• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. minyak inti sawit (KPO) ini memiliki nilai ekonomis tinggi salah satu devisa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. minyak inti sawit (KPO) ini memiliki nilai ekonomis tinggi salah satu devisa"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kelapa sawit (Elais guineensis Jacq) merupakan komoditas unggulan utama

Indonesia, Tanaman yang produk utamanya terdiri dari minyak sawit (CPO) dan

minyak inti sawit (KPO) ini memiliki nilai ekonomis tinggi salah satu devisa

negara yang terbesar dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya. Hingga

saat ini kelapa sawit telah diusahakan dalam bentuk perkebunan dan pabrik

pengolahan kelapa sawit hingga menjadi minyak dan produk turunan. Tanaman

kelapa sawit berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun, ada sebagian pendapatan

yang justru menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari kawasan Amerika

Selatan yaitu Brazil, hal ini karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di

hutan Brazil dibanding dengan di Afrika Barat ( Fauzi ,dkk, 2012)

Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur diluar daerah

asalnya, seperti: Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini. Bahkan

mampu memberi hasil produksi per hektar yang lebih tinggi. Bagi indonesia

tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan

nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada

kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolahan devisa negara.

Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak kelapa sawit, bahkan

saat ini telah menempati posisi kedua di dunia. Indonesia adalah negara dengan

luas areal kelapa sawit terbesar didunia yaitu sebesar 34,18% dari luas areal

kelapa sawit dunia. Pencapaian produksi rata-rata kelapa sawit Indonesia tahun

2004-2008 tercetat sebesar 75,54 juta ton tanda buah segar (TBS) atau 40,26%

(2)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

dari total produksi kelapa sawit dunia (Fauzi, dkk, 2012). Untuk memdapatkan

menghasilkan kaulitas dan kuantitas minyak kelapa sawit yang bermutu harus

dilakukan beberapa usaha, salah satunya yaitu dengan menanaman varietas

unggul. disamping varietas unggul untuk mendapat hasil yang bermutu dilakukan

kegiatan pemupukan untuk memenuhi unsur hara yang di butuhkan oleh tanaman

agar hasil yang diperoleh memuaskan.

Sunarko (2009), menyatakan tujuan pemupukan adalah menjaga dan

meningkatkan kesuburan tanah. Pemupukan mampu menyuplai kebutuhan unsur

hara yang tidak diperoleh dari tanah berdasarkan hasil analisis tanah dan analisis

daun. Biaya pupuk mencapai 50% dari total biaya pemeliharaan. Karena itu, untuk

mengupayakan efisiensi pemupukan perlu diterapakan empat tepat, yaitu tepat

jenis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat jumlah (dosis).

Menurut Fauzi dkk (2012), menyatakan pemupukan salah satu perawatan

yang berpengaruh basar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Unsur yang

dibutuhkan oleh tanaman terdiri atas 16 jenis, tiga di antaranya diperoleh dari

udara dan air yaitu unsur Karbon ( C ), Oksigen ( O ), dan Hindrogen ( H ) yang

lainnya diperoleh dari tanah yaitu Nitrogen ( N ), Fosfor ( P ), Kalium ( K ),

Calsium ( Ca ), Maqnesium ( Mg ), Sulfur ( S ), Besi ( Fe ), Mangan ( Mn ),

Boron ( B ), Seng ( Zn ), Tembaga ( Cu ), Molibdenum ( Mo ), dan Khlor ( Cl ).

Ke enam Belas unsur hara tersebut terbagi menjadi unsur hara makro dan mikro.

Unsur hara makro adalah unsur yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah

besar yang kandungan nilai kritisnya 2 – 30 g/kg berat kering tanaman, antaranya

adalah unsur N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur hara mikro adalah unsur yang

dibutuhkan tanaman jumlah yang relatif sedikit dengan kandungan nilai kritisnya

(3)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

0,3 – 50 mg/kg berat kering tanaman, antaranya adalah unsur Fe, Mn, Zn, Cu, Cl,

dan B.

Setiap melakukan budidaya tanaman kelapa sawit ujung tombak adalah

produksi buah yang diperoleh, untuk memperoleh produksi yang optimal harus

dilakukan kegiatan pemupukan pada tanaman dengan intensif. Oleh karena itu lah

penulis memilih tugas akhir ini dengan judul “ Teknik Pemupukan Kelapa

Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di PT. Subur Arum Makmur 1 Kebun Senama

Nenek Kabupaten Kampar Provinsi Riau”.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dalam menyusun laporan akhir ini yang ingin penulis capai

adalah :

1. Mengetahui kegiatan di perkebunan kelapa sawit mengenai pemupukan

dengan prosedur yang benar.

2. Mengetahui teknik pemupukan tanaman kelapa sawit di PT SAM 1

3. Untuk media belajar kegiatan yang ada diperkebunan kelapa sawit yang

benar, khususnya pada kegiatan pemupukan kelapa sawit.

1.3. Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dari penyusunan tugas akhir adalah penulis

dapat :

1. Memberi pengalaman dari lapangan yang dapat menghubungkan

pengetahuan

akademik

dengan

keterampilan

serta

mampu

mengidentifakasi pengalaman yang sesuai atau tidak dengan teori pada

praktek yang pernah didapatkan.

(4)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

2. Memberi rangsangan agar dapat berfikir dan berkerja secara positif, kritis,

inovatif dan meningkatkan motivasi untuk senantiasa meningkatkan

kinerja dikemudian hari

3. Dapat menambah wawasan mengenai pemupukan yang efektif dan efisien.

4. Memberi pengalaman dunia kerja pada kondisi sesungguhnya sebagai

(5)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman kelapa sawit ( Elaies guineensis Jacq.)

Haryono Semangun (2005) menyatakan bahwa tanaman kelapa sawit (palm

oil) dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

Divisi

: Tracheophyta

Sub divisi

: Pteropsida

Kelas

: Angiospermae

Ordo

: Spadiciflorea

Famili

: Palmae

Sub – Famili

: Cocoideae

Genus

: Elaeis

Spesies

: Elaeis guineensis Jacq (Kelapa sawit Afrika)

2.2. Ekologi kelapa sawit

Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh banyak faktor,

baik faktor dari luar maupun dari tanaman kelapa sawit itu sendiri. Faktor – faktor

tersebut pada dasarnya dpat dibedakan menjadi faktor lingkungan, genetis, dan

faktor teknis- agronomis. Dalam menunjang pertumbuhan dan proses produksi

kelapa sawit, faktor – faktor tersebut berkaitan dan memperngaruhi satu sama

lain. Untuk memcapai produksi yang maksimal diharapkan faktor – faktor

tersebut selalu dalam keadaan optimal. Dalam sub bab ini akan di bahas faktor

lingkungan yang meliputi iklim dan tanah (Fauzi, dkk, 2012).

(6)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

2.2.1. Iklim

Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi

tandan kelapa sawit. Kelapa sawit tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah

di antara 12

0

LU – 12

0

LS pada ketinggian 0 – 500 m dpl. Di daerah sekitar

khatulistiwa, tanaman kelapa sawit liar masih dapat menghasilkan buah pada

ketinggian 1.300 m dpl. Beberapa unsur iklim yang penting dan saling

mempengaruhi adalah curah hujan, sinar matahari, suhu, kelembapan udara, dan

angin (Fauzi, dkk, 2012).

 Curah hujan

Curah hujan yang ideal bagi kelapa sawit, yaitu 2.000 – 2.500 mm pertahun

dan tersebar merata setiap tahun. Curah hujan berguna untuk meminimalkan

penguapan dari tanah dan tanaman, jika tanah keadaan kering akar tanaman sulit

menyerap mineral dari tanah. Musim kemarau yang berturut –turut selama tiga

bulan atau lebih dapat memengaruhi pembentukan bunga dan sex ratio. Karena

itu, musim kemarau yang panjang dapat menurunkan produksi kelapa sawit,

namun pada curah hujan yang terlalu tinggi justru dapat mengakibatkan erosi

(sunarko, 2009).

 Cahaya matahari

Cahaya matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat saat proses

asimilasi dan memacu pembentukan bunga dan buah. Lama penyinaran matahari

yang dibutuhkan kelapa sawit minimum sekitar 1.600 jam/tahun atau 4,3

jam/hari dan optimum sekitar 6 - 7 jam/hari (sunarko, 2014).

(7)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

 Suhu

Suhu optimum yang dibutuhkan agar tanaman kelapa sawit dapat tumbuh

dengan baik adalah 24

0

– 28

0

C. Sementara itu, untuk produksi TBS yang tinggi

diperlukan suhu rata – rata tahunan berkisar 25 - 27

0

C. Meskipun demikian,

tanaman masih bisa tumbuh pada suhu terendah 18

0

C, dan tertinggi 32

0

C. Pada

suhu 15

0

C, pertumbuhan tanaman kelapa sawit sudah mulai terhambat. Beberapa

faktor yang mempengaruhi tinggi rendah suhu lama penyinaran dan ketinggian

tempat ( Fauzi, dkk, 2012).

 Kelembapan udara

Kelembapan udara adalah faktor penting yang menunjang pertumbuhan

kelapa sawit. Kelambapan bagi pertumbuhan kelapa sawit adalah 80%, faktor –

faktor yang mempengaruhi kelambapan adalah suhu, sinar matahari, lama

penyinaran, curah hujan, dan evapotranspirasi ( Fauzi, dkk, 2012).

 Angin

Kecepatan angin yang diinginkan kelapa sawit untuk penyerbukan yaitu 5 –

6 km /jam. Angin yang terlalu kencang dapat menyebabkan tanaman baru menjadi

miring, bahkan pada kasus angin puting beliung dapat menghancurkan

perkebunan kelapa sawit (Iyung Pahan, 2008).

2.2.2. Tanah

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis, di antaranya

podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, alluvial dan regosol. Namun, kemampuan

(8)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

produksi kelapa sawit pada masing – masing jenis tanah tersebut tidak sama. Ada

dua sifat utama tanah sebagai media tumbuh, yaitu sifat fisik dan sifat kimia (

Fauzi, 2012).

 Sifat fisik

Sifat fisik merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi

pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit. Dimana sifat –sifat fisik tanah

tersebut akan sangat mempengaruhi tindakan pengelolaan tanah. Kedalaman tanah

efektif penting untuk diketahui, demikian juga dengan tekstur tanah. Tektur

adalah perbandingan relatif partikel – partikel berukuran liat, debu, dan pasir dan

dinyatakan dalam persen (Sunarko, 2014).

Fauzi, dkk (2012) menyatakan beberapa hal yang menentukan sifat fisik

tanah adalah tekstur, struktur, konsistensi, kemiringan tanah, permeabilitas,

ketebalan lapisan tanah, dan kedalam permukaan air tanah. Kelapa sawit tumbuh

baik pada tanah gembur, subur, berdrainase baik, tanpa lapisan tanah yang keras

(padas). Tekstur tanah ringan dengan kandungan pasir 20 - 60%, debu 10 – 40%,

dan liat 20 -50%. Kemiringan yang dikendaki oleah kaelapa sawit yaitu areal

dengan kemiringan 0 – 15

0

. Hal ini akan memudahkan saat pengangkutan buah

dari pohon ke tempat pemungutan hasil atau dari perkebunan ke pabrik

pengolahan.

 Sifat kimia

Sifat kimia tanah yang perlu diperhatikan meliputi keasaman tanah dan

kandungan hara yang ada dalam tanah. Kandungan hara tinggi sangat baik untuk

(9)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

pertumbuhan vegetatif dan generatif kelapa sawit. Unsur hara meliputi unsur

makro dan mikro, seperti N, P, K, Mg, dan Ca. Sementara itu, keasaman tanah (

pH) menentukan ketersidiaan dan keseimbangan unsur hara dalam tanah.

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4- 6,5 dengan pH optimum 5- 5,5

(sunarko,2009).

Menurut Iyung Pahan (2008), kriteria keadaan tanah untuk pengusahaan

kelapa sawit. Lebih jelahnya Dapat di lihat pada Tabel 1.

Tabel 1. kriteria keadaan tanah untuk pengusahaan kelapa sawit.

No. Keadaan Tanah Kriteria Baik Kriteria kurang baik

Kriteria tidak baik 1 Lereng <120 120 - 230 >230

2 Kedalaman solum tanah >75 cm 37,5 -75 cm <37,5 cm 3 Ketinggian muka air tanah <75 cm 75 – 37,5 <37,5 cm

4 Tekstur Lempung atau liat Lempung berpasir Pasir berlempung atau pasir 5 Struktur Perkembangan kuat Perkembanga n sedang Perkembanga lemah / masif

6 Konsistensi Gembur sampai

agak teguh Teguh Sangat teguh

7 Permeabilitas Sedang Cepat atau labat Sangat cepat atau sangat lamabat 8 Keasaman (pH) 4,0 - 6,0 3,2 – 4,0 <3,2 9 Tebal gambut 0 - 60 cm 60 – 150 cm >150

Sumber: Iyung Pahan (2008)

(10)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

2.3.Pupuk dan Pemupukan

Pupuk merupakan material yang ditambahkan pada media tanam atau

tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara sehingga mampu berproduksi dengan

baik. Pemupukan merupakan tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Pemupukan berpengaruh terhadap

meningkatnya kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman

menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan

penyakit dan pengaruhi iklim yang merugikan. Pemupukan juga bermanfaat

melengkapi ketersediaan unsur hara di dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan

tanaman (Fauzi, dkk, 2012).

2.4. Pemupukan tanaman kelapa sawit

Pemupukan tanaman kelapa sawit untuk menambah unsur hara dalam tanah

yang dibutuhkan tanaman kelapa sawit. Rasio pupuk ditentukan berdasarkan umur

tanaman, hasil analisis daun, jenis tanah, produksi tanaman, hasil percobaan dan

kondisi visual tanaman.

2.4.1. Pemupukan pada tanaman belum menghasilkan

Setelah bibit ditanam di lapangan, tanaman sudah mulai dipupuk,

pemupukan diperlukan agar tanaman dapat tumbuh prima dan terdorong untuk

berproduksi jika sudah sampai waktunya. Dampak dari pemupukan yang efektif

akan terlihat pada tumbuhan tanaman yang optimal. Jenis pupuk yang di gunakan

adalah pupuk tunggal atau pupuk majemuk, terutama yang mengandung unsur N,

P, K, Mg dan B. Unsur B merupakan salah satu unsur yang cukup penting,

(11)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

terutama bagi tanaman muda. Kekurangan unsur B dapat menyebabkan kematian

pada tanaman muda.

2.4.2. Jenis dan dosis untuk tanaman belum menghasilkan (TBM)

Berapa jenis pupuk yang umum digunakan pada tanaman belum

menghasilakan. Antara lain Urea (46% N), ZA (21% N), Rock Phopate (RP –

36% P2O5), Muriate Of Posth (MOP-60% K2O), Kieserite (26% MgO), dan HgF

– Bora (46% B2O3) (Muruli P, Dkk, 2012).

Dosis pupuk yang digunkan pada tanaman yang belum menghasilkan dapat

dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Dosis standar untuk TBM

Umur

(bulan )

Jenis dan dosis pupuk (g/pohon)

ZA TSP RP MOP Kiserit HGF-B Lubang - - 500 - - - 1 100 - - - - - 3 250 100 - 150 100 - 5 250 100 - 150 100 - 8 250 200 - 350 250 20 12 500 200 - 350 250 - 16 500 200 - 500 500 30 20 500 200 - 500 500 - 24 500 200 - 500 500 50 28 750 300 - 750 750 - 32 750 300 - 1000 750 - Jumlah 4.350 1.800 500 4.250 3.700 100

Sumber : Maruli P, dkk, (2012)

(12)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

2.4.3. Jenis dan dosis pupuk pada tanaman menghasilkan

Pemupuk pada tanaman tm merupakan hal terpenting, ditinjau dari

kegunaannya atau biaya yang dipakai. Teknik aplikasi, dosis, dan jenis pupuk

tergantung pada jenis tanah ( mineral, gambut dan lain – lain), umur tanaman,

tingkat produksi yang dicapai, realisasi pemupukan sebelumnya, jenis pupuk yang

akan dipakai, tenaga kerja yang tersedia, keadaan penutup tanah, dan analisa

kadar hara pada tanah. Biasanya perusahaan perkebunan memakai jenis pupuk

seperti; Urea, SP-36, MOP, Kiserit (Maruli P, dkk, 2012).

Dosis standar yang sering digunakan oleh perusahan dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Dosis standar pupuk pada Tanaman menghasilkan (TM)

Kelompok

Umur

(tahun)

Jenis dan Dosis Pupuk (kg/pohon/tahun)

Urea

Sp-36

MOP

Kiserit

Jumlah

3-8

2,00

1,50

1,50

1,00

6,00

9-13

2,75

2,75

2,25

1,50

8,75

14-20

2,50

2,00

2,00

1,50

8,00

21-25

1,75

1,25

1,25

1,50

5,25

Sumber; Maruli P, dkk, (2012)

2.4.4. Waktu dan Frekuensi pemupukan

Sunarko (2009) menyatakan waktu dan fekuensi pemupukan ditentukan

oleh iklim (terutama curah hujan ), sifat fisik tanah, logistik (pengadaan) pupuk,

serta adanya sifat sinagis dan anatagonis antar unsur hara, sebagai berikut;

 Pemupukan biasanya dilakukan pada sebanyak dua kali per tahun, yakni pada

awal musim hujan (oktober) dan akhir musim hujan (april).

 Pupuk rock phospate (RP) tidak bolah diberikan bersamaan dengan pupuk

lainnya. Waktu pemberian setiap pupuk tidak bersamaan.

(13)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

 Perbedaan waktu antara pemberian pupuk ZA dan Rock Phosphate (RP)

sekitar satu bulan. Pupuk ZA sebaiknya diberikan setelah aplikasi pupuk RP.

2.4.5. Cara pemupukan atau cara aplikasi pupuk.

 Pemberian pertama pupuk ZA ( umur satu bulan ) dilakukan dengan cara

ditabur secara merata, dari pangkal pohon 30 cm.

 Pupuk ZA, Rock Phosphate (RP), MOP, dan Kieserite diaplikasikan dengan

cara ditabur secara merata diselruh bagian, dan pangkal pohon hingga sejajar

tajuk terluar.

 Pupuk tunggal tidak boleh dicampur, melainkan ditebar secara berurutan

(kecuali RP/TSP). Jarak penempatan pupuk dari pohon untuk N, P, K dan

masing – masing 40, 75, 125, dan 175 cm.

2.4.6. Peranan unsur hara.

Novizan (2012) menyatakan terdapat 16 unsur ensensial yang dibutuhkan

tanaman. Berdasarkan tingkat kebutuhannya dibagi menjadi unsur makro dan

mikro. Unsur makro : C, H, O, N, P, K, Ca Mg, S. Unsur mikro: Fe, Mn, B, Zn,

Cu, Mo, Cl, Co. Tidak semua unsur tersebut dibutuhkan oleh semua tanaman,

tergantung dari jenisnya. Berikut adalah beberapa peranan unsur hara penting bagi

tanaman khususnya tanaman kelapa sawit:

a. Nitrogen (N)

 Penyusunan protein, klorofil dan berperanan terhadap fotosintesa.

b. Phospor (P)

 Penyusun ADP/ATP, memperkuat batang dan merangsang perkembangan

akar serta mempernaiki mutu buah.

(14)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

 Aktifitas stomata, aktifitas enzim dan sintesa minyak.

 Meningkatkan ketahanan terhadap penyakit serta jumlah dan ukuran

tandan

d. Magnesium (Mg)

 Menyusun klorofil, dan berperanan dalam respirasi tanaman, maupun

pengaktifan enzim.

e. Tembaga (Cu)

 Pembentukan klorofil dan katalisator proses fisiologi tanaman.

f. Boron

 Meristimatik tanaman, sintesa gula dan karbohidrat, metabolisme asam

nukleat dan protein.

2.4.7. Kekurangan (Defisiensi) unsur hara

Fauzi, dkk (2012) menyatakan kekurangan unsur hara tanaman dapat

diketahui dari gajala –gajala yang tampak pada tanaman. Gejala defisiensi unsur

hara pada tanaman dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman kelapa sawit.

Defiensi Gejala pada tanaman

Nitrogen (N)

 Warna daun menjadi kuning pucat.

 Pada kondisi buruk, jaringan daun menjadi kering dan mati.  Helaian daun menjadi pendek dan keras

 Pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil.

Fosfor (p)

 Warna daun hijau tua dan permukaannya terlihat menyilap kemerah – merahan dan daun berbentuk pendek –pendek

 Bagian tepi daun, cabang, dan batang mengecil serta berwarna merah keunguan dan lambat laun berubah menjadi kuning.

 Tanaman lambat berbuah

 Kualitas biji dan buah jelek, kecil, serta cepat masak.

Besi (Fe)

 warna di sekitar tulang daun kuning terang serta klorosis, terutama pada daun muda, tetapi tulang daun tetap hijau.

 Tanaman lambat pertumbuhan dan ber kembangannya.  Bagian pucuk akan banyak daun gugur dan mati,

(15)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

Lanjutan tabel 4.

Defisiensi

Gejala pada tanaman

Kalium (K)

 Daun tua akan mengerut dan keriting.

 Timbul bercak kuning transparan pada daun dan berubah merah kecokelatan serta mengering seperti hangus terbakar

 Rentan terhadap penyakit

 Ukuran buah kecil – kecil dan cepat rusak dan membusuk

Kalsium (Ca)

 Tapi daun banyak timbul gelaja klorosis dan menjalar ke

tulang daun.

 Kuncup daun yang masih muda sering mengalami

kematian.

 Pada kondisi yang berat, jaringan daun kering dan mati.

 Pembentukan perakaran kurang sempurna.

Magnesium

(Mg)

 Timbul klorosis pada tepi daun yang sudah tua.

 Daun kecokelat – cokelatan dan merah keungu – unguan.

 Pada kondisi yang berat, daun tua akan menguning secara

merata, tetapi tulang daun berwarna hijau.

 Sering terjadi jaringan mati pada sisi pinggir helaian daun

sampai ke masing – masing anak daun.

Sulful (S)

 Pertumbuhan terhambat, pendek, kurus, dan kerdil.

 Daun muda berwarna kuning dan terkandang tidak merata.

 Secara umum gejala menyerupai defisiensi nitrogen.

Mangan (Mn)

 Tanaman kerdil dan daun hijau kekuning –kuningan

bahkan kemerah –merahan, tetapi tulang daun tetap hijau.

 Pada kondisi berat, jaringan daun mati.

 Pembentukan biji tidak sempurna

Tembaga (Cu)

 Daun menjadi klorosis dan bagian ujungnya berwarna

putih.

 Pada keadaan parah, tanaman menjadi layu dan mati.

Seng (Zn)

 Daun kekuning- kekuningan bahkan kemerah – merahan

terutama pada daun uang agak tua

 Kondisi yang berat, daun dan pelepah mengering sehingga

dapat menyebabkan kematian.

Boron (B)

 Pertunbuhan tajuk mengeriting atau membelok.

 Ujung pelepah melingkar dan membuka.

 Daun yang baru muncul bentuk kerdil dan berkerut.

 Kuncup daun muda sulit membuka dan pelayuannya cepat.

Sumber: Fauzi, dkk, (2012)

(16)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

2.4.8. Kelebihan unsur hara

Andi Mustaman (2013) menyatakan bahwa kelebihan unsur hara dapat lihat

gejala pada tanaman. Untuk jelas nya lihat pada tabel 5.

Tabel 5. Gejala kelebihan unsur hara pada tanaman kelapa sawit.

Kelebihan

Gejala pada tanaman

Nitrogen

 Warna daun terlalu hijau.

 tanaman rimbun dengan daun.

 Proses pembuangan menjadi lama.

 Adenium

bakal

bersifat

sekulen

karena

mengandung banyak air.

 rentan serangan cendawan dan penyakit.

 mudah roboh.

 Produksi bunga menurun.

Pospor (P)

 Kelebihan P menyebabkan penyerapan unsur lain

terutama unsur mikro seperti besi (Fe) ,

tembaga(Cu) , dan seng(Zn) terganggu.

Kalsium (Ca)

 Kelebihan K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg

terganggu.

 Pertumbuhan tanaman terhambat

Magnesium (Mg)

 Kelebihan Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim.

Besi (Fe)

 nekrosis yang ditandai dengan munculnya

bintik-bintik hitam pada daun.

Kalium (K)

 Kelebihan K merangsang gejala kekurangan B

sehingga rasio minyak terhadap tandan menurun.

Sumber: Andi Mustaman (2013)

2.5. Pengambilan kesatuan contoh daun (KCD)

Pengambilan contoh daun yang pertama kali akan dilakukan oleh bagian

riset pada 30 bulan setelah penanaman dan setelah itu dilakukan setiap tahun.

Sistem dan metode pengambilan diberikan melalui edaran bagian riset. Dalam

(17)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

pembuatan rekomendasi pemupukan, hasil analisis kandungan unsur hara di daun

merupakan salah satu pertimbangan yang sangat menentukan rekomendasi

pemupukan (Triyono, W. 2008).

2.5.1. Titik sampel

Tanaman kelapa sawit yang dijadikan sampel harus memenuhi syarat –

syarat sebagai berikut:

 Tanaman sehat ( bebas dari penyakit)

 Bukan sisipan

 Tidak terletak disebelah tanaman kosong

 Tidak terletak ditepi bangunan

 Tidak terletak ditepi parit/jalan.

Titik sampel pertama dimulai pada baris ke 3 dan pokok ke 3, untuk titik

selanjutnya merupakan penambahan 10 pokok dan 10 baris ke samping.

2.5.2. Waktu pengambilan sampel

Waktu pengambilan sampel daun adalah dari jam mulai kerja ( pagi )

hingga jam 12 siang. Apabila terjadi hujan maka pengambilan sampel daun harus

dihentikan.

2.5.3. Pelepah sampel

Pelepah ke 17 yang dijadikan sampel, pelepah ke 17 merupakan pelepah

yang terletak pada spiral yang sama dengan pelepah 1 (pelepah termuda yang

telah membuka sampurna). Posisi pelepah ke 17 terletak berlawan posis spiral

(18)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

2.5.4. Helaian daun sampel

Anak daun yangn dijadikan sampel adalah anak daun yang terletak 3/5 dari

pangkal pelepah atau 2/5 dari unjung pelepah. Anak daun dari 2 sisi dan lebih

baik genap ( 4 kiri 4 kanan ).

2.5.5. Penelapan sampel daun

Sampel daun yang sudah diambil dilap bersih dengan menggunakan kain

yang bersih yang dibasahi aquadest, setelah dilap midrip/lidi sampel tersebut

dibuang dan kemudian dipotong – potong dengan ukuran 1 cm.

2.5.6. Pengeringan

Sampel daun yang sudah dipotong, dikeringkan dalam oven dengan suhu 70

derajat celcius selama 20 – 24 jam atau sudah bisa diremas seperti krupuk.

2.5.7. Pembersihan sampel daun

Sampel daun yang sudah kering dimasukan kedalam plastik dan diberi label

sebagai berikut:

 PT

: ...

 Kebun

: ...

 Rayon / Divisi

: ...

 Tahun Tanam

: ...

 Blok

: ...

 Luas

: ...

 Tanggal

: ...

 Analisis

: ...

 Team Pengambilan

: ...

(19)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

III. METODE PELAKSANAAN

3.1.

Waktu Pelaksanaan

Dalam melaksanakan kegiatan Tugas Akhir (TA) ini, dilaksanakan di PT .

SUBUR ARUM MAKMUR 1 yang berlokasi di Desa Danau Lancang,

Kecamatan Tapung Hulu, Kabupatan Kampar, Provinsi Riau. KegiatanTA ini di

mulai dari tanggal 6 April sampai 20 Juni 2015

3.2.

Metode Pelaksanaan

Dalam melaksanakan kegiatan TA ini, ada beberapa metode yang dipakai

untuk menunjang proses terlaksananya kegiatan TA ini, seperti:

 Praktek

Mahasiswa ikut mengerjakan semua kegiatan yang telah disepakati

pembimbing lapangan dan kemudian prestasi kerjanya dinilai oleh pembimbing

lapangan. Dalam hal ini mahasiswa dapat bergabung bersama karyawan atau

tersendiri tergantung kondisi perusahaan serta atas persetujuan pembimbing

lapang.

 Pengamatan

Pelaksanaan dengan metode ini dilakukan apabila kondisi tidak

memungkinkan untuk mahasiswa mengerjakan suatu pekerjaan dengan alasan

tertentu, Contohnya; pada pengaplikasian Pupuk dengan makanis (spreader).

 Diskusi

Dilakukan khususnya untuk kegiatan persiapan lahan, penyediaan bahan

tanam, penanaman, pengetahuan manajemen, ataupun kegiatan – kegiatan yang

(20)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

tidak dilaksanakan atau kegiatan lain yang dianggap perlu oleh pembimbing

lapang untuk diskusikan.

 Demonstrasi

Metode ini dilakukan apabila sesuai dengan kondisi dan pertimbangan

pembimbing lapang bahwa suatu pekerja tidak dapat dilakukan oleh mahasiswa

karena berbagai faktor seperti faktor keselamatan, ketersediaan alat dan

sebagainya, Contohnya; pada saat pengambilan kasatuan contoh daun.

 Pengumpulan data

Kegiatan ini sangat diperlukan bagi mahasiswa sebagai bahan dalam

menyusun laporan seperti data produksi, keadaan iklim, dan data lainnya yang

dianggap perlu.

(21)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran umum perusahaan

a. Profil perusahaan

PT. Subur Arum Makmur I (SAM I) dibawah naungan First Resources

Group merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang perkebunan kelapa

sawit. PT. SAM I terletak di Desa Danau Lancang Kecamatan Tapung Hulu

Kabupaten Kampar Provinsi Riau. PT. SAM I memiliki luasan kebun 8.831,16

Ha dan terdiri dari 12 Afdeling, 4 rayon untuk setiap Rayon terdiri dari 3

Afdeling dan yang bertanggung jawab adalah FM (Field Manager) dan FA (Field

Asisten). Benih yang ditanam adalah berasal dari PPKS (Marihat) dan PNG.

PT. SAM I bertopografi datar dengan jenis tanah gambut dan tanah mineral.

PT. SAM I sebelah Utara berbatasan dengan PT. Subur Arum Makmur II

(SAM II), Desa Sidodadi dan Desa Mandau, sebelah Selatan berbatasan dengan

Sungai Panasan dan Desa Koto Popal, sebelah Timur berbatasan dengan Desa

Kampong Baru dan Desa Danau Lancang dan sebelah Barat berbatasan dengan

PT. Sumber Jaya.

Fist Resources Limited (dahulu Ciliandra Perkasa Group) berdiri di Jakarta

sejak 31 Juni 1992, saat ini memiliki 17 anak perusahaan ( unit plantations) dan

memiliki 8 PKS. PT. Subur Arum Makmur 1 (SAM 1) merupakan salah satu

“subsidiary company” dari First Resources limited yang bergerak di bidang

perkebunan kelapa sawit.

PT. Subur Arum Makmur 1 berdiri pada tahun 1997 yang terletak di

kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

(22)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

b. Keadaan Iklim dan Tanah

 Iklim

PT. SAM I memiliki curah hujan 2.500 mm/thn dan merata sepanjang tahun, kelembaban 80% dengan suhu 250 – 300 C dan memiliki ketinggian tempat 0-100 m dpl.

 Tanah

Wilayah PT. Subur Arum Makmur 1 (SAM 1) sebagaian besar memiliki

tanah mineral yaitu sekitar 95% dan memiliki tanah gambut 5% serta memiliki

tanah pH 5- 6,5.

c. Luas areal lokasi Tugas Akhir

Lokasi Tugas Akhir berada Pada Afdeling II memiliki luas 690,06 Ha dan

mempunyai pokok sebanyak 86.930 pokok dengan batas wilayah sebagai berikut

:

Sebelah Utara

: Berbatasan dengan Afdeling III

Sebelah Selatan : Sungai Panasan dan PT. Hasan

Sebelah Barat

: Afdeling IV dan Afdeling VII

Sebelah Timur

: Afdeling I

Mengenai denah areal Afdeling II pada PT. Subur Arum Makmur 1 (SAM

1) dapat dilihat pada Gambar 1.

(23)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

14,79 Ha 1772 Pkk 15,98 ha 2062 pkk 19,40 ha 2461 pkk

119 pkk/ha 1,49 ton/ha 129 pkk/ha 2,09 ton/ha 127 pkk/ha 2,45 ton/ha 25,72 ha 3257 Pkk 20,44 ha 2645 pkk 24,52 ha 3090 pkk

126 Pkk/Ha 1,60 ton/ha 129 pkk/ha 1,93 ton/ha 126 pkk/ha 2,68 ton/ha 23,03 ha 2971 pkk 21,90 ha 2793 pkk 22,69 ha 2918 pkk

129 pkk/ha 1,83 ton/ha 128 pkk/ha 2,86 ton/ha 129 pkk/ha 2,71 ton/ha 26,85 ha 3469 pkk 25,35 ha 3171 pkk 25,36 ha 3350 pkk

129 pkk/ha 1,39 ton/ha 125 pkk/ha 2,74 ton/ha 132 pkk/ha 2,57 ton/ha 27,14 ha 3409 pkk 25,09 ha 3171 pkk 24,58 ha 3184 pkk

125 pkk/ha 1,63 ton/ha 126 pkk/ha 2,68 ton/ha 130 pkk/ha 2,50 ton/ha 24,11 ha 3086 pkk 24,43 ha 3085 pkk 24,41 ha 3058 pkk

128 pkk/ha 1,83 ton/ha 126 pkk/ha 2,72 ton/ha 125 pkk/ha 2,40 ton/ha 23,96 ha 3167 pkk 23,07 ha 2999 pkk 22,33 ha 2958 pkk

132 pkk/ha 1,81 ton/ha 130 pkk/ha 2,87 ton/ha 132 pkk/ha 2,29 ton/ha 22,88 ha 2968 pkk 24,00 ha 2961 pkk 24,63 ha 3080 pkk

130 pkk/ha 2,07 ton/ha 123 pkk/ha 3,01 ton/ha 125 pkk/ha 2,45 ton/ha 25,21 ha 3337 pkk 23,94 ha 2886 pkk 26,52 ha 3189 pkk

132 pkk/ha 1,90 ton/ha 121 pkk/ha 1,54 ton/ha 120 pkk/ha 2,39 ton/ha 17,82 ha 2198 pkk 9,89 ha 963 pkk 6,84 ha 682 pkk

123 pkk/ha 1,94 ton/ha 97 pkk/ha 1,65 ton/ha 100 pkk/ha 1,29 ton/ha 14,94 ha 1690 pkk 113 pkk/ha 1,38 ton/ha 8,24 ha 904 pkk 110 pkk/ha 1,41 ton/ha 35 36 J I H 29 30 31 33 32 34 H28 I28 H27 H26 H25 I27 I26 I25 J26 J25 J27 J28 25 26 27 28 J29 J30 J31 J32 J33 J34 J35 J36 I29 H29 I30 H30 I31 H31 I32 H32 I33 H33 I34 H34 Keterangan :

Gambar 1: Denah areal afdeling II PT. SAM 1

Tanaman kelapa sawit di PT. Subur Arum Makmur 1 sebagai besar adalah

tanaman menghasilkan (TM) dengan tahun tanam 1993 dan 1994. Khusus di

afdeling II tanaman kelapa sawit adalah varietas marihat berumur 23 - 22 tahun

(TT 1993 – 1994).

Tahun Tanam 1993 : 407,72 Ha Tahun Tanam 1994 : 282,34 Ha

(24)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

d. Produk yang dihasilkan

Produk yang dihasilkan PT. SAM 1 adalah berupa produk bahan mentah

Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit (Palm kernel). Daerah pemasaran produksi

yang dihasilkan pada umumnya dibawa ke kota Dumai, kemudian dibawa lagi

keperusahaan pembeli dan di ekspor keluar negeri untuk dipasarkan.

Selain produksi utama tersebut juga dihasilkan produk sampingan, seperti

limbah cair dijadikan untuk pupuk, cangkang dihasilkan untuk pengeras jalan di

perkebunan serabuk untuk bahan bakar aktif untuk penghasilkan uap steam pabrik

pada saat pengolahan.

e. Manajemen perusahaan perkebunan

Pada PT. Subur Arum Makmur 1 (SAM 1) manajemennya terdiri dari

tindakan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan serta

evaluasi hasil kegiatan yang dilakukan untuk menentukan mencapainya sasaran

yang telah ditetapkan manajemen perusahaan.

4.2. Hasil Pelaksanaan Pemupukan

a. Rencana pemupukan

Pada PT. SAM 1 ini perencanaan pelaksanaan pemupukan di buat oleh

mandor pemupukan sebanyak dua rangkap yaitu untuk askep (asisten kepala) dan

satu lagi untuk asisten afdeling sebagai pertinggal. Lembar perencanaan berisi

afdeling, tahun tanam, blok, luas, jumlah pokok produktif, jenis pupuk dan waktu

pemupukan. Sesuai dengan rekomendasi pemupukan yang diberi oleh

Departemen risetFirst Resources dan diterbitkan setiap tahun, rekomendasi

(25)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

disusun dari hasil analisa daun. Lebih jelas mengenai rekomendasi pemupukan

dapat dilihat pada lampiran 1.

Pada PT. SAM 1 pengambilan kesatuan contoh daun (KCD) 1 kali dalam

satu tahun.

 Prosedur kerja Pengambilan kesatuan contoh daun (KCD)

 Untuk pengambilan contoh daun ditentukan dulu luas kesatuan contoh

daun dengan luas 20 – 30 ha dan tidak lebih dari 40 ha.

 Jam 06.30 – 07.00 wib Karyawan berkumpul dan melakukan absensi.

 Mandor dan asisten memberikan arahan mengenai hal – hal yang

berhubungan dengan kegiatan KCD seperti tata cara pengambilan

 KCD yang baik dan alat yang digunakan untuk pengambilan KCD,

termasuk melakukan evaluasi hasil kerja pada hari sebelumnya.

 Karyawan dibubarkan dan mulai jalan menuju lokasi KCD.

 Pengambilan KCD dimulai dari arah timur ke arah barat dengan cara

pokok sawit yang ada di No urut 5 dari pinggir jalan diberi tanda dengan

cat warna biru di bekas potongan pelepah dan ditulis kode LSU dan angka

dimulainya pengambilan KCD pokok berikutnya silang 10 pokok.

 Kalau terdapat pokok tidak sehat maka cari pokok pengganti dan beri

tanda pada pokok GP sebagai pokok pengganti.

 KCD di ambil dari pelepah daun ke - 17, daun 1 dapat ditandai dengan

membukanya daun 100 %.

 Anak daun yang diambil adalah daun yang terdapat batang pelepah yang

datar dengan berbentuk segitiga.

(26)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

 Ambil daun kiri dan kanan masing – masing dua dan Potong daun panjang

sekitar 20 cm dipertengah anak daun.

 Bersihkan dengan alkohol dan masukkan dalam kantong plastik

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan KCD bisa dilihat

pada tabel 6 berikut ini.

Tabel 6 . Alat dan bahan yang digunakan untuk kegiatan KCD

No Nama Alat

Fungsi

1

Alat tulis (pena, papan dan kertas)

Untuk mendata kondisi tanaman

2

Parang

Untuk memotong pelepah dan daun

3

Cat biru dan kuas

Untuk menandai pokok sampel atau

kode KCD

4

Kantong plastik

Sebagai tempat sampel daun

5

Kebun

Tempat kegiatan KCD

b. Persiapan pelaksanaan pemupukan

Mengingat biaya pemupukan yang cukup tinggi yaitu 60 % - 70% dari total

biaya pemeliharaan maka pemupukkan harus dilakukan efektif dan efisien. Hal

ini menyangkut jenis pupuk, dosis pupuk, waktu pemupukan dan metode

pemupukan. Oleh sebab itu manajemen kebun perlu melakukan persiapan dan

pengawasan secara ketat aplikasi pupuk dapat mencapai sasaran.

Untuk mendapatkan hasil tersebut diperlukan rangkaian pekerja yang

paling berkaitan yaitu:

 Percobaan pemupukan yang tepat dan teliti

 Pengambilan contoh daun yang besar

 Analisa daun dilabortorium yang akurat

 Penyusunan rekomendasi yang benar dan rasional

 Suplai pupuk yang tepat waktu

(27)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

 Aplikasi pemupukan yang benar dan tepat ( waktu, dan tempat)

c. Pelaksanaan pemupukan

 Persiapan pupuk

Jenis dan jumlah pupuk yang diperlukan harus tersedia digudang afdeling

pada waktunya. Oleh sebab itu permintaan pupuk dari afdeling harus dilakukan

minimum 1 hari sebelum aplikasi pemupukan dilakukan oleh mandor pemupukan.

 Penguntilan pupuk

Penguntilan adalah pengemasan ulang pupuk dengan membagi pupuk

menjadi beberapa bagian dari standar ukuran/berat pabrikasi (produsen) menjadi

ukur/berat tertentu sesuai kelipatan dosis per pokok kelapa sawit. Tujuan

penguntilan pupuk adalah untuk permudah pekerja saat mengaplikasian pupuk

pada areal, menghindari pencurian pupuk dan agar tepat dosis. Dalam satu untilan

digunakan untuk 10 pokok, sehingga banyaknya untilan dari masing – masing

jenis pupuk berbeda – beda tergantunng dosis/ tanaman pada pupuk urea berat

satu untilan 12,5 kg/untilan, pupuk borat 1,5 kg/untilan sedangkan untuk pupuk

kieserite 15 kg/untilan.

Kegiatan penguntilan dilakukan pada hari sebelum kegiatan pemupukan

dilakukan. Pupuk diminta dari bagian gudang oleh mandor pemupukan sebanyak

jumlah pupuk yang dibutuhkan pada pemupukan besok harinya. Pupuk yang

dikeluarkan dari gudang kantor dibawah ke gudang afdeling dan lakukan

penguntilan.

Karung pupuk dibuka dan pupuk dituangkan pada takaran yang dibuat untuk

satu until lalu masukan kekarung lain sebagai tempat untilan. Untuk jenis pupuk

(28)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

yang berbeda maka takaran dan untilannya berbeda juga. Sistem pengupah dalam

kegiatan penguntilan adalah sistem borongan yaitu Rp.20,- perkilogram pupuk.

Gambar 2. Kegiatan penguntilan pupuk di Afdeling II

 Pengangkutan pupuk ke lapangan

Kendaraan pengangkut pupuk dari gudang kelapangan, sehari sebelum

pemupukan harus sudah dipastikan kesiapannya. Pada pagi hari pukul 07.00

kendaraan sudah mulai memuat untilan pupuk yang telah disiapkan kemarin.

Kegiatan bongnkar muat pupuk diawasi oleh mandor. Pada PT. SAM 1 ini sistem

pengupahanya adalah sistem borongan yaitu Rp. 8,50 perkilogram pupuk.

 Pengeceran pupuk di setiap TPP (Tempat peletakan pupuk)

Jumlah TPP dalam satu blok tergantung dengan luas blok, dosis, dan jumlah

pokok produktif. Pada papan TPP terdapat tulisan jumlah untilan, dosis perpokok,

jenis pupuk, nama blok, berat untilan. Pengeceran pupuk pada TPP harus sesuai

(29)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

dengan apa tertulis pada TPP tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Gambar 3.

Gambar 3. Pengeceran pupuk di tempat Peletakan pupuk (TPP)

 Penaburan pupuk

Pada PT. Subur Arum Makmur 1 (SAM 1) melakukan cara penaburan

pupuk ada dua cara yaitu manual dan mekanis.

1. Penaburan pupuk secara manual

Pemupukan secara manual merupakan pemberian pupuk pada tanaman

dengan menggunakan tenaga manusia. Pupuk Urea, Mop, kieserite, dan TSP

pupuk ditaburkan merata ( setipis mungkin) didalam piringan sampai batas

piringan luar. Pupuk RPH, Super Dolomite, Dolomite pupuk ditaburkan merata

(setipis mungkin) didalam piringan sampai sekililing piringan ( 1 meter di luar

piringan teraplikasi pupuk). Pupuk HGEB pupuk ditaburkan merata (setipis

mungkin) didalam piringan dan dalam batas piringan.

Prosedur kerja penaburan pupuk secara manual:

 Para pemupuk mengambil untilan diTPP lalu memasukan kedalam

ember dan melakukan pemupukan pada tanaman. Dengan

(30)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

menggunakan takaran yang sudah dibuat dengan cara menebarkan

pupuk pada piringan.

 Pada pupuk urea, kieserite pupuk ditaburkan merata ( setipis mungkin)

didalam piringan sampai batas piringan luar sedangkan pupuk borat

ditaburkan merata (setipis mungkin) didalam piringan dan dalam batas

piringan. Dengan dosis urea 1,25 kg/pokok, kieserite 1,50 kg/pokok

dan borat 0,150 kg/ pokok.

 Setelah pupuk habis didalam ember para pemupuk mengambilan

pupuk pada TPP berikutnya.

 Satu orang mengutip goni dan goni tersebut dibawa kegudang pupuk

di afdeling.

Pada PT. SAM 1 sistem pengupahan yang digunakan sistem borongan yaitu:

Dosis < 0,5 kg/pokok

= Rp. 10.000,- /Ha

Dosis 0,5 – 1,0 kg/pokok

= Rp. 16.000,- /Ha

Dosis 1,25 – 1,75 kg/pokok

= Rp. 17.000,-/Ha

Dosis > 1.75 kg/pokok

= Rp. 18.000,-/Ha

(31)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

Alat dan Bahan pemupukan secara manual

Tabel 7. Alat Pemupukan secara manual

No

Nama alat

Fungsi

Keterangan

1

Ember

Tempat

penampung

pupuk

1 unit / orang

2

Mangkor

Penakar pupuk

1 unit / orang

3

Sedok

Penakar pupuk

1 unit / orang

4

Gerobak

Untuk pengangkutan goni

5

APD

(sarung

tangan,

masker, sepatu AP)

Untuk pelindung diri

1 unit /orang

Tabel 8. Bahan Pemupukan secara manual

No

Nama

bahan

Fungsi

Keterangan

1

Pupuk

Urea

Nitrogen

sangat

berperan

dalam

pertumbuhan tanaman pada proses

pembentukan protein, sintesa klorofil

dan potosintesis.

1,25 kg / pokok

2

Borat

Boron berperan penting dalam sintesa

karbohidrat dan gula, metabolisme asam

nuklat dan protein, serta dalam aktivitas

meristematik ( komponen jaringan

pertumbuhan)

0,150 kg / pokok

3

Kieserite

Magnesium (mg) berperan dalam proses

pembentukan klorofil, aktivator enzim,

dan tranfer energi, serta mengendalikan

tingkat kemasaman (pH) dalam sel.

1,50 kg / pokok

 Pengaplikasian Tankos (tandan kosong)

Prosedur kerja aplikasi tankos:

 Dalam melakukan kegiatan aplikasian tankos, manager kebun / Askep

kebun / Asisten afdeling akan memonitoring aplikasian Tankos sesuai

(32)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

dengan rekomendasi aplikasian tankos yang diberikan oleh

depertemen riset. Rekomendasi berisi tentang kebutuhan tankos untuk

setiap pokoknya.

 Setelah itu, asisten afdeling menentukan blok atau areal yang akan di

aplikasikan tankos.

 Untuk mempermudahkan pekerjaan aplikasian tankos alat yang

digunakan aplikasikan tankos yaitu gerobak akan dirubah kapasitas

muatannya

 Tankos diletakan pada antara pokok sawit dengan berat 250 kg /

tumpuk.

Alat dan Bahan

Tabel 9. Alat dan Bahan pengaplikasian Tankos

No

Nama alat dan bahan Fungsi

Keterangan

1

Gerobak

Alat

melangsir

tankos dalam blok

1unit /orang

2

Gancu

Alat memuat tankos

kedalam gerobak

1 unit /orang

3

Tankos

Untuk

pengganti

(33)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

Gambar 5. Pengaplikasian Tankos

(34)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

2. Pemupukan secara mekanis

Pemupukan secara makanis merupakan pemupukan yang dilakukan dengan

menggunakan tenaga mesin, seperti spreader.

Prosedur kerja pemupukan secara mekanis:

 Penyiapan alat dan bahan yang akan diguunakan pemupukan

 Menentukan blok / areal untuk pemupukan yang bisa dilewatkan

spreader oleh mandor pemupukan.

 Melakukan pengeceran pupuk ke setiap tempat peletakan pupuk

(TPP) dengan jarak 6 pasar/6-7 karumg pupuk dengan menggunakan

colt diesel.

 Pelangsiran pupuk dari TPP ke dalam blok yang melewati titi panen

dengan menggunakan angkong/gerobak.

 Pembukaan karung pupuk untuk penuangan pupuk ke dalam spreader

 Penyusunan karung pupuk.

Alat dan bahan pemupukan secara makanis:

Tabel 9. Alat pemupukan makanis

No Nama alat

Fungsi

Keterangan

1

Pisau

Untuk membuka karung pupuk

Satu (1) unit /orang

2

Angkong

Untuk melangsir pupuk

Satu (1) unit

3

Spreader

Untuk menaburkan pupuk

Satu (1) unit

4

APD

(sarung

tangan,

masker,

sepatu AP)

(35)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

Tabel 10 . Bahan pemupukan secara makanis

No Nama alat

Fungsi

Keterangan

1

Pupuk urea

Nitrogen

sangat

berperan

dalam

pertumbuhan tanaman pada proses

pembentukan protein, sintesa klorofil

dan potosintesis.

1,25 kg /pokok

Gambar 7. Memuat pupuk kedalam spreader

Gambar 8. Pengaplikasian pupuk dengan spreader

 Pengawasan dan pemeriksaan pemupukan

1. proses pelaksanaan aplikasi pupuk, harus dipastikan sesuai dengan standar

normal teknis dan standar prosedur kerja, terutama dipastikan bahwa:

(36)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

 Pupuk diecer pada titik –titik (TPP) pengeceran yang tepat yang sudah diberi

tanda.

 Pupuk yang menggumpal dihancurkan sebelum diaplikasikan

 Karung pupuk bekas aplikasi dikumpulkan dan dihitung

 Aplikasi diselesaikan blok per blok

2. Kuantitas dan kualitas aplikasi, harus sesuai dengan normal teknis, terutama

harus dipastikan bahwa :

 Aplikasi kerja dilakukan tepat waktu (bulan dan cuaca)

 Pretasi kerja regu aplikasi sesuai dengan rencana

 Pupuk diaplikasikan dengan cara yang betul (tersebar rata atau benam) dan

pada zona yang tepat

 Setiap pokok mendapatkan dosis yang tepat sesuai dengan rekomendasi

 Pokok yang mengalami defisiensi hara diberikan dua kali dosis normal.

3. Selama periode aplikasi pemupukan, pengawasan dilakukan oleh :

 Mandor pemupukan: setiap saat selama aplikasi ( 100% dari waktunya

dilapangan), minimal 25% terhadap anggota pemupukan di lapangan)

terhadap setiap anggota.

 Asisten lapangan : setiap saat aplikasi ( 100% dari waktu dilapangan)

minimal 25% terhadap anggota pemupukan diafdelingnya.

 Asisten kepala (Askep) : setiap hari, minimal 25% dari waktunya dilapangan,

terhadap setiap team dan terhadap 10% anggota pemupukan

 Pimpinan : setiap hari, minimal 25% dari waktunya dilapangan , terhadap

setiap rayon dan setiap afdeling minimal 25% regu pupuk dikebunnya.

(37)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

5. Untuk setiap penyimpangan harus diperbaiki hari itu juga, misalnya bila ada

pokok tidak terpupuk, penaburan tidak rata, letak penaburan tdak tepat, dll.

6. Antara mandor dengan mandor lainnya, mandor dengan asisten harus saling

berkoordinasi

7. Selama aplikasi berlangsung, asisten lapangan / mandor pemupukan harus

selalu berada dilokasi aplikasi, dan tidak boleh pergi kemana –mana. Harus

diatur agar tidak ada kegiatan pemeliharaan lain selama musim aplikasi

pemupukan.

Prestasi kerja pemupukan secara makanis dengan Fertilizer Spreader 6,25

ha/jam sedangkan pemupukan manual 0,285 ha/jam atau 2 ha/HK.

Pada PT. SAM 1 perbandingan biaya pemupukan secara mekanis dengan

manual

Cara mekanis pemupukan urea:

Upah muat: Rp 8,5 /kg

Upah operator : Rp. 99.953

Premi operator : Rp. 5/ kg

Bahan bakar : 1,5 liter / jam

Cara manual pemupukan urea :

Upah muat : Rp 8,5 / kg

Upah penguntilan : Rp. 20 /kg

Upah tenaga pemupuk tergantung dosis.

Dosis < 0,5 kg/pokok

= Rp. 10.000,- /Ha

Dosis 0,5 – 1,0 kg/pokok

= Rp. 16.000,- /Ha

Dosis 1,25 – 1,75 kg/pokok

= Rp. 17.000,-/Ha

(38)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

Dosis > 1.75 kg/pokok

= Rp. 18.000,-/Ha

Misalkan pemupukan pada blok H 32 dengan ketentuan:

Luasan : 24, 63 ha

Pokok produktif : 2.958 pokok

Dosis per pokok : 1,25 kg/pokok

Kebutuhan pupuk : 3.697,5 kg

Jumlah pasar pikul : 58 pasar pikul

Jumlah TPP : 11,6 TPP

 Biaya yang dibutuhkan untuk memupuk secara makanis:

Upah muat : Rp 8,5 / kg x total berat pupuk

Rp 8,5 x 3.697,5 kg

= Rp. 31.428,75,-

Upah operator

= Rp. 99.953

Premi operator : Rp. 5/ kg x total berat pupuk

3.697 kg x 3.697,5 kg = Rp. 18.487,5,-

Bahan bakar :

Waktu pemupukan

= 7,12 menit /pasar pikul

= 7,12 menitx total pasar pikul

7,12 menit x 58 pasar pikul = 413 menit

Waktu muat

= 5 menit / TPP

5 menit x jumlah TPP

= 5 menit x 11,6 TPP = 58 menit

Total waktu yang dibutuhkan

=

menit

menit

menit

529

58

413

= 8,82 jam

(39)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

Total kebutuhan bahan bakar

= 1,5 liter/jam x 8,82 jam = 13,23 liter

Biaya bahan bakar = Rp. 9.799/liter x 13,23 liter =Rp. 129,64,-

Total biaya

=

25

,

509

.

279

.

640

.

129

.

5

,

487

.

18

.

953

.

99

.

72

,

428

.

31

.

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

 Biaya yang dibutuhkan memupuk secara manual:

Upah muat : Rp 8,5 / kg x 3.697,5 kg

=Rp. 31.428,75,-

Upah penguntilan : Rp. 20 /kg x 3.697,5 kg

=Rp. 73.950

Upah tenaga pemupuk = Rp. 17.000 /ha x 24,63 ha

= Rp. 418.710

Total biaya

=

75

,

788

.

523

.

710

.

418

.

950

.

73

.

75

,

428

.

31

.

Rp

Rp

Rp

Rp

Penghematan biaya = Rp. 523.788,75 – Rp. 279.509,25 = Rp. 244.279,5

(40)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

4.3. PEMBAHASAN

PT. SAM I memiliki curah hujan 2.500 mm/thn dan merata sepanjang

tahun, kelembaban 80% dengan suhu 25

0

– 30

0

C dan memiliki ketinggian tempat

0-100 m dpl. Berdasarkan keadaan iklim yang ada di PT. SAM I tersebut maka

sesuai pengaplikasian pupuk dibandingkan pada areal curah yang tinggi. Karena

pada curah hujan yang tinggi akan menyebabkan penyucian pupuk yang diberikan

pada tanah untuk ditanam kelapa sawit.

Menurut Haryono Semangun (2005) untuk pengambilan contoh daun

ditentuknan dulu luas kesatuan contoh daun (KCD) dengan luas setiap 20 - 30 ha,

dan tidak lebih dari 40 ha. Ini berarti bahwa luas terkecil untuk rekomendasi

adalah 20 – 30 ha (164). Dari setiap KCD ditentukan 30 pohon contoh, dan dari

setiap pohon ini diambil satu contoh daun, yaitu daun ke 17, dihitung dari atas.

Daun ke 1 adalah daun termuda yang telah terbuka lengkap. Contoh daun dari 30

pohon pada satu KCD mewakili satu contoh daun untuk KCD tersebut.

Berdasarkan hasil dari kegiatan yang dilakukan PT. SAM 1 dalam melakukan

kegiatan pengambilan kesatuan contoh daun (KCD) cukup baik karena luasan

yang dijadikan lokasi CDK 20 - 30 ha.

PT. SAM 1 dosis yang digunakan pada kelapa sawit Tanaman menghasil

(TM) 18 -19 sudah baik yaitu pupuk urea 1,25 kg/pokok, borat 0,150 kg/pokok,

dan kieserite 1,50 kg/pokok. Menurut Maruli P, dkk (2012) menyatakan dosis

standar untuk kelapa sawit TM 14 – 20 dosis yang digunakan yaitu pupuk urea

2,50 kg/pokok, Sp36 2,00kg/pokok, Mop 2,00 kg/pokok, dan kieserite 1,50

kg/pokok. Ada beberapa berbedaan dosis antara PT. SAM 1 dengan pendapat

(41)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

Maruli P, dkk hal ini disebabkan karena kondisi lingkungan yang mendukung

pertumbuhan kelapa sawit dan hasil dari analisa daun dan tanah.

PT. SAM 1 cara pumupukan yang dilakukan termasuk baik yaitu dengan

menaburkan pupuk merata (setipis mungkin) didalam piringan sampai batas

piringan luar. Menurut Sunarko (2009) menyatakan pupuk tunggal tidak boleh di

campurkan, melainkan taburkan berurutan. Jarak pupuk dari pohon untuk N, P, K

masing – masing 40, 75, dan 125 cm.

PT. SAM 1 cara pemupukan mekanis dalam segi biaya yang digunakan

lebih efisian dibandingkan cara menual yaitu bisa menghemat biaya sebesar Rp.

244.279,5 pada blok yang sama, tapi disegi waktu kurang efisian. Karena pada

PT. SAM 1 menggunakan sistem borongan, hal tersebut tidak jadi masalah bagi

perusahaan.

Kegiatan pemupukan pada PT. SAM 1 lebih efektif dan efisian dapat dilihat

dari biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan pemupukan. Biaya pemupuk di PT.

SAM 1 lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan Sumbar Andalas Kencana 1

Inderapura (PT. INCASI RAYA GROUP) yaitu:

Dosis

= 0,8 kg/tanaman

SPH di PT. SAM 1

= 129 tanaman /ha

SPH di PT. INCASI RAYA

= 148 tanaman /ha

Upah

PT. SAM 1

= 0,5 – 1,0 kg/pokok

= Rp. 16.000/ha

PT. INCASI RAYA

= 350 kg/HK

(42)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

Upah/tanaman:

 PT. SAM 1

Upah/tanaman

=

ha SPH ha Rp / / , 000 . 16 . 

=

ha ha Rp tan/ 129 / , 000 . 16 . 

= Rp. 124,031,-/tanaman

 PT. INCASI RAYA

Jumlah tanaman/HK

= Norma tenaga pemupukan

Dosis

=

tan

/

8

,

0

/

350

kg

HK

kg

= 437 tanaman/HK

Upah/tanaman

=

HK

jumlah

upah

tan/

=

HK

HK

Rp

tan/

437

/

400

.

64

.

= Rp. 147,37,-/tanaman

Jadi biaya pemupukan di PT. SAM 1 lebih efisian dari PT. INCASI

RAYA, dimana dalam hal biaya kegiatan upah pemupukan per tanaman.

(43)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil dan pembahasan di atas

adalah:

1. Dapat memahami dan mengetahui kegiatan di PT. SAM 1 sebagai

perusashaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit mengenai

pemupukan dengan prosedur yang benar

2. Dapat memahami dan mengetahui teknik pemupukan tanaman kelapa

sawit di PT. SAM 1.

3. Pada PT. SAM 1 perencanaan pelaksanaan pemupukan di buat oleh

mandor pemupukan.

4. Teknik pemupukan yang ada di perusahaan perkebunan PT. SAM 1 adalah

borongan dan pengaplikasiannya dengan sebar.

5. Ada perbedaan dosis pupuk antara dosis standar dengan dosis yang

digunakan oleh PT. SAM 1 sebabkan oleh lingkungan dan analisa daun an

analisa tanah.

6. PT. SAM 1 penaburan pupuk ada dua cara yaitu secara manual dan

mekanis, ada beberapa jenis pupuk cara penaburan bisa pakai mekanis

yaitu pada pupuk urea dan biaya cara mekanis lebih murah di bandingkan

cara menual.

7. Upah pemupukan/tanaman lebih murah PT. SAM 1 dibandingkan PT.

INCASI RAYA yaitu PT. Upah/tanaman Rp.124,031,- sedangkan PT.

INCASI RAYA 147,37,-.

(44)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

5.2. SARAN

1. Dalam kegiatan pemeliharan tanaman kelapa sawit agar lebih

diperhatikan terutama pada kegiatan pemupukan dalam hal pengawasan

agar efisiensi kerja dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

2. Untuk pimpinan dan seluruh staf di PT. SAM 1 agar lebih lagi aktif

dalam memberi memotivasi karyawannya dan jangan bosan agar

efektifitas kerja dan beribadah menurut keyakinan masing –masing lebih

giat lagi.

3. Untuk kantor penyediaan pupuk di gudang kebun harus sedia sebelum

kantor afdeling meminta pupuk yang akan melakukan pemupukan agar

efektifitas kerja tetap terjaga.

4. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh agar bisa mengusahakan dan

memelihara suatu jalinan kerja sama dengan perusahan untuk

mempererat hubungan serta membuka suatu bursa kerja kepada

mahasiswa selepas menamatkan diri dari bangku kuliah.

(45)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2015 JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

DAFTAR PUSTAKA

Andi Mustaman. 2013. Kelebihan dan Kekurangan Unsur Hara Makro dan

mikro. http://nasasumatera.blogspot.com. Dowload tanggal 26 maret

2015.

Erna w, Fauzi y, Hartano R, Iman S. 2012. Kelapa Sawit. Swadaya. Jakarta.

Haryono Semangun. 2005. Manajemen agrobisnis kelapa sawit. Gadjah Mada

University Press. Jakarta.

Iyung Pahan. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Swadaya. Jakarta.

Novizan. 2012. Petunjuk pemupukan. Penebar Swadaya. Jakarta

Nurhery Firmansyah. 2008. Pemupukan Secara Mekanis dengan Fertelizer

Spreader pada Tanaman Kelapa Sawit. http:// repository.ipb.ac.id.

Dowload Tanggal 21 Juni 2015.

Sunarko. 2014. Budidaya Kelapa Sawit Di Barbagai Jenis Lahan. PT

Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan.

Triyono, W. 2008. Kebijakan teknis agronomi kelapa sawit PT. Ciliandra

Perkasa Group.pekan Baru.

Referensi

Dokumen terkait

Dosis pupuk yang digunakan harus sesuai dengan umur tanaman, jenis tanah dan rekomendasi pemupukan agar pertumbuhan tanaman kelapa sawit baik dan seragam.. Untuk memenuhi

Etika merupakan sistem nilai-nilai dannorma-norma moral yang menjadi pedoman bagi individu atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.Etika bertujuan agar

Ketidakstabilan keluaran rangkaian pengkuadrat dan pengkali empat diakibatkan karena perbedaan fasa sinyal cos dan –cos hanya 162°.Rangkaian schmitt trigger mengubah

dihasilkan oleh sistem untuk memuaskan kebutuhan yang diidentifikasi. Output yang tak dikehendaki a) Merupakan hasil sampingan yang tidak dapat dihindari dari sistem yang

Langkah Dipo Alam sebagai Sekab melaporkan tiga kementerian ke KPK karena diduga ada kongkalikong dengan DPR untuk mengkorupsi APBN adalah bagian dari politik pencitraan

model pembelajaran analisis dilema moral sehingga dapat membantu siswa meningkatkan sikap peduli sosial di masyarakat; (c) Guru sebaiknya lebih banyak aktif dan

Pada penelitian ini mengkaji pemantapan status taksonomis duku, kokosan dan langsat di Indonesia berdasarkan pendekatan morfologis dan molekular dengan metode RAPD dan

daun untuk mendiagnosa nilai nutrisi yang ada pada tanaman kelapa sawit,dan untuk mengetahui jenis dan dosis pupuk yang tepat..?.