• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Isi Manajemen Isu PT. Indonesia Airasia di Liputan6.com Dan Kompas.com

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Isi Manajemen Isu PT. Indonesia Airasia di Liputan6.com Dan Kompas.com"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

27 | Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 3 No. 1 2015

ANALISIS ISI MANAJEMEN ISU PT. INDONESIA AIRASIA DI LIPUTAN6.COM DAN KOMPAS.COM

(Studi Pada Pemberitaan Jatuhnya Pesawat QZ-8501 Tanggal 28-30 Desember 2014) Mazkiyah Maghfuroh,S.I.Kom

Abstrak

PT. Indonesia AirAsia adalah salah satu maskapai yang memiliki nama di Indonesia, terkenal dengan sebutan maskapai termurah se-Indonesia. Promo-promo harga dan lokasi tujuan yang ditawarkan cukup menarik perhatian khalayak, terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru. Hingga akhirnya terjadi peristiwa jatuhnya salah satu pesawat AirAsia dengan nomor kode QZ-8501. Pemberitaan jatuhnya pesawat QZ-8501 menjadi objek pada penelitian ini karena berhasil merebut perhatian masyarakat awam, contohnya terbukti di sosial media khususnya twitter AirAsia menjadi trending topic #QZ-8501. Tentunya peristiwa ini tidak luput dari perhatian berbagai media, termasuk Liputan6.com dan Kompas.com

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah AirAsia tersebut melakukan aktifitas manajemen isu dan bagaimana AirAsia melakukan aktifitas manajemen isu digambarkan pada Liputan6.com dan Kompas.com. Penelitian ini menggunakan teori lima tahap aktifitas manajemen isu yang dikemukakan Johnson (2007) dalam Kriyantono (2012) di mana teori ini menyebutkan ada 5 kategori manajemen isu yaitu issue identification (FGD, monitoring berita-berita media, management by walking around), issue analysis (isu yang terjadi, penyebab munculnya isu, sumber asal isu), action planning stage (adaptive change strategy, reactive change strategy, dynamic change strategy), Issue Action Program (crisis communication: klarifikasi/penyampaian penyesalan, koordinasi dengan pihak lain, penyediaan layanan navigasi, penyediaan media center, pengembangan strategi sosial media), dan continuing circle process (respon positif dan respon negatif). Sample dari penelitian ini yaitu purposive sampling dari populasi 472 paragraf Liputan6.com dan Kompas.com yaitu 83 paragraf dengan menggunakan metode analisis isi kuantitatif deskripsi.

(2)

28 | Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 3 No. 1 2015 Abstract

PT. Indonesia AirAsia is one airline that has a name in Indonesia, known as the cheapest airline in Indonesia. Promo price and destination are offered attract enough audience, especially ahead of Christmas and New Year's holidays. Until finally the events fall of one of the planes AirAsia with code number QZ-8501. Coverage QZ-8501 crash into objects in this study because it captured the attention of the general public, for example evident in social media especially AirAsia twitter trending topic # QZ-8501. This event certainly did not escape the attention of various media, including Liputan6.com and Kompas.com

The purpose of this study was to determine whether the activity AirAsia management issues and how AirAsia issues management activities described in Liputan6.com and Kompas.com. This study uses a five-stage theory of management activities of the issues raised Johnson (2007) in Kriyantono (2012) in which this theory says there are five categories of management issues that issue identification (FGD, monitoring the news media, management by walking around), issue analysis (issue occurs, the causes of the issue, the source of the issue), action planning stage (adaptive change strategy, reactive strategy change, the dynamic change strategy), Issue Action Program (crisis communication: clarification / delivery regret, coordination with other parties, the provision of services navigation, providing media center, the development of a social media strategy), and continuing circle process (positive response and negative response). Sample of this research is purposive sampling of the population Liputan6.com paragraphs 472 and Kompas.com namely paragraph 83 using a quantitative content analysis method description.

Keywords: Preaching, Issues Management, Content Analysis Pendahuluan

Pentingnya peran transportasi dalam berbagai bidang seperti perekonomian, perdagangan, sosial, politik, keamanan, dan tidak dipungkiri perannya dalam perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah yang lain, baik itu dalam negeri maupun luar negeri. Seiring kemajuan teknologi dan sumber daya, system transportasi berkembang menjadi tiga jenis yakni udara, laut, dan darat.

Seperti sarana transportasi darat dan laut, transportasi udara telah mampu mengatasi hambatan jarak, ruang, dan waktu. Hambatan jarak sudah teratasi, karena jarak antar bandar udara yang jauh

letaknya terasa sudah menjadi dekat yang dilakukan menggunakan pesawat udara.

PT Indonesia AirAsia merupakan salah satu maskapai asal Malaysia yang mencoba peruntungan di Indonesia pada tahun 2002 hingga pada 2012 dinobatkan sebagai maskapai penerbangan termurah di dunia versi Merdeka.com.

Setiap perusahaan penerbangan khususnya AirAsia, tentunya tidak lepas dari berbagai terpaan masalah untuk menjadi perusahaan yang besar. Bahkan perusahaan yang besar sekelas British Airways tentunya mengalami banyak terpaan masalah untuk mencapai

(3)

29 | Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 3 No. 1 2015 keberhasilannya saat ini. British Airways (BA) mengalami krisis manajemen yang menyebabkan pekerja BA mogok kerja. Aksi mogok kerja dikarenakan gagalnya perundingan antara manajemen dengan pekerja BA menyangkut gaji dan pemangkasan biaya. Dampak dari aksi ini, puluhan ribu calon penumpang terlantar.

Setiap perusahaan pasti membutuhan Public Relations atau humas sebagai pencipta, pengendali, pemulih citra buruk perusahaan menjadi citra yang baik di mata masyarakat umum. Ditambah lagi citra yang baik di mata masyarakat merupakan salah satu yang terpenting bagi eksistensi sebuah perusahaan. Setiap perusahaan akan selalu berusaha dengan semaksimal mungkin untuk menjaga dan mempertahankan keunggulan dari produk/jasa mereka mewakili citra yang dibentuk. Hal ini penting karena perusahaan menyadari konsumen sering mengasumsikan brand image yang baik dengan kualitas produk/jasa itu sendiri. Keberhasilan suatu perusahaan untuk membangun citra suatu merek tergantung pada kualitas yang baik, kenyamanan, dan status yang telah diberikan oleh perusahaan kepada konsumen.

PT. Indonesia AirAsia atau yang lebih dikenal dengan maskapai AirAsia, pada tempo lalu, tepatnya hari minggu, 28

Desember 2014 salah satu maskapainya dengan nomor seri QZ-8501 dikabarkan hilang kontak pukul 07.25 WIB. Pesawat tersebut membawa 155 penumpang dan 7 awak pesawat, lepas landas dari Bandara Internasional Juanda, Surabaya, pada pukul 05.20 seharusnya pesawat tersebut tiba di Bandara Internasional Chang-I, Singapura, pada pukul 08.30 WIB. Sebagaimana diketahui, AirAsia dikenal memiliki reputasi keselamatan penerbangan yang baik, termasuk ketepatan waktu terbang (Kompas.com, 28 Desember 2014). Kabar hilang kontaknya pesawat AirAsia QZ-8501 ini dengan cepat menyebar di media massa. Bahkan salah satunya yaitu Liputan6.com, yang mempublikasikan kabar tersebut pada 28 Desember 2014 pukul 10.29 WIB.

Pemasalahan yang dihadapi maskapai AirAsia pasca jatuhnya QZ-8501 yaitu cara memanajemen isu yang beredar di kalangan masyarakat maupun di kalangan penumpang. Adapun isu-isu yang beredar yakni:

1. Pesawat yang tidak terdeteksi di radar menara bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, dan bandara Chang-i, Singapura. Banyak spekulasi yang beredar mengatakan bahwa pesawat ini jatuh disebabkan kehabisan bahan

(4)

30 | Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 3 No. 1 2015 bakar. (Liputan6.com, edisi 28 Desember 2014)

2. Posisi pesawat pasca ditetapkannya bahwa pesawat tersebut jatuh. Spekulasi yang beredar yakni jatuh di daerah Bangka Belitung, hingga dinyatakan puing pesawat ditemukan di Pangkalan Bun Kalimantan Barat. (Kompas.com, edisi 30 Desember 2014)

3. Bahkan ada juga yang mengatakan bahwa pesawat tersebut mendarat darurat di salah satu provinsi di Bangka Belitung, tepatnya di Pulau Long. Informasi tersebut diterima dari salah satu kerabat penumpang yang konon memberi kabar bahwa seluruh penumpang selamat. (Liputan6.com, edisi 28 Desember 2014). Hal ini diperkuat pula adanya laporan kepulan asap di Pulau Long, namun masih dengan data yang kurang akurat (Kompas.com, edisi 29 Desember 2014)

4. Selain itu ada dugaan pesawat QZ-8501 jatuh di Teluk Kumai, Kalimantan Barat. Hal ini dihembuskan berdasarkan posisi terakhir sinyal pesawat terdeteksi. (Liputan6.com, edisi 28 Desember 2014)

5. Beredar pula bahwa bangkai atau serpihan pesawat sudah ditemukan,

namun hal tersebut tidak dibenarkan oleh Ketua KNKT, Tatang Kurniadi. (Liputan6.com, edisi 28 Desember 2014)

Isu-isu yang dikutip di atas merupakan isu yang peneliti kumpulkan dari beberapa media online Indonesia, namun peneliti lebih tertarik mengutip berita-berita dari Liputan6.com dan Kompas.com. Liputan6.com merupakan bentuk media online dari program berita Liputan6 di Surya Citra Televisi (SCTV). Alasan peneliti menggunakan Liputan6.com sebagai acuan meneliti content analysis manajemen isu PT. Indonesia AirAsia, yakni peneliti menilai media online tersebut dalam mempublikasikan berita cukup netral. Dikatakan cukup netral karena mengingat pendiri dari PT. Surya Citra Media, Tbk, Edy Kusnadi Sariaatmadja bukan berasal dari partai politik yang memiliki kepentingan tertentu., diakses pada 13 April 2015, pukul 15.45 WIB). Sedangkan Media online Kompas.com merupakan edisi internet Harian Kompas yang dikelola PT. Kompas Cyber Media. Alasan peneliti menggunakan Kompas.com dalam penelitian ini hampir sama dengan alasan peneliti menggunakan Liputan6.com. Serta sejauh ini, peneliti mengamati berita

(5)

31 | Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 3 No. 1 2015 kompas.com tidak terlibat permasalahan dengan media lain.

Rumusan Masalah

Bagaimana manajemen isu yang dilakukan PT. Indonesia AirAsia di Liputan6.com dan Kompas.com?”.

Tinjauan Pustaka

Pengertian Public Relations

Public Relations merupakan sebuah fungsi manajemen untuk mencapai target tertentu yang sebelumnya harus mempunyai program kerja yang sangat jelas dan terperinci, mencari fakta, merencanakan, mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai (Ruslan, 2008: 5).

Peran Public Relations dalam Krisis Krisis harus direspon dengan baik oleh perusahaan, biasanya dapat dilakukan melalui Public Relations yang menjembatani antara organisasi dengan publiknya. Di samping itu, Public Relations adalah fungsi manajemen yang mengidentifikasi sikap publik. Public Relations harus berperan dalam memberitahukan publik tentang apa yang terjadi, apa yang sedang dan akan dilakukan perusahaan dan apa yang harus dilakukan oleh publik.

Teori Manajemen Isu

Menurut Monstad (2003: 4), manajemen isu dikatakan proaktif karena ia berusaha mengidentifikasi perubahan-perubahan potensial baik di lingkungan internal maupun eksternal sebuah organisasi dan kemudian mempengaruhi keputusan yang berhubungan dengan perubahan tertentu sebelum perubahan ini membawa dampak negatif bagi organisasi. Media Massa

Menurut Nurudin dalam bukunya “Pengantar Komunikasi Massa” (2007: 9) “Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audiences yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibandingkan dengan jenis komunikasi lainnya adalah bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas”. Analisis Isi (Content Analysis)

Eriyanto dalam bukunya Analisis Isi (2011: 32) merumuskan tujuan analisis isi adalah menggambarkan karakteristik pesan (describing the characteristics of

(6)

32 | Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 3 No. 1 2015 penyebab dari suatu pesan (inferences about the causes of communications).

Metodologi Penelitian

Metodologi dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu data-data yang diperoleh dari populasi yang diteliti dianalisis dengan menggunakan metode statistik kemudian diinterpretasikan berdasarkan perumusan masalah dalam penelitian.

Populasi dan Sampel

populasi dalam penelitian ini adalah berita AirAsia di Liputan6.com dan Kompas.com periode 28-30 Desember 2014, dengan detail berita dari Liputan6.com berjumlah 268, sedangkan dari Kompas.com berjumlah 204 berita.

Teknik sampling yang digunakan peneliti adalah purposive sampling. Purposive sampling atau judgement sampling adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Alasan peneliti memilih purposive sampling karena untuk mempermudah peneliti dalam menganalisa tahapan manajemen isu PT. Indonesia AirAsia.

Konsep Penelitian

Konsep penelitian ini berkaitan dengan content analysis, content analysis

adalah suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak dengan menggunakan teori aktivitas manajemen isu.

Lima Tahap Manajemen Isu

Issues Analysis (Isu yang terjadi, Penyebab muncul, Sumber isu) Issue Action Program, (Crisis

Communications)

Issues Identification, (menggelar Focus Group Discussion (FGD), monitoring berita-berita media, manajemen by walking around) Action Planning Stage, (adaptive

change strategy, reactive change strategy, dynamic response strategy)

Continuing Circle Process (Respon khalayak: positif, negative)

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk mengetahui manajemen isu PT. Indonesia AirAsia terkait pemberitaan jatuhnya pesawat QZ-8501 hingga ditemukan adalah sebagai berikut. 1. Mengumpulkan berita-berita yang dijadikan populasi dalam penelitian ini,

(7)

33 | Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 3 No. 1 2015 yakni pemberitaan atas jatuhnya pesawat AirAsia QZ-8501 Liputan6.com dan Kompas.com periode 28-30 Desember 2014

2. Teknik dokumentasi data-data yang sesuai dengan populasi yang telah ditetapkan.

3. Menggunakan alat pengumpul data berupa lembar koding, yaitu teknik pengumpulan data melalui seperangkat daftar indicator sebagai focus permasalahan yang dikaji.

4. Studi kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan informasi-informasi yang berhubungan dengan masalah melalui media internet.

Teknik Analisis Data

Dalam riset ini digunakan metode analisis deskriptif dengan menggunakan tabel frekuensi atau lembar koding dalam masing-masing kategori manajemen isu. Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menampilkan teks yang berucap di dalam berita.

2. Membuat pertanyaan terstruktur tentang analisis isi

3. Check list mengenai ada tidaknya komponen yang akan dibahas dengan analisis isi.

4. Membuat matriks analisis isi komponen yang akan dibahas.

5. Menganalisis isi berita berdasarkan matriks hasil analisis isi.

4 Lima Tahap Manajemen Isu a. Liputan6.com

Tabel 3.13 Tabel Frekuensi Lima Tahap Manajemen Isu

Kategori Frekuensi Presentase (100%) Issue Identification 2 2,5 Issue Analysis 8 10 Action Planning Program 14 17,5 Issue Action Program 44 55 Continuing Circle Process 12 15 Total 80 100

Sumber: Hasil lembar koding manajemen isu PT. Indonesia AirAsia

Berdasarkan tabel 3.13 terlihat bahwa dimensi lima tahap manajemen isu yang dilakukan PT. Indonesia AirAsia dapat disimpulkan yaitu terdapat 44 paragraf atau 55% yang menyatakan AirAsia lebih banyak melakukan aksi nyata (Issue Action Program)dalam memanajemen isu, 14 paragraf atau

(8)

34 | Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 3 No. 1 2015 17,5% yang menyatakan AirAsia melakukan Action Planning Program,12 paragraf atau 15% yang menyatakan AirAsia melakukan Continuing Circle Process, 8 paragraf atau 10% yang menunjukkan AirAsia menganalisis isu (Issue Analysis), 2 paragraf atau 2,5% yang menyatakan identifikasi isu (Issue Identification).

Berdasarkan teori lima tahap aktifitas manajemen isu oleh Johnston yang dikemukakan oleh Kriyantono (2012: 165) untuk mengukur aktifitas manajemen isu terdapat kesesuaian antara teori dengan hasil penelitian yaitu di mana aktifitas manajemen isu terdiri dari gabungan lima dimensi diatas namun dengan proporsi yang berbeda. Perbedaan proporsi ini didukung data dari tabel 3.12 yang menyimpulkan terdapat 44 paragraf atau 55% yang menyatakan AirAsia lebih banyak melakukan aksi nyata (Issue Action Program) dalam memanajemen isu, 14 paragraf atau 17,5% yang menyatakan AirAsia melakukan Action Planning Program, 12 paragraf atau 15% yang menyatakan AirAsia melakukan Continuing Circle Process, 8 paragraf atau 10% yang menunjukkan AirAsia menganalisis isu (Issue Analysis), 2 paragraf atau 2,5% yang menyatakan identifikasi isu (Issue Identification).

Sumber: Hasil lembar koding manajemen isu PT. Indonesia AirAsia

Dari chart 3.13, pada konteks manajemen isu AirAsia, sikapaksi nyata (Issue Action Program) bisa dilihat mendominasi dibandingkan kategori lainnya. Sedangkan sikap AirAsia dari pengukuran manajemen isu berturut-turut yaitu pertama: Issue Identification, kedua: Issue Analysis, ketiga: Action Planning Program, keempat: Issue Action Program, dan kelima: Continuing Circle Process. Pada manajemen isu AirAsia atas pemberitaan jatuhnya pesawat QZ-8501, kategori Issue Identificationmemiliki porsi yang paling rendah yaitu hanya 2 paragraf atau 2,5%. b. Kompas.com 2,5 10 17,5 55 15 0 10 20 30 40 50 60 Gambar 3.13 Presentase Lima Tahap

Manajemen Isu n = 80 Presentase

(9)

35 | Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 3 No. 1 2015 Tabel 3.14

Tabel Frekuensi Lima Tahap Manajemen Isu

Kategori Frekuensi Presentase (100%) Issue Identification 5 8,47 Issue Analysis 8 13,6 Action Planning Program 7 11,9 Issue Action Program 33 55,9 Continuing Circle Process 6 10,2 Total 59 100

Sumber: Hasil lembar koding manajemen isu PT. Indonesia AirAsia

Berdasarkan tabel 3.14 terlihat bahwa dimensi lima tahap manajemen isu yang dilakukan PT. Indonesia AirAsia dapat disimpulkan yaitu terdapat 33 paragraf atau 55,9% yang menyatakan AirAsia lebih banyak melakukan aksi nyata (Issue Action Program) dalam memanajemen isu, 8 paragraf atau 13,6% yang menunjukkan AirAsia menganalisis isu (Issue Analysis), 7 paragraf atau 11,9% yang menyatakan AirAsia melakukan Action Planning Program, 6 paragraf atau 10,2% yang menyatakan AirAsia melakukan Continuing Circle Process, 5 paragraf

atau 8,47% yang menyatakan identifikasi isu (Issue Identification).

Berdasarkan teori lima tahap aktifitas manajemen isu oleh Johnston yang

dikemukakan oleh Kriyantono (2012: 165) untuk mengukur aktifitas manajemen isu terdapat kesesuaian antara teori dengan hasil penelitian yaitu di mana aktifitas manajemen isu terdiri dari gabungan lima dimensi diatas namun dengan proporsi yang berbeda. Perbedaan proporsi ini didukung data dari tabel 3.12 yang

menyimpulkan terdapat 33 paragraf atau 55,9% yang menyatakan AirAsia lebih banyak melakukan aksi nyata (Issue Action Program) dalam memanajemen isu, 8 paragraf atau 13,6% yang menunjukkan AirAsia menganalisis isu (Issue Analysis), 7 paragraf atau 11,9% yang menyatakan AirAsia melakukan Action Planning Program, 6 paragraf atau 10,2% yang menyatakan AirAsia melakukan Continuing Circle Process, 5 paragraf atau 8,47% yang menyatakan identifikasi isu (Issue Identification).

(10)

36 | Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 3 No. 1 2015 Sumber: Hasil lembar koding manajemen isu PT. Indonesia AirAsia

Dari chart 3.14, pada konteks manajemen isu AirAsia, sikapaksi nyata (Issue Action Program) bisa dilihat mendominasi dibandingkan kategori lainnya. Sedangkan sikap AirAsia dari pengukuran manajemen isu berturut-turut yaitu pertama: Issue Identification, kedua: Issue Analysis, ketiga: Action Planning Program, keempat: Issue Action Program, dan kelima: Continuing Circle Process. Pada manajemen isu AirAsia atas pemberitaan jatuhnya pesawat QZ-8501, kategori Issue Identification memiliki porsi yang paling rendah yaitu hanya 5 paragraf atau 8,47%.

Pada lima tahap manajemen isu ini, terdapat kesamaan sikap dari AirAsia bila diamati dari media online Liputan6.com dan Kompas.com tersebut, yakni sikap yang lebih dominan di tahap Issue Action

Program terutama melakukan

klarifikasi/penyampaian penyesalan atas isu-isu, informasi dan perkembangannya dengan jumlah presentase 55,9% dari Kompas.com, sedangkan 55% dari Liputan6.com. Hal ini tentu saja menarik karena sikap di tahap Issue Identification tergolong paling rendah dengan presentase 8.47% di Kompas.com, sedangkan 2.5% di Liputan.com, AirAsia lebih banyak melakukan aksi nyata dengan pengidentifikasian isu yang minim.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat dipaparkan dari hasil penelitian mengenai analisis isi manajemen isu PT. Indonesia AirAsia di Liputan6.com dan Kompas.com pada pemberitaan jatuhnya QZ-8501 tanggal 28-30 Desember 2014 adalah sebagai berikut :

1. Pemberitaan jatuhnya pesawat QZ-8501 milik PT. Indonesia AirAsia di Liputan6.com dan Kompas.com terdapat manajemen isu yang dilakukan saat itu, karena kelima tahap aktivitas manajemen isu 8,47 13,6 11,9 55,9 10,2 0 10 20 30 40 50 60 Gambar 3.14 Presentase Lima Tahap

Manajemen Isu n = 59 Presentase

(11)

37 | Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 3 No. 1 2015 dipenuhi pada pemberitaan di Liputan6.com dan Kompas.com tersebut dengan proporsi yang berbeda sesuai dengan teori. Kelima kategori memiliki proporsi yang berbeda karena disesuaikan dengan konteks AirAsia yang mengalami insiden.

2. Berdasarkan analisa per kategori tahap aktivitas manajemen isu yang menggambarkan manajemen isu yang dilakukan PT. Indonesia AirAsia pada pemberitaan jatuhnya QZ-8501 di Liputan6.com dan Kompas.com, maka kesimpulan yang dapat peneliti simpulkan adalah sebagai berikut:

a. Pada kategori issue

identification, sikap

management by walking

around oleh AirAsia

mendominasi di

Liputan6.com sebanyak 2 paragraf dengan jumlah total 2 paragraf. Sedangkan sikap monitoring berita-berita media mendominasi di Kompas.com sebanyak 6 paragraf, sekalipun terdapat sikap management by

walking around namun

jumlah paragraf tidak

sebanyak monitoring berita-berita media.

b. Pada kategori issue

analysis, sikap

menganalisis isu-isu yang terjadi mendominasi di Liputan6.com sebanyak 16 paragraf, dan Kompas.com sebanyak 19 paragraf. Penganalisaan isu-isu mendominasi ketimbang menganalisa penyebab munculnya isu dan sumber asal isu.

c. Pada kategori action planning stage, didominasi oleh sikap adaptive change strategy di Liputan6.com sebanyak 37 paragraf, dan Kompas.com sebanyak 20 paragraf. Terdapat sikap dinamis change strategy di Liputan6.com, namun dengan kadar paragraph yang rendah.

d. Pada kategori issue action program, didominasi oleh sikap

klarifikasi/penyampaian penyesalan di Liputan6.com sebanyak 47 paragraf, dan Kompas.com sebanyak 45 paragraf. Terdapat sikap

(12)

38 | Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 3 No. 1 2015 berkoordinasi dengan pihak lain, dan lain-lain, namun kadar paragraph tidak sebanyak klarifikasi.

e. Pada kategori continuing circle process, didominasi oleh respon positif khalayak di Liputan6.com sebanyak 21 paragraf, dan Kompas.com sebanyak 12 paragraf. Terdapat respon negative khalayak, namun kadar paragraph tidak sebanyak repspon positif.

3. Dari kelima kategori pada tahap aktifitas manajemen isu yang menggambarkan manajemen isu PT. Indonesia AirAsia pada pemberitaan jatuhnya QZ-8501 di Liputan6.com dan Kompas.com tanggal 28-30 Desember 2014 didominasi oleh kategori issue action program sebanyak 55% di Liputan6.com dan 55,9% di Kompas.com, dan yang paling rendah adalah kategori issue identification sebanyak 2,5% di Liputan6.com, dan 8,47% di Kompas.com. Ini menunjukkan bahwa AirAsia lebih banyak melakukan aksi nyata ketimbang mengidentifikasi isu.

Saran

1. Untuk Praktisi Public Relations Para praktisi PR yang menerapkan praktik aktifitas manajemen isu pada instansi manapun terutama perusahaan maskapai, hendaknya tetap memperhatikan sikap identifikasi isu (Issue Identification) dan penganalisaan isu (Issue Analysis) agar tidak gegabah atau salah langkah dalam membuat aksi nyata (Issue Action Program), karena jika salah langkah akan bisa menimbulkan respon negatif (Continuing Circle Process).

Dengan demikian, praktik aktifitas manajemen isu harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi. Praktisi PR hendaknya lebih berhati-hati dalam menjalankan manajemen isu. 2. Untuk Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini menggunakan metode analisis isi kuantitatif diskripstif yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan menarik inferensi dari isi. Metode ini hanya melihat data yang tampak (manifest) dari tiap

(13)

39 | Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 3 No. 1 2015 paragraf di pemberitaan jatuhnya QZ-8501 di Liputan6.com dan

Kompas.com kemudian

memasukkannya pada lembar koding sesuai kategori yang telah ditentukan kemudian dianalisa. Sehingga metode pada penelitian ini tidak menggali lebih dalam apa yang terdapat dibalik tiap paragraf tersebut.

Oleh karena itu, masih diperlukan penelitian yang sifatnya lebih mendalam, yaitu mencari data lebih dalam lagi dibalik paragraf yang digunakan untuk meneliti aktifitas manajemen isu PT. Indonesia AirAsia.

Daftar Pustaka

Abdurrahman, Oemi. Dasar-dasar Public Relations. Bandung : Citra Aditya Bakti. 2001

Adisasmita, Sakti Adji. Penerbangan dan Bandar Udara. Togyakarta: Graha Ilmu. 2012

Ardianto, Elvinaro. Public Relations Suatu Pendekatan Praktis, Kiat Menjadi Komunikator dalam Berhubungan dengan Publik dan Masyarakat. Bandung: Pustaka Bani Quaraisy. 2004

Azwar, Saifuddin. Realibilitas dan

Validitas. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. 2011

Butterick, Keith. Pengantar Public

Relations Teori dan Praktik.

Jakarta: Rajawali Pers. 2012

Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu

Komunikasi. Jakarta: Rajawali

Pers. 2010.

Eriyanto. Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. 2011 Kriyantono. Teknis Praktis Riset

Komunikasi. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group. 2012

Kotler, Phillip dan Gary Amstrong. Prinsip-Prinsip Pemasaran, jilid 2, edisi ke-8, Jakarta: Penerbit Erlangga. 2001

Lane Keller, Kevin dan Kotler Philip,

Manajemen Pemasaran di

Indonesia, Edisi ke 13, jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2009

Monstad, Therese H. Issu- & Crisis Management: “same, same but

different?” Department of

(14)

40 | Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 3 No. 1 2015

Communication, Uppsala

University. 2003.

Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 2007

Ruslan, Rosady. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers. 2006.

_____, Rosady. 2008. Kiat dan Strategi

Kampanye Public Relations.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Soleh Soemirat & Elvinaro Ardianto.

Dasar-dasar Public Relations.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2010

Subiakto, Henry. 1995. Metode Penelitian Sosial: Analisis Isi dalam Suyanto, Bagong dkk. Surabaya: Airlangga University Press

Tamburaka, Apriadi. Agenda Setting

Media Massa. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada. 2012

Tjiptono, Fandy. Prinsip & Dinamika Pemasaran. Yogyakarta: J & J Learning. 2000.

Tim Redaksi LP3ES. Jurnalisme Liputan 6: Antara Peristiwa dan Ruang

Publik. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia. 2006

Gambar

Tabel 3.13  Tabel Frekuensi Lima  Tahap Manajemen Isu
Tabel Frekuensi Lima  Tahap Manajemen Isu

Referensi

Dokumen terkait

Hal inilah yang menarik untuk diteliti, bagaimana pengaruh efektivitas komunikasi AirAsia Indonesia saat berkomunikasi dengan konsumennya lebih banyak menggunakan

SMA Terbaik di Indonesia Jun 21, 2019 · Liputan6.com, Jakarta - Top 3 news hari ini, daftar 100 SMA negeri dan swasta terbaik di Indonesia telah resmi dikeluarkan Kementerian

Kecamatan Martapura Barat Dalam Angka 2016 merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan oleh BPS Kabupaten Banjar.. Disadari bahwa publikasi ini belum sepenuhnya memenuhi harapan

Operasi Pencarian AirAsia Oz8501 Tim Evakuasi Jenazah Tim operasi pencarian pesawat AirAsia bernomor penerbangan QZ8501 yang hilang pada Minggu (28/12) berhasil menemukan

Tugas dan fungsi kanal Internasional/Global Liputan6.com sendiri adalah untuk menyajikan berita kepada audiens mengenai isu-isu mancanegara yang sedang berkembang meliputi

Berdasarkan data yang dihimpun oleh penulis melalui redaksi dan situs Liputan6.com, terdapat daftar posisi dan nama karyawan yang tergabung dalam struktur organisasi

Diperoleh data hasil tes kekuatan tinggi lompatan siswa yang mengikuti ektrakurikuler futsal putra SMA Negeri 4 Bojonegoro sebagai berikut : Rata-rata kekuatan tinggi

Membedakan jenis ordo serangga hama, tungau dan vertebrata hama Ciri-ciri masingmasing ordo serangga, ciri dan kerusakan oleh tungau dan vertebrata hama Responsi, Kuliah,