• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penciptaan Alam Semesta - Ibnu Arabi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penciptaan Alam Semesta - Ibnu Arabi"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA BESERTA JENIS-JENIS MAKHLUK

Oleh Dwi Afrianti1

Kosmologi Ibnu Arabi, membicarakan tentang sejarah penciptaan alam semesta beserta isinya, profil (karakteristik batin para Nabi), makna hari berkaitan dengan asma-asma Allah tertentu berikut doa-doa khusus yang dipanjatkan, karakteristik huruf hijaiyyah, hubungan makrokosmos dengan mikrokosmos. Ibnu Arabi memadukan ilmu astronomi, filsafat dan teologi untuk menjelaskan tahapan penciptaan alam semesta.

(2)

Dan semuanya, bermula dari Pohon “KUN (KAF WAW NUN)! FAYAKUN!” Sebuah pohon yang merupakan prototype semesta beserta isinya.

Muhyiiddiin Ibn ‘Arabi,

“Aku telah menyaksikan (Kawn) dan proses penciptaannya, dan melihat rahasia tersembunyi dan pencatatannya. Aku melihat semua ciptaan (semesta raya) laksana pohon. Pangkal cahayanya berasal dari satu benih ‘KUN’ dimana ‘Kaf

(3)

penyerbukan benih tersebut muncul buah. Dari sini muncul dua dahan yang berbeda dari satu akar yang sama. Akar tersebut adalah asma al-Iradah (kehendak), sementara cabangnya adalah asma al-Qudrah (Kuasa). Nasib setiap

makhluk dari kata ‘Kun’ sesuai dengan apa yang diketahui dari pengejaan hurufnya, dan apa yang disaksikan dari rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya adalah berdasarkan sabda Rasulullah saw. “Sesungguhnya Allah Azza

wa Jalla menciptakan makhluk-Nya dalam kegelapan, kemudian Dia memercikkan kepada mereka dari Nur-Nya. Barang siapa terkena Cahaya tersebut, akan mendapatkan petunjuk, sementara orang yang luput dari percikan

sinar tersebut akan sesat dan menyimpang.” (HR. at-Tirmidzi, Kitab al-Iman : 2566). Ketika Adam melihat lingkaran wujud, maka ia menemukan bahwa segala yang wujud berkisar pada lingkaran alam (Kawn): Satu terdiri dari api, sementara

yang lain terdiri dari tanah liat (thin). Adam kemudian melihat lingkaran ini berada pada rahasia-rahasia Kun. Bagaimanapun caranya perputar ia akan tetap

berputar, dan dimanapun ia terbang akan tetap terbang. Kepada lingkaran tersebut ia akan kembali dan pada lingkaran itu pula akan tetap berputar, ia tidak akan pernah lepas dan berubah. Satu di antara mereka menyaksikan Kaf

Kamaliyah (kesempurnaan) dan Nun Ma’rifah (pengetahuan tentang Tuhan), sementara yang lain menyaksikan Kaf Kufriyah (kekufuran) dan Nun Nakirah (Ketidaktahuan). Sehingga kebijakan hukum ada padanya akan kembali pada titik lingkaran Kun. Apa yang diciptakan (al-Mukawwan) tidak pernah melampaui

apa yang dikehendaki Dzat Yang Menciptakan (al-Makuwwin). Ketika Adam as. dimasukkan ke dalam “Lembaga Pendidikan” dan diajari tentang seluruh nama,

maka ia melihat contoh Kun, lalu ia melihat apa yang dikehendaki oleh Sang Pencipta melalui apa yang diciptakan-Nya,2 maka ia menyaksikan:

تنك ازنك ايفخم رعال ف اف تببح نا فرعا

2 Segala sesuatu yang terjadi di alam semesta, terdapat pada buah dan serbuknya. Ketika dahannya kokoh dengan batang yang menjulang tinggi, muncul dari ranting-ranting bagian atas dan bagian bawah suatu alam bentuk dan alam makna, sementara kulit dan tutup bagian luar yang tampak adalah alam al-Mulk, sedangkan isi yang terpendam dan inti makna-maknanya yang tersembunyi adalah alam malakut. Sementara itu, air yang mengalir melalui jaringan-jaringan urat nadi yang dapat menunjang hidup tumbuh dan tingginya pohon ini, memunculkan putik bunga, memekarkan bunga dan mematangkan buahnya adalah alam Jabarut yang merupakan rahasia dari kata Kun. Ketika terjadi suatu peristiwa atau bencana menimpa pohon ini, maka para malaikat menengadahkan tangan untuk meminta, merendah ke arah ‘Arsy untuk meminta kepulihan, berusaha menjaga dari langkah yang tidak benar.

(4)

“Aku adalah khazanah tersembunyi (Kanzun Makhfiy). Aku cinta ingin dikenali, sehingga kuciptakanlah makhluk untuk mengenal-Ku (Hadits Qudsiy).“3

Karena cinta ingin dikenal, maka Allah ingin menciptakan makhluk, tempat Dia bercermin tentang pengenalan Diri-Nya. Dengan satu dari seratus tetes Rahmat-Nya,4 Cinta ingin Dikenali itu pun menjadi Tujuan dari Penciptaan alam semesta. Semesta pun menjadi cermin bagi-Nya untuk melihat dan mengenal Diri-Nya, begitupun sebaliknya.5 Dan Allah membutuhkan cermin paling sempurna yang sekaligus menjadi cermin bagi makhluk lainnya untuk meraih derajat kesempurnaan seorang insan kamil6 sesuai yang ditetapkan-Nya. Dengan satu dari seratus Rahmat-Nya, bertajalilah (pengungkapan al-Haqq) Dia melalui

3 Hadits qudsiy yang sangat terkenal di kalangan sufi.

4 Dari Ibnu Majah, HR. Abu Sa’id, ا هنمضرضلاى فلعجف,ةمحرضةئامضرضلاوتاوامسلاقلخموي ,لجوزعلا قلخ ةمحرض ) . . . هاورض نبإ ةجام نع ىبأ ديعس

( : “Allah ‘Azza wa Jalla, ketika menciptakan langit-langit dan bumi atas dasar 100 rahmat.”Hadist Sunan Ibnu Majah No. 4293 Kitabul Zuhdi

(5)

proses penciptaan alam semesta secara terus-menerus dan selalu dalam bentuk kebaruan (tasalsul).7

AL-MAA’A,

MAQHOMAT

AL-MALAKUTIYAH

AL-MUHAYYAMAH, NUR MUHAMMAD

يي ببننلا نب عع ، ةعرعييرعهه يببأع ني عع ، ءءاءطع عع نيعع ، كبلبمعليا دهبيعع اءنعأعبعنيأع :لعاءقع نعونرهاءهع نهبي دهيزبيع اءنعثعدنحع :لعاءقع ةعبعييشع يببأع نهبي ربكيبع و بهأع اءنعثعدنحع اءهههعببونع ، نعو ههمهحعارعتعيع اءهههعببفع ، قب ههئبلعخع ليا عبههيمبجع نعهييبع ةةهمعحيرع اءهههعنيمب معهسع قع ، ةءهمعحيرع ةعهئعاءمب هبلنلب نن إب» :لعاءقع ، معلنسع ونع هبييلععع ههللا ى النصع «ةبههمعاءيعقبليا معو يههيع ههدعاءههبععب اءهههعبب مهههحعرييع ، ةةههمعحيرع نع يعبههسي تبونع ةةععههسي تب رعههخنأع ونع ، اءهههعدبلعونيأع ى اههلععع شه حيو عههليا فه ههطب عيتع اءهههعببونع ، نع و فهطع اءههععتعيع __________ حيحص [يناءبللا مكح] Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki 100 rahmat, Allah membagi satu rahmat merata antara seluruh makhluk, dengan satu rahmat itu mereka (makhluk) saling menyayangi dan mengasihi, dan dengan satu rahmat itu binatang-binatang mengasihi anak-anaknya, dan tersisa seratus rahmat, dengan seratus rahmat itu Allah menyayangi hambanya pada hari kiamat.”

Dari Abu Hurairah, HR. al-Bukhari, Rasulullaah saw. bersabda,

لاق لوسرض لا ىلص لا هيلع ملسو : امل ىضق لا قلخلا بتك ىف هباتك وهف هدنع قوف شرعععلا نإ ىتععمحرض تععبلغ ىبععضغ ) هاورض ىرضاععخبلا نععع ىععبأ ةريره

( : “Ketika Allah menentukan penciptaan, Ia tulis di dalam kitabnya. Kitab itu ada di sisi-Nya di atas al-‘Arsy. Sesungguhnya Rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku.”

5

Nabi Muhammad saw., “Man ‘Arofa Nafsahu Faqod ‘Arofa Robbahu.” = Barangsipa mengenaal Rabbnya, maka akan mengenal Nafs nya.

(6)

Tempat-Nya sebelum mencipta, berada di sebuah tempat abstrak bernama al-Maa’a,8 berkonsepsi air yang memberikan kehidupan, namun sosoknya tidak seperti air yang kita pahami saat ini. Di dalam Al-Maa’a terdapat Maqhomat al-Malaakutiyah al-Muhayyamah, tebaran ruh (Al-Arwah) yang tidak mengenal apa dan siapapun bahkan dirinya sendiri selain Allah. Allah Sendiri yang menciptakannya langsung tanpa perantara siapapun. Maka diambillah satu ruh yang paling mencerminkan-Nya dengan sempurna,9 yaitu Nur Muhammad.10 Nur Muhammad dianugerahi-Nya tujuh lautan: Laut Ilmu, Laut Latif, Laut Pikir, Laut

6

Ibnu Arabi menggambar sebuah pilar (tiang) untuk menjelaskan tentang Insan Kamil, yang dimaksudkannya sebagai ‘Manifestasi al-Haqq (Rabb)’ dalam kosmos, sehingga tanpa-Nya kosmos akan runtuh.

7

Dari Hubaid ibn Umair rahimahullah Ta’ala (dalam Ath-Thabari), “Setiap hari Allah dalam kesibukan, yaitu mengabulkan doa orang yang berdoa, memberikan orang yang meminta, membebaskan tawanan dan menyembuhkan orang yang sakit.”

(7)

Sabar, Laut Akal, Laut Rahman, dan Laut Cahaya,11 disamping kesadaran, hawa nafsu, syahwat, tujuan, kekuatan, dan juga kematian.12

8

Para ulama berbeda pendapat tentang apa yang diciptakan oleh Allah sebelum Dia menciptakan ‘Arasy-Nya. At-Tirmidzi meriwayatkan dari ‘Ubadah bin Shamit ra, dia mengatakan, “Rasulullah saw bersabda, ‘Yang pertama kali diciptakan oleh Allah adalah qalam yang berasal dari cahaya (Nur Muhammad).’ Menurut sebuah pendapat, qalam berasal dari permata putih yang panjangnya hampir sama antara lelangit dan bumi. ‘Kemudian Dia menciptakan Lauh Mahfuzh (Lembaran yang Terjaga) dari mutiara putih yang berasal dari yaqut (batu mulia) merah, yang panjangnya antara langit dan bumi, sedangkan lebarnya antara barat dan timur.’”Diriwayatkan oleh Ibn Abi Hatim, Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya ‘Arasy sebelumnya berada di atas Al-Amaa’. Setelah Allah menciptakan langit (yang tujuh), ‘Arasy itu ditempatkan di langit yang ke tujuh. Dia jadikan awan sebagai saringan untuk hujan. Apabila tidak dijadikan seperti itu, tentu bumi akan tenggelam terendam air.”

‘Amr bin al-‘Ash mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Allah telah mencatat takdir-takdir makhluk 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan lelangit dan bumi.’” Hadits tersebut menunjukkan bahwa qalam diciptakan lebih dahulu daripada ‘Arsy.

Dari Ikrimah, “Sesungguhnya Allah menurunkan tetesan hujan dari langit sebesar unta. Seandainya tidak ada awan dan angin yang memecah-mecahkannya, tentu tanaman-tanaman dan binatang yang terkena hujan itu akan rusak.”

(8)

9

Ketika Allah menggenggam Adam (ketiadaan) dari segenggam tanah Kun, maka Dia mengusap bagian atas punggungnya, sehingga ia mampu membedakan yang baik dan yang jelek. Dari punggung Adam, Allah mengeluarkan anak cucu Adam yang masuk ke dalam kelompok kanan maupun kiri. Kelompok kanan, mengambil posisi dan berperilaku seperti kelompok kanan, sebaliknya kelompok kiri, sehingga dipastikan taka da sesuatu apapun yang akan menyimpang dari Kehendak-Nya. Unsur terbersih dan tersarikan sehingga muncul buih, kemudian disaring sampai murni hingga unsur-unsur berbahaya hilang. Sari murni itu ditambahkan Cahaya Petunjuk, lalu ditenggelamkan ke dalam lautan Rahmat-Nya hingga keberkahan-Nya merata, maka terciptalah Nur Muhammad (sebagai asal muasal Cahaya) yang kemudian dihiasi oleh satu ruh yang ada di

maqhomat al-Malakuutiyah al-Muhayyamah sehingga bersinar terang dan mulia.

Muhammadlah penyebab diciptakan semesta, pembawa berita gembira (Khobar) dengan senang hati hingga hari kebangkitan.

10

Ibn Arabi dalam Mustafa bin Sulaiman, Sharh Fusus al-Hikam li Ibni Arabi, diperlengkap oleh Hanafi dan hawashinya ditulis oleh Shaykh Fadi As’ad Nasif, Libanon: Dār al-Kutub al- ‟Ilmiyyah. 2002, cet.1, hlm. 63. Lihat. Tim Redaksi Ensiklopedi Islam, “Nūr Muhammad” dalam Ensiklopedi Islam, Jakarta, Ichtiar Baru van Hoeve, 1997, Vol. 14. cet. 4. hlm. 46-47..Hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Jabir, Allah berfirman, يبنلاحورضقلخلانإ

ىلص لا ويلع ملسو نم وتاذ قلخو ملاعلا هرسأب نم حورض دمحم ىلص لا ويلع

ملسو . "Sesungguhnya Allah swt mencipta ruh Nabi Muhammad saw. dari Zat-Nya dan kemudian dijadikan alam raya ini seluruhnya dari ruh Nabi Muhammad saw." Rasulullah saw. bersabda, ىععحورضىلاعتلاقلخاملوأ "Pertama kali yang dijadikan Allah swt. ialah ruhku." Hadits Nabi saw., رععشبلاوبأمداوحاورضلاوبأانا “Aku bapak dari segala ruh dan Nabi Adam bapak dari segala batang tubuh.”

(9)

Ralat: Al-Maa’a lebih diartikan sebagai “water” secara konsepsi (bukan pengertian air yang kita pahami saat ini), bukan “cloud”.

Al-‘AQL Al-AWWAL (QOLAM)

Dari Nur Muhammad, kemudian terciptalah makhluk-makhluk. Makhluk pertama, dianugerahi-Nya tajalli ‘ilmi (Pengetahuan Ilahiyyah) yang terukir di dalamnya semua hal, semua kejadian, dan semua makhluk sejak terciptanya alam hingga

11

https://semestahidayah.wordpress.com/2010/11/22/kisah-penciptaan-nur-muhammad/

12

Annemarie Schimmel, Dan Muhammad adalah Utusan Allah, Cahaya Purnama Kekasih Tuhan, 1985, hal. 189

(10)

kiamat sehingga ia menjadi mengenal dirinya dan lainnya. Ruh itu dinamakan al-‘Aql al-Awwal = al-'Aql al-Kulli (di dalam al-Qur’an = al-Qolam al-A'alaa).13 Melalui Tajalli ‘Ilmi, al-Qolam al-A’alaa menyadari bahwa dirinya memiliki kekuatan untuk menyusun dirinya sendiri dan selanjutnya memiliki kemampuan untuk menyadari segala sesuatunya.14 Qolam memandang-Nya dalam ketakutan. Panjangnya sejauh jarak Langit ke Bumi, tapi dibagi menjadi dua bagian.15 Allah: “Tulis!” Qolam: “Apa yang akan aku tulis?”Allah: “Tulis,

13

‘Amr bin al-‘Ash mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Allah telah mencatat takdir-takdir makhluk 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan lelangit dan bumi.’” Hadits tersebut menunjukkan bahwa qalam diciptakan lebih dahulu daripada ‘Arsy.

14

bertanya, "Ya Allah, apa yang harus saya tulis?" Allah menjawab, “Tulislah, ‘ laa ilaaha illallah, Muhammadan Rasulullah’.” Berseru terkejut Qolam, "Oh, betapa sebuah nama yang indah dan agung. Muhammad disebut bersama Asma-Mu yang Suci, ya, Allah." Allah menjawab, "Wahai, Qolam,, jagalah kelakuanmu. Nama ini adalah nama Kekasih-Ku. Dari Nurnya, Aku menciptakan Qolam, ‘Arsy, dan lawh al-mahfudz; Kau, juga diciptakan dari Nurnya. Jika bukan karena Muhammad, Aku tidak akan menciptakan apapun.” Begitu usai Allah swt. mengatakan kalimat tersebut, Qolam pun terbelah dua karena takutnya kepada Allah. Tempat keluar kata-katanya menjadi terbuka terus hingga hari akhir. Kemudian Allah memerintahkan Qolam untuk menulis "Apa yang harus saya tulis, Ya Allah?" Allah menjawab, "Tulislah semua yang akan terjadi sampai Hari Pengadilan.”

(11)

‘Bismillaahirrahmaanirrahiim’,”16 lanjutnya, “Bawalah apapun hingga Hari Kebangkitan.”

AL-LAWH AL-MAHFUDZH

Makhluk kedua, yaitu yang menjadi ‘bayangan’ dari Qolam, merupakan nafsnya yang bernama Nafs Kulliyyah (= Nafs ‘Uulaa) atau Lawh al-Mahfudzh,17 tempat dituliskannya huruf-huruf dan kata-kata Allah melalui nafas ar-Rahman sejak penciptaan alam hingga hari kiamat. Sidratul Muntaha,18 sebuah batang dahan dari dahan-dahan pohon Kun, yang dibawahnya terdapat malaikat pengabdi-Nya dan melaksanakan keputusan-keputusannya, melaporkan

Berkata Qolam, "Ya Allah, apa yang harus saya mulai?". Berfirman Allah, "Kamu harus memulai dengan kata-kata ini, ‘Bismillaahirrahmaanirrahiim’," yang menjadi nafas ar-Rahman. Dengan rasa hormat dan takut yang sempurna, kemudian Qolam bersiap untuk menulis kata-kata itu pada (lawh al-mahfudz, dan dia menyelesaikan tulisan itu dalam 700 tahun.

15

Ibnu Abbas ra mengatakan, “Sebelum Allah menciptakan makhluk, Dia telah menciptakan qalam. Dia berada di atas ‘Arasy; kemudian Dia melihat qalam dengan penglihatan haibah (kebesaran) sehingga qalam itu terbelah dan meneteskan tinta.” Ibnu Abbas menambahkan bahwa qalam itu terbelah dan dari belahan itulah keluar tinta hingga hari kiamat.

(12)

semua yang terdapat pada buah pohon dengan berdasarkan pada salinan dari lauh al-Mahfuzh. Semua kejadian di pohon, telah memiliki takaran dan ketentuannya masing-masing dan sudah tercatat dalam Lauh al-Mahfudzh. Untuk mewujudkan dan melanggengkan alam semesta, maka al-Lawh al-Mahfudzh (kitab induk) dinikahkan (nikah ma’nawii) dengan al-Qolaam al-A'alaa. Hal itu dikarenakan segala sesuatu yang terjadi merupakan hasil dari adanya sebab-musabab, seperti anak yang dihasilkan dari penikahan ayah dan ibunya. Al-Lawh al-Mahfudzh memiliki dua kekuatan (Quwwah), yaitu Quwwah ‘Ilmiyyah yang

16

Dengan rasa hormat dan takut yang sempurna, Qolam bersiap untuk menulis kata-kata itu pada Kitab (lawh al-mahfudz), dan dia menyelesaikan tulisan itu dalam 700 tahun. Ketika Qolam telah menulis kata-kata itu, Allah SWT berfirman, "Telah memakan 700 tahun untuk kamu menulis tiga Nama-Ku; Nama Keagungan-Ku, Kasih Sayang-Ku dan Empati-Ku. Tiga kata penuh berkah ini, Aku buat sebagai hadiah bagi ummat Kekasih-Ku Muhammad. Dengan Keagungan-Ku, Aku berjanji bahwa bilamana abdi manapun dari umat ini menyebut ‘Bismillah’ dengan ikhlas, maka Aku akan tuliskan 700 tahun pahala yang tak terhitung untuknya, dan 700 tahun dosa akan Aku hapuskan.” Sa’id bin Manshur mengabarkan, bahwa yang pertama kali dituliskan oleh qalam adalah, “Aku adalah Yang Maha Menerima tobat. Aku akan menerima tobat orang yang bertobat.” Ibnu Abi Hatim meriwayatkan, bahwa yang pertama kali dituliskan oleh qalam adalah, “Sesungguhnya rahmat-Ku melampaui murka-Ku.”

17

Ibnu Abbas berkata, “Di antara ciptaan Allah, ada yang namanya Lauh Mahfudzh, dengan sebuah mutiara putih, tutupnya berupa safir merah. Tulisannya dari cahaya, dan Pena nya dari cahaya; Luasnya sejauh jarak Langit dengan Bumi. Allah melihat ke dalamnya sebanyak tiga ratus enam puluh kali setiap hari, dan berdasarkan isinya Allah mencipta dan mewujudkan; menyebabkan hidup dan mati, dan melakukan Kehendak-Nya.”Anas bin Malik mengatakan, “Rasulullah saw bersabda, ‘Allah memiliki lauh (lembaran) yang salah satu permukaannya terbuat dari yaqut merah dan permukaan lainnya dari zamrud hijau, sedangkan qalam-nya berasal dari cahaya.’”

(13)

berfungsi sebagai penerima pengetahuan, bersifat intelektual dan Quwwah ‘Amaliyyah yang berfungsi sebagai penjaga keberlangsungan wujuud pengetahuan melalui gerakan (‘amal).

Hal pertama yang dimunculkan oleh al-Lawh al-Mahfudzh adalah Martabat Alam (sifat panas, dingin, kering, basah) dan al-Habaa (al-Hayuulaa al-‘Uulaa) atau debu (I.140.14). Pernikahan keduanya menghasilkan al-Jism al-Kull (tubuh universal). Proses penciptaan alam semesta berlangsung panjang dalam serangkaian sebab-akibat hingga mewujudkan tanah (turaab) (I.140.17) yang merupakan materi fisik pertama, yang sebelumnya hanya bersifat ruhani

18

Ibnu Abbas,

هيلع هللا ى الص هللا لو سر لإ دحأ اءهزوناءجي ملون اءهيلإ يهتني ةكئلملا ملع نل ى اهتنملا ةردس تيمس نم طبهي اءم اءهيلإ يهتني اءهنو كل كلذب تيمس اءهنأ هنع هللا يضر دو عسم نب هللا دبع نع يكحون ملسون ى الاءعت هللا رمأ نم اءهتحت نم دعصي اءمون اءهقو ف

"Dinamakan sidratul muntaha (Pohon Puncak), karena ilmu malaikat puncaknya sampai di sini. Tidak ada yang bisa melewatinya, kecuali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”. (Ta’liqat ‘ala Shahih Muslim, Muhamad Fuad Abdul Baqi, 1/145).

Dari Anas ra., Rasulullaah saw. bersabda,

رءاءهعنيأع ةهععبعريأع اءهعلبصي أع يفب لبو يهفهلا نهاذعآ ههننأعكع اءهعقهرعونعونع رعجعهع لهلعقب ههننأعكع اءهعقهببنع اذعإبفع ، ى اهعتعنيمهلا ةهرعديسب يلب تيععفبرهونع له ينيلا :نبارعهباءظن لا اءمنأعونع ، ةبننجعلا يفبفع :نباءنعطب اءبعلا اءمنأع :لع اءقعفع ، لع يرببيجب ته ليأع سع فع ، نب ارعهباءظع نبارعهينعونع ، نباءنعطب اءبع نب ارعهينع ته ارعفهلاونع

Aku melihat Shidratul-Muntaha di langit ke tujuh. Buahnya seperti kendi daerah Hajar, dan daunnya seperti telinga gajah. Dari akarnya keluar dua sungai luar dan dua sungai dalam. Kemudian aku bertanya, “Wahai Jibril, apakah keduanya ini?” Dia menjawab, “Adapun dua yang dalam itu ada di surga sedangkan dua yang di luar itu adalah Nil dan Eufrat. (Shahih, HR. Bukhari 3207)

(14)

semata. Makhluk ketiga yang dibagi dari Nur Muhammad, dibentuk dalam al-Jism al-Kull (Tubuh Alam Semesta), yaitu al-‘Arsy,19 tempat Allah melaksanakan Kuasa (al-‘Arsy al-Istiwaa) yang turun dari asma ar-Rohmaan. Hal itu bermakna, segala sesuatu yang berada di bawah al-‘Arsy berada dalam naungan Rahmaniyyah-Nya.

AL-KURSIY

Di bawah al-‘Arsy,20 terdapat al-Kursiy yang memiliki dimensi-dimensi relatif dan penuh.

19

Para ulama berbeda pendapat tentang apa yang diciptakan oleh Allah sebelum Dia menciptakan ‘Arasy-Nya. At-Tirmidzi meriwayatkan dari ‘Ubadah bin Shamit ra, dia mengatakan, “Rasulullah saw bersabda, ‘Yang pertama kali diciptakan oleh Allah adalah qalam yang berasal dari cahaya.’ Menurut sebuah pendapat, qalam berasal dari permata putih yang panjangnya hampir sama antara lelangit dan bumi. ‘Kemudian Dia menciptakan Lauh Mahfuzh (Lembaran yang Terjaga) dari mutiara putih yang berasal dari yaqut (batu mulia) merah, yang panjangnya antara langit dan bumi, sedangkan lebarnya antara barat dan timur.’”Diriwayatkan oleh Ibn Abi Hatim, Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya ‘Arasy sebelumnya berada di atas Al-Maa’a. Setelah Allah menciptakan langit (yang tujuh), ‘Arasy itu ditempatkan di langit yang ke tujuh. Dia jadikan awan sebagai saringan untuk hujan. Apabila tidak dijadikan seperti itu, tentu bumi akan tenggelam terendam air.”

Dari Ikrimah, “Sesungguhnya Allah menurunkan tetesan hujan dari langit sebesar unta. Seandainya tidak ada awan dan angin yang memecah-mecahkannya, tentu tanaman-tanaman dan binatang yang terkena hujan itu akan rusak.”

(15)

20

“Sekarang, bagaian ke-empat dari Nur, Aku bagi lagi menjadi empat bagian: Bagian pertamanya Aku ciptakan Malaikat Penyangga Singgasana (hamalat al-‘Arsy); Bagian keduanya Aku ciptakan Kursi, majelis Ilahiah (Langit atas yang menyangga Singgasana Ilahiah, ‘Arsy); Bagian ketiganya Aku ciptakan seluruh malaikat (makhluk) langit lainnya. Kemudian bagian keempat Aku bagi lagi menjadi empat bagian: dari bagian pertama Aku membuat semua langit, dari bagian Kedua Aku membuat bumi-bumi, dari bagian ketiga Aku membuat jinn dan api.” HR. Abu Dawud dari seorang sahabat Jabir bin Abdillah menjelaskan, bahwa wujud para malaikat pemikul singgahsana Allah sangatlah besar dan jarak antara pundak malaikat tersebut dengan telinganya sejauh perjalanan burung terbang selama 700 tahun. Hamalat al-'Arsy memiliki sayap lebih besar dan banyak dibandingkan dengan Jibril dan Israfil, memiliki sayap sejumlah 2400 sayap dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil, sedangkan Israfil mempunyai 1200 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril.Syeikh Muhammad Nawawi bin Umar bin 'Arabi al-Jawi al-Bantani (Syeikh Nawawi Banten), seorang wali besar dari tanah Jawa menjelaskan, "Mereka adalah tingkatan tertinggi para Malaikat dan Malaikat yang pertama kali diciptakan, dan mereka berada di dunia sebanyak 4 malaikat, pada saat qiyamat akan berjumlah 8 malaikat dengan bentuk kambing hutan. Jarak antara telapak kakinya sampai lututnya sejauh perjalanan 70 tahun burung yang terbang paling cepat. Adapun sifat dari 'Arsy, dikatakan bahwa bahwa 'Arsy adalah permata berwarna hijau dan 'Arsy adalah makhluk yang paling besar dalam penciptaan. Dan setiap harinya 'Arsy dihiasi dengan 1000 warna daripada cahaya, tidak ada satu makhlukpun dari makhluk Allah ta'ala yang sanggup memandangnya. Dan segala sesuatu seluruhnya di dalam 'Arsy seperti lingkaran ditanah lapang. Dikatakan sesungguhnya 'Arsy merupakan kiblat para penduduk langit, sebagaimana Ka'bah sebagai kiblat penduduk bumi."

(16)

Perumpamaan luasnya dengan al-‘Arsy seperti, “Sebuah cincin kecil (al-Kursiy) di gurun yang luas (al-‘Arsy).” Dan di dalam-Kursiy terdapat al-Falaq al-Atlas atau Al-Falaq al-Buruuj (langit tanpa bintang. Orbit Isotropik = arah lintasannya sama) yang berisikan bola langit konstelasi/ zodiak (al-falak al-buruuj = 12 konstelasi). Di bawahnya , Allah menciptakan tujuh “Surga (al-jinaan)” yang dinamakan berbeda dengan perbedaan keadaan dan tingkat sebagai penanda simbolik ‘tempat pertemuan’ antara wujuud-wujuud ruhani murni dari dalam al-’Arsy dengan wujuud-wujud sensible (terinderai) dari dalam al-Kursiy. Surga-surga tersebut beda letaknya dengan Samawaat (tujuh lapis langit yang terletak di bawah Al-Falaq al-Mukawkab = langit dengan ‘bintang’ (bintang (matahari), bulan dan planet) tetap). Nama-nama ketujuh Surga terdapat di dalam quran dan hadits,21 dan pengertian mereka tidak sama dengan tujuh langit (samawaati). Berikut nama ketujuh Surga tersebut: 1. Iqomah (tempat tinggal) hamba, 2. Aslama (tempat keberserahdirian) hamba, 3. Al-Khuld, 4. Al-Ma’wa, 5. Al-Na’im, 6. Firdaus, 7. ‘Ad Kata ‘al-Wasiilah melintasi ketujuh Surga sebanyak dua kali hingga ke level tertinggi, ‘Adn, Surga Nabi Muhammad saw. Surga ‘Adn disebut juga sebagai al-maqoom al-mahmud (posisi mulia), dan disebut juga

21

Tingkatan surga seperti yang disebutkan Rasulullah dalam hadis yang diriwayatkan Tirmidzi sebanyak seratus tingkatan. Namun di dalam Al-Quran disebutkan sebanyak tujuh tingkatan iaitu Jannatul Firdaus, Jannatul Naim, Jannatul Makwa, Jannatul Adnan, Jannatul Khuldi, Darus Salam dan Daruj Jalal.

Diriwayatkan oleh Ibnu Wahab, dari Abdurrahman bin Ziyad bin An'am, dari Utbah bin Ubaid adh-Dhabyi, dari seorang perawi yang meriwayatkan hadits ini kepadanya bahwa seseorang datang kepada Nabi saw dan bertanya, "Wahai Rasulullah, ada berapa tingkatan di surga?" Beliau menjawab, "Seratus tingkatan. Jarak masing-masing tingkat adalah setinggi bumi dan langit. Di tingkat pertama, kamar, rumah, pintu, ranjang, dan kunci-kunci pintunya terbuat dari perak. DI tingkat kedua, kamar rumah, pintu, ranjang, dan kunci-kunci pintunya terbuat dari emas. Dan di tingkat ketiga, kamar rumah, pintu, ranjang, dan kunci-kunci pintunya juga terbuat dari permata, mutiara, dan zamrud. Sedangkan, sembilan puluh tujuh tingkatan lainnya tidak ada yang mengetahuinya selain Allah."

(17)

dengan Al-Washiilah, yaitu perantara atau Jalan untuk Mendekati Allah. Melalui Nabi Muhammad saw. lah Allah bisa didekati oleh makhluknya. Jadi, sunnah Nabi Muhammad saw. merupakan Jalan kita untuk Mendekati Allah.

KUBAH AL-FALAQ AL-MUKAWKAB (Tujuh Lapis Bumi dan

Tujuh Lapis Langit beserta isinya)

Di bawah tujuh Surga terdapat lintasan ‘bintang-bintang’ tetap (Falaq Al-Mukawkab = orb of fixed stars = tidak sebenar disebut bintang, tapi Al-Mukawkab yang kadang bisa disebut sebagai benda bersinar maupun tidak), yang terdiri dari tujuh lapis bumi dan tujuh lapis langit (Bulan, Merkurius,

(18)

Venus, Matahari, Mars, Jupiter, dan Saturnus.22 Mesti digarisbawahi, bahwa dikatakan ‘bintang’ tetap bukan dalam arti mereka tidak bergerak, tetapi lebih

dikarenakan pandangan mata fisik

22

Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah saw. ditanya tentang itu dan berkata, 'Ketika Allah ingin menyempurnakan ciptaan-Nya, dan hanya Adam yang tersisia untuk diciptakan, maka Dia menciptakan dua matahari dari cahaya ‘Arsy-Nya. Pada matahari yang satu, dengan pengetahuan-Nya, Dia menentukan, bahwa Dia menciptakannya seperti matahari yang tampak di dunia saat ini, bersama tempat-tempat terbit dan terbenamnya. Matahari satunya lagi, dengan pengetahuannya, Dia akan menghancurkan dan mengubah

bentuknya menjadi sebuah bulan, dan Dia menciptakan bulan dengan kekuatannya yang lebih sedikit daripada matahari. Tapi seseorang hanya melihat matahari sebagai benda yang kecil dikarenaan begitu jauhnya jarak langit dari bumi. Jika Allah membiarkan matahari kedua sebagaimana dia tercipta awalnya, maka tidak seorangpun dari kita yang pernah mengalami malam ataupun siang dari malam. Para pekerja tidak tahu kapan saatnya bekerja, atau kapan mengambil upahnya. Yang puasa tidak tahu sampai kapan waktunya berpuasa dan kapan berbuka, dan seorang perempuan tidak tahu bagaimana cara menghitung masa ‘iddahnya. Para muslim tidak tahu waktu-waktu shalatnya, atau kapan mengerjakan haji. Tukang kredit tidak tahu kapan waktu untuk menagih, kapan orang ke ladang atau kapan kita mengistirahatkan tubuh kita. Allah Maha Penjaga dan Maha Penyayang kepada abdi-Nya. Dia lalu mengutus Jibril as, dan memerintahkan sayapnya untuk menuup wajah Bulan sebanyak tiga kali, ketika

cahayanya seterang Matahari, lalu berkuranglah radiasinya; tapi cahayanya tetap ada di dalamnya. Kegelapan di dalam Bulan, seperti kerutan-kerutan di dalamnya itu tidak lain tidak bukan adalah jejak yang terhapus. Lalu Allah menciptakan Matahari dari sinar cemerlang Cahaya-Nya. Lalu Allah menciptakan sebuah roda pada Matahari yang padanya terdapat tiga ratus enam puluh jari-jari. Dan dari para malaikat Langit lapis satu, diambil sebanyak tiga ratus enam puluh (360 = lingkaran) malaikat yang bertugas atas Matahari dan roda putarannya. Setiap satu malaikat bergantung kepada satu jari roda.

(19)

ma nusia di Bumi yang menjadi pusatnya (geosentris) terbatas untuk melihat pergerakan mereka. Dikarenakan Bumi yang menjadi pusat semesta, maka diciptakanlah Bumi terlebih dahulu, baru tujuh lapis langit dengan

(20)

makhluk-makhluknya.23 Ibnu Arabi mengulas penciptaan bumi dalam enam masa penciptaan makhluk tertentu,24 dengan pemberian shifat dan asma tertentu Allah pada masing-masing hari, huruf hijaiyah tertentu, lapis langit dan lapis bumi tertentu, dan pengaruh jiwa Nabi tertentu (II.438.7).25

D

Hari Ahad, Hari Pertama Allah Mencipta

Bahasa Arab dari hari Minggu adalah al-Ahad, yang juga merupakan nama Allah. Al-Ahad memiliki pengertian ‘Tunggal’, ‘Satu’, unit yang tak dapat dibagi-bagi. Merupakan hari Pertama yang diciptakan sekaligus Allah Mencipta dalam kubah al-Falaq al-Mukawkab, yang merupakan lokus pandangan berpasangan Bumi-Langit. Entitas yang ada di al-Falaq al-Mukawkab, telah lama ada dalam Pengetahuan (‘Ilm) Allah; dan melalui pra-eksistensi, mereka memperoleh nama paling mendasar dari Allah, yang menggerakkan terciptanya hari Ahad, yaitu ‘Pendengaran (Sami’)’, sekaligus mencerminkan bahwa apa-apa yang ada di dunia lalu mendengar perintah “Kun!” Dengan ‘Perkataan’ (Qawl), maka non-wujuud pun mendengar (Sami’), sementara dengan ‘Berkata’ (Kalaam), maka wujuud mendengar (Sami’).

23

https://sainstory.wordpress.com/2010/07/01/kisah-sepanjang-zaman-bag-1-awal-penciptaan/ Wahab bin Munabbih mengatakan, “Tatkala Allah menciptakan bumi, asalnya adalah satu lapis; kemudian Dia memisah-misahkan lapisan tersebut hingga tujuh, seperti yang Dia lakukan terhadap langit. Dia membuat jarak antara lapisan yang satu dengan lapisan yang lainnya sejauh jarak yang bisa ditempuh selama 500 tahun.” Wahab bin Munabbih juga mengatakan, “Setelah Allah memisah-misahkan lapisan bumi sampai tujuh, maka nama lapisan yang pertama adalah Adim (yang terlihat dari permukaan), lapisan yang kedua adalah Basith (yang menghampar), lapisan yang ketiga adalah Tsaqil (yang berat), lapisan keempat adalah Batih (yang melebar), lapisan yang kelima adalah Hayin, lapisan keenam adalah Masikah (yang mengunci), dan lapisan yang ketujuh adalah Tsara (tanah yang basah/liat). Dalam sebagian riwayat yang lain, nama lapisan-lapisan tersebut berbeda-beda.”

(21)

Pergerakan dari Lintasan Isotropik (hanya dibedakan oleh satu Hari, dimana satu putarannya dimulai pada batas terbawah al-‘Arsy. Dikarenakan al-‘Arsy berada di atas Lintasan Isotropik, dan tanpa penanda (batas) apapun, maka panjang hari yang sebenarnya tidak dapat diketahui. Meskipun kita yang di bumi ini tampak dengan tepat mengukur hari dengan jam demi jam dan menit demi menit atau dari waktu pergerakan bumi itu sendiri, tapi itu tidak lebih dari sekedar hukum yang dibuat oleh manusia. Hanya Allah yang sebenar tahu panjang sebenar hari.

Ats-Tsalabi mengatakan, “Bumi lapisan yang kedua mengeluarkan angin dan penduduknya adalah umat yang bernama Thamas yang makanan mereka adalah daging mereka sendiri, dan minumannya adalah darah mereka sendiri. Bumi lapisan ketiga penduduknya adalah umat yang wajah mereka seperti wajah manusia, bibir mereka seperti bibir anjing, tangan mereka seperti tangan manusia, kaki mereka seperti kaki sapi, telinga mereka seperti telinga sapi, dan di sekujur tubuh mereka ada bulu seperti bulu domba. Bulu tersebut adalah pakaian mereka. Konon, siang di kita (manusia) adalah malamnya mereka dan malam di mereka adalah siang di kita. Bumi lapisan keempat penduduknya adalah umat yang bernama Halham yang tidak mempunyai mata dan kaki, tetapi mereka mempunyai sayap seperti sayap burung. Bumi lapisan kelima ditempati oleh umat yang bernama Khasyan. Rupa mereka seperti bagal (peranakan keledai/turunan kuda jantan dengan keledai betina). Mereka berbuntut panjang, setiap buntutnya mencapai 300 siku. Di lapisan bumi ini terdapat banyak ular yang sangat panjang dan mempunyai punuk seperti unta. Bumi lapisan keenam ditempati oleh umat yang bernama Hatsum yang berbadan hitam dan mempunyai cakar seperti cakar binatang buas. Konon, umat ini dikuasakan oleh Allah kepada Ya’juj dan Ma’juj ketika mereka menyerbu manusia dan menghancurkan mereka. Dan di bumi lapisan ketujuh ada tempat tinggal Iblis yang terlaknat dan bala tentaranya, yaitu setan yang suka mendorong pada kejahatan.”

Ka’b al-Ahbar mengatakan, “Allah menciptakan 80.000 umat. Setengahnya disimpan di laut dan setengahnya lagi disimpan di darat. Bentuk mereka bermacam-macam.”

24

http://pesantrenpedia.blogspot.co.id/2015/02/terjemah-tarikh-thabari-makhluk-yang.html Ibnu Mas’ud dan beberapa orang sahabat Nabi saw. berkata, “Allah menciptakan bumi dalam dua hari, yaitu Ahad dan Senin. Allah menciptakan gunung agar bumi tidak goyah, gunung, makanan penghuni bumi, pepohonan dan benda yang

(22)

Matahari dan lintasan langitnya diciptakan pada hari Ahad. Hal itu dikarenakan Matahari menyerupai ar-Ruuh; dan Ruhul Quds merupakan pemunculan pertama dari al-Haqq dalam setiap diri ciptaan, sehingga dengan pergerakan aktif dari hari Pertama (al-Ahad), maka ‘titik’ (nukta) atau dimensi – 0 lantas dapat ditentukan. Matahari merupakan qalb dari dunia dan qalb dari tujuh langit. Dan Allah menyebut langitnya sebagai ‘sebuah Tempat Tinggi’ karena qalb nya, meskipun masih ada lagi langit di atasnya. Tetapi Allah bermaksud untuk meninggikan status (makaana) nya, sehingga tempat (makaan) nya menjadi

berguna bagi bumi dalam dua hari, yaitu Selasa dan Rabu. Kemudian Allah menuju langit yang saat itu masih merupakan asap, lalu menjadikannya satu langit. Kemudian Allah membelahnya dan menjadikannya tujuh langit dalam dua hari, yaitu Kamis dan Jum’at.” Wahb bin Munabbih berkata, bahwa “Tingkat pertama Bumi disebut Adiim (kulit, menutupi), kedua Basiit (tidak bercampur), ketiga Thaqiil (berat), keempat Batiih (datar), kelima Mutathaaqilah (tidak aktif), keenam Maasikah (cengkraman), dan ketujuh Tharaa (lembab). Tingkatan Bumi berjumlah tujuh, disebutkan juga di dalam al-Qur’an. Allah juga menyebut Bumi sebagai Firaash (karpet, hamparan). Langit, bumi, dan seluruh isinya dikelilingi oleh laut-laut. Dan semua benda tersebut dikelilingi oleh Haikal. Dan konon Haikal dikelilingi oleh Kursiy. Wahb menjawab, “Suatu benda dari ujung langit yang mengelilingi bumi dan laut bagaikan tali tenda.” Wahb juga ditanya mengenai bumi ini, bagaimana ia? Wahb menjawab, “Bumi ada tujuh yang dibentangkan berupa beberapa pulau. Antara tiap dua bumi ada laut dan laut mengelilingi bumi, sementara Haikal ada di balik laut”.

Arthah bin Al Mundzir bertutur, bahwa Dhamrah berkata, “Allah menciptakan kalam, lalu dengannya Dia menulis apa yang Dia ciptakan dan yang terjadi dari makhluk-Nya. Tulisan itu mensucikan Allah dan mengagungkan-Nya selama seribu tahun sebelum Dia menciptakan makhluk lainnya. Ketika Allah berkehendak untuk menciptakan langit dan bumi, maka Dia menciptakannya selama enam hari. Tiap hari dinamai dengan nama yang berbeda. Nama hari pertama dari enam hari di atas adalah Abjad, hari kedua Hawaz, hari ketiga Hutay, hari keempat Kalman, hari kelima Sa’fas, hari keenam Karsat.” Begitupun Adh Dhahhak bin Muhazim dan Zaid bin Aslam menyampaikan. Ulama lain berpendapat, “Allah menciptakan satu hari dan menamainya Ahad, menciptakan hari kedua dan menamainya Itsnain (Senin), menciptakan hari ketiga dan menamainya Tsulatsa’ (Selasa), menciptakan hari keempat dan menamakannya Arbia’ (Rabo) dan menciptakan hari kelima dan menamainya Khamis (Kamis)”. Ibnu Abbas bertutur menguatkan, “Sesungguhnya Allah menciptakan satu hari dan menamainya Ahad, menciptakan hari kedua dan menamainya Itsnain (Senin), menciptakan hari ketiga dan menamainya Tsulatsa’ (Selasa), menciptakan hari keempat dan menamakannya Arbia’ (Rabo) dan menciptakan hari kelima dan menamainya Khamis (Kamis)”.

Sebenarnya kedua pendapat di atas tidak berbeda, sebab bisa saja nama-nama hari adalah yang diriwayatkan oleh Atha’ dari Ibnu Abbas menurut bahasa Arab, sedangkan dengan bahasa lain adalah nama-nama yang diriwayatkan Dhahhak bin Muzahim. Wahb bin Munabbih bertutur, “Hari-hari ada tujuh.” Kedua pendapat tidak bertentangan; yang pertama diriwayatkan dari Dhahhak dan Ibnu Abbas bahwa Allah menciptakan enam hari, yang kedua dari Wahb bahwa jumlah hari adalah tujuh, keduanya sahih dan tidak bertentangan. Alasannya, makna ucapan Ibnu Abbas dan Adh Dhahhak adalah hari-hari di mana Allah menciptakan makhluk sejak mulai menciptakan langit dan bumi serta isinya sampai selesai yaitu enam hari. Sementara Wahb menyebutkan keseluruhn jumlah hari dalam seminggu, yaitu tujuh. adalah jumlah hari hari dalam seminggu ada tujuh, bukan enam.

(23)

tinggi dikarenakan statusnya, dan Allah menciptakannya dalam al-Simaak (merupakan sentral, fase ke-14 dari 28 fase atau lintasan Bulan (manzilah), dan diciptakanlah planet dan lintasannya, dan huruf Nun berada di luarnya.

Hari Ahad dipasangkan dengan Nabi Idris as.26 yang menjadi penjaga di lapis langit ke-4, yaitu Matahari yang diciptakan dengan Asma al-Nuur Ilahi, dalam ruang fisik merupakan pusat/ sentral dari 6 langit yang lain, sehingga setiap pengetahuan dan rahasia-rahasia dari dalam hari Ahad, berasal dari ihwal Nabi

Ulama salaf berbeda pendapat mengenai hari pertama Allah menciptakan langit dan bumi. Sebagian dari mereka mengatakan, bahwa hari itu adalah hari Ahad. Abdullah bin Salam ra, dia berkata, “Allah mulai menciptakan makhluk, lalu menciptakan bumi pada hari Ahad dan hari Senin.” Ka’b ra. Berkata, “Allah memulai menciptakan makhluk dan menciptakan langit bumi pada hari Ahad dan Senin.” Adh Dhahhak, “Enam hari dari hari akhirat, tiap hari sama dengan seribu tahun. Allah memulai penciptaan pada hari Ahad”.

Hadits yang mendasari pendapat bahwa mulai penciptaan hari Ahad adalah hadits Ibnu Abbas, bahwa kaum Yahudi menghadap Nabi saw dan bertanya mengenai penciptaan langit dan bumi, maka Nabi menjawab, “Allah menciptakan bumi pada hari Ahad dan Senin”. Hadits yang mendasari pendapat bahwa mulai penciptaan hari Sabtu adalah hadits Abu Hurairah: “Nabi saw. memegang tanganku, lalu beliau bersabda, “Allah menciptakan tanah pada hari Sabtu dan menciptakan gunung-guung pada hari Ahad”.

Tidak ada perselisihan di antara ulama, bahwa dua hari yang disebutkan Allah dalam firman: ‘Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa’ termasuk dalam enam hari yang disebutkan sebelumnya. Karena Allah hanya menciptakan langit dan bumi serta isinya dalam enam hari, sedangkan hadits-hadits dari Nabi saling menguatkan bahwa yang terakhir diciptakan Allah adalah Adam dan Allah menciptakannya pada hari Jum’at, maka jelaslah bahwa hari Jum’at di mana Allah selesai menciptakan makhluk adalah termasuk enam hari di mana Allah menciptakan makhluk. Seandainya Jum’at tidak termasuk enam hari tersebut, maka Allah menciptakan makhluk dalam tujuh hari, bukan enam hari, sedangkan hal ini bertentangan dengan isi Al Qur-an. Karena itu jelaslah, bahwa hari pertama Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya adalah Ahad, sebab hari terakhir adalah Jum’at.

25

(24)

Idris as. di langit ke-4 ini pun tersingkap; dinamakan dengan “penyebab dari segala sesuatu sebelum kehadiran/ muncul akibat”; menunjukkan posisi istimewa sebagai Quthb Langit. Pada saat yang sama, Nabi Idris as merupakan awal dari perputaran suatu lingkaran, “penemu kebijaksanaan-kebijaksanaan”; sebagaimana beliau as. telah disebutkan dalam Futuuhaat al-Makiyah, berhubungan kuat dengan prinsip ahadiyyah (keunikan). Ada beberapa kalimat yang relevan dalam tulisan-tulisan Ibn ‘Arabi, tentang penyatuan (tawhiid). Bagaimanapun, untuk menghindarkan pelbagai hal dari kebingungan karena

dalam seminggu dengan pengaruh nabi-nabi dengan planet-planet (tujuh langit). Bagi Ibnu Arabi, terdapat dua putaran meliputi tujuh nabi (atau 8 jika termasuk Nabi Yahya as): 1. Keteraturan putaran planet-planet dalam alam semesta fisik (posisi planet-planet dalam tata surya). 2. Keteraturan putaran planet-planet dalam ruang dan waktu (hari-hari perminggu). Ibnu Arabi menetapkan kedua hal di atas sebagai model-peran yang ada pada seorang manusia; keteraturan putaran planet-planet merupakan perwujudan dari dimensi ruhani yang memberikan makna pada pelbagai dimensi kehidupan yang berujung pada Kesempurnaan Manusia (insaan kamiil). Dimensi ruhani dari keteraturan fisik ditunjukkan dalam kisah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad saw. Ketika Nabi Muhammad saw. menaiki langit-langit (ketujuh langit), beliau saw. mendatangi tiap langit dengan bertemu nabi-nabi tertentu. Perjalanan Nabi Muhammad saw. pada langit-langit tertentu menggambarkan perjalanan nabi-nabi tertentu. Dalam tidak kurang dari empat tulisannya, Ibnu Arabi berbicara tentang isra’ mi’raj yang beliau sendiri alami. Kisahnya diceritakan cukup detil, dan dengan jelas membentuk salah satu batu penjuru pengajarannya. Begitu juga, terdapat dimensi ruhani dari keteraturan waktu (hari-hari dalam seminggu), yang berhubungan dengan nabi-nabi tertentu pula. Hari-hari ruhaniyyah, Ibnu Arabi mengatakannya sebagai “waktu-waktu” (al-Waqt) ketika kita menerima pengetahuan ruhani, rahasia-rahasia (asroor), dan pencerahan; sama halnya dengan tubuh yang menerima perawatan dan pemeliharaannya setiap hari melalui makanan dan minuman. Dalam beberapa tulisan, dengan khusus dan detil Ibnu Arabi menjelaskan dimensi batiniyyah dari perputaran waktu dalam seminggu. Dalam Mawaaqi’ al-nujuum, yang ditulis pada tahun 595/ 1199; sebuah tahun dengan Kenaikan Tingkat Tinggi Ruhaninya di Fez, menjelaskan bagaimana “seseorang yang memiliki qalb” akan diberikan pengetahuan dan rahasia-rahasia ruhaniyyah.

“Ketahuilah, wahai, Anakku, bahwa pada setiap hari (dalam seminggu) terdapat pengaruh seorang nabi tertentu, mempengaruhi qalb siapapun yang mampu menaiki sebuah rahasia penyaksian; sebuah rahasia dimana ia mengambil cahaya selama hari (waktu) “itu”

26

(25)

kesamaran maknanya, maka Ibn ‘Arabi menekankan bahwa hal tersebut bukan hanya sekedar misteri-misteri yang terbuka dari setiap nabi, namun juga untuk memberitahu kita tentang apa yang sebaiknya kita lakukan atau tidak pada hari-hari tertentu. Dan setiap akibat yang muncul pada hari-hari Ahad yang memiliki elemen udara dan api berasal dari lintas gerak Matahari dan pengawasannya yang dipercayakan dan diserahkan Allah ta’ala kepada ‘Idris as. Apapun akibat yang disebabkan oleh elemen air dan bumi yang terjadi pada hari Ahad, hal itu berasal dari gerakan lintasan keempat (Matahari). Iklim ke-4 merupakan tempat dari manusia spiritual (badal) berada dimana kehadirannya memberikan pengaruh kepada iklim-iklim lain. Jadi, apa yang telah dihasilkan di antara pengetahuan-pengetahuan (‘ilm) manusia spiritual (abdaal) pada langit ke-4 ini, adalah pengetahuan tentang rahasia dari entitas ruuhaaniyyaah, pengetahuan tentang cahaya dan kilauannya, pengetahuan tentang petir dan sinar (dari cahayanya), dan pengetahuan tentang kilau tubuh material – mengapa bisa menjadi berkilau, apa yang membedakan pembentukannya sehingga menjadikannya berkilau.

Hari Senin, Hari Kedua Allah Mencipta

Lintasan hari Senin diciptakan dari Nama Allah al-Hayy (Yang Maha Hidup), dan melaluinya kehidupan manifest di dunia, sehingga segala sesuatunya menjadi hidup. Bulan, diciptakan pada hari Senin, merupakan benda langit pertama yang berada di atas bumi. Pada hari ini, Nama Allah al-Mubiin ( Maha Penjelas) dibawa terus-menerus menuju langit pertama (langit terendah dari 7 lelangit) dan planetnya (bulan) ke dalam ikhliil (susunan hari-hari selama sebulan), dan pergerakan dalam lintasannya menghasilkan huruuf Daal. Bulan merupakan planet dengan gerakan tercepat, bergerak setiap hari melalui satu lintasan, dengan 28 kali lintasan dalam satu bulannya. Melalui 28 kali lintasan itulah 28 huruuf hijaiyyah lahir dengan bunyi yang berbeda. Nabi Adam as. merupakan profil dari hari ini. Bulan, yang berhubungan dengan profil Nabi Adam as., mirip dengan nafs (jiwa), yang memiliki struktur murni ruhani seperti malaikat. Melalui hari Senin lah, ruang dan 6 waktu (hari-hari) lainnya mulai bergerak.

rahasia hari Ahad, secara detil, berikut kunjungan beliau ke Quthb semua ruh, Nabi ‘Idris as. dalam orbitnya yaitu Matahari. Bab 46 al-Tanazzulaat al-Mawsiliyya memiliki kaitan erat dengan bab 15 dan 198 buku Futuuhat al-Makkiyyah.

(26)

Hikmah Hari Selasa,

27

Hari Ketiga Allah Mencipta

“Jika harimu adalah Selasa, maka Harun as. dan Yahya as. merupakan temanmu, tempat melekat Petunjuk Yang Haqq. ”

Hari Selasa diciptakan dari asma-Nya ‘Melihat’ (Bashaar): karena itu tiadalah bagian apapun di dunia ini yang sungguh tidak melihat Sang Pencipta – dalam hubungannya secara hakikat, bukan Zat-Nya, karena Zat Allah tidak mungkin bisa dilihat. Dia terlihat melalui manifestasi dari asma-asma-Nya melalui insan kamil. Asma ‘Pemaksa’ (al-Qaahar) dibawa ke langit ketiga (ketiga dari Bumi); sehingga Dia telah menyebabkan kemunculan haqq, bersama dengan planet Mars (al-Marriikh) dan langitnya. Dan Nabi Harun as. dan Nabi Yahya as. menempati langit ini. Wujuud planet dan pergerakannya berada dalam manzilah ‘Awwa (yang merupakan fase ke-13 dari 28 fase Bulan). Huruuf LAAM muncul dari pergerakan langit ke-3. Bola langit ke-4 (Matahari), dengan sifatnya yang panas dan kering, pada hari Selasa (yang juga bersifat panas dan kering) ikut membantu jiwa dengan seluruh kekuatannya. Hal itu membantu jiwa untuk menaikkan (su’uud) spiritualitasnya dengan ¼ kali dari kekuatan bola langit ke-4 dengan berbagai caranya. Dengan kata lain, Planet Merkurius (dengan elemen

27

Selasa, hari ketiga, mengekspresikan prinsip-prinsip dari angka 3, angka ganjil pertama atau angka-angka tunggal, dan hubungan antara Nabi dan ketunggalan dijelaskan pada Bab Nabi Muhammad saw. dalam Buku Fushuus al-Hikam: Hikmah dari nama

“Muhammad” adalah ketunggalan (fardhiyya), karena ia merupakan gambaran eksistensi yang paling sempurna dari seorang manusia, dan Aturan dimulai darinya dan berakhir darinya. Elemen Adam as terdiri antara air dan tanah liat, sementara elemen Nabi Muhammad saw. adalah tanah, dan merupakan Segel dari para Nabi. Angka tunggal pertama adalah tiga, darinya semua angka-angka tunggal diturunkan. Jadi Nabi

Muhammad saw merupakan simbol terbesar dari Tuhan, sebagaimana kepada beliau saw. telah diberikan seluruh Kata-kata (jawaami’ al-kalim), yang berisi nama-nama (yang Tuhan telah mengajarkan pada) Adam as.

(27)

api, air, udara, tanah) membantu mengeringkan dan meningkatkan panas hari Selasa yang sudah panas.

Hari Rabu, Hari Keempat Allah Mencipta

Hari Rabu berhubungan dengan nabi Isa as. yang melekat padanya sebuah rahasia tentang akhir dari setiap maqom, bagaimana manusia disegel/ dicap dan oleh “siapa”. Nabi yang banyak mengalami penderitaan di gurun pasir. Dalam Futuuhaat al-Makiyyah, Ibnu ‘Arabi menyebut hari Rabu sebagai hari Cahaya (al-yawm an-nuur), merupakan hari keempat dari ketujuh hari, pusat dari seminggu; menempati posisi sentral di antara planet-planet yang lain dalam seminggu, analog dengan kedudukan sentral Matahari pada hari Ahad (Fut. I : 1155). Sementara hari Sabtu Malam merupakan “matahari” malam pertama, berhubungan dengan Hari Rabu sebagai sebuah hari “keterpisahan”.

Tiap hari Rabu, Allah mencampur jiwa dengan persenyawaan (dari Merkurius) dan mengatur realitas spiritual dari bola-bola langit untuk secara kuat membantu jiwa dengan menambah kekuatan spiritual pada hari Rabu. Tiada satu jiwa pun yang tidak diberikan bantuan, dan bantuan tersebut merupakan dasar dari kelahiran pengetahuan yang banyak.

Hari Kamis, Hari Kelima Allah Mencipta

Pergerakan hari Kamis berasal dari kehadiran asma Illaahi al-Qudrah (Berkuasa), sehingga tiada satu makhluk pun yang tidak mengucapkan “Alhamdulillaah”. Planet Jupiter (al-mushtarii) merupakan langit ke-6 dari Bumi, dan Jupiter beserta orbitnya berjalan menuju kedekatan asma al-‘Aliim (Mengetahui). Allah menciptakan langit ke-6 pada hari ke-5 penciptaan alam semesta. Huruuf Dhood terdapat di dalam fase bulannya dari konstelasi Sirfa yang merupakan fase ke-12 dari 28 fasenya. Nabi Musa as menempati langit ke-6 ini yang melekat padanya as. sebuah rahasia tentang perintah-perintah agama dan misteri dari kedekatan kepada

(28)

Hari ‘Berjama’ah’ (al-jum’ah = Jum’at),

28

Hari Keenam Allah

Mencipta

Hari Jum’at merupakan hari istimewa bagi umat Muslim, khususnya bagi Ibn ‘Arabi yang mengatakan bahwa hari Jumat merupakan Hari bagi Jiwa untuk menerima rahaisa-rahasia dari Tuhannya, melalui ‘aql (akal jiwa). Pergerakan hari Jumat datang melalui Atribut Pengetahuan Illahiyyah: tiada bagian apapun dari dunia yang tanpa sepengetahuan Al-Ahad Sang Pemberi wujuud. Tiap mereka dikenakan hakikat sejatinya. Planet Venus merupakan benda kedua dari langitnya bumi dan ia telah dibawa menuju kedekatan wujuud dari Nama Ilahiyyah ‘al-Musawwir’: Al-Ahad sang Pemberi bentuk. Allah menciptakan langit, planetnya (Venus), Hari Jumat, dan huruf RAA (رض ) dalam posisi bulan dari konstelasi (peta bintang) GHAFR (tempat letak 15 fase (manzilah) dari 28 fase (manzilah) Bulan), dan Dia melekatkan profil Nabi Yusuf as. pada hari ‘Berjama’ah’ ini.

Sebelum kedatangan agama Islam, orang-orang Arab menyebut Jum’at dengan ‘Uruuba (hari keindahan dan penghiasan), karena pada hari itu orang-orang mengadakan pertemuan. Dalam Islam sendiri, al-jum’a diartikan sebagai 28

http://pesantrenpedia.blogspot.co.id/2015/02/terjemah-tarikh-thabari-makhluk-yang.html Abu Bakar ra berkata, “Kaum Yahudi menghadap Rasulullaah saw., lalu berkata, ‘Hai Muhammad, beritahu kami, apa yang diciptakan pada keenam hari?’ Nabi saw. menjawab, ‘Dia menciptakan bumi pada hari Ahad dan Senin, menciptakan gunung-gunung pada hari Selasa, menciptakan kota-kota,

makanan-makanan, sungai-sungai, keramaian bumi dan tanah kosongnya pada hari Rabu, menciptakan langit dan malaikat pada hari Kamis, sampai tiga jam yang tersisa dari hari Jum’at. Pada jam pertama dari tiga jam Dia menciptakan ajal, pada jam kedua menciptakan petaka, pada jam ketiga menciptakan Adam”.

(29)

pertemuan di dalam mesjid dalam shalat berjama’ah. Ibn ‘Arabi memberikan penjelasan yang lebih mendalam tentang makna Jum’ah. Pada hari Jum’at, Allah menciptakan Adam dalam Citra-Nya, jadi Allah ‘mengikat (bersama)’ bentuk Al-Haqq dengan bentuk ciptaan-Nya dalam citra seorang manusia (insaan). ‘Mengikat (bersama)’ bermakna Jum’ah. Keistimewaan ‘kebersamaan’ Ilahiyyah dengan insaniyyah terjadi pada hari Jum’at, karena itu juga hari Jum’at disebut sebagai Hari Suci, Tertinggi, dan Hari Terbaik dari hari-hari lainnya.

Hadits Nabi Muhammad saw., ”Hari terbaik Matahari terbit jatuh pada hari Jum’at: ketika itu Adam diciptakan, dimasukkan ke dalam Surga, dan pada hari itu juga Adam dikeluarkan dari Surga. Hari Kebangkitan juga akan terjadi pada hari Jum’at.”

Hadits Nabi Muhammad saw., ”Beberapa kaum berpendapat tentang hari terbaik untuk merayakan Kemuliaan Tuhan, dan orang-orang dari tiga agama memiliki cara yang berbeda. Menariknya, Allah sama sekali tidak menentukan kepada dua agama, Dia membiarkan mereka untuk menentukan hari terbaiknya masing-masing, terkecuali pada satu agama.”

Orang Nasrani mengambil hari terbaik adalah Hari Pertama, yaitu Ahad, karena pada hari inilah Matahari, lelangit dan bumi beserta apa-apa yang berada di antara keduanya diciptakan. Allah memulai penciptaan-Nya pada hari Ahad. Mereka pun mengadakan perayaan pada hari Ahad demi Memuliakan Tuhan. Orang Yahudi mengambil hari Sabtu sebagai hari terbaik, karena pada hari Jumat Allah telah menyempurnakan/ menyelesaikan penciptaan, dan beristirahat pada hari Sabtu…

Namun untuk orang Islam, Malaikat Jibril as. sendiri telah mendatangi Nabi Muhammad saw. untuk memberitahukan tentang keistimewaan hari Jum’at. Beliau as. pun mendatangi Nabi Muhammad saw. pada hari Jum’at dan berkata, “ini adalah Hari Jum’a dan keseluruhan jamnya berisi ampunan Allah bagi orang-orang yang memohon ampun atas kesalahan masa lalunya.” Nabi Muhammad saw. pun berkata, “Jadi Allah menginginkan agar aku menjadi utusan bagi orang-orang yang sebelumnya tidak mempercayai Al-Qur’an, dengan kata-kata Illahiyyah yang diwahyukan-Nya kepadaku semoga membawa pertaubatan bagi mereka semua.” Maka Nabi Muhammad saw. pun membimbing mereka menuju Allah.

(30)

Alasan lain adalah karena pada hari Jum’at lah Allah telah menyempurnakan proses penciptaan manusia yang berlangsung dari hari Ahad hingga Kamis. Jadi Jum’at merupakan hari terbaik, jam-jamnya merupakan cermin-Nya dan jam-jam pada hari Jum’at bagaikan malam laylatul qadr

Ibn ‘Arabi menyimpulkan, karena alasan-alasan tersebutlah maka kemuliaan hari Jum’at berada di atas hari lain, sebagaimana:

“Dia, Yang Maha Tinggi, dengan segala wujuud ciptaan-Nya; Dia telah

menentukan yang terbaik dari lainnya. Dia telah memilih Nama ‘Allaah’ sebagai Nama terbaik dari Nama-nama Indah-Nya yang lain. Dia telah memilih orang-orang terbaik untuk menjadi para nabi. Dia telah memilih pelayan-pelayan terbaik sebagai malaikat. Dia telah memilih langit terbaik sebagai ‘Arsy-Nya. Dia telah memilih air sebagai elemen terbaik daripada elemen lainnya (api, udara/ angin, bumi/ tanah). Dia telah memilih bulan Ramadhan sebagai bulan terbaik; pada bulan itu juga terdapat puasa terbaik. Dia telah memilih jaman kehidupan Nabi Muhammad saw. sebagai jaman terbaik. Dia telah memilih laylatul qadr sebagai malam terbaik. Dia telah memilih amalan fardhu sebagai amalan terbaik. Dia telah memilih angka 99 sebagai angka terbaik. (Hadits nabi Muhammad saw., “Allah memiliki 99 Asmaul Husna”).”

“Dengan alasan-alasan Allah telah memilih Jum’at sebagai hari terbaik (dari 7 hari kreativitas Ilahiyyah), karena itu maka Dua Bentuk muncul ( Bentuk Illahiyyah dan bentuk Insaaniyyah) menjadi suatu akhir yang sempurna. Jum’at juga merupakan hari Jamaliyyah (feminin) karena pada hari itu terjadinya penghiasan pada perlengkapan manusia melalui Adam.29 Allah melihat Citra-Nya 29

Allah menciptakan Adam as. Dalam bentuk nama Muhammad saw. Oleh karenanya Pemberian Mim kepada Adam as. bulat seperti bulatnya huruf Mim

(31)

pada Adam. Dan melalui bentuk insaan yang tampak antara cermin (ciptaan) dan Al-Ahad Yang melihat padanya, terdapat tempat bagi manifestasi Illahiyyah (dari tiap jiwa manusia sempurna) berikut beban tanggung jawab kemisian (takliif).”

“Tidak ada manusia yang lebih sempurna selain cermin Al-Haqq. Tiada jam yang dimiliki pada hari Jum’at yang dimiliki keistimewannya oleh jam-jam pada hari lainnya. 12 jam pagi-siangnya merupakan manifestasi dari lahir (yang tampak) Illahi dan manifestasi lahiriyyah manusia (insaan). Sementara 12 jam petang – malamnya merupakan manifestasi bathiniyyah manusia (insaan) dan manifestasi bathin (gaib, tak tampak, tersembunyi) Illahi. Hal itu dikarenakan dimensi luar (lahir) manusia berhubungan dengan dimensi bathiniyyah (gaib, tak tampak, tersembunyi) Illahi, dan sebaliknya.”

Hari Sabtu,

30

Hari Ketujuh Allah Mencipta

pertama, sedangkan tangan dan lambungnya seperti huruf Mim kedua, dan kedua kakinya merenggang seperti huruf dal. Maka sempurnalah penciptaan Adam dengan bentuk nama Muhammad saw.

30

Allah menciptakan dunia dalam 6 hari; Dimulai pada hari Ahad dan selesai pada hari Jum’ah, tanpa lelah; Sehingga ketika sampai pada hari ketujuh dari tujuh hari (1 minggu), Dia bagaikan seseorang yang ingin beristirahat dari lelahnya. Lalu Dia pun berbaring dan mengangkat satu kaki ke atas kaki-Nya yang lain, lalu berkata, “Aku lah Raja.” Dikatakan sebagai hari keabadian karena pada hari inilah setiap ciptaan dari jenis apapun telah selesai dibentuk dan siap untuk dijalankan tugasnya. Tiada lelah sang Pencipta menciptakan, sehingga hari Sabtu merupakan hari tiada lagi penciptaan dalam level dunia, tetapi tetap saja ciptaan-Nya berlangsung terus-menerus yang dihasilkan oleh manusia yang berkarya, tanpa akhir dan batas. Selama-lamanya hingga hari kiamat. Hanya ada tujuh hari dalam seminggu dan setiap hari memiliki ‘hukum’ yang dirancang oleh Allah. Jadi, begitu perintah mencipta selesai, maka Allah pun merancang hukum dengan kemampuan hari Sabtu untuk menstabilisasi dan memperbaiki, sehingga ia pun mampu menstabilkan debu (al-habaa’).

(32)

Sebagai hari terakhir dari tujuh hari, pergerakan hari Sabtu diciptakan dari Nama Allah Kalaam (berbicara), sehingga segala sesuatunya merayakan kesyukuran kepada Sang Pencinta, dengan cara (berbicara) tasbihnya masing-masing. Merupakan hari yang sangat penting dan memiliki makna yang unik, disebut juga sebagai Hari keabadian, walau tentang keabadian sendiri merupakan hal yang masih misterius, belum banyak terungkap jelas. Dalam buku Al-Tanazzulaat Al-Mawsiliyya, dijelaskan bahwa hari Sabtu berjalan melewati sesuatu yang mawjud seperti angka-angka yang dapat dihitung, sesuatu yang permanen atau tetap, dan sesuatu yang berdiri di dalam sesuatu; hari Sabtu bukan sesuatu yang tiada ataupun ada, tiada hadir ataupun hadir. Perumpamaannya bagai haqiiqat al-haqaa’iq sebagai sesuatu yang menjelaskan hubungan Al-Haqq dengan ciptaan-Nya.

Penciptaan alam semesta, dari awal hingga selesai terjadi selama 6 hari, dari awal Hari Pertama (sabtu malam) sampai selesai terjadi pada hari jama’ah (Jum’at), dan hanya tersedia satu hari untuk merubah suatu keadaan ke keadaan yang lain , dari suatu tingkatan ke tingkatan lain, dari satu perubahan bentuk ke bentuk lainnya, secara kontinu. Karena itulah mengapa hari Sabtu memiliki karakter yang dingin dan kering, dan berada di antara planet Saturnus. Hari Sabtu sendiri merupakan orbit bagi siapa saja yang bergerak dalam Atribut Illaahiyyah.

Atribut Illahiyyah: Nama, shifaat, af’aal dan ‘akibat pengaruhnya’ meliputi penciptaan. Seseorang yang bergerak dengan orbit hari Sabtu akan mengenal Al-Haqq dan ciptaan-Nya. Kenyataannya, para quthb – seperti Muhyiiddiin Ibn ‘Arabi – adalah seseorang yang sudah keluar dari ‘waktu’nya, karena mereka telah membuktikan haqq nya hari Sabtu.

Saturnus (Kaywaan) berada dalam objek langit ketujuh dari bumi, dan langitnya diciptakan dengan Nama al-Rabb. Allah sendiri yang menciptakan langitnya, planetnya, dan hari Sabtu dalam lintasan bulan dari konstelasi Khistaan (al-Zabra), dan merupakan lintasan ketujuh dari 28 lintasan bulan, dan Dia menciptakan Saturnus sebagai tempat tinggal Nabi Ibrahim as.

Lintasan Mukawkab tetap dibagi menjadi 28 konstelasi atau manzilah berdasarkan gerak kemunculan Bulan. Bola lintasan bintang-bintang tetap itulah

(33)

yang disebut sebagai tujuh lapis langit (al-samawaat).31 Perumpamaan Bumi beserta ketujuh lelangit dengan al-‘Arsy bagaikan sebuah cincin dalam gurun sahara yang luas – sama halnya ‘Arsy yang bagaikan sebuah cincin jika dibandingkan dengan Kursiiy. Ibnu Arabi pernah menyebut Matahari dan Bulan sebagai ‘planet-planet’,32 namun beliau juga membedakan antara sifat-sifat planet (termasuk Bulan) dengan Matahari; bahwa Matahari ‘bertanggung jawab untuk mencahayai semua planet yang berada di atas dan di bawahnya’ (II.170.22).

Secara umum, pandangan kosmologi Ibnu Arabi sama dengan Aristoteles (geosentris), seperti kebanyakan kosmolog kuno (dan juga Qur’an dan al-Hadits). Ibnu Arabi berbicara tentang ‘tujuh bola langit’ yang berada di sekitar bumi. Ketujuhnya disebut sebagai planet (termasuk Matahari dan Bulan). Tetapi juga, Ibnu Arabi menekankan dalam banyak tempat (III.548.21, I.123.17, II.441.33) bahwa itu hanya berdasarkan pandangan seseorang yang sedang berada di bumi, beda dengan kenyataan sebenarnya: bagaimana keberadaan bumi dan pergerakan planet-planet dan bintang-bintang itu sendiri. Jadi, menurut

31

Mujahid, murid Ibnu Abbas menjelaskan, “Satu langit ke langit lain, ibarat lingkaran yang kau gambarkan di tanah lapang. Qatadah menambahkan, “Allah menciptakan tujuh langit dan tujuh bumi. Di setiap langit dan bumi terdapat makhluk-makhluknyaa yang masing-masingnya memiliki urusan dan ketentuan khusus.” Menurut Zamankhsyarii, pada masing-masing langit dan bumi, Allah memberlakukan urusn dan hokum tertentu (yataanazzal al-amr bainahunn), memiliki kekhasan bentuk, ciptaan hokum, pengaturan dan ketentuan (qadha).

Nabi saw. menjelaskan, “Allah menciptakan tujuh langit dengan ketebalan masing-masing sejauh 500 tahun perjalanan; masing-masing antar tujuh lapisan (tibaqon) itu sejauh 500 tahun.” Muhammad bin Hayyaaan Al-Andalusi menjelaskan, bahwa kata tibaaqon (bertingkat, berlapis) menunjukkan sifat terhadap langit yang memiliki lapisan (shoo tibaq), nerrti ubaalaghah (penekanan banyak lapisan), dan juga bernama jam’ (plural), berarti banyaak lapisan/ tingkatan.

Di dalam buku karya Imdad Fahmi Azizi, Menafsir Semesta: Kajian Ilmiah Ulama terhadap Ayat-ayat Astronoomi dalm al-Quran2013, hal. 62): Menurut Ibnu Katsir, kondisi tujuh lapis langit (as-samaawaati) dapat dipahami dari peristiwa Isra’ Mi’raj.

(34)

Ibnu Arabi, pandangan Aristoteles adalah sebuah pandangan tentang dunia sebagaimana yang kita lihat dengan mata telanjang, sementara kenyataannya tidaklah sedemikian (III.548.31).Dalam Bab 371 Futuuhat Ibnu Arabi berbicara tentang panjang bagian-bagian dan tingkatan-tingkatan Surga dan Neraka serta gambaran-gambaran lain al-akhirat.

Pada sisi lain, kita tidak bisa memisahkan dengan tegas dunia material dari dunia abstrak atau dunia spiritual. Mereka saling tumpang tindih – atau, keseluruhan dunia-dunia material (dari ‘Kursiiy’ dan Lelangit serta Bumi) berisikan apa-apa

32

Abu Ishaq sepakat dengan perkataan Abu Sa’id Muhammad bin Abdallah bin Hamdun, sumber terpercaya dan kuat, menyampaikan kepada kami ketika aku membaca al-qur’an untuku pada Bulan Safar tahun 944 M. Dia berkata, mengutip dari Abu Hamid Ahmad bin Muhammad bin al-Hasan al-Sharqi al-Hafiz-Abu l-Hasan Ahmad bin Yusuf al-Salami-Abu ‘Ismah Yahya bin Abi Maryam al-Khurasani-Muqatil-‘Ikrimah-Ibnu Abbas:…. Ibnu Abbas melanjutkan, “Rasulullah saw. ditanya tentang itu dan berkata, 'Ketika Allah ingin menyempurnakan ciptaan-Nya, dan hanya Adam yang tersisa untuk diciptakan, maka Dia menciptakan dua matahari dari cahaya ‘Arsy-Nya. Pada matahari yang satu, dengan pengetahuan-Nya, Dia menentukan, bahwa Dia menciptakannya seperti matahari yang tampak di dunia saat ini, bersama tempat-tempat terbit dan terbenamnya. Matahari satunya lagi, dengan pengetahuannya, Dia akan menghancurkan dan mengubah bentuknya menjadi sebuah bulan, dan Dia menciptakan bulan dengan kekuatannya yang lebih sedikit daripada matahari. Tapi seseorang hanya melihat matahari sebagai benda yang kecil dikarenakan begitu jauhnya jarak langit dari bumi. Jika Allah membiarkan matahari kedua sebagaimana dia tercipta awalnya, maka tidak seorangpun dari kita yang pernah mengalami malam ataupun siang dari malam. Para pekerja tidak tahu kapan saatnya bekerja, atau kapan mengambil upahnya. Yang puasa tidak tahu sampai kapan waktunya berpuasa dan kapan berbuka, dan seorang perempuan tidak tahu bagaimana cara menghitung masa ‘iddahnya. Para muslim tidak tahu waktu-waktu shalatnya, atau kapan mengerjakan haji. Tukang kredit tidak tahu kapan waktu untuk menagih, kapan orang ke ladang atau kapan kita mengistirahatkan tubuh kita. Allah Maha Penjaga dan Maha Penyayang kepada abdi-Nya. Dia lalu mengutus Jibril as, dan memerintahkan sayapnya untuk menuup wajah Bulan sebanyak tiga kali, ketika cahayanya seterang Matahari, lalu berkuranglah radiasinya; tapi cahayanya tetap ada di dalamnya.

(35)

yang berada di dalam ‘Arsy’, dengan sifat illaahiyyah. Hal itu menjadi alasan mengapa Ibnu Arabi terkadang mencampur kedua pandangan. Secara simbolik, tujuh langit ‘didukung’ oleh tujuh (tingkat atau area-are dari) bumi. Namun Ibnu Arabi tidak berpendapat bahwa itu menjadi gambaran aktual fisik dari sesuatu, karena beliau dengan jelas menggambarkan bumi sebagai bola dan berotasi (berputar) mengelilingi pusatnya.

Mengapa kita tidak bisa merasakan gerakan Bumi dan bintang-bintang? “Tetapi kita tidak dapat merasakan gerak berputar Bumi , dan gerakannya berputar mengelilingi pusatnya karena ia adalah sebuah bola’." (I.123.17). Kita dan makhluk ciptaan lain tidak bisa merasakan gerakan Bumi dan bintang-bintang dikarenakan semuanya bergerak. Matahari merupakan posisi utama, bagaikan qalb, menjadi pusat bagi ketujuh lelangit. Ciptaan-Nya tidak merasakan gerakan kosmos dikarenakan semuanya bergerak, dan dikarenakan Bumi bergerak: berjalan dan berputar mengelilingi Sang Pusat, Matahari.

Kegelapan di dalam Bulan, seperti kerutan-kerutan di dalamnya, tidak lain tidak bukan adalah jejak yang terhapus.. Lalu Allah menciptakan Matahari dari sinar cemerlang Cahaya-Nya. Lalu Allah menciptakan sebuah roda pada Matahari yang padanya terdapat tiga ratus enam puluh jari-jari. Dan dari para malaikat Langit lapis satu, diambil sebanyak tiga ratus enam puluh malaikat yang bertugas atas Matahari dan roda putarannya. Setiap satu malaikat bergantung kepada satu jari roda.

(36)

Referensi

Dokumen terkait

Kata samâ' (langit) pada ayat tersebut dimaksudkan sebagai segala sesuatu yang ada di atas dan menaungi. Maka, segala sesuatu yang ada di sekitar benda-benda langit

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya

Sekali waktu tataplah langit di malam hari. Bayangkan jika dapat terbang menembus langit dan melewati bintang-bintang. Di atas ketinggian kita juga menatap bumi yang kita

"Sesungguhnya dalam penciptaan tata kerja langit dan bumi, malam dan siang, bahtera yang berlayar dilaut dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu

Jadi, Allah telah menciptakan tujuh langit, satu langit yang kita sekarang ini yang isinya bermiliar- miliar galaksi, bintang, planet, bulan dan enam langit lain yang tembus

Aku percaya langit dan bumi beserta isinya ciptaan

.Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai CAHAYA (Arab: nur) dan menjadikan matahari sebagai pelita (siraj). Sirajan wahhaja yaitu pelita yang membakar,

Dalam kitab Kejadian ada dikatakan, ”Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi...” Dalam enam hari, Allah memberikan terang kepada dunia dan menciptakan semua macam