• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas segala"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH DALAM

PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK BPR ARTHA RENGGANIS”.

Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Udayana.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa hasil yang diperoleh masih jauh dari kesempurnaan. Pembuatan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seliuruh pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini baik berupa bimbingan, arahan, saran, dan dukungan teknis maupun moril. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr.I Made Arya Utama, SH.,M.Hum Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana.

2. Bapak Dr. Gde Made Swardhana, SH.,MH Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Udayana.

3. Ibu Dr. Ni Ketut Sri Utari, SH.,MH Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Udayana.

4. Bapak Dr. I Gede Yusa, SH.,MH., Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Udayana.

(2)

5. Ibu Dr. I Gusti Ayu Putri Kartika, SH.,MH., Ketua Program Studi (S1) Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Udayana.

6. Bapak Dr. Dewa Gde Rudy, SH.,M.Hum., Pembimbing I yang memberikan bimbingan serta wawasan lebih luas kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak A.A Gde Agung Darma Kusuma, SH.,MH., Pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan untuk membimbing serta memberikan wawasan dan pengetahuan tambahan dalam penulisan skripsi ini.

8. Bapak Ida Bagus Putu Sutama, SH.,Msi., Pembimbing Akademik yang sabar dan penuh tanggung jawab membimbing selama menempuh perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Udayana.

9. Bapak/Ibu dosen pengajar di Fakultas Hukum Universitas Udayana yang telah Banyak memberikan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan dan penyusunan ini.

10. Bapak/Ibu pegawai Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Udayana yang telah membantu dalam pengurusan administrasi selama penulis mengikuti perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

11. Ibu Ni Luh Suarni, sebagai staf Bagian Kredit di PT. Bank BPR Artha Rengganis yang telah bersedia diwawancarai dan memberikan informasi serta data-data dalam skripsi ini.

12. Bapak Dewa Made Dirga Yusa, selaku Pejabat Bagian Kredit yang telah bersedia diwawancarai dan memberikan informasi serta data-data dalam skripsi ini.

(3)

13. Ayah I Nyoman Astika, Ibu Ni Luh Komang Wiyartini, Kakak I Gede Wahyu Diastika, Kakak ipar I Dewa Ayu Dwi Maya Sari, SH.,MH, dan Degus Suhardana keluarga saya yang begitu perhatian dan telah memberikan dukungan moril dan doa restu dalam menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Udayana.

14. Kepada sahabat-sahabat penulis, Swandewi, Ratna Puspita, Dipa Iswara, Winda Permatasari, Heny Hendrayani, Wira Keprok yang telah memberi semangat dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 15. Seluruh kawan-kawan Himpunan Mahasiswa Program Reguler Sore

Fakultas Hukum Universitas Udayana, serta kawan-kawan mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana, yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan, semnagat dan doa selama penulisan skripsi ini.

Semoga segala kebaikan bantuan serta petunjuk dari Bapak/Ibu, kawan-kawan dan saudara sekalian mendapatkan pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir Kata, apabila ada kekurangan di dalam skripsi ini mohon dimaafkan dan besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, 3 Agustus 2017

Made Winda Diantika Sari NIM. 1316051145

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ... i

HALAMAN SAMPUL DALAM ... ii

HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI SKRIPSI ... v

HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... `vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Ruang Lingkup Masalah ... 7

1.4 Orisinalitas Penelitian ... 8 1.5 Tujuan Penulisan ... 9 a. Tujuan Umum ... 10 b. Tujuan Khusus ... 10 1.6 Manfaat Penulisan ... 10 a. Manfaat Teoritis ... 10 b. Manfaat Praktis ... 11 1.7 Landasan Teoritis ... 11

(5)

1.8 Metode Penelitian ... 17

a. Jenis Penelitian ... 17

b. Jenis Pendekatan ... 18

c. Sifat Penelitian ... 19

d. Data dan Sumber Data ... 20

e. Teknik Pengumpulan Data ... 22

f. Teknik Penentuan Sampel Penelitian ... 22

g. Pengolahan dan Analisis Data ... 23

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH DAN KREDIT BANK ... 24

2.1 Prinsip Mengenal Nasabah ... 25

2.1.1 Prinsip-Prinsip Perbankan ... 25

2.1.2 Pengertian Prinsip Mengenal Nasabah ... 27

2.1.3 Makna dan Tujuan Mengenal Nasabah ... 34

2.2 Kredit Bank ... 37

2.2.1 Pengertian Kredit... 37

2.2.2 Unsur-Unsur Kredit ... 41

2.2.3 Jenis-Jenis Kredit ... 43

2.2.4 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit... 45

BAB III PENGATURAN PRINSIP MENGENAL NASABAH DALAM KEGIATAN USAHA BANK ... 53

3.1 Pengaturan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Costumer Principle) dalam Undang-Undang Perbankan ... 53

(6)

3.2 Pengaturan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Costumer

Principle) dalam Peraturan Bank Indonesia... 61

BAB IV SYARAT DAN PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT DAN PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH DI PT. BANK BPR ARTHA RENGGANIS ... 79

4.1 Syarat Dan Prosedur Pemberian Kredit Pada PT. Bank BPR Artha Rengganis ... 79

4.2 Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Dalam Pemberian Kredit Pada PT. Bank BPR Artha Rengganis ... 92

4.3 Masalah Yang Dihadapi Dalam Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah di PT. Bank BPR Artha Rengganis ... 96

BAB V PENUTUP ... 104 5.1 Kesimpulan... 104 5.2 Saran ... 105 DAFTAR PUSTAKA ... 107 DAFTAR INFORMAN ... 110 RINGKASAN SKRIPSI ... 113 LAMPIRAN ... 125

(7)

ABSTRAK

PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA

PT. BANK BPR ARTHA RENGGANIS

Prinsip mengenal nasabah adalah prinsip yang diterapkan oleh bank untuk mengenal dan mengetahui identitas nasabah, memantau kegiatan transaksi nasabah termasuk melaporkan setiap transaksi nasabah yang mencurigakan khususnya dalam pemberian kredit. Adapun beberapa prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan oleh bank yaitu dengan analisis 5 C’s yaitu : Penilaian Watak (Character), Penilaian Kemampuan (Capacity), Penilaian terhadap modal (Capital), Penilaian terhadap agunan (Collateral), dan Penilaian terhadap prospek usaha nasabah debitur (condition of economy).

Dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan penelitian dengan metode penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penulis melakukan penelitian kepustakaan dengan menggunakan data yang diperoleh dari literatur-literatur seperti buku, serta media elektronik menyajikan data yang diperlukan dalam bentuk artikel dan peraturan perundang-undangan. Sedangkan dalam penelitian lapangan, Penulis melakukan pengumpulan data dan melakukan wawancara dengan seorang pegawai PT Bank BPR Artha Rengganis Kabupaten Klungkung yang berkompeten dalam bidang KYC atau mengenai Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer).

PT Bank BPR Artha Rengganis Kabupaten Klungkung melaksanakan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah sesuai dengan Undang-Undang Perbankan dan peraturan dari Bank Indonesia mengenai Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah. PT Bank BPR Artha Rengganis Kabupaten Klungkung juga mempunyai formulir Prinsip Mengenal Nasabah yang di dalamnya tercantum identitas-identitas nasabah yang harus diisi oleh calon nasabah yang ingin membuat rekening ataupun ingin mengajukan kredit. Dalam pemberian kredit, PT Bank BPR Artha Rengganis pada dasarnya sudah menerapkan prinsip mengenal nasabah sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No 5/21/PBI/2003 dan Peraturan Bank Indonesia No 5/23/PBI/2003. Penerapan prinsip mengenal nasabah ini adalah merupakan salah satu upaya menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit. Sebelum kredit diberikan PT. Bank BPR Artha Rengganis menerapkan prinsip mengenal nasabah, dengan cara mengidentifikasi calon nasabah debitur yang tersimpul dalam dokumen profil nasabah.

(8)

ABSTRACT

APPLYING OF PRINCIPLE RECOGNIZE CLIENT IN GIVING OF CREDIT AT

PT. BANK BPR ARTHA RENGGANIS

The principle of knowing the customer is the principle applied by the bank to know and know the identity of the customer, monitor the customer's transaction activities including reporting any suspicious customer transactions specially in lending. The principles of credit rating are often performed by the bank with 5 C's analysis: Character Assessment, Capacity, Capital Assessment, Collateral Assessment, and Assessment of Business Prospects of Debtor (Condition of economy).

In writing this thesis the author conducted research with literature research methods and field research. The author conducts library research using data obtained from literatures such as books, as well as electronic media presents the necessary data in the form of articles and legislation. While in field research, the author conducted data collection and interviewed with an employee of PT Bank BPR Artha Rengganis Klungkung regency who is competent in the field of KYC or Know Your Customer.

PT Bank BPR Artha Rengganis Klungkung Regency implement the Know Your Customer Principles in accordance with the Banking Act and regulations of Bank Indonesia on the Application of Know Your Customer Principles. PT Bank BPR Artha Rengganis Klungkung Regency also has a Know Your Customer Principle form which includes customer identities that must be filled by prospective customers who want to create an account or want to apply for credit. In lending, PT Bank BPR Artha Rengganis has basically applied the principle of knowing customers as stipulated in Bank Indonesia Regulation No 5/21 / PBI / 2003 and Bank Indonesia Regulation No 5/23 / PBI / 2003. Implementation of the principle of knowing this customer is one of the efforts to apply prudential principles in the provision of credit. Before the credit is given PT. BPR Bank Artha Rengganis applies the principle of knowing the customer, by identifying the prospective borrower that is collected in the customer profile document. Keywords: Implementation, Know Your Customer Principles, Giving Credit

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seperti yang kita ketahui dewasa ini, sistem keuangan nasional maupun internasional semakin berkembang luas. Hal ini tampak pada semakin banyaknya variasi instrumen keuangan yang beredar di dalam sistem keuangan. Perkembangan sistem keuangan ini sejalan dengan perkembangan dari lembaga-lembaga keuangan itu sendiri, termasuk perkembangan sistem keuangan yang ada di Indonesia saat ini. Sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi dan gerak pembangunan suatu bangsa, lembaga keuangan tumbuh dengan berbagai alternatif jasa yang ditawarkan.

Lembaga keuangan menyalurkan kredit kepada nasabah atau menginvestasikan dananya dalam surat berharga di pasar keuangan (financial market). Lembaga keuangan juga menawarkan bermacam-macam jasa keuangan mulai dari perlindungan asuransi, menjual program pensiun sampai dengan penyimpanan barang-barang berharga (save deposit box) dan penyediaan suatu mekanisme untuk pembayaran dana dan transfer dana melalui fasilitas ATM (Anjungan Tunai Mandiri), mobile banking ataupun internet banking.

Pengertian lembaga keuangan dapat dilihat lebih jelas lagi dalam SK Menteri Keuangan No. Kep. 729/MK/12/1970 Tanggal 7 Desember 1970 Pasal 1 (a) :

(10)

“Lembaga keuangan ialah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatan di bidang keuangan seperti yang tersebut dalam Pasal 3 secara langsung maupun tidak langsung menghimpun dana terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkannya ke dalam masyarakat, terutama guna membiayai investasi-investasi perusahaan”.

Pengertian lain tentang lembaga keuangan dikemukakan oleh Abdulkadir Muhammad, menurutnya Lembaga Keuangan (financial instituion) adalah :

“Badan usaha yang mempunyai kekayaan dalam bentu asset keuangan (financial assets). Kekayaan berupa asset keuangan ini digunakan untuk menjalankan usaha di bidang jasa keuangan, baik penyediaan dana untuk membiayai usaha produktif dan kebutuhan konsumtif, maupun jasa keuangan bukan pembiyaaan”1

Saat ini ada 2 (dua) jenis lembaga keuangan di Indonesia yaitu lembaga keuangan Bank dan lembaga keuangan non Bank. Pengertian lembaga keuangan Bank dapat dilihat pada Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan :

“Bank adalah badan usaha yang yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka mengingkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menyerasikan dan mengembangkan perekonomian

1 Abdulkadir Muhammad, 2004, Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Bandung, Citra

(11)

dan pembangunan nasional. Kegiatan utama dari perbankan adalah menyerap dana dari masyarakat. Hal ini terutama karena fungsi Bank sebagai perantara (intermediary) antara pihak-pihak kelebihan dana (surplus of funds) dan pihak yang memerlukan dana (luck of funds). Sebagai agent of development, Bank juga merupakan alat pemerintah dalam membangun perekonomian bangsa melalui pembiayaan semua jenis usaha pembangunan, yaitu sebagai financial intermediary (perantara keuangan) yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan Negara.2

Pasal 3 dan 4 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan menyebutkan fungsi dan tujuan Perbankan Indonesia yaitu :

1. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.

2. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

Dengan kata lain, fungsi bank tidak hanya sebagai penghimpun dana dari masyarakat saja, melainkan bank juga berfungsi sebagai penyalur dana dari masyarakat yang mempunyai kelebihan dana ke masyarakat yang kekurangan dana. Penyaluran dana tersebut lebih dikenal dalam bentuk

(12)

pinjaman (kredit). Adapun syarat dan ketentuan dari Bank biasanya masyarakat sebagai nasabah dari bank memberikan jaminan atas pinjaman (kredit) berupa barang-barang atau surat-surat berharga yang bernilai.

Sedangkan mengenai pengertian dari nasabah secara sederhana, setiap orang yang menyimpan uangnya di bank disebut dengan nasabah. Akan tetapi pengertian dari nasabah tidak dapat didefinisikan sesederhana itu. Pihak-pihak yang menggunakan jasa bank disini tidak hanya nasabah penyimpan dana saja, tetapi juga nasabah peminjam dana dan nasabah pengguna jasa bank lainya yang tidak terkait dengan fungsi pokoknya sebagai wadah penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Secara yuridis, dalam Pasal 1 ayat (17) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, menyebutkan bahwa nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank.

Pada umumnya ada 3 (tiga) jenis lembaga keuangan bank di Indonesia yakni Bank Sentral, Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR.3 Bank sentral merupakan bank yang berfungsi sebagai pencipta dan penerbit dari uang giral (Bank Indonesia). Namun dengan perubahan Undang-Undang, kelembagaan bank ditata dalam struktur yang lebih sederhana, yakni Bank Umum dan Bank Prekreditan Rakyat. Pasal 1 ayat (3) dan (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menyebutkan pengertian mengenai Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan

3

(13)

Prinsip Syariah yang dalam kegiatanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran; dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Salah satu jenis Bank yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Dimana fungsi dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR) disini disamping sebagai penghimpun dana dari masyarakat sebagai nasabah, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) juga sebagai penyalur dana masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit). Bank Perkeditan Rakyat (BPR) dewasa ini pertumbuhannya semakin maju. Keberadaan Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia saat ini tidak hanya terbatas pada kota-kota besar saja. Contohnya di Bali, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tidak hanya berkembang pesat di kota Denpasar saja, tetapi di wilayah-wilayah lain seperti salah satunya di Kabupaten Klungkung.

Seiring kebutuhan masyarakat yang terus meningkat, BPR menjadi salah satu lembaga tujuan dari masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Karena BPR memberikan kemudahan masyarakat sebagai nasabah dalam menyalurkan dana nya. Penyaluran sana dari nasabah yang mempunyai kelebihan dana kepada masyarakat yang memiliki masalah kekurangan dana.

Didalam kegiatan usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat, pada dasarnya Bank Umum maupun BPR harus memiliki

(14)

kepercayaan dari masyarakat sebagai calon nasabahnya. Nasabah yang akan menyimpan dananya di BPR akan melihat dan mencari tahu apakah BPR tempat mereka menyimpan uang adalah Bank yang sehat atau tidak. Begitu juga fungsi BPR sebagai penyalur dana ke masyarakat, BPR harus memahami dengan baik karakter dari nasabah yang akan menyimpan dana ataupun nasabah yang akan meminjam dana dalam bentuk kredit di BPR.

Untuk itu, dalam hukum perbankan dikenal beberapa prinsip perbankan, yaitu;

1. Prinsip Kepercayaan (Fiduciary Relation Principle) 2. Prinsip Kehati-hatian (Prudential Principle)

3. Prinsip Kerahasiaan (Secrecy Principle)

4. Prinsip Mengenal Nasabah (Know How Customer Principle)4

Salah satu prinsip yang terkait dengan penulisan penelitian ini adalah Prinsip Mengenal Nasabah (Know How Customer Principle). Prinsip mengenal nasabah adalah prinsip yang diterapkan oleh bank untuk mengenal dan mengetahui identitas nasabah, memantau kegiatan transaksi nasabah termasuk melaporkan setiap transaksi nasabah yang mencurigakan.5 Melihat dari fenomena-fenomena tersebut, dari kegiatan usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat maupun menyalurkan dana dalam bentuk

4 Neni Sri Imaniyati dan Panji Adam Agus Putra, 2016, Pengantar Hukum Perbankan Indonesia, Bandung, hal. 18

(15)

pinjaman (kredit) ke masyarakat maka prinsip perbankan dalam mengenal nasabah, kaitannya dengan pemberian kredit oleh Bank demikian penting. Karakter nasabah perlu diketahui secara lebih detail oleh Bank guna menghindari adanya kredit bermasalah dikemudian hari. Pengembalian pinjaman atau kredit sangat tergantung pada nasabah Debitur, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang hal itu melalui kegiatan penelitian dengan judul “Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

Dalam Pemberian Kredit Pada PT. Bank BPR Artha Rengganis”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaturan tentang prinsip mengenal nasabah (Know Your Customer Principle) dalam kegiatan usaha bank ?

2. Bagaimana penerapan prinsip mengenal nasabah (Know Your Customer Principle) dalam permeberian kredit pada PT Bank BPR Artha Rengganis ?

1.3. Ruang Lingkup Masalah

Sebelum melangkah lebih lanjut kepada pembahasan, maka dipandang perlu adanya batasan-batasan yang cukup dalam ruang lingkup permasalahan. Hal ini dimaksudkan agar pembahasannya dapat lebih terarah dan untuk menghindari terjadinya penyimpangan terhadap pokok

(16)

pembahasan yang justru akan mengaburkan inti kajian dan tujuan pokok pembahasan. Adapun ruang lingkup yang akan dibahas adalah:

1. Permasalahan pertama ruang lingkupnya meliputi pengaturan tentang prinsip mengenal nasabah (Know Your Customer Principle).

2. Permasalahan kedua ruang lingkupnya meliputi penerapan prinsip mengenal nasabah (Know Your Customer Principle) pada PT Bank BPR Artha Rengganis.

1.4. Orisinalitas Penelitian

Penulis menyatakan bahwa penelitian ini merupakan hasil karya asli dari penulis. Maka, penulis tunjukan orisinalitas dari penelitian yang telah ditulis oleh penulis sebelumnya dengan menampilkan beberapa judul penelitian terdahulu sebagai pembanding. Adapun penelitian yang dimaksud sebagai berikut:

No Penulis Judul Rumusan Masalah

1. Muhamad Muallif Heru Wicaksono, Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin, 2016 Pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah Dalam Transaksi Perbankan Sebagai Upaya Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundring) 1. Upaya-upaya apakah yang dilakukan oleh Bank dalam

melaksanakan Prinsip mengenal nasabah pada transaksi perbankan? 2. Hambatan-hambatan apakah yang dihadapi

(17)

No Penulis Judul Rumusan Masalah

oleh Bank dalam melaksanakan prinsip mengenal nasabah pada transaksi perbankan? 2. Dewi Anggraeni Pujianti, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, 2011 Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principle) Dalam Mencegah Tindak Pidana Pencucian Uang

1. Bagaimana pengaturan nasabah (know your customer principle) dalam perbankan menurut praturan perundang-undangan yang berlaku? 2. Bagaimana penerapan prinsip pengenanalan nasabah (know you cutomer principle) berperan dalam mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang?

(18)

Mengacu kepada judul dan permasalahan dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Tujuan Umum

Untuk melatih mahasiswa dalam usaha menyatukan pikiran ilmiah secara tertulis serta mengembangkan daya nalar mahasiswa mengenai pengaturan prinsip mengenal nasabah dalam pemberian kredit dan pelaksanaan penerapan prinsip mengenal nasabah dalam pemberian kredit.

b. Tujuan Khusus

Selain tujuan umum, penelitian ini memiliki tujuan khusus. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaturan tentang prinsip mengenal nasabah. 2. Untuk mengetahui penerapan prinsip mengenal nasabah pada PT

Bank BPR Artha Rengganis.

1.6. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis yaitu:

a. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam upaya pengembangan ilmu hukum khususnya di

(19)

bidang hukum perbankan berkaitan dengan pengaturan tentang prinsip mengenal nasabah (Know Your Principle).

b. Manfaat Praktis

Selain manfaat teoritis, penelitian ini memiliki manfaat praktis. Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu:

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat terhadap pembangunan perbankan nasional agar selalu memperhatikan prinsip mengenal nasabah dalam pemberian kredit, sehingga resiko yang harus dihadapi oleh Bank dapat diminimalisasi.

1.7. Landasan Teoritis

Teori adalah asumsi, konsep, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep.6 Daniel Udo-Akang menyatakan, the importance of theory in research cannot be underestimate. Theory has a central role in research. Although theory should ideally guide research are interrelated and are independent on the other to make sense of phenomenon. Landasan teori adalah landasan berfikir yang bersumber dari suatu teori yang diperlukan sebagai tuntunan untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam sebuah penelitian. Landasan teori berupa konsep, definisi, dan proposisi yang menyajikan gejala secara sistematik, dan merinci hubungan variabel-variabel untuk menerangkan gejala tersebut.

(20)

Sebagaimana diketahui, industri perbankan menjalankan fungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat, sehingga konsekuensinya menimbulkan 2 (dua) hubungan hukum, yaitu: pertama, hubungan hukum antara bank (debitur) dan nasabah penyimpan dana (kreditur), berupa perjanjian penyimpanan (perjanjian simpanan) dana; dan yang kedua, hubungan hukum antara bank dengan nasabah peminjam dana, berupa perjanjian kredit bank (pembiayaan sesuai dengan prinsip syariah).

Pihak-pihak yang menggunakan jasa bank di sini tidak hanya nasabah penyimpan dana dan nasabah peminjam dana, melainkan pula nasabah pengguna jasa bank lainnya yang tidak terkait dengan fungsi pokoknya sebagai wadah penghimpun dan penyalur dana masyarakat. sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 16 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, secara yuridis “nasabah” diartikan sebagai “pihak yang menggunakan jasa bank”. Dalam pengertian nasabah disini, termasuk pula pihak yang tidak memiliki rekening namun memanfaatkan jasa bank untuk melakukan transaksi keuangan (walk-in cutomer). Secara sederhana, setiap orang yang menyimpan uangya di bank disebut dengan nasabah penyimpan7. Dengan

Sementara itu, secara yuridis disebutkan dalam ketentuan pasal 1 angka 17 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, bahwa yang dimaksud dengan

7 Bandingkan Tan Kamello, 2006, Karakter Hukum Perdata Dalam Fungsi Perbankan Melalui Hubungan Antara Bank Dengan Nasabah, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap

Dalam Bidang Ilmu Hukum Perdata Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatra Utara, Medan, Universitas Sumatra Utara, hal. 21

(21)

“Nasabah Penyimpan” adalah nasabah yang menempatkan danannya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah bersangkutan.

Baik Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat, dalam melaksanakan kegiatan perbankannya (menghimpun dana masyarakat atau menyalurkan dana masyarakat/kredit), sudah tentu harus lebih selektif dalam memilih calon nasabahnya, khususnya dalam pemberian kredit. Kredit itu sendiri merupakan salah satu produk yang banyak di cari oleh masyarakat dewasa ini. Oleh karena itu, Bank dalam memberikan pinjamannya kepada Nasabah harus menggunakan prinsip-prinsip yang ada dalam perbankan.

Dalam hukum perbankan dikenal beberapa prinsip perbankan, yaitu prinsip kepercayaan (fiduciary relation principle), prinsip kehati-hatian (prudential principle), prinsip kerahasiaan (secery principle), dan prinsip mengenal nasabah (know how costumer principle). Prinsip perbankan ini ada yang dituangkan ke dalam pasal-pasal pada Undang-Undang Perbankan, dan ada pula yang tidak.8

1. Prinsip Kepercayaan (Fiduciary Relation Principle)

Prinsip kepercayaan adalah suatu asas yang melandasi hubungan anatara bank dan nasabah bank. Bank berusaha dari dana masyarakat yang disimpan berdasarkan kepercayaan sehingga setiapnbank perlu menjaga kesehatan banknya dengan tetap memelihara dan mempertahankan

8 Neni Sri Imaniyati, Pencucian Uang (Money Londering) dalam Perspektif Hukum Perbankan dan Hukum Islam, Mimbar, Bandung: UNISBA, Vol XXI, No. 1, Januari-Maret 2005,

(22)

kepercayaan masyarakat. prinsip kepercayaan diatur dalam Pasal 29 ayat (4) Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998.

2. Prinsip Kehati-Hatian (Prudential Principle)

Prinsip kehati-hatian adalah suatu prinsip yang menegaskan, bahwa bank dalam menjalankankegiatan usaha baik dalam penghimpunan terutama dalam penyaluran dana kepada masyarakat harus sangat berhati-hati. Tujuan dilakukannya prinsip kehati-hatian ini agar bank selalu dalam keadaan sehat menjalankan usahanya dengan baik dan mematuhi norma-norma hukum yang berlaku di dunia perbankan.kehati-hatian tertera dalam Pasal 2 dan Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.

3. Prinsip Kerahasiaan (Secrecy Principle)

Prinsip kerahasiaan bank diatur dalam Pasal 40 sampai dengan Pasal 47 A Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Menurut pasal 40, bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya. Namum dalam ketentuan tersebut, kewajiban merahasiakan itu bukan tanpa pengecualian. Kewajiban merahasiakan itu dikecualikan hal-hal untuk kepentingan pajak, penyeselesaian utang piutang bank yang sudah diserahkan kepada badan Urusan Piutang dan Lelang/Panitia Urusan Piutang Negara (UPLN/PUPN) untuk

(23)

kepentingan pengadilan perkara perdata antara bank dan nasabah, dan dalam rangka tukar menukar informasi antar bank9.

4. Prinsip Mengenal Nasabah (Know How Cotumer Principle)

Prinsip mengenal nasabah adalah prinsip yang dirterapkan oleh bank untuk mengenal dan mengetahui identitas nasabah, memantau kegiatan transaksi nasabah termasuk melaporkan setiap transaksi yang mencurigakan. Prinsip mengenal nasabah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 3/10/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah. Tujuan yang hendak dicapai dalam penerapaan prinsip mengenal nasabah adalah meningkatkan peran lembaga keuangan dengan berbagai kebijakan dalam menunjang praktik lembaga keuangan, menghindari berbagai kemungkinan lembaga keuangan dijadikan ajang tindak kejahatan dan aktivitas ilegal yang dilakukan nasabah, serta melindungi nama baik dan reputasi lembaga keuangan.

Dalam hal pemberian kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat, selain dari prinsip-prinsip tersebut diatas, BPR juga harus melakukan analisis terhadap calon Nasabah yang dilakukan berdasarkan aspek-aspek yang dikenal dalam dunia perbankan sebagai “The Five C’s of Credit” yaitu : 1. Character

Karakter atau sifat/watak seseorang dalam hal ini adalah calon Nasabah (debitur). Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan pada Bank,

9 Mohammad Djumhana, 2000, Hukum Perbankan Di Indonesia, Citra Aditya Bhakti,

(24)

sifat atau watak dari Nasabah yang akan diberikan pinjaman (kredit) benar-benar dapat dipercaya dalam menjalani kerjasama dengan baik. 2. Capacity

Kemampuan dari Nasabah dalam menjalankan keuangan yang ada pada usaha yang dimilikinya. Apakah Nasabah tersebut pernah mengalami sebuah permasalahan keuangan sebelumnya atau tidak, dimana prinsip ini menilai akan kemampuan membayar kredit Nasabah terhadap pihak Bank.

3. Capital

Terkait akan kondisi asset dan kekayaan yang dimiliki Nasabah, khususnya nasabah yang mempunyai sebuah usaha. Capital dinilai dari laporan tahunan perusahaan yang dikelola oleh Nasabah, sehingga dari penilaian tersebut, pihak Bank dapat menentukan layak atau tidaknya Nasabah tersebut mendapat pinjaman atau tidak, lalau seberapa besar bantuan kredit yang akan diberikan. Prinsip Capital ini digunakan untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki Nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh Bank. Biasanya bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%, artinya setiap Nasabah yang akan mengajukan permohonan kredit harus pula menyediakan sumber dana dari sumber lainnya atau modal sendiri.

4. Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan calon Nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang

(25)

akan diberikan. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung Bank dari resiko kerugian. Prinsip ini yang perlu diperhatikan bagi para Nasabah ketika Nasabah tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam mengembalikan pinjaman dari pihak Bank. Jika hal demikian terjadi, maka sesuai dengan ketentuan yang ada, pihak Bank bisa saja menyita asset yang telah dijanjikan sebelumnya sebagai sebuah jaminan.

5. Condition of Economy

Prinsip ini diperngaruhi oleh faktor diluar pihak Bank maupun Nasabah. Dalam memberikan kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya dengan melihat prospek usaha tersebut dimasa yang akan datang.

1.8. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini diperlukan ketersediaan data yang ada hubungannya dengan pokok permasalahan yang akan di bahas dan untuk memperoleh data tersebut dipergunakan metode sebagai berikut:

a. Jenis Penelitian

Penelitian hukum adalah segala aktivitas seseorang untuk menjawab permasalahan hukum yang bersifat akademik dan praktis, baik yang bersifat asas-asas hukum, norma-norma hukum yang hidup

(26)

dan berkembang dalam masyarakat.10 Adapun jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum empiris. Penelitian hukum empiris adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk menganalisa tentang sejauh manakah suatu peraturan atau perundang-undangan berlaku secara wajar dan efektif dan berfungsi secara nyata di lapangan. Sebagai suatu karya ilmiah dan mendapatkan hasil ilmiah, maka dalam penulisan ini dipergunakan pendekatan masalah secara empiris.11

b. Jenis Pendekatan

Pendekatan penelitian adalah metode atau cara mengadakan penelitian.12 Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum

empiris ini adalah pendekatan perundang-undangan (the satute approach), pendekatan analisis kondep hukum (analytical and conceptual approach), dan pendekatan fakta (the fact approach). Pendekatan perundang-undangan (the statute approach) adalah pendekatan yang dilakukan dengan menelaah semua undang-undang uang berkaitan dengan isu hukum yang ditangani. Penelitaian ini mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan pengaturan tentang prinsip mengenal nasabah. Pendekatan analisis

10 Zainuddin Ali, 2009, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, hal. 19

11 Hilman Hadikusuma, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, Cet. 1, Mandar Maju, Bandung, hal. 62

12 Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Rieneka

(27)

konsep hukum (analytical and conceptual approach) adalah pendekatan yang beranjak dari pandangan dan doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum. Dengan mempelajari pandangan dan doktrin di dalam ilmu hukum, peneliti akan menganalisi doktrin, konsep-konsep hukum dan asas-asas hukum yang relevan dengan isu yang dihadapi.13 Pendekatan fakta (the fact approach) adalah pendekatan masalah dengan meninjau dari segi teori yang ada, kemudian dikaitkan dengan kenyataan atau fakta yang ada di lapangan. Pendekatan fakta dilaksanakan dengan cara melakukan penelitian dengan mengumpulkan fakta-fakta yang terdapat langsung dilapangan untuk dijadikan bahan dalam menunjang penulisan skripsi ini, sedangkan pendekatan perundang-undangan digunakan karena yang akan diteliti adalah berbagai aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus tema sentral dalam penelitian ini.14

c. Sifat Penelitian

Oleh karena jenis penelitian hukum yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum empiris, maka sifat penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif, yang mana penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, factual, dan akurat terhadap suatu populasi atau daerah tertentu,

13 Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Prenada Media Group, Surabaya,

hal. 93

14 Johnny Ibrahim , 2006, Teori Metodologi dan Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia

(28)

mengenai sifat-sifat, karakteristik atau faktor-faktor tertentu.15 Penelitian ini mendeskripsikan mengenai pengaturan tentang prinsip mengenal nasabah yang umumnya pemberian kredit haruslah di dasari dengan mengenali siapa dan bagaimana nasabah tersebut. Jadi pendekatan yang bersifat empiris digunakan untuk mengetahui pengaturan tentang prinsip mengenal nasabah serta penerapan prinsip mengenal nasabah.

d. Data dan Sumber Data

Dalam penelitian pada umumnya dibedakan antara data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat yang dinamakan data primer dan diperoleh dari bahan-bahan pustaka dinamakan data sekunder.16 Adapun data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari 2 (dua) sumber data yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian yaitu observasi, wawancara dari informan dan responden, sampel dan sebagainya.17 Data primer dalam penelitian ini diperoleh

melalui wawancara dengan pihak-pihak terkait dalam pengaturan tentang prinsip mengenal nasabah, PT Bank BPR Artha Rengganis.

15 Bambang Sunggono, 1996, Metodologi Penelitian Hukum (Suatu Pengantar), Raja

Grafindo Persada, Jakarta, hal. 36

16 Bahder Johan Nasution, 2008, Metode Penelitian Hukum, CV. Mandar Maju, Bandung,

hal. 149

17 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2003, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo, Jakarta, hal. 12

(29)

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang bersumber dari penelitian kepustakaan. Data sekunder di dapat dengan cara melakukan penelitian kepustakaan yaitu pengumpulan berbagai ndata yang diperoleh dari beberapa literature hukuim guna menemukan teori yang relevan dengan permasalahan yang akan di bahas. Data sekunder dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu:

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang bersifat autoritatif atau mempunyai otoritas atau memiliki kekuatan hukum mengikat.18

Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaiman telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan;

2) Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/10/PBI/2001 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/21/PBI/2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang isinya membahas bahan primer dan merupakan hasil olaham pendapat atau pikiran para ahli. Bahan hukum sekunder berupa buku, majalah, dan artikel yang berkaitan dengan penelitian ini.

18 Soerjono Soekanto dan Sri Mahmudji, 1988, Penelitian Hukum Normatif, Rajawali

(30)

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dengan memberikan pemahaman mengenai bahan hukum lainnya. Bahan hukum tersier berupa Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus Hukum.

e. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam peenelitian ini adalah melalui wawancara. Wawancara adalah proses interaksi dan komunikasi untuk memperoleh informasi dengan cara bertanya langsung pada narasumber yang akan diwawancarai. Wawancara ini dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini, yaitu penerapan prinsip mengenal nasabah dalam pemberian kredit pada PT Bank Artha Rengganis. Wawancara ini dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan terbuka, yaitu peneliti melakukan wawancara terarah (directive interview) dengan menggunakan daftar pertaanyaan sebagai pedoman, meskipun tidak menutup kemungkinan adanya masukan baru yang diperlukan dalam wawancara tersebut. Adapun penggunaan pedoman wawancara dimaksudkan untuk mengendalikan data yang menjadi target dalam wawancara, sehingga wawancara tersebut tidak menyimpang dari yang telah direncanakan. Adapun informan yang bersedia diwawancarai sebagai berikut:

(31)

2. Dewa Made Dirga Yusa

f. Teknik Penentuan Sampel Penelitian

Untuk menunjang penulisan penelitian karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan teknik penentuan sampel non probability sampling, dengan mengambil bentuk purposive sampling. Penarikan sampel dilakunan dengan tujuan tertentu atau sampel ditentukan sendiri, yang mana pemilihan sampel didasarkan pertimbangan bahwa sampel telah memenuhi kriteria dan karakterisktik yang merupakan ciri utama dari populasi.19 Penarikan sampel dilakukan pada PT. Bank BPR Artha Rengganis yang terletak di wilayah Kabupaten Klungkung.

g. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif yaitu dari data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis kemudian dianalisa secara kuliatatif untuk mencapai kejelasan masalah yang di bahas. Analisis data kualitatif adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan oleh respoden secara tertulis atau lisan dan juga perilakunya yang nyata, diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh.

19 Buku Pedoman Pendidikan Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2009, Fakultas

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh berbagai metode pemasakan terhadap sifat fisik, kimia, dan sensoris kerupuk ikan.. Penelitian ini

Oleh karena itu perubahan RPJMD Kota Bekasi Tahun 2013-2018 disusun sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang

Jadi, persepsi politik organisasi pada STT sangkakala dalam kaitan dengan pengambilan keputusan dipahami sebagai sesuatu dinamika yang berguna untuk mencapai

Oleh karena itu, dalam penelitian ini, penulis akan memperkenalkan salah satu majalah yang diproduksi oleh Yayasan Sahabat Mustahiq Sejahtera, kemudian di dalamnya terdapat

Proses pengolahannya sendiri melibatkan tiga fase utama, yaitu fase Image Preprocessing (tahap pemrosesan video menjadi sekumpulan frame yang menggambarkan

Faktor yang mempengaruhi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai adalah Pengusaha Kena Pajak, semakin banyak pengusaha yang melaporkan usahanya dan mendaftar sebagai PKP

1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang di ukur pada posisi.. terlentang atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih. Pengukuran. sekurang kurangnya dua kali pemeriksaan

Bila keputusan yang dibuat mendukung tujuan yang dimiliki sang pemimpin, dia tidak akan punya waktu untuk melakukan kegiatan lain karena harus menentukan keputusan mana yang