• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebaran info dengan cara menyeluruh bisa dimasuki khalayak secara luas. Sedangkan informasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebaran info dengan cara menyeluruh bisa dimasuki khalayak secara luas. Sedangkan informasi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media Massa

Media massa adalah wadah menyampaikan komunikasi dan info yang dilakukan sebaran info dengan cara menyeluruh bisa dimasuki khalayak secara luas. Sedangkan informasi massa adalah info yang ditujukan untuk masyarakat secara menyeluruh, bukan kabar yang Cuma bisa dilihat pribadi.

Adanya media massa merupakan kebiasaan yang menyambungkan seluruh khalayak satu dengan lain menggunakan produk media massa yang dihasilkannya. Lebih detail institusi media massa merupakan : {1} untuk penyaluran produksinya dan distribusinya konten simbolis; {2} untuk institusi publik kerjanya menyesuaikan peraturannya; {3} ikut serta baik untuk mengirim atau menerima lapang dada; {4} gunakan standar profesionalitas & birokrasinya; dan {5} media untuk memadukan diantaranya kebebasannya dan kekusaan (Tamburaka,2012:13)

2.1.1 Jenis-Jenis Media Massa

Menurut (Cangara, 2010:74), Jenis media massa dibeda jadi 3 jenis yakni antara lain :  Media cetak disebutkan media massa berawal munculnya didunia pada tahun 1920 an.

Di kala itu pada mulanya media massa digunakan pemerintah untuk mendoktrin masyarakatnya.

 Media elektronik

Setelahnya media cetak muncul media elektronik pertamanya yaitu radio. Sebagai media audio menginformasikan pesan melalui suara.

(2)

7

Media internet dapat lebihi kesanggupan media cetak dan elektronik. Apa yang ada pada dua media itu dapat masuk didalam jaringannya internet melewati website.

2.2 Komunikasi Massa

Pengertian Komunikasi massa adalah cara menciptakan makna bersama diantara media massa dan khalayak. Merupakan media yang bersifat teknologi yang mengantarkan pesan pada jumlah besar individu. misalnya surat kabar yang menyajikan kata dicetak dan radio yang memberi suara musik dan berita (Baran, 2011:6-7).

West dan Turner (2009:41) mengatakan yakni, komunikasi massa (mass communication) merupakan komunikasi pada khalayak pada sejumlah besar melewati berbagai saluran komunikasi.

Menurut Wright (1959) dalam Severin dan Tankard, Jr (2010:4) definisikan komunikasi massa dalam tiga ciri:

1. Komunikasi massa ditujukan pada masyarakat relatif banyak, heterogen dan anonim. 2. Pesan yang disebar dengan cara umumnya, seringnya terjadwal untuk dapat menggapai

banyaknya audien dengan cara serentak dan bersifat sementara.

3. Komunikatornya berkeinginan adanya atau mengoperasi didalam suatu kelompok yang kompleks yang hanya butuhkan biaya besar.

2.3 Media Online

Dari pandangan studi komunikasi massa, media online jadi objek kajian teori media baru (new media), yakni istilah yang tertuju kepada permintaannya masuk untuk konten berbentuk isi atau info (Romli, 2012:31).

Romli mengatakan media online adalah penerus ke 3 setelahnya media cetak dan elektronik. Media online adalah penyederhana pada wujud media konvensional dimana tertuju

(3)

8

pada perkembangannya teknologi digital yang mengubah teks, grafik, gambar, dan video menjadi data digitalisasi berwujud byte (Romli, 2012:30-31).

Suryawati (2011:46-47) media online mempunyai berapa unggulan yang dijadikannya bisa berkompetisi dengan media lain, meski media online adalah media baru. Keunggulannya yakni:

 Info yang tersaji sifatnya up to date.

Media online mempunyai cara sajian pemberitan begitu mudahnya dan sederhana.  Info sifatnya real time.

Media online bisa disajikan beritanya atau info dengan cara live (langsung) saat kejadian berlangsung.

 masuknya mudah.

Media online bisa masuk dimana dan kapan saja.  Hyperlink System.

Sistemnya hyperlink pada media online adalah sistemnya terkoneksi diantara website dengan website.

Karakteristiknya media online mendekati sama dengan keunggulan media online, Romli (2012:33-34) mengemas dalam berapa karakter antara lain:

 Multimedia.  Aktualitas.  Cepat.  Update.  Kapasitas Luas.  Fleksibilitas.  Luas.  Interaktif

(4)

9  Terdokumentasi.

Pendapat tentang karakteristik berita online juga dikemukakan oleh Rey G. Rosales (dalam Romli, 2012:16-17) yang lebih tertuju pada elemen yang ada pada media online. Elemen tersebut antara lain:

a. Headline b. Text, c. Picture, d. Graphic,

e. Related link, link f. Slide show

g. Audio h. Animation, i. Interactive feature j. Interactive video games

Media online sama seperti media cetak yang terdiri dari berita, feature, foto, dan iklan yang dikategorikan, yang mana pada media cetak menyebut rubik. Bedanya konten media online dan media cetak dapat dikemasannya media online tidak cuma berbentuk teks dan gambar, tapi dilengkapi audio, visual, grafis, animasi, artikel terkait, link, interactive game, juga kolom komentar (Romli, 2012:35).

Isi media online dibagi jadi halaman (page) dan kategori (category). Halaman (page) berisikan info statis misalnya: profil, buku tamu, dan info penting lain. Sedangkan kategori (category) merupakan pengkategorikan jenis tulisannya dari sisi topik atau tema (Romli, 2012: 35).

Hampir sama dengan isi media, gaya penulisannya yang disaji media online juga dibagi jadi berapa bentuk. Romli (2012:56-57) klasifikasikan isi media jadi 5 bentuk, yakni:

(5)

10  Naskah.

 Judul (head).

 Alenia Pertama (lead).  Tubuh berita (body).

2.4 Media Massa Sebagai Konstruki Realitas

Media merupakan wujud jamak dari medium yang artinya ditengah atau perantara. Massa bermula dari bahasa Inggris yang artinya sekelompok atau sekumpulan.

Cangara (2010:123), merupakan sarana yang dipakai dalam penyampaian pesan dari sumbernya ke khalayak memakai alat komunikasi, seperti surat kabar, televisi, radio, dan film. Shirley Biagi (2010:10) sebutkan tiga konsep pentingnya mengenai media massa, yakni:

1. Media massa merupakan sebuah wujud usaha yang terpusat ke keuntungannya. 2. Perkembangannya dan perubahannya didalam kiriman dan konsumsi media massa,

dipengaruh berkembangnya teknologi.

3. Media massa selalu dicerminkan sekalian berpengaruhi dalam hidup masyarakat, dunia politik, dan budaya.

Apa yang dijelaskan diatas kesimpulannya yakni media adalah sarana yang bisa menyebarkan pesan secara luas dan sekaligus dapat membentuk opini dari suatu peristiwa yang terjadi.

Konstruksi merupakan realita yang terbentuk oleh media didasarkan seberapa faktor internal dan eksternal. Faktor internal berpengaruh pada pembuatan tentang liputan politik merupakan idealis dan ideologi yang diikuti, baiknya oleh media dengan cara keseluruhannya

(6)

11

maupun individual dan wartawan. Sedangkan, faktor eksternal berpengaruh pembuatan berita politik yakni, pasar dan kenyataan politik (Hamad, 2004).

Suatu realita sosial tidak dibentuk sendirinya tanpa hadirnya manusia, baik di dalam maupun di luar realita itu. Realita sosial itu mempunyai makna saat realita sosial dikonstruksikan dan dimaknai secara subjek oleh manusia lain hingga mantapkan realitas itu sebagai objek. Manusia mengkonstruksikan realitas sosial dan mengkonstruksikan didalam dunia realitas, mantapkan realita didasarkan subjektif manusia lainnya didalam institusi sosial (Sobur, 2002:90).

Konstruksi realitas sosial yakni suatu teori yang dicipta oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann yang pandangannya yakni realitas mempunyai dimensi subjek dan objek. Manusia yakni instrumennya didalam ciptakan realitas yang objektifitas melalui proses eksternal, sebagai mempengaruhi melewati cara interrnalisasi yang mencerminkan realitas yang subjektif. Dengan itu, masyarakat sebagai produk manusia, dan sebaliknya manusia sebagai produk masyarakat, berlangsung secara dialektis: tesis, antitesis dan sintesis. Keadialektisan tersebut menandakan bahwa masyarakat tidak pernah menjadi sebagai produk akhir, melainkan sebagai sebagai proses yang sedang terbentuk (Bungin,2008:13).

Menurut Mufid (2007), Berger dan Luckmann menilai proses mengkonstruksi melalui interaksi sosial yang dialektis dari tiga bentuk realitas, yaitu symbolic reality, objective reality, dan subjective reality yang berlangsung dalam suatu proses tiga momen simultan: eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Objective reality merupakan suatu kompleksitas definisi realitas (termasuk ideologi dan keyakinan) serta rutinitas tindakan dan tingkah laku yang telah mapan terpola (tercakup di dalamnya adalah berbagai institusi sosial dalam pasar), yang kesemuanya dimaknai oleh individu secara umum sebagai fakta. Symbolic reality, merupakan semua ekspresi simbolik dari apa yang dimaknai sebagai ‘objective reality’, termasuk di dalamnya teks industri media, repreesentasi pasar, kapitalisme dan sebagainya

(7)

12

dalam media. Sedangkan objective reality adalah konstruksi definisi realitas (dalam hal ini misalnya media, pasar, dan seterusnya) yang dimiliki individu dan dikonstruksi melalui proses internalisasi.

Tiga tahapan yang dimaksud oleh Peter L.Berger yakni : 1. Eksternalisasi

2. Objektivikasi 3. Internalisasi

Bagi Berger, realitas tidak diwujudkan dengan cara ilmiah, juga tidak melalui Tuhan. Sebaliknya dibentuk dan dikonstruksi. Dari pernyataan tersebut, menjelaskan bahwa realitas tidak pernah menunjukkan wajah aslinya dan akan selalu ada perbedaan.

3 hal terpenting dalam persiapan materi kontruksi sosial yakni : 1. berpihaknya media massa pada kapitalis.

2. berpihaknya tidak nyata pada khayalayak.

3. berpihaknya pada keinginan umum. Bentuk keperpihakan ini mengartikan dalam arti sesungguhnya yang mana merupakan visi dari setiap media massa.

(8)

13 2.5 Konstruksi Berita

2.5.1 Pengertian Berita

Kata news dari bahasa Inggris yang artinya berita, asalnya dari new (baru) dengan konotasinya pada suatu yang baru, sehingga berita merupakan laporan terhangat yang bersifat aktual tentang fakta maupun opini yang dianggap penting dan menarik dalam suatu peristiwa. Berita ditulis untuk menggambarkan ulang atau merekonstruksi peristiwa yang telah, sedang, atau akan terjadi.

Williard G. Bleyer mengartikan bahwa berita merupakan sesuatu yang sedang hangat dan menjadi pandangan para pembacanya, dan berita yang baik adalah berita yang dapat minat perhatian khalayak paling banyak. Didalam hal ini, Bleyer tidak bedakan antara laporan dan peristiwa, yang diterima dan dibaca oleh seorang bukan peristiwa atau fakta, melaiinkan laporannya (Suhadang, dalam Tamburaka, 2012:135).

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa berita merupakan suatu informasi yang bersifat aktual dan aktual serta dapat menarik perhatiann banyak masyarakat sebagai konsumen untuk membaca isi dari berita tersebut.

2.5.2 Jenis Berita

Menurut Sumadiria (2006:65-68), berita bisa dikategorikan jadi berapa jenis, yaitu:

A. Straight News: Jenis berita ini seringg disebut berita langsung, apa adanya serta ditulis secara disingkat dan padat. Berita berjenis ini sering digunakan pada sebagian besar halaman depan surat kabar. Berita straight news ini juga dibagi menjadi dua macam:

 Hard News, yakni berita yang mengennai kejadian yang terjadi saat itu juga. Kelompok berita ini dibatasinya oleh waktunya dan aktual. Namun,

(9)

14

berita hard news ini sering tidak tahan lama, sehingga tidak ada pembahasan lebih lanjut mengenai berita berjenis ini.

 Soft News, yakni berita yang sering disebut sebagai berita pendukung. Berita soft news dapat diberitakan kapan saja dan tidak dibatasi oleh waktu. Informasi yang disuguhkan kepada masyarakat tersebut dapat menciptakan simpati maupun empati dari para pembaca.

B. Depth News: bersifat mendalami, dikembangkan dengan diperdalam hal yang ada pada sebuah permukaan.

C. Investigation News : dikembangkannya didasarkan penelitian dari berbagai sumber terpecaya dan kadang rahasia.

D. Interpretative News: dikembangkan dan didukung dengan opini atau penelitian wartawan/ reporter dari berita itu sendiri.

E. Opinion News: perihal pendapatnya seorang, biasa diambil dari pendapatnya ahli, sarjana, profesor bahkan pejabat perihal sebuah kejadian dan lainnya.

2.5.3 Nilai Berita

Perihal penting selain cara menyajikan yaitu nilai dari berita itu sendiri, dimana suatu peristiwa atau fakta yang ada bagaimana dibumbu-bumbui diberian warnanya jika tidak mempunyai nilai yang terpenting akan menjadiannya basi. Jadinya, paduan antara fakta dan peristiwa serta nilai berita itu sendirinya akan dijadikan suatu berita yang memukau (Tamburaka,2012:138).

(Fraser Bond, dalam Tamburaka,2012:139) mengatakan bahwa untuk sajikan berita nilai tinggi dan bisa menarik bangkit perhatiannya khalayak banyak terdapat empat faktor:

1. tepat waktu

2. dekat lokasi peristiwa 3. besar

(10)

15 4. kepentingannya

Fraser Bond juga mengatakan yakni Kedubelas konflik adalah unsur penting yang dapat jadikan daya pikat dari sebuah berita:

1. minat pribadi 2. uang

3. seks; 4. konflik

5. perihal luar biasa

6. berjiwa pahlawan dan tersohor 7. gelisah

8. kemanusiaan

9. peristiwa yang dipengaruhi kelompok vital; 10. kontes;

11. temuan dan opini 12. kejahatan.

2.6 Konstruksi Pemberitaan

Perihal penting yakni membingkai berita atau dengan kata lain framing, bagaimana suatu isu yang akan ditonjol saat membingkai kurang baik sehingga isu yang baik itu menjadi kurang perhatian. Jika pesan yang mau tersampaikan seringkali kurang kena atau bingung, jadi berita tersebut harus dikonstruksikan dan dibentuk sebagaimana rupanya jika konstruksikan pesan tersebut dapat diterima dan dimaknai oleh pembaca (Tamburaka,2012:140).

Dengan konstruksi seperti di atas, Tamburaka mencoba untuk menyambungkan kembali dengan teori agenda setting, dimana hipotesisnya apa yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting oleh khalayak. Suatu isu yang ingin disuguhkan kepada

(11)

16

masyarakat wajib dikonstruksi terlebih dahulu oleh media itu sendiri. Isu sendiri merupakan wujud yang abstrak, masih belum mengerti dan pahami supaya konkrit, agar ada bentuknya.

2.6.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konstruksi Berita

Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese jelaskan tentang pengaruh terhadap isi media pada sebuah berita, baik dari pengaruh internal dan eksternal. Shoemaker dan Reese membagi berapa level media. (ideology model, Shoemaker 1996:60). Seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Gambar. 2.1 Teori Hirarki Level

Sumber gambar: Binus Journal

Dalam gambar, ada lima faktor yang bisa mempengaruh berita yang tersajikan oleh media yaitu:

1. Tingkat Individu Pengaruh isi dari media massa berhubungan dengan bagaimana wartawan menulis berita berpengaruh pada bagaimana isi sebuah pesan media dimuat.

2. Tingkat Rutinitas Media

3. Rutinitas media ini lebih mengarah pada Tingkat Organisasi Level 4. Tingkat Extramedia level

(12)

17

berkaitan dengan pengaruh yang dimunculkan oleh luar media. Yakni dari:  Sumbernya pemberitaan

 Sumbernya Penghasilan Media  Pihak Eksternal

5. Tingkat Ideological level

2.7 Analisis Framing

2.7.1 Pengertian Analisis Framing

G.J. Aditjondro (Sudibyo,1999b:165) mengemukakan bahwa framing merupakan metode penyajian realitas di mana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan memberikan sorotan terhadap aspek-aspek tertentu saja, serta menggunakan istilah-istilah yang memiliki konotasi tertentu, dan dengan bantuan foto, karikatur, dan alat ilustrasi lainnya.

Framing, menurut Entman (Siahaan,2001:80), memiliki implikasi penting bagi komunikasi politik. Frames, menurutnya, menuntut perhatian terhadap beberapa aspek dari realitas dengan mengabaikan elemen-elemen lainnya yang memungkinkan khalayak memiliki reaksi berbeda. Framing juga mampu memainkan peran utama dalam mendesakkan kekuasaan politik, dan frame dalam teks berita sungguh merupakan kekuasaan yang tercetak.

Proses framing tidak Cuma libatkan para pekerja pers, melainkan pihak yang mempunyai masalah didalam kasus tertentu yang mana saling usaha untuk memberikan sisi info yang ingin ditonjolkan dengan sembunyikan sisi yang lain.

(13)

18

2.7.2 Model Framing Zhongdang dan Gerald Kosicki

Frame ini merupakan suatu ide yang dihubungkan dari elemen yang berbeda dalam teks berita (seperti kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata ataupun kalimat tertentu) ke dalam teks keseluruhan (Eriyanto,2012). Didalam pendekatan ini, perangkat framing terbagi jadi 4 bagian: 1. Struktur Sintaksis 2. Struktur Skrip 3. Struktur Tematik 4. Struktur Retoris 2.7.3 Efek Framing

Menurut (Eriyanto,2002:230), terdapat empat efek framing, yakni: 1. Framing mengartikan realitas tertentu dann melupakan definisi lain.

2. Framing yang dibuat media akan ditonjolkan aspek tertentunya dan kaburkan aspek lain. 3. Framing yang dibuat media akan menampilkan sisi lain dan lupakan sisi yang lain.

4. Framing yang dibuat media akan tampilkan fakta tertentu dan mengabaikan fakta yang lain pada satu fakta.

2.8 Fokus Penelitian

Fokus penelitiaan yang dimaksud peneliti dalam penelitian ini yakni tentang apa saja yang ditelitinya.

Adapun maksud, yakni dengan konstruksi berita media online Konstruksi Pemberitaaan Media Online Mengenai Merebaknya COVID-19 di Indonesia pada Media Online Detik.com dan Kompas.com merupakan sebagaimana media memframing berapa pilihannya berita berkaitan kasus Covid-19 yang tersebar di Indonesia pada masyarakat luas, kemudian melihat dan menemukan suatu realitas atau lakukan konstruksi di dalam beritanya untuk bisa

(14)

19

memunculkan suatu pandangan atau opini dengan menggunakan analisis Zhongdang dan Gerald Kosicki.

Referensi

Dokumen terkait

LAKIP Tahun 2015 Pengadilan Negeri Demak 29 Terdapat 26 perkara sisa perkara gugatan perdata tahun 2015 dimana keseluruhan jumlah sisa pekrara dapat diselesaikan di

Penilaian Kinerja Diskusi dan Presentasi Dilaksanakan pada proses pembelajaran, saat peserta didik menyampaikan hasil diskusi tentang Perubahan Sosial dan Budaya Akibat

KEEMPAT : Taman di Perairan Teluk Moramo di Provinsi Sulawesi Tenggara sebagaimana dimaksud diktum KETIGA dengan batas koordinat sebagaimana tercantum dalam

Rencana pembiayaan investasi bersumber dari sumber-sumber pembiayaan invetasi di Bidang Infrastruktur di Kota Bukittinggi didukung oleh sumber baik dari Pemerintah

Hasil evaluasi atas sub komponen “Pemenuhan Evaluasi” menunjukkan nilai sebesar 1,88 dari nilai maksimal 2,00, dengan uraian sebagai berikut:. a) Dinas Pekerjaan Umum

Whereas the analyzing data used by the writer was Independent Sample T-test obtained from SPSS 16.00, to know whether there is significant difference on students writing

Luas selimut < Luas permukaan transfer panas,sehingga sistem pendingin yang digunakan adalah koil.. atau koil adalah 10 psia sehingga delta P

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan, maka dapat disimpulkan 1) Kerja ilmiah mahasiswa yang dilatihkan dan proporsi mahasiswa yang bisa