• Tidak ada hasil yang ditemukan

22/04/2013 ERGONOMI: DARI MIKRO KE MAKRO SEJARAH PERKEMBANGAN. Manusia PENGERTIAN ERGONOMI SECARA UMUM MICROERGONOMICS LATAR BELAKANG ERGONOMI MAKRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "22/04/2013 ERGONOMI: DARI MIKRO KE MAKRO SEJARAH PERKEMBANGAN. Manusia PENGERTIAN ERGONOMI SECARA UMUM MICROERGONOMICS LATAR BELAKANG ERGONOMI MAKRO"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ERGONOMI :

DARI

MIKRO KE MAKRO

Winda Halim, ST., MT

IE-402 Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi 2 Jurusan Teknik Industri

Fakutas Teknik

Universitas Kristen Maranatha

PENGERTIAN

ERGONOMI SECARA UMUM

• Ergonomi adalah ilmu terapan yang menjelaskan interaksi antara manusia dengan tempat kerjanya. • Ergonomi antara lain memeriksa kemampuan fisik para pekerja, lingkungan tempat kerja, dan tugas yang dilengkapi dan mengaplikasikan informasi ini dengan desain model alat, perlengkapan, metode‐metode kerja yang dibutuhkan tugas menyeluruh dengan aman.

Masing‐masing pekerja mempunyai tanggung jawab sendiri‐sendiri untuk mengetahui tentang fokus keselamatan lingkungan kerja untuk diri mereka sendiri dan atasan mereka.

• Tujuan akhir dari program ergonomi adalah untuk kesempurnaan kerja dengan meminimalkan tekanan kerja yang mungkin bagi tubuh.

oleh : William Etchison, M.S., Columbus, Georgia

MICROERGONOMICS

Di tataran Sistem Kerja :

Di seputar sistemmanusia-alat-bahan-lingkungan klimat mikro

Pengaturannya : DESAIN

DESAIN

Alat

Manusia

Bahan

Lingkungan

L

ATAR

B

ELAKANG

E

RGONOMI

M

AKRO

• Istilah ini pertama kali dikenalkan oleh H.W.Hendrick pada tahun 1984

• Latar belakangnya : Karena perubahan teknologi yang

sangat pesat yang melebihi kecepatan organisasi dalam mengantisipasinya.

Karena adanya kegagalan beberapa proses transfer teknologi pada negara berkembang akibat tidak ditinjaunya unsur

makro‐ergonomi.

S

EJARAH

P

ERKEMBANGAN

E

RGONOMI

: D

ARI

M

IKRO KE

M

AKRO

Menurut

Hendrick

(1986)

dijelaskan

bahwa perkembangan ilmu ergonomi

dapat dibagi menjadi tiga tahap generasi

yang berbeda, yaitu:

1. Generasi I  Sistem Manusia dan Mesin 2. Generasi II  HSIT  HCI ( Human

Cumputer Interaction ) 3. generasi III

Yang menjadi fokus dari Generasi I dan II

 Ergonomi mikro.

Yang menjadi fokus dari generasi III 

Ergonomi makro.

G

ENERASI

I

 Ergonomi berkaitan dengan kemampuan fisik, fisiologis, lingkungan dan karakteristik perseptual dalam merancang dan mengaplikasikan sistem antarmuka antara manusia dengan mesin (Hendrick, 1986).  Kita sering menyebut ini dengan sistem

(2)

G

ENERASI

II

 Ketika perhatian ahli mulai beralih kepada proses kognitif khususnya dikaitkan dengan berkembangnya sistem kerja komputer.  Pada tahap ini para ahli menekankan

penelitian pada bagaimana manusia menerima, mempersepsikan, mengolah dan menyimpulkan data/informasi.

 Karena banyaknya pemakaian komputer maka kita sering menyebutnya dengan human-computer interaction (HCI), yang merupakan bagian dari HSIT ( Human System Interface Technology )

 Sistem manusia-mesin dan HCI keduanya kita sebut dengan ergonomi mikro dari sebuah sistem kerja (Hendrick, 1986).

G

ENERASI

III

 Ditandai dengan masuknya unsur eksternal yaitu organisasi dan sistem sosioteknikal ke dalam ergonomi.

 Generasi ketiga ini disebut ergonomi makro, yang menekankan perhatian pada aspek penerapan pengetahuan tentang individu dan organisasi pada perancangan, implementasi dan penggunaan teknologi baru (Dray, 1985).

D

EFINISI

E

RGONOMI

M

AKRO

• Ergonomi makro didefinisikan sebagai pendekatan

topdown

dari sistem sosioteknikal yang diterapkan dalam perancangan

sistem kerja secara keseluruhan pada berbagai level interaksi

ergonomi mikro dan memanfaatkan hasilnya dalam perancangan manusia‐job, perancangan manusia‐mesin dan

perancangan manusia‐software interface (Hendrick &

Kleiner, 2001).

• Pendekatan ergonomi makro berusaha menciptakan harmonisasi atau keseimbangan dalam sistem kerja secara keseluruhan (Davis & Moro, 2004).

• Bagi para ergonomist, ergonomi makro merupakan suatu perspektif untuk melihat sistem dalam skala yang lebih

• Yang dimaksud dengan pendekatan top‐down yaitu pendekatan yang dilakukan berdasarkan analisis dan desain yang dimulai dari struktur

dan proses sistem kerja keseluruhan, dan selanjutnya turun ke subsistem dan komponen‐komponen sistem.

• Meskipun demikian, secara nyata disadari bahwa dalam aplikasi aktual, pendekatan dapat dilakukan dari semua level organisasi (Sanda, 2003).

Proses perancangan ergonomi makro dapat dilakukan secara top‐down, bottomup dan middleout.

• Lebih sering terjadi digunakan kombinasi dari ketiga strategi dan seringkali proses melibatkan partisipasi karyawan pada semua level organisasi (Hendrick & Kleiner, 2001).

• Dalam mempelajari ergonomi makro, kita tidak dapat mengabaikan analisis yang memandang bahwa organisasi adalah agen transformasi dari input menjadi output yang bersifat sosioteknik. • Ini berarti transformasi yang dilakukan itu tidak

saja berkaitan dengan teknologi atau hardware atau software namun berkaitan juga dengan interaksi sosial diantara pekerja, konteks lingkungan kerja yang sedang dihadapi, dan yang paling penting adalah pengaruh perubahan teknologi, pekerja, dan lingkungan pada sistem kerja.

E

RGONOMI

M

AKRO

• Organisasi sebagai sebuah sistem sosioteknik mempunyai 4 subsistem yaitu :

1. Subsistem Teknologi (knowlodege base technology) 2. Subsistem Personel (demografi, pisikologi) 3. Subsistem Lingkungan ekstrenal (temperatur,

kelembaban, dll)

4. Subsistem Perancangan sistem kerja (sosial ekonomi, pendidikan, politik, budaya, hukum)

• Sistem sosioteknik mempunyai 3 subsistem yang saling berkaitan membentuk pengaruh terhadap subsistem perancangan organisasi sistem kerja. Tiga subsistem tersebut adalah subsistem teknologi, personel dan lingkungan eksternal.

(3)

S

IFAT RANCANGAN ERGONOMI MAKRO

• Proses perancangan dalam ergonomi makro bersifat iteratif, non linier dan stokastik. • Iteratifberarti bahwa tahap‐tahap yang dilalui

adalah desain, evaluasi, pemurnian, re‐evaluasi,pemurnian lanjut dan seterusnya. • Non linier bararti bahwa perancangan tidak

berjalan pada pola berurutan yang sederhana. • Stokastikadalah membutuhkan penarikan

kesimpulan atau keputusan berdasarkan data‐data yang tidak lengkap.

• Seringkali suatu perubahan ergonomi makro dalam sistem kerja tidak mungkin dilakukan pada tahap awal.

• Ahli ergonomi dapat memulai dengan membuat perbaikan‐perbaikan ergonomi mikro lebih dahulu yang akan memberikan hasil‐hasil positif dalam waktu relatif singkat.

• Jika manajemen telah melihat hasil‐hasil yang positif, maka akan timbul ketertarikan dan kemauan untuk mendukung program‐program ergonomi lebih lanjut.

• Pada proses ini ahli ergonomi telah membangun hubungan yang baik dengan pembuat keputusan kunci sehingga meningkatkan kesadaran tentang lingkup menyeluruh dari ergonomi dan nilai‐nilai potensial pada organisasi (Hendrick & Kleiner, 2001).

THE ERGONOMICS THREE

ERGONOMICS

MICROERGONOMICS ORGANIZATIONAL ERG’S

MACRO-ERGONOMICS SOCIAL ERGONOMICS

MACROERGONOMICS :

O

RGANIZATIONAL

E

RGONOMICS

Pada tataran Perusahaan :

Berunsurkanmanusia, teknologi, organisasi,lingkungan perusahaan Pengaturannya : ORGANISASI

teknologi

lingkungan

manusia

ORGANISASI

ERGONOMI ORGANISASI

Tataran Kerja :

SEBUAH INSTITUSI USAHA, SOSIAL, PEMERINTAH DLL Yang diorganisasi :

ORGANISASI INSTITUSI

TERSEBUT

SASARAN PERANCANGAN

ERGONOMI ORGANISASI

Mendapatkan rancangan sistem yang cocok

bagi unsur manusia

Rancangan yang sesuai dengan fisik,

psikologik dan sosiologik manusia

SASARAN-SASARAN MANUSIA DI DALAM ORGANISASI YANG BERSANGKUTAN

=

(4)

TIGA DIMENSI UTAMA

ORGANISASI

KOMPLEKSITAS KEFORMALAN SENTRALISASI diferensiasi integrasi

MACROERGONOMICS :

SOCIAL ERGONOMICS

Di tataran masyarakat, negara : Masyarakat, danteknologi Pengaturannya :KEBIJAKAN MASYARAKAT KEBIJAKAN

TEKNOLOGI

SASARAN PERANCANGAN

ERGONOMI SOSIAL

Mendapatkan rancangan sistem yang cocok

bagi unsur manusianya (=masyarakat)

Rancangan yang sesuai dengan fisik,

psikologik dan sosiologik manusia

SASARAN-SASARAN SOSIAL

MASYARAKAT YANG

BERSANGKUTAN

M

ENGAPA

ERMAK ?

Perkembangan pesat dari teknologi

Pergeseran demografik

Perubahan nilai

Ekonomi Global

Litigasi berkaitan dengan Ergonomi

Kegagalan Ergonomi Mikro

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

Kemampuan Waktu Kemajuan Teknologi sangat pesat, berkembang secara eksponensial

P

ERAN

U

NSUR

M

ANUSIA

Manual otomasi

penuh kecenderungan penuh

Fisik Nirfisik Perencanaan Pengambilan keputusan Semakin sedikit Semakin cerdas Semakin pasif

?

(5)

PERGESERAN DEMOGRAFIK

Usia : keengganan

mempelajari yang baru,

Etnik

Keterdidikan

Kaum Wanita

PERGESERAN NILAI

Selera

Ekspektasi standar hidup

Tuntutan “lebih berperan”

Sadar akan hak

Isu gender

PERSAINGAN GLOBAL

STANDAR-STANDAR DUNIA

QCDSHE

 KUALITAS (QUALITY)  HARGA (COST)  PEYAMPAIAN (DELIVERY)  KESELAMATAN (SAFETY)  KESEHATAN (HEALTH)  LINGKUNGAN (ENVIRONMENT)

TUNTUTAN LEGAL

Undang-undang Peraturan-peraturan lain Penerapan ketentuan-ketentuan itu semakin

nyata

Dari seharusnya ke sepantasnya vc/vs

HUKUM PRODUKTIFITAS

NORMA

NILAI-NILAI KEMANUSIAAN

HARUS SEBAIKNYA (Rp) SEPANTASNYA

Memerlukan perancangan yang menempatkan unsur-unsur manusia, teknologi, organisasi dan

lingkungan secara terpadu

ERGONOMI MAKRO

Hubungan Ergonomi Makro dan Mikro

• Jika pendekatan ergonomi makro secara sistematik telah digunakan untuk menentukan karakteristik desain sistem kerja keseluruhan, tahap selanjutnya adalah membawa desain tersebut dalam level ergonomi mikro.

• Pendefinisian karakteristik desain sistem kerja

keseluruhan akan menentukan karakteristik dari desain job serta hubungan manusia‐mesin dan manusia‐software

interface yang merupakan kajian dalam ergonomi mikro.

• Desain ergonomi makro yang efektif akan menggerakkan

aspekaspek rancangan ergonomi mikro, sehingga

menjamin kesesuaian secara ergonomi dari

komponen‐komponen sistem dengan struktur sistem kerja keseluruhan (Hendrick & Kleiner, 2001)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengolahan data tersebut diperoleh total skor 160, artinya sistem dapat mengoptimalkan kinerja Pemerintahan untuk dapat mencapai prestasi yang

Biogas dari sampah organik dan kotoran sapi adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan organik oleh bakteri dalam kondisi anaerob yang dapat

Aksesi tersebut didapatkan dari Desa Ciakar Kecamatan Cijulang, dimana tanaman gen- jer ini kenampakan fenotifik berbeda dari yang lainnya, karena di aksesi ini

Menurut DDR, sebagai sebuah lembaga yang sudah lama bekecimpung dalam pengelolaan zakat, infak dan sedekah serta uang tunai, DDR memiliki pandangan terhadap RUU

Menurut Aresta et al , 2002 bahwa setiap logam baik Fe, Ni maupun Co akan menghasilkan efek yang berbeda pada komposisi biogas sesuai dengan peran enzim masing-masing

Setelah mempertimbangkan dalil Al-Quran, Hadis , Kaidah Fiqih, pendapat ulama, pakar atau ahli, penjelasan dari pihak-pihak yang berkepentingan, dan peraturan perundang-undangan,

“ Pengaruh Waktu Fermentasi dan Komposisi Limbah Kulit Buah Aren (Arenga pinnata) dengan Starter Kotoran Sapi terhadap Biogas yang dihasilkan .” Skripsi, Program Studi

pengharaman pembuatan foto pre wedding yang dikeluarkan oleh Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri (FMP3), dari hasil bahtsul masail beberapa waktu lalu, dia memberikan