80
PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR BAGI SISWA PMR
Siti Romadoni1, Septi Ardianty2, Aprianto Guntur Irawan3 1,2
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang 3
Mahasiswa PSIK Reguler B STIKes Muhammaiyah Palembang Email : [email protected], 2 [email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang: Kondisi gawat darurat merupakan kondisi yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, mengancam nyawa serta dapat menimbulkan ancaman kecatatan. Menjadi penting bagi setiap pribadi manusia baik sebagai orang awam ataupun tenaga dengan keahlian khusus untuk mampu memberikan pertolongan pada kondisi gawat darurat. Pertolongan pada kondisi gawat darurat dapat dilakukan dengan memberikan bantuan hidup dasar meliputi mengenali tanda-tanda henti jantung dan segera mengaktifkan sistem respon kegawatdaruratan, segera melakukan resusitasi jantung paru (RJP), dan bagi orang dengan kemampuan khusus dapat segera melakukan defibrilasi dengan menggunakan Automated External Defibrilator (AED). Target Luaran: Luaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pelatihan Bantuan Hidup Dasar kepada siswa PMR SMA Muhammadiyah 1 Palembang sehingga siswa PMR mampu melakukan tindakan bantuan hidup dasar pada saat terjadi kondisi gawat darurat. Metode Pelaksanaan: Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah pra eksperimen dengan pendekatan pre and post test design, teknik yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat berupa pemberian pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dasar, praktik melakukan bantuan hidup dasar bagi orang awam. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pada tanggal 25 Juli 2016 di SMA Muhammadiyah 1 Palembang kepada 30 orang siswa PMR. Evaluasi kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk pemberian soal pre dan post test. Hasil & Kesimpulan: Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan nilai rata-rata pengetahuan pre test siswa PMR dengan median 9 (SD 1.358) dan nilai rata-rata pengetahuan post test adalah median 12 (SD 1.870) sehingga dapat disimpulkan terjadi peningkatan pengetahuan siswa PMR setelah diberikan pelatihan BHD dengan selisih perbedaan rata-rata adalah 3 (tiga). Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat menjadi dasar pengetahuan dan keterampilan bagi siswa PMR SMA Muhammadiyah 1 Palembang untuk dapat melakukan pertolongan pertama ketika berada pada kondisi gawat darurat.
Kata Kunci: Pelatihan, Bantuan Hidup Dasar, PMR
ABSTRACT
Background: Emergency conditions are conditions that can occur at any time and anywhere, threaten life and can pose a threat of negligence. It becomes important for every human person either as a common person or a person with special skills to be able to provide assistance in emergency situations. Relief in emergency conditions can be done by providing basic life support including recognizing the signs of cardiac arrest and immediately activating the emergency response system, immediately carrying out pulmonary cardiac resuscitation (CPR), and for people with special abilities can immediately do defibrillation using Automated External Defibrillators (AED). Output: The output of this community service activity is to provide Basic Life Assistance training to PMR students at Muhammadiyah 1 High School in Palembang so that PMR students are able to take basic life support measures in the event of an emergency condition Method: The method used in community service activities is a pre-experiment with a pre and post test design approach, a technique used in community service activities in the form of providing health education on basic life support, the practice of doing basic life support for common people. This community service activity was conducted on July 25, 2016 at the Muhammadiyah 1 High School in Palembang to 30 PMR students. Evaluation of community service activities in the form of giving pre and post test questions.Result & Conclusion: Based on the evaluation results the average pre-test knowledge of PMR students with a median of 9 (SD 1,358) and the average score of post-test knowledge was median 12 (SD 1,870) so it
81
can be concluded that there was an increase in knowledge of PMR students after being given BHD training with differences in differences the average is 3 (three). The results of community service activities are expected to be the basis of knowledge and skills for PMR students in Palembang 1 Muhammadiyah High School to be able to do first aid when in an emergency condition.
Keywords: Training, Basic Life Support, PMR
PENDAHULUAN
Kondisi gawat darurat merupakan kondisi yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, mengancam nyawa serta dapat menimbulkan ancaman kecatatan. Salah satu kondisi yang dapat menimbulkan ancaman kematian adalah henti jantung. Henti jantung yang terjadi di luar rumah sakit memiliki angka keajdain yang tinggi di dunia yaitu 50 hingga 60 per 100.000 orang per tahun (Berdowski, Berg, Tijssen, & Koster, 2010). Di Eropa sebanyak 300.000 kasus dan 420.000 kasus berada di Amerika Serikat(Go, Mozaffarian, Roger, & et al., 2014). Sedangkan di Indonesia menurut data dari Depkes RI (2006), angka kejadian henti jantung di luar rumah sakit berkisar 10.000 kasus per tahun atau 30 kejadian per hari (Yunanto, Wihastuti, & Rachmawati, 2017). Penderita henti jantung juga memiliki angka kelangsungan hidup yang sangat kecil yaitu 12% (American Heart Association, 2015). Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya angka kelangsungan hidup ini dikarenakan lamanya penyampaian informasi dan tindakan pertolongan berupa resusitasi jantung paru bagi penderita (Wnent et al., 2013). Sehingga menjadi penting bagi setiap pribadi manusia baik sebagai orang awam ataupun tenaga dengan keahlian khusus untuk mampu memberikan pertolongan pada kondisi gawat darurat .
Pertolongan pada kondisi gawat darurat dapat berupa bantuan hidup dasar. Bantuan hidup dasar merupakan dasar dalam menyelamatkan penderita dalam kondisi yang mengancam nyawa yang meliputi mengenali tanda-tanda henti jantung dan segera mengaktifkan sistem respon kegawatdaruratan, segera melakukan resusitasi jantung paru (RJP), dan bagi orang dengan kemampuan khusus dapat segera melakukan defibrilasi dengan menggunakan Automated External Defibrilator (AED) (Penelitian dan Pengembangan Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118, 2012).
Di negara-negara berkembang, sudah menjadi agenda khusus untuk mengadakan pelatihan bantuan hidup dasar khususnya bagi orang awam. Mengingat kondisi yang memerlukan tindakan ini dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Di Indonesia sendiri pelaksanaan pelatihan bantuan hidup dasar ini masih berdasarkan permintaan dan tuntutan kebutuhan, belum menjadi program pemerintah. Pelatihan bantuan hidup dasar ini dapat
82
diberikan kepada seluruh rentang usia, salah satunya adalah anak-anak usia sekolah dengan usia diatas 12 tahun (Bohn, et al. 2015).
Studi pendahuluan PMR SMA Muhammadiyah 1 Palembang kegiatan yang menunjang kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) meliputi pemeriksaan kesehatan (gigi dan mulut, mata, telinga, dan tenggorokan, kulit, rambut), pemeriksaan perkembangan kecerdasan, pemberian imunisasi, penemuan kasus-kasus dini, pengobatan sederhana, pertolongan pertama dan rujukan. Bila melihat dari lokasi SMA ini yang berada pusat kota Palembang dan di jalur lalu lintas yang padat, angka kecelakaan dilokasi ini cukup tinggi.
Berdasarkan uraian di atas, maka menjadi penting bagi siswa PMR SMA Muhammadiyah 1 Palembang untuk mendapatkan pelatihan tentang bantuan hidup dasar bagi orang awam.
MASALAH
Henti jantung yang terjadi di luar rumah sakit di Indonesia memiliki angka kejadian berkisar 10.000 kasus per tahun atau 30 kejadian per hari (Depkes RI, 2006), dengan angka kelangsungan hidup yang sangat kecil yaitu 12% (AHA, 2015). Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya angka kelangsungan hidup ini dikarenakan lamanya penyampaian informasi dan tindakan pertolongan berupa resusitasi jantung paru bagi penderita (Wnent et al., 2013). Sehingga menjadi penting bagi setiap pribadi manusia baik sebagai orang awam ataupun tenaga dengan keahlian khusus untuk mampu memberikan pertolongan pada kondisi gawat darurat . Bila melihat dari lokasi SMA ini yang berada pusat kota Palembang dan di jalur lalu lintas yang padat, angka kecelakaan dilokasi ini cukup tinggi.
Target luaran dari kegiatan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pelatihan Bantuan Hidup Dasar kepada siswa PMR SMA Muhammadiyah 1 Palembang sehingga siswa PMR mampu melakukan tindakan bantuan hidup dasar pada saat terjadi kondisi gawat darurat.
METODE PELAKSANAAN
Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah pra eksperimen dengan pendekatan pre and post test design. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada siswa PMR SMA Muhammadiyah 1 Palembang tentang bantuan hidup dasar. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu
83
persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Adapun deskripsi dan target luaran dari tahap kegiatan pengabdian masayarakat dapat dilihat pada tabel 1.
Sasaran kegiatan pengabdian masayarakat ini adalah Siswa PMR SMA Muhammadiyah 1 Palembang yang berjumlah 30 orang. Strategi yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini melalui ceramah tanya jawab dan demonstrasi. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 25 Juli 2016 dalam waktu 4 x 60 menit. Proses evaluasi kegiatan yang dilakukan oleh tim pengabdian masayarakat adalah dengan melakukan penilaian terhadap pengetahuan siswa PMR SMA Muhammaiyah 1 Palembang tentang bantuan hidup dasar sebelum dan setelah pemberian pendidikan kesehatan. Analisis data yang digunakan dalam bentuk analisis univariat berupa nilai rata-rata pengetahuan.
Target luaran dari kegiatan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pelatihan Bantuan Hidup Dasar kepada siswa PMR SMA Muhammadiyah 1 Palembang sehingga siswa PMR mampu melakukan tindakan bantuan hidup dasar pada saat terjadi kondisi gawat darurat.
Tabel 1. Tahap Kegiatan Pengabdian Masyarakat
No Tahap Kegiatan Deskripsi Kegiatan Target Luaran 1 Tahap Persiapan:
Pengkajian awal (analisis situasi)
Menilai pengetahuan tentang pemberian bantuan hidup dasar dan data tentang angka kejadian kondisi gawat darurat
Mendapatkan data awal sebagai landasan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat 2 Tahap Pelaksanaan: a. Pemberian pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dasar b. Mendemonstrasika n penatalaksanaan bantuan Hidup Dasar berupa Resusitasi Jantung Paru (RJP) Penyampaian materi tentang bantuan hidup dasar Mempraktekan cara melakukan resusitasi jantung paru Siswa PMR SMA Muhammadiyah 1 Palembang mengetahui tentang pemberian bantuan hidup dasar Siswa PMR SMA Muhammadiyah 1 Palembang mampu mempraktekkan resusitasi jantung paru
3 Tahap Pelaporan Penulis membuat pelaoran berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan
Laporan hasil kegiatan pengabdian masyarakat
84 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat tentang pelatihan bantuan hidup dasar pada siswa PMR SMA Muhammadiyah 1 Palembang diikuti oleh 30 orang siswa yang tergabung dalam Palang Merah Remaja. Di SMA Muhammadiyah 1 Palembang secara rutin melakukan pelatihan untuk mendukung kemampuan siswa dalam memberikan pertolongan pertama pada kondisi gawat darurat. Namun terkait tindakan bantuan hidup dasar: resusitasi jantung paru belum pernah didapatkan oleh siswa PMR. Kegiatan ini diikuti dengan sangat antusias oleh peserta, hal ini terlihat pada saat pelaksanaan banyak peserta yang mengajukan pertanyaan dan terus memperhatikan penyampaian materi oleh im pengadian masyarakat.
Dari kegiatan pengabdian masyarakat ini didapatkan hasil yaitu:
a. Data Deskriptif distribusi jenis kelamin siswa Palang Merah Remaja (PMR) pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) SMA Muhammadiyah 1 Palembang terdiri dari 22 siswa putri dan 8 siswa putra.
b. Data Deskriptif Distribusi kelas siswa Palang Merah Remaja (PMR) pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) SMA Muhammadiyah 1 Palembang siswa kelas X (sepuluh) 11 orang siswa, kelas XI (sebelas) 12 siswa dan siswa kelas XII (dua belas) 7 siswa.
c. Data Deskriptif Pre test dan Post test pengetahuan siswa Palang Merah Remaja (PMR) pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD SMA Muhammadiyah 1 Palembang
Tabel 2
Pengetahuan Siswa Palang Merah Remaja (PMR) tentang BHD
Variabel Pre test SD Post Test SD
Pengetahuan BHD
Mean Median 1.351 Mean Median 1.870
9.03 9.00 11.43 12.00
Berdasarkan tabel di atas, diketahui rata-rata pengetahuan pre test siswa PMR dengan median 9 dengan standar deviasi 1.358 dan nilai post test rata-rata pengetahuan siswa median 12 dengan standar deviasi 1.870 dan dapat disimpulkan terdapat peningkatan pengetahuan setelah pelatihan BHD dengan selisih perbedaan rata-rata adalah 3 skor.
85 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kegiatan pengadian masyarakat yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan SMA PMR setelah diberikan pelatihan BHD dengan selisih perbedaan rata-rata adalah 3 (tiga). Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat menjadi dasar pengetahuan dan keterampilan bagi siswa PMR SMA Muhammadiyah 1 Palembang untuk dapat melakukan pertolongan pertama ketika berada pada kondisi gawat darurat.
UCAPAN TERIMAKASIH
Pelaksanaan kegiatan pengabdian masayarakat ini terlaksana dengan baik atas bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada STIKes Muhammadiyah Palembang yang telah memberikan dukungan berupa pemberian dana hibah pengadian masayarakat melalui unit P2M. Ucapan terimaksih juga penulis sampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Muhmmadiyah 1 beserta guru pembina PMR SMA Muhammadiyah 1 Palembang yang telah memberikan izin dan memfasilitasi jalannya pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Association. 2015. Highlights of the 2015 american heart association guidelines update for cpr and ecc. Available online: https:// www.heart.org.
Berdowski J, Berg RA, Tijssen JGP, Koster RW. 2010. Global incidences of out-of-hospital cardiac arrest and survival rates: Systematic review of 67 prospective studies. Resuscitation. 81(11); 1479 – 1487
Bohn A, Lukas RP, Breckwoldt J, et al. 2015. Kids save lives': why schoolchildren should train in cardiopulmonary resuscitation. Curr Opin Crit Care; 21:220-225.
Go AS, Mozaffarian D, Roger VL, & et al. 2014. Excecutive summar: heart disease and stroke statistics - 2014 update: A report from the american heart associat ion. Ci rculat ion, 129(3), 399-410.
Penelitian dan Pengembangan Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118. 2012. Basic Trauma Life Support & Cardiac Life Support. Editor: Pusponegoro dkk. Edisis Kelima. Jakarta: Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118.
Wnent J, Grasner JT, Bohn A, Bein B, Jantzen T, Messelken M, et al. 2013. In-hospital emergency care of patients with in-hospital cardiac arrest. Anasthesiol Intensivmed Notfallmed Schmerzther;48:402-405. doi: 10.1055/s-0033-1349005.
Yunanto RA, Wihastuti TA, Rachmawati SD. 2017. Perbandingan Pelatihan RJP dengan Metode Mobile Application dan Simulasi terhadap Pengetahuan dan Keterampilan Melakukan RJP. NurseLine Journal. Vol. 2 No. 2 Nopember 2017. P-ISSN 2540-7937. E-ISSN 2541-464X. Hal 183-193