• Tidak ada hasil yang ditemukan

RAPAT KERJA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2018 IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BERBASIS PENGURANGAN RISIKO BENCANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RAPAT KERJA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2018 IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BERBASIS PENGURANGAN RISIKO BENCANA"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

RAPAT KERJA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2018

IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BERBASIS PENGURANGAN RISIKO BENCANA

(2)

Erupsi Gunung

Berapi Gempa Bumi

Banjir Lahar

adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun

faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan

lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Risiko bencana

adalah potensi kerugian yang timbul akibat bencana.

(Sumber: PP No. 21 tahun 2008 tentang Penanggulangan Bencana)

Banjir Tanah Longsor Kekeringan Abrasi Tsunami BENCANA HIDROMETEOROLOGI BENCANA GEOLOGI

BENCANA

(3)

(Sumber: bnpb.go.id, 2017)

B E N C A N A T A H U N 2 0 1 7

( 1 J A N U A R I 2 0 1 7 – 2 0 D E S E M B E R 2 0 1 7 )

Bencana tahun 2017 tercatat 2.341 kejadian (29/12/2017). Bencana hidrometeorologi mendominasi kejadian bencana tahun 2017. Banjir menempati urutan pertama diikuti oleh bencana puting beliung & tanah longsor. Bencana tahun ini menyebabkan lebih dari 3,5 juta jiwa menderita & mengungsi serta merenggut 377 jiwa, selain itu juga menyebabkan lebih dari 47 ribu unit rumah rusak.

(4)

S T R A T E G I P E N G U R A N G A N R I S I K O B E N C A N A

K E M E N T E R I A N P U P R

Memperhitungkan risiko bencana dalam perencanaan, pemrograman, penganggaran,

pembangunan infrastruktur dengan penekanan pada mitigasi dan adaptasi bencana agar

risiko bencana sudah diantisipasi.

Menerapkan sertifikasi desain yang dikeluarkan oleh Komite yang anggotanya berasal

dari gabungan profesional dan pemerintah agar dihasilkan desain infrastruktur yang benar,

sesuai dengan kriteria-kriteria, standar perencanaan.

TAHAP PERENCANAAN

Menerapkan standar pengawasan yang ketat agar pembangunan infrastruktur

dilaksanakan dengan baik, sesuai dengan perencanaan.

Menerapkan sertifikasi operasi agar infrastruktur dimanfaatkan dengan tepat sesuai

dengan perencanaan.

TAHAP PEMBANGUNAN

Melakukan pemeliharaan dan pengoperasian infrastruktur yang memadai

agar kondisinya baik sehingga dapat berfungsi secara optimal.

Memberlakukan status kesiapsiagaan bencana, melakukan tindakan

tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi untuk menjamin

terpenuhinya pelayanan publik.

(5)

Tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan

Rawan Bencana Longsor Permen PU No. 22 tahun 2007

Tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi Dan Kawasan Rawan Gempa Bumi

Permen PU No. 21 tahun 2007

Tentang Pedoman Perencanaan Umum Pembangunan Infrastruktur di Kawasan Rawan Tsunami

Permen PU No. 06 tahun 2009

Tentang Penanggulangan Darurat Bencana Akibat

Daya Rusak Air Permen PUPR No. 13 tahun 2015

Tentang Bendungan; mensyaratkan keamanan

bendungan dalam

pembangunan dan pengelolaan bendungan

Permen PUPR No. 27 tahun 2015

Tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau untuk melindungi fungsi sungai dan danau dan mengendalikan daya rusak

air sungai dan danau Permen PUPR No. 28 tahun 2015

Tentang Pembentukan Tim Pemutakhiran Peta Bahaya Gempa

Bumi Indonesia Tahun 2016 dan Penyiapan Pusat Studi Gempa Nasional

Kepmen PUPR No. 364.I/KPTS/M/2016

tahun 2015

P E D O M A N P E L A K S A N A A N K E G I A T A N D A L A M R A N G K A

M E N D U K U N G M I T I G A S I D A N A D A P T A S I B E N C A N A

Pedoman Persyaratan Umum Perencanaan Jembatan

SE Menteri PUPR No. 07/SE/M/2015

(6)

CONTOH PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA

MENDUKUNG MITIGASI & ADAPTASI BENCANA

Pasal 2

Memberikan acuan dalam penentuan kawasan yang berpotensi menimbulkan longsor berdasarkan pertimbangan karakteristik fisik alami dan aktivitas manusia yang memberi dampak terjadinya longsor. • Memberikan acuan dalam perencanaan tata ruang, penempatan ruang dan pengendalian,

pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana banjir.

Permen PU No. 22 tahun 2007

Pasal 4

Konsepsi keamanan bendungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), terdiri dari 3 (tiga) pilar yaitu:

a. Keamanan struktur berupa aman terhadap kegagalan struktural, aman terhadap kegagalan hidraulis, dan aman terhadap kegagalan rembesan;

b. operasi, pemeliharaan dan pemantauan; c. kesiapsiagaan tindak darurat.

Permen PUPR No. 27 tahun 2015

Pasal 2 (2)

Peraturan menteri ini bertujuan untuk memberikan pedoman dan arahan kepada BBWS/BWS dalam melaksanakan kegiatan penanggulangan darurat bencana akibat daya rusak air

Pasal 3

Bencana akibat daya rusak air antara lain: • Banjir, termasuk banjir bandang

Erosi dan sedimentasi

Banjir lahar dingin

Tanah Longsor

(7)

• Bekerja ketika terjadi kecelakaan pada fase pelaksanaan konstruksi

• Mengumpulkan data dan informasi serta memastikan semua proyek konstruksi tertib

penyelenggaraan

• KKB, KKJTJ, dan KNKBG (sedang disiapkan) memiliki lingkup kerja yang lebih luas dari Komite

Keselamatan Konstruksi dan dalam hal terjadi kecelakaan konstruksi pada fase pelaksanaan, KKK dapat meminta keterangan dari KKB, KKJTJ, dan KNKBG

• Hasil laporan Komite Keselamatan Konstruksi akan dilaporkan ke Menteri PUPR termasuk rekomendasi perbaikan sistem kerja ke depan

Komite Keselamatan Konstruksi

TUGAS KOMITE KEAMANAN BENDUNGAN,

KOMITE KEAMANAN JEMBATAN DAN TEROWONGAN JALAN,

KONSEP KOMITE NASIONAL KEAMANAN BANGUNAN GEDUNG

UU No. 11/1974, UU No. 38/2004, UU No. 28/2002, UU No. 2/2017

• Memastikan Norma Standar Pedoman dan Kriteria (NSPK) up to date dan sekaligus mengidentifikasi kekosongan aturan-aturan yang diperlukan

• Memastikan NSPK diacu dan diterapkan oleh stakeholder pada setiap tahap penyelenggaraan infrastruktur

Memastikan desain dibuat dengan benar, memastikan desain dilaksanakan dengan baik dan memastikan konstruksi dimanfaatkan dengan tepat sesuai desain

Komite Keamanan Bendungan

(KKB)

Konsep Komite Nasional

Keamanan Bangunan Gedung

(KNKBG)

Komite Keamanan Jembatan

dan Terowongan Jalan (KKNTJ)

(8)

ANTISIPASI & RESPON TERHADAP RISIKO BANJIR [1-3]

(9)

ANTISIPASI & RESPON TERHADAP RISIKO BANJIR [2-3]

(10)

Kapasitas Tampung: 1,68 juta m3

Reduksi Banjir: 29 m3/det

ANTISIPASI & RESPON TERHADAP RISIKO BANJIR [3-3]

Untuk merespon atas banjir di Hilir Sungai Ciliwung,

terutama Kota Jakarta

B E N D U N G A N S U K A M A H I & C I A W I , J A W A B A R A T

(

D R Y D A M

)

(11)

ANTISIPASI & RESPON TERHADAP RISIKO ROB [1-2]

(12)

ANTISIPASI & RESPON TERHADAP RISIKO ROB [2-2]

(13)

HYDROSEEDING

KISI BETON

RUMPUT VETIVER

PAGAR PENAHAN JATUHAN BATUAN

TEKNOLOGI SHOTCRETE + TANAMAN

(14)

ANTISIPASI & RESPON TERHADAP RISIKO LONGSOR [2-4]

Mucuna Bracteata

P E N A N G A N A N R U A S J A L A N

M A N O K W A R I - B I N T U N I

(15)

Batuan Metamorfis Molase Selebes

Penanganan Lereng

Batuan Lapuk

PENANGANAN LERENG

KEBUN KOPI SULTENG

Towaeli-Toboli

(Kebun Kopi)

(16)

ANTISIPASI & RESPON TERHADAP RISIKO LONGSOR [4-4]

Penataan kawasan Puncak: pelebaran jalan &

pemindahan pedagang ke tempat yang layak

(kerjasama Pemkab Bogor)

TANAH LONGSOR PUNCAK, BOGOR

Penggunaan Teknologi

Mortar Ringan Pusjatan

Pembuatan Terasering

pada Tebing untuk

meminimalisir longsor

Jangka Panjang Jangka Pendek

(17)

P E M B A N G U N A N 5 E M B U N G

D I K A B . R O T E N D A O , N T T

5 Embung:

• Embung Haladale • Embung Lene Ana • Embung Safetafa • Embung Saina • Embung Rau Oen JUMLAH

LAYANAN

2500

orang & peternak

PENANDATANGANAN 10 PRASASTI

(18)

PEMBANGUNAN PRASARANA PENYEDIAAN

AIR BAKU & AIR TANAH DI NTT

Rumah Panel

Menara

KAB, ROTE NDAO

AIR BAKU 37 SUMUR

JARINGAN IRIGASI AIR TANAH (JIAT)

24 SUMUR KAB. ROTE NDAO

TOTAL PEMBANGUNAN 2015 - 2018

278 SUMUR

TAHUN UNTUK JIAT & SUMUR BOR

AIR BAKU BIAYA

2015 52 Rp. 34,1 M

2016 81 Rp. 45,3 M

2017 75 Rp. 97,6 M

2018 70 Rp. 78,6 M

(19)

Tempat evakuasi sementara sesaat sebelum terjadinya tsunami yang

diperlukan pada skala lingkungan agar masyarakat segera mencapai

ketinggian yang aman sehingga terhindar dari terjangan arus tsunami.

BANGUNAN EVAKUASI SEMETARA UNTUK BENCANA TSUNAMI

(20)

ANTISIPASI DAN RESPON

TERHADAP LAHAR GUNUNG BERAPI

(21)

PERKUATAN TEBING GRPUNDSILL SUNGAI LAU BORUS

ANTISIPASI DAN RESPON

TERHADAP LAHAR GUNUNG BERAPI

Bantuan Perbaikan perkuatan tebing Sungai Lau

Barus,

Sungai

Lau

Bakerah,

Sungai

Lau

Kacinggong, Sungai Lau Makam, pembuatan sabo

dari beton sebagai jalan evakuasi, pembuatan

megadike

(Anggaran 66,30 M).

PERKUATAN TEBING SUNGAI LAU BAKERAH

PEMBANGUNAN SABO DAM

(22)

A N T I S I P A S I D A N R E S P O N

T E R H A D A P E R U P S I G U N U N G B E R A P I

(23)

KEUNGGULAN

• Lebih murah hingga 70%

• Lebih cepat hingga 50%

• Usia hingga 100 tahun

• Hemat lahan

Pilot Project 2016: Fly over Antapani, Jawa Barat

2017 : 5

Fly Over

di Jawa Tengah

(Dermoleng, Kretek, Klonengan, Kesambi, & Manahan)

T E K N O L O G I

C O R R U G A T E D

M O R T A R B U S A P U S J A T A N ( C M P )

T A H A N G E M P A

(24)

SMPN 3 BANDAR BARU, ACEH

PEMBANGUNAN SEKOLAH

SISTEM MODULAR DENGAN METODE

KNOCK DOWN

&

(25)

P E M A N F A A T A N R I S H A T A H A N G E M P A , Y O G Y A K A R T A

PEMBANGUNAN RUMAH

(26)
(27)

UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) mengkoordinasikan semua inisiatif dan program dalam upaya Penanggulangan Bencana

Kepmen PU No. 233/KPTS/M/2008 Petunjuk Teknis Tanggap Darurat dan Pasca Bencana (Rehabilitasi dan Rekonstruksi) dalam lingkungan Kementerian PU

MOU NO.02/PKS/M/2013, NO.85/BNPB/II/2013 antara Kementerian Pekerjaan Umum dan BNPB

tentang Kerjasama Penanggulangan Bencana di Bidang Pekerjaan Umum

Kepmen PUPR Nomor: 994 / KPTS / M / 2016 tentang Satuan Tugas Penanggulangan Bencana di

Kementerian PUPR

• Pengurangan risiko bencana dan pemanduan pengurangan risiko

bencana dengan program pembangunan

• Perlindungan masyarakat dari dampak bencana • Pemulihan kondisi dari

dampak bencana

• Penetapan kebijakan penanggulangan

bencana selaras dengan kebijakan pembangunan nasional

• Penetapan status dan tingkatan bencana nasional dan daerah • Penetuan kebijakan

kerjasama dalam penanggulangan

bencana dengan negara lain, badan-badan atau pihak internasional

• Penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan

pengungsi yang terkena bencana sesuai dengan standar pelayanan minimum • Perlindungan masyarakat dari dampak bencana • Perngurangan risiko bencana dan pemanduan pengurangan risiko bencana dengan program pembangunan • Penetapan kebijakan penanggulangan bencana pada wilayahnya selaras dengan kebijakan

pembangunan daerah • Pelaksanaan kebijakan

kerjasama dalam

penanggulangan bencana dengan provinsi dan/atau kabupaten/kota lain.

WEWENANG

PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAHTANGGUNG JAWAB WEWENANG PEMERINTAH DAERAH

R O L E S H A R I N G

P E N A N G G U L A N G A N B E N C A N A

BNPB

MENGKOORDINASIKAN

pelaksanaan penanggulangan bencana

alam secara terencana, terpadu, dan menyeluruh

TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH PUSAT

(28)

PENINGKATAN KAPASITAS PB

1. Penguatan Kelembagaan dan

Unit Tanggap Darurat Sistem

Peringatan Dini Hunian

Sementara

2. Shelter K

esiapan Infrastruktur

Inovasi dan Pengembangan

Sistem Pelatihan

PENGURANGAN

KERENTANAN

1. Kesadaran Bencana

2. Pengembangan Kerjasama

3. Peningkatan Kualitas Hidup

dan Permukiman

4. Peningkatan Infrastruktur

dan Kualitas Lingkungan

PENGURANGAN RISIKO

BENCANA SECARA INKLUSIF

1. Inklusif dalam Program Unor

2. Pemetaan Risiko Bencana dan

Infrastruktur

3. SOP Siaga, Tanggap Darurat

dan Pemulihan

K O N S E P P E N A N G G U L A N G A N B E N C A N A

(29)

NO LINGKUP KETERANGAN

1 PENGURANGAN RISIKO BENCANA SECARA INKLUSIF

a. Inklusif dalam Program Unor Green Building, Green Road, restorasi sungai, preservasi b. Pemetaan Risiko Bencana dan Infrastruktur Peta genangan banjir

c. SOP Siaga, Tanggap Darurat dan Pemulihan 2 PENINGKATAN KAPASITAS PB

a. Penguatan Kelembagaan dan Unit TD KepmenPUPR no 994/KPTS/M/2016, sarpras air dan sanitasi, pembentukan DRT

b. Sistem Peringatan Dini EWS Banjir di seluruh Balai Besar/Balai Wilayah Sungai (34 balai) c. Hunian Sementara dan Shelter Pembangunan tempat evakuasi sementara pada daerah risiko bencana

tinggi

d. Kesiapan Infrastruktur Penguatan bangunan pengendalian banjir (tanggul, revetment, pintu air, pompa, kolam retensi, dsb), Dinding Penahan Tanah (DPT)

e. Inovasi dan Pengembangan Sistem Sistem Pemantauan Banjir berbasis web, pintu air otomatis, vetiver system

f. Pelatihan Pelatihan anggota satgas tanggap darurat 3 PENGURANGAN KERENTANAN

a. Kesadaran Bencana Sosialisasi kepada mahasiswa/masyarakat dan komunitas peduli sungai / lingkungan tentang sungai dan penanganan bencana

b. Pengembangan Kerjasama Kerjasama dengan UNICEF, perguruan tinggi, masyarakat c. Peningkatan Kualitas Hidup dan Permukiman Program PBL, 100-0-100, Rumah Layak Huni

d. Peningkatan Infrastruktur dan Kualitas

Lingkungan 100-0-100 terutama penanganan kawasan kumuh

K O N S E P P E N A N G G U L A N G A N B E N C A N A

(30)

Sanitasi

Shelter

Air Bersih

SUMBER DAYA AIR CIPTA KARYA

BINA MARGA

Konservasi Sumber

Daya Air

Pendayagunaan

Sumber Air

Pengendalian Daya Rusak Air Perencanaan, pelaksanaan

konstruksi, OP, sistem informasi SDA

Jalan untuk logistik

dan evakuasi

Pengamanan

Jembatan

L I N G K U P P E N A N G G U L A N G A N B E N C A N A

(31)

LINGKUP TUGAS SATGAS

PENANGGULANGAN BENCANA PUPR [1-2]

(Kepmen PUPR No. 994/KPTS/M/2016)

TAHAP PRA

BENCANA

• Menyebarluaskan

Petunjuk

Pelaksanaan &

Petunjuk Teknis

• Penyiapan

Personil, Peralatan

& Logistik

• Penyusunan

Anggaran

• Pemantauan &

Evaluasi

Kesiapsiagaan Unit

/ Satker

TAHAP

TANGGAP

DARURAT

• Kaji Cepat Kebutuhan

Tanggap Darurat

• Penyediaan Kebutuhan

Dasar Korban Bencana

(Air Bersih / Air

Minum)

• Perbaikan Darurat/

Pemulihan Sementara

fungsi prasarana dan

sarana PUPR

• Pengendalian kegiatan

tanggap darurat

bencana

• Pelaksanaan tanggap

darurat lainnya yang

ditugaskan BNPB

• Kegiatan transisi

darurat bencana

sebelum dilaksanakan

rehabilitasi dan

rekonstruksi

TAHAP

REHABILITASI

DAN

REKONTRUKSI

• Pembuatan

rekomendasi teknis

dalam perencanaan,

dan penggunaan

anggaran

• Pengendalian

pelaksanaan kegiatan

rehabilitasi dan

rekonstruksi oleh

lintas UNOR

• Pengendalian

pelaksanaan kegiatan

rehabilitasi dan

rekonstruksi oleh

BNPB

MONEV

• Penyediaan

Informasi

Penanggulangan

Bencana terkait

sapras PUPR ke

publik

• Pelaporan

kepada Menteri

PUPR

(32)

BAGAN

TATAKERJA

SATGAS PB

PUPR

MENTERI PUPR KEPALA BNPB

Wakil KEMPUPR pada Unsur Pengarah BNPB 2. KOMANDO TANGGAP DARURAT BNPB 1. TRC - BNPB

PUSAT KOMANDO SATGAS PB PUPR

KETUA : SEKRETARIS JENDERAL

WAKIL KETUA : 1. DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA AIR 2. DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA 3. DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA

4. DIREKTUR JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN 5. KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KETUA HARIAN : STAF AHLI MENTERI BIDANG TEKNOLOGI, INDUSTRI

DAN LINGKUNGAN

SEKRETARIS : KEPALA BIRO PERENCANAAN ANGGARAN & KLN ANGGOTA : 1. KEPALA PUSAT DATA DAN TEKNOLOGI INFORMASI

2. KEPALA BIRO KOMUNIKASI PUBLIK

3. PARA SEKRETARIS DALAM DIREKTORAT JENDERAL 4. SEKRETARIS BADAN LITBANG

5. KEPALA PUSAT PERENCANAAN INFRASTRUKTUR WILAYAH (BPIW)

6. DIREKTUR PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI DITJEN BINA KONSTRUKSI 7. PARA DIREKTUR DALAM DIREKTORAT JENDERAL 8. PARA KAPUS BADAN LITBANG (SDA, JALAN DAN JEMBATAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN)

1.POS SIAGA BENCANA 2.TIM REAKSI CEPAT (TRC)

3.SATGAS PELAKSANA TANGGAP DARURAT (BALAI BESAR/BALAI/SATKER)

4.KOORDINATOR PELAKSANA TANGGAP DARURAT 5.PELAKSANA REHABILITASI DAN REKONTRUKSI (BALAI BESAR/BALAI/SATKER)

SEKRETARIAT

(BIRO PERENCANAAN ANGGARAN & KLN)

GUBERNUR

POS KOMANDO/POSKO (Ditjen. SDA, Bina Marga,

Cipta Karya dan Penyediaan Perumahan)

UNIT PENDUKUNG

UNIT PELAKSANA KOORDINATOR/L.O *

BPBD PROVINSI DINAS PUPR PROV

BPBD KAB/KOTA DINAS PUPR KAB/KOTA Apabila terjadi bencana besar Jalur Perintah Komando Tanggap Darurat BNPB Koordinasi Informasi/Pelaporan Wilayah Komando Tanggap Darurat Keterangan :

*

BUPATI / WALIKOTA

(33)

• Sekjen sebagai Ketua

• Pimpinan Tinggi Madya

Teknis sebagai wakil ketua

• Staf Ahli Menteri sebagai

ketua harian

• Anggota

• Sekretariat

• Posko Unor

• Tim Reaksi Cepat

Gabungan (4 tim)

• Pos Siaga

• Satlak Tanggap Darurat

U N I T P E N A N G G U L A N G A N B E N C A N A

K E M E N T E R I A N P U P R

Pusat

Komando

Unit Pendukung Operasional

Unit

Pelaksana

(34)

M E K A N I S M E & A L I R A N I N F O R M A S I

T A N G G A P D A R U R A T D I K E M E N T E R I A N P U P R

(Sumber: Kepmen PUPR No. 994/KPTS/M/2016)

LAPORAN LAPANGAN meliputi:

Kronologi Bencana daerah terdampak

dan korban

Infrastruktur PUPR terdampak

Penangan yang dilakukan per lokasi

Kesiapsiagaan Unit Tanggap Darurat

Rekomendasi Skala Bencana/ perlu

tidaknya operasi gabungan dan

pembentukan pos TD

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Analisis data didapatkan bahwa persentase monosit pra infeksi bakteri berbeda nyata antar perlakuan dalam taraf 5%, sedangkan analisis data jumlah monosit post

menolak peluru dengan peraturan yang dimodifikasi Tes tertulis Tes observasi Tes praktik (Kinerja) Tes tertulis Tes observasi ganda/uraia n singkat Lembar observasi Tes Contoh

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMAN Surabaya tentang program PENSI di sekolah.Tingkat pengetahuan

Dari berbagai hal yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti bagaimana Efektifitas Persuasif Fenomena GOYANG BANG JALI Di Acara YKS,

Algoritma K-Means Clustering mampu mengelompokan data DAS menjadi beberapa kelompok sesuai kemiripan dan karekteristik masing-masing dengan Tingkat validasi data

Peneitian ini dapat berguna bagi DISPAREKPORA Pesisir Selatan dalam meningkatkan bidang pariwisata yang bertujuan menarik minat para wisatawan serta memberikan respon

pelaksanaan langkah-langkah untuk mendokumentasi pertemuan keputusan atau transaksi elektronik dan meng- capture (menangkap) aktivitas dalam sistem pengelolaan