• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENDIDIKAN SEKS DALAM KITAB AL-FAWA IDU FIN-NIKAH KARYA KH. AHMAD YASIN BIN ASYMUNI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PENDIDIKAN SEKS DALAM KITAB AL-FAWA IDU FIN-NIKAH KARYA KH. AHMAD YASIN BIN ASYMUNI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

48

A. Gambaran Tentang Kitab Al-Fawa’id Fin-Nikah Karya KH. Ahmad Yasin bin Asymuni dari Kediri Jawa Timur

Kitab Fawa’id Fin An-Nikah ini adalah buah karya seorang ulama nusantara yang bernama KH. Ahmad Yasin bin Asymuni, Beliau lahir pada tanggal 8 Agustus 1963, dan Beliau dilahirkan dari pasangan KH. Asymuni dan Ibu Nyai Hj. Muthmainah di Dusun Petuk Desa Puhrubuh Kecamatan Semen Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur.

Mulai usia 6 tahun, Ahmad Yasin di samping sekolah dasar (SD) pada pagi hari, sore harinya ia sekolah di MIN (Madrasah Ibtidaiyah Negeri), pada malam harinya diajar sendiri oleh Ayahnya, yaitu membaca Alquran, menulis Arab, memahami dasar-dasar qaidah, fiqh, tajwid. Pada tahun 1975 telah lulus SD kemudian melanjutkan sekolah di Madrasah Hidayatul Mubtadi-ien Lirboyo Kota Kediri. Tahun 1982 Ahmad Yasin sudah menyelesaikan (tamat) pendidikan tingkat Aliyah Madrasah Hidayatul Mubtadi-ien Lirboyo yang kemudian melanjutkan pendidikan Ar-rabithah di pesantren yang sama. Setelah Ahmad Yasin tamat sekolah, hari-harinya dihabiskan untuk menelaah kitab-kitab kuning terutama kitab-kitab fikih.

Beliau adalah orang yang memegang prinsip : “Menuntut ilmu tidak ada batas umur dan tidak mengenal waktu.” Oleh karena itu, beliau suka

(2)

mentelaah kitab-kitab / buku-buku baik dari karya orang dahulu (kutubut turos) atau yang kontemporer (muasarah). Bahkan beliau tetap gemar membaca walaupun sudah diangkat menjadi guru, dan diangkat menjadi kepala sekolah (Mudier). Dan setelah pulang dari pondok sampai sekarang (tahun 2010) masih tetap melakukannya. Pada tahun 1993 Ustadz Ahmad Yasin pulang ke kampung halamannya untuk mendirikan pondok pesantren yang diberi nama Pondok Pesantren Hidayatut Thullab.

Ustadz Ahmad Yasin menyimpulkan bahwa berdakwah dan tabligh (menyampaikan ilmu kepada masyarakat) bisa melalui 3 hal, yaitu :

1. Memberikan contoh prilaku yang baik (bil hal) kepada masyarakat.

2. Melalui lisan dengan mengajar, membaca kitab, ceramah, dialog, dan seminar.

3. Melalui karya tulis.

Pada tahun 1989 beliau mulai berpikir untuk berdakwah dan tabligh melalui karya tulis dengan bahasa Arab Sampai sekarang (tahun 2016) sudah mencapai 203 judul (semua berbahasa Arab) diantaranya adalah kitab

Al-Fawa’idu Fin-Nikah yang membahas tentang permasalahan dalam pernikahan

dan konsep hubungan seks yang benar menurut syariat islam.

ِف اَنَم ِحاَكِنلْا ِفِ َّفَا اَنٌلْػثٍم ُلِىاَْلَْا َمَلْعَػي ْيَكِل َةَلاَسِرلْا ِهِذًى ِعْضَوِب ُثِع اَبلْاَو

َع

ِوْيِف َّفَاَو يَصُْتُ َلا َدئاَوَػفَو

َعِبَّتَػيَو ِةَرِخلآِل ُهاَوَػن ْفَا ِوْيِف ٍلَمَع ُّلُك .ِؿْوُسَّرلا َةَّنُس

(3)

ِةَرِخ ْلآِل

َرْوُظْحَمْلاَو َعْوُػنْمَمْلَا َلاَعَػف ْفِا ٌةَمْقَػنَو ٌةَنْعَلَو ٌباَقِع ْلَب اَمَُلَ َباَوَػث َلاَف

َكّْنلا ِفِ َّفَلا

ٍتاَرْوُظَْمََو َعِضاَوَم ِحا

.

Latar belakang KH. Ahmad Yasin bin Asymuni dalam penulisan kitab ini adalah agar orang-orang awam mengetahui manfaat dan tujuan dalam pernikahan dan sesuatu yang berhubungan dengan pernikahan seperti hukum penikahan, reproduksi, menjaga syahwat, hak-hak dan kewajiban dalam rumah tangga dan juga tentang etika dan tata cara berhungan seks.1

Pada tanggal 2 Januari 2011, KH. A. Yasin Asymuni mendapat Piagam Penghargaan dari Kementrian Agama Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Islam atas jasanya dalam bidang keilmuan/akademik sebagai Penulis Produktif dalam kajian kitab di pondok pesantren.2

B. Pendidikan Seks Dalam Kitab Al-Fawa’idu Fin-Nikah Karya KH. Ahmad Yasin bin Asymuni dari Kediri Jawa Timur

Dari penjelasan di atas telah diterangkan bahwa dalam kitab

Al-Fawa’idu Fin-Nikah karya KH. Ahmad Yasin bin Asymuni ini adalah salah

satu karya tulis beliau, kitab ini secara umum membahas tentang kehidupan berumah tangga, yang di dalamnya terdiri dari 19 Pasal (bab), yakni :

1. Pasal 1 membahas tentang Nikah adalah Ibadah.

2. Pasal 2 memebahas tentang Beberapa Hal yang Positif dalam Nikah. 3. Pasal 3 membahas tentang Keturunan (Reproduksi).

4. Pasal 4 membahas tentang Menjaga Syahwat.

1

KH. Ahmad Yasin bin Asymuni, Al-Fawa’idu An-Nikah, (Kediri: Hidayatu At-Thulab), hlm. 2.

2 http://www.pphtpetuk.or.id/profil-khyasin-asymuni-ppht, diakses hari rabu tanggal 27

(4)

5. Pasal 5 membahas tentang Menguatkan Hati untuk Ibadah.

6. Pasal 6 membahas tentang Kerelaan Hati dalam Melaksanakan Tugas Rumah Tangga.

7. Pasal 7 membahas tentang Memerangi hawa Nafsu. 8. Pasal 8 membahas Niat dalam Menikah.

9. Pasal 9 membahas tentang Rumah Tangga. 10. Pasal 10 membahas tentang Walimah. 11. Pasal 11 membahas tentang Etika Seks.

12. Pasal 12 membahas tentang Manfaat dan Pahala Seks.

13. Pasal 13 membahas tentang Persiapan dan Langkah-langkah yang dilakukan Sebelum Melakukan Seks.

14. Pasal 14 membahas tentang Sesuatu yang dianjurkan dalam Seks.

15. Pasal 15 membahas tentang Jumlah Ideal dalam Setiap Jumat dan Waktu Melakukan Seks.

16. Pasal 16 membahas tentang Waktu-waktu yang dilarang untuk Melakukan Seks.

17. Pasal 17 membahas tentang Seks yang Membahayakan.

18. Pasal 18 membahas tentang Tempat-tempat yang dilarang untuk Melakukan Seks.

19. Pasal 19 Penutup, membahas tentang Menjaga Kesehatan dengan Memakai Wangi-wangian.3

3 KH. Ahmad Yasin bin Asymuni, Al-Fawa’idu An-Nikah, (Kediri: Hidayatu At-Thulab),

(5)

Penelitian ini mengkhususkan pada pembahasan Konsep Pendidikan Seks dalam kitab Al-Fawa’idu Fin-Nikah karya KH. Ahmad Yasin bin Asymuni dalam pasal pasal 11 sampai pasal 18, yaitu:

1. Etika Berhubungan Seks (pasal 11)

ِلْوُخ ُدْلا ُباَدآ

ِىَو

َي

ٌةَرْػيِثَك

:

َهْػنِم

ا

:

ْفَا

َرّْهَطُي

ُوَنِطاَب

ُوَنّْػيَزُػيَو

ِةَبْوَّػتلاِب

ْنِم

ِعْيَِجَ

ِبْوُػنُّذلا

ِتاَفَْلااَو

ِبْوُػيُعْلاَو

َلُخْدَيَػف

اًرِىاَط

اًفْػيِظَن

اِّسِح

ًنْعَمَو

,

َعَل

َل

َوّللا

لياَعَػت

ُلِمْكَي

ُوَل

َرْمَا

ِوِنِنْيِد

ِؿْوُخُّدلاِب

يَلَع

ٍةَجْوَز

.

اَمَبْسَح

َدَرَو

ِفِ

ِثْيِدَْلْا

:

ْنَم

َجَّوَزَػت

ْدَقَػف

َلْكَتْسِا

ُفْصِن

ِوِنْيِد

ِقَّتَيْلَػف

َوّللا

ِفِ

ِفْصّْنلا

ِناَّثلا

.

Kitab ini menjelaskan beberapa adab dalam berhubungan seks, diantaranya:

a. Suami hendaknya menghiasi hatinya dengan taubat kepada Allah SWT, taubat dari semua dosa-dosa dan kesalahan serta cela-cela yang pernah dilakukannya, juga suami harus bersih/suci dari hadast, besar kemungkinan Allah SWT akan menyempurnakan baginya dari urusan agama baginya, karena seks yang dilakukan dengan istrinya. Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa telah menikah, maka dia benar-benar telah menyempurnakan separuh agamanya, maka hendaklah bertaqwa pada Allah Swt”

(6)

اَهْػنِمَو

َقُػيَػف َكِلَذ ِفِ َةَّنُّسلا َلَمْعَػتْسَي ْفَا :

: ُؿْوُقَػي َُّثُ َنَْمُيْلا ُوَلْجِز َـّْد

ُـَلاَّسلَا ِوّللا ِؿْوُسَر ىَلَع ِـَلاَّسلاَو ِوّللا ِمْسِب

اَهْػنِمَو

َلَع

َيّْلَصُي َُّثُ .ْمُكْي

ٌدَحَا ُوّللاَوُى ْلُقَو ,ًاثَلاَث َةَِتُاَفْلَا ُءاَرْقَػي َُّثُ .َرَّسَيَػت اَِبَِرَػثْكَا ْوَا ِْيَْػتَعْكَر

,اٌثَلاَث

َوّللا ْوُعْدَي َُّثُ .اٌثَلاَث َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُوّللا ىَّلَص ِّْبَِّنلا ىَلَع َيّْلَصُي َُّثُ

ْيَلِا ُبَغْرَػيَو

ُؿْوُقَػي َُّثُ .ِةَّبَحَمْلا ِـاَوَدَو ِةَنَسَْلْا ِةَفْلُْلااَو ِةَرْشُعْلا ِنَسْحَا ِفِ ِو

ّْْنَِم ْمُهْػقُزْرا َّمُهّللَا .َِّفِ ْيٍلْىَِلا ْؾِراَبَو ْيِلْىَا ِْفِ ِْلي ْؾِراَب َّمُهّللَا :

ُزْراَو ْمُهْػنِم ِنَْقُزْراَو

ْمُىَةَّدَوَمَو َمْهَفْلا ِْنَْق

ْبّْبَحَو ْ ِتَِّدَوَمَو ْيِفْلُا ْمُهْػقُزْراَو

. ٍضْعَػب َليِا اَنَضْعَػب

b. Suami disunahkan hendaknya mendahulukan kaki kanannya di waktu

memasuki kamar istrinya sambil membaca:

ْمُكْيَلَع ُـ َلاَّسلا ِللها ِؿْوُسَر ىَلَع ُـ َلاَّسلاَو ِللها ِمْسِب

Selanjutnya melaksanakan shalat 2 raka’at atau lebih dengan membaca surat-surat yang mudah baginya, setelah itu hendaklah suami membaca al-Fatihah 3x, al-Ikhlas 3x, dan membaca shalawat kepada Nabi saw 3x, Setelah itu suami membaca doa:

َا ِْفِ ِْلي ْؾِراَب َّمُهّّٰللا

.َِّفِ ْيِلْىَِلا ْؾِراَبَو ْيِلى

ِْنَْقُزْراَو ّْْنَِم ْمُهْػقُزْرا َّمُهّّٰللا

اَنَضْعَػب ْبّْبَحَو ْ ِتَِّدَوَمَو ْيِفْلُا ْمُهْػقُزْراَو ْمُهَػتَّدَوَمَو َمْهَفْلَا ِْنَْقُزْراَو ْمُهْػنِم

ٍضْعَػب َلَِا

.

Artinya: Yaa Allah limpahkanlah berkahmu pada kami dalam keluarga

kami, dan berkahmu ke keluarga kami dalam kami. Yaa Alloh

(7)

kami dari mereka, limpahkanlah rizqimu kepada kami atas kerukunan

dan cinta mereka berilah kami saling mencinta satu sama lain.”

َرُم ْأَي ْفَا : اَهْػنِمَو

ٍةَراَهَط ِْيَْغ يَلَع ْتَناَك ْفِا ِءْوُضُولاِب ُوَتَجْوَز ُجْوَّزلا

َّفََلا ,ِءاَشِعْلاَو ِبِرْغَمْلا ِةَلاَصِب َرُمْأي َُّثُ ِؿْوُخُّدلا َتْقَو

ْفَا َّلَق َةَسْوُرَعْلا

َةَلْػيَل ِْيَْػتْػقَوْلا ِنْيَذَى ْيّْلَصُت اَىَدٍَتَ

ِؿْوُخُّدلا

.َكِل َذ ْنِم ْرَذْحَيْلَػف

c. Suami memerintahkan istrinya untuk berwudlu terlebih dahulu, kemudian memerintahkan untuk sholat apabila ia belum melaksanakannya, khususnya sholat maghrib dan isya’, karena biasanya mempelai perempuan (ketika malam pernikahan) belum melaksanakan sholat tersebut. Lalu mengajak istrinya shalat sunnah berjamaah serta berdoa bersama.

ِءَاعُّدلاَو ِةَلاَّصلا َنِم َغَرَػف اَذِا :اَهْػنِمَو

ّْبَقُػي ُوَّنِاَف

ُسِلَْيََو اَهْػيَلِا ِوِهْجَوِب ُل

اَهْػيَلَع ُمّْلَسُيَو اَىِءاَزِاِب

ُـّْدَقُم َيِىَو اَهِتَيِصاَن يَلَع ُهَدَي َعَضَي ُّثُ اٌضْيَا

. ِسْأَّرلا

d. Setelah sholat bersama, suami menciumi wajah istrinya dan duduk berhadapan dengannya, dan juga mengucapkan salam kepada istri, lalu sang suami meletakkan telapak tangannya di atas ubun-ubun istri.4

4 KH. Ahmad Yasin bin Asymuni, Al-Fawa’idu An-Nikah, (Kediri: Hidayatu At-Thulab),

(8)

2. Manfaat dan Pahala Seks (pasal 12)

ُعِفاَنَم

ِعاَمِجْلا

ِهِباَوَ ثَو

ِْلْا َّفِاَف

اَىُدَحَا : ُةَّيِلْصَْلاَا ُهُدِصاَقَم َيِى ٍرْوُمُا ِةَثَلاَثِل ْيِلصَلاا ِفِ َعِضُو َعاَم

ْيِذَّلا ِءاَمْلا ُجاَرْخِا ناَّثلا ,ِلْسَّنلا ُظْفِح

ِةَلْمُِبِ ِوِناَقِتْحاَو ِوِباَسِتْحِا ُّرُضَي

,ِرَطَوْلا ُءاَضَق ُثِلاَّثلا ,ِفَدَبْلا

.ِعُّتََتََو ,ِةَذَّللا ُلْيَػنَو

Manfaat berhubungan seks (suami-istri) pada asalnya ada 3 manfaat pokok, yaitu :

a. Melestarikan keturunan

b. Mengeluarkan air sperma yang dapat membahayakan bagi seorang laki-laki manakala tidak dikeluarkan

c. Memenuhi kebutuhan biologis dan memperoleh kenikmatan seks.

ِسْوُػنْػيِلاَج ؿاَق .ِةَّحّْصلا ِظْفِح ِب اَبْسَا ِدَْحَْا َعاَمِْلْا َّفَا

:

ُبِلاَغْلَا

َْلَاَو ُراَّنلا :ِّْنََمْلاِرَىْوَج يَلَع

َيِذَّلا ِفِاَّصلا ِـاَّدلا َنِم ُوُنْوَك َّفَِلا .ُءاَو

.ُةَّيِلْصَْلاا ُءاَضْعَْلاَا ِوِب يَذَتْغَػي

َلْعاَف

ِنَقَػتْحُمْلا ُجاَرْخِاْوَا .ِلْسَّنلا ِبْلَط ِفِ ّلاِا ُوُجاَرْخِا يِغَبْنَػي َلا ُوَّنَا ْم

َدْحَا ُوُناَقِتْحِا َـاَد اَذِا ُوَّنِاَف .ُوْنِم

َا :اَهْػنِم ,ٌةَئْػيِدَر اًضاَرْمَا َث

ُةَسَوْسَوْل

.ُعْرَّصلاَو ُفْوُػنُْلْاَو

Sesungguhnya berhubungan seks adalah salah satu sebab menjaga kesehatan, sebagaimana pendapat Jalinus bahwa air mani itu panas dan basah karena berasal dari darah bening yang dapat mempengaruhi kekuatan tubuh, sayogyanya air mani itu dikeluarkan

(9)

untuk mencari keturunan, apabila air mani itu tidak dikeluarkan maka akan menimbulkan penyakit, diantaranya was-was, gila dan pingsan.

ِةَبِع َلاُمْلاَو ِةَلْػبُقْلا َدْعَػب ِةَِلْاَّصلا ِةَيّْػنلِب ُوَلْىَا تِْأَي ْنَمْيِف ٌمْيِظَع ٌباَوَػث َدَرَو

ِوْيَلَع ُوّللا يلَص ِوّللا ُؿْوُسَر َؿاَق :ْتَلاَق : اَهْػنَع ُوّللا َيِضَر َةَشِئاَع ْنَعَػف

َمَّلَسَو

ِتَأَرْما ِدَيِب َذَخَا ْنَم

ُوْنَع اََمََو ,ًةَنَسَح ُوَل ُوّللا َبَتَك اَىُدِواَرُػي ِو

ُوْنَع اََمََو ٍتاَنَسَح َرْشَع ُوَل ُوّللا َبَتَك اَهَقَػنَع ْفِاَو ًةَجَرَد ُوَل َعَفَرَو ,ًةَئّْيَس

ٍتاَجَرَد َرْشَع ُوَل َعَفَرَو ٍتاَئّْيَس َرْشَع

َنْيِرْشِع ُوّللا َبَتَك اَهَلَػبَػق ْفِاَو ,

َح

َفاَك اَىاَتَا ْفِاَو .ٍةَجَرَد َنْيِرْشِع ُوَل َعَفَرَو ٍةَئّْيَس َنْيِرْشِع ُوْنَع اََمََو ٍةَنَس

ٌرْػيَخ ُوَل

َلِستْغَػيِل َـاَق اَذِاَف .اَهْػيِف اَمَو اَيْػنُّدلا َنِم

ٍئْيَش يَلَع َءاَمْلَا ِرَْيَ َِلَ

َعَفَرَو ًةَئّْيَس ُوْنَع ىََمَ ّلاِا ِهِدَسَج ْنِم

َنِم اًرْػيَخ ِوِلْسُغِب ىَطْعُػيَو ًةَجَرَد ُوَل

ُّدلا

.اَهْػيِف اَمَو اَيْػن

Pahala dalam melakukan seks dengan niat yang baik diantaranya yaitu, berdasarkan hadist dari Sayyidah A’isyah, Rasululllah saw bersabda: “Barangsiapa memegang tangan istri sambil merayunya, maka Allah SWT akan menulis baginya 1 kebaikan dan melebur 1 kejelekan serta mengangkat 1 derajat. Apabila merangkul, maka Allah SWT akan menulis baginya 10 kebaikan dan melebur 10 kejelekan dan mengangkat 10 derajat. Apabila menciumnya, maka Allah SWT akan menulis baginya 20 kebaikan, melebur 20 kejelekan dan mengangkat 20 derajat apabila ia melakukan hubungan seks dengan istrinya, maka lebih baik daripada dunia dan isi-isinya“. Dari hadist lain Rasulallah saw bersabda: “ Apabila suami berdiri untuk melakukan mandi junub setelah

(10)

melakukan senggama dengan istrinya, maka tiada air yang mengalir pada anggota tubuhnya, kecuali Allah SWT, akan mengampuni semua dosa-dosanya, dalam keterangan lain, Allah SWT akan menulis kepadanya 1 kebaikan dari setiap helai rambut yang terkena atau terbasahi air”.5

3. Persiapan dan Langkah-langkah yang dilakukan Sebelum Melakukan Seks (pasal 13)

ُهَلْ بَ ق ُلِّمَعُ ي اَمَو ِعاَمِجْلا َلْبَ ق ُأَيْهَ ي َام

َّزلا َنِم ُبَلْطُي

ِفِ َلَعَْيَ ْفَا ِجْو

ِةَّبَحَمْلِل ُبِجْوُم َكِلَذ َّفَِلا ُوُبْيِطُي اَم ِوّْمَف

ُّدلا ِةَلْػيَلِب اًصاَخ َكِلَذ َسْيَلَو

, ِؿْوُخ

ْلَب

. ِتاَقْوَْلاا ِرِئ اَس ِفِ ٌبْوُلْطَم َوُى

َػت ْفَا ِةَأْرَمْلِل ُّنَسُي

.َبْيِبْطَتَو اَهِجْوَزِل َنَّيَزَػت

ُّنَسُيَو

ْيَا

ًض

ِءاَنِْلْاِب اَهْػيَلْجِرَو اَهْػيَدَي َبَضَْتُ ْفَاَو اَهْػيَػنْػيَع َلَحْكَت ْفَا ِةَأْرَمْلِل ا

َّتََّح ْلَب اَِبِ اَيِث ِفِ َيِىَو ُوَتَجْوَز ُلُجَّرلا ُعِماَُيَ َلا .ٍدْيِوْسَتَو ٍشْقَػن َفْوُد

َهَّلُك اَهَعَّزَػنَػت

ِحاَو ٍؼاَِلْ ِْفِ ُوَعَم َلُخْدَتَو ا

َنِم ُدْيِرْجَّتلا َيِى َةَّنُّسلا َّفَِلا ٍد

ِعاَمِْلْا ىَلَع ُوُْيِْدْقَػت ْيِغَبْنَػي اَِّمَِو .ِشاَرِفْلاَو ِباَيّْػثلا

اَهُلّْػبُقَػتَو َةَأْرَلما ُوُتَبِعَلاُم

.اَهَػناَسِل ُّصَمَو

Suami disunahkan untuk memakai pewangi mulut karena demikian itu dapat menumbuhkan rasa cinta. Seorang istri disunahkan berhias dan memakai wangi-wangian untuk suaminya. Dan juga disunahkan bagi istri untuk memakai celak mata dan memakai pacar pada kuku tangan dan kuku kaki. Ketika melakukan seks hendaknya seorang istri melepas seluruh

5 KH. Ahmad Yasin bin Asymuni, Al-Fawa’idu An-Nikah, (Kediri: Hidayatu At-Thulab),

(11)

pakaiannya dan masuk dalam satu selimut bersama suami, hendaknya seorang suami mencumbui, mencium dan menghisap mulut istrinya.6 4. Sesuatu yang dianjurkan dalam Seks (pasal 14)

ْنِع ُبْوُلْطَمْلَا

ِعاَمِجْلا َلاَح ُبْوُلْطَمْلاَو ٍةَداَرِا َد

َدْبَػي ْفَا ُّبَحَتْسُي

َؿاَقَو ٌدَحَا ُوّللاَوُى ْلُق َأَرْقَػيَو ليَاَعَػت ِوّللا ِمْساِب ُوَلْػبَػق ِوْيِف َأ

.اَنَػتْػقَزَر اَم َفاَطْيَّشلا ِبّْنَجَو َفاَطْيَّشلا اَنْػبّْنَج َّمُهّّٰللَا ِللها ِمْسِب

Ketika hendak melakukan hubungan seks, terlebih dahulu disunnahkan membaca basmallah, surat al-Ikhlas dan membaca doa agar anak yang dilahirkan terhindar dari godaan syetan:

ِبّْنَجَو َفاَطْيَّشلا اَنْػبّْنَج َّمُهّّٰللَا ِللها ِمْسِب

اَنَػتْػقَزَر اَم َفاَطْيَّشلا

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah jauhkanlah kami dari

syaitan dan jauhkanlah syaitan dari segala yang Engkau rizkikan kepada kami”.

َا َعَمْسَي َّتََّح ِعاَمِْلْا َلْبَػق ُرّْػبَكُي ِثْيِدَْلْا ِلْىَا ُضْعَػب َفاَكَو

ُعَفْرَػي ِراّدلا ُلى

.ِفاَطْيَّشلا ِدْرَطِل يَعَّدِا َكِلَذ َلَعَلَو ُوَتْوَص ِْيِْبْكَّتلاِب

Menurut sebagian ahli hadits, sebelum melakukan seks dianjurkan membaca takbir agar tidak diganggu oleh syetan.

ِةَداَرِا َدْنِع ِجْوَّزلا َنِم ُبَلْطُي

َمِْلْا

ِعا

ِسْأَرِب َّكُِيَُو ِوِلاَمِشِب ُهَرَكَذ َذُخْأَي فَا

اَذِاَف َؿَزْػنَػي َّتََّح ُوَعِزْنَػي َلاَو ِوْيِف َلِسْرُػي َُّثُ ُوَغَدَغْدَيَو ِجْرَفلْا َحْطَس ِةَرْمُكْلا

6 KH. Ahmad Yasin bin Asymuni, Al-Fawa’idu An-Nikah, (Kediri: Hidayatu At-Thulab),

(12)

اًدْيِدَش اِّزَى اَىَزْهَػيَو اَهِكِرَو َتَْتُ ُهَدَي َلَخْدَا ِؿاَزْػنَِلااَب َّسَحَا

ِاَف

ِفاَدَِيَ اَمُهَّػن

ُفَصْوُػت َلا ًةَمْيِظَع ًةَّذَل َكِلاَذِل

.

Ketika hendak melakukan seks, suami dianjurkan memegang kemaluannya dengan tangan kiri dan menggosok-gosokkan ujung kemaluannya pada bibir vagina istri serta menggelitikkannya, kemudiannya memasukan penis kedalam vagina istri dan tidak mencabutnya hingga mengeluarkan air mani. Ketika sudah terasa air maninya keluar maka memasukkan tangannya ke bawah pantat istri dan menggoyangkannya dengan goyangan yang dahsyat, maka mereka berdua akan merasakan kenikmatan yang luar biasa.

اََلَ اًشِرْفَػتْسُم َةَأْرَمْلا ُلَُّلْا َوُلْعَػي ْفَا ِعاَمِْلْا ِؿاَكْشِا ُنَسْحَاَو ِمّْيَقْلا ُنْبِا َؿاَق

.ِةَلْػبقْلاَو ِةَبَع َلاُمْلا َدْعَػب

Menurut Imam Ibnu Al-Qoyyim, posisi yang terbaik ketika melakukan seks adalah suami berada di atas dan istri berada di bawah sesudah melakukan percumbuan dan penciuman.

اِّرِس َأَرْقَػي ْفَا ِؿاَزنِْلاا َدْنِع ُّبَحَتْسُي

:

ّلِل ُدْمَْلَْا

اًرَشَب ِءاَمْلا َنِم َقَلَخ ْيِذَّلا ِو

َن ُوَلَعَجَف

اًرْػيِدَق َكُّبَر َفاَكَو اًرْهِصَو اًبَس

.

Ketika mengeluarkan air mani disunahkan untuk membaca doa berikut ini dengan suara pelan:

(13)

Artinya: “segala puji bagi Allah, Dzat yang menciptakan manusia dari air

(sperma), kemudian menjadikannya berketurunan dan perkawinan. Dan Tuhanmu adalah Dzat Yang Maha Kuasa”.

َؿَزْػنَػت َّتََّح َلِمْهُػي ْفَا ُوْنِم ُبَلْطُي ُوَّنِاَف ِوِتَجْوَز َلْبق َؿَزْػنَا اَذِا

َوُى َكِلَذ َّفَِلا

.ُةَّنُّسلا

.ِةَّبَحَمْلِل ُبِجْوُم ِةَأْرَمْلا ِءاَمَو ِلُجَّرلا ِءاَم ُعاَمٍتْجِا

َا

.اًرْػيِغَص ًلاْفِط ْوَلَو دَحَا ِتْيَػبْلا ِْفِ ُوَعَم َفْوُكَي َلا ْفَا ِعاَمِْلْاَةَلاَح ُبْوُلْطَمْل

َو

ِراَّخَفْلا ُنْبِا ِوَّللا ِدْبَع ْوُػبَا َرَكَذ

َيِهَّنلا َّفِا : ِوِتَبْوُجَا ِضْعَػب ِْفِ

َكِلَذ ْنَع

.ِنْيّْدلا َنِم َءاَيَْلْا َّفَِلا َهِرُك اََّنَِّاَو .ِءْطَوْلاُةَحاَبِا َلْصَْلاا َّفَِلا ُةَىاَركْلا

Ketika suami mengalami ejakulasi dini maka hendaknya suami menunggu hingga istri mengeluarkan air mani, karena bertemunya sperma suami dan sel telurnya istri bisa menimbulkan rasa cinta. Ketika melakukan seks hendaknya tidak ada orang lain yang berada di dalam kamar tersebut. Sebagaimana menurut Imam Abu Abdillah ibnu Al-Fakhar bahwa larangan tersebut menunjukkan kepada hukum makruh, bukan kepada hukum yang diharamkan. Sebab, menurut hukum asal melakukan hubungan seks adalah diperbolehkan. Sedangkan hal tersebut dihukumi makruh karena adanya rasa malu, yang mana sifat malu tersebut merupakan bagian dari ajaran agama.7

7 KH. Ahmad Yasin bin Asymuni, Al-Fawa’idu An-Nikah, (Kediri: Hidayatu At-Thulab),

(14)

5. Jumlah Bilangan yang Ideal untuk Melakuakan Seks dalam Setiap Sepekan dan Waktu-waktunya (pasal 15)

ا

ُدَدَعْل

ُلِدَتْعُمْلا

ِعاَمِجْلا ُتْقَوَو ٍةَعْمُج ِّلُك ْيِف

ِفاَتَّرَم ٍةَعُْجَ ّْلُك ِْفِ ِوِب اََلَ ْيِضْقَػي ْيِذَّلَا ْيَا اَهُّقَحَو ِةَحْيِصَّنلا ُبِحاَص َؿاَق

َصُقْػنَػيَو َدْيِزَي ْفَا ْيِغَبْنَػي ْمَعَػن .ِةحّْصلِل ُعاَمِْلْا ْيَا ُوْظَفْحاَو

ِبْسَِبِ

ٌبِجاَو اَهَػنْػيِصَْتُ َّفَِلا ِنْىِصْحَّتلا ِْفِ اَهِتَجاَح

.ِوْيَلَع

Pada pasal ini menjelaskan bahwa dalam melakukan hubungan seks dianjurkan dalam kurun waktu sepekan hendaknya dilakukan sebanyak sampai dua kali. Hal demikian dimaksudkan untuk menjaga kesehatan. Akan tetapi diperbolehkan untuk mengurangi ataupun menambah dari dua kali tersebut menurut kebutuhan dan keinginannya.

ْيِغَبْنَػي َلاَو

.َّلَِتَ َّتََّح اَهْػيَلَع ُرِثْكُي َلاَو َرَّرَضَتَػت َّتََّح اَهْػيَلَع َلّْلَقُػي ْفَا ِجْوَّزلِل

ُوْنَع ُوَّللا َيِضَر َرَمُع ِنْبا ِثْيِدَِلْ .ٍرْذُع ِْيَْغ ْنِم َعاَنِتْمِْلاا ُزْوَُيَ َلاَو

: َؿاَق

ُّقَح اَم ِوَّللا َؿْوُسَر اَي :ْتَلاَقَػف َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُوَّللا يَّلَص ِّْبَِّنلا َليِا ٌةَأَرْمِا ْتَئاَج

ْفَا : َؿاَق ؟ ِةَأْرَمْلا يَلَع ِجْوَّزلا

. ٍبَتَػق ِرْهَظ يَلَع ْتَناَك ْوَلَو اَهَسْفَػن َعَنَْتَ َلا

ُلُجَّرلا اَعَد اَذِا :ُـ َلاَّسلاَو ُة َلاَّصلا ِوْيَلَع ُوُلْوَػقَو

ْنِم ْتَبَاَف اَهِشاَرِف َليِا ُوَتَجْوَز

َنَعَل َكِلَذ

ْصُت َّتََّح ُةَكِئ َلاَمْلا اَهْػت

.َحِب

Sayogyanya suami tidak boleh terlalu jarang melakukan hubungan seks dengan istrinya sampai membahyakan istrinya, dan juga tidak boleh terlalu sering yang bisa membuat istri bosan. Serta tidak boleh mencegah untuk melakukan seks tanpa adanya sebab halangan. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Umar R.A, “ Bahwasanya

(15)

ada seorang perempuan datang kepada Nabi saw dan bertanya, “ Ya Rasulallah, apa hak seorang suami terhadap istri ?, kemudian Rasulullah menjawab, “ Hendaknya dia tidak mencegah (untuk melakukan hubungan seks) dengan istrinya, walaupun dia masih di atas tunggangan (bepergian). Rasulullah saw juga bersabda, “ Ketika suami mengajak istrinya ke tempat tidur (melakukan hubungan seks) lalu istri menolaknya, maka malaikat melaknatnya sampai pagi”.

ُمْلِل َعِرُشَو

.ِْيَْعاَمِْلْا َْيَْػب ُءْوُضُوْلا ِلْسُغْلا َلْبَػق َدْوَعْلا َداَرَا اَذِا ِعِماَج

َؿاَق

َدْوُعَػي ْفَا َداَرَا َُّثُ ُوَلْىَا ْمُكُدَحَا َتَِا اَذِا :َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُوَّللا يَّلَص ِوَّللا ُؿْوُسَر

.ُأَّضَوَػتَيْلَػف

اًعْػبَط ٌـاَرَح ِضِئاَْلْا ُعاَِجََو

ُرِذُْتُ ٌةَبِطاَق ُءاَبْطَْلااَو ,اِّدِج ّّرِضُم ُوَّنِاَف :اًعْرَشَو

ٌضِئاَح َيِىَو ُوَتَأَرْمِا َئِطَو ْنَم : اًعْوُػفْرَم َةَرْػيَرُى ِبَِا ْنَع .ُوْنِم

يَضَقَػف

ُوَباَصَاَف

ُوُثِرْوُػي اَمْيِف ِوِبَّبَسَتِل ْيَا ُوَسْفَػن َّلاِا َّنَمْوُلَػي َلاَف ٌـاَذُج

ٌدَلَو اَمُهَػنْػيَػب

.

Bagi suami istri yang belum mandi dan ingin kembali lagi melakukan hubungan seks, disunnahkan berwudlu terlebih dahulu, sebagaimana sabda Rasulullah saw,

“Barangsiapa diantara kamu yang ingin kembali melakukan hubungan seks yang keduanya, maka hendaklah berwudlu diantara dua seks itu”.

Menurut hukum syariat dan hukum kebiasaan, diharamkan melakukan hubungan seks manakala istri sedang mengalami haidl, karena dapat membahayakan. Rasulullah saw Bersabda: “Barangsiapa yang menyenggama istrinya dalam keadaan Haidl maka dia benar-benar telah

(16)

mengingkari perkara (ajaran Agama) yang dibawa olehku. Barangsiapa yang menyenggama istrinya dalam keadaan haid, maka jangan salahkan siapa-siapa kalau Allah SWT mentakdirkan anaknya dalam keadaan berpenyakit kusta.

ُّبَحَتْسُي

ِةَعْمُْلْا َةَلْػيًل ُعاَمِْلْا

ِةَلْػيَلِب ٌةَداَرُم َيِىَو ِعْوُػبْسُْلاا َِلياَيَل ُلَضْفَا اَهَّػنِاَف

ِوْأَّتلا ِدَحَِلا اًقْػيِقَْتُ . ِبْوُرَعْلا

ْي

َْيِْل

ُوَّللا َمِحَر :َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُوَّللا يَّلَص ِوِلْوَػق ِْفِ

ِنَنُّسلا ُباَحْصَا ُوَجَرْخَا ,َلَّسَغ ْنِم ِْيّْْسلا ِدْيِدْشَتِب .َلَسَتْغِاَو َلَّسَغ ْنَم

ُهُدّْيَؤُػيَو ْيِطْوُػيُّسلا َؿاَق

ُك ِْفِ ُوَلْىَا َعِماَُيَ ْفَا ْمُكُدَحَا ُزِجْعُػيَا :ٌثْيِدَح

ِـْوَػي ّْل

ْيِقَهْػيَػبْلا ُوَجَرْخَا .ِوِتَأَرْما ُلْسُغ ٌرْجَاَو ُوُلْسُغ ٌرْجَا ِْيَْػنْػثِا ِنْيَرْجَا ُوَل َّفِاَف ٍةَعُْجَ

.َةَرْػيَرُى ِبَِأ ِثْيِدَح ْنِم ِفاَْيِْْلاا ِبْعُش ِْفِ

Waktu yang disunnahkan untuk melakukan seks adalah pada malam Jum’at sebab malam itu malam Sayyidul ayyam (rajanya hari) dalam satu minggu. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi dalam bab cabang iman dari riwayatnya Abu Huraira R.A, “ Apakah kamu semua rugi melakukan hubungan seks pada setiap malam jumat, maka sesungguhnya terdapat dua pahala, yang pertama pahala mandinya diri sendiri dan yang kedua pahala memandikan istrinya”.8

8 KH. Ahmad Yasin bin Asymuni, Al-Fawa’idu An-Nikah, (Kediri: Hidayatu At-Thulab),

(17)

6. Waktu-waktu yang dilarang untuk melakukan seks (pasal 16)

ُاَقْوَْلَْا

ت

ْيِتَّلا

اَهْ يِف ُعَنْمُي

ُعاَمِجْلا

.َرَفَك ُوُّلِح َدَقَػتْعِا ْنَمَف ٍعاَْجَِاِب ٌـاَرَح ِضْيَْلْا ِْفِ َءْطَوْلا َّفَا ْ ِنََلاَطْسَقْلا ِفِ

ُرِذُْتُ ٌةَبِطاَق ُءاَبْطَْلااَو ,اِّدِج ّّرِضُم ُوَّنِاَف :اًعْرَشَو اًعْػبَط ٌـاَرَح ِضِئاَْلْا ُعاَِجََو

َةَرْػيَرُى ِبَِا ْنَع .ُوْنِم

ُوَباَصَاَف يَضَقَػف ٌضِئاَح َيِىَو ُوَتَأَرْمِا َئِطَو ْنَم : اًعْوُػفْرَم

.ٌدَلَو اَمُهَػنْػيَػب ُوُثِرْوُػي اَمْيِف ِوِبَّبَسَتِل ْيَا ُوَسْفَػن َّلاِا َّنَمْوُلَػي َلاَف ٌـاَذُج

Kitab Al-Qostholani menerangkan bahwa, menurut kesepakatan Ulama, melakukan hubungan seks ketika istri sedang haidl itu hukumnya haram, maka barang siapa yang meyakini bahwa hal seperti itu boleh dia dihukumi kafir. Menurut hukum syariat dan hukum kebiasaan, diharamkan melakukan hubungan seks manakala istri sedang mengalami haid, karena dapat membahayakan. Rasulullah saw Bersabda: “Barangsiapa yang menyenggama istrinya dalam keadaan Haidl maka dia benar-benar telah mengingkari perkara (ajaran Agama) yang dibawa olehku. Barangsiapa yang menyenggama istrinya dalam keadaan haid, maka jangan salahkan siapa-siapa kalau Allah SWT mentakdirkan anaknya dalam keadaan berpenyakit kusta.

ُعَنُْيْ

ْؾِرْدُي َْلَ َلَسَتْغَو َعَماَج ْفِا ُثْي ِبِ ِة َلاَّصلا ُتْقَو َؽاَض ْفِا ُءْطَولا

َػف ْفِاَف ,َتْقَوْلا

يَحْضَْلاا ِدْيِع َةَلْػيَل ُءْطَوْلا ُعَنُْيَْو .َّلَجَو َّزَع َوَّللا ْبُتَيْلَػف َلَع

اَهْػيِف ِعاَمِْلْا َنِم َلْيِق اَمِل

.ِءاَمّْدلِل اًكاَفشس ِدَلَوْلا َفْوَك ُبِجْوُػي

ُؿَّوَْلاا :ِرْهَّشلا َنِم ٍؿاَيَل ِةَث َلاَث ِفِ ُعاَمِْلْا ُهَرْكُي :ُوَّللا ُوَِحَْر ِْلياَزَغْلا َؿاَقَو

ُؿاَقُػيَو .ُفْصّْنلاَو ُرِخَْلااَو

.َفْوُػنُْلْا ُثِرْوُػي ِلياَيلَّلا ِهِذَى ِفِ َعاَمِْلْا َّفَا

(18)

Ketika salah satu dari suami istri, atau keduanya belum melaksanakan sholat dan waktu sholat hampir habis, mereka dilarang melakukan seks. Dan dilarang melakukan seks pada malam iddul adha, sebab dikhawatirkan kelak anaknya akan menjadi seorang pembunuh, dan Imam Al-Ghozali berkata “Dimakruhkan melakukan seks pada tiga malam dari setiap bulan, yaitu pada awal bulan, pertengahan bulan dan akhir bulan, karena sesungguhnya barang siapa melakukan seks pada malam-malam itu bisa menyebabkan kelak anaknya gila”.

َّرلا َؿاَق

:ُوَّللا ُوَِحَْر ْيِزا

ِةَنِمْزَْلاا ِفِ َعاَمِْلْا ِسِباَيْلا ِجاَزِمْلا ُبِحاَص ِقَتْوَػيْلَو

ِفْيِرَْلْاَو ِفْيَّصلا ِفِ ُوْنِم َللّْلَقُػي ْفَا ْيِغَبْنَػي ,ِدِراَبْلا ِجاَزِمْلا ُبِحاَصَو ِةَراَْلْا

اَبَوْلا ِضاَرْمَْلااَو ِءاَوَْلَا ِداَسَف ِتْقَو ِْفِ َةَتَبْلَا ُوُكُرْػتَػيَو

.ِةَيِئ

Imam Ar-Raazi mengatakan, “Dilarang melakukan seks dalam keadaan haus, lapar dan emosi, karena bisa menghilangkan gairah kekuatan dalam melakukan seks.9

7. Seks yang tidak Diperbolehkan (pasal 17)

ُراَّضلا ُعاَمِجْلَا

ُعاَمِْلْاَو

ِفاَعْوَػن ُراَّضلا

ُـَّرَحُمْلا اًعرَش ُراَّضلاَف .اًعْػبَط ّّراَضَو اًعْرَش ّّراَض :

ُضِراَعْلا ُْيِْرْحَّتلاَو .ٍضْعَػب ْنِم ُّدَشَا اَهُضْعَػب ٌبِتاَرُم َوُىَو

َنِم ُّفَخَا ُوْنِم

َرَىاَظُمْلا ِْيِْرَْتَُو , ِؼاَكِتْعِْلااَو ِـاَيّْصلاَو ِـاَرْحِْلاا ْيِْرْحَتَك :ِـِز َّلاا

َلْبَػق اَهْػنِم

َْتَُو ,ِْيّْْفَكَّتلا

.ِعاَمِْلْا اَذَى ِْفِ َّدَح َلا َذَِلََو .َكِلَذ ِو َنََو ِضِئاَْلْا ِءْطَو ِْيِْر

9 KH. Ahmad Yasin bin Asymuni, Al-Fawa’idu An-Nikah, (Kediri: Hidayatu At-Thulab),

(19)

Kitab ini menjelaskan bahwa seks yang tidak diperbolehkan secara hukum itu ada dua, yaitu:

a. Tidak diperbolehkan secara syariat

Seks yang tidak dipebolehkan secara syariat itu ada dua jenis, yaitu: pertama haram dikarenakan adanya sebab seperti melakukan seks ketika melaksakan ihram, sedang puasa, i’tikaf, ketika menanggung dhihar samapai membayar kifarat dan ketika istri sedang haid.

ِـِراَحَمْلا ِتاَوَذَك ًةَتَبْلَا ِوّْلِح َليِا َلْيِبَس َلا ٌعْوَػن :ِفاَعْوَػنَػف ُـِز َّلالا اَّمَاَو

ّْرَضَا ْنِم ِهِذَهَػف

ِةَّيِبَنْجَْلااَك . ًلا َلاَح َفْوُكَي ْفَا ُنِكُْيْ اَم ِناَّثلاَو ,ِعاَمِْلْا

.ٍجْوَز َتاَذ ْتَناَك ْفِاَف

Kedua haram secara mutlak, hukum keharaman secara mutlak

melakukan seks ini ada dua macam yaitu, mutlak selamanya contoh melakukan hubungan seks sesama muhrim hukum keharaman ini berlaku selamanya. Kemudian haram semi mutlak contoh melakukan seks dengan wanita lain yang belum sah menjadi istrinya, akan tetapi hukum keharaman ini bisa gugur manakala sudah sah menjadi istrinya.

َو ٍةَيِفْيَكِب ّّراَض ٌعْوَػن اًضْيَا ِفاَعْوَػنَػف اًعْػبَط ُّراَّضلاَّمَاَو

ّّراَض ٌعْوَػن

.ِوِتَّيِمَكِب

َةَشْعَّرلا ُثِدُْيَُو ِبَصَعلاِب ُّرُضَيَو َةَّوُقْلا ُطُقْسَي ُوَّنِاَف ُوْنِم ِراَثْكِْلااَك

َجِلاَفْلاَو

ّْيِوَقْلا ِرِئاَسَو َرَصَبْلا ُفَعْضَيَو ِجّْنَشَّتلاَو

َةَرْػيِزَغْلا َةَراَرَْلْا ُئِفْطُيَو

ِراَجَمْلا ُعّْسَوُػيَو

ًةَّدِعَتْسُم اَهَلَعَْيََو ي

.ِةَّيِذْؤُمْلا ِت َلاَضُفْلِل

(20)

َمَّلَسَو ِوْيلَع ُوَّللا يَّلَص ِّْبَِّنلا ِؿْوَػق ْنِم َدَرَو اَمِل ,ٌـاَرَح ِرُبُّدلا ِفِ ُءْطَوْاَا

:

.ٌـاَرَح َّنِىِراَبْدِا ِفِ ِءاَسّْنلا ُفاَيْػتِا

b. Tidak Diperbolehkan Menurut Cara dan Jumlah Bilangan

Maksudnya, tidak diperbrbolehkan melakukan seks dengan cara yang tidak sesuai dengan ajaran islam, seperti melakukan seks lewat dubur/anus. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah saw, “ Mendatangi istri diduburnya hukumnya adalah haram”.

ِـاَيِقْلا ِؿاَح ِفِ ُبِنَتَْيَ ُعاَمِْلْاَو

ِؿاَحَو َبْكُّرلاَو َّلاِكْلا ُفِعْضُي ُوَّنَِلا

ِنْطَبْلاَو َّلاِكْلا َعَجِو ُثِرْوُػي ُوَّنَِلا ِسْوُلُْلْا

َكِلَذَكَو ,َحْوُرُقْلا ُوَعَم ُثّْدَُتَُو

ِؾاَرْوَْلااِب ُّرُضَي ُوَّنَِلا ِبْنَْلْا يَلَع ُبِنَتَْيَ

يَلَع ِةَأْرَمْلاَدْوُعُص ُبِنَتَْيَ اَذَكَو ,

ُرُقْلا ُثِرْوُػي ُوَّنَِلا ِلُجَّرلا

. ِلْيِلْحَْلاا ِفِ َحْو

Pasangan suami istri tidak diperbolehkan melakukan seks dengan cara berdiri, karena bisa menyebabkan penyakit ginjal dan lemahnya lutut. Dan tidak diperbolehkan dengan duduk karena bisa menyebabkan penyakit ginjal, sakit perut, sakit urat dan bisa menyebabkan luka. Begitu juga tidak boleh lewat samping karena dapat membahayakan pantat. Serta tidak diperbolehkan dengan cara istri di atas dan suami di bawah karena bisa menyebabkan luka-luka pada alat kelamin.

ِوِلْوَقِل ِعاَمِْلْا َدْنِع ُـ َلاَكْلا ُهَرْكُيَو

ْمُكُدَحَا ُرِثْكُي َلا :َمَّلَسو ُوَّللا يَّلَص

.ُسْرَْلْا ُفْوُكَي ُوْنِم َّفِاَف ِعاَمِْلْا َدْنِع َـ َلاَكْلا

Ketika melakukan seks dimakruhkan banyak berbicara, sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Janganlah kamu semua

(21)

memperbanyak bicara ketika melakukan seks karena bisa menyebabkan anak yang dilahirkan menjadi bisu.

Pasangan suami istri juga tidak diperbolehkan terlalu sering melakukan seks, karena dapat menyebabkan hilangnya stamina tubuh, membahayakan otot, menyebabkan kelumpuhan dan melemahkan pandangan mata.10

8. Tempat-tempat yang dilarang untuk melakukan seks (pasal 18)

ُعاَمِجْلا ُرَذْحُي ْيِتَّلا ُعِضاَوَمْلا

اَهْ يِف

ُعاَمِْلْا

اَذَكَو ِدَلَوْلِل ٍذْؤم ُوَّنَِلا ٌةَرِمْثُم ِةَرَجَّشلا َتَْتَُو ِحْطَّسلا يَلَع ُوْنِم ُرَذُْيُ

ِةَلْػبِقْلل ًلاِبْقَػتْسُم ُوْنِم ُرَذُْيُ

ْيَا :ِءاَضَفْلاِب َفاَك ُثْيَح اََلَ اًرِبْدَتْسُم ْوَا

َػبْلاِب َفاَك ْفِاَف ُءاَرْخَّصلا

ِتْي

.ُزاَوَْلْا ُرْوُهْشَمْلاَف

Pasangan suami istri dilarang melakukan hubungan seks di atas genting, di bawah pohon yang berbuah karena bisa menyebabkan penyakit bagi anak yang akan dilahirkannya. Begitu juga dilarang melakukan seks dengan menghadap atau membelakangi arah kiblat manakala melakukan seksnya ditempat yang lapang, walaupun di sekitar Baitullah, akan tetapi menurut pendapat yang mayoritas hal semacam itu diperbolehkan.

َّشلاَو ِرَمَقْلا ْيَا ,ِرْدَبْلِل ًلاِبْقَػتْسُم ِعاَمِْلْا َنِم ُرَذُْيُ اَذَكَو

ِسم

ْنِم َدَرَو اَمِل

.ِزاَوَْلْا اَذَى ِفِ ُرْوُهْشَمْلا َّنِكَل ,ِلَخْدَمْلا ِْفِ اَمَك َكِلَذ ُلِعاَف ِفاَنَعْلَػي اَمُهَّػنَا

َمِْلْا َّفَا َلْيِق ْدَقَػف

ِسْمَّشلا ِةَلاَبِقَو ٍةَرِمْثُم ٍةَرَجَش َتَْتَُو ِحْطَّسلا يَلَع َعا

.ُمَلْعَا ُوَّللاَو .ِةَسَرْطِفْلاَو َةَقِرَّسلا ِدَلَوْلا ِفِ ُثِرْوُػي ِرَمَقْلاَو

10 KH. Ahmad Yasin bin Asymuni, Al-Fawa’idu An-Nikah, (Kediri: Hidayatu

(22)

Pasangan suami istri dilarang melakukan seks dengan menghadap arah bulan dan matahari, sebagaimana ada riwayat mengatakan bahwa bulan dan matahari akan melaknat orang yang melakukan seks dengan menghadap ke arah bulan dan matahari. Akan tetapi pendapat yang masyhur memperbolehkannya.

Dikatakan bahwa, melakukan seks di atas genting (atap), di bawah pohon yang berbuah dan juga menghadap matahari dan bulan itu bisa menyebabkan kelak anak yang dilahirkan menjadi pencuri.11

9. Keterangan Tambahan

تاَهْ يِبنَت

َع ِـْوَّػنلاِب اَىْرُمْأَيْلَػف اًرّكَذ ِدَلَوْلا َنْيِوْكَت َداَرَا اَذِاَو :ِةَحْيِصَّنلا ِفِ ُؿّوَْلاَا

اَهّْقَش يَل

اَىِرْهَظ يَلَع ًةَيِقْلَػتْسُم اَهِمْوَػنِب ِةَلاَطَبْلِلَو ِسْكَعْلاِب يَثْػنُلااَو ,ِوِغاَرِف َدْنِع ِنَْيَْْلاا

.ِهِوَْنََو

a. Barang siapa menghendaki anak yang dilahirkan adalah laki-laki maka

hendaknya setelah melakukan seks suami memerintahkan istrinya untuk tidur miring arah kanan, dan jika menghendaki anak perempuan maka sitri tidurnya miring arah kiri, dan jika tidurnya terlentang maka tidak akan hasil keturunan.

ِؿاَزْػنِْلااِب َّسَحَا اَذِا ْيِغَبْنَػي ,ِحاَضْيِْلاا ُبِحاَص َؿاَق :َفْوُضَرَع ُنْبِا َؿاَقَو

ْػنَا اَذِا َكِلَذَكَو ِنَْيَْْلاا ِوِبْنَج يَلَع َلْيَِيْ ْفَا

اَهِبْنَج يَلَع اًضْيَا اَهُلْػيَِيْ َعَز

ِاَف ,ِنَْيَْْلاا

.ُوَّللا َءاَش ْفِا اًرَكَذ ُدِقَعْػنَػي َدَلَوْلا َّف

11 KH. Ahmad Yasin bin Asymuni, Al-Fawa’idu An-Nikah, (Kediri: Hidayatu

(23)

Ibnu Aradlun mengatakan bahwa orang yang mengarang kitab Al-Idloh mengatakan, “sebaiknya ketika berhubungan seks dan sudah merasa klimaksnya (mengeluarkan mani), maka hendaknya sang suami tidur miring arah kanan dan begitu juga stelah kemaluan suami sudah dilepas lalu si istri juga tidur arah kanan maka insyaAllah anak yang dilahirkan kelak adalah laki-laki.

ِناَّثلا

.ِهِْيَْغِل ِرَخَْلاا َّرِس َيِشْفَػي ْفَا ِْيَْجْوَّزلا َنِم ٍّلُكِل ُعَنُْيْ

b. Bagi saumi-istri tidak boleh saling membuka aib atau cacat yang ada

pada keduanya.

. ِتْيَػبْلا ِةَماَقِاَو ِْيَْجْوَّزلا َؽْوُقُح اَهُمّْلَعُػيَو :ِةَحْيِصَّنلا ِفِ َؿاَق ُثِلاَّثلا

c. Seorang suami mengajari kepda istrinya tentang hak dan kewajiban

dalam rumah tangga.

يَلَع َِبِْصَي ْفَاَو ِقُلُْلْا ِنْسُِبِ ُوَتَجْوَز َرِشاَعُػي ْفَا ِجْوَّزلا ِباَدَا ْنِم ُةَعِباَّرلا

.اَهِبْضَغ َدْنِع اًمْيِلَح َفْوُكَي ْفَاَو يَذَْلاا

d. Salah satu etika bagi seorang suami terhadap istrinya adalah menggauli

istrinya dengan baik, sabar terhadap cobaan, bersifat bijaksana ketika istrinya emosi, tidak boleh bercanda melewati batas yang membuat istri marah.

ِوْيِخَاَك ِوِبِراَقَا ْنَعُهَػتَجْوَز َبِجُْيُ ْفَا اًضْيَا ِوِبَاَدَا ْنِمَو

َعَو

.اَِهِِوَْنََو ِوّْم

ْوَّػتلا اَهُمّْلَعُػي ْفَاَو

.َكِلَذ ِوْحَو ِساَفّْػنلاَو ِضْيَْلْا ِـاَكْحَاَو َضِئاَرَفْلاو َدْيِح

e. Suami hendaknya membuat hijab bagi istrinya terhadap kerabat-kerabatnya sepeti, saudara laki-lakinya, pamannya. Suami juga harus

(24)

mengajari istrinya tentang ilmu tauhid, faroidl, dan hukum masalah kewanitaan.12

Demikianlah konsep pendidikan seks yang dijelaskan oleh KH. Ahmad Yasin bin Asymuni di dalam kitab Al-Fawa’idu An-Nikah yang terkumpul dalam delapan konsep yaitu: Etika seks, manfaat dan pahala seks, persiapan dan langkah-langkah yang dilakukan sebelum melakukan seks, sesuatu yang dianjurkan dalam melakuakan seks, jumlah ideal dalam setiap jumat dan waktu melakukan seks, waktu-waktu yang dilarang untuk melakukan seks, seks yang membahayakan (tidak diperbolehkan), dan tempat-tempat yang dilarang untuk melakukan seks.

12 KH. Ahmad Yasin bin Asymuni, Al-Fawa’idu An-Nikah, (Kediri: Hidayatu

Referensi

Dokumen terkait

Yunus Hasan Abidu dalam bukunya menguraikan 8 langkah yang jadi metode Al-T{abarsi dalam kitab tafsirnya, namun penulis sengaja tidak menyertakan poin ke delapan

Seperti halnya saudara-saudaranya, Ahmad Dahlan juga memiliki kekhasan tersendiri yakni terkenal dalam bidang falak. Beliau mempelajari ilmu falak dari Abdurrahman bin Ahmad