JENIS PERLENGKAPAN DAN
PENAGANAN BAHAN
PERLENGKAPAN PENGANGKAT
Kelompok
perlengkapan
pengangkat
berikut
ini
mempunyai cirri khas yang berbeda, antara lain:
Mesin pengangkat adalah kelompok mesin yang
bekerja secara periodic yang didesain sebagai peralatan
swa-angkat, atau untuk mengangkat dan memindahkan
muatan atau sebagai mekanisme tersendiri bagi crane
atau elevator.
Crane adalah gabungan mekanisme pengangkat secara
terpisah dengan rangka untuk mangangkat atau sekaligus
mengangkat dan memindahkan muatan yang dapat
dugantungkan secara bebas atau diikatkan pada crane.
Elevator adalah kelompok mesin yang bekerja secara
periodic untuk mengangkat muatan pada jalur pandu
tertentu.
TIPE UTAMA ALAT PENGANGKAT
ALAT PENGANGKAT
JENIS UTAMA CRANE
CRANE
Crane putar yang diam
Crane yang bergerak pada rel
Crane tanpa lintasan
Crane yang dipasang di atas traktor rantai
Crane tipe jembatan
KARAKTERISTIK UMUM MESIN PENGANGKAT
Parameter teknis mesin pngangkat adalah:
kapasitas angkat, berat mati mesin tersebut,
kcepatan berbagai gerakan mesin, tinggi
angkat dan ukuran geometris mesin
tersebut, bentangan, panjang dan lebar, dan
sebagainya.
dengan:
n – jumlah siklus mesin per jam
Q – berat muatan, dalam ton
jam
ton
nQ
Q
hr
/
Dengan :
V – kapasitas ember, alat pencengkeram dan
sebagainya dalam meter kubik
Ψ – faktor pengisian
γ – berat jenis dalam ton/m3
V
Q
Dengan:
Q – berat muatan, dalam ton
G – berat ember atau penahan, dalm ton
Dengan:
Σ ti – total waktu yang dibutuhkan
ton
G
Q
Q
(
)
13600
t
n
Semua jenis crane dan mesin penangkat dapat dibagi lagi
menjadi empat kelompok sesuai dngan kondisi operasi dan
gabungan faktor berikut:
- beban pada mesin
- penggunaan mesin harian dan tahunan
- faktor kerja relatif (jangka waktu mesin dihidupkan DF%)
- temperatur sekitar
KARAKTERISTIK KERJA
KONDISI OPERASI
Penggunaan mesin rata-rata (mean)
Beban K beban Waktu Faktor kerja DF% Tem-Peratur Sekitar C K tahun K hari Ringan (L) Sedang (M) Berat (H) Sangat Berat (VH) 0.5 0.5 0.5 0.5 0.25 0. 0.75 1.0 0.33 (shift satu0 0.67 (shift dua) 0.67 (shift dua) 1.0 (shift tiga) 15 25 40 40 25 25 25 45
Nilai-nilai ini ditentukan dari operasi rata-rata atau data
desain.
Kerja Nominal
Ringan Sedang
Berat
Sangat
Berat
Jumlah perubahan
operasi
per jam ……..
60
120
240
300-720
PERLENGKAPAN KHUSUS PERMUKAAN DAN OVERHEAD
Truk tanpa rel adalah fasilitas transportasi permukaan
yang bergerak diatas jalur rel yang sempit
Kendaraan yang berbadan sempit adalah fasilitas
transportasi permukaan yang bergerak di atas jalur rel
yang sempit
Peralatan penanganan silang adalah fasilitas transportasi
permukaan yang memindahkan kereta rel di dalam ruang
lingkup suatu perusahaan
Sistem lintasan overhead adalah struktur jalur
pembawa/pemindah tau kabel tempat truk yang
bermuatan tersebut bergerak
KARAKTERISTIK UMUM FASILITAS TRANSPORTASI
PERMUKAN DAN OVERHEAD
Peralatan permukaan dan overhead
Truk tanpa rel
Kendaraan yang berbadan sempit
Peralatan untuk penanganan silang
PENGGUNAAN PERLENGKAPAN PENANGANAN
BAHAN
Fasilitas transpor dipilih sedemikian rupa agar sesauai
dengan laju aliran bahan yang menggambarkan sistem
umum dari gerak bahan, barang setengah jadi dan produk
pada departemen atau pabrik tersebut.
• 1. Rantai Lasan
rantai lasan (welded) terbuat dari
jalinan baja oval yang berurutan.
Ukuran utama rantai (gambar 7)
adalah : kisar (t), sama dengan
panjang bagian dalam mata rantai
lebar luar (B), dan diameter batang
rantai (d). tergantung pada
perbandingan kisar dan diameter
batang rantai, rantai lasan
diklasifikasikan menjadi rantai mata
pendek (t ≤ 3d) dan rantai mata
panjang (t > 3d).
Gambar 7. ukuran utama mata rantai beban
Gambar 8.mata rantai menghubungkan rantai beban..
Rantai lasan terbuat dari baja CT. 2 dan CT. 3. Mata rantai untuk rantai lasan dibentuk dengan berbagai macam metode,yaitu pengelasan tempa dan pengelasan tahanan listrik. Dengan pengelasan tempa mata rantai dibuat dari satu batang baja, sedangkan bila menggunakan las tahanan listrik mata rantai terbuat dari dua potong baja lengkung yang dilas temu.
Rantai lasan digunakan untuk mesin pengangkat kapasitas kecil (katrol, Derek, dan crane yang digerakan tangan), & sebagai perabot pengangkat utama
Rantai lasan mempunyai kelemahan yaknik berat, rentan terhadap sentuhan dan beban lebih, kerusaan yang tiba-tiba, keausan yang berlebihan pada sambungan antar mata rantai , dan hanya digunakan untuk kecepatan rendah
Keunggulannya ialah flexible untuk semua arah, dapat menggunakan puli dan drum dengan diameter yang kecil serta desain dan pembuatan yang sederhana
Rumus umum untuk memilih tegangan tarik rantai adalah :
Ss =
Dengan
Ss = beban aman yang diterima rantai, dalam kg
Sbr = beban putus dalam kg
K = Faktor keamanan
K Sbr
Intensitas keausan yang terjadi pada rantai tegantung pada factor berikut : perbandingan kisaran rantai dengan drum atau puli rantai, tegangan kecepatan puli rantai, sudut belok relative bila rantai tersebut melewati pulinya, keadaan lingkungan kerja dan sebagainya.
Rantai las tempa selalu putus pada bagian lasnya. Pada rantai las tahanan listrik yang bermutu tinggi, biasanya mata rantai putus berbentuk putus miring dengan penampang yang bersudut kecil terhadap sumbu memanjang rantai, yang bermula pada bagian bagian tepi batas permukaan kontak mata rantai yang dihubungkan.
• 2. Rantai Rol
rantai rol terdiri atas pelat
yang
dihubung-engsel pana pena
(gambar 9).
Rantai untuk
beban ringan terbuat dari
dua keping plat saja, sedangkan
untuk beban berat dapat
menggunakan sampai lebih
dari 2 keping pelat
Gambar 9 rantai rol
Rantai rol mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan rantai lasan. Karena rantai rol padat maka keandalan operasinya jauh lebih tinggi dibandingkan rantai lasan. Rantai rol mempunyai flexisibelan yang baik sehingga dapat dipakai pada sprocket dengan diameter lebih kecil dan jumlah gigi yang lebih sedikit. Hal ini akan mengurangi ukuran mekanisme dan sekaligus mengurangi harganya. Juga, gesekan pada rantai rol jauh lebih kecil dibandingkan dengan rantai lasan dengan kapasitas angkat yang sama.
Kecepatan maximum rantai rol ditentukan oleh standar Negara dan tidak boleh melebihi 0.25 mm/detik.
Nilai factor keamanan K, rasio dan jumlah gigi sprocket untuk rantai las dan rol diberikan pada table 4. d
D
Table 4 Data rantai yang terseleksi
RANTAI Digerakan Factor keama nan K Rasio Jumlah minimum gigi pada sprocket Dilas dikalibrasi dan tidak dikalibrasi
dilas dikalibrasi pada katrol dilas tidak dikalibrasi tidak mengikat beban Dilas tidak dikalibrasi tidak mengikat beban Roller Tangan Daya Tangan Daya 3 - 6 4.5-8 6- 5 5 20 30 20 30 5 5 8 d D
3. Tali Rami
Tali rami hanya cocok digunakan untuk mesin
pengangkat
yang
digerakan tangan (puli tali) karena sifat mekanisnya yang
lemah (cepat aus, kekuatan yang rendah, mudah rusak oleh
benda tajam, pengaruh lingkungan dan sebagainya)
Berdasarkan metode pembuatan pembuatan dan jumlah untaian tali rami dikelompokan menadi tali polos dan tali kabel. Yang terakhir terbuat dari lilitan 3 buah lilitan yang berbeda. Tali sering dicelupkan pada aspal untuk mengurangi pelapukan. Walaupun tali rami yang dicelupkan pada aspal lebih tahan terhadap pengaruh cuaca, namun jauh lebih berat dan lebih kurang flexible dan kekuatannya berkurang 20% dibanding tali biasa. Kekuatan putusnya membagi tali rami menjadi dua kelas : kelas 1 dan kelas 2.
Tali rami harus memenuhi standar Negara dan terbentuk dari tiga untai rami dan tiap untai terdiri atas beberapa serabut yang berbeda. Arah lilitan untaian harus berlawanan dengan serabut.
Pemilihan tali rami. Tali rami dipilih hanya berdasarkan kekuatan tariknya
berdasarkan rumus : br d S 4 2 dengan :
d = Diameter keliling dari untai, dalam cm S = Beban pada tali, dalam kg
• 4. TALI BAJA
Tali baja mempunyai keunggulan sebagai berikut : 1. Lebih ringan;
2. Lebih tahan terhadap sentakan;
3. Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi yang tinggi; 4. Keandalan operasi yang tinggi.
Tali baja terbuat dari kawat baja dengan kekuatan ς= 130 sampai 200 kg/mm2. Didalam proses pembuatannya kawat baja diberi perlakuan panas tertentu dan digabung dengan penarikan dingin, sehingga menghasilkan sifat mekanis kawat baja yang tinggi.
Lapisan dalam tali mengelompokan menjadi : 1) Tali pintal silang atau tali biasa; 2) Tali pintal parallel atau jenis lang; 3) Tali komposit atau pintal balik.
Tali Baja Serba Guna. Tali yang terdapat
pada Gambar 13 adalah tali baja konstruksi biasa (kawat seragam) yang berupa kawat anyaman kawat yang sama diameternya
Gambar 13. Lapisan serat tali baja.
Tali Baja Anti-Puntir.
Pada tali ini sebelum dipintal setiap kawat dan untaian dibentuk sesuai dgn kedudukannya didalam tali. Akibatnya tali yang tidak dibebani tidak akan mengalami tegangan internal. Tali ini tidak mempunyai kecenderungan untuk terurai walaupun ujung tali ini tidak disimpul
Jenis Tali Baja Puntir mempunyai keunggulan sebagai berikut : 1. Distribusi beban yang merata
pada setiap kawat sehingga tegangan internal yang terjadi minimal.
2. Lebih fleksibel. 3. Keausan tali lebih kecil bila
melewati puli dan digulung pada drum, karena tidak ada untaian atau kawat yang menonjol pada kontur tali, dan keausan kawat terluar seragam; juga kawat yang putus tidak akan mencuat keluar dari tali.
4. Keselamatan operasi yang lebih baik.
Tali Baja Dengan Untaian Yang Dipipihkan. Tali ini (Gambar 16) dipakai pada
crane yang bekerja pada tempat yang mengalami banyak gesekan dan abrasi. Biasanya tali ini tebuat dari lima buah untaian yang dipipihkan dengan inti kawat yang juga dipipihkan; untaian ini dipintal pada inti yang terbuat dari rami
Gambar 16. Tali dengan untaian yang dipipihkan.
Tali dengan Anyaman Terkunci. Tali ini banyak digunakan pada crane kabel dan
kereta gantung. Tali ini mempunyai keunggulan dalam hal permukaan yang halus, susunan kawat yang padat dan tahan terhadap keausan, kelemahannya adalah tidak fleksibel.
Gambar 17. Lilitan tali yang dikunci.
Cara mengukur diameter luar tali dapat dilihat pada Gambar 19, yaitu dengan mengukur dua untaian yang berlawanan letaknya.
Gambar 19. Cara mengukur diameter
tali
Tabel 5 Tali Rami untuk Pengangkat
Faktor
mula-mula KONSTRUKSI TALI dari keama nan 6 x 9 = 114 + 1c* 6 x 37 = 222 + 1c* tali terhadap Posisi berpoto ngan Posisi sej aj ar Posisi berpoto ngan Posisi sej aj ar tegangan
Jumlah serat patah sepanjang satu tingkatan setelah tali tertentu dibuang kurang 9 14 7 23 12 '9 - 10 16 8 26 13 '10 -12 18 9 29 14 '12 -14 20 10 32 16 diatas 16 24 12 38 19 Tabel 6 Tali Untuk Crane dan Pengangkat
Percobaan-percobaan menunjukkan bahwa umur tali sangat dipengaruhi oleh kelelahan. Umur tali dapat ditentukan dengan memakai perbandingan (Dminadalah diameter minimum puli atau drum
dan d ialah diameter tali) dan ( -diameter kawat pada tali).
d Dm in
m in D
Jumlah lengkungan dapat ditentukan dengan cukup akurat bila kita membuat suatu diagram seperti jenis yang ditentukan dalam Gambar 21.
Gambar 21. Menentukan jumlah lengkungan tali dengan satu puli penggerak. Faktor mula-mula dari keamanan tali terhadap tegangan KONSTRUKSI TALI 6 x 19 = 114 + 1c 6 x 37 = 222 + 1c 6 x 61 = 366 + 1c 18 x 17 = 342 + 1c Posis i berp oto-ngan Posis i sejaj ar Posis i berp oto-ngan Posis i sejaj ar Posis i berp oto-ngan Posis i sejaj ar Posis i berp oto-ngan Posis i sejaj ar Jumlah serat yang patah pada panjang tertentu setelah tali dibuang Kurang 6 12 6 22 11 36 18 36 18 6-7 14 7 26 13 38 19 38 19 Diatas 7 16 8 30 15 40 20 40 20
Sistem puli yang banyak digunakan dan jumlah lengkungannya dapat dilihat pada Gambar 23
Gambar 23. menentukan lengkungan untuk berbagai sistem puli
pengangkat
Tabel 7 menunjukkan nilai sebagai fungsi jumlah lengkungan.
Tabel 7 d Dmin Jumlah lengk unga n Jumlah lengk ungan Jumlah leng kun gan Jumlah lengk ungan 1 16 5 26,5 9 32 13 36 2 20 6 28 10 33 14 37 3 23 7 30 11 34 15 37,5 4 25 8 31 12 35 16 38 Tabel 8 EFISIENSI PULI
Puli Tunggal Puli Ganda Efisiensi
Jumlah alu r
Jumlah puli yang berputar Jumlah alur
Jumlah puli yang berpu tar Gesekan pada permukaa n puli (faktor resisten satu puli) Gesekan anguler pada permukaan puli (faktor resisten satu puli 2 1 4 2 0,951 0,971 3 2 6 4 0,906 0,945 4 3 8 6 0,861 0,918
Tabel 9
Harga Minimum Faktor k dan e1yang diizinkan
TIPE ALAT PENGANGKAT
Digerakkan oleh: Kondisi pengoperasian Faktor K
Faktor e1
1. Lokomotif,caterpilar-mounted, traktor dan truk yang mempunyai crane pilar (termasuk excavator yang dioperasikan sebagai crane dan pengangkat mekanik pada daerah konstruksi dan pekerjaan berkala.
2. Semua tipelain dari crane dan pengangkat mekanis
3. Derek yang dioperasikan dengan tangan, dengan kapasitas beban terangkat diatas 1 ton yang digandeng pada berbagai peralatan otomotif (mobil, truk, dan sebagainya). 4. Pengangkat dengan troli 5. Penjepit mekanis (kecuali untuk puli pada grabs)
untuk pengangkat mekanis pada no.1 6. Idem untuk pengangkat mekanik pada no.2
Tangan Daya Daya Daya Tangan Daya Daya -Ringan Ringan Medium Berat dan sangat berat
Ringan Ringan Medium Berat dan sangat berat
-4 5 5,5 6 4,5 5 5,5 6 4 5,5 5 5 16 16 18 20 18 20 25 30 12 20 20 30 Tabel 10
Harga faktor e 2 yang tergantung pada konstruksi tali Konstrusi Tali Faktor e2 Biasanya 6 x 19 = 114 + 1 poros Posisi berpotongan……… Posisi sejajar………. Compound 6 x 19 = 114 + 1 poros a). Warrington Posisi berpotongan……….. Posisi sejajar……… b). Seale Posisi berpotongan……….. Posisi sejajar……… Biasanya 6 x 37 = 222 + 1 poros Posisi berpotongan……… Posisi sejajar………. 1,00 0,90 0,90 0,85 0,95 0,85 1,00 0,90
5. PERHITUNGAN DAYA TAHAN (KEKUATAN BATAS KELELAHAN) TALI KAWAT BAJA DENGAN METODE PROFESOR ZHITKOV •Metode perhitungan daya tahan tali kawat yang dijelaskan berikut dihasilkan oleh penelitian bertahun-tahun yang dilakukan di hammer dan sickle works. berbagai konstruksi tali yang berdiameter dari 3 mm sampai 28 mm diuji dengan tiga unit mesin khusus untuk menentukan metalurgi, produksi, desain dan operasi yang mempengaruhi kekuatan tali.
•Pada tahap pertama, karakteristik umur tali dikumpulkan dari semua pengujian dalam bentuk grafik yang menghasilkan hubungan
z = ƒ1(ς) dan z = ƒ2( )
•Data ini kemudian dipakai untuk menggambarkan suatu diagram yang menunjukkan hubungan σ = ƒ3 ( ) dengan berbagai jumlah lengkungan tali (gambar 24) dan untuk mendapatkan secara matematis rumus desain:
A = = mσCC1C2
Gambar.24 Diagram untuk menentukan jumlah lengkungan tali
d D d D d D
• Bila kita mengetahui kondisi operasi mekanisme pengangkat, dan telah menentukan umur tali, kita dapat menentukan jumlah lengkungan yang diperbolehkan z1dengan rumus :
z1 = a z2N β dengan :
N = umur tali dalam bulan
a = jumlah siklus kerja rata-rata per bulan
z2= jumlah lengkungan berulang per siklus kerja (mengangkat dan menurunkan) pada tinggi pengangkatan penuh dan lengkungan satu sisi.
β = faktor perubahan daya tahan tali akibat mengangkut muatan lebih rendah dari
Gambar 28 menunjukan faktor-faktor utama yang mempengaruhi mutu tali kawat baja
6. PENGIKATAN RANTAI DAN TALI Pengikatan Rantai Beban Lasan
Pengikatan Rantai Rol Pengikatan Tali Rami Pengikatan Tali Baja
Gambar 29 Metode pengikatan rantai beban lassan
Gambar 30 Pengikatan rantai roller beban
Gambar 31 Pengikatan tali
rami Gambar 32 Pengikatan tali kawat dalam soket tirus
Soket Baji. Tali dilewatkan mengitari baji-baja beralur (Gambar 34a) dan diikat
bersama dengan baji kedalam soket rata yang sesuai yang terbuat dari baja tuang. Beban akan menarik tali kedalam soket dan akan menambah daya ikatnya.
Mata Pengikat. Tali dililitkan mengelilingi mata pengikat (Gambar 34b) dan ujung
bebasnya dililitkan dengan bagian utama tali. Panjang lilitan 1 > 15d dan minimum sepanjang 500 mm. Gambar 34c menunjukan kait yang diikat pada tali dengan mata pengikat.
Disamping dililitkan, mata pengikat dapat dikencangkan dengan memakai klip khusus
bulldog (bull-dog clip) atau pengapit pada tali kawat (Gambar 35). Jumlah pengapit
minimum adalah tiga buah. Gambar 36 menunjukan tali kawat yang diikat pada mata pengikat dengan plat dan baut.
Gambar 34 Baji soket tali (a) dan pengikatan dengan alat berlubang (b,c)
Gambar 36 Tali alat berlubang dengan plat dan sekrup Gambar 35 Klem bull dog
7. PERABOT PENGGANTUNG BEBAN
• Anduh Rantai. Anduh (sling) ini terbuat dari rantai lasan tak terkalibrasi biasa
dengan mata dan kait untuk penggantungan atau cengkeram berbentuk capit untuk mengangkat obyek. Juga digunakan rantai tanpa ujung dan rantai lepas dengan cincin tanpa ujungnya
• Gambar 38a menunjukan rantai tanpa ujung, Gambar 38b rantai lepas dengan cincin , Gambar 38c - rantai dengan kait dan cincin, Gambar 38d – anduh utas dua, Gambar 38e cengkeram berbentuk cakar untuk membentuk lingkaran pada rantai. Gambar 38f menunjukan tong yang diangkat dengan cengkeram rantai berbentuk capit yang memegang bagian ujung tong
• Anduh rantai terutama digunakan untuk pelayanan kerja berat dan selalu pada temperatur tinggi. Kecuali dipakai pelindung khusus yang terbuat dari logam lunak (Gambar 38g), Anduh rantai biasanya akan merusak sudut (ujung) benda yang dingkat
Gambar 38 Anduh rantai
• Anduh Tali Rami. Tali rami polos yang disimpul mati banyak sekali digunakan untuk
menhan muatan pada kait crane. Kekuatannya jauh lebih rendah dibandingkan dengan tali baja, tetapi memiliki keluwesan yang lebih tinggi dan mudah diikat menjadi simpul. Tali rami mudah sekali dirusak oleh ujung tajam benda yang diangkat dan harus dilindungi dengan bantal linak (Gambar 38g) atau alat pelindung khusus lainnya (plat sudut). Metode mengikat dengan tali rami dapat dilihat pada Gambar 39.
• Anduh Tali Kawat Baja. Umumnya beban yang berat umumnya dingkat dengan
anduh tali baja. Dibandingkan dengan rantai, tali baja lebih ringan tetapi terlalu kaku dan cenderung untuk terpuntir. Di samping itu apabila digunakan untuk mengangkat benda yang berujung tajam, tali baja akan melengkung terlalu tajam dan akan cepat aus. Tali baja ini rentan terhadap temperatur yang tinggi. Muatan yang diangkat oleh anduh tali dan rantai harus diikat dengan aman sehingga tidak berpindah posisinya sewaktu bergerak.
Gambar 40a menunjukkan anduh tali baja dengan utas tunggal dan gambar 40b menunjukan tali dengan dua dan empat utas.
Gambar 40 anduh serat tali baja
ALAT TAMBAHAN
PENANGANAN MUATAN
Pada crane serbaguna yang mengangkat
berbagai bentuk muatan ditangani dengan
memakai anduh (sling) rantai yang dikatkan
pada kait. Kait tunggal (standar) dan kait
tanduk adalah jenis kait yang paling sering
dipakai untuk keperluan ini. Kadang-kadang
digunakan kait segitiga. Kait standar dan
tanduk dibuat dengan ditempa pada cetakan
rata atau cetakan tertutup atau dapat juga
dibuat dari beberapa plat dengan bentuk kait
yang dijadikan satu.
1. URAIAN UMUM
Kemampuan Angkat
1. Kait tempa :
Kait standar sampai 50 ton
Kait tanduk mulai dari 25 ton ke atas
2. Kait segitiga dan kait berlapis mempunyai
kemampuan angkat diatas 100 ton
Pada umumnya, muatan
digantung pada anduh
berutas-empat dengan
dua lilitan tali pada kait
(Gambar 61).
Kait sering kali
mempunyai bentuk
penampang tarapesium
yang dibuat lebih lebar di
dalam.
Q Q Q P 0,35 45 cos 4 cos 4Perhitungan Dimensi Kait Tegangan tarik : t : kisar ulir do: diameter luar ulir
d1: diameter dalam ulir
Tinggi minimum :
: tegangan satuan pada jarak y dari sumbu netral Q : beban pada kait F : luas penampang kritis r : jari-jari kelengkungan pada
daerah kritis x : faktor bentuk bentuk
penampang 4 2 1 d Q t p d d Qt H 2 1 2 0 4
2. KAIT TEMPA STANDAR
Momen lentur M diasumsikan bernilai positif bila
menyebabkan kelengkungan kait bertambah (jari-jarinya
berkurang) dan bernilai negatif bila kelengkungannya berkurang.
Karena beban cenderung untuk membuka kait, momennya
bernilai negatif (Gambar 62a) :
M = -Qr = -Q (0,5a + e
1)
Nilai x didapat dari persamaan :
untuk trapesium dengan sisi b
1dan b
2dan tinggi h akan menjadi
Bila kita mengambil nilai h = a, dan bila dan
maka rumus diatas setelah ditransformasikan akan berbentuk
2 1 1e e dF r y y F x 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 b b e r e r n r e h b b b h b b r x 1 1 09861 , 1 5 , 0 5 , 1 1 3 7 5 2 n n n n x 1 a h n b b 2 1
dengan mengabaikan perpindahan sumbu netral relaif terhadap pusat massa bagian tersebut diperoleh
Dalam keadaan tersebut rumus diatas dapat digunakan untuk mencari x untuk semua nilai
Denganmendistribusikan nilai M = -Qr = -Q (0,5a + e1), r = 0,5a + e1, y = -e1(untuk bagian terdalam yang tertarik) dan y = e2 (untuk
bagian terluar yang tertekan) ke dalam rumus (61) dan kita dapatkan tegangan satuan pada penampangantara titik I dan II.
Tegangan maksimum pada bagian terdalam Tegangan maksimum pada bagian terdalam
3
1
2
1h
n
n
e
2 1 b b r y y x r e a F Q r y y x Fr e a Q Fr e a Q F Q 1 1 5 , 0 1 1 5 , 0 5 , 0 1 1 1 a e x F Q e r e x r e a F Q 1 1 1 1 1 12 5 , 0 1 aman a e x F Q1 2 1 aman a e x F Q 1 1 2 1Nilai x adalah jarak dari titik O ke garis vertikal yang bersangkutan; y adalah panjang garis vertikal di dalam bagian penampang. Titik-titik terluar ordinat kemudian dihubungkan dengan suatu garis. Absis titik pusat penampang tersebut ditentukan dengan
Dengan ;
f : luas daerah yang dibatasi oleh kurva F : luas penampang kait Luas penampang daerah f dan F ditentukan dengan memaki planimeter.
h h c ydx yxdx x 0 0
Metode Grafik untuk menetukan Faktor x
Dengan meneruskan prosedur yang sama untuk semua
garis vertikal akan didapatkan sejumlah titik dan bila titik
tersebut dihubungkan, kita akan adapat mencari luas daerah f
1dan f
2pada titik C. Perbedaan f
1-f
2akan selalu bernilai negatif.
Luas daerah f
1dan f
2dapat ditentukan dengan memakai
planimeter.
Faktor x akan sama dengan
Jarak antara garis nol (netral) adan garis pusat adalah
Dengan :
: jari-jari kelengkungan titik pusat
F f f dF r y y F x e e 2 1 2 1 2 1x
x
1
Tegangan aman satuan yang didapatkan dengan rumus (64) dan (65) tidak boleh
melebihi 1500 kg/cm2untuk baja 20.
Penampang III dan IV diperiksa kekuatannya pada sudut maksimum yang diizinkan 2 =
120 dengan cara yang sama seperti
Penampang I dan II. Dengan mengabaikan gaya geser perhitungan
untuk gaya dilakuakn dengan memakai cara yang sama dengan sebelumnya, tetap memakai nilai r’dan bukan hubungkan dimensi yang bersangkutan dari penampang tersebut. Bagian silindris tangkai kait yang masuk ke lubang pada bintang-lintang akan mengalami tegangan tarik. Akan tetapi tegangan lentur akan timbul akibat salah stel sebab itu tegangan yang diizinkan dalam hal ini akan jauh berkembang
2 Q tan 2 Q
Tegangan aman
2 aBeban digantung pada satu tanduk. Tangkai utama akan dibebani
lebih dari yang diizinkan, tegangan satuan maksimumnya dapat
ditentukan melalui pertimbangan berikut (penampang kritis V-VI)
cos
2
1Q
p
F
p
Q
p
t t shsin
,
2
F
P
sh
sh
DAN
Tegangan lentur yang timbul dari momen Akibatnya
)
2
(
1d
a
P
M
lentur 2 2 1)
3
(
lenturContoh soal: Memeriksa tegangan pada bagian
lengkung kait tanduk tempa.
Diketahui: Kapasitas angkat 15 ton; dimensi pada
gambar 66.
1.Beban total
Q
15
TON
2.Gaya normal pada penampung rumus
(69) adalah:
.
750
.
13
45
cos
3
77
sin
00
.
15
2
cos
3
)
sin(
2
1kg
x
x
Q
P
3.factor
Luas penampang F = 115,8 cm
2
Luas daerah tambahan f = 789 cm
3
. Absis titik
pusat ialah
cm
F
f
x
c6
,
8
8
,
115
789
Zambian Luas daerah
Sehingga factor
2 2 2 15
,
71
cm
dan
f
11
,
7
cm
f
104
,
0
8
,
115
)
7
,
11
71
,
5
(
2
)
(
2
1 2f
f
f
x
Jarak antara titik nol dan titik pusat adalah:
cm
x
1
0
,
104
1
,
29
104
,
0
8
,
13
1
Jarak antara bagian bagian terdalam
dengan garis nol
cm
x
e
1 c6
,
8
1
,
29
5
,
51
4.Tegangan satuan adalah
2 1 1 1
900
/
14
51
,
5
2
104
,
0
1
8
,
115
750
.
13
2
1
.
x
kg
cm
a
e
x
F
P
2 2 1 2 1/
520
16
2
14
45
,
10
104
,
0
1
5
,
115
750
.
13
2
1
cm
kg
e
e
a
e
x
F
p
IIKedua rantai diatas berada dalam batas
yang diizinkan.
4.
KAIT MATA SEGITIGA PADAT
Kait mata pada segitiga padat dipakai pada
crane dengan kapasitas angkat yang besar (di
atas 10 ton), dan hanya kadang-kadang saja
dipakai
juga
pada
crane
dengan
kapasitas
sedang. Kelmahan kait ini adalah anduh yang
mengangkat muatan harus dilewatkan kedalam
lubang
kait
tersebut.
Kait
segitiga
ditempa
Ditinjau dari segitiga luar (eksternal) kait
segitiga dapat ditentukan secara statis, dan dari
segi tegangan kait ditentukan secara statis tak
tentu. Karena lengkungan bagian bawah dibuat
utuh dengan sisinya dan akan mengalami gaya
lentur maka bagian sisinya akan terpengaruh
gaya lentur tersebut juga.
Dari penyelidikan yang dilakukan, momen
lentur pada lengkunagan bawah adalah:
6
1
1
Q
M
Momen lentur pada pertemuan kedua sisinya
dengan busur ialah
13
1
2
Q
M
Gaya tarik yang bekerja pada bagian sisi ialah
2
cos
2
1
a
Q
p
Dengan:
a
- sudut antara kedua sisi
Q
– beban
I
– panjang busur yang diukur
sepanjang garis netral
Sambungan
antara
busur,
sisi
dan
tangkainya tidak boleh membentuk sudut yang
tajam tetapi harus rata dan halus.
Tegangan satuan maksimum pada bagian
sumbu dapat ditentukan dengan rumus
F
P
W
M
lentur 1P
x
Q
M
lentur 16
1
Dengan:
2
tan
2
1a
Q
P
—
gaya tekan yang bekerja
pada busur, dalam kg
W
—
momen perlawanan
F
— luas penampang busur
5
.
KAIT SEGITIGA BERSENDI
Pembuatan
kait
mata
segitiga
ternyata
mengalami
banyak
kesulitan
dalam
proses
produksinya. Sehingga untuk menangani beban
yang besar kait segitiga bersendi rakitan lebih
disukai untuk digunakan.
Tegangan satuan pada sambungan kait
tiga-sendi rakitan adalah
F
a
Q
2
cos
4
1
Nilai yang diizinkan adalah
2
1
1
.
200
kg
/
cm
Tegangan satuan ditentukan sebagai
tegangan pada bentangan lengkung
e
R
e
xFR
M
FR
M
F
P
1
1
Dengan
Q
P
x
M
14
1
2
tan
2
1a
Q
P
Dengan:
F
— luas penampang
1e —
jarak antara sambungan netral dengan
lapisan yang menerima beban terbesar.
Factor x
untuk ellips didapat dengan rumus
6 4 2
64
5
8
1
4
1
R
a
R
a
R
a
x
Dengan:
a
—
luas penampang
Tegangan pada mata tangkai diperiksa
dengan rumus hasil
2
2
2
2
1
d
D
d
D
P
Dengan:
bd
a
Q
P
2
cos
4
b
— lebar lubang
(
tekanan satuan)
6. PERABOT UNTUK
MENGGANTUNGKAN KAIT
• Pemberat kait. Untuk mengangkat muatan ringan (=sampai 5
ton) biasanya kait langsung diikatkan pada takal pengangkat
fleksibel. Untuk meredam kejut, kadang-kadang pemberat kait
dilengkapi dengan pegas. Penggunaan peredam kejut ini
sangat diperlukan untuk crane yang melayani alu tempa.
• Bantalan kait. Bantalan peluru aksial memungkinkan kait
dapat berputar dengan mudah ketika menangani beban diatas
3 ton. Bantalan ini dipasang pada batang lintang dipakai
menahan mur kait.
Batang lintang untuk kait
Batang lintang kait dapat berputar pada pelat sisi rumahnya yang
diperkuat dengan setrap atau sekal yang terbuat dari pelat baja. Hal ini
akan memungkinkan kait berputar pada dua arah yang saling tegak lurus.
Batang lintang ini ditempa dari baja dan diberi trunion (batang gerak)
pada ujungnya. Diameter lubang untuk tangkai kait harus sedikit lebih
besar dari tangkainya sendiri.
6. PERABOT UNTUK MENGGANTUNGKAN KAIT
Pemberat kait. Untuk mengangkat muatan ringan (=sampai 5
ton) biasanya kait langsung diikatkan pada takal pengangkat
fleksibel. Untuk meredam kejut, kadang-kadang pemberat kait
dilengkapi dengan pegas. Penggunaan peredam kejut ini sangat
diperlukan untuk crane yang melayani alu tempa.
Bantalan kait. Bantalan peluru aksial memungkinkan kait dapat
berputar dengan mudah ketika menangani beban diatas 3 ton.
Bantalan ini dipasang pada batang lintang dipakai menahan mur
kait.
Batang lintang untuk kait
Batang lintang kait dapat berputar pada pelat sisi
rumahnya yang diperkuat dengan setrap atau sekal yang
terbuat dari pelat baja. Hal ini akan memungkinkan kait
berputar pada dua arah yang saling tegak lurus. Batang
lintang ini ditempa dari baja dan diberi trunion (batang
gerak) pada ujungnya. Diameter lubang untuk tangkai
kait harus sedikit lebih besar dari tangkainya sendiri.
Gambar. 70 penampang-lintang untuk kait.
Tabel ukuran dan beban untuk bantalan
swa-penyebaris untuk kait yang mengangkat beban
mulai 5 sampai 75 ton
kapasitas
pengangkat Q d1 d4 d5 D D1 k R r Limit beban
ton kerja, ton.
5 50 52 75 92 100 36 75 1,5 7.5 7,5 60 62 85 106 115 41 85 2 9,0 10 70 72 95 120 130 44 95 2 11,6 15 80 82 110 136 145 50 110 2 15,8 20 90 93 125 155 165 57 125 2 20,6 25 100 103 140 172 185 64 140 2 26,0 30 115 120 160 200 215 74 160 3 35,5 40 125 130 175 220 220 79 175 3 41,5 50 130 135 185 240 250 101 185 3,5 58,0 60 150 155 205 260 270 106 205 4 67,4 75 170 175 230 285 300 111 230 4 77,5
Momen lentur maksimumnya adalah
Dengan :
D1= diameter luar cincin dudukan bantalan.
Momen perlawanannya adalah
)
5
,
0
1
(
4
4
2
2
1
2
1 1 1d
Q
d
x
Q
x
Q
maks 2 1)
(
6
1
h
d
b
w
Tegangan lentur aman
lentur
= 600 – 1000 Kg/cm
2Momen lentur pada trunion batang-lintang :
Tekanan satuan antara trunion dan rumah
Dengan :
s = tabel sakel
s
1= tabel pelat samping
2
2
1 2s
s
x
Q
M
1 2ds s Q P2
1s
s
l
Trunion batang-lintang tidak boleh bergerak secara aksial tetapi harus
dapat berputar. Pengencangannya dapat dilakukan dengan cincin
penyetel yang diikat dengan memakai pena tirus atau cincin belah yang
dimasukan ke dalam alur trunion yang dipasang dengan skrup ke strap
atau sekal.
Momen lentur pada trunion:
Gambar 71 penampang-lintang untuk pemasangan dua
roda penuntun tali
2
2
2
2
0 0 1D
l
s
s
Q
M
makss
s
Q
M
2 02
2
Gambar 72 Penampang-lintang sakel dengan rumah empat buah roda penuntun.
Pada penampang A
1B
1(gambar 72)
Pada penampang A
2B
2Pada penampang A
2B
2dipakai rumus lame, tekanan satuannya ialah:
bs
Q
2
1s
d
b
Q
2
1ds
Q
P
2
Tegangan satuan pada permukaan dalam:
Tegangan satuan pada permukaan luar:
Tegangan maksimumnya akan terjadi pada permukaan dalam yakni:
Maka
2 2 2 2 32
2
d
R
d
R
P
A 2 2 2 32
2
d
R
d
p
B 2 2 2 2 34
2
4
d
R
ds
d
R
Q
A 2 2 2 2 14
4
2
R
d
d
R
x
d
Q
s
Perhitungan Kekuatan Batang Lintang Secara
Tepat Dengan Metode yang Dikembangkan
oleh A.A. Staroselsky
Bila batang lintang didesain dengan bantalan
anti-gesek, tekanan pada daerah permukaan
kontak yang dibebani dapat diasumsikan
terbagi merata pada permukaan setengah
silinder menurut hukum berikut :
Gambar 73 Diagram perhitungan untuk penampang-lintang
Jika P merupakan resultan pada gambar dari persamaan itu kita peroleh
:
Dan rumus yang dapat digunakan :
cm
Kg
R
P
x
p
2
/
PR R M P R N 1 034 , 0 12 , 0 1 2 1 4 1 1 1RUMAH KAIT
Rumah kait merupakan keseluruhan takel gantung yang
mencakup :alat pengangkat (kait), batang lintang, roda puli
bawah, dan pelat rumah sekal tempat gandar roda puli dan
pemutar batang lintang diikat
Gambar 77 menunjukkan rumah dengan satu buah roda puli
dan perabot untuk mencegah tali terlepas
Gambar 78 - 79
Muatan yang ditangani dalam perusahaan
industri dapat dibagi dalam beberapa kelompok
sebagai berikut :
1. Muatan satuan yang biasanya berukuran besar misalnya ; ketel, rakitan mesin, struktur logam, dan lainnya.
2. Muatan satuan massal ; biled baja coran berukuran besar, hasil, komponen mesin, baja canai, lembaran dan pelat, kotak, tong dan sebagainya.
3. Muatan satuan massal berukuran kecil ; coran, tempa, dan kom[onen mesin berukuran kecil, biji logam, baut, paku keling dan sebagainya.
4. Bahan lepasan ; batu bara, pasir, kokas, gas, abu, tatal, dan sebagainya. 5. Bahan cair ; besi cor cair, baja, dan logam cair lainnya
7. pencengkeram crane untuk muatan satuan
Faktor penggunaan dan kapasitas penanganan yang lebih tinggi dan
perabot pengangkat berbanding langsung dengan waktu yang
diperlukan untuk menggantung dan melepaskan muatan. Waktu ini
dapat dikurangi dengan penggunaan pencengkeram khusus yang
harus :
1.
Sesuai dengan sifat dan bentuk muatan
2.
Mencengkeram dan melepaskan muatan dengan cepat
3.
Mempunyai kekuatan dan keandalan mekanis yang memadai
4.
Memenuhi syarat keamanan
5.
Tidak merusak muatan
6.
Mempunyai bobot yang minimum
7.
Mudah dalam pengoperasiannya
Cengkeram Dan Pengapit Crane
Komponen yang serupa misalnya : pasangan roda,
as, lembaran dan pelat baja roll kertas, gulungan
kawat dan sebagainya ditangani dengan
cengkeram yang sesuai bentuknya dengan muatan
tersebut. Jenis cengkeram untuk pasangan roda,
poros dan gandar tergantung pada panjang dan
jumlah komponen yang ditangani sekaligus.
Platform Muatan Dan Ember Curah
Samping
Perabot ini dipakai untuk menangani muatan satuan
dalam jumlah besar (kotak bal baja batangan,
komponen mesin dan sebagainya) dan juga muatan
yang berukuran kecil (briket, batu bata, biji logam
dan komponen besi cor berukuran kecil lainnya).
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, muatan
yang berukuran kecil tidak boleh dipindahkan pada
platform dan ember terbuka. Isi platform dan ember
dapat dipindahkan dengan crane ke gerbong rata.
Biasanya platform, dan ember tersebut ialah jenis
Tang Biasa Dan Swa Jepit
Sendiri
Kecenderungan untuk mengurangi tenaga kerja
untuk menangani muatan satuan sekecil mungkin
telah menyebabkan berkembangnya berbagi jenis
tang dan cengkeram otomatis lainnya. Pada
pronsipnya, tang dibuat bersifat swa jepit, yakni
penjepit ini akan menutup sendiri akibat muatan
yang ditangani. Tang dibuka secara manual dengan
tuas khusus.
8. MAGNET PENGANGKAT ELEKTRIS
Magnet pengangkat digunakan sebagai bahan
magnetik dalam berbagai bentuk (ingot, batang, rel, baja
lembaran dan pelat, pipa, tatal, biji, kotak yang berisi benda
– benda terbuat dari baja). Magnet pengangkat dapat
digunakan secara luas khususnya pada pekerjaan
rekasanya metalurgi dan mekanis. Keunggulan utamanya
ialah tidak diperlukannya pengikatan muatan secara manual
sehingga mengurangi waktu yang diperlukan untuk operasi
ini secara drastis.
kelemahan magnet peralatan ini yaitu pengurangan
kapasitas angakt akibat bobot magnet ini sendiri, akan
tetapi alat ini dapat mengatasi muatan yang jumlahnya
cukup besar dengan waktu yang minimal dan peningkatan
efisiensi pengangkat yang cukup besar.
9. CENGKERAM UNTUK BAHAN LEPASAN
Bak. Bak swa – curah digantungkan pada kait crane, dan dapat dibalikan /
diputar pada trunion horizontal. Bak ini mempunyai kapasitas antara 0,25 – 3 M3.
Bak Curah – Bawah Dan Curah Samping.
Dipakai untuk menangani kerikil, pasir, tanha dan
sebagianya dengan bantuan crane jenis ini lebih unggul
dibandingkan bak miring, karena tidak mencecerkan bahan
ketika pencurahan.
Bak Dengan Sekop.
bak jenis ini berkapasitas 1 – 3 m3 danuntuk penggunaan khusus dapat sampai 8 m3. Bak ini mempunyai
dua buah sekop bersendi dengan alas yang dibulatkan.
Ember cengkram .
didesain untuk proses pencurahan otomtis tetapi memerlukan tenaga kerja dan mekanisme manualEmber Cengkram Tali Ganda.
Operasi
pengangkatannya dilakukan oleh satu kelompok
tali (atau suatu tali)
Ember Cengkram Tauber Dengan Tali
Ganda.
Terdiri atas bentuk lonceng yang dibentuk oleh dua
buah dinding memanjang yang sejajar yang dihubungkan
dengan suatu pelat horizontal,
Ember Cengkeram Tali Tunggal. Ember
cengkeram yang dalam kedua macam operasinya (naik turun, membuka dan menutup) dilakukan dengan satu alat penarik, biasanya tali.Ember Cengkeram yang Digerakkan Motor.
Pada ember cengkeram yang digerakkan motor, sekop dibuka dan ditutup dengan rantai ataupun tali yang digerakkan motor yang terpasang pada rangka pemegang itu sendiri.Ember Cengkeram yang Digerakkan Motor dengan
Pengangkat Listrik.
Sekopnya dikendalikan dengan tali puli yang
roda pulinya dipasang pada batang-silang bawah.
Ember Cengkeram Khusus. Mempunyai sekop yang
berbentuk khusus untuk menyesuaikan diri dengan jenis operasi dan
bahan yang akan ditangani.
Ember Cengkeram Tangan Majemuk.
Bentuknya menyerupai tangga, sekop, atau lebih tepat disebut dengan tangan, alat ini terdiri dari 3 sampai 8 tangan yang dapat mencengkeram bahan bongkahan dengan mudah tanpa merusakkan bahan.10. METODE UNTUK MENDESAIN EMBER CENGKERAM
• Sifat bahan curah berikut mempengaruhi parameter alat cengkeram: ukuran dan bentukbongkahan, kandungan air, viskositas gaya, gesek dalam, berat jenis (bulk weight), derajat ketahanan bahan terhadap penembusan benda asing, dan sebagainya. Metode mendesain cengkeram berdasarkan sifat fisik bahan curah dikatakan ideal. • Ketergantungan antara bobot dan kapasitas cengkeram dapat diungkapkan dengan
perbandingan sebagai berikut: (a) untuk cengkeram pelayanan ringan (b) Untuk cengkeram pelayanan medium (c) Untuk cengkeram pelayanan berat (d) Untuk cengkeram pelayanan sangat berat
Dengan:
berat cengkeram, dalam ton, kapasitas cengkeram, dalam meter kubik
5 , 0 8 , 0 V Ggr 5 , 0 5 , 1 V Ggr 5 , 0 3 , 2 V Ggr 5 , 0 3V Ggr gr G V
Dengan memakai diagram perpindahan dari mekanisme cengkeram dan data berat komponennya dapat kita tentukan gaya yang bekerja pada komponen
tersebut berdasarkan statika.
Data percobaan menyarankan hubungan berat sebagai berikut:
dengan:
berat batang-silang bawah dengan pengimbangan berat sekop
berat btang-silang atas dengan batang hubung Dengan gaya yang ditentukan ini diperiksa kekuatan komponen cengkeram, sehingga
kita menentukan gaya yang diperlukan untuk menutup sekop tersebut.
gr G G1 0,2 gr G G2 0,5 gr G G3 0,3 1 G 2 G 3 G
11. PERLENGKAPAN CRANE UNTUK MENANGANI BAHAN CAIR
Krusibel (untuk mencairkan paduan baja dan logam lainnya)
dibuat dari bahan tahan panas: dan krusibel ini dapat menampung muatan mulai 40 sampai 300 kg logam.
Krusibel diangkat dari tanur dan dipindahkan dengan tang garpu.
Ladel untuk menangani bahan cair dibuat dari plat baja dan
mempunyai lapisan tahan panas.
Keamanan dan pelayanan yang mudah (pekerja lebih terlindung terhadap radiasi kalor dibandingkan dengan pelayanan ladel biasa) dan kehilangan kalor yang lebih kecil akibat radiasi (karena drum tertutup) menyebabkan penggunaan ladel drum sangat efektif
PERALATAN PENAHAN
DAN REM
• PERALATAN PENAHAN
Alat penahan digunakan untuk menahan beban yang sedang
diangkat oleh Derek.
• Peralatan Racet. Jenis peralatan ini terdiri atas roda racet dan
sebuah pengunci. Gigi racet dapat diletakkan pada bagian
dalam atau luar pada sisi ataupun roda racet. Gigi tersebut
dibentuk sedemikian rupa sehingga racet dapat bergerak
bebas ketika beban diangkat.
• Gambar 109 a menunjukkan desain peralatan racet yang
paling sering digunakan dengan gigi pada bagian luar roda
racet.
• Penahan terbaik diperoleh pada titik kontak antara
garis singgung yang melewati titik putar pengunci
dan diameter luar roda racet. Dalam hal ini tekanan
pada pengunci diarahkan sepanjang gaya keliling
roda racet.
• Menurut tujuannya roda racet dapat didesain
dengan jumlah gigi yang berbeda-beda :
• z = 6 sampai 8 untuk dongkrak batang dan pinion,
racet dan rem yang digerakkan oleh beban yang
diangkat
(pengangkat
dengan
penggerak
roda
cacing).
• z = 12 sampai 20, untuk penahan racet yang bebas
• z = 16 sampai 25 atau selebihnya untuk rem jenis
racet.
• Panjang gigi (lebar daerah tumpuan pengunci) dipilih
dengan memperhatikan tekanan satuan linear.
b = P
p
• dengan :
P = gaya keliling
p = tekanan satu linear
Biasanya tekanan satuan diambil p = 50 – 100
kg/cm untuk pengunci baja
dan roda racet besi cor dan p = 150 – 300 kg/cm
untuk pengunci dan roda racet yang terbuat dari
baja.
Gambar 109 Peralatan racet dengan gigi luar
•
Gigi racet dengan pertemuan pada bagian luar
diperiksa terhadap kelenturan dengan rumus :
m ≈ 2
3M
zψ *ς lentur +
Dengan :
• m = modul yang setara dengan kisar pada
diameter luar dibagi dengan π
• M = momen gaya yang ditransmisikan dalam kg – cm.
• z = jumlah gigi
• *ς lentur + = tegangan lentur aman
Rumus (95) (lihat gambar 109b) diturunkan
sebagai berikut .
Anggapan ABCD adalah daerah patahan gigi.
Persamaan kekuatan terhadap lentur adalah
Ph = a ² b *ς lentur +
6
• Biasanya a = m dan h = 0,75 m; b = ψm;P = 2M dan
D = zm
D
Maka :
2M 0,75 m = m² ψm *ς lentur +
zm
6
dan :
m ≈ 2
3M
zψ *ς lentur +
• Kecepatan keliling roda racet tersebut berbanding
lurus dengan diameternya. Karena gaya tumbukan
pada
pengunci
dan
gigi
meningkat
secara
proporsional
• dengan kuadrat kecepatannya, maka peningkatan
kecepatan harus dibatasi sampai nilai yang dapat
diizinkan.
•
Tumbukan pada kecepatan tinggi dikurangi
dengan memakai gigi dan kisar yang lebih kecil;
dapat juga sepersekian dipakai dua atau beberapa
pengunci
yang
titik
pertemuannya
digeser
sepersekian bagian kisar, sesuai dengan jumlah
penguncinya. Pada perlengkapan racet bebas atau
rem jenis roda racet selalu terpasang mati pada
poros.
•
Pengunci racet dapat didesain seperti pada
Gambar 109 a ataupun dengan bentuk seperti
penahan yang ditunjukkan Gambar 109 a.
• Pengunci diperiksa terhadap tekanan eksentris
ataupun tarikan eksentris;
ς = M lentur + P
W F
Dengan :
• M lentur = P e 1
• W = bx² adalah momen ketahanan minimum
yang diperlukan (Gambar 109 d)
Biasanya pena pengunci (Gambar 110a) dianggap
sebagai
batang
kantilever
yang
mengalami
pembebanan.
Persamaan kekuatan ialah :
Pl = 0,1 d³ *ς lentur +
Untuk l = b + a dan P = 2 M kita peroleh
2
zm
d = 2,71
M
b + a
zm *ς lentur + 2
Dengan memperhatikan penggunaan beban
tumbukan, biasanya pena racet dibuat dari Baja 45
yang mempunyai tegangan lentur aman yang agak
diperkecil.
*ς lentur ] = (300 sampai 500) kg/cm²
Kondisi yang terbaik untuk pengunci yang
bergeser pada gigi racet didapatkan bila φ > ρ
dengan ρ adalah sudut gesek (Gambar 110b).
• Gaya T = P sin φ cenderung mendorong pengunci kea
rah akar gigi sedangkan gaya gesek N μ (di mana N =
P cos φ) dan daya gesek pada pena pengunci akan
melawan gerakan ini.
Bila ∑ MA = 0 didapatkan
(T – Nμ) L cos φ – Pμ1 d = 0
2
• Dengan mensubstitusikan nilai T dan N
dan
menghilangkan cos² φ tan p > 0 ;
• Maka φ - 0 > 0 atau φ akan menjadi lebih besar dari
p.
Tabel 22
Konstruksi untuk Profil Gigi dan Roda Racet
•
Tabel 22 memberikan data yang diperlukan untuk
konstruksi profil gigi dan roda racet dengan gigi
dalam dan luar.
•
Urutan
berikut
ini
dapat
dipakai
untuk
mengkonstruksikan profil gigi luar (lihat Tabel 22).
Pertama-tama kita gambarkan lingkaran addendum
NN dan dendum atau lingkaran kaki SS. Lingkaran
NN, yang juga merupakan lingkaran kisar, dibagi
dengan kisar t menjadi bagian yang sama besar.
• Dari
sembarang
titik
bagi
tersebut
kita
menggambarkan tali busur AB = a. Pada tali busur BC
kita membuat sudur 30° dari titik C.
•
Kemudian garis tegak lurus LM ditarik pada
bagian tengah tali busur BC sampai berpotongan
dengan sisi CK pada titik O. Dari titik O kemudian
kita gambarkan lingkaran dengan jari-jari OC.
•
Titik E, yang merupakan perpotongan lingkaran
ini dengan lingkaran SS, merupakan salah satu titik
sudut titik sudut sisi (vertex) dengan sudut 60°.
• Profil gigi-dalam dikonstruksikan sebagai berikut.
Pertama digambarkan lingkaran addendum NN dan
addendum atau lingkaran kaki SS. Lingkaran NN
dibagi dengan kisat t menjadi bagian yang sama
panjang.
Dari
sembarang
titik
bagi
tersebut
digambarkan tali busur AB = a. Pada tali busur BC
dibuat sudut 20° dari titik C. Kemudian garis tegak
lurus LM ditarik pada bagian tengah tali busur BC
sampai berpotongan dengan sisi CK pada titik E yang
berupa titik perpotongan lingkaran ini dengan
lingkaran SS adalah vertex dengan sudut 70°.
•
Sumbu titik putar pengunci didapat dengan
• Jarak antara pusat ke pusat OA (antara pusat
pengunci dan roda racet) diambil sebagai diameter
setengah lingkaran yang perpotongannya pada titik B
dengan lingkaran addendum roda akan memberikan
kedudukan gigi yang bertemu dengan pengunci dan
potongan BA akan merupakan panjang pengunci.
•
Garis BA akan tegak lurus dengan jari-jari racet
OB dari persamaan geometris. Biasanya panjang
pengunci BA diambil sama dengan 2t. Pengunci yang
tidak bertemu dengan gigi akibat bobot mereka
sendiri diberi pemberat tambahan atau pegas
(Gambar 111a).
•
Bila muatan sedang diangkat gigi roda racet akan
bergeser di bawah pengunci dan menimbulkan bunyi
klik yang tidak diinginkan (terutama bila poros
berputar dengan kecepatan tinggi). Bunyi tersebut
dapat dihilangkan dengan memakai pengunci yang
dikenal sebagai pengunci tanpa bunyi (noiseless),
yang beroperasi dengan menggunakan cincin gesek
(Gambar 111b). Pengunci demikian hanya digunakan
pada rem racet.
• Roda racet dengan gigi-dalam dipakai hanya pada
roda rem racet. Giginya dicor pada sisi-dalam drum
rem yang terpasang bebas pada poros.
• Satu atau dua buah pengunci dipsang pada tuas yang
diikat pada poros dan dioperasikan oleh cincin gesek
(Gambar 112). Jumlah gigi berkisar dari z = 16 sampai
30.
•
Gigi pada bagian dalam roda racet jauh lebih j
auh lebih kuat dibandingkan dengan gigi pada bagian
luar. Akibatnya persamaan kekuatan mempunyai
bentuk yang berbeda :
M
zψ *ς lentur +
Simbol yang dipakai mewakili nilai yang sama dengan
persamaan (95).
• Penahan gesek. Dibandingkan dengan penahan gigi,
penahan gesek mempunyai keunggulan tertentu:
beroperasi tanpa bunyi dan tanpa guncangan. Akan
tetapi pda penahan jenis ini tekanan pada titik putar
pal dan poros lebih tinggi dibandingkan dengan
penahan bergigi. Akibatnya penggunaan terbatas dan
selalu dipakai bersamaan dengan rem.
•
Gambar 113 menunjukkan penahan gesek
dengan gigi-dalam penahan berbentuk baji. Sudut
bajinya bisanya diambil sebesar 2α ≈ 45° - 50°.
Koefisien gesek μ ≈ 0,1. Sudut φ adalah 15° pada nilai
rata-rata.
• Untuk mencegah aksi dua arah dipakai dua buah
cakar yang ditempatkan pada kedudukan yang
berlawanan pada diameter lingkaran roda geseknya..
Gambar 112 Roda racet dengan gigi dalam
Tekanan pada titik putar pengunci adalah :`
P0 =
P
Tan φ
Di mana :
P = gaya keliling
•
Cakram rem harus diperkuat dengan sirip untuk
menahan beban yang ditimbulkan tekanan pengunci.
• Racet Rol. Biasanya penggunaan racet rol secara
meluas dipakai bersamaan dengan rem. Gambar
114a menunjukkan racet rol pada rumah yang
terpisah dengan rem. Peralatan racet semacam ini
beroperasi sebagai berikut.
•
Poros 1 yang akan ditahan mempunyai bus 2
yang diberi alur sebagai tempat rol 3. Cincin 6
dipasang dengan pasak 5 pada badan 4. Rol 3 tidak
menghalangi putaran yang berlawanan arah dengan
jarum jam bus 2 bersama dengan poros 1. Bila poros
1 mulai berputara searah dengan jarum jam akibat
muatan (poros 1 mendukung drum yang dililiti tali
pengangkat) rol akan tertekan pada alur oleh bus 2
dan ditekan pada cincin tetap 6.
• Untuk mencegah rol jatuh ke dalam alur akibat
bobotnya sendiri dipasang pegas penahan seperti
yang ditunjukkan Gambar 114b. Gambar 115
menunjukkan berbagai desain racet rol.
Gambar 113 Penahan gesek
Gambar 114 Racet Rol
Gambar 115 Berbagai desain racet rol
•
Desain Racet Rol (Gambar 116). Rola yang
ditekan antara penggerak dan pengikut pada pusat
gaya normal N1 dan N2 dan daya gesek tangesial μ1
N1 dan μ2N2 . Dengan roll yang berada pada ketidak
seimbangan gaya, resultan R1 = R2.
• Momem gaya yang ditransmisikan adalah :
M = zμN D
2
dengan :
z = jumlah rol (biasanya z = 4). Koefisien gesek μ ≈
0,06.
• Bila μ = tan p > tan α kita dapatkan
N < 2M
(N =N1 = N2)
z D tan a
3
•
Akan tetapi, untuk mendapatkan keandalah yang
lebih baik, gaya yang bekerja pada sebuah rol
diasumsikan sebagai :
N =
2M
(98)
zD tan a
2
Panjang rol l = N dengan p = 450 kg/cm bila
p
elemen yang beroperasi dibuat
dari baja yang bermutu tinggi dan diperkeras dengan
baik.
•
Tabel 23 menyenaraikan dimensi utama racet rol
dengan kekerasan Rockwell pada permukaan operasi
Rc = 58 sampai 61.
•
Bahan yang dipakai adalah Baja 15 dengan
Gambar 116 Diagram desain racet rol
Tabel 23
Dimensi Utama Rachet Rol
•
Rachet rol dipilih dengan memakai rumus berikut
:
• Naman = 100N 100
nK
dengan:
n = rupa yang sebenarnya
k = factor keamanan, diambil mulai 1,5
sampai 2.
REM SEPATU
•
Pada mesin pengangkat, rem digunakan untuk
mengatur kecepatan penurunan muatan ataupun
untuk menahan muatan agar diam. Rem digunakan
juga untuk menyerap inersia massa yang bergerak
(truk, crane, muatan, dan sebagainya). Tergantung
pada kegunaannya rem dapat diklasifikasikan
sebagai jenis penahan (parkir), jenis penurunan
atau gabungan keduanya. Rem jenis gabungan
melayani kedua fungsi penghentian muatan dan
mengatur kecepatan penurunan.
•
Rem dapat dibedakan menjadi rem automatis dan
rem yang dieprasikan manual.
• Jenis rem yang termasuk rem manual ialah : rem
sepatu atau blok, rem pita, rem kerucut, rem cakram
dan rem racet serta rem, dengan gagang pengaman.
• Jenis rem yang termasuk rem otomatis adalah rem
sentrifugal (untuk mengatur kecepatan) dan rem
yang digerakkan oleh bobot muatan yang diangkat.
• Rem sepatu atau blok dapat didesain dengan sepatu
luar atau dalam. Rem sepatu luar adalah jenis rem
yang umum digunakkan pada mesin pengangkat,
sedangkan rem, sepatu dalam hanya ditujukan untuk
penggunaan crane yang dipasang pada truk.
• Prinsip Operasi Rem. Untuk memahami prinsip
operasi rem sepatu marilah kita lihat diagram rem
sepatu tunggal yang ditunjukkan pada Gambar 117.
• Karena aksi satu arah sepatu tunggal menimbulkan
lenturan pada poros rem, rem sepatu tunggal hanya
dapat dipakai untuk menahan momen gaya yang
kecil pada penggerak tangan bila diameter poros
tidak melebihi 50 mm. Tekanan yang diberikan oleh
sepatu besi cor pada roda rem haruslah sedemikian
rupa sehingga gaya gesek yang dihasilkan pada
permukaan roda mengimbangi gaya kelilingnya.
Gambar 117 Diagram untuk rem sepatu tunggal
Gambar 118 Diagram untuk rem sepatu ganda
• Rem sepatu ganda (Gambar 118) sering digunakan
pada
mekanisme
pengangkat,
pemindah
dan
pemutar crane, yang berbeda dengan rem sepatu
tunggal, rem sepatu ganda tidak menimbulkan
defleksi pada poros rem. Penjepit dan crane yang
digerakkan listrik hampir selalu didesain dengan rem
sepatu ganda. Rem digerakkan oleh pemberat G dan
dilepaskan
dengan
electromagnet.
Akibatnya,
pengereman yang permanent hanya bekerja bila
electromagnet
dinyalakan.
Biasanya
rangkaian
listriknya dibuat saling mengunci antara motor
• dan magnet secara otomatis menghasilkan aksi
pengereman walaupun
motor
berhenti secara
mendadak.
• Rem sepatu ganda (Gambar 118) beroperasi dengan
prinsip
kerja
sebagai
berikut:
pemberat
G
menyebabkan tangkai I bergerak kebawah bersama
dengan batang tarik 2. Batang tarik 2 akan memutar
segitiga kaku 3 melalui sendi C. Bila kita asumsikan
titik A diam di tempat, titik C bergerak ke bawah;
dalam kasus ini titik B akan berpindah ke kanan.
Gerakan ini akan ditransimisikan oleh batang tarik 4
dan tuas 6 yang akan mendorong sepatu 8 ke arah
roda rem. Bila sepatu 8 sudah tidak dapat bergerak
lagi,
• titik C akan diam di tempat dan segitiga 3 akan
berotasi pada titik C tersebut. Akibatnya titik A akan
berpindah ke kiri dan akan menggerakan sepatu 7
melalui tuas 5.
• Pada desain sebenarnya dari rem yang ditunjukkan
pada Gambar 118, tuas 1 terdiri atas dua bagian yang
dihubungkan menjadi satu dengan menggunakan
kopling batang (turnbuckle) untuk menyetel rem.
• Diagram lain rem sepatu ganda ditunjukkan oleh
Gambar 119
• Pengoperasian rem (Gambar 119) dengan pemberat
yang dipasang pada tuas rem mempunyai kelemahan
sebagai berikut.
• Setelah arus diputuskan dan pemberatnya jatuh,
pemberat ini akan bergetar bersama dengan
tangkainya, menurunkan dan menaikkan tekanan
sepatu pada roda dan akan mengubah besarnya
momen
gaya
pengereman.
Perubahan
secara
periodic
pada
momen
gaya
pengereman
ini
merupakan fenomena yang tidak dikehendaki pada
mekanisme pengangkat maupun pada mekanisme
pemindah. Dalam hal ini pegas dapat lebih
diandalkan karena dapat beroperasi lebih halus dan
dapat disetel lebih tepat dengan jangka penyetelan
yang lebih luas.
• Gambar 120 merupakan desain rem yang digerakkan
oleh pegas.
ELEMEN REM SEPATU