• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI SANITASI LINGKUNGAN DI KENAGARIAN BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONDISI SANITASI LINGKUNGAN DI KENAGARIAN BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KONDISI SANITASI LINGKUNGAN DI KENAGARIAN BIDAR ALAM

KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN

JURNAL

DELI YARNI

10030190

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)

CONDITIONS ENVIROMENTAL SANITATION IN NATURE KENAGARIAN BIDAR ALAM OF SANGIR JUJUAN

SOUTH DISTRICT SOLOK

By :

Deli Yarni* Nefilinda**Edi Suarto**

Geography Education College Student of STKIP PGRI Western Sumatra* Geography Education Lecturers of STKIP PGRI Western Sumatra**

ABSTRACT

The aim of this study was to obtain data and information on the level of public knowledge about environmental sanitation in Kenagarian Natural Bidar District of Sangir Jujuan South Solok. The level of public knowledge in view of access to wastewater disposal, and waste disposal. This research is descriptive The population of this study is the head of the family in Bidar Kenagarian Nature, amounting to 798 households. The sample of respondents at random grab sampling by 20% so that the sample amounted to 78 people. If the research data on using descriptive statistics by percentage formula.The research results in the Environmental Sanitation Conditions Kenagarian Natural Bidar are: (1). Conditions in the public waste water disposal Kenagarian Natural Bidar District of Sangir Jujuan South Solok quite well with the percentage of 68%. (2) The condition of the public waste disposal in Kenagarian Natural Bidar District of Sangir Jujuan South Solok including well with the percentage of 61.18%. (3) The condition of the provision of family latrines in Kenagarian Natural Bidar District of Sangir Jujuan South Solok including well with the percentage of 62.90%.

(3)

PENDAHULUAN

Kebersihan lingkungan hidup merupakan faktor utama dalam kehidupan semua lapisan masyarakat dan pemerintah berkewajiban untuk menjaga kebersihan lingkungan hidup dan kesejahteraan bagi manusia. Sanitasi lingkungan dalam literatur kesehatan masyarakat adalah bagian dari kesehatan masyarakat yang meliputi prinsip-prinsip usaha untuk meniadakan atau menguasai faktor lingkungan yang dapat menimbulkan penyakit melalui kegiatan yang ditujukan untuk sanitasi air, sanitasi makanan, sistem pembuangan tinja, sanitasi udara, pengendalian vektor dan roden penyakit, higienitas rumah.Sanitasi menurut Chandra (2007:6) adalah suatu usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia dimana sanitasi lebih mengutamakan usaha pencegahan terhadap berbagai faktor lingkungan, sehinga munculnya penyakit dapat dihindari.

Penanganan danpengendalian sanitasi akan menjadi semakinkompleks dengan semakin bertambahnya laju pertumbuhan penduduk, perkembangan permukiman perumahan penduduk, menyempitnya lahan yang tersedia untuk perumahan, keterbatasan lahan untuk pembuatan fasilitas sanitasi seperti MCK, septic tank dan bidang resapannya serta tidak tersedianya alokasi dana pemerintah untuk penyediaan sarana dan prasarana sanitasi, hal-hal inilah yang menyebabkan kondisi sanitasi lingkungan semakin memburuk.

Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh sarana sanitasi lingkungan perumahan. sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakan tempat tinggal untuk berlindung.

Hal-hal yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia antara lain: ventilasi, suhu, kelembaban, kepadatan penduduk, penerangan alami, konstruksi bangunan, sarana pembuangan sampah, sarana pembuangan kotoran manusia, dan penyediaan air bersih (Chandra 2007). Kenagarian Bidar Alam merupakan salah

satu nagari yang terdapat di Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Indonesia. Berdasarkan kondisi wilayah Kenagarian Bidar Alam memiliki karakteristik yang berbeda seperti: pasar, pemukiman penduduk, jalan raya, kawasan industri, serta sungai, sehingga akibat dari karakteristik lingkungan yang yang berbeda di Kenagarian Bidar Alam Maka terciptanya kawasan yang tidak bersih. Keadaan lingkungan dengan karakteristik yang berbeda inilah yang dapat mempengaruhi lingkungan hidup masyarakat di Kenagarian Bidar Alam. Dengan karakteristik ang berbeda dan sanitasi lingkungan yang tidak memiliki syarat dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti diare dan penyakit kulit.

Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan pada bulan Oktober 2014 adanya penyakit yang muncul di masyarakat Kenagarian Bidar Alam Kecamatan Sangir Jujuan salah satunya dipengaruhi oleh pengelolaan sanitasi lingkungan yang tidak baik, kenyataan ini di dukung dari data yang penulis peroleh dari puskesmas Sangir Jujuan, dimana dari data tersebut menjelaskan beberapa jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat diKenagarian Bidar Alam yaitu penyakit saluran pernapasan, penyakit kulit, diare dan influensa dan hal ini terjadi akibat dari buruknya pengelolaan sanitasi lingkungan.

Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti merasa perlu diadakannya penelitian tentang “Kondisi Sanitasi Lingkungan di Kenagarian Bidar Alam Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan”. METODOLOGI PENELITIAN

jenis penelitian yang akan peneliti lakukan adalah termasuk jenis penelitian deskriptif. Menurut Yusuf dalam Hilmania (2014:16), penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, dan sifat-sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail. Penelitian Deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat popolasi tertentu.

(4)

Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat di Kenagarian Bidar Alam Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan dengan jumlah 798 KK yang terbagi atas 7 jorong. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah meliputi seluruh data kartu keluarga yang ada diKenagarian Bidar Alam dan mengingat jumlah populasi yang cukup besar jumlahnya, maka peneliti perlu melakukan penarikan sampel dengan mengambil sebagian dari jumlah populasi hingga jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 78 orang.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Wilayah Penelitian (Letak dan Batas Wilayah)

Luas wilayah Kenagarian Bidar alam + 3600 Ha dengan luas pemukiman + 1200 Ha. Kenagarian Bidar Alam secara astoronomis terletak diantara 10 29’ 00” Lintang Selatan dan 1010 40’ 00” Bujur Timur. Secara administarasi Kenagarian Bidar Alam memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Nagari Pantai Cermin

Sebelah Selatan berbatatasan dengan Nagari Lubuk Malako

Sebelaha Barat berbatasan dengan Nagari Padang Limau Sundai

Sebelah Timur berbatasan dengan Nagari Sungai Kunyit Barat.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat di peroleh gambaran sabagai berikut:

Pertama : Tingkat pengetahuan tentang pembuangan air limbah masyarakat diKenagarian Bidar Alam Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan tergolong baik dengan persentase 68%. Limbah dalam bahasa dalam bahasa ilmiah dapat di sebut dengan polutan, dapat digolongkan atas beberapa kelompok dan jenis. Berdasarkan pada jenis limbah yang dihasilkan limbah di golongkan menjadi 2 macam yaitu limbah cair dan limbah padat (Dwidjosaputro 2002 :89).

Limbah padat adalah semua sisa atau semua bahan buangan yang tidak berguna dan berbentuk bahan padat, limbah

padat dapat berupa kaleng bekas aluminium, dan bekas pembungkus, kertas dan lain sebagainya. Masyarakat di responden di Kenagarian Bidar Alam Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan ini mengelola air limbah keluarga banyak menjawab belum memiliki saluran pembuangan air limbah.

Kedua: Tingkat pengetahuan tentang pembuangan sampah masyarakat di Kenagarian Bidar Alam Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan termasuk baik dengan persentase 61,18%.

Menurut pendapat Notoatmodjo dalam Andriani (2007:191-192) pengelolaan sampah di sini adalah meliputi pengumpulan, pengangkatan sampai dengan pemusnahan atau pengelolaan sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak menjadi gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. Cara-cara pengelolaan sampah antara lain; (1) pengumpulan dan pengangkutan sampah, dan (2) pemusnahan dan pengolahan sampah.

Menurut Marnik (2004) dalam pengelolaan sampah dapat di lakukan dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut:

1. Pembakaran

Pengelolaan sampah dengan sistem pembakaran merupakan adalah sampah dengan pembuangan ke TPA kemudian di bakar. Pembakaran sampah tidak di lakukan di tempat terbuka tetapi di tempat tertutup dengan mesin dengan peralatan yang khusus.

2. Pengoposan

Pengelolaan sampah dengan cara pengoposan merupakan pemanfaatan sampah organik menjadi bahan kompos, sampah harus di pilih sehingga sampah organik dan sampah an organik di pisah.

3. Penumpukan

Sistem penumpukan adalah pembuangan sampah secara dumping di atas tanah terbuka, dengan ini memerlukan tanah di TPA yang luas dengan sampah di tumpukan begitu saja.

4. Penimbunan berlapis

Pengelolaan sampah dngan cara penimbunan berlapis adalah pembuangan sampah di TPA yang di ikuti dengan penimbunan sampah dengan tanah, sampah di timbun secara berlapis, sehingga tidak ada sampah yang tampah di atas permukaan

(5)

tanah. Sistem ini memberikan dampak positif antara lain sampah tidak berserakan, tidak menimbulkan bau dan tidak menjadi sumber penyakit.

Ketiga : Tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyediaan jamban keluarga di Kenagarian Bidar Alam Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan termasuk baik dengan persentase 62,90%.

Jamban memiliki persyaratan-persyaratan yang harus di penuhi, maka perlu di perhatikan antara lain: sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya jamban terlindungi dari panas dan hujan, sehingga terlindungi dari pandangan orang (pravacy) dan sebagainya, bangunan jamban sebaiknya menggunakan lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat, dan sebagainya. bangunan jamban sebaiknya ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, dan sebagainya, sedapat mungkin di sediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih.

Sebagai mana yang telah di uraikan sebelumnya bahwa jamban sehat adalah suatu kebutuahan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan suatu usaha untuk memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan hidup yang sehat (Sany 2000:87).

Dalam penelitian ini di temukan bahwa jamban yang di miliki oleh masyarakat pada umumnya belum memenuhi kriteria jamban yang sehat, masyarakat lebih banyak menggunakan sungai-sungai untuk di jadikan tempat mandi, cuci dan kakus (MCK).

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas, kesimpulan yang dapat di ambil dalam penelitian ini adalah:

1. Kondisi pembuangan air limbah masyarakat di Kenagarian Bidar Alam Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan tergolong baik dengan persentase 68% . 2. Kondisi pembuangan sampah

masyarakat di Kenagarian Bidar Alam Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan termasuk baik dengan persentase 61,18%.

3. Kondisi penyediaan jamban keluarga di Kenagarian Bidar Alam Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan termasuk baik dengan persentase 62,90%. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang di peroleh di atas maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Dilihat dari pengelolaan air limbah masyarakat masih cendrung membuang air limbah sembarangan tempat, masyarakat sebaiknya membuat penampungan bekas MCK dengan baik agar tidak mencemari lingkungan tempat tinggal masyarakat.

2. Melihat dari hasil penelitian ini yaitu tentang jamban sehat, masyarakat sebaik nya lebih bisa mengatasi masalah ini misalnya dengan masyarakat mengetahui seperti apa itu jamban yang baik untuk di pergunakan.

3. Masyarakat dikenagarian Bidar Alam Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan masih kurang pengetahuan nya tentang kebersihan lingkungan, melihat kenyataan ini lebih baik masyarakat di beri pengetahuan dalam mrnjaga lingkungan yang baik dan sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman (2006) Pengantar Ilmu

Lingkungan Jakarta:EGC.

Marnik, (2004) Pengelolaan Lingkungan

Hidup. Bandar Lampung: PT

Penerbit Djambatan.

Notoatmodjo,Soekidjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Jakarta:

Referensi

Dokumen terkait

Menetapkan : KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN III DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK KEMENTERIAN AGAMA TENTANG PEMBERIAN BANTUAN SUBSIDI UPAH BAGI

Teknik optimalisasi seperti penghapusan indeks basis data target sebelum proses load, ekstraksi secara paralel, penulisan ulang aljabar relasional, dan pengambilan data yang

Dari pembahasan laporan PKL ini yang didasarkan pada pengamatan, penelitian, dan wawancara dengan pustakawan maupun teknisi jaringan komputer di perpustakaan MAN 1

Karena Allah hanya menciptakan langit dan bumi serta isinya dalam enam hari, sedangkan hadits-hadits dari Nabi saling menguatkan bahwa yang

1) Model orientasi input (input-oriented model) yaitu model dimana setiap DMU diharapkan memproduksi sejumlah output tertentu dengan sejumlah input terkecil

1) Sebagai daya tarik bagi penabung dan individu, isntitusi, atau lembaga yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan. 2) Tingkat suku bunga dapat digunakan sebagai alat

Berisi gerakan pelemasan lari keliling lapangan dan evaluasi kegiatan (10menit). Pemanasan dipimpin oleh salah satu seorang siswa, pengajar memperagakan bentuk pembelajaran,

Sensitivitas kemampuan sistem untuk dapat menjaring data informasi yang akurat mengenai kasus HIV dan AIDS pada pengumpulan data dan kemampuan dalam menganalis tren dan