• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN PERPUSTAKAAN KHUSUS INSTITUSI PERTANIAN: Observasi terhadap Perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBINAAN PERPUSTAKAAN KHUSUS INSTITUSI PERTANIAN: Observasi terhadap Perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBINAAN PERPUSTAKAAN KHUSUS INSTITUSI PERTANIAN:

Observasi terhadap Perpustakaan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat

Saefudin dan Setiawan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Jalan Kayuambon No. 80, Kotak Pos 8495, Lembang 40391

ABSTRAK

Pembinaan perpustakaan khusus seperti perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat sangat dipengaruhi oleh perkembangan kebutuhan informasi peng-gunanya, terutama pengguna intern. Perpustakaan khusus umumnya dibentuk oleh suatu badan usaha atau instansi, sehingga koleksi pustaka dan sistem pelayanannya berkaitan erat dengan tugas dan fungsi organisasi induknya, serta dituntut memberikan jasa aktif dan selalu bekerja sama dengan perpustakaan lain melalui jaringan informasi. Status organisasinya bergantung pada kebijakan organisasi induk. Masalah yang umum dihadapi perpustakaan khusus adalah keterbatasan dana, sumber daya manusia (SDM) dan sarana, kurang lancarnya komunikasi antara pustakawan dengan pengguna dan pengambil kebijakan, termasuk perhatian dari pimpinan organisasi induk, serta pustakawan merasa kurang percaya diri. Beberapa cara untuk memecahkan masalah tersebut adalah memperkuat jaringan informasi, mengoptimalkan pe-manfaatan teknologi informasi, dan kerja sama yang lebih efektif. Menyajikan dan mengembangkan hasil kerja yang baik sangat dituntut oleh pimpinan dan pengguna perpustakaan. Pembinaan perpustakaan khusus dapat dilakukan melalui pendekatan sistem yang mencakup seluruh aspek, seperti penyediaan informasi dan perbaikan layanan informasi dengan memanfaatkan teknologi yang memadai didukung oleh ketersediaan tenaga dan sarana.

ABSTRACT

Development of Agricultural Institution Library, Observation on the library of Assessment Institute for Agricultural Technology of West Java

Development of special library like the library of Assessment Ins-titute for Agricultural Technology (AIAT) of West Java was most affected by or concerned with the dynamics of its users’ needs. Generally a special library was established by an institution or company, so that the collection and services were closely related to the main body’s task and function, conducted active services, and strengthened services by collaborating with other library through an information network. Its status depends on the main body’s policy. The general constraints which were faced were about finance, human resources, facilities, and misscommunication among library officers-user-policy makers, including the poor attention from the main body’s manager. Some alternatives to solve the problems were by

strengthening library networking, optimalizing the use of information and communication technology, and collaborating effectively. Providing and developing the good results were deeply demanded by manager and library users. Library development could be carried out by using system approach that covered the whole aspects such as information providing activities, services improvement by using appropriate technology that is supported by proper human resource and facilities.

Keywords: Special library, library development, human resources, user services, information needs, information resources, information technology

PENDAHULUAN

Perpustakaan khusus yang tangguh adalah perpustakaan yang mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan pengguna dalam cakupan misi dan visi lembaga induk-nya. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat yang mempunyai tugas melaksanakan program pengkajian teknologi spesifik lokasi membutuhkan dukungan informasi bagi para peneliti dan pengkaji dalam melaksanakan program tersebut. Untuk itu perpustakaan yang menjadi bagian integral balai ini bertugas men-dukung, memperkuat, serta turut meningkatkan pelaksana-an program tersebut melalui penyiagapelaksana-an pelaypelaksana-anpelaksana-an informasi yang meliputi pengadaan, pengolahan, pe-manfaatan, pelestarian, serta penyebaran. Penyediaan informasi sesuai dengan yang dibutuhkan peneliti dan pengkaji akan memperkaya pengetahuan dan kemampuan mereka serta dapat menunjang kegiatan sehari-hari.

Berdasarkan tugas dan fungsi lembaga induknya, perpustakaan BPTP Jawa Barat perlu membuat program kerja yang terstruktur dan terarah, serta melaksanakan kegiatan yang terorganisasi dengan baik agar dapat mem-peroleh hasil yang maksimal dan menyeluruh. Dengan merujuk kepada program kerja maka dibuat uraian kegiat-an sesuai dengkegiat-an tugas masing-masing staf perpustaka-an, misalnya mengklasifikasi, mengkatalog, dan membuat abstrak.

(2)

Tugas pokok dan fungsi perpustakaan khusus, se-perti perpustakaan BPTP Jawa Barat, berbeda dengan perpustakaan lainnya. Namun dalam era informasi dan globalisasi dewasa ini, perpustakaan dituntut untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang lebih luas. Hal ini menunjukkan tingkat kemanfaatan per-pustakaan bagi masyarakat di sekitarnya.

Keperluan informasi pengguna berkorelasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta kemajuan pembangunan, baik lokal, nasional, re-gional maupun internasional. Agar dapat memenuhi ke-butuhan informasi tersebut, pustakawan dituntut untuk menguasai ilmu perpustakaan dan informasi. Pustaka-wan perlu memahami iptek yang menjadi subjek institusi induknya, serta memiliki wawasan yang luas dalam men-jalankan tugasnya. Selain itu pustakawan juga harus berupaya mengikuti dan memahami perkembangan tek-nologi informasi dan telekomunikasi, terutama yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemanfaatan dan pelayanan informasi.

CIRI PERPUSTAKAAN KHUSUS PADA INSTITUSI

Berbeda dengan perpustakaan lainnya, perpustakaan khusus memiliki ciri khas dalam hal cakupan subjek koleksi, jenis koleksi, ruang lingkup pelayanan, dan peng-guna potensialnya, meskipun tidak luput dari pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi serta telekomunikasi serta era informasi dan globalisasi. Sulistyo-Basuki (1993) mengemukakan beberapa ciri perpustakaan khusus sebagai berikut:

1. Perpustakaan khusus umumnya dibentuk oleh suatu instansi (kelembagaan) yang memerlukan dukungan perpustakaan untuk menyediakan informasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sehingga fungsi dan tujuan perpustakaan khusus sangat terkait bah-kan ditentubah-kan oleh organisasi induknya.

2. Bidang cakupan subjek koleksi pustaka utamanya terbatas pada bidang ilmu tertentu dan yang ber-kaitan saja.

3. Pelayanannya lebih mengutamakan pengguna dari organisasi induk karena tujuan utama dibentuknya perpustakaan adalah untuk melayani pengguna dari organisasi induknya, walaupun tidak tertutup bagi pengguna lainnya. Terlebih dalam era informasi dan globalisasi dewasa ini, perpustakaan khusus juga harus memberikan pelayanan kepada masyarakat

umum. Sering terjadi pengguna perpustakaan khusus lebih banyak dari lingkungan luar organisasi induk-nya, seperti mahasiswa dan pengajar, dibandingkan dengan pengguna sasaran utamanya. Untuk meng-antisipasi hal tersebut, komposisi jenis koleksi, pelayanan, dan kegiatan-kegiatan lain perlu lebih bervariasi.

4. Lokasi perpustakaan khusus tidak selalu dekat atau berada di sekitar tempat tinggal pengguna. Oleh karena itu, layanan perpustakaan yang diberikan tidak cukup dengan cara konvensional yang menung-gu secara pasif kunjungan pengmenung-guna, tetapi harus menyebarkan informasi secara aktif antara lain me-lalui jasa kesiagaan informasi, jasa informasi ter-seleksi, dan jasa penelusuran informasi. Dewasa ini kegiatan jasa informasi aktif idealnya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Selain untuk pelayanan, teknologi informasi juga diperlukan untuk mengolah data (informasi) yang akan dilayankan. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dapat dijalin kerja sama yang lebih intensif dengan perpustakaan atau pusat informasi lain dalam sistem jaringan informasi, baik di tingkat nasional, regional maupun internasional. Pemanfaat-an jaringPemanfaat-an informasi dalam pelayPemanfaat-anPemanfaat-an informasi menuntut penggunaan teknologi informasi modern, apalagi jika pelayanan harus menjangkau sumber informasi atau perpustakaan lain.

5. Hingga saat ini kedudukan dan status perpustakaan khusus pada suatu institusi belum seragam. Kedu-dukan dan status perpustakaan khusus bergantung pada eselon dan kebijakan organisasi induk, peran perpustakaan terutama dalam memberikan dukungan informasi, serta tugas dan fungsi perpustakaan yang tidak hanya tentang jasa perpustakaan dan informasi saja, tetapi juga kegiatan lain yang berkaitan seperti penerbitan, penyampaian hasil karya organisasi induk, serta pengumpulan dan pengolahan umpan balik. 6. Perpustakaan khusus umumnya memiliki ruangan,

jumlah tenaga dan koleksi yang terbatas, tetapi dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Untuk mengatasi hal tersebut, perpus-takaan berupaya memanfaatkan teknologi informasi dalam mencari dan meminta informasi ke sumber-sumber informasi yang kuat dan kompeten.

Tentunya tidak semua perpustakaan khusus berciri seperti tersebut di atas. Gambaran ini hanya berupa in-dikasi pada umumnya yang membedakan perpustakaan khusus dengan perpustakaan lainnya.

(3)

KASUS PERPUSTAKAAN BPTP JAWA BARAT Dengan merujuk kepada ciri-ciri perpustakaan khusus, observasi terhadap perpustakaan BPTP Jawa Barat menemukan hal-hal sebagai berikut:

1. Perpustakaan yang tangguh perlu didukung sumber daya manusia yang memadai agar mampu bekerja secara profesional dalam melayani pengguna, dalam hal ini peneliti dan penyuluh. Jika penambahan tenaga tidak dapat dilakukan karena terbentur ber-bagai masalah maka tenaga yang ada seyogianya dapat dikembangkan melalui pendidikan dan pelatih-an, terutama yang berkaitan dengan teknologi infor-masi dan telekomunikasi. Kuantitas dan kualitas tenaga perpustakaan tidak simetris dengan tugas dan kegiatan BPTP Jawa Barat yang menuntut penyedia-an informasi secara cepat dpenyedia-an tepat. Tenaga ypenyedia-ang ada tidak mencukupi, bahkan kualifikasinya kurang memenuhi syarat. Hal ini juga menimbulkan kesulitan dalam pembinaan dan peningkatan kemampuan tenaga, baik melalui jalur formal maupun nonformal. 2. Kurangnya pengalaman dan kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan di luar bidang perpustaka-an, dokumentasi dan informasi, seperti penyusunan program dan rencana, mengakibatkan tenaga per-pustakaan kurang mampu membuat program dan rencana yang dapat meyakinkan atasan untuk me-majukan perpustakaan. Akibatnya perhatian pimpin-an terhadap keperlupimpin-an perpustakapimpin-an, baik dalam dana, sarana maupun tenaga menjadi kurang. Bahkan pimpinan dapat berasumsi bahwa perpustakaan tidak memerlukan dukungan lagi, sehingga perpustakaan diletakkan pada prioritas yang tidak semestinya. 3. Agar dapat memberikan pelayanan prima kepada

pengguna, perpustakaan BPTP Jawa Barat harus memiliki fasilitas pelayanan informasi yang canggih. Untuk itu seperangkat komputer dengan segala ke-lengkapannya, termasuk sarana komunikasi sangat diperlukan untuk mengolah informasi iptek pertanian maupun sebagai pangkalan data hasil-hasil pengkaji-an teknologi pertpengkaji-anipengkaji-an sekaligus untuk penelusurpengkaji-an informasi melalui internet. Dengan tersedianya fasilitas informasi yang canggih, sebagian masalah dalam pengembangan koleksi informasi dapat diatasi. Saat ini komputer yang ada belum dapat digunakan sepenuhnya untuk mengakses sumber-sumber infor-masi melalui internet.

4. Perpustakaan BPTP Jawa Barat menempati ruangan khusus sehingga memudahkan dalam melayani

peng-guna. Ruang baca dan ruang sirkulasi tidak menyatu sehingga pengguna merasa nyaman. Namun, ruangan masih perlu dilengkapi dengan fasilitas untuk men-dukung kegiatan pelayanan.

5. Koleksi perpustakaan sebagian besar merupakan koleksi lama, sebagai warisan dari institusi lama, sehingga kurang mampu mengikuti laju perkembang-an informasi, kecuali informasi yperkembang-ang sifatnya sekilas, tidak mengupas secara mendalam seperti dalam bentuk leaflet dan brosur yang setiap tahun selalu dibuat. Namun demikian, koleksi yang ada belum dikelola secara profesional dan pengolahannya belum mengikuti standar baku internasional.

6. Alokasi dana untuk mengembangkan perpustakaan masih sangat kecil. Pengadaan bahan pustaka masih dilakukan oleh pengelola administrasi yang menge-luarkan dana, belum melibatkan petugas perpustaka-an secara lperpustaka-angsung, sehingga perpustakaperpustaka-an hperpustaka-anya menerima bahan pustaka yang sudah dipesan. Hal serupa terjadi pula terhadap dana untuk kegiatan pelayanan perpustakaan dan informasi serta pe-meliharaan sarana.

Tidak semua perpustakaan khusus lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) memiliki masalah yang sama. Tidak jarang di perpustakaan lain ditemukan masalah yang berbeda.

Peluang untuk memecahkan masalah tersebut cukup tersedia dan bervariasi, terutama yang berkaitan dengan upaya meningkatkan kemampuan dalam memenuhi ke-perluan informasi organisasi induk dan pengguna potensial. Makin derasnya arus informasi akibat pesat-nya perkembangan iptek dan pembangunan, sulit bagi perpustakaan dapat menghimpun semua informasi yang dibutuhkan. Karena itu, perpustakaan dituntut bekerja sama dalam suatu jaringan informasi serta menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.

Beberapa perpustakaan telah memanfaatkan pe-luang kerja sama dalam jaringan informasi dan terbukti sangat menguntungkan baik bagi pengguna maupun pustakawan. Bagi pustakawan, kegiatan kerja sama mem-berikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dan meluaskan jangkauan serta profesionalisme. Jika tantangan dan peluang tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, terutama yang berkaitan dengan upaya memberikan layanan prima, pada gilirannya akan dapat memperbaiki dan meningkatkan kedudukan dan peran perpustakaan serta pustakawan.

(4)

SISTEM PEMBINAAN

Dengan membandingkan ciri-ciri perpustakaan khusus dengan hasil observasi terhadap perpustakaan BPTP Jawa Barat, perlu dilakukan pembinaan dengan memperhatikan masalah yang berkaitan dan saling mempengaruhi. Pemecahan masalah dapat dilakukan sekaligus atau secara bertahap untuk memperoleh hasil yang lebih mantap. Beberapa persyaratan juga perlu dipenuhi untuk me-ningkatkan efektivitas perpustakaan.

Pendekatan pembinaan perpustakaan dipilih yang dapat memberikan hasil efektif, seperti pendekatan sistem. Perpustakaan khusus secara keseluruhan di-pandang sebagai suatu sistem, sedangkan koleksi, penyediaan dana, sarana, tenaga dan komponen lainnya sebagai suatu subsistem. Pembinaan suatu subsistem harus memperhatikan subsistem lain, karena semua sub-sistem saling terkait. Hal terpenting ialah menetapkan subsistem prioritas untuk dibina sehingga subsistem lain dapat terbawa, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Untuk memperkuat layanan informasi sebagai salah satu subsistem dalam sistem perpustakaan khusus, perlu dilakukan kerja sama secara aktif dalam jaringan in-formasi. Dalam hal ini Tjitropranoto (1983) menyatakan bahwa untuk menjalin kerja sama melalui jaringan per-pustakaan dan informasi, perper-pustakaan harus memper-hatikan hal-hal berikut ini:

1. Kegiatan perpustakaan khusus yang hendak berga-bung dalam jaringan harus sesuai dengan tujuan ja-ringan perpustakaan dan informasi, terutama yang berkaitan dengan ruang lingkup subjek.

2. Masing-masing anggota jaringan memiliki sumber daya yang dapat disumbangkan kepada anggota ja-ringan lainnya.

3. Anggota jaringan harus dapat saling menguntung-kan, bukan hanya mengharapkan bantuan anggota lain untuk kepentingan sendiri.

Selanjutnya Budiono (1995) mengemukakan bahwa partisipasi dalam jaringan perpustakaan dan informasi sangat bergantung pada kuatnya jaringan itu sendiri. Hambatan yang muncul pada suatu jaringan perpustaka-an dperpustaka-an informasi perpustaka-antara lain disebabkperpustaka-an oleh:

1. Kegiatan pokok jaringan belum secara jelas dan te-gas ditetapkan oleh anggotanya.

2. Belum ada kesepakatan di antara anggota jaringan mengenai sumbangan masing-masing anggota kepa-da jaringan, baik kepa-dalam bentuk sumber kepa-daya ataupun

3. Terdapat anggota yang belum merasakan keuntung-an kerja sama melalui jaringkeuntung-an, atau adkeuntung-anya perasakeuntung-an hanya dimanfaatkan oleh anggota lain tanpa dapat memanfaatkan sumber daya anggota lainnya. 4. Kurangnya tenaga yang kuat dan dapat bertindak

sebagai koordinator netral yang lebih mementingkan fungsi jaringan.

5. Anggota jaringan belum bersedia mematuhi keten-tuan-ketentuan yang berlaku dan belum mampu memberikan sumbangan.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kelangsung-an hidup suatu jaringkelangsung-an perpustakakelangsung-an dkelangsung-an informasi sering bergantung pada adanya perpustakaan yang kuat dan dapat bertindak selaku pimpinan atau koordinator.

Alternatif lain untuk memperbaiki layanan ialah dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komu-nikasi. Bagi perpustakaan khusus lingkup Badan Litbang Pertanian termasuk perpustakaan BPTP Jawa Barat, hal ini lebih memungkinkan karena hampir semua induk organisasinya memiliki perangkat keras yang diperlukan, terutama komputer, walaupun hanya personal komputer. Dengan teknologi ini, kemampuan perpustakaan untuk memberikan layanan prima kepada pengguna akan me-ningkat, terlebih lagi dengan tersedianya tenaga yang terlatih dan dapat mengoperasikannya. Apabila tenaga di perpustakaan belum mampu, tenaga dengan kualitas seperti yang dipersyaratkan tersedia di organisasi induknya.

Dengan upaya tersebut diharapkan perpustakaan khusus seperti perpustakaan BPTP Jawa Barat dapat me-ningkat kemampuannya dan mendapat dukungan sumber daya yang memadai. Selain itu, sumber daya yang tersedia harus digunakan secara efektif dan efisien. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Layanan perpustakaan dan informasi harus dapat memfasilitasi kebutuhan informasi pengguna, ter-utama pengguna yang bertugas di instansi induk. 2. Koleksi informasi (pustaka) harus berorientasi pada

keperluan pengguna, baik dalam hal subjek maupun jenisnya. Perpustakaan khusus lembaga penelitian perlu menyediakan lebih banyak majalah ilmiah daripada buku teks. Dana untuk pengembangan koleksi akan lebih efektif jika digunakan untuk me-ngembangkan piranti komunikasi untuk mengakses sumber informasi elektronis di lingkup Badan Litbang Pertanian.

3. Layanan informasi seperti jasa kesiagaan informasi, jasa informasi terseleksi, dan penelusuran perlu

(5)

4. Hasil kegiatan organisasi induk terutama yang berupa publikasi dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendukung kegiatan perpustakaan, antara lain se-bagai bahan pertukaran.

5. Perpustakaan harus tanggap dan mengikuti per-kembangan organisasi induknya, baik kompetensi, tujuan yang harus dicapai maupun keperluan in-formasinya yang dapat dilihat dari tugas, fungsi, kompetensi, dan tujuan tersebut.

KESIMPULAN

Perpustakaan khusus merupakan bagian dari suatu organi-sasi induk sehingga pembinaannya harus disesuaikan dengan tugas dan fungsi organisasi induk. Untuk men-dapatkan dukungan dari pimpinan, perpustakaan khusus

harus memperhatikan keperluan organisasi induk, terutama kebutuhan informasi pengguna pontensial intern. Layanan perpustakaan dan informasi yang terbaik merupakan modal untuk mendapatkan dukungan dari organisasi induk dan pengguna.

DAFTAR PUSTAKA

Budiono, A. 1995. Jaringan Perpustakaan dan Informasi sebagai Mekanisme Pendukung Pelayanan bagi Pengguna Informasi. Makalah Pelatihan Otomasi Perpustakaan-Perpustakaan Nasional RI, Bandung.

Sulistyo-Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka, Departemen Pendidikan dan Ke-budayaan.

Tjitropranoto, P. 1983. Kerja sama perpustakaan dan jaringan informasi. Prosiding Kongres Ikatan Pustakawan Indonesia, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang status gizi balita terhadap pengetahuan sikap dan perilaku ibu dalam memberikan gizi balita di Kelompok Bermain

Melaksanakan survey untuk mengetahui berbagai persoalan mitra dalam hal.. 177 manajemen pemeliharaan ayam buras dan penanganan serta pengolahan daging dan telur ayam

community is involved in rural development; The leadership capacity of institution heads in executing their tasks; and the impact of those.. processes on

a) Posisikan multimeter pada posisi DC 50 V, kemudian sambungkan kabel positif tester ke terminal kabel coklat dan negatif tester ke masa. b) Putar kunci pada posisi

Penilaian : skor yang dicatat adalah waktu yang diperoleh testi dalam menempuh jarak 300 meter dicatat sampai dengan 0,1 detik.. Tes Duduk

tipe musik yang lebih rua muncul kembali menjad.i puncak gelombang, ia muncul dengan hiasan-hiasan yang tidak dikenal oieh geneiasi penciptanya; jadi, apabila

Bagian Pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan Aceh, pengoordinasian perumusan kebijakan Aceh, pengoordinasian pelaksanaan tugas SKPA,

Penelitian ini menghasilkan identifikasi pemanfaatan lahan di sempadan Sungai Sumbergunung Kota Batu bahwa lahan yang dimanfaatkan sebesar 51.57% sebagai lahan