• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian. data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian. data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat explanatory (penjelasan) dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara variabel-variabel yang diamati (Siugarimbun dan Effendi, 1995).

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan salah satu desa yang telah melaksanakan program sistem pertanian terpadu (SPT) yaitu wilayah Desa Tambak Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja).

Dipilihnya lokasi ini sebagai lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan utama sebagai berikut :

1. Pola program Sistem Pertanian Terpadu (SPT) hampir disemua desa bmaan sama* termasuk Desa Tambak.

2. Desa Tambak tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dengan lokasi perusahaan dan perkotaan.

3. Berdasarkan informasi dari pihak Program Pemberdayaan Masyarakat Riau (PPMR) dan LSM yang pernah melakukan penelitian tentang SPT, Desa Tambak cukup representatif untuk dijadi desa penelitian mewakili desa binaan yang lainnya.

(2)

Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang terlibat dalam kegiatan SPT atau petani peserta yang menjadi anggota SPT di Desa Tambak Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau.

Responden dari penelitian ini adalah anggota masyarakat yang terlibat secara langsung (petani peserta) yang mengikuti kegiatan sistem pertanian (SPT) di lokasi penelitian. Jumlah responden yang diteliti adalah sebanyak 50 orang yang juga merupakan seluruh anggota masyarakat Desa Tambak yang menjadi peserta dalam kegiatan SPT (sensus) dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Berdasarkan data yang diperoleh jumlah anggota masyarakat yang terlibat secara langsung menjadi petani peserta (anggota SPT) dalam kegiatan SPT di Desa Tambak adalah berjumlah 50 orang, sehingga sangat memungkmkan untuk diambil seluruhnya menjadi responden.

2. Berdasarkan keragaman masyarakat yang menjadi anggota kegiatan SPT, seperti perbedaan latarbelakang mata pencarian (pekerjaan), perbedaan luas lahan yang dimilikinya, dan perbedaan suku sehingga dengan demikian, maka diperlukan seluruh anggota (petani peserta) sebagai responden dalam penelitian ini demi tercapainya apa yang menjadi tujuan penelitian

ini.

Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat ukur yang digunakan adalah kuesioner atau bentuk angket tertutup (telah tersedia alternatif jawaban untuk setiap item angket) sebagai alat

(3)

pengumpulan data primer dan dafiar pedoman wawancara untuk kepentingan kelengkapan penjelasan data primer (yang diperoleh dari skor nilai angket) t e m s u k untuk kepentingan observasi.

Pengumpulan Data

Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang dhmpulkan adalah meliputi karakteristik internal dan karakteristik eksternal, persepsi, sikap dan partisipasi anggota dalam kegiatan SPT di lokasi penelitian ini.

Adapun data sekunder yang berkaitan dengan keadaan umum/potensi aktual mengenai kondisi geografis, demografis, dan data mengenai perkembangan kegiatan SPT dalam rangka pembangunan desa sekitar perusahaan, khususnya di Desa Tambak diperoleh dari dokumen monografi dew di Kantor Desa Tambak dan Kantor Pemerintah Kabupaten maupun Propinsi setempat, dokumen kantor perusahaan, catatan dan dokumen kegiatan SPT di Desa Tambak dari petugas perusahaan yang ada.

Cara Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, digunakan teknik pengumpulan data, antara lain :

(4)

(1) Wawancara, yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan, meminta penjelasan kepada responden, tokoh masyarakat, dan petugas yang terkait berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan (wawancara terstruktur), serta mengajukan pertanyaan mendalam yang bersifat in-depth study dengan sejumlah responden.

(2) Pencatatan, yaitu dengan melakukan pencatatan untuk memperoleh data sekunder yang diperlukan dari berbagai sumber.

(3) Pengamatan, yaitu dengan melihat secara langsung kondisi dan kegiatan responden di lapangan, yang berguna untuk melengkapi data yang diperoleh dari kedua cara tersebut di atas. Pengamatan dilakukan terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat

.

Kesahihan dan Keterandalan

Kesahihan

Alat ukur (instrumen) untuk suatu penelitian hams benar-benar dapat diketahui tingkat kesahihannya. Sebuah alat ukur dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. (Singarimbun dan Effendi, 1989).

Cara mengukur kesahihan alat ukur dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan cara : (1) bangun kesahihan (construct validity), artinya peneliti menyusun tolok ukur berdasarkan kerangka konsep yang akan diukur, (2) validitas isi (content validity), artinya isi alat telah mewakili semua aspek yang dianggap

(5)

(ditemukan) dalam kerangka konsep, dan (3) validitas eksternal (eksternal validity), yaitu alat ukur yang digunakan tidak berbeda hasilnya jika dibandingkan denga alat

ukur

lama yang sudah sahih.

Pengujian kesahihan (validitas) alat ukur penelitian ini, adalah dengan menggunakan teknik validitas isi (content validity), yaitu dengan menggunakan langkah-langkah kerja : (1) penyesuaian dafiar pertanyaan dengan esensi (isi) kerangka konsep yang diperoleh dalam kajian pustaka, terutama yang berfokus pada variabel dan indikator-indikator yang ditelitii (2) konsultasi dengan pembimbing dan pihak yang dianggap memiliki kompetensi tentang materi alat ukur (sebagai expert judgement).

Uji Keterandalan atau Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instnunen dapat dipercaya sebagai alat ukur dalam pengumpulan data. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih.

Instrumen penelitian ini diuji cobakan terhadap 30 orang responden, pengujian menggunakan teknik belah dua (split ham. Berdasarkan uji reliabilitas dqeroleh koefisien antar belahan sebesar 0,7547 sehingga dqeroleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,8602. Berdasarkan nilai r sebesar 0.86 ini berarti alat

ukur

(instrumen) yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan (r tabel 0,05 ; 28 = 0,36 1).

(6)

Analisis Data

Analisis data penelitian guna menjawab masalah dan menguji hipotesis yang telah diajukan (dirumuskan) digunakan teknik analisis sebagai berikut :

(1) Untuk mendeskripsikan variabel (sebagian besar karakteristik internal dan eksternal) dikategorikan menjadi tiga kategori berdasarkan sebaran nilai responden dengan menggunakan sebaran normal.

(2) Untuk mendeskripsikan sebagian karakteristik internal karakteristik eksternal tingkat persepsi, sikap dan tingkat partisipasi responden terhadap kegiatan SPT di Desa Tambak (lokasi penelitian) digunakan skala Likert: (Oppenheim, 1992)

(a) rendah (b) sedang (c) tinggi

(4) Untuk menguji hipotesis digunakan teknik analisis Korelasi tau-b Kendall's

Defmisi Operasional

(1) Umur adalah usia petani peserta (anggota SPT) yang dihitung sejak kelahirannya hingga saat penelitian ini dilaksanakan (tahun), yang dikategorikan muda (18-34 tahun), sedang (35-30 tahun), dan tua (5 1-66 tahun).

(2) Pendidikan formal adalah sampai setingkat mana anngota SPT mengalami proses belajar mengajar di bangku sekolah resmi yang pernah ditempuhnya, yang dikategorikan rendah (SD), sedang (SMP), dan tinggi (SMA).

(7)

(3) Pendidikan non formal adalah jumlah berapa kali anggota SPT mengalami proses belajar mengajar di luar sekolah (pelatihanflrursus) yang berkaitan dengan kegiatan sistem pertanian terpadu, yang dikategorikan rendah (<I), sedang (I), dan tinggi (22).

(4) Luas lahan garapan adalah jumlah satuan hamparan tanah yang diusahakan untuk kegiatan sistem pertanian terpadu oleh anggota SPT, dinyatakan dalam satuan luas hektar (ha). Untuk perhitungan luas dilakukan konversi atau satuan setempat ke dalam satuan hektar. Kemudian dikategorikan sempit (0,25

-

1,00 ha), sedang (1,25

-

1,75 ha) dan luas (2,OO

-

2,50 ha).

(5) Pendapatan adalah penghasilan anggota SPT yang diperoleh dari kegiatan sistem pertanian terpadu yang diusahakan dalam rupiah rata-rata sebulan. Kemudian dikategorikan rendah (Rp.300.000

-

Rp.600.000), sedang (Rp.700.000

-

Rp.900.000), dan tinggi (Rp. 1000.000

-

Rp. 1200.000)

(6) Pengalaman berusaha tani adalah lamanya (tahun) anggota SPT terlibat langsung dalam kegiatan mengolah lahan dan beternak, khususnya usaha tani dalam

.

kegiatan sistem pertanian terpadu. Kemudian dikategorikan baru (1

-

1,5 tahun), sedang (1,6

-

2,5 tahun), dan lama (2,6

-

3 tahun).

(7) Kekosmopolitan merupakan sifat anggota SPT yang selalu berusaha mencari informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan kegiatan sistem pertanian terpadu. Indikator adalah fiekuensi kunjungan ke tempat lain di dalam maupun di luar desa, fiekuensi meliputi pertemuan, fiekuensi konsultasi dengan pemimpin lokal

(8)

(formal dan non formal), sarana komunikasi yang dimiliki. Kemudian dikategorikan tidak pernah (rendah), kadang-kadang (sedang), dan selalu (tinggi). (8) Kondisi iingkungan adalah keadaan sekitar atau di luar diri anggota baik fisik dan

non fisik yang berkaitan dengan usahatani anggota SPT. Kemudian dikategorikan rendah (tidak mendukung), sedang (kurang mendukung), dan tinggi (mendukung).

(9) Intensitas penyuluhan adalah penilaian anggota tentang fielcuensi pertemuan antara penyuluh dan anggota, di mana penyuluh memberikan penyuluhan yang dibutuhkan Kemudian dikategorikan rendah (tidak cukup), sedang (kurang cukup), dan tinggi (cukup).

(10) Ketepatan saluran penyuluhan adalah cara atau teknik penyuluh dalam berkomuniasi atau memberikan penyuluhan kepada anggota sehingga anggota dapat menerima dan menerapkan apa yang disampaikan oleh penyuluh. Kemudian dikategorikan rendah (tidak tepat), sedang (kurang tepat), dan tinggi (tepat).

(1 1) Jumlah sumber informasi adalah dari mana saja anggota mendapatkan informasi tentang SPT, apakah dinilai sudah cukup oleh anggota atau tidak. Kemudian dikategorikan rendah (tidak cukup), sedang (belum cukup), dan tinggi (cukup). (12) Keterjangkauan harga saprodi adalah kemampuan anggota untuk membeli input

usahatani (sarana produksi) yang dibutuhkan, apakah terjangkau atau tidak. Kemudian dikategorikan rendah (tidak te rjangkau), sedang (kurang terjangkau), dan tinggi (te rjangkau).

(9)

(13) Ketersediaan saprodi adalah adanya sarana produksi pada tempat, waktu dan jumlah yang dibutuhkan anggota, apakah sudah tersedia atau tidak. Kemudian dikategorikan rendah (tidak tersedia), sedang (kurang tersedia), dan tinggi (tersedia).

(14) Persepsi adalah pandangan dan penilaian anggota SPT terhadap program sistem pertanian terpadu sebagai suatu inovasi, yaitu yang meliputi : (1) persepsi terhadap keuntungan relatif dari program, (2) persepsi terhadap keselarasan program, (3) persepsi terhadap kerumitan program, (4) persepsi terhadap cepat dicoba program, dan (5) persepsi terhadap cepat hasil terlihat program tersebut. Kemudian dikategorikan rendah (tidak baik), sedang (kurang baik), tinggi (baik).

(15) Persepsi tentang Keuntungan relatif adalah bagaimana pandangan dan penilaian anggota tentang keuntungan yang didapat dari usahatani yang dilakukan, apakah dinilai menguntungkan atau tidak. Kemudian dikategorikan menjadi rendah (tidak menguntungkan), sedang (kurang menguntungkan), dan tinggi (menguntungkan).

(16) Persepsi tentang keselarasan adalah bagaimana pandangan dan penialain anggota tentang selaras atau tidaknya program SPT. Kemudian dikategorikan rendah (tidak selaras), sedang (kurang selaras), dan tinggi (selaras).

(17) Persepsi tentang kerumitan adalah bagaimana pandangan dan penilaian anggota tentang bagaimana sistem pertanian terpadu secara teknis, apakah sulit (rumit) untuk dilaksanakan atau tidak. Kemudian dikategorikan rendah (rumit), sedang (kurang rumit), dan tinggi (tidak rumit).

(10)

(18) Persepsi tentang dapat dicoba adalah bagaimana pandangan dan penilaian anggota tentang apakah usahatani dilaksanakan tersebut dapat dicobakan terlebih dahulu pada skala yang lebih kecil atau tidak. Kemudian dikategorikan rendah (tidak dapat dicoba), sedang (kurang dapat dicoba), dan tinggi (dapat dicoba).

(19). Persepsi tentang cepat hasil terlihat adalah bagaimana pandangan dan penilaian anggota dengan rentang waktu antara mulai berusahatani sampai hasil dari usahatani tersebut dapat dilihat, apakah cepat hasil terlihat atau tidak. Kemudian dikategorikan rendah (tidak cepat hasil terlihat), sedang (kurang cepat hasil terlihat), dan tinggi (cepat hasil terlihat).

(20) Sikap adalah kecenderungan anggota untuk berbuat ditunjukkan oleh anggota SPT terhadap kegiatan SPT yang dilaksanakan, yang meliputi; (1) kesetujuan pribadi dan (2) kesetujuan sosial anggota. Kemudian dikategorikan menjadi rendah (tidak setuju), sedang (kurang setuju), dan tinggi (setuju).

(21) Kesetujuan pribadi adalah bagaimana tanggapan dan kecenderungan anggota. akan bertindak dilihat dari penilaian atau apa yang dirasakan sendiri oleh anggota dan keluarganya. Kemudian dikategorikan rendah (tidak setuju), sedang (kurang setuju), dan tinggi (setuju).

(22) Kesetujuan sosial adalah bagaiamana tanggapan dan kecenderungan anggota tentang apakah masyarakat sekitarnya (sosial) menerima atau tidak kegiatan sistem pertanian terpadu tersebut. Kemudian dikategorikan rendah (tidak setuju), sedang ( h a n g setuju), dan tinggi (setuju).

(11)

(23) Partisipasi adalah keaktifan atau keikutsertaan anggota SPT dalam kegiatan sistem pertanian terpadu, yaitu meliputi keikutsertaan dalam : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) p e d a a t a n , dan (4) penilaian hasil kegiatan. Kemudian dikategorikan menjadi rendah (tidak ikut aktif), sedang (kadang-kadang ikut aktif), dan tinggi (selalu ikut aktif).

(24) Partisipasi pada tahap perencanaan adalah bagaimana atau sejauh mana keikutsertaan anggota dalam merencanakan kegiatan SPT secara keseluruhan maupun sejauh mana anggota mampu merencanakan yang akan mereka lakukan dalam usahataninya. Kemudian dikategorikan rendah (tidak pernah ikut aktif), sedang (kadang-kadang ikut aktif), dan tmggi (selalu ikut aktif).

(25) Partipasi pada tahap pelaksanaan adalah keaktifan atau keikutsertaan anggota dalam melaksanakan kegiatan sistem pertanian terpadu, mulai dari pengolahan tanah sampai pada pemanenan dan pemeliharaan ternak. Apakah anggota melaksanakan semua yang dianjurkan atau tidak atau seberapa bagian dari yang dianjurkan dilaksanakan oleh anggota. Kemudian dikategorikan rendah (tidak melaksanakan), rendah (kadang-kadang melaksanakan), tmggi (melaksanakan). (26) Partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil adalah keaktifan atau keikutsertaan

anggota dalam memanfaatan semua hasil pertanian atau peternakan yang diusahakannya. Apakah anggota mampu untuk m e d a a t k a n hasil pertaniannya sendiri sesuai seperti yang diharapkan atau tidak. Kemudian dikategorikan rendah (tidak pernah dimanfaatkan), sedang (kurang dimanfaatkan), dan tinggi (selalu dimanfaatkan).

(12)

(27) Partisipasi pada tahap penilaian adalah bagaimana keaktifan atau keikutsertaan anggota dalam mengevaluasi atau menilai hasil kegiatan sistem pert anian terpadu. Apakah anggota ikut aktif dalam menilai atau mengevaluasi kegiatan yang telah mereka lakukan. Kemudian dikategorikan rendah (tidak ikut aktif), sedang (kadang-kadang ikut aktif), dan tinggi (selalu ikut aktif).

Referensi

Dokumen terkait

Metode Outdoor Study yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerapan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di luar kelas lingkungan sekitar sekolah

Ending : Karena kegigihan Jeremy dalam bekerja dan kesiapannya dalam menghadapi perubahan, Jeremy mendapatkan tawaran untuk menjadi direktur di sebuah

Dengan tersusunnya dokumen RKT ini, diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas dan transparan atas rencana pelaksanaan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada

Model dan prosedur audit sistem informasi yang dikembangkan dalam penelitian ini bersifat umum, dapat diterapkan untuk sistem informasi yang manual, semi manual

Dalam rangka memenuhi prinsip-prinsip tersebut serta menjamin kebenaran penunjukan kanal pengukuran termasuk sistem kanal pengukuran daya reaktor, maka harus selalu dilakukan

Analisis regresi linier antarparameter geologi teknik menunjukkan beberapa parameter seperti: kandungan lempung (Cl) dengan berat jenis (G ), kandungan lempung (Cl) dengan

ini juga dapat digunakan untuk menyesuaikan file musik, misalnya mengubah nama, menghapus, menandai sebagai favorit, dan berbagi melalui email atau link menggunakan situs

1) Mengurus dan mengelola hal-hal yang berkaitan dengan adat sehubungan dengan sako dan pusako. 2) Menyelesaikan perkara-perkara adat dan istiadat. 3) Mengusahakan perdamaian