Jurnal Akuntansi & Ekonomika Juni 2015, Vol.5, No.1
PENGARUH SELF EFFICACY TERHADAP MINAT BERKARIER DIBIDANG PERPAJAKAN DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah
Riau)
Siti Samsiah, SE,.M.Ak
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Riau
Abstrak
Karir merupakan serangkaian pekerjaan yang berhubungan dengan aktivitas kerja seseorang dalam jangka waktu tertentu. Perencanaan karir dibutuhkan untuk mengidentifikasi ataupun mengambil langkah-langkah dalam mencapai tujuan karir terutama karir dibidang perpajakan, oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh self efficacy terhadap minat berkarir dibidang perpajakan dengan motivasi sebagai variable intervening. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan teknik penyebaran kuesioner kepada mahasiswa program studi akuntansi. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan terdapat 130 set kuesioner yang dapat diolah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Structural Equation Model (SEM) yang berbasis komponen atau varian. Menggunakan software SmartPLS versi 2.0. Dari hasil pengujian terhadap hipothesis yang diajukan, menunjukkan bukti bahwa
self efficacy secara langsung memiliki pengaruh positif terhadap minat
berkarir dibidang perpajakan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
self efficacy memiliki pengaruh positif terhadap minat berkarir dibidang
perpajakan melalui motivasi.
PENDAHULUAN
Dewasa ini minat masyarakat terhadap dunia profesi cukup tinggi, terutama profesi akuntansi. Salah satu peluang kerja dibidang akuntansi adalah berkarir dibidang perpajakan.
Menumbuhkan minat untuk berkarir di bidang perpajakan pada mahasiswa tidak cukup hanya dengan teori atau dengan memberikan mata kuliah perpajakan saja, akan tetapi yang lebih penting adalah dengan menumbuhkan semangat yang kuat dan pantang menyerah. Salah satu ciri mahasiswa yang memiliki semangat yang kuat dan pantang menyerah adalah memiliki keyakinan diri (self-efficacy.).
Dengan tingginya self efficacy individu, akan melibatkan lebih banyak usaha dan lebih sabar untuk mengatasi kendala yang berkaitan dengan pekerjaan (Bandura, 1977). Oleh karena itu, individu akan percaya bahwa mereka mampu mencapai tujuan organisasi dan akan puas dengan pekerjaan mereka. Sehingga, ketika self efficacy tinggi juga akan meningkatkan minat mereka untuk berkarir dibidang perpajakan.
Begitu juga dengan Individu yang memiliki motivasi tinggi berkeinginan untuk melakukan sesuatu lebih baik atau lebih efisien daripada yang telah ia lakukan sebelumnya. Motivasi individu timbul melalui pemikiran optimis dari dalam dirinya untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan. Individu berusaha memotivasi diri dengan menetapkan keyakinan pada tindakan yang akan dilakukan, merencanakan tindakan yang akan direalisasikan untuk mencapai tujuan.
Adanya keyakinan diri yang kuat dan motivasi prestasi yang tinggi diharapkan mampu menarik minat mahasiswa untuk berkarir di bidang perpajakan. Minat merupakan keinginan yang timbul dari dalam diri mahasiswa untuk memilih karir di bidang perpajakan, di mana minat setiap mahasiswa sangatlah beragam, hal tersebut tergantung pada pribadi masing-masing mahasiswa.
Berdasarkan teori-teori tersebut sejalan dengan penelitian Rahayu (2008) yaitu pengaruh self efficacy terhadap minat berkarir dibidang akuntan public. Begitu juga dengan variable motivasi, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2014) bahwa motivasi berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Kristen Maranatha untuk berkarir di bidang perpajakan.
Berdasarkan uraian-uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh self efficacy Terhadap Minat
Berkarir Dibidang Perpajakan dengan motivasi sebagai variable intervening pada mahasiswa kauntansi Universitas Muhammadiyah Riau.
TELAAH LITERATURE DAN PENGEMBANGAN HIPOTHESIS
Self Efficacy dan minat berkarir di bidang perpajakan
Self efficacy merupakan rasa percaya diri atau keyakinan diri yang
dimiliki seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil yang bernilai positif dan bermanfaat. Self
efficacy atau keyakinan diri telah mempengaruhi mahasiswa, terutama
dalam bidang karir perpajakan sehingga dapat mendorong perilaku yang menghasilkan pencapaian yaitu minat untuk berkarir.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sri Rahayu (2008) hasil penelitian menunjukkan Self Efficacy memiliki pengaruh signifikan terhadap minat Jurusan Akuntansi pada pemilihan karir sebagai akuntan. Maka hal ini dapat membentuk suatu keyakinan di dalam minat mahasiswa untuk menjadi seorang akuntan. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan akan terjadi pada seseorang yang akan berkarir di bidang perpajakan.
H1 : Self Efficacy berpengaruh positif terhadap minat berkarir di
bidang perpajakan
Self Efficacy dan Motivasi
Individu yang memiliki self efficacy tinggi akan mampu menyelesaikan pekerjaan atau mencapai tujuan tertentu, mereka juga akan berusaha menetapkan tujuan lain yang tinggi.
Bandura (1997) menguraikan proses psikologis self-efficacy dalam mempengaruhi fungsi manusia dapat dijelaskan melalui Proses motivasi. Motivasi individu timbul melalui pemikiran optimis dari dalam dirinya untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan. Individu berusaha memotivasi diri dengan menetapkan keyakinan pada tindakan yang akan dilakukan, merencanakan tindakan yang akan direalisasikan.
H2 :Self Efficacy berpengaruh positif terhadap motivasi Motivasi dan minat berkarir dibidang perpajakan
George (2000:130) menyatakan motivasi menyangkut soal perilaku manusia dan merupakan elemen vital di dalam manajemen. Motivasi dapat
diartikan sebagai mengusahakan supaya seseorang dapat menyelesaikan pekerjaan dengan semangat karena ia ingin melaksanakannya.
Motivasi mempunyai peran yang cukup besar dalam menentukan minat seseorang untuk berkarir di bidang perpajakan. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Mei Trisnawati (2012) menunjukkan bahwa secara parsial variabel motivasi berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya berkarir di bidang perpajakan.
H3 : Motivasi berpengaruh positif terhadap minat berkarir di bidang
perpajakan
Self efficacy berpengaruh terhadap minat berkarir dibidang
perpajakan melalui motivasi
Individu yang memiliki self efficacy tinggi dalam situasi tertentu akan menampilkan tingkah laku, motivasi, dan afeksi yang berbeda dengan individu yang memiliki self efficacy rendah. Maksudnya adalah individu yang memiliki self efficacy tinggi memiliki motivasi yang tinggi pula terhadap suatu pekerjaan tertentu, sehingga akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik. Karena individu ini memiliki motivasi yang kuat, tujuan yang jelas, emosi yang stabil dan kemampuannya untuk memberikan hasil pekerjaan yang baik yang pada akhirnya dapat menentukan minat karirnya.
H4 : Self Efficacy berpengaruh terhadap minat berkarir dibidang
perpajakan melalui motivasi
Berdasarkan hipotesis variabel-variabel penelitian seperti yang diajukan di atas, maka model penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
METODOLOGI PENELITIAN Self
Efficacay Minat Karir
Pengumpulan Data dan Pemilihan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi akuntansi yang telah mengambil mata kuliah perpajakan sejumlah 394. Sedangkan sampel diambil dari sejumlah individu atau bagian dari populasi yang akan diteliti. teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan proportionate stratified random sampling, yaitu kuesioner dikumpulkan kemudian diambil dengan acak, adapun jumlah sampel dalam penelitian ini sejumlah 198 yang di hitung dengan menggunakan rumus slovin dengan tingkat keakuratan 5%.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada mahasiswa program studi akuntansi yang telah mengambil matakuliah perpajakan di Universitas Muhammadiyah Riau, serta data sekunder yang diperoleh peneliti melalui buku-buku, jurnal-jurnal, dan literatur lainnya.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Motivasi
Motivasi dalam penelitian ini diartikan sebagai dorongan yang timbul dari dalam diri mahasiswa program studi akuntansi Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai kedudukan, jabatan, atau karir yang lebih baik dari sebelumnya terutama di bidang perpajakan. Dengan motivasi ini mahasiswa mendapat pengakuan dan merasa dihargai, dihormati baik dilingkungan kerja. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel motivasi terdapat 5 item pertanyaan yang diadopsi dari Trisnawati (2012). Item pertanyaan diukur dengan skala likert 1-5 poin.
Self Efficacy
Self efficacy dalam penelitian diartikan sebagai keyakinan
mahasiswa akuntansi mengenai peluangnya untuk berhasil mencapai karir di bidang perpajakan. Mahasiswa akuntansi yang memiliki self efficacy yang tinggi akan mampu menyelesaikan pekerjaan atau mencapai tujuan tertentu, mereka juga akan berusaha menetapkan tujuan lain yang tinggi. Variabel self efficacy diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Bandura (1978). Instrumen variabel self efficacy terdiri dari 8 item pertanyaan dan telah teruji melalui uji validitas dan reliabilitas
sehingga instrumen tersebut konsisten dan cukup handal dalam mengukur variabel self efficacy. Skala yang digunakan di dalam item survey adalah 5 poin skala likert. Instrument ini di pilih dan digunakan dalam penelitian ini karena sudah digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya seperti Jones (1986) dan Feng Yu (2009).
Minat karir
Minat dalam penelitian ini merupakan faktor psikologi mahasiswa akuntansi yang terbentuk dan berkembang oleh adanya pengaruh bawaan dan pengaruh lingkungan. Namun faktor lingkungan merupakan faktor paling dominan yang dapat mempegaruhi minat berkarir di bidang perpajakan.
Intrumen penelitian yang digunakan mengukur variabel minat karir terdapat 5 item pertanyaan yang diadopsi dari Trisnawati (2012). Item pertanyaan diukur dengan skala likert 1-5 poin.
Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan Partial
Least Square (PLS) dengan software SmartPLS. PLS adalah model
persamaan struktural (SEM) yang berbasis komponen atau varian
(variance).
Menilai measurement model atau outer model.
Di dalam teknik analisis data dengan menggunakan SmartPLS ada
tiga criteria untuk menilai outer model yaitu Convergent Validity,
Discriminant Validity dan Composite Reliability.
Menilai structural model/inner model
Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian. Penilaian model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square untuk setiap variabel laten dependen. Perubahan nilai R-R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen apakah menpunyai pengaruh yang substantive (Ghozali, 2006).
Metode Pengujian Hipothesis
Pengujian hipotesis yang diajukan, dapat dilihat dari besarnya nilai T-statistik. Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi
yang sangat berguna mengenai hubungan antara variabel-variabel penelitian. Batas untuk menolak dan menerima hipotesis yang diajukan adalah ±1,96, dimana apabila nilai t –statistik > t-tabel maka hipothesis diterima namun apabila t-statistisk < t-tabel maka hipothesis di tolak.
Sobel Test
Di dalam penelitian ini terdapat variabel intervening yaitu self
efficacy. Suatu variabel disebut variabel intervening jika variabel tersebut
ikut mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen (Baron dan Kenny (1986)).
Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh Sobel (1982) dan dikenal dengan uji Sobel (Sobel test). Sab dihitung dengan rumus dibawah ini :
Sab = √b2
Sa2 + a2Sb2 + Sa2Sb2
Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka kita perlu menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut :
ab t =
Sab
Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel yaitu >= 1,96. Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh mediasi (Ghozali, 2009).
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Untuk mengetahui apakah self efficacy berpengaruh terhadap minat berkarir dibidang perpajakan melalui motivasi pada mahasiswa Program studi akuntansi Universitas Muhammadiyah Riau, maka alat bantu statistik yang digunakan adalah SMART PLS. Hasil analisis adalah:
Menilai measurement model atau outer model.
Di dalam teknik analisis data dengan menggunakan SmartPLS ada tiga criteria untuk menilai outer model yaitu Convergent Validity,
Discriminant Validity dan Composite Reliability. Convergent Validity
Berikut ini hasil convergent validity untuk variabel self efficacy, motivasi, dan minat berkarir di bidang perpajakan pada mahasiswa program studi akuntansi Universitas Muhammadiyah Riau.
Tabel 1.1. Outer Loading self efficacy, Motivasi, dan Minat Karir Minat Karir Motivasi Self Efficacy
Mk1 0.788368 Mk2 0.788860 Mk3 0.845669 Mk4 0.847532 Mk5 0.816179 Mo1 0.633439 Mo2 0.700683 Mo3 0.793357 Mo4 0.720731 Mo5 0.586664 Se1 0.580910 Se2 0.524918 Se3 0.654703 Se4 0.693007 Se5 0.677909 Se6 0.753415 Se7 0.622904 Se8 0.792191
Dari tabel 1.1 di atas, outer loading variabel self efficacy, motivasi, dan minat karir dapat dilihat pada nilai original sample yang lebih besar dari 0,5. Hal ini berarti setiap indikator yang mengukur self efficacy, motivasi, dan minat karir sudah memenuhi validitas konvergen (convergent
validity). Hasil outer loading pada variabel self efficacy, motivasi, dan
minat karir pada mahasiswa program studi akuntansi Universitas Muhammadiyah Riau juga dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini:
Gambar 1.1 Path Diagram Awal
Berdasarkan gambar 4.1 di atas, semua indikator pada variabel self
efficacy, motivasi, dan minat karir pada mahasiswa program studi akuntansi
Universitas Muhammadiyah Riau memiliki outer loading yang lebih besar dari 0.5, sehingga indikator – indikator tersebut sudah baik dalam mengukur variabel yang diukur sehingga memenuhi validitas konvergen (convergent validity), sehingga tidak ada indikator yang perlu dieliminasi dari model.
Discriminant validity
Discriminant validity dari model pengukuran dengan reflektif
indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada ukuran blok lainnya.
Table 1.2. Cross Loading
Minat Karir Motivasi Self Efficacy Mk1 0.788368 0.472495 0.422840 Mk2 0.788860 0.474919 0.500272 Mk3 0.845669 0.454222 0.499894 Mk4 0.847532 0.514429 0.452452
Mk5 0.816179 0.591834 0.456795 Mo1 0.424922 0.633439 0.456795 Mo2 0.562553 0.700683 0.211438 Mo3 0.457664 0.793357 0.242516 Mo4 0.362448 0.720731 0.284194 Mo5 0.226078 0.586664 0.319621 Se1 0.147290 0.071354 0.580910 Se2 0.241075 0.125128 0.524918 Se3 0.308619 0.189620 0.654703 Se4 0.463470 0.346867 0.693007 Se5 0.393133 0.231883 0.677909 Se6 0.491038 0.360713 0.753415 Se7 0.322277 0.125469 0.622904 Se8 0.455542 0.283871 0.792191
Dari Tabel 4.2 di atas, menunjukkan bahwa korelasi konstruk minat berkarir dengan indikatornya (Km1, Km2,Km3,Km4,Km5) yang menunjukkan hasil lebih tinggi dibandingkan korelasi indikator minat berkarir dengan kontruk motivasi dan self efficacy. Hal ini juga berlaku untuk korelasi konstruk Motivasi dengan indikatornya (Mo1, Mo2, Mo3, Mo4, Mo5) yang menunjukkan hasil lebih tinggi dibandingkan korelasi indikator motivasi dengan konstruk minat berkarir dan self efficcay. Hal ini menunjukkan bahwa kolerasi antara konstruk motivasi dengan indikatornya telah memiliki discriminant validity yang baik. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa konstruk laten (Minat berkarir, Motivasi, dan Self efficacy) dapat memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan dengan indikator di blok lainnya.
Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah membandingkan nilai square root of Average Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Pengukuran ini dapat digunakan untuk mengukur reabilitas component score variabel laten dan hasilnya lebih
konservatif dibandingkan dengan composite reability. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar 0,50 (Fornnel dan Larcker, 1981 dalam Ghozali, 2006). Pengujian dengan kedua cara tersebut dapat dilihat pada tiga tabel di bawah ini :
Table 1.3. Korelasi Antar Konstruk dan Average Variance Extracted (AVE)
AVE Akar AVE
Minat Karir 0.668688 0.8177
Motivasi 0.477049 0.6906
Self Efficacy 0.445583 0.6674
Jika nilai AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik (Ghozali, 2008). Maka dari hasil output di atas dapat dikatakan bahwa model memiliki discriminant
validity yang kurang baik karena belum memenuhi kriteria yang telah
ditentukan.
Composite Reliability
Composite Reliability menggambarkan konsistensi pertanyaan-pertanyaan dalam instrument. Composite Reliability dari blok indicator menunjukkan nilai yang memuaskan jika mempunyai nilai ≥ 0.7. Berikut adalah tabel hasil output composite reliability dari PLS:
Tabel 1.4 Composite Reliability
Composite Reliability
Minat Karir 0.909758
Motivasi 0.818585
Self Efficacy 0.863632
Suatu variabel dikatakan telah memenuhi pengujian composite
reliability apabila memiliki nilai yang lebih besar dari 0,70 Ghozali (2008).
Berdasarkan tabel di atas, tampak terlihat dari output bahwa nilai composite
reliability untuk variabel Minat berkarir sebesar 0,909758, variabel
Motivasi sebesar 0.818585, dan variabel self efficacy sebesar 0,863632, dimana ketiga nilai tersebut semuanya lebih besar dari 0,70. Dengan demikian model dalam penelitian ini telah memenuhi composite reliability.
Inner Model (Structural Model)
Inner model (model struktural) dievaluasi dengan menggunakan
R-square untuk konstruk dependen, stone-geisser Q-R-square test untuk predictive relevance dan uji-t serta signifikansi dari koefesien parameter jalur structural (Ghozali, 2008).
Berdasarkan pengolahan data dengan PLS, dihasilkan nilai koefisien determinasi (R-square) pada Tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 1.5 Nilai R-square Model R Square
Minat Karir 0.517356
Motivasi 0.134244
Self Efficacy
Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten terhadap variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantif (Ghozali, 2006). Semakin tinggi R2, maka model dapat dikatakan semakin fit dengan data.
Pada model penelitian ini dihasilkan pada persamaan minat karir adalah 0,517, artinya 51,7 % variasi yang terjadi pada variable self efficacy dipengaruhi oleh variable minat berkarir dibidang perpajakan. Dan 13,4% variasi yang terjadi pada varaibel motivasi dipengaruhi oleh self efficacy.
Selanjutnya dapat dilihat path coeficient pada inner model di tabel 4.6 berikut:
Table 1.6. Path Coeficient Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) Standard Error (STERR) T Statistics (|O/STERR|) MO - 0.470194 0.473947 0.064288 0.064288 7.313922
> MK SE -> MK 0.398646 0.404912 0.065047 0.065047 6.128603 SE -> MO 0.366393 0.392611 0.076181 0.076181 4.809540
Dari tabel di atas, hipotesis penelitian yang menyatakan diduga bahwa self efficacy berpengaruh terhadap Minat berkarir dibidang perpajakan pada mahasiswa akuntansi Universitas Muhammadiyah Riau terbukti berpengaruh signifikan (H1 Diterima). Hipotesis penelitian yang menyatakan diduga bahwa motivasi berpengaruh terhadap minat berkarir terbukti berpengaruh signifikan (H2 diterima). Begitu juga dengan, hipotesis penelitian yang menyatakan diduga bahwa self efficacy berpengaruh terhadap motivasi terbukti berpengaruh signifikan (H3 diterima).
PEMBAHASAN
Dari pengolahan data dengan menggunakan program Smart PLS yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan bahwa semua hipotesis yang diajukan adalah benar dan dapat diterima. Adapun hipotesis yang diterima mencakup :
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara self efficacy terhadap
minat berkarir pada mahasiswa program studi akuntansi Universitas
Muhammadiyah Riau (H1 diterima)
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa hubungan variabel self efficacy dengan minat karir menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,3986 dengan nilai t sebesar 6,128. Nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,96). Hasil ini berarti bahwa self
efficacy memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap minat
karir dibidang perpajakan.
Hasil ini menunjukan bahwa self efficacy menjadi pertimbangan mahasiswa akuntansi Universitas Muhammadiyah Riau dalam memilih karir sebagai akuntan perpajakan, hal ini sejalan dengan hasil penelitian Tri Rahayu (2008) yang menyatakan self efficacy berpengaruh terhadap minat dalam pilihan karir. Bagi mahasiswa akuntansi UMRI self
seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil yang bernilai positif dan bermanfaat di bidang perpajakan.
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara self efficacy terhadap motivasi pada mahasiswa program studi akuntansi Universitas Muhammadiyah Riau (H2 diterima)
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa hubungan variabel self efficacy dengan motivasi menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,3663 dengan nilai t sebesar 4,8095. Nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,96). Hasil ini berarti bahwa self efficacy memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap motivasi.
Sesuai dengan teori kognitif yang dikemukakan oleh Bandura (1997), menguraikan proses psikologis keyakinan diri dalam mempengaruhi fungsi manusia dijelaskan melalui Proses motivasi. Motivasi individu timbul melalui pemikiran optimis dari dalam dirinya untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan. Individu berusaha memotivasi diri dengan menetapkan keyakinan pada tindakan yang akan dilakukan, merencanakan tindakan yang akan direalisasikan.
Meta analisis yang dilakukan oleh Bandura & Locke (2003) menunjukkan bahwa secara konsisten keyakinan diri individu dalam organisasi memberikan kontribusi yang signifikan untuk meningkatkan motivasi dan kinerja.
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi terhadap
minat berkarir pada mahasiswa program studi akuntansi Universitas
Muhammadiyah Riau (H3 diterima)
Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa hubungan variabel motivasi dengan minat berkarir menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0.4701 dengan nilai t sebesar 7.3139. Nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,96). Hasil ini berarti bahwa motivasi memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap minat berkarir dibidang perpajakan.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Trisnawati (2012) yang menyatakan bahwa motivasi berpengaruh terhadap minat karir di bidang perpajakan pada mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Brawijaya. Hal ini juga berlaku bagi mahasiswa program studi akuntansi Universitas Muhammadiyah Riau, yang menunjukkan bahwa motivasi
berpengaruh terhadap minat berkarir dibidang perpajakan, karena motivasi merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang. 4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara self efficacy terhadap
minat berkarir pada mahasiswa program studi akuntansi Universitas
Muhammadiyah Riau melalui motivasi (H4 diterima)
Pengujian hipotesis keempat (H4) untuk pengujian pengaruh tidak langsung variabel self efficacy terhadap minat karir melalui motivasi dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui hasil pengujian pengaruh variabel self efficacy terhadap motivasi, motivasi terhadap minat karir.
Hasil pengujian pengaruh self efficacy terhadap motivasi menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0.366 dengan nilai t sebesar 4.809. Nilai tersebut lebih besar dari t-tabel (1,96). Hasil ini menunjukkan bahwa self efficacy memiliki pengaruh positif terhadap motivasi. Sedangkan hasil pengujian pengaruh motivasi terhadap minat berkarir dibidang perpajakan menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0.470 dengan nilai t sebesar 7.313. Nilai tersebut lebih besar dari t-tabel (1,96). Hasil ini menunjukkan bahwa motivasi memiliki pengaruh positif terhadap minat berkarir dibidang perpajakan.
Pada penelitian ini, besarnya pengaruh langsung variable self efficacy terhadap minat berkarir adalah sebesar 0.398, sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dapat dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsung P1 dan P2 yaitu pengaruh mediasi dilihat dari
perkalian koefisien (P1 x P2) = (0.366) (0.470) = 0,172
Besarnya standard error tidak langsung variabel partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial merupakan perkalian dari pengaruh variabel partisipasi anggaran terhadap kepuasan kerja dengan kepuasan kerja terhadap kinerja manajerial, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut : Se12 = √P12 . Se22 + P22 . Se12 + Se12 . Se22 = √ (0,366)2 . (0.076)2 + (0,470)2 . (0.064)2 + (0.064)2 . (0.076)2 = √0,134 . 0,006 + 0,221 . 0,004 + 0,004 . 0,006 = √0,000804 + 0,000884 + 0,000024 =√0,001690
Dengan demikian nilai t diperoleh sebagai berikut : P12 0,172
t = = = 4,195
Se12 0,041
Nilai t sebesar 4,195 tersebut lebih besar dari 1,96 yang berarti bahwa parameter mediasi tersebut signifikan. Maka dengan demikian model pengaruh tidak langsung dari variabel self efficacy terhadap minat berkarir dibidang perpajakan melalui motivasi dapat diterima.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Feng Yu (2009), yang menyatakan bahwa variabel self efficacy memainkan peranan penting dalam mempengaruhi sikap individu salah satunya adalah motivasi. Dimana motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan (Reksohadiprodjo, 1990). Menurut Sri Trisnaningsih (2001), motivasi juga diperlukan untuk mendorong suatu profesi untuk melakukan pekerjaannya dan mengembangkan kemampuannya dalam melakukan pekerjaan, hal ini juga berlaku untuk profesi dibidang perpajakan dengan adanya self efficacy yang tinggi serta motivasi dari dalam individu maka dapat meningkatkan minat karirnya dibidang perpajakan.
KESIMPULAN
1. Terdapat pengaruh signifikan antara self efficacy terhadap minat berkarir dibidang perpajakan pada mahasiswa akuntansi Universitas Muhammadiyah Riau. Dimana dengan adanya self efficacy yang tinggi pada mahasiswa maka akan meningkatkan minat karir mahasiswa dibidang perpajakan
2. Terdapat pengaruh signifikan antara self efficacy terhadap motivasi mahasiswa akuntansi Universitas Muhammadiyah Riau. Dimana dengan dimilikinya self efficacy yang tinggi juga akan meningkatkan motivasi mahasiswa akuntansi Universitas Muhammadiyah Riau.
3. Terdapat pengaruh signifikan motivasi terhadap minat berkarir dibidang perpajakan pada mahasiswa akuntansi Universitas Muhammadiyah
Riau. Dimana dengan adanya motivasi dari mahasiswa akuntansi akan mampu meningkatkan minat untuk berkarir dibidang perpajakan.
4. Variable motivasi mampu bertindak sebagai variable intervening dalam hubungannya antara variabel self efficacy dengan minat berkarir dibidang perpajakan
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, Albert.1997. Self-Efficacy (The Exercise Of Control). New York: W.H. Freeman and Company
Baron, R.M. and Kenny, D.A. (1986). The moderator-mediator variable distinction in social psychological research: Conceptual, strategic, and statistical considerations. Journal of Personality and Social Psychology . 51(6): 1173-1182
Brehm, S.S dan Kassin, S.M (1990). Social Psycology. Boston: Houghton Mifflin Company.
Cleg, Brian. 2001. 79 Cara Instan Menumbuhkan Motivasi. Jakarta: Erlangga
Febriana Ari Suci, 03 April 2013. Makalah Motivasi.
(http://febrinatik.blogspot.co.id/2013/04/makalah-motivasi.html) Greenberg, Jerald dan Baron, Robert A. 2000. Perilaku Organisasi. Jakarta :
Prentice Hall
Ghozali, I. 2006. Struktural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Indriani Lestari (2014). “Pengaruh Motivasi Pengetahuan Perpajakan, Ekonomi, Karir dan Kualitas Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Brevet Pajak”. Skripsi. UIN Hidayatullah Jakarta Isthy Qama Dewy, 14 Juni 2012. Makalah Persepsi.
(http://isthyqamadewi.blogspot.co.id/2012/06/makalah-presepsi.html)
Istina Findi Dewi danYulita Setiawanda (2014). “Pengaruh Persepsi dan Motivasi Mahasiswa Jurusan Akuntansi yang Sedang Mengambil Skripsi Terhadap Peminatan Karir dalam Bidang Perpajakan (Study Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro)”. Jurnal. Universitas Dian Nuswantoro Semarang Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. 2003. Perilaku Organisasi, Edisi
Lingga Puspitasari (2014). “Pengaruh Persepsi Dan Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha Untuk Berkarir Di Bidang Perpajakan”. Skripsi. Universitas Kristen Maranatha
Mei Trisnawati. K (2012). “Pengaruh Persepsi Dan Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Jurusan Akuntasi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Berkarir Di Bidang Perpajakan”. Jurnal. Universitas Brawijaya Malang
Moh Rovico Mahendra (2015). “Pengaruh Persepsi dan Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jember dan Universitas Negeri Jember Berkarir Dibidang Perpajakan”. Jurnal. Universitas Muhammadiyah Jember
Sandy Ajizah,15 Januari 2013. Self Efficacy.
(http://sandyajizah.blogspot.co.id/2013/01/self-efficacy.html) Siagian, P. Sondang. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Bumi Aksara
Terry, George R. 2000. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. Tri Rahayu (2008). “Pengaruh Motivasi dan Self Efficacy Terhadap Minat
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Pada Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Perpajakan”. Tesis. Universitas Andalas Padang
Yu Ni , F. et. al. 2009. Budgetary Participation's Effect on Managerial Outcomes: Mediating Roles of Self-efficacy and Attitudes Toward Budgetary Decision Makers.