• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Dinamika Kelompok Peternak Ghufron Purnama Putra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Antara Dinamika Kelompok Peternak Ghufron Purnama Putra"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA DINAMIKA KELOMPOK PETERNAK SAPI

PERAH DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI BIOGAS

(Survei di Kelompok Peternak Wargi Saluyu Desa Haurngombong,

Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang)

CORRELATION BETWEEN GROUP DYNAMICS FARMERS DAIRY

CATTLE AND THE ADOPTION OF BIOGAS INNOVATION

(A Survey at Farmers Group Wargi Saluyu Haurngombong Village,

Pamulihan subdistrict, Sumedang district)

Ghufron Purnama Putra*, Unang Yunasaf**, Marina Sulistyati**

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Jatinangor. Sumedang

*Alumni Fakultas Peternakan UNPAD Tahun 2015 **Staff Pengajar Fakultas Peternakan UNPAD

E-mail : ghufron.purnama@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan pada Peternak Kelompok Wargi Saluyu Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan mulai tanggal 20 Juli sampai dengan 4 Agustus 2014. Penelitian bertujuan untuk menganalisis adanya korelasi hubungan antara dinamika kelompok peternak sapi perah dengan tingkat adopsi inovasi biogas. Metode yang digunakan adalah metode survei. Pemilihan responden dilakukan dengan teknik random sampling sebanyak 30 peternak, uji korelasi dilakukan dengan Rank Spearman, Hasil penelitian menunjukkan dinamika kelompok peternak sapi perah dan tingkat adopsi inovasi biogas tergolong kategori tinggi, hubungan antara dinamika kelompok dan tingkat adopsi inovasi biogas memiliki hubungan cukup berarti ( = 0,553)

(2)

ABSTRACT

This research was conducted in Farmers Group Wargi Saluyu of Haurngombong Village, Sub-district Pamulihan, from July 20 to August 4, 2014. This research was intended to analyze the correlation between dynamics group farmers dairy cattle and the adoption of biogas innovation.The method used was a survey method. The election of respondents conducted with random sampling techniques as many as 30 farmers, Correlation test performed with rank spearman,. The results of research show group dynamics farmers dairy cattle and the adoption of biogas innovation has a very means correlation ( = 0,553)

Keywords : Dynamics, Farmers Dairy Cattle, Adoption, Innovation

PENDAHULUAN

Limbah peternakan khususnya ternak sapi perah merupakan bahan buangan dari usaha peternakan sapi yang selama ini juga menjadi salah satu sumber masalah dalam kehidupan manusia sebagai penyebab menurunnya mutu lingkungan melalui pencemaran lingkungan dan menggangu kesehatan manusia. Pada umumnya limbah peternakan hanya digunakan untuk pembuatan pupuk organik.Untuk itu sudah selayaknya perlu adanya usaha pengolahan limbah peternakan menjadi suatu produk yang bisa dimanfaatkan manusia dan bersifat ramah lingkungan.

Pengolahan limbah peternakan melalui proses anaerob atau fermentasi perlu digalakkan karena dapat menghasilkan biogas yang menjadi salah satu jenis bioenergi. Pengolahan limbah peternakan menjadi biogas ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak yang mahal dan terbatas, mengurangi pencemaran lingkungan dan menjadikan peluang usaha bagi peternak karena produknya terutama pupuk kandang banyak dibutuhkan masyarakat.

Usaha peternakan sapi perah merupakan usaha peternakan yang semua produk dan hasil ikutannya bisa dimanfaatkan.Usaha peternakan merupakan usaha yang dinamakan Zero Waste karena semua hasil dari produksi peternakan yang bisa dimanfaatkan, bahkan menghasilkan nilai tambah tanpa meninggalkan sisa, yaitu limbah dari sapi perah yang bisa diolah dan dimanfaatkan berulang ulang salah satunya adalah limbah kotoran ternak, berupa limbah cair dan padat yang mempunyai nilai yang tinggi dan dapat dimanfaatkan menjadi

(3)

energi alternatif yaitu biogas. Biogas adalah salah satu produk dari limbah yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya: kotoran hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbondioksida.

MATERI DAN METODE

Objek Penelitian

Objek Penelitian adalah anggota Kelompok Peternak Wargi Saluyu, di Desa Haurngombong, kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah survei.Survei adalah satu bentuk teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa orang, melalui pertanyaan-pertanyaan (Zikmund, 1997).

Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini di lakukan di wilayah keanggotaan Kelompok Peternak Wargi Saluyu, Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Dipilihnya Kelompok Peternak Wargi Saluyu sebagai tempat penelitian karena :

1. Kelompok Peternak Wargi Saluyu memiliki anggota peternak yang paling banyak diantara kelompok yang lain, dengan rata rata pemilikan 8 ekor sapi perah per orang, dengan tingkat produksi susu mencapai 14 liter/hari/ekor.

2. Desa Haurngombong merupakan salah satu wilayah pengembangan usaha sapi perah di wilayah KSU Tandang Sari.

(4)

Pengumpulan Data

Data yang diperoleh berdasarkan data primer dan data sekunder. Data primer di peroleh dengan cara wawancara secara mendalam (indepth interview) menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari koperasi dan instansi terkait.

Penentuan Informan

Pada saat penelitian terpilih 30 orang responden yang di wawancarai untuk mendapatkan informasi sesuai dengan tujuan dan sesuai dengan kebutuhan. Jumlah ini sesuai dengan informasi yang diperlukan. Kriteria yang diinginkan adalah :

1. Anggota kelompok peternak yang masih aktif dalam kegiatan kelompok

2. Anggota kelompok peternak yang masih aktif menggunakan biogas dan anggota yang sudah tidak melanjutkan menggunakan biogas

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dilakukan dengan cara memilah atau mengkategorisasikan data yang diperoleh berkenaan dengan dinamika kelompok peternak sapi perah dengan tingkat adopsi inovasi biogas, untuk dijadikan satu kesatuan pola, yang diperoleh secara deskriptif , untuk menggambarkan proses tersebut. Proses analisis data secara kategorisasi adalah upaya memilah-milah atau mengakategorisasikan setiap satuan ke dalam bagian-bagian yang memilki kesamaan (Moleong, 2004). Informan pada penelitian ini terdapat 2 subyek yaitu anggota kelompok peternak dan ketua kelompok peternak Wargi Saluyu.

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Wilayah Penelitian

Desa Haurngombong, berada di wilayah kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. Topografi Desa Haurngombong berbukit dengan ketinggian 800 meter diatas

(5)

permukaan laut (dpl). Jumlah penduduk dari Desa Haurngombong berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Haurngombong

No KelompokUmur Jumlah Tahun Jiwa % 1 <15 1.393 28,69 2 15 – 55 2.712 55,86 3 >55 750 15,45 Jumlah 4.855 100,00

Sumber : Monografi Desa Haurngombong 2006

berdasarkan Tabel 1 terlihat sebanyak 55,86 persen sebagian besar penduduk Desa Haurngombong termasuk ke dalam golongan usia produktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Adiwilaga (1982), bahwa uisa 15-55 tahun merupakan golongan usia produktif. Pada golongan usia produktif biasanya seseorang lebih aktif dalam melakukan kegiatan, seperti aktifitas beternak, bertani, jasa, dan buruh. Selain itu pada golongan usia produktif biasanya lebih mudah dalam menerima inovasi, sehingga hal tersebut akan memudahkan dalam pelaksanaan dan penerapan inovasi.

Tabel 2.Keadaan Peternakan Wilayah Penelitian

Terdapat beberapa jenis ternak yang dipelihara oleh penduduk di Desa Haurngombong. Jenis dan jumlah populasinya dapat dilihat pada Tabel 2 :

Tabel 2. Jenis dan Jumlah Populasi Ternak di Desa Haurngombong

No Jenis Ternak Jumlah

Ekor 750 4 4000 1 Sapi Perah 2 Kerbau 3 Ayam 4 Bebek 265

5 Domba dan Kambing 216

(6)

Ternak ayam merupakan ternak yang populasinya paling banyak dipelihara di Desa Haurngombong. Hal tersebut dikarenakan pemeliharaan ayam mudah dilakukan dibandingkan dengan ternak lainnya. Ayam yang biasanya dipelihara adalah ayam kampung. Pemeliharaan ayam biasanya dilakukan disekitar rumah atau belakang rumah untuk memanfaatkan halaman belakang rumah yang masih kosong. Pakan yang diberikan yaitu dedak atau sisa makanan dari rumah tangga. Penduduk memelihara ayam hanya untuk konsumsi keluarga dan untuk dijual sewaktu-waktu apabila ada keperluan keluarga.

Ternak sapi perah merupakan jenis ternak kedua yang banyak dipelihara oleh penduduk. Penduduk yang mempunyai sapi perah rata-rata yaitu anggota kelompok Wargi Saluyu yang merupakan bagian dari koperasi, dan termasuk wilayah kerja KSU Tandangsari sehingga penyaluran susu setiap harinya dapat terjamin.

Jenis sapi perah yang dipelihara oleh peternak di Desa Haurngombong yaitu sapi perah jenis FH (fries Holland). Jenis sapi perah ini menduduki populasi terbesar hampir diseluruh dunia, baik dinegara tropis maupun subtropis. Hal ini disebabkan oleh jenis ternak ini mudah beradaptasi.

Ternak lainnya yang dipelihara di Desa Haurngombong yaitu bebek, domba dan kambing, serta kerbau. Ternak-ternak tersebut masih dipelihara dalam jumlah yang sedikit. Pemeliharaan ternak tersebut bertujuan hanya untuk memanfaatkan halaman belakang rumah yang kosong. Bebek, domba dan kambing dipelihara dengan cara dikandangkan, ternak tersebut sewaktu-waktu dijual untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Jenis ternak kerbau dipelihara penduduk untuk dimanfaatkan membajak sawah sehingga dapat membantu penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani.

(7)

Dinamika Kelompok Peternak Sapi Perah

Dinamika kelompok merupakan pergerakan suatu kelompok yang mempunyai tujuan yaitu mempengaruhi anggota kelompoknya untuk mencapai tujuan secara efektif. Kedinamisan kelompok adalah hal yang sangat diperlukan dalam kelompok tani, karena dengan demikian kelompok tani akan menjadi kuat dan berfungsi untuk dapat mengusulkan dan mengontrol keberlangsungan kebijakan yang diberlakukan. Hal lainnya adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang tergabung di dalamnya (Hubeis, 2000). Maksud dari kedinamisan kelompok adalah gerak dari kelompok untuk saling mempengaruhi dan saling mendorong terhadap perubahan perilaku kelompok dan anggota untuk tercapainya tujuan kelompok dan anggota. (Kartono, 2004).

Faktor yang mempengaruhi kedinamisan kelompok yaitu tujuan, struktur, fungsi tugas, kekompakan, dan suasana kelompok.artinya untuk mewujudkan suatu dinamika di dalam kelompok tani maka memerlukan tiga proses interaksi sosial yaitu proses komunikasi, kepemimpinan dan partisipasi yang melibatkan kelompok tani dalam proses tersebut. Kelompok peternak merupakan wadah untuk menyalurkan aspirasi, cita cita anggota, dan menjadi wadah bagi setiap kegiatan anggota kelompok peternak (Marzuki, 2001).

Secara teoritis, semakin dinamis kelompok akan mendorong sebagian besar anggota untuk menerapkan teknologi biogas. Kelompok yang dinamis akan menimbulkan adanya kemauan dan kemampuan anggota untuk menerapkan biogas.

Tingkat Adopsi Inovasi Biogas

Kelengkapan tahapan adopsi inovasi dalam penerimaan biogas terbagi dalam beberapa tahap yaitu tahap kesadaran, tahap minat, tahap penilaian, tahap mencoba, dan tahap penerimaan. Tahap kesadaran yaitu seseorang mengetahui adanya ide-ide baru tetapi kekurangan informasi mengenai hal itu, tahap minat atau interest, yaitu seseorang mulai menaruh minat terhadap inovasi dan mencari informasi lebih banyak mengenai inovasi itu, tahap penilaian yaitu seseorang mengadakan penilaian terhadap ide baru yang dihubungkan dengan situasi dirinya saat ini dan masa mendatang serta menentukan mencobanya atau tidak,

(8)

tahap mencoba yaitu seseorang menerapkan ide ide baru dalam skala kecil untuk merasakan manfaatnya, apakah sesuai dengan situasi dirinya, tahap penerimaan yaitu seseorang menggunakan ide baru itu secara tetap dalam skala yang luas.

Pengetahuan Peternak Terhadap Inovasi Teknologi Biogas.

Tingkat pengetahuan responden terhadap inovasi teknologi biogas sebagian besar pada kategori baik (36,7%). Secara lengkap gambaran penilaian pengetahuan responden dapat dilihat pada Tabel 16 berikut ini :

Tabel 16. Tingkat Pengetahuan Peternak Terhadap Teknologi Inovasi Biogas

No Uraian Kelas Kategori

Baik Cukup Kurang ...%... 1 Pengetahuan mengenai keuntungan

teknologi biogas

30,0 40,0 30,0

2 Pengetahuan mengenai seberapa jauh usaha peternak dijadikan menggali informasi tentang biogas

33,3 20,0 46,7

3 ketertarikan mengenai mendapatkan informasi tentang teknologi biogas

16,7 53,3 30,0

4 Penyebab ketertarikan peternak terhadap teknologi biogas

20,0 43,3 36,7

Pengetahuan Peternak 36,7 33,3 30,0

Pengetahuan responden dalam penelitian ini adalah pengetahuan peternak terhadap pengertian teknologi biogas, manfaat teknologi biogas, informasi tentang teknologi biogas dan ketertarikan terhadap teknologi biogas. sebagian besar responden cukup mengenal dan mengetahui dasar dasar tentang pengertian biogas, manfaat biogas.

Sikap Peternak Terhadap Pemanfaatan Inovasi Teknologi Biogas

Sikap peternak terhadap inovasi teknologi biogas meliputi penilaian peternak terhadap manfaat teknologi biogas. sebagian besar responden tergolong baik sebesar 46,7 persen. Responden menilai bahwa semenjak pertama kali mengenal teknologi biogas responden

(9)

menilai bahwa teknologi biogas merupakan teknologi yang sangat menguntungkan dilihat dari manfaat yang diambil oleh peternak. Sebagian besar pada kategori cukup (23,3%), dan sisanya pada kategori kurang (30,0%).

Tindakan Peternak Terhadap Inovasi Teknologi Biogas

Tindakan responden terhadap teknologi inovasi biogas dapat dilihat dari tindakan peternak mengenai keuntungan diterapkannya teknologi biogas, tindakan peternak mengenai percobaan teknologi biogas secara berkelanjutan, tindakan peternak mengenai manfaat sebenarnya yg dirasakan setelah menerapkan teknologi biogas, dan tindakan peternak mengenai alat yang digunakan dalam penerapan teknologi biogas.

Tabel 18. Tindakan Peternak Terhadap Inovasi Teknologi Biogas

No Uraian Kelas Kategori

Baik Cukup Kurang ...%... 1 Uji coba peternak mengenai

keuntungan diterapkannya teknologi biogas

36,7 43,3 20,0

2 Uji coba peternak mengenai percobaan teknologi biogas secara berkelanjutan

80,0 20,0 0,00

3 Tindakan peternak mengenai

menerapkan teknologi biogas secara lengkap, kurang lengkap dan tidak menerapkan sama sekali

56,7 33,3 10,0

4 Tindakan peternak mengenai alat yg digunakan dalam penerapan teknologi biogas

53,3 16,7 30,0

61,65 33,35 5,00

Tindakan peternak terhadap pemanfaatan inovasi teknologi biogas dinilai baik. Hal tersebut disebabkan karena responden menganggap keuntungan yang dirasakan setelah menerapkan biogas yaitu menghemat pengeluaran dalam hal bahan bakar, dan ampas dari limbah biogas yang bisa dimanfaatkan menjadi pupuk alami. Dan dari segi fasilitas berupa alat alat biogas yang mudah digunakan dan alat yg digunakan dapat dipakai dalam jangka

(10)

yang panjang yang menyebabkan hampir seluruh peternak secara kontinyu menerapkan teknologi biogas.

Hubungan antara Dinamika Kelompok Peternak Sapi Perah dengan Tingkat Adopsi Inovasi Biogas

Berdasarkan hasil perhitungan dengan korelasi Rank Spearman ( ) pada tingkat signifikasi 0,01 hubungan antara dinamika kelompok peternak sapi perah dengan tingkat adopsi inovasi biogas menghasilkan koefisien sebesar 0,6. Setelah dilakukan uji signifikasi diperoleh t hitung sebesar 4,38 dan angka tersebut lebih besar dari t tabel yaitu 2,037 ( Tabel uji T pada Siegel ) yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif (searah) antara dinamika kelompok peternak sapi perah dengan tingkat adopsi inovasi biogas dan diinterpretasikan ke dalam aturan Guilford, termasuk kategori yang memiliki hubungan cukup berarti ( > 0,553).

hubungan positif yang cukup berarti antara dinamika kelompok peternak sapi perah dengan tingkat adopsi inovasi biogas dapat dicermati dari hasil penelitian lapangan yang menunjukkan tingginya dinamika kelompok dikelompok peternak wargi saluyu tersebut diikuti oleh baiknya tingkat penguasaan ternak dalam adopsi inovasi teknologi biogas. Adanya korelasi yang signifikan antara dinamika kelompok dengan tingkat adopsi inovasi biogas memperkuat anggapan bahwa dinamika kelompok merupakan kunci penting peternak dalam mengambil keputusan sebagai pencapaian keberhasilan dari usahanya.

Hal ini mengandung makna hubungan antara dinamika kelompok dengan tingkat adopsi inovasi biogas. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dinamika kelompok maka akan semakin tinggi pula tingkat adopsi inovasi biogas. Sebaliknya jika dinamika kelompok rendah maka akan rendah pula tingkat adopsi inovasi biogas. Hasil survei menunjukkan mayoritas responden menilai dinamika kelompok tergolong dalam kategori tinggi dan

(11)

sebagian menilai dalam kategori sedang, ditinjau dari unsur-unsur dinamika kelompok yang diteliti.

Kemampuan yang dimiliki peternak dalam mengaplikasikan teknologi biogas dinilai baik, tingkat pengetahuan yang tinggi, sikap yang baik serta penerimaan yang tinggi dalam mengaplikasikan teknologi biogas membuat peternak merasa termotivasi untuk menerapkan teknologi biogas. Peran penyuluh dalam menyampaikan tata cara penggunaan teknologi biogas yang baik dapat dilaksanakan sesuai kemampuan peternak sehingga mudah dilaksanakan dan memberikan kemudahan dalam menangani segala hal yang berhubungan dengan tingkat adopsi inovasi biogas.

Unsur-unsur dinamika kelompok mempengaruhi peternak untuk lebih memotivasi dalam menerapkan biogas diantaranya yang pertama tujuan kelompok yaitu sejauh mana anggota kelompok dapat menerangkan tujuan kelompok dengan jelas, dengan tujuan kelompok peternak mendapat beberapa manfaat yaitu dapat mengembangkan usaha peternakannya, termasuk dalam pengembangan teknologi biogas. Kedua struktur kelompok yaitu keikutsertaan anggota kelompok dalam pengambilan keputusan, dan keputusan yang diambil sesuai dengan keinginan anggota, maka dalam struktur kelompok yaitu pembagian tugas, sistem komunikasi, dan sistem pengambilan keputusan dilakukan secara merata, baik serta adil sehingga semua anggota terlibat dan mempengaruhi kedinamisan kelompok yang menyebabkan tingkat adopsi biogas semakin tinggi. Ketiga fungsi tujuan yaitu kegiatan yang dilakukan kelompok dalam mencapai tujuan yaitu menerapkan biogas, secara keseluruhan fungsi ini sebaiknya dilakukan dengan kondisi yang menyenangkan sehingga tujuan yang ingin dicapai segera dipenuhi. Keempat kekompakan kelompok merupakan hal penting yang harus dilaksanakan setiap anggota kelompok, kekompakan disuatu kelompok bukan hanya sesame anggota melainkan dari pemimpin kelompok ke semua anggota. Pemimpin yang baik yaitu pemimpin yang mengatur dan mengkoordinir anggotanya dengan baik, bisa

(12)

memberikan informasi suatu program teknologi biogas dengan baik, serta sering melakukan diskusi dengan semua anggota kelompok, yang menyebabkan tingkat adopsi inovasi tinggi. Dan terakhir suasana kelompok, dimana hubungan kekerabatan antar anggota yang baik dan anggota yang merasa nyaman berada di dalam suatu kelompok yang menyebabkan tingkat penerimaan teknologi biogas menjadi tinggi.

Uraian diatas memperlihatkan bahwa tingginya dinamika kelompok peternak sapi perah diakibatkan oleh unsur-unsur dinamika kelompok yang berada pada tingkat yang tinggi. Hal tersebut menyebabkan unsur-unsur yang mempengaruhi adopsi inovasi biogas dalam kategori baik, sehingga tingkat adopsi inovasi niogas menjadi tinggi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat dinamika kelompok termasuk pada kategori tinggi

2. Tingkat adopsi inovasi biogas oleh kelompok peternak wargi saluyu termasuk pada kategori tinggi.

3. Terdapat hubungan yang berarti, antara tingkat dinamika kelompok peternak sapi perah terhadap tingkat adopsi inovasi biogas dengan total perhitungan Rank Spearman > 0,553

SARAN

Saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah : 1. Fungsi dari tujuan kelompok peternak dapat ditingkatkan dengan cara saling bekerja

sama dalam melaksanakan suatu program kerja, sehingga saling termotivasi dalam melaksanakan suatu program, terciptanya pola kerja yang kongkrit, yang sudah ditargetkan secara spesifik sehingga setiap individu yang mempunyai visi misi sudah

(13)

memiliki arah tujuan yang jelas dan pasti, juga para anggota dapat belajar dari proses pencapaian suatu program sehingga mampu merubah pemikiran mereka kearah yang lebih baik.

2. Motivasi diantara anggota kelompok khususnya dalam penerapan teknologi biogas, dapat ditingkatkan melalui contoh dan sikap yang baik khususnya dalam penerapan teknologi biogas sehingga suatu anggota bisa termotivasi untuk menerapkan teknologi biogas secara berkelanjutan, karena ketua kelompok di kelompok Wargi Saluyu telah berhenti untuk menggunakan teknologi biogas.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih penulis ucapkan kepada pembimbing karena atas bimbingan dan masukannya yang tidak pernak putus diberikan kepada penulis dan terimakasih pula kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Adiwilaga. 1982. Ilmu Usaha Tani. Cetakan ke-10. Alumni. Bandung

Atmadilaga, D. 1991. Karya-karyaDidi Atmadilaga.Sumbangan PendidikanTinggi PeternakanKepada Pembangunan Peternakan. Sumedang

Hubeis, Aida Vitalaya. 2000. Suatu Pikiran Tentang Kebijakan Pemberdayaan Kelembagaan

Petani. Deptanhut, Jakarta

Kartono, Kartini. 2004. Pemimpin dan Kepemimpinan. Apakah Kepemimpinan Abnormal

itu?. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Mosher, A.T. 1987. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta: CV. Yasaguna. Siegel, S., 1997. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta

Zikmund, William G. 1997. Business Research Methods. USA. Dryden Press Hill, New York.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran dan rekomendasi yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah: Pertama , untuk regulasi perizinan yang ada di Dinas Perizinan

Pandangan Quraish Shihab tentang khamar sebagaimana yang terdapat dalam Tafsir Al- Misbah ialah segala sesuatu yang memabukkan atau berpotensi memabukkan (meski ada

Perbedaan kekerasan paduan Ti-6Al- 4V yang didapatkan dalam penelitian ini dibandingkan penelitian terdahulu diantaranya dapat diakibatkan perbedaan lama waktu

MajIis Majlis Mesyuarat Kerajaan dibahagikan kepada dua, Majlis Negeri.. yang mempunyai kuasa perundangan dan Jemaah Menteri yang mempunyai kuasa pe1aksanaan. MB Majlis

Diklat Jarak Jauh (DJJ) Online Penelitian Tindakan Kelas yang diselenggarakan BDK Jakarta memiliki beberapa kelemahan diantaranya tingkat kelulusan baru mencapai rata-rata 63.4%

Bentuk saluran pemasaran buah naga di Desa Sanggulan adalah saluran dua tingkat yaitu dari petani, pedagang pengumpul, pedagang pengecer, dan

Penduduk Kota Jayapura adalah penduduk heterogen yang terdiri dari bermacam-macam suku yang ada di Indonesia. Sebagian besar lahan di Kota Jayapura merupakan

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Harga, Promosi dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian di Burger King Jemursari” ini merupakan hasil dari