• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULASI SUSPENSI PENGAWET BUNGA POTONG HERBRA (Gerbera jamesonii)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FORMULASI SUSPENSI PENGAWET BUNGA POTONG HERBRA (Gerbera jamesonii)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

105

FORMULASI SUSPENSI PENGAWET BUNGA POTONG HERBRA (Gerbera jamesonii)

Farida Iriani

Program studi Agroteknologi FP Universitas Bandung Raya Jl. Cikutra No. 171 Bandung. 40124.

Telp/Fax 022-7202193

Korespondensi: gladya_puspasari@yahoo.com

ABSTRAK

Kendala yang sering dihadapi produsen dalam memenuhi permintaan pasar bunga potong adalah kualitas bunga potong yang rendah sesampainya di tangan konsumen. Upaya meningkatkan kualitas bunga potong herbra melalui perendaman tangkai bunga dalam larutan perendam berbahan pengawet selama 15 jam adalah efektif. Tersedianya bentuk sediaan bahan pengawet secara komersial diharapkan dapat memacu industri florikultura Indonesia. Suspensi adalah salah satu bentuk sediaan yang mudah dibuat. Jenis senyawa penyuspensi apa yang tepat dan berapa lama suspensi tersimpan yang mempunyai kestabilan sifat fisika-kimia adalah tujuan dari percobaan ini. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dwi faktor, yaitu jenis penyuspensi (cmc atau gelatin), dan lama suspensi tersimpan (0, 1, 2, atau 3 bulan). Peubah yang diamati adalah pH suspensi, dispersitas, volume sedimentasi, viskositas, dan estimasi harga pembuatan suspensi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penambahan jenis penyuspensi cmc ke dalam bahan pengawet yang diformulasi dari senyawa sukrosa + asam sitrat + lisol + asam amino oksiasetat adalah memiliki sifat fisika-kimia stabil dengan lama simpan suspensi tiga bulan. Estimasi biaya produksi suspensi dengan jenis penyuspensi cmc adalah lebih rendah daripada jenis penyuspensi gelatin, yaitu senilai Rp 6630,- per 1000 tangkai bunga.

Kata kunci: suspensi, pengawet bunga potong, cmc

PENDAHULUAN

Permintaan florikultura domestik Indonesia terutama di kota-kota besar semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya pendapatan dan peradaban. Pada tahun 2007 permintaan bunga potong sebesar 16% dari total produk florikultura, dan diprediksi meningkat menjadi 17% pada tahun 2010. Umumnya konsumen menghendaki bunga potong dengan kualitas tinggi, antara lain dicirikan oleh diameter mekar yang lebar, warna yang tidak cepat pudar, dan umur peragaan yang hampir seragam dengan bahan rangkaian lainnya sehingga mudah untuk dipadupadankan. Upaya pengelolaan pascapanen bunga potong dengan maksud meningkatkan kualitas bunga potong itu selama masa peragaan

(6)

106

telah dikaji oleh beberapa peneliti sebelumnya (Iriani, 2006). Beberapa peneliti sependapat bahwa kualitas bunga potong dapat ditingkatkan melalui upaya perendaman dalam bahan pengawet sejak bunga dipotong hingga tiba di jaringan pemasaran (Acedo dan Kanlayanarat, 2001).

Penyediaan bahan pengawet untuk beberapa jenis bunga potong belum begitu marak dikomersialkan. Produsen masih menggunakan cara-cara sederhana dalam upaya mempertahankan kualitas produk bunga potong hanya berdasarkan pengalaman tanpa memperhatikan takaran yang tepat untuk tiap jenis bunga potong, dan tanpa mempertimbangkan efek limbah bahan pengawet setelah dimanfaatkan (hasil wawancara dengan beberapa pedagang bunga potong di daerah Wastukencana, Bandung dan Rawabelong, Jakarta, 2005).

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa bahan pengawet yang diformulasi dari senyawa sukrosa + asam sitrat + lisol adalah efektif meningkatkan kualitas bunga potong herbra, terutama umur peragaan yaitu meningkat sebesar 29 % dibandingkan jika direndam dalam larutan tanpa bahan pengawet (Iriani, 2009a). Kualitas umur peragaan tersebut ternyata masih dapat ditingkatkan lagi menjadi 38 % jika formula pengawet itu ditambahkan senyawa asam oksiasetat (Iriani, 2009b). Suspensi adalah salah satu bentuk sediaan bahan pengawet komersial yang mudah dibuat. Jenis penyuspensi apa yang tepat untuk ditambahkan ke dalam formula pengawet di atas, dan bagaimana kestabilan sifat fisika-kimia dari bentuk suspensi itu setelah tersimpan hingga tiga bulan merupakan tujuan dari percobaan ini.

Tersedianya bentuk sediaan bahan pengawet komersial di pasar untuk beberapa jenis bunga potong, diharapkan dapat memacu kemajuan industri florikultura Indonesia terutama dalam memenuhi kebutuhan ekspor.

(7)

107

II. METODELOGI

Percobaan telah dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Bandung Raya, Jl. Ciumbuleuit, Bandung. Percobaan menggunakan bahan sukrosa komersial (gula pasir), asam sitrat, lisol, asam oksiasetat, akuades, air bersih kualitas PDAM, dua jenis senyawa penyuspensi: cmc (karboksi metil selulosa) dan gelatin, timbangan analitik, gelas piala, 24 buah botol plastik ukuran 80 mL, pH meter, dan viscometer Brookfield model IV-1.

Sebelum penyuspensi dicampurkan dengan formula pengawet, terlebih dahulu senyawa cmc atau gelatin ditimbang seberat 20 g dilarutkan dalam 200 mL akuades, dipanaskan sambil diaduk selama lima menit hingga menjadi larutan kental yang menyerupai gel. Suspensi yang telah dibuat dimasukkan ke dalam botol plastik masing-masing sebanyak 75 mL dan ditutup rapat dengan kondisi ruang simpan bersuhu rata-rata 24 oC berkelembaban 70 - 85 %, dan tidak terkena cahaya matahari langsung.

Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok berpola dwi faktor (Gasperz, 1991). Faktor pertama adalah penambahan dua jenis senyawa penyuspensi ke dalam formula pengawet (50 mgL-1 sukrosa + 248 mgL-1 asam sitrat + 825 mgL-1 + 50 mgL-1 asam oksiasetat), yaitu penyuspensi jenis cmc (p1) atau gelatin (p2) masing-masing dalam takaran 203 mgL-1. Faktor kedua adalah lama simpan suspensi sebelum digunakan, masing-masing belum tersimpan (0 bulan) (w0), tersimpan 1 bulan (w1), tersimpan 2 bulan (w2), atau tersimpan 3 bulan (w3) untuk memperoleh bentuk suspensi yang stabil sifat fisika-kimianya. Setiap kombinasi perlakuan diwadahi botol plastik ukuran 80 mL masing-masing diulang tiga kali. Peubah yang diamati adalah pH suspensi, volume sedimentasi (%), dispersitas, viskositas (MPa), dan estimasi harga pembuatan suspensi. Data yang telah dianalisis dengan sidik ragam kemudian diuji lanjut dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf uji

α

0,05 (Gasperz, 1995).

(8)

108

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. (a), (b), (c), dan (d) menyajikan berbagai data sifat fisika-kimia suspensi pengawet dengan dua jenis penyuspensi dan empat taraf lama simpan suspensi. Efek interaktif antara jenis penyuspensi dan lama simpan suspensi pengawet hanya terjadi pada peubah viskositas (d). Lebih lama suspensi disimpan, dengan jenis penyuspensi apa pun, dispersitas (c) menjadi lebih tinggi. Lebih lama suspensi dengan penyuspensi cmc disimpan, viskositas (d) menjadi lebih tinggi, sedangkan viskositas itu tidak berubah akibat penambahan penyuspensi gelatin. Volume sedimentasi (b) lebih tinggi dengan penambahan penyuspensi cmc daripada dengan penambahan gelatin berapa lama pun suspensi itu tersimpan. Nilai pH suspensi (a) sama sekali tidak berubah dengan penambahan penyuspensi apa pun yang disimpan berapa lama pun.

Tabel 1. Sifat fisika-kimia suspensi pengawet bunga potong herbra dengan jenis penyuspensi cmc atau gelatin.

(a) pH suspensi

Jenis penyuspensi (p) Lama simpan suspensi (w) (bulan)

0 1 2 3 cmc

gelatin

3,02 3,01 3,01 3,01 2,64 2,63 2,61 2,61

Keterangan: Semua efek tidak teruji nyata. Semua angka tidak berbeda menurut uji BNT = 0,05.

(b) Volume sedimentasi (%)

Jenis penyuspensi (p) Lama simpan suspensi (w) (bulan) Rerata pada semua

p 0 1 2 3 cmc gelatin 0,00 0,00 0,07 0,25 0,00 0,00 0,01 0,03 0,16 b 0,02 a Rerata pada semua w 0,00 0,00 0,04 0,14

A A B B

Keterangan: Efek p dan efek w teruji nyata. Angka yang diikuti oleh huruf kapital yang sama arah horizontal dan huruf kecil yang sama arah vertikal tidak berbeda menurut uji BNT = 0,05

(9)

109

(c) Dispersitas

Jenis penyuspensi (p)

Lama simpan suspensi (w) (bulan) 0 1 2 3 cmc

gelatin

1,00 2,67 3,33 5,00 1,00 3,00 3,33 6,00 Rerata kedua jenis

penyuspensi

1,00 2,84 3,33 5,50 A A AB B Keterangan: Efek w teruji nyata. Angka yang diikuti huruf kapital yang sama arah horizontal tidak berbeda menurut uji BNT = 0,05

(d) Viskositas (MPa) Jenis penyuspensi

(p)

Lama simpan suspensi (w) (bulan) 0 1 2 3 cmc gelatin 210,00 b 228,33 b 308,33 b 350,00 b A B C D 50,67 a 47,00 a 43,33 a 42,00 a A A A A

Keterangan: Efek p x w teruji nyata. Angka yang diikuti huruf kapital yang sama arah horizontal dan huruf kecil yang sama arah vertikal tidak berbeda menurut uji BNT = 0,05.

Gambar 1. menunjukkan bahwa penambahan jenis penyuspensi cmc mempertinggi nilai pH, sedimentasi, dan viskositas daripada penyuspensi gelatin. Namun, tingginya nilai tiga peubah tersebut diikuti oleh nilai dispersitas yang rendah sehingga suspensi lebih mudah untuk tercampur kembali (redispersi) setelah dikocok dengan jumlah kocokan yang lebih sedikit. Selain itu, nilai viskositas yang tinggi (dalam percobaan ini viskositas tertinggi sampai dengan 350 MPa) justru memberikan tampilan fisik secara organoleptik lebih menarik, masih dalam batas toleransi kestabilan sifat fisika-kimia suatu suspensi, dan masih memenuhi syarat bentuk sediaan komersial (Ansel, 1989).

Penambahan senyawa asam oksiasetat ke dalam larutan pengawet yang berformula sukrosa + asam sitrat + lisol menyebabkan nilai pH semakin rendah sehingga ketika ditambahkan penyuspensi cmc yang ber-pH relatif tinggi (Lampiran 1.), maka pH suspensi pengawet meningkat mencapai nilai 3, sedangkan penambahan penyuspensi gelatin nilai pH suspensi kurang dari 3. Kedua kondisi suspensi yang bersifat asam kuat itu merupakan media

(10)

110

yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhan mikroba karena sel-sel mikroba akan mengalami hidrolisis, kemudian segera terjadi denaturasi protein dan enzim di dalam membran sitoplasma (Lindner, 1974; Volk dan Wheeler, 1989), akibatnya peran suspensi pengawet sebagai disinfektan diduga akan sangat efektif.

Berdasarkan Tabel 1.(a) dan Gambar 1. meskipun pH suspensi yang ditambahkan dengan jenis penyuspensi cmc atau gelatin berbeda tidak nyata, namun pH suspensi pengawet dengan penyuspensi gelatin terlalu rendah. Diperkirakan jika pH suspensi pengawet terlalu rendah kelak jika digunakan sebagai air perendam bunga potong herbra dan kemudian bunga potong itu dipindahkan ke air perendam (yang ber-pH tinggi) selama masa peragaan maka akan mengalami cekaman, akibatnya gejala-gejala senesens akan lebih cepat terjadi.

Gambar 1. Sifat fisika-kimia dan estimasi harga suspensi pengawet bunga potong herbra dengan penyuspensi cmc atau gelatin pada rata-rata berbagai lamasimpan.

0 2 4 6 8 10 cmc gelatin pH 3.01 2.6275 Sedimentasi 0.0803 0.0106 Dispersitas 3.25 3.3333 Viskositas (10^2) mPa. s) 2.741667 0.4525 Harga (Rp) 6.6269 6.8669

(11)

111

Gambar 2. menyajikan tampilan fisik suspensi pengawet untuk bunga potong herbra setelah tersimpan tiga bulan. Secara organoleptik tidak tampak perbedaan dalam warna, pemisahan sedimentasi, dan aroma meskipun keduanya ditambahkan penyuspensi yang berbeda.

Keterangan : p1 = penyuspensi cmc p2 = penyuspensi gelatin

Gambar 2. Kondisi suspensi pengawet bunga potong herbra dengan penyuspensi cmc atau gelatin setelah tersimpan tiga bulan..

Berdasarkan pertimbangan sifat fisika-kimia suspensi yang telah dibahas di muka, penambahan penyuspensi jenis cmc diterima, sedangkan penyuspensi jenis gelatin ditolak. Putusan itu diperkuat lagi dengan estimasi harga yang lebih rendah, yaitu sebesar Rp 6630 per 1000 tangkai, sedangkan penambahan penyuspensi gelatin sebesar Rp 6870 per 1000 tangkai (Estimasi harga pada per Agustus 2010).

(12)

112

1V. KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan

1). Suspensi pengawet bunga potong herbra yang diformulasi dari senyawa sukrosa, asam sitrat, lisol, dan asam oksiasetat adalah stabil sifat fisika-kimianya jika ditambahkan senyawa penyuspensi jenis cmc (karboksi metil selulosa) selama masa simpan sampai dengan tiga bulan,

2). Biaya pembuatan suspensi pengawet komersial dengan penambahan penyuspensi cmc adalah lebih murah daripada menambahkan penyuspensi gelatin.

Saran

Agar diperoleh data manfaat dari suspensi pengawet yang telah dibuat, perlu diteliti lebih lanjut mengenai keefektifan suspensi pengawet tersebut terhadap peningkatan kualitas bunga potong herbra.

DAFTAR PUSTAKA

Acedo, A.L., and Kanlayanarat. 2001. Handling system for ornamental crops. Post harvest handling system of agricultural products. Division of Postharvest Technol. King Mangkut Univ. of Technol. Thonbury, Bangkok.

Ansel, H.C. 1989. Pengantar bentuk sediaan farmasi. Terjemahan F.Ibrahim. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Gaspersz, V. 1991. Teknik analisis dalam penelitian percobaan. Jilid 1. Penerbit Tarsito, Bandung.

Gaspersz, V. 1995. Teknik Analisis dalam penelitian percobaan. Jilid 2. Penerbit Tarsito, Bandung.

Iriani, F. 2006. Keefektifan bahan pengawet terhadap peningkatan kualitas bunga potong. Wawasan Tridharma. Majalah Ilmiah Kopertis Wilayah IV. No.10 Th XVIII. h. 21-24.

Iriani, F. 2009a. Formulasi bahan dasar larutan pengawet bunga potong krisan, anyelir, dan herbra. J.Agrikultura Vol. 20. No.1. April 2009. Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung. h. 55-61.

Iriani, F. 2009b. Formulasi bahan dasar lengkap larutan pengawet bunga potong herbra. J.Agria. Vol 5 No. 2 Pebruari 2009. H. 19-23.

Lindner, P.L. 1974. Agricultural emulsions. p. 179-237. In K.J. Lissant (ed.). Emulsions and emulsion technology. Part I. Marcel Dekker, Inc., New York.

Volk, W.A., and M.F.Wheeler. 1989. Mikrobiologi dasar. Terjemahan S. Adisoemarto . Penerbit Erlangga, Jakarta.

(13)

113

LAMPIRAN

Lampiran 1. Spesifikasi sifat fisika-kimia dan berbagai jenis senyawa yang terbawa dalam penyuspensi cmc dan gelatin.

Jenis penyuspensi Sifat fisika-kimia senyawa pembawa

cmc pH = 6,5 – 7,5 Viskositas = tinggi Metil selulosa > 5 % Air < 10 % Konsentrasi anjuran : 20 x 103 mgL-1 gelatin pH = 5 – 6 Viskositas = sedang Abu sulfat < 2 % Logam Pb < 1 % Arsenik < 0,0001 % H2O2 < 0,001% Konsentrasi anjuran : (10 – 20) x 103 mgL-1 Sumber: Merck, 2000

Gambar

Tabel  1.  (a),  (b),  (c),  dan  (d)  menyajikan    berbagai  data  sifat  fisika-kimia  suspensi  pengawet  dengan  dua  jenis  penyuspensi  dan  empat  taraf  lama  simpan  suspensi
Gambar 1.  menunjukkan bahwa penambahan jenis penyuspensi    cmc   mempertinggi  nilai  pH,  sedimentasi,  dan  viskositas  daripada  penyuspensi  gelatin
Gambar 1.  Sifat fisika-kimia dan estimasi harga suspensi pengawet bunga potong herbra                      dengan  penyuspensi cmc atau gelatin pada rata-rata berbagai lamasimpan.
Gambar 2. Kondisi suspensi pengawet bunga potong herbra dengan penyuspensi cmc atau                     gelatin setelah tersimpan tiga bulan.

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti menyimpulkan bahwa Bapak Ainus Syuhada dan Ibu Sulastri dalam memaknai pesan dalam tayangan drama kolosal Tutur Tinular versi 2011 adalah film yang menayangkan kembali

Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan salah satu kebijakan sosial yang memberikan pelayanan sosial oleh pemerintah berupa uang tunai kepada Rumah Tangga Sangat

B. Dana Bantuan Pemerintah Pengelolaan Pengetahuan dan Inovasi Desa Dana Bantuan Pemerintah PPID merupakan dana operasional kegiatan yang dialokasikan di kecamatan dan digunakan

Dengan adanya program PNPM GSC ini, peneliti percaya bahwa dengan adanya pemberdayaan masyarakat khususnya dalam peningkatan pendidikan dan kesehatan yang menitikberatkan

Secara kuantitatif sasaran yang akan dicapai dengan penerapan teknologi pengolahan air payau dengan sistem reverse omosis adalah adanya sarana penunjang utama, yaitu

Apersepsi dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan pernyataan Mansur yaitu untuk mengaitkan materi yang telah dimiliki mahasiswa dengan materi yang akan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan self efficacy mahasiswa terhadap matematika dalam kegiatan pembelajaran yang berbasis lesson study.. Penelitian ini

Bila dikaitkan dengan hasil penelitian Bentler dan Speackart (1979) yang mengatakan bahwa perubahan perilaku dapat diprediksi dari sikap seseorang terhadap produk