/kgBB. Cara pemberian:

- Kurang dari 1 tahun: 30 cc/kgBB dalam 1 jam pertama, dilanjutkan 70 cc/kgBB dalam 5 jam berikutnya.

- Lebih dari 1 tahun : 30 cc/kgBB dalam ½ jam pertama, dilanjutkan 70 cc/kgBB dalam 2 ½ jam berikutnya.

Minum diberikan jika pasien sudah mau minum, 5 cc/kgBB selama proses rehidrasi.

(7)

6

2. Medikamentosa

• Tidak boleh diberikan obat anti diare

• Pemberian antibiotik sesuai hasil pemeriksaan penunjang. Sebagai pilihan adalah kotrimoksazol, amoksisilin, atau sesuai hasil uji sensitivitas.

• Antiparasit: metronidazol.7 • Probiotik

Probiotik (Lactic acid bacteria) merupakan bakteri hidup yang mempunyai efek yang menguntungkan pada host dengan cara meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik di dalam lumen saluran cerna sehingga seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteriprobiotik melalui reseptor dalam sel epitel usus, sehingga tidak terdapat tempat lagi untuk bakteri patogen untuk melekatkan diri pada sel epitel usus sehingga kolonisasi bakteri patogen tidak terjadi. Dengan mencermati fenomena tersebut bakteri probiotik dapat dipakai sebagai cara untuk pencegahan dan pengobatan diare baik yang disebabkan oleh Rotavirus maupun mikroorganisme lain, pseudomembran colitis maupun diare yang disebabkan oleh karena pemakaian antibiotika yang tidak rasional rasional (antibiotic associated diarrhea).1

3. Nutrisi

Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit tetapi sering (lebih kurang 6 x sehari), makan rendah serat.

4. Koreksi gangguan elektrolit, yaitu jika:

a) Hipernatremia (Na>155mEq/L). Koreksi dilakukan secara bertahap dengan pemberian dekstrosa 5% + ½ salin. Penurunan tidak boleh >10mEq/hari karena dapat menyebabkan udem otak.

b) Hiponatremi (Na <130mEq/L). koreksi dilakkan bersamaan dengan koreksi cairan rehidrasi yaitu memakai ringer laktat atau normal salin, atau dengan memakai rumus: Kadar Na koreksi (mEq/L) = 125 – kadar Na serum x 0,6 x BB; diberikan dalam 24 jam.

c) Hiperkalemi (K>5mEq/L), koreksi dilakukan dengan pemberian kalsium glukonas 10% 0,5 – 1 ml/kgBB IV perlahan-lahan dalam 5 – 10 menit, sambil memantau detak jantung.

(8)

7

• Jika kadar K 2,5 – 3,5mEq/L, berikan 75 mEq/kgBB per oral/hari dibagi dalam 3 dosis.

• Jika kadar K<2,5mEq/L, berikan secara drip intra vena dengan dosis:  3,5 – kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 2 mEq/kgBB/24 jam dalam

4 jam pertama.

 3,5 – kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 1/6 x 2 mEq x BB dalam 20 jam berikutnya.3

(9)

8

DAFTAR PUSTAKA

1. Subijanto MS dkk. Managemen Diare Pada Bayi Dan Anak. Divisi

Gastroenterologi Lab / SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair / RSU Dr. Seotomo Surabaya. Disitasi dari : http:// wordpress.com/managemen-diare-pada-bayi-dan-anak/, pada tanggal 14 Juni 2008.

2. Webmaster. Diare. Disitasi dari : http://www.esp.or.id/handwashing/ media/diare.pdf, pada tanggal : 14 Juni 2008.

3. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Standar Pelayanan Kesehatan Anak Edisi I. Jakarta : IDAI;2004. 49 -53.

4. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta: Infomedika Jakarta;1995.

5. Saroso S. Diare. Disitasi dari : http://www.infeksi.com/articles, pada tanggal : 14 Juni 2008.

6. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pengobatan Dan Pencegahan Diare Pada Anak. Disitasi dari : http://www.idai.or.id/hottopics. pada tanggal : 14 Juni 2008.

Referensi

Dokumen terkait

50 Yati Bau kaporit Tidak Diperiksa kualitasnya Debit air yang mengalir besar 51 Indri Berbau Tidak Kualitas ditingkatkan Kuantitas aliran air ditingkatkan 52 Bram Tidak

Sehubungan dengan itu, penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran lebih jelas mengenai bagaimana perilaku seorang wartawan dalam menjalankan profesinya, perilakunya

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Ketidakpuasan Konsumen, Kebutuhan Mencari Variasi Produk, Harga Produk, Iklan Produk Pesaing, dan mengetahui

Keterkaitanyya dengan konteks penelitian ini ialah dimana nantinya tingkat kepemimpinan Mayor Siriphong akan dilihat berdasarkan pada teori Managerial Grid, sehingga

[6.9] Menimbang bahwa sesuai fakta persidangan sebagaimana dimaksud paragraf [3.43] dan paragraf [3.44], diketahui bahwa informasi yang dimohon dan menjadi inti

Permasalahan yang terjadi pada guru dalam merencanakan penilaian dokumen asesmen portofolio agar sesuai dengan pembelajaran terpadu jaring laba-laba (webbed) SD

[r]

Dalam penelitian ini studi terbatas untuk pulau kecil, khususnya Pulau Pari (terletak di bagian utara kota Jakarta), dengan asumsi bahwa air asin dan air tawar merupakan dua