PENGARUH PROFESIONALISME GURU, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU
DI SMK KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN
JURNAL
Oleh:
SRI LIDIA SISKA 12090106
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
HALAMAN PENGESAEAN JURNAL
PENGARUH PROFESIONALISME GURU, LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN MOTTVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU
DI SMK LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN
PESISIR SELATAN
NAMA
:
Sri Lidia SiskaNPM
:
12090106PROGRAM
STUDI
:
Pendidikan EkonomiINSTITUSI
: sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu pendidikan(srKlp)
PGRI SumateraBarat Padang, 02Maret20l7 Disetujui Oleh: ing
II
Lovelly S.Pd, ME PembimbingI
PENGARUH PROFESIONALISME GURU, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU
DI SMK KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN
Oleh :
, , . , , , .
1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumatera barat
2) Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumatera barat E-mail : srilidiasiska0111@gmail.com
ABSTRACT
The results of data analysis showed that: 1) the professionalism of teacher professionalism path coefficient value of 0.466 teachers. This figure is significant because the value thitung 5,928 ttabel ≥ 0.05 (1.992) means that Ho refused and Ha accepted, then there is a positive and significant influence between the professionalism of teachers to work motivation; 2) the physical work environment path coefficient values obtained for the physical work environment 0.463. This figure is significant because the value thitung ttabel ≥ 5.882 0.05 (1.992) means that Ho refused and Ha accepted, then there is a positive and significant influence between the professionalism of teachers to work in motivation; 3) the professionalism of teacher professionalism path coefficient values obtained for 0.364 teachers , This figure is significant because the value thitung 6,048 ttabel ≥ 0.05 (1.992) means that Ho refused and Ha is received, then the effects of positive and significant correlation between the professionalism of teachers on teacher performance; 4) physical work environment path coefficient value of 0.416 physical work environment. This figure is significant because the value thitung ttabel ≥ 6.927 0.05 (1.992) means that Ho refused and Ha accepted, then there is a positive and significant influence between the physical work environment on teacher performance; 5) work motivation motivation variable path coefficient value of 0.310. This figure is significant because the value thitung ttabel ≥ 4.265 0.05 (1.992) means that Ho refused and Ha accepted, then there is a positive and significant influence between work motivation on the performance of teachers in vocational Linggo Sari Baganti South Coastal District.
ABSTRAK
Hasil analisa data menunjukkan bahwa;1) profesionalisme guru nilai koefisien jalur profesionalisme guru sebesar 0,466. Angka ini signifikan karena nilai thitungsebesar 5,928 ≥ ttabel
0,05 (1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara profesionalisme guru terhadap motivasi kerja;2) lingkungan kerja fisik diperoleh nilai koefisien jalur lingkungan kerja fisik sebesar 0,463. Angka ini signifikan karena nilai thitung
sebesar 5,882 ≥ ttabel0,05 (1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara profesionalisme guru terhadap motivasi kerja di ;3) profesionalisme guru diperoleh nilai koefisien jalur profesionalisme guru sebesar 0,364. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 6,048 ≥ ttabel 0,05 (1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka
pengaruh yang positif dan signifikan antara profesionalisme guru terhadap kinerja guru ;4) lingkungan kerja fisik nilai koefisien jalur lingkungan kerja fisik sebesar 0,416. Angka ini signifikan karena nilai thitungsebesar 6,927 ≥ ttabel0,05 (1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima,
maka terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan kerja fisik terhadap kinerja guru;5) motivasi kerja nilai koefisien jalur variabel motivasi sebesar 0,310. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 4,265 ≥ ttabel 0,05 (1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.
PENDAHULUAN
Standar nasional pendidikan
bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermatabat. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan. Keberhasilan pendidikan akan dicapai suatu bangsa apabila ada usaha untuk meningkatkan mutu
pendidikan bangsa itu sendiri.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menumbuh kembangkan potensi
sumber daya manusia (SDM). Fungsi dan tujuan pendidikan nasional menurut pasal 3 UU No. 20 tahun
2003 menyatakan bahwa:
“Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa.”
Mulyasa (2005:136)
menyatakan bahwa kinerja adalah
“output drive from processes, human or
otherwise”. Kinerja merupakan hasil
atau keluaran dari suatu proses. Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil-hasil kerja atau unjuk kerja.
Komponen guru selama ini di anggap sangat mampu mempengaruhi proses pendidikan. Hal itu memang wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Bagaimanapun bagusnya dan
idealnya kurikulum pendidikan,
tanpa diimbangi dengan kemampuan
guru dalam
mengimplementasikannya, maka
semuanya akan kurang bermakna. Oleh karena itu, untuk mencapai standar proses pendidikan, sebaiknya harus di mulai dengan menganalisis komponen guru terlebih dahulu.
Sekolah SMK-E Adi Karya dan SMK N 1 Linggo Sari Baganti merupakan salah satu sekolah formal di kecamatan linggo sari baganti
yang memiliki tujuan untuk
menyiapkan siswa agar mampu bersaing dalam bidang akademis maupun non akademik, baik dari segi
kecerdasan ilmu pengetahuan
teknonologi (IPTEK), peningkatan nilai rata- rata ujian akhir, serta
memiliki kepribadian yang
berkakhlaqul karimah, dan
ketrampilan untuk mandiri.
Berdasarkan observasi masih terlihat rendahnya kinerja guru. Dapat dilihat pada pada tabel berikut ini: No Kompetensi Guru Rata-rata Nilai PKG SMK-E Adi SMK N 1 1 Pedagogik 24,28 23,29 2 Kepribadian 36,05 29,33 3 Sosial 26,05 24,02 4 Keprofesionalan 27,65 24,33 Sumber: Kepala Sekolah SMK- E Adi Karya dan SMK N 1Kecamatan Linggo Sari Baganti
Berdasarkan tabel diatas diketahui rata-rata penilaian kinerja guru pada kompetensi kepribadian sudah cukup baik, dimana SMK-E Adi Karya terdapat 36,05 dan SMK N1 terdapat 29,33 Sedangkan nilai terendah dalam kompetensi yaitu terdapat pada kompetensi pedagogik, dimana SMK-E Adi Karya terdapat 24,28 dan SMK N1 terdapat 23,29. Dan hal ini diduga salah satunya menunjukkan bahwa kinerja guru masih kurang karena dilihat dari hasil penilaian kinerja guru masih dalam kategori sedang. Selain itu masih ada beberapa guru yang
mengajar tidak sesuai dengan
keahlian yang ia miliki. Oleh karena
itu, kinerja guru belum bisa
dikatakan sudah baik, karena masih ada nilai kompetensi masih sangat rendah. Jadi, hal ini membuktikan bahwa kinerja masih tergolong kurang baik.
Profesionalisme guru dengan kinerja guru terdapat hubungan yang kuat, karena adanya hubungan positif antara guru profesional dengan kinerja guru. Dimana, dari 39 orang guru, guru yang memiliki jenjang S1 terdapat 39 orang, sedangkan yang jenjang S2 tidak ada. Hal ini
membuktikan bahwa masih
kurangnya tingkat kependidikan guru di sekolah tersebut. Selain itu guru yang belum sertifikasi lebih banyak
daripada guru yang sertifikasi.
Jumlah guru yang belum sertifikasi yang hanya 6 orang dan guru yang telah mendapatkan sertifikasi 23 orang. Selain itu, guru tetap (PNS) di sekolah SMK N 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan terdapat 24 orang dan guru honor terdapat 15 orang. Dari uraian di atas
membuktikan bahwa masih
rendahnya kualitas guru di SMK N I Linggo Sari Baganti tersebut, karena masih banyaknya guru yang belum
sertifikasi dibandingkan yang
sertifikasi. Dan SMK-E Adi Karya dimana dari 40 orang guru, guru yang memiliki jenjang S1 terdapat 40 orang, sedangkan yang jenjang S2 tidak ada. Hal ini membuktikan bahwa masih kurangnya tingkat
kependidikan guru di sekolah
tersebut. Selain itu guru yang belum sertifikasi lebih banyak daripada guru yang sertifikasi. Jumlah guru yang belum sertifikasi 22 orang dan
guru yang telah mendapatkan
sertifikasi 18 orang. Selain itu, guru tetap (PNS) di sekolah SMK-E Adi
Karya Linggo Sari Baganti
Kabupaten Pesisir Selatan terdapat 31 orang dan guru honor terdapat 9 orang. Hal ini membuktikan bahwa masih banyak guru yang dalam proses menjadi seorang guru yang profesional.
Lingkungan kerja fisik juga memiliki pengaruh yang mendasar terhadap guru. Lingkungan kerja fisik adalah kondisi dan sosiologis. Berdasarkan observasi awal bahwa masih belum lengkapnya lingkungan kerja fisik di SMK-E Adi Karya Linggo Sari Baganti, salah satunya seperti meja yang hanya tersedia 28 meja dengan jumlah guru 40 orang, maka jumlah ini tentu saja tidak sebanding dengan jumlah guru yang akan menggunakan meja tersebut. Begitu juga dengan jumlah kursi yang tersedia hanya 30 kursi dengan jumlah guru 40 orang, maka jumlah ini juga tidak sebanding dengan jumlah guru yang menggunakan
kursi tersebut, menyebabkan
sebagian guru tidak mendapatkan
memberikan kondisi yang tidak nyaman. Dengan kondisi yang tidak menyenangkan maka tidak akan mampu menciptakan kinerja guru yang lebih baik, dan ini akan berpengaruh terhadap kinerja guru.
Dengan kondisi yang tidak
menyenangkan maka tidak akan mampu menciptakan kinerja guru yang lebih baik, dan ini akan berpengaruh terhadap kinerja guru.
Selain lingkungan kerja fisik,
motivasi kerja juga berpengaruh
terhadap kinerja guru. motivasi kerja
merupakan kondisi yang
berpengaruh membangkitkan,
mengarahkan dan memelihara
perilaku. Dimana, Berdasarkan hasil
observasi awal memperlihatkan
bahwa dari 25 orang guru yang aktif dalam kehadiran mengajar 21 orang dan yang tidak aktif 4 orang. Aktif dalam kegiatan piket terdapat 20 orang dan yang tidak aktif 5 orang. Aktif dalam lokal karya 19 orang dan yang tidak aktif 6. Selanjutnya aktif dalam organisasi profesi 20 orang dan yang tidak aktif yaitu 5 orang. Hal ini membuktikan bahwa guru di SMK-E Adi Karya Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari sesi motivasi kerja yang dimiliki guru sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari kehadiran mengajar 84%, kehadiran piket 80%, aktif dalam kegiatan lokal karya yang diselenggarakan oleh pihak SMK-E Adi Karya Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan 76%, dan keaktifan guru dalam kegiatan lokal karya 80%. Dari rangkaian di atas dapat kita lihat bahwa masih kurangnya keaktifa guru dalam lokal karya. Hal ini dapat menyebabkan motivasi kerja guru dalam sekolah tersebut, baik dalam sekolah maupun
di luar sekolah. Hal tersebut dapat
menyebabkan kurangnya siswa
semangat belajar siswa dan keaktifan
siswa dalam belajar, karena
disebabkan kelalaian oleh guru yang lalai dalam mengikuti pembelajaran.
kinerja adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh seseorang.
Kinerja atau prestasi kerja
merupakan hasil akhir dari suatu aktifitas yang telah dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan. Pencapaian hasil kerja ini juga sebagai bentuk perbandingan hasil kerja seseorang dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan standar kerja atau bahkan
melebihi standar maka dapat
dikatakan kinerja itu mencapai prestasi yang baik.
TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Guru
Semua orang beranggapan
bahwa kinerja merupakan suatu
hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan,
pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Ada pula orang memandang
kinerja sebagai latihan belaka,
seperti yang tampak dalam
mengajar. Menurut Sulistyorini
(2001) menyatakan bahwa Kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan.
Menurut Suparlan (2008:12) guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa
dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya. Namun, Suparlan (2008:13) juga menambahkan bahwa secara legal formal, guru adalah seseorang yang memperoleh surat keputusan (SK), baik dari pemerintah maupun pihak swasta untuk mengajar. Menuryt Tabrani Rusyan dkk (2000:17) Kinerja guru adalah melaksanakan proses pembelajaran baik dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas di samping mengerjakan
kegiatan-kegiatan lainnya, seperti
mengerjakan administrasi sekolah
dan administrasi pembelajaran,
melaksanakan bimbingan dan
layanan pada para siswa, serta melaksanakan penilaian.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kinerja guru
adalah persepsi guru terhadap
prestasi kerja guru yang berkaitan dengan kualitas kerja, tanggung jawab, kejujuran, kerjasama dan prakarsa.
Profesionalisme Guru
Menurut Mulyasa (2007:7)
profesionalisme guru di Indonesia masih sangat rendah, hal tersebut
disebabkan karena belum adanya perubahan pola mengajar dan sistem konvensional ke sistem kompetensi, beban kerja guru yang tinggi, dan masih banyak guru yang belum melakukan penelitian tindakan kelas.
Kunandar (2011:47) menyatakan
pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang
keguruan sehingga ia mampu
melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.
Lingkungan Kerja Fisik
menurut Anwar (2013:354)
menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik adalah segalah sesuatu yang ada disekitar guru pada saat bekerja yang mempengaruhi guru dalam
menjalankan pekerjaannya baik
secara langsung maupun tidak
langsung. Lingkungan kerja
merupakan kseluruhan alat perkakas
dan bahan yang dihadapi,
lingkungan sekitarnya dimana
seseorang bekerja, metode kerjanya. serta pengaturan kerjanya baik
sebagai perseorangan maupun
sebagai kelompok Sedarmayati
(2001:1).
Lingkungan kerja fisik sebagai
sumber informasi dan tempat
melakukan aktifitas, maka kondisi lingkungan kerja yang baik harus dicapai agar guru merasa betah dan nyaman didalam ruangan untuk menuelesaikan pekerjaan sehingga dapat efisiensi yang tinggi.
Motivasi Kerja
Menurut Sardiman (2011:73)
“Motivasi berpangkal dari kata “motif” yang diartikan daya penggerak yang ada didalam diri
seseorang untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi
tercapainya suatu tujuan”. Marno (2008 : 22) mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan yang membuat
motif bergerak sesuai dengan
kebutuhan yang dimiliki oleh
Menurut Hamza. B. Uno
(2008:1) mendefinisikan motivasi
sebagai kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan
tertentu yang telah ditetapkan
sebelumnya. Sementara itu, Hasibuan
(2003:95) menyatakan bahwa
“Motivasi adalah pemberian daya
penggerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang, agar
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala
daya upayanya untuk mencapai
kepuasan. ”
Jadi motivasi adalah hal yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.
Hipotesis
Berdasarkan kajian teori
kerangka konseptual diatas, maka
dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
1. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara profesionalisme guru terhadap kinerja guru di SMK kecamatan Linggo Sari
Baganti kabupaten pesisir
selatan.
2. Diduga terdapat pengaruh yang
signifikan antara lingkungan
kerja fisik terhadap kinerja guru di SMK Kecamatan Linggo Sari
3. Baganti kabupaten pesisir
selatan.
4. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara profesionalisme
guru terhadap kinerja guru di SMK Kecamatan Linggo Sari
Baganti Kabupaten Pesisir
Selatan.
5. Diduga terdapat pengaruh yang
signifikan antara lingkungan
kerja fisik terhadap kinerja guru di SMK Kecamatan Linggo Sari
Baganti Kabupaten Pesisir
Selatan.
6. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMK Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
penelitian Asosiatif-kausal. Populasi dalam penelitian ini seluruh guru di
SMK Kecamatan Linggo Sari
Baganti Kabupaten Pesisir Selatan, dimana jumlahnya 79 orang, dan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel kinerja guru sebagai variabel terikat (Y), profesionalisme guru (X1) lingkungan kerja fisik (X2) motivasi kerja (X3) sebagai variabel bebasnya.
Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis jalur.
HASIL PENELITIAN Kinerja Guru (Y)
Dapat terlihat bahwa tanggapan
pada indikator kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi memiliki rata-rata skor sebesar 3,98 pada TCR sebesar 80% angka ini tergolong pada kategori baik, artinya kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi yang dimiliki oleh guru
tergolong pada kategori baik.
Sedangkan tanggapan responden
yang terendah terdapat pada
indikator penguasaan materi yang
akan diajarkan kepada siswa
memiliki rata-rata skor sebesar 3,52 pada TCR sebesar 70% angka ini
tergolong pada kategori cukup, artinya penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa oleh guru masi tergolong pada kategori cukup.
Selanjutnya berdasarkan
secara keseluruhan variabel kinerja guru memiliki total rata-rata sebesar 3,77 pada TCR sebesar 75% angka ini tergolong pada kategori cukup. Hal ini menunjukan bahwa kinerja guru yang terdapat di SMK-E Adi Karya dan SMK N 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan tergolong pada kategori cukup.
Profesionalisme Guru (X1)
Dapat diketahui bahwa tanggapan
responden yang tertinggi terdapat pada indikator penguasaan teknologi memiliki rata-rata skor sebesar 4,11 pada TCR sebesar 82% tergolong pada kategori baik, penguasaan teknologi yang dimiliki oleh guru
dalam meningkatkan kinerja
tergolong pada kategori baik.
Sedangkan tanggapan responden
yang terendah terdapat pada
indikator menguasai media
pembelajaran memiliki rata-rata skor sebesar 3,42 pada TCR sebesar 68% tergolong pada kategori cukup, artinya kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam menguasai media pembelajaran masih tergolong pada kategori cukup.
Selanjutnya berdasarkan
secara keseluruhan variabel
profesionalisme guru memiliki total rata-rata sebesar 3,72 pada TCR sebesar 74% angka ini tergolong
pada kategori cukup. Hal ini
menunjukan bahwa profesionalisme guru dalam meningkatkan kinerja di SMK-E Adi Karya dan SMK N 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten
Pesisir Selatan tergolong pada
kategori cukup.
Lingkungan Kerja Fisik (X2)
Dapat diketahui tanggapan responden yang tertinggi terdapat pada indikator ruangan memiliki rata-rata skor sebesar 3,84 pada TCR sebesar 77% angka ini tergolong pada kategori cukup, artinya ruangan yang terdapat dilingkungan kerja tergolong pada kategori cukup.
Sedangkan tanggapan responden
yang terendah terdapat pada
indikator pertukaran udara memiliki rata-rata skor sebesar 3,38 pada TCR sebesar 68% angka ini tergolong
pada kategori cukup, artinya
pertukaran udara yang terdapat dilingkungan kerja tergolong pada kategori cukup.
Selanjutnya berdasarkan
secara keseluruhan variabel
lingkungan kerja fisik memiliki total rata-rata sebesar 3,68 pada TCR sebesar 74% angka ini tergolong pada kategori cukup. Hal ini
menunjukan bahwa
lingkungan kerja fisik dalam
meningkatkat kinerja guru di SMK-E Adi Karya dan SMK N 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan tergolong pada kategori cukup.
Motivasi Kerja (X3)
Dapat diketahui tanggapan responden yang tertinggi terdapat pada indikator keterlibatan memiliki rata-rata skor sebesar 3,83 pada TCR sebesar 77% angka ini tergolong pada kategori cukup, artinya keterlibatan guru dalam meningkatkan motivasi kerja tergolong pada kategori cukup. Sedangkan tanggapan responden yang terendah terdapat pada indikator penghargaan memiliki rata-rata skor sebesar 3,15 pada TCR sebesar 63% angka ini tergolong pada kategori kurang, artinya penghargaan yang diberikan kepada guru untuk meningkatkan motivasi kerja tergolong pada kategori buruk. Selanjutnya berdasarkan secara keseluruhan variabel motivasi kerja memiliki total rata-rata sebesar 3,62 pada TCR sebesar 72% angka ini tergolong pada kategori cukup. Hal ini menunjukan bahwa motivasi kerja dalam meningkatkat kinerja guru di SMK-E Adi Karya dan SMK N 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan tergolong pada kategori cukup.
Berdasarkan hasil olahan data dengan menggunakan analisis jalur. Hasil analisis untuk sub struktur pertama yang dilakukan adalah melihat pengaruh profesionalisme guru, dan lingkungan kerjafisik terhadap motivasi kerja di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan, dimana dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai koefisien jalur profesionalisme guru sebesar 0,466, artinya jika profesionalisme guru naik sebesar satu satuan maka motivasi kerja akan naik sebesar 0,466 untuk setiap satuannya dengan asumsi variabel laintidak mengalami perubahan atau konstan.
2. Nilai koefisien jalur lingkungan kerja fisik sebesar 0,463, artinya jika lingkungan kerja fisik naik sebesar satu satuan maka motivasi kerja akan naik sebesar 0,463 untuk setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
Hasil sub struktur 1 dapat digunakan sebagai berikut:
Dalam penelitian ini sub struktur kedua yang dilakukan adalah melihat pengaruh profesionalisme guru, lingkungan kerja fisik, dan motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan, dimana hasil olahan data dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai koefisien jalur profesionalisme guru sebesar 0,364, artinya jika naik sebesar satu satuan maka kinerja guru akan naik sebesar 0,364. 2. Nilai koefisien jalur lingkungan
kerja fisik sebesar 0,416, artinya jika naik sebesar satu satuan maka kinerja guru akan naik sebesar 0,416.
3. Nilai koefisien jalur motivasi kerja sebesar 0,310, artinya naik sebesar satu satuan maka kinerja guru akan naik sebesar 0,310.
4. untuk setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
Profesionalisme guru Lingkungan kerja fisik Motivasi kerja 0,390 0,466 0,463 Profesionalis me guru Lingkungan kerja fisik Motivasi kerja Kinerj a guru
Uji Hipotesis
Berdasarkan tabel hasil
analisa uji t dapat dilihat pengaruh
masing-masing variabel eksogen
yang mempengaruhi kinerja guru adalah:
Pada hipotesis pertama untuk
variabel profesionalisme guru
diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,466. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 5,928 ≥ ttabel 0,05
(1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
profesionalisme guru terhadap
motivasi kerja di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.
Pada hipotesis kedua untuk
variabel lingkungan kerja fisik
diperoleh nilai koefisien jalur sebesar
0,463. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 5,882 ≥ ttabel 0,05
(1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan kerja fisik terhadap motivasi kerja di SMK Kecamatan
Linggo Sari Baganti Kabupaten
Pesisir Selatan.
Pada hipotesis ketiga untuk
variabel profesionalisme guru
diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,364. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 6,048 ≥ ttabel 0,05
(1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
profesionalisme guru
terhadap kinerja guru di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.
Pada hipotesis keempat untuk
variabel lingkungan kerja fisik
diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,416. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 6,927 ≥ ttabel 0,05
(1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan kerja fisik terhadap kinerja guru di SMK Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.
Pada hipotesis kelima untuk variabel
motivasi kerja diperoleh nilai
koefisien jalur sebesar 0,310. Angka
ini signifikan karena nilai thitung
sebesar 4,265 ≥ ttabel 0,05 (1,992)
berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap Motivasi Kerja di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan maka diperoleh nilai koefisien jalur profesionalisme guru sebesar 0,466. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 5,928 ≥ ttabel 0,05
(1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara profesionalisme guru terhadap motivasi kerja di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan hasil uji analisis
jalur menunjukan adanya pengaruh
langsung profesionalisme guru terhadap motivasi kerja sebesar 0,217, sedangkan
pengaruh tidak langsung profesionalisme guru terhadap motivasi kerja sebesar 0,000. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel profesionalisme guru berpengaruh terhadap motivasi kerja yaitu sebesar (0,217+0,000) = 0,217 atau 21,70%. 2. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik
Terhadap Motivasi Kerja di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan maka diperoleh nilai koefisien jalur lingkungan kerja fisik sebesar 0,463. Angka ini signifikan karena nilai thitung
sebesar 5,882 ≥ ttabel 0,05 (1,992) berarti
Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara profesionalisme guru terhadap motivasi kerja di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.
Selanjutnya hasil uji analisis jalur menunjukan adanya pengaruh langsung variabel lingkungan kerja fisik terhadap motivasi kerja sebesar 0,214, selanjutnya pengaruh tidak langsung lingkungan kerja fisik terhadap motivasi kerja sebesar 0,000,. Maka hal ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap motivasi kerja yaitu sebesar (0,214+0,000) = 0,214 atau 21,40%.
3. Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap Kinerja Guru di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan maka diperoleh nilai koefisien jalur profesionalisme guru sebesar 0,364. Angka ini signifikan karena nilai thitung
sebesar 6,048 ≥ ttabel 0,05 (1,992) berarti
Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara profesionalisme guru terhadap kinerja guru di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Artinya jika profesionalisme guru naik sebesar satu satuan maka kinerja guru akan naik sebesar 0,364 untuk setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
4. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Guru di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan maka diperoleh nilai koefisien jalur lingkungan kerja fisik sebesar 0,416. Angka ini signifikan karena nilai thitung
sebesar 6,927 ≥ ttabel 0,05 (1,992) berarti
Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan kerja fisik terhadap kinerja guru di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Artinya jika lingkungan kerja fisik naik sebesar satu satuan maka kinerja guru akan naik sebesar 0,416 untuk setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
Selanjutnya hasil uji analisis jalur menunjukan adanya pengaruh langsung variabel lingkungan kerja fisik terhadap kinerja guru sebesar 0,173, sedangkan pengaruh tidak langsung variabel lingkungan kerja fisik terhadap kinerja guru melalui variabel motivasi kerja yaitu sebesar 0,045. Maka hal ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh lingkungan kerja fisik melalui motivasi
kerja terhadap kinerja guru yaitu sebesar (0,173+0,045) = 0,218 atau 21,80%. 5. Pengaruh Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Guru di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan maka diperoleh nilai koefisien jalur variabel motivasi sebesar 0,310. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar
4,265 ≥ ttabel 0,05 (1,992) berarti Ho
ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Artinya jika motivasi kerja naik sebesar satu satuan maka kinerja guru akan naik sebesar 0,310 untuk setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
Selanjutnya berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada variabel profesionalisme guru, maka terlihat tanggapan responden yang tertinggi terdapat pada indikator keterlibatan memiliki rata-rata skor sebesar 3,83 pada TCR sebesar 77% angka ini tergolong pada kategori cukup, artinya keterlibatan guru dalam meningkatkan motivasi kerja tergolong pada kategori cukup. Sedangkan tanggapan responden yang terendah terdapat pada indikator penghargaan memiliki rata-rata skor sebesar 3,15 pada TCR sebesar 63% angka ini tergolong pada kategori kurang, artinya penghargaan yang diberikan kepada guru untuk meningkatkan motivasi kerja tergolong pada kategori buruk. Selanjutnya berdasarkan secara keseluruhan variabel motivasi kerja memiliki total rata-rata
sebesar 3,62 pada TCR sebesar 72% angka ini tergolong pada kategori cukup. Hal ini menunjukan bahwa motivasi kerja dalam meningkatkat kinerja guru di SMK-E Adi Karya dan SMK N 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan tergolong pada kategori cukup.
Selanjutnya hasil uji analisis jalur menunjukan adanya pengaruh langsung variabel motivasi kerja terhadap kinerja guru yaitu sebesar 0,156. Maka hal ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh motivasi kerja terhadap loyalitas yaitu sebesar 0,096 atau 9,60%
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan
pembahasan penelitian dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pada variabel profesionalisme
guru diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,466. Angka ini
signifikan karena nilai thitung
sebesar 5,928 ≥ ttabel 0,05
(1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara positif dan
signifikan antara
profesionalisme guru terhadap motivasi kerja di SMK Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir
Selatan. Artinya jika
profesionalisme guru naik
sebesar satu satuan maka
motivasi kerja akan naik sebesar 0,466 untuk setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
2. Pada variabel lingkungan kerja
fisik diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,463. Angka ini
signifikan karena nilai thitung
(1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh secara positif dan
signifikan antara lingkungan kerja fisik terhadap motivasi kerja di SMK Linggo Sari
Baganti Kabupaten Pesisir
Selatan. Artinya jika lingkungan kerja fisik naik sebesar satu satuan maka motivasi kerja akan naik sebesar 0,463 untuk setiap
satuannya dengan asumsi
variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
3. Pada variabel profesionalisme
guru diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,364. Angka ini
signifikan karena nilai thitung
sebesar 6,048 ≥ ttabel 0,05 (1,992)
berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa terdapat
pengaruh secara positif dan signifikan antara profesionalisme guru terhadap kinerja guru di
SMK Linggo Sari Baganti
Kabupaten Pesisir Selatan.
Artinya jika profesionalisme guru naik sebesar satu satuan maka kinerja guru akan naik sebesar 0,364 untuk setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak
mengalami perubahan atau
konstan.
4. Pada variabel lingkungan kerja
fisik diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,416. Angka ini
signifikan karena nilai thitung
sebesar 6,927 ≥ ttabel 0,05
(1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara positif dan signifikan antara lingkungan kerja fisik terhadap kinerja guru di SMK Linggo Sari Baganti
Kabupaten Pesisir Selatan.
Artinya jika lingkungan kerja fisik naik sebesar satu satuan maka kinerja guru akan naik sebesar 0,416 untuk setiap
satuannya dengan asumsi
variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
5. Motivasi kerja diperoleh nilai
koefisien jalur sebesar 0,310. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 4,265 ≥ ttabel 0,05
(1,992) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh yang positif dan
signifikan antara motivasi kerja
terhadap kinerja guru di
6. SMK Linggo Sari Baganti
Kabupaten Pesisir Selatan.
Artinya jika motivasi kerja naik sebesar satu satuan maka kinerja guru akan naik sebesar 0,310 untuk setiap satuannya dengan
asumsi variabel lain tidak
mengalami perubahan atau
konstan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian
diatas maka penulis dapat
memberikan saran atau masukan sebagai berikut:
1. Berdasarkan dari hasil TCR
tanggapan yang terendah pada variabel profesionalisme guru
terdapat pada pernyataan “Saya
memberikan arahan yang baik
ketika sedang belajar”. Maka
kepada guru agar selalu memberikan arahan yang baik ketika sedang belajar.
2. Selanjutnya untuk variabel
lingkungan kerja fisik tanggapan responden yang terendah terdapat
pada pernyataan “Saya senang
karena di dalam terdapat udara yang
baik bagi guru agar merasa
nyaman”. Maka dari itu penulis
menyarankan siswa agar dapat mengatur udara yang baik masuk
keruangan agar guru merasa
nyamaan saat berada dalam ruangan belajar.
3. Selanjutnya pada variabel motivasi
kerja tanggapan responden yang
terendah terdapat pada pada
pernyataan “kepala sekolah
memberikan penghargaan apabila
guru sukses dalam bekerja”. Maka
dari itu penulis menyarankan
kepada kepala sekolah agar dapat memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi baik dalam bentuk benda maupun kata-kata.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang
tertarik untuk meneliti topik yang
sama, disarankan untuk
memperhatikan variabel-variabel
lain yang diduga berperan dan mempengaruhi kinerja guru.
Daftar Pustaka
Arikunto. (2010). belajar dan
pembelajaran. jakarta.
Rusyan, Tabrani dkk (2000). Metode
Penilaian Kinerja Serta Faktor Yang Mempengaruhinya.
Bandung: Galia Indah
Hasibuan, M. S. (2003). Organisasi
Dan Motivasi. Jakarta: PT. bumi
aksara.
Iskandar. (2009). Metodologi
Penelitian Pendidikan dan Social. Jakarta: GP Press.
Kunandar. (2011). Langkah Mudah
Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pres.
Marselus R. Payong. (2011).
Sertifikasi Profesi Guru; Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya. Jakarta:
PT. Indeks Permata Puri Media. Moedjiono, H. &. (2010). Profesi
Belajar Mengajar. Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya. Moh. Uzer Usman. (2010). Menjadi
Guru Profesional. Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya.
Mulyasa. (2007). menjadi guru
profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Sedarmayati (2004). Kiat
Meningkatkan Produktivitas Kerja, PT.Rineka Cipta, Jakarta.
Padmono. (2002). evaluasi dan pengajaran.
Rusman. (2010). Model
Pembelajaran. jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sardiman. (2011). Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Siswanto. (2005). Motivasi Kerja. Jakarta: Bumi Aksara.
Suparlan. (2008). wawasan pendidikan: sebuah pengantar pendidikan. jogjakarta: Ar-Ruzzmedia.
Supardi. (22013). Indikator Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Surya. (2004). Manajemen Kinerja. yogyakarta: Pustaka Pelajar. Slameto. (2010). Belajar dan
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Uno, H. B. (2008). Profesi
Kependidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Usman, U. (2010). Menjadi Guru
Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.