• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL. Oleh: SRI LIDIA SISKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL. Oleh: SRI LIDIA SISKA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PROFESIONALISME GURU, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU

DI SMK KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN

JURNAL

Oleh:

SRI LIDIA SISKA 12090106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

(2)

HALAMAN PENGESAEAN JURNAL

PENGARUH PROFESIONALISME GURU, LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN MOTTVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU

DI SMK LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN

PESISIR SELATAN

NAMA

:

Sri Lidia Siska

NPM

:

12090106

PROGRAM

STUDI

:

Pendidikan Ekonomi

INSTITUSI

: sekolah

Tinggi Keguruan dan Ilmu pendidikan

(srKlp)

PGRI SumateraBarat Padang, 02Maret20l7 Disetujui Oleh: ing

II

Lovelly S.Pd, ME Pembimbing

I

(3)

PENGARUH PROFESIONALISME GURU, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU

DI SMK KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN

Oleh :

, , . , , , .

1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumatera barat

2) Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumatera barat E-mail : srilidiasiska0111@gmail.com

ABSTRACT

The results of data analysis showed that: 1) the professionalism of teacher professionalism path coefficient value of 0.466 teachers. This figure is significant because the value thitung 5,928 ttabel ≥ 0.05 (1.992) means that Ho refused and Ha accepted, then there is a positive and significant influence between the professionalism of teachers to work motivation; 2) the physical work environment path coefficient values obtained for the physical work environment 0.463. This figure is significant because the value thitung ttabel ≥ 5.882 0.05 (1.992) means that Ho refused and Ha accepted, then there is a positive and significant influence between the professionalism of teachers to work in motivation; 3) the professionalism of teacher professionalism path coefficient values obtained for 0.364 teachers , This figure is significant because the value thitung 6,048 ttabel ≥ 0.05 (1.992) means that Ho refused and Ha is received, then the effects of positive and significant correlation between the professionalism of teachers on teacher performance; 4) physical work environment path coefficient value of 0.416 physical work environment. This figure is significant because the value thitung ttabel ≥ 6.927 0.05 (1.992) means that Ho refused and Ha accepted, then there is a positive and significant influence between the physical work environment on teacher performance; 5) work motivation motivation variable path coefficient value of 0.310. This figure is significant because the value thitung ttabel ≥ 4.265 0.05 (1.992) means that Ho refused and Ha accepted, then there is a positive and significant influence between work motivation on the performance of teachers in vocational Linggo Sari Baganti South Coastal District.

ABSTRAK

Hasil analisa data menunjukkan bahwa;1) profesionalisme guru nilai koefisien jalur profesionalisme guru sebesar 0,466. Angka ini signifikan karena nilai thitungsebesar 5,928 ≥ ttabel

0,05 (1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara profesionalisme guru terhadap motivasi kerja;2) lingkungan kerja fisik diperoleh nilai koefisien jalur lingkungan kerja fisik sebesar 0,463. Angka ini signifikan karena nilai thitung

sebesar 5,882 ≥ ttabel0,05 (1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan antara profesionalisme guru terhadap motivasi kerja di ;3) profesionalisme guru diperoleh nilai koefisien jalur profesionalisme guru sebesar 0,364. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 6,048 ≥ ttabel 0,05 (1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka

pengaruh yang positif dan signifikan antara profesionalisme guru terhadap kinerja guru ;4) lingkungan kerja fisik nilai koefisien jalur lingkungan kerja fisik sebesar 0,416. Angka ini signifikan karena nilai thitungsebesar 6,927 ≥ ttabel0,05 (1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima,

maka terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan kerja fisik terhadap kinerja guru;5) motivasi kerja nilai koefisien jalur variabel motivasi sebesar 0,310. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 4,265 ≥ ttabel 0,05 (1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka

terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

(4)

PENDAHULUAN

Standar nasional pendidikan

bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermatabat. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan. Keberhasilan pendidikan akan dicapai suatu bangsa apabila ada usaha untuk meningkatkan mutu

pendidikan bangsa itu sendiri.

Pendidikan adalah usaha sadar untuk

menumbuh kembangkan potensi

sumber daya manusia (SDM). Fungsi dan tujuan pendidikan nasional menurut pasal 3 UU No. 20 tahun

2003 menyatakan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa.”

Mulyasa (2005:136)

menyatakan bahwa kinerja adalah

“output drive from processes, human or

otherwise”. Kinerja merupakan hasil

atau keluaran dari suatu proses. Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil-hasil kerja atau unjuk kerja.

Komponen guru selama ini di anggap sangat mampu mempengaruhi proses pendidikan. Hal itu memang wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Bagaimanapun bagusnya dan

idealnya kurikulum pendidikan,

tanpa diimbangi dengan kemampuan

guru dalam

mengimplementasikannya, maka

semuanya akan kurang bermakna. Oleh karena itu, untuk mencapai standar proses pendidikan, sebaiknya harus di mulai dengan menganalisis komponen guru terlebih dahulu.

Sekolah SMK-E Adi Karya dan SMK N 1 Linggo Sari Baganti merupakan salah satu sekolah formal di kecamatan linggo sari baganti

yang memiliki tujuan untuk

menyiapkan siswa agar mampu bersaing dalam bidang akademis maupun non akademik, baik dari segi

kecerdasan ilmu pengetahuan

teknonologi (IPTEK), peningkatan nilai rata- rata ujian akhir, serta

memiliki kepribadian yang

berkakhlaqul karimah, dan

ketrampilan untuk mandiri.

Berdasarkan observasi masih terlihat rendahnya kinerja guru. Dapat dilihat pada pada tabel berikut ini: No Kompetensi Guru Rata-rata Nilai PKG SMK-E Adi SMK N 1 1 Pedagogik 24,28 23,29 2 Kepribadian 36,05 29,33 3 Sosial 26,05 24,02 4 Keprofesionalan 27,65 24,33 Sumber: Kepala Sekolah SMK- E Adi Karya dan SMK N 1Kecamatan Linggo Sari Baganti

(5)

Berdasarkan tabel diatas diketahui rata-rata penilaian kinerja guru pada kompetensi kepribadian sudah cukup baik, dimana SMK-E Adi Karya terdapat 36,05 dan SMK N1 terdapat 29,33 Sedangkan nilai terendah dalam kompetensi yaitu terdapat pada kompetensi pedagogik, dimana SMK-E Adi Karya terdapat 24,28 dan SMK N1 terdapat 23,29. Dan hal ini diduga salah satunya menunjukkan bahwa kinerja guru masih kurang karena dilihat dari hasil penilaian kinerja guru masih dalam kategori sedang. Selain itu masih ada beberapa guru yang

mengajar tidak sesuai dengan

keahlian yang ia miliki. Oleh karena

itu, kinerja guru belum bisa

dikatakan sudah baik, karena masih ada nilai kompetensi masih sangat rendah. Jadi, hal ini membuktikan bahwa kinerja masih tergolong kurang baik.

Profesionalisme guru dengan kinerja guru terdapat hubungan yang kuat, karena adanya hubungan positif antara guru profesional dengan kinerja guru. Dimana, dari 39 orang guru, guru yang memiliki jenjang S1 terdapat 39 orang, sedangkan yang jenjang S2 tidak ada. Hal ini

membuktikan bahwa masih

kurangnya tingkat kependidikan guru di sekolah tersebut. Selain itu guru yang belum sertifikasi lebih banyak

daripada guru yang sertifikasi.

Jumlah guru yang belum sertifikasi yang hanya 6 orang dan guru yang telah mendapatkan sertifikasi 23 orang. Selain itu, guru tetap (PNS) di sekolah SMK N 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan terdapat 24 orang dan guru honor terdapat 15 orang. Dari uraian di atas

membuktikan bahwa masih

rendahnya kualitas guru di SMK N I Linggo Sari Baganti tersebut, karena masih banyaknya guru yang belum

sertifikasi dibandingkan yang

sertifikasi. Dan SMK-E Adi Karya dimana dari 40 orang guru, guru yang memiliki jenjang S1 terdapat 40 orang, sedangkan yang jenjang S2 tidak ada. Hal ini membuktikan bahwa masih kurangnya tingkat

kependidikan guru di sekolah

tersebut. Selain itu guru yang belum sertifikasi lebih banyak daripada guru yang sertifikasi. Jumlah guru yang belum sertifikasi 22 orang dan

guru yang telah mendapatkan

sertifikasi 18 orang. Selain itu, guru tetap (PNS) di sekolah SMK-E Adi

Karya Linggo Sari Baganti

Kabupaten Pesisir Selatan terdapat 31 orang dan guru honor terdapat 9 orang. Hal ini membuktikan bahwa masih banyak guru yang dalam proses menjadi seorang guru yang profesional.

Lingkungan kerja fisik juga memiliki pengaruh yang mendasar terhadap guru. Lingkungan kerja fisik adalah kondisi dan sosiologis. Berdasarkan observasi awal bahwa masih belum lengkapnya lingkungan kerja fisik di SMK-E Adi Karya Linggo Sari Baganti, salah satunya seperti meja yang hanya tersedia 28 meja dengan jumlah guru 40 orang, maka jumlah ini tentu saja tidak sebanding dengan jumlah guru yang akan menggunakan meja tersebut. Begitu juga dengan jumlah kursi yang tersedia hanya 30 kursi dengan jumlah guru 40 orang, maka jumlah ini juga tidak sebanding dengan jumlah guru yang menggunakan

kursi tersebut, menyebabkan

sebagian guru tidak mendapatkan

(6)

memberikan kondisi yang tidak nyaman. Dengan kondisi yang tidak menyenangkan maka tidak akan mampu menciptakan kinerja guru yang lebih baik, dan ini akan berpengaruh terhadap kinerja guru.

Dengan kondisi yang tidak

menyenangkan maka tidak akan mampu menciptakan kinerja guru yang lebih baik, dan ini akan berpengaruh terhadap kinerja guru.

Selain lingkungan kerja fisik,

motivasi kerja juga berpengaruh

terhadap kinerja guru. motivasi kerja

merupakan kondisi yang

berpengaruh membangkitkan,

mengarahkan dan memelihara

perilaku. Dimana, Berdasarkan hasil

observasi awal memperlihatkan

bahwa dari 25 orang guru yang aktif dalam kehadiran mengajar 21 orang dan yang tidak aktif 4 orang. Aktif dalam kegiatan piket terdapat 20 orang dan yang tidak aktif 5 orang. Aktif dalam lokal karya 19 orang dan yang tidak aktif 6. Selanjutnya aktif dalam organisasi profesi 20 orang dan yang tidak aktif yaitu 5 orang. Hal ini membuktikan bahwa guru di SMK-E Adi Karya Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari sesi motivasi kerja yang dimiliki guru sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari kehadiran mengajar 84%, kehadiran piket 80%, aktif dalam kegiatan lokal karya yang diselenggarakan oleh pihak SMK-E Adi Karya Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan 76%, dan keaktifan guru dalam kegiatan lokal karya 80%. Dari rangkaian di atas dapat kita lihat bahwa masih kurangnya keaktifa guru dalam lokal karya. Hal ini dapat menyebabkan motivasi kerja guru dalam sekolah tersebut, baik dalam sekolah maupun

di luar sekolah. Hal tersebut dapat

menyebabkan kurangnya siswa

semangat belajar siswa dan keaktifan

siswa dalam belajar, karena

disebabkan kelalaian oleh guru yang lalai dalam mengikuti pembelajaran.

kinerja adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh seseorang.

Kinerja atau prestasi kerja

merupakan hasil akhir dari suatu aktifitas yang telah dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan. Pencapaian hasil kerja ini juga sebagai bentuk perbandingan hasil kerja seseorang dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan standar kerja atau bahkan

melebihi standar maka dapat

dikatakan kinerja itu mencapai prestasi yang baik.

TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Guru

Semua orang beranggapan

bahwa kinerja merupakan suatu

hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang

dibebankan kepadanya yang

didasarkan atas kecakapan,

pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Ada pula orang memandang

kinerja sebagai latihan belaka,

seperti yang tampak dalam

mengajar. Menurut Sulistyorini

(2001) menyatakan bahwa Kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan.

Menurut Suparlan (2008:12) guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa

(7)

dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya. Namun, Suparlan (2008:13) juga menambahkan bahwa secara legal formal, guru adalah seseorang yang memperoleh surat keputusan (SK), baik dari pemerintah maupun pihak swasta untuk mengajar. Menuryt Tabrani Rusyan dkk (2000:17) Kinerja guru adalah melaksanakan proses pembelajaran baik dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas di samping mengerjakan

kegiatan-kegiatan lainnya, seperti

mengerjakan administrasi sekolah

dan administrasi pembelajaran,

melaksanakan bimbingan dan

layanan pada para siswa, serta melaksanakan penilaian.

Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kinerja guru

adalah persepsi guru terhadap

prestasi kerja guru yang berkaitan dengan kualitas kerja, tanggung jawab, kejujuran, kerjasama dan prakarsa.

Profesionalisme Guru

Menurut Mulyasa (2007:7)

profesionalisme guru di Indonesia masih sangat rendah, hal tersebut

disebabkan karena belum adanya perubahan pola mengajar dan sistem konvensional ke sistem kompetensi, beban kerja guru yang tinggi, dan masih banyak guru yang belum melakukan penelitian tindakan kelas.

Kunandar (2011:47) menyatakan

pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang

keguruan sehingga ia mampu

melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.

Lingkungan Kerja Fisik

menurut Anwar (2013:354)

menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik adalah segalah sesuatu yang ada disekitar guru pada saat bekerja yang mempengaruhi guru dalam

menjalankan pekerjaannya baik

secara langsung maupun tidak

langsung. Lingkungan kerja

merupakan kseluruhan alat perkakas

dan bahan yang dihadapi,

lingkungan sekitarnya dimana

seseorang bekerja, metode kerjanya. serta pengaturan kerjanya baik

sebagai perseorangan maupun

sebagai kelompok Sedarmayati

(2001:1).

Lingkungan kerja fisik sebagai

sumber informasi dan tempat

melakukan aktifitas, maka kondisi lingkungan kerja yang baik harus dicapai agar guru merasa betah dan nyaman didalam ruangan untuk menuelesaikan pekerjaan sehingga dapat efisiensi yang tinggi.

Motivasi Kerja

Menurut Sardiman (2011:73)

“Motivasi berpangkal dari kata “motif” yang diartikan daya penggerak yang ada didalam diri

seseorang untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi

tercapainya suatu tujuan”. Marno (2008 : 22) mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan yang membuat

motif bergerak sesuai dengan

kebutuhan yang dimiliki oleh

(8)

Menurut Hamza. B. Uno

(2008:1) mendefinisikan motivasi

sebagai kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan

tertentu yang telah ditetapkan

sebelumnya. Sementara itu, Hasibuan

(2003:95) menyatakan bahwa

“Motivasi adalah pemberian daya

penggerak yang menciptakan

kegairahan kerja seseorang, agar

mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala

daya upayanya untuk mencapai

kepuasan. ”

Jadi motivasi adalah hal yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.

Hipotesis

Berdasarkan kajian teori

kerangka konseptual diatas, maka

dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut :

1. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara profesionalisme guru terhadap kinerja guru di SMK kecamatan Linggo Sari

Baganti kabupaten pesisir

selatan.

2. Diduga terdapat pengaruh yang

signifikan antara lingkungan

kerja fisik terhadap kinerja guru di SMK Kecamatan Linggo Sari

3. Baganti kabupaten pesisir

selatan.

4. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara profesionalisme

guru terhadap kinerja guru di SMK Kecamatan Linggo Sari

Baganti Kabupaten Pesisir

Selatan.

5. Diduga terdapat pengaruh yang

signifikan antara lingkungan

kerja fisik terhadap kinerja guru di SMK Kecamatan Linggo Sari

Baganti Kabupaten Pesisir

Selatan.

6. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMK Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan

penelitian Asosiatif-kausal. Populasi dalam penelitian ini seluruh guru di

SMK Kecamatan Linggo Sari

Baganti Kabupaten Pesisir Selatan, dimana jumlahnya 79 orang, dan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel kinerja guru sebagai variabel terikat (Y), profesionalisme guru (X1) lingkungan kerja fisik (X2) motivasi kerja (X3) sebagai variabel bebasnya.

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis jalur.

HASIL PENELITIAN Kinerja Guru (Y)

Dapat terlihat bahwa tanggapan

(9)

pada indikator kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi memiliki rata-rata skor sebesar 3,98 pada TCR sebesar 80% angka ini tergolong pada kategori baik, artinya kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi yang dimiliki oleh guru

tergolong pada kategori baik.

Sedangkan tanggapan responden

yang terendah terdapat pada

indikator penguasaan materi yang

akan diajarkan kepada siswa

memiliki rata-rata skor sebesar 3,52 pada TCR sebesar 70% angka ini

tergolong pada kategori cukup, artinya penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa oleh guru masi tergolong pada kategori cukup.

Selanjutnya berdasarkan

secara keseluruhan variabel kinerja guru memiliki total rata-rata sebesar 3,77 pada TCR sebesar 75% angka ini tergolong pada kategori cukup. Hal ini menunjukan bahwa kinerja guru yang terdapat di SMK-E Adi Karya dan SMK N 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan tergolong pada kategori cukup.

Profesionalisme Guru (X1)

Dapat diketahui bahwa tanggapan

responden yang tertinggi terdapat pada indikator penguasaan teknologi memiliki rata-rata skor sebesar 4,11 pada TCR sebesar 82% tergolong pada kategori baik, penguasaan teknologi yang dimiliki oleh guru

dalam meningkatkan kinerja

tergolong pada kategori baik.

Sedangkan tanggapan responden

yang terendah terdapat pada

indikator menguasai media

pembelajaran memiliki rata-rata skor sebesar 3,42 pada TCR sebesar 68% tergolong pada kategori cukup, artinya kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam menguasai media pembelajaran masih tergolong pada kategori cukup.

Selanjutnya berdasarkan

secara keseluruhan variabel

profesionalisme guru memiliki total rata-rata sebesar 3,72 pada TCR sebesar 74% angka ini tergolong

pada kategori cukup. Hal ini

menunjukan bahwa profesionalisme guru dalam meningkatkan kinerja di SMK-E Adi Karya dan SMK N 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten

Pesisir Selatan tergolong pada

kategori cukup.

Lingkungan Kerja Fisik (X2)

Dapat diketahui tanggapan responden yang tertinggi terdapat pada indikator ruangan memiliki rata-rata skor sebesar 3,84 pada TCR sebesar 77% angka ini tergolong pada kategori cukup, artinya ruangan yang terdapat dilingkungan kerja tergolong pada kategori cukup.

Sedangkan tanggapan responden

yang terendah terdapat pada

indikator pertukaran udara memiliki rata-rata skor sebesar 3,38 pada TCR sebesar 68% angka ini tergolong

pada kategori cukup, artinya

pertukaran udara yang terdapat dilingkungan kerja tergolong pada kategori cukup.

Selanjutnya berdasarkan

secara keseluruhan variabel

lingkungan kerja fisik memiliki total rata-rata sebesar 3,68 pada TCR sebesar 74% angka ini tergolong pada kategori cukup. Hal ini

menunjukan bahwa

lingkungan kerja fisik dalam

meningkatkat kinerja guru di SMK-E Adi Karya dan SMK N 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan tergolong pada kategori cukup.

(10)

Motivasi Kerja (X3)

Dapat diketahui tanggapan responden yang tertinggi terdapat pada indikator keterlibatan memiliki rata-rata skor sebesar 3,83 pada TCR sebesar 77% angka ini tergolong pada kategori cukup, artinya keterlibatan guru dalam meningkatkan motivasi kerja tergolong pada kategori cukup. Sedangkan tanggapan responden yang terendah terdapat pada indikator penghargaan memiliki rata-rata skor sebesar 3,15 pada TCR sebesar 63% angka ini tergolong pada kategori kurang, artinya penghargaan yang diberikan kepada guru untuk meningkatkan motivasi kerja tergolong pada kategori buruk. Selanjutnya berdasarkan secara keseluruhan variabel motivasi kerja memiliki total rata-rata sebesar 3,62 pada TCR sebesar 72% angka ini tergolong pada kategori cukup. Hal ini menunjukan bahwa motivasi kerja dalam meningkatkat kinerja guru di SMK-E Adi Karya dan SMK N 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan tergolong pada kategori cukup.

Berdasarkan hasil olahan data dengan menggunakan analisis jalur. Hasil analisis untuk sub struktur pertama yang dilakukan adalah melihat pengaruh profesionalisme guru, dan lingkungan kerjafisik terhadap motivasi kerja di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan, dimana dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai koefisien jalur profesionalisme guru sebesar 0,466, artinya jika profesionalisme guru naik sebesar satu satuan maka motivasi kerja akan naik sebesar 0,466 untuk setiap satuannya dengan asumsi variabel laintidak mengalami perubahan atau konstan.

2. Nilai koefisien jalur lingkungan kerja fisik sebesar 0,463, artinya jika lingkungan kerja fisik naik sebesar satu satuan maka motivasi kerja akan naik sebesar 0,463 untuk setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

Hasil sub struktur 1 dapat digunakan sebagai berikut:

Dalam penelitian ini sub struktur kedua yang dilakukan adalah melihat pengaruh profesionalisme guru, lingkungan kerja fisik, dan motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan, dimana hasil olahan data dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai koefisien jalur profesionalisme guru sebesar 0,364, artinya jika naik sebesar satu satuan maka kinerja guru akan naik sebesar 0,364. 2. Nilai koefisien jalur lingkungan

kerja fisik sebesar 0,416, artinya jika naik sebesar satu satuan maka kinerja guru akan naik sebesar 0,416.

3. Nilai koefisien jalur motivasi kerja sebesar 0,310, artinya naik sebesar satu satuan maka kinerja guru akan naik sebesar 0,310.

4. untuk setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

Profesionalisme guru Lingkungan kerja fisik Motivasi kerja 0,390 0,466 0,463 Profesionalis me guru Lingkungan kerja fisik Motivasi kerja Kinerj a guru

(11)

Uji Hipotesis

Berdasarkan tabel hasil

analisa uji t dapat dilihat pengaruh

masing-masing variabel eksogen

yang mempengaruhi kinerja guru adalah:

Pada hipotesis pertama untuk

variabel profesionalisme guru

diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,466. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 5,928 ≥ ttabel 0,05

(1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

profesionalisme guru terhadap

motivasi kerja di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

Pada hipotesis kedua untuk

variabel lingkungan kerja fisik

diperoleh nilai koefisien jalur sebesar

0,463. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 5,882 ≥ ttabel 0,05

(1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan kerja fisik terhadap motivasi kerja di SMK Kecamatan

Linggo Sari Baganti Kabupaten

Pesisir Selatan.

Pada hipotesis ketiga untuk

variabel profesionalisme guru

diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,364. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 6,048 ≥ ttabel 0,05

(1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

profesionalisme guru

terhadap kinerja guru di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

Pada hipotesis keempat untuk

variabel lingkungan kerja fisik

diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,416. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 6,927 ≥ ttabel 0,05

(1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan kerja fisik terhadap kinerja guru di SMK Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

Pada hipotesis kelima untuk variabel

motivasi kerja diperoleh nilai

koefisien jalur sebesar 0,310. Angka

ini signifikan karena nilai thitung

sebesar 4,265 ≥ ttabel 0,05 (1,992)

berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru.

PEMBAHASAN

1. Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap Motivasi Kerja di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan maka diperoleh nilai koefisien jalur profesionalisme guru sebesar 0,466. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 5,928 ≥ ttabel 0,05

(1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara profesionalisme guru terhadap motivasi kerja di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan hasil uji analisis

jalur menunjukan adanya pengaruh

langsung profesionalisme guru terhadap motivasi kerja sebesar 0,217, sedangkan

(12)

pengaruh tidak langsung profesionalisme guru terhadap motivasi kerja sebesar 0,000. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel profesionalisme guru berpengaruh terhadap motivasi kerja yaitu sebesar (0,217+0,000) = 0,217 atau 21,70%. 2. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik

Terhadap Motivasi Kerja di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan maka diperoleh nilai koefisien jalur lingkungan kerja fisik sebesar 0,463. Angka ini signifikan karena nilai thitung

sebesar 5,882 ≥ ttabel 0,05 (1,992) berarti

Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara profesionalisme guru terhadap motivasi kerja di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

Selanjutnya hasil uji analisis jalur menunjukan adanya pengaruh langsung variabel lingkungan kerja fisik terhadap motivasi kerja sebesar 0,214, selanjutnya pengaruh tidak langsung lingkungan kerja fisik terhadap motivasi kerja sebesar 0,000,. Maka hal ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap motivasi kerja yaitu sebesar (0,214+0,000) = 0,214 atau 21,40%.

3. Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap Kinerja Guru di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan maka diperoleh nilai koefisien jalur profesionalisme guru sebesar 0,364. Angka ini signifikan karena nilai thitung

sebesar 6,048 ≥ ttabel 0,05 (1,992) berarti

Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara profesionalisme guru terhadap kinerja guru di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Artinya jika profesionalisme guru naik sebesar satu satuan maka kinerja guru akan naik sebesar 0,364 untuk setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

4. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Guru di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan maka diperoleh nilai koefisien jalur lingkungan kerja fisik sebesar 0,416. Angka ini signifikan karena nilai thitung

sebesar 6,927 ≥ ttabel 0,05 (1,992) berarti

Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan kerja fisik terhadap kinerja guru di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Artinya jika lingkungan kerja fisik naik sebesar satu satuan maka kinerja guru akan naik sebesar 0,416 untuk setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

Selanjutnya hasil uji analisis jalur menunjukan adanya pengaruh langsung variabel lingkungan kerja fisik terhadap kinerja guru sebesar 0,173, sedangkan pengaruh tidak langsung variabel lingkungan kerja fisik terhadap kinerja guru melalui variabel motivasi kerja yaitu sebesar 0,045. Maka hal ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh lingkungan kerja fisik melalui motivasi

(13)

kerja terhadap kinerja guru yaitu sebesar (0,173+0,045) = 0,218 atau 21,80%. 5. Pengaruh Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja Guru di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan maka diperoleh nilai koefisien jalur variabel motivasi sebesar 0,310. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar

4,265 ≥ ttabel 0,05 (1,992) berarti Ho

ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Artinya jika motivasi kerja naik sebesar satu satuan maka kinerja guru akan naik sebesar 0,310 untuk setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

Selanjutnya berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada variabel profesionalisme guru, maka terlihat tanggapan responden yang tertinggi terdapat pada indikator keterlibatan memiliki rata-rata skor sebesar 3,83 pada TCR sebesar 77% angka ini tergolong pada kategori cukup, artinya keterlibatan guru dalam meningkatkan motivasi kerja tergolong pada kategori cukup. Sedangkan tanggapan responden yang terendah terdapat pada indikator penghargaan memiliki rata-rata skor sebesar 3,15 pada TCR sebesar 63% angka ini tergolong pada kategori kurang, artinya penghargaan yang diberikan kepada guru untuk meningkatkan motivasi kerja tergolong pada kategori buruk. Selanjutnya berdasarkan secara keseluruhan variabel motivasi kerja memiliki total rata-rata

sebesar 3,62 pada TCR sebesar 72% angka ini tergolong pada kategori cukup. Hal ini menunjukan bahwa motivasi kerja dalam meningkatkat kinerja guru di SMK-E Adi Karya dan SMK N 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan tergolong pada kategori cukup.

Selanjutnya hasil uji analisis jalur menunjukan adanya pengaruh langsung variabel motivasi kerja terhadap kinerja guru yaitu sebesar 0,156. Maka hal ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh motivasi kerja terhadap loyalitas yaitu sebesar 0,096 atau 9,60%

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan

pembahasan penelitian dapat

disimpulkan bahwa:

1. Pada variabel profesionalisme

guru diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,466. Angka ini

signifikan karena nilai thitung

sebesar 5,928 ≥ ttabel 0,05

(1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara positif dan

signifikan antara

profesionalisme guru terhadap motivasi kerja di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir

Selatan. Artinya jika

profesionalisme guru naik

sebesar satu satuan maka

motivasi kerja akan naik sebesar 0,466 untuk setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

2. Pada variabel lingkungan kerja

fisik diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,463. Angka ini

signifikan karena nilai thitung

(14)

(1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat

pengaruh secara positif dan

signifikan antara lingkungan kerja fisik terhadap motivasi kerja di SMK Linggo Sari

Baganti Kabupaten Pesisir

Selatan. Artinya jika lingkungan kerja fisik naik sebesar satu satuan maka motivasi kerja akan naik sebesar 0,463 untuk setiap

satuannya dengan asumsi

variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

3. Pada variabel profesionalisme

guru diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,364. Angka ini

signifikan karena nilai thitung

sebesar 6,048 ≥ ttabel 0,05 (1,992)

berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa terdapat

pengaruh secara positif dan signifikan antara profesionalisme guru terhadap kinerja guru di

SMK Linggo Sari Baganti

Kabupaten Pesisir Selatan.

Artinya jika profesionalisme guru naik sebesar satu satuan maka kinerja guru akan naik sebesar 0,364 untuk setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak

mengalami perubahan atau

konstan.

4. Pada variabel lingkungan kerja

fisik diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,416. Angka ini

signifikan karena nilai thitung

sebesar 6,927 ≥ ttabel 0,05

(1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara positif dan signifikan antara lingkungan kerja fisik terhadap kinerja guru di SMK Linggo Sari Baganti

Kabupaten Pesisir Selatan.

Artinya jika lingkungan kerja fisik naik sebesar satu satuan maka kinerja guru akan naik sebesar 0,416 untuk setiap

satuannya dengan asumsi

variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

5. Motivasi kerja diperoleh nilai

koefisien jalur sebesar 0,310. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 4,265 ≥ ttabel 0,05

(1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat

pengaruh yang positif dan

signifikan antara motivasi kerja

terhadap kinerja guru di

6. SMK Linggo Sari Baganti

Kabupaten Pesisir Selatan.

Artinya jika motivasi kerja naik sebesar satu satuan maka kinerja guru akan naik sebesar 0,310 untuk setiap satuannya dengan

asumsi variabel lain tidak

mengalami perubahan atau

konstan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian

diatas maka penulis dapat

memberikan saran atau masukan sebagai berikut:

1. Berdasarkan dari hasil TCR

tanggapan yang terendah pada variabel profesionalisme guru

terdapat pada pernyataan “Saya

memberikan arahan yang baik

ketika sedang belajar”. Maka

(15)

kepada guru agar selalu memberikan arahan yang baik ketika sedang belajar.

2. Selanjutnya untuk variabel

lingkungan kerja fisik tanggapan responden yang terendah terdapat

pada pernyataan “Saya senang

karena di dalam terdapat udara yang

baik bagi guru agar merasa

nyaman”. Maka dari itu penulis

menyarankan siswa agar dapat mengatur udara yang baik masuk

keruangan agar guru merasa

nyamaan saat berada dalam ruangan belajar.

3. Selanjutnya pada variabel motivasi

kerja tanggapan responden yang

terendah terdapat pada pada

pernyataan “kepala sekolah

memberikan penghargaan apabila

guru sukses dalam bekerja”. Maka

dari itu penulis menyarankan

kepada kepala sekolah agar dapat memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi baik dalam bentuk benda maupun kata-kata.

4. Bagi peneliti selanjutnya yang

tertarik untuk meneliti topik yang

sama, disarankan untuk

memperhatikan variabel-variabel

lain yang diduga berperan dan mempengaruhi kinerja guru.

Daftar Pustaka

Arikunto. (2010). belajar dan

pembelajaran. jakarta.

Rusyan, Tabrani dkk (2000). Metode

Penilaian Kinerja Serta Faktor Yang Mempengaruhinya.

Bandung: Galia Indah

Hasibuan, M. S. (2003). Organisasi

Dan Motivasi. Jakarta: PT. bumi

aksara.

Iskandar. (2009). Metodologi

Penelitian Pendidikan dan Social. Jakarta: GP Press.

Kunandar. (2011). Langkah Mudah

Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pres.

Marselus R. Payong. (2011).

Sertifikasi Profesi Guru; Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya. Jakarta:

PT. Indeks Permata Puri Media. Moedjiono, H. &. (2010). Profesi

Belajar Mengajar. Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya. Moh. Uzer Usman. (2010). Menjadi

Guru Profesional. Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya.

Mulyasa. (2007). menjadi guru

profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sedarmayati (2004). Kiat

Meningkatkan Produktivitas Kerja, PT.Rineka Cipta, Jakarta.

Padmono. (2002). evaluasi dan pengajaran.

Rusman. (2010). Model

Pembelajaran. jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Sardiman. (2011). Interaksi dan

Motivasi Belajar Mengajar.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Siswanto. (2005). Motivasi Kerja. Jakarta: Bumi Aksara.

(16)

Suparlan. (2008). wawasan pendidikan: sebuah pengantar pendidikan. jogjakarta: Ar-Ruzzmedia.

Supardi. (22013). Indikator Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Surya. (2004). Manajemen Kinerja. yogyakarta: Pustaka Pelajar. Slameto. (2010). Belajar dan

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Uno, H. B. (2008). Profesi

Kependidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Usman, U. (2010). Menjadi Guru

Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Yang dimaksud dengan alinemen horisontal atau trase suatu jalan adalah proyeksi dari rencana sumbu jalan, tegak lurus pada bidang datar

Hubungan Kepuasan dengan..., Tresno Sunjaya, Fakultas Ilmu Kesehatan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala Rakhmat, Hidayah serta Innayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini

Kondisi tersebut dipengaruhi oleh semakin berkembang dan meluasnya penggunaan media terutama media sosial dalam komunikasi serta kecenderungan yang signifikan

Kesimpulan dari pernyataan diatas adalah earning per share menunjukkan seberapa besar laba yang diterima oleh investor dari saham yang ia ditanamkan.Pada penelitian terdahulu,

Oleh karena itu, proses berpikir kreatif modifikatif dalam pengajuan soal matematika adalah proses berpikir yang dimulai dari pencarian ide yang bersumber dari informasi

Pendapat yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan oleh Suardi (1986: 98) yang menyatakan remaja adalah masa perantara dari masa anak-anak menuju dewasa yang bersifat

begitu juga sebaliknya siswa yang memiliki motivasi belajar yang kurang maka penyesuaian diri siswa juga kurang. Adapun sumbangan efektif dari variabel motivasi