• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DENGAN KESIAPAN MENOLONG SISWA ANGGOTA PMR DI MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DENGAN KESIAPAN MENOLONG SISWA ANGGOTA PMR DI MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO - Elib Repository"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN PENGETAHUAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DENGAN KESIAPAN MENOLONG SISWA ANGGOTA PMR DI

MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO

Skripsi

Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Sarjana S1

Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan

Disusun Oleh:

Desy Syarifatul Annas

NIM: A11200770

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

(2)

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah digunakan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Gombong, 5 April2016

(3)
(4)
(5)

v

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Skripsi, Maret 2016

Desy Syarifatul Annas1)Hendri Tamara Yudha 2)Sawiji3)

HUBUNGAN PENGETAHUAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DENGAN KESIAPAN MENOLONG SISWA ANGGOTA PMR MADRSAH

ALIYAH NEGERI PURWOREJO

xvi + 53 halaman + 6 tabel + 4 gambar+14 lampiran

ABSTRAK

Latar Belakang: Pengetahuan Bantuan hidup dasar (BHD) merupakan pengetahuan tentang memberikan pertolongan darurat pengelolaan jalan napas, fraktur, dislokasi, perdarahan,sebelum pertolongan yang lebih mantap dapa tdiberikan oleh dokter atau petugas kesehatanlainnya.Kesiapan menolong merupakan setiap tindakan yang lebih memberikan keuntungan bagi orang lain daripada terhadap diri sendiri

Tujuan: Untukmengungkaptingkat pengetahuan BHD dan kesiapan menolong anggota PMR Madrasah Aliyah Negeri Purworejo.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode korelasi dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 40 responden menggunakan teknik total sampling. Analisa data menggunakan uji Chi Square dengan pvalue<0,05 untuk mengetahui pengetahuan BHD dan kesiapan menolong.

Hasil: 75% responden memiliki pengetahuan kategori baik, 20% pengetahuan kategori cukup, 5% pengetahuan kategori kurang. 50% responden memiliki kesiapan menolong baik, 35% kategori cukup, 15% kategori kurang. Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa pvalue = 0,001(<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan pengetahuan bantuan hidup dasar dengan kesiapan menolong

Kesimpulan:Ada hubunganPengetahuan BHD dan kesiapan menolong anggota PMR Madrasah Aliyah Negeri Purworejo

Kata Kunci: Pengetahuan BHD, Kesiapan Menolong

1) Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong 2) Pembimbing I Dosen STIKES Muhammadiyah Gombong

(6)

vi

BACHELOR OF NURSING PROGRAM

MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG

Mini Thesis, March 2016

Desy Syarifatul Annas1), Hendri Tamara Yudha2), Sawiji3)

CORRELATIONBETWEEN BASIC LIFE SUPPORTKNOWLEDGE AND THE READINESS TO HELP OF STUDENTS RED CROSS TEENAT

STATE MADRASAH ALIYAH OF PURWOREJO

xvi + 53 pages + 6 tables + 4 figures+ 14 attachments

ABSTRACT

Background: Knowledge of basic life support is the knowledge of giving emergency airway management, fracture, dislocation, bleeding, prior totreatmentgivenbydoctor or other medical professional. Readiness to help is every action having more profitable for othersrather than self .

Objective: To reveal correlation between basic life supportknowledge and the readiness to help of students red cross teenat State Madrasah Aliyahof Purworejo

Methods: This study wascorrelational study.There were 40 respondents taken by total sampling technique. Data was analyzed by Chi Square test with pvalue<0,05 to determine the correlations between two variables

Results: There were75% of respondents who had good knowledge category, 20%mediocre category, and 5% less category. There were 50% of respondents who had good readiness to help, 35% mediocre, and 15% less category. The result of Chi Squaretestindicatedthat p value =0,001(<0,05)meaning that Ho was rejected and Ha was received.There was correlation between basic life supportknowledge and the readiness to help of students red cross teenat State Madrasah Aliyah of Purworejo.

Conclusion:There was correlation between basic life supportknowledge and the readiness to help of students red cross teenat State Madrasah Aliyah of Purworejo.

Keywords: Knowledge of basic life support , Readiness to Help.

1) Bachelor of Nursing Student Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong

2) First research consultant of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1.

Kedua orangtuaku bapak Yusro, S.Pd. I dan Ibu Rochmah terimakasih

untuk semua doa, dukungan moril dan materiil yang selama ini kalian

berikan. Kasih sayang, pengorbanan dan doa yang tak berujung adalah

sumber kebahagiaan dalam memaknai sebuah hidup.

2.

Untuk kakakku yang saya cintai Nur Hidayati, S.Pd. dan adikku

M.Anung Danang Syarifuddin dan Fijriyati Fauziah terima kasih

untuk semangat, inspirasi dan dukungannya.

3.

Terimakasih untuk kekasihku Hidayat Imam Subkhan yang tersayang

yang selalu memberikan semangat kepada penulis,untuk lebih semangat

dalam menyelesaikan Studi Sarjana 1.

4.

Bapak Hendri Tamara Yudha,S.Kep.Ns.M.Kep.selaku pembimbing satu

dan Bapak Sawiji, S.Kep.Ns.M.Sc selaku pembimbing dua terimakasih

atas semua bimbingan dan masukannya.

5.

Teman-teman sepembimbingku (Didit Trianto dan Dyah Nurfitriyani )

thanks for semangat yang telah kalian berikan, jangan lupakan

perjuangan dan kekompakan kita, semoga kita semua menjadi orang

yang sukses dikemudian hari.

6.

Terimakasih untuk teman-teman angkatan 2012 yang selalu

bersama-sama dalam berjuang mendapatkan ilmu dikampus tercinta STIKES

Muhammadiyah Gombong.

Gombong, 5 April 2016

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dengan Kesiapan Menolong Siswa Anggota PMR di Madrsah Aliyah Negeri Purworejo”

Pada kesempatan ini penulis mengucapakant erimakasih kepada :

1. Makhdan Anis, S.Kep, Ns.. selaku ketua Stikes Muhammadiyah Gombong.

2. Isma Yuniar, M.Kep,selaku ketua Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Gombong.

3. Hendri Tamara Yuda,S.Kep.Ns.M.Kep selaku pembimbing I, atas bimbingan dan waktu yang disediakan.

4. Sawiji,S.Kep.Ns.M.Sc selaku pembimbing II atas bimbingan dan waktu yang

disediakan.

5. Drs. H.Wahid Adib, M. SI selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri Purworejo beserta staffnya yang bersedia mengijinkan peneliti melakukan penelitian.

6. Aminudin,S.Pd. selaku pembimbing ekstrakulikuler PMR di Madrasah Aliyah Negeri Purworejo terimakasih atas waktu yang diberikan.

7. Ayah dan ibuku tercinta Yusro,S.Pd.I dan Rochmah yang senantiasa mengaharapkan keberhasilanku lewat harapan,motivasi,materi maupun non materi dan doa.

8. Kakakku Nur Hidayati,S.Pd. adekku M.Anung Danang, Fijriyati Fauziah serta kekasihku, Hidayat Imam Subkhan yang tersayang yang selalu memberikan semangat kepada penulis,untuk lebih semangat dalam menyelesaikan Studi Sarjana 1.

(9)

ix

Penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, segala saran dan masukkan diharapkan untuk perbaikan skripsi penelitian ini.Akhirnya penulis berharap semoga skripsi penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan di bidang kesehatan pada khususnya. Amin.

Gombong,…..April 2016

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ...i

PERNYATAAN ... ...ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... ...iii

HALAMAN PENGESAHAN ... ...iv

ABSTRAK ... ...v

ABSTRACT ... ...vi

PERSEMBAHAN ... ...vii

KATA PENGANTAR ... ...viii

DAFTAR ISI ... ...x

DAFTAR TABEL ... ...xiv

DAFTAR GAMBAR ... ...xv

DAFTAR LAMPIRAN ... ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

1. Tujuan Umum ... 6

2. Tujuan Khusus ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Keaslian Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 9

(11)

xi

a. Definisi Pengetahuan ... 9

b. Sumber Pengetahuan ... 9

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 9

d. Cara Mengukur Pengetahuan ... 10

2. Bantuan Hidup Dasar ... 10

a. Definisi ... 10

b. Tujuan pemberian Bantuan Hidup Dasar (BHD) ... 11

c. Penilaian dan pengelolaan awal penderita gawat darurat ... 11

d. Pengelolaan jalan napas dan pernapasan ... 13

e. Resusitasi Jantung Paru (RJP) ... 15

f. Syok perdarahan ... 16

g. Trauma muskuloskeletal ... 17

3. Kesiapan ... 21

a. Definisi ... 21

b. Pembentukan kesiapan ... 22

4. Kesiapan menolong ... 23

a. Bentuk-bentuk menolong ... 24

1) Favour ... 24

2) Donation ... 24

3) Intervention emergency ... 24

5. Modul PMR Wira ... 25

a. Pengertian pertolongan pertama ... 25

b. Medis dasar ... 25

c. Penolong pertama ... 25

d. Tujuan pertolongan pertama ... 25

e. Dasar hukum memberikan pertolongan pertama ... 25

f. Kewajiban penolong pertama... 26

g. Peralatandasar pelaku pertolongan pertama ... 26

h. Penilaian penderita ... 27

i. Cedera jaringan lunak ... 28

(12)

xii

B. Kerangka Teori ... 33

C. Kerangka Konsep ... 34

D. Hipotesa Penelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 35

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

1. Populasi ... 35

2. Sampel ... 35

a. Teknik Pengambilan Sampel ... 35

b. Besar Sampel ... 36

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

D. Variabel Penelitian ... 36

1. Variabel Independent... 36

2. Variabel Dependent ... 36

E. Definisi Operasional ... 37

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

1. Jenis Data... 37

2. Teknik Pengumpulan Data ... 38

G. Teknik Analisa Data ... 38

a. Analisa Univariat ... 39

b. Analisa Bivariat ... 39

H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 40

1. Uji Validitas ... 40

2. Uji Reliabilitas ... 41

(13)

xiii

J. Etika Penelitian ... 44

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian...46 B. Pembahasan...48

BAB V HASIL KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………..53

B. Saran………....53

DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 37 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan BHD anggota PMR ... 43 Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Kesiapan Menolong anggota PMR ... 44 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar

anggota PMR Madrasah Aliyah Negeri Purworejo ... 47 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kesiapan Menolong anggota PMR di

Madrasah Aliyah Negeri Purworejo... 48 Tabel 4.3. Tabel Statistik Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar (BHD)

Dengan Kesiapan Menolong Anggota PMR Madrasah Aliyah

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Ganbar 2.1 Klasifikasi fraktur ... 18

Gambar 2.2 Jenis fraktrur ... 18

Gambar 2.3 Kerangka teori ... 33

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Uji Validitas Lampiran 2. Hasil Uji Realibility

Lampiran 3. Frekuensi Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar dan KesiapanMenolong

Lampiran 4. Uji Chi Square

Lampiran 5. Lembar Permohonan Responden Lampiran 6. LembarKonsulpenelitian

Lampiran 7. Kuesionare Penelitian

Lampiran 8. Surat Rekomendasi Penelitian Uji Validitas di SMA 5 Purworejo. Lampiran 9.Ijin Penelitian KPMPT

Lampiran 10. Ijin Penelitian KESBANGPOL Lampiran 11.Ijin Penelitian BAPPEDA

Lampiran 12.Ijin Penelitian DINDIKBUDPORA Lampiran 13.Surat ijin Penelitian di MAN Purworejo

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah tindakan darurat untuk membebaskan jalan napas, membantu pernapasan dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa menggunakan alat bantu. Bantuan hidup dasar biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya

akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat, sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat bahkan kematian pada korban kecelakaan (PUSBANKES 188 DIY, 2014). Bantuan Hidup Dasar (BHD) ditujukan

untuk memberikan perawatan darurat bagi para korban, sebelum pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya (Sudiatmoko, A, 2011).

Kecelakaan-kecelakaan terjadi setiap waktu dan bagi beberapa kelompok-kelompok usia merupakan penyebab kematian tunggal besar. Di Eropa, misalnya, di daerah perindustrian dan di distrik-distrik atau wilayah-wilayah dengan mekanisme pertanian banyak kematian anak-anak disebabkan oleh kecelakaan dari pada disebabkan penyakit lain. Kecelakaan lalu lintas untuk golongan usia muda, yang mengemudikan kendaraan dengan cepat, sedangkan usia tua disebabkan karena aktivitas motorik yang menurun. Kecelakaan di dalam rumah umumnya dapat juga menyebabkan luka-luka atau bahkan mengakibatkan seperti dikarenakan:

gas, listrik dan korek api (Sudiatmoko. A, 2011).

Kecelakaan lalu lintas adalah kejadian dimana sebuah kendaraan bermotor bertabrakan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan, mengakibatkan luka-luka atau kematian. Kecelakaan lalu lintas di

Indonesia oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dinilai menjadi pembunuh terbesar ketiga setelah penyakit jantung dan tuberculosis/TBC. Data WHO

(18)

2

menyebutkan tahun 2011 menyebutkan, sebanyak 67% korban kecelakaan lalu lintas berada pada usia produktif yakni 22-25 tahun yang meninggal di jalan raya. Menurut data kepolisisan RI menyebutkan pada tahun 2013 terdapat 25.157 jiwa meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas (Badan Intelejen Negara, 2013).

Di United Kingdom satu survey kematian dalam 24 jam menemukan bahwa 83% kematian terjadi langsung dan 3% yang terjadi setelah itu. Cedera thoraks menyebabkan kerusakan yang penderitanya tidak mungkin bertahan hidup. Hanya 7% yang meninggal dalam 4 jam

dan 17% yang meninggal setelah 4 jam. Disisi lain kejadian pingsan pun dapat berakibat buruk jika tidak mendapat pertolongan pertama dengan cepat dan tepat. Seperti halnya bantuan hidup dasar pada korban pingsan harus ditanganani dengan cepat dan tepat.

Kondisi kegawardaruratan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Sudah menjadi tugas petugas kesehatan untuk menangani masalah tersebut. Walaupun begitu, tidak menutup kemungkinan kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi pada daerah yang sulit dijangkau petugas kesehatan, maka kondisi tersebut peran serta masyarakat untuk membantu korban sebelum ditemukan oleh petugas kesehatan menjadi sangat penting (Sudiharto & Sartono, 2011). Pengetahuan dan sikap dari manusianya sendiri yang akan mempengaruhi kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pertolongan.

Pengetahuan bantuan hidup dasar (BHD) merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan karena jika hanya mengetahui teorinya saja tanpa melakukan latihan atau praktek, maka mental tidak terlatih ketika

benar-benar menghadapi kejadian sebenarnya. Pengetahuan P3K setiap siswa mendapat pembelajaran dan pelatihan di setiap sekolahnya. Terutama siswa yang aktif dalam ekstrakurikuler PMR. Untuk itu siswa semestinya mempunyai pengetahuan tentang BHD, namun pentingnya

(19)

3

Sementara itu pengetahuan bantuan hidup dasar (BHD) siswa sekolah pada tingkat SMA di Indonesia menurut Christie (2013) di SMA Negeri 1 Toili sebanyak 41,70% berpengetahuan kurang terkait bantuan hidup dasar. Di SMA Rembang sebanyak 49% kurang mengetahui tindakan P3K (Aisyah, 2007). Di SMA Yayasan Perkumpulan Haji Bogor (YPHB) sebelumnya menunjukan bahwa pengetahuan bantuan hidup dasar siswa menunjukan 62,7% tingkat pengetahuan BHD kategori kurang, 4,5% tingkat pengetahuan BHD kategori buruk (Zulfa, 2014). Hal ini menunjukan masih kurangnya pengetahuan BHD dan tindakannya di

kalangan siswa SMA.

Selain itu penelitian ditingkat SMA di Jawa Tengah menurut Imam (2015) menunjukan bahwa pengetahuan pertolongan pertama siswa SMA Muhammadiyah Gombong mayoritas baik sebanyak 55%. Di SMA

Sunggal sebanyak 81,6% berpengetahuan BHD sedang (Ramadan, 2014). Pengetahuan bantuan hidup dasar dapat membentuk sikap ataupun perilaku menolong siswa. Masih rendahnya tingkat pengetahuan siswa terkait BHD berdampak pada munculnya bentuk-bentuk sikap dan perilaku prososial terhadap orang disekitarnya, seperti perilaku prososial berbagi, persahabatan, kerjasama, bertindak jujur, berderma, dan menolong. Manusia sebagai makhluk sosial hendaknya senantiasa memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan, diantaranya adalah memberikan pertolongan (Kerlinger, 2009). Penilaian yang diharapkan adalah mampu meningkatkan menjadi lebih baik pengetahuan, kesiapan, serta perilaku siswa sekolah terkait BHD.

Kesiapan menolong ini diharapkan akan menghasilkan keuntungan

terhadap pihak lain. Sementara itu perilaku prososial siswa sekolah di Indonesia menurut (Yani, 2009) di SMA 1 Cibarusah sebanyak 37,82 kepedulian sosial rendah. Di SMA Setu 1 Bekasi sebanyak 50,4% berperilaku prososial sedang (Agustin, 2007).

(20)

4

sebanyak 52,9% mempunyai perilaku prososial sedang. Kusumaningrum (2013) menyatakan bahwa perilaku prososial (menolong) di kalangan siswa SMP negeri 21 Semarang perilaku menolong rendah 52,94%.. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa perilaku menolong pada siswa cenderung rendah. Dampak yang mungkin muncul adalah dampak positif maupun negatif seperti individualis dikalangan siswa. Masih rendahnya perilaku menolong yang dilakukan siswa menjadikan masalah yang cukup berpengaruh karena siswa kedepannya adalah salah satu dari sekian banyaknya yang berprofesi sebagai penolong. Harapan dari

kesiapan menolong tersebut akan memuculkan perilaku yang positif dan prososial yang tinggi terhadap lingkungan khususnya dalam memberikan pertolongan.

Setiap orang harus mampu melakukan pertolongan pertama karena

sebagian besar orang pada akhirnya akan berada dalam situasi yang memerlukan pertolongan pertama untuk orang lain atau diri mereka sendiri (Thygerson, 2009). Diantaranya adalah pelajar Madrasah Aliyah Negeri Purworejo.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan 25 September 2015 di Madrasah Aliyah Negeri Purworejo didapati bahwa 40 siswa anggota PMR sudah pernah mendapatkan pengetahuan P3K saat penyuluhan dari PMI Kabupaten Purworejo pada Januari 2015 tentang pertolongan pertama. Dari wawancara 12 siswa anggota Siswa anggota PMR “apakah kalian tahu apa itu bantuan hidup dasar?”, 5 siswa (41,6%) diantaranya mengatakan “ saya pernah mendengar tentang bantuan hidup dasar dari penyuluhan saat mengikuti ekstrakurikuler PMR di sekolah”. Sebanyak 3 siswa (25%) dari 5 siswa tersebut mengatakan “bantuan hidup dasar itu hampir sama dengan pemberian pertolongan pertama kak yaitu membantu korban tanpa menggunakan alat” .

Pengetahuan siswa tentang pembebasan jalan napas kurang karena

(21)

5

membebaskan jalan napas pada korban?” 2 (16%) siswa tersebut

mengatakan “pembebasan jalan napas itu dengan menengadahkan kepala korban keatas diistilahkan jaw thrust dan kalau ada sumbatan cairan di miringkan atau di finger sweep”.

Pengetahuan siswa tentang RJP pada korban henti jantung dari 12 siswa hanya 2 (16%) siswa, “apakah kalian dapat menjelaskan bagaimana cara melakukan RJP atau kompresi dada?”, “posisikan badan kita tepat di dada korban dan kompresi dengan kedua tangan ke dada korban sebanyak 30 kali” kedua siswa tersebut benar dalam menjelaskan RJP karena pernah mengikuti pelatihan gabungan saat ekstrakurikuler PMR dan 10 (83,3%) siswa salah dalam menjelaskan RJP. Hal ini menunjukan pengetahuan siswa anggota PMR tentang bantuan hidup dasar kurang.

Pengetahuan pembidaian pada korban patah tulang dari 12 siswa ada 8 (66,6%) siswa yang paham menjelaskan tentang pembidaian, “apakah kalian tahu bagaimana cara meberikan bantuan pertolongan pada korban patah tulang?”,“ pertolongannya dengan alat papan ataupun mitela.”

(22)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah “Adakah hubungan antara pengetahuan bantuan hidup dasar (BHD) dengan kesiapan menolong siswa anggota PMR Madrasah Aliyah Negeri Purworejo?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui adakah hubungan pengetahuan bantuan hidup dasar (BHD) dengan kesiapan menolong siswa anggota PMR Di Madrasah

Aliyah Negeri Purworejo. 2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tentang pengetahuan bantuan hidup dasar (BHD) pada siswa anggota PMR di Madrasah Aliyah Negeri Purworejo.

b. Mengetahui kesiapan menolong siswa anggota PMR di Madrasah Aliyah Negeri Purworejo saat akan melakukan pertolongan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk dijadikan dasar untuk memberikan edukasi dan motivasi terkait pengetahuan bantuan hidup dasar dalam meningkatkan kesiapan memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan.

2. Manfaat bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesiapan menolong siswa anggota PMR dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan dan meningkatkan kegiatan

ekstrakulikuler PMR di sekolah. 3. Manfaat bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kegawatdaruratan terkait pengetahuam pertolongan pertama pada

(23)

7

E. Keaslian Penelitian

1. Widodo (2015) dengan judul, “Hubungan Pengetahuan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dengan Perilaku Menolong dewan Kerja Hizbul Wathan di SMA Muhammadiyah Gombong.” Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif Korelasi untuk mencari hubungan antara variabel pengetahuan P3K dengan perilaku menolong. Subjek penelitian ini adalah siswa yang aktif dalam kegiatan HW (dewan kerja) dengan total sampel 40. Analisa data yang digunakan menggunakan SPSS dan uji hipotesis menggunakan Chi

Square.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dengan perilaku menolong dewan kerja Hizbul Wathan SMA Muhammadiyah

Gombong dengan p=0.000, kategori pengetahuan baik 55%, kurang 27,5%, cukup 17,5%. Sedang perilaku menolong kategori tinggi 47,5%, sedang 35%, rendah 17,5%. Persamaan penelitian ini adalah dengan menggunakan 2 variabel yang digunakan. Dimana penelitian ini menggunakan variabel pengetahuan P3K dengan perilaku menolong dan pengetahuan BHD dengan sikap menolong. Perbedaan penelitian ini adalah pada tempat. Penelitian ini dilakuan di SMA Muhammadiyah Gombong sedang peneliti melakukan penelitian di Madrasah Aliyah Negeri Purworejo.

2. Lontoh (2013) dengan judul “Pengaruh Pelatihan Bantuan Hidup Dasar Terhadap Pengetahuan Resusitasi Jantung Paru Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Toili.” Penelitian ini menggunakan metode penelitian desain One-Group Pre test-post test Design untuk membandingkan perbandingan pengetahuan RJP sebelum dan sesudah pelatihan. Subjek penelitiannya adalah siswa yang aktif dalam kegiatan PMR dan Pramuka dengan total sampel 72 siswa yang terdiri dari 35 anggota

(24)

8

menggunakan SPSS dan uji hipotesis menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan siswa-siswi SMA Negeri 1 Toili sebelum diberikan pelatihan Bantuan Hidup Dasar dengan kategori kurang 41,70%, cukup 50,30%, dan baik 8.30%. Setelah diberikan pelatihan selama satu hari, hasil menunjukan terjadi peningkatan pengetahuan resusitasi jantung paru responden yaitu dapat dilihat dengan adanya peningkatan yang baik dari 8,30% menjadi 94,4% dan penurunan pengetahuan yang kurang dari 41,70%

menjadi 0,00%.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Aehlert, Barbara RN (2013). Emergency Medical Responder. New York. McGraw-Hill Higher Education.

Aehlert, Barbara RN (2013). Emergency Medical Technichian. New York. McGraw-Hill Higher Education.

Anwar, Khoirul (2013). Kampanye Pentingnya Mengetahui Pengetahuan Dasar Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Lalulintas. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No. 1. http://jurnal-s1.fsrd.itb.ac.id. Diakses tanggal 28 April 2013 jam 9.45 WIB.

Arikunto. S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi). Jakarta: Rienika Cipta.

Ariyani, (2008). Hubungan pengetahuan dan motivasi perawat yang mendukung penerapan program patient safety di ICU Rumah Sakit Moewardi surakarta tahun 2008. Thesis. http://eprints.undip.ac.id. diakses pada tanggal 20 Mei 2015 pukul 14.35 WIB

Aziz, A (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Badan Intelejen Negara. (2013). Kecelakaan Lalulintas Menjadi Pembunuh Terbesar Ketiga. Edisi 23 maret 2013. Dibuka pada website http://www.bin.go.id/. Di akses 25 Maret 2015 jam 09.30 WIB.

Cahyaningrum.(2011). Pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap Tingkat Pengetahuan Pertolongan Pertama Siswa Dan Siswi SMA Negeri 1 Kartasura. Diakses pada tanggal 21 Mei 2011 jam 10.00 WIB.

Cintya Bawelle, Seleya, Sinolungan, J.S.V. Hamel, Rivelino.S. (2013). Hubungan Pengetahuan Danh Sikap Perawat Dengan Pelaksanaan Keselamatan Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Liun Kendage Tahuna: jurnal kesehatan 1-7

Dinkes. (2014). Tips Pertolongan Pertama Pada Orang Pingsan. Edisi Senin 20 Januari 2014 pukul 17.00 WIB. Di Buka Pada Website: http://dinkes.bone.go.id. Diakses pada (31 Maret 2015 Jam 07.45 WIB).

(26)

Eliastam, Michael; George L. Sternbach; Michael Jay Bresler (1998). Penuntun Kedaruratan Medis. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Kerlinger, F.N. (2006). Asas-Asas Penelitian Berhavioral. Terjemahan oleh Simatupang Yogyakarta: UGM Press.

Kharisma, Dede Yanti Bala. (2014). Gambaran Pengetahuan dan Pelaksanaan bantuan Hidup Dasar Perawat Gawat Darurat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RRSUD Labuang Baji Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4. STIKES Nani Hasanuddin Makassar. Makassar.

Lontoh, Christie. (2013). Pengaruh Pelatihan Teori Hidup Dasar Terhadap Pengetahuan Resusitasi Jantung Paru Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Toili. Ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume: 1. Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Reineka Cipta.

Pusbankes 118. (2013). Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD). Edisi X. Yogyakarta: Tim Pusbankes 118 – PERSI DIY

Setyo Banu, Adi. (2006). Pemahaman Guru Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Yogyakarta. PPSD FIP UNY.

Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Mitra Cendika: Jakarta.

Sucipto, Tito (2009). Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Karya Tulis. http://repository.usu.ac.id. Diakses pada 28 April 2015 jam 20.42 WIB.

Sudiatmoko, A. (2011). Tindakan Awal Sebelum Medis. Cetakan I. Yogyakarta: Rona Pancaran Ilmu.

Sugiyono. (2006). Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alpha Betha.

Sujiant, A; Lubis, H; Hadi, T. (2008). Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV Sagung Seto.

(27)

Widodo, (2015). Hubungan pengetahuan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dengan Perilaku Menolong Anggota Dewan Hiizbul Wathan(HW)di SMA Muhammadiyah Gombong. Gombong: Stikes Muhammadiyah Gombong.

Lintang.(2008). Materi Kepalangmerahan PMR Wira.PMI cabang Kota Surakarta Angkatan IX. Diakses pada 28 Februari 2016 jam 19.48 WIB.

(28)

Reliability Kesiapan Menolong

a. Listwise deletion based on all variables in the

(29)
(30)

Reliability Bantuan Hidup Dasar

a. Listwise deletion based on all variables in the

(31)
(32)
(33)

Correlations Bantuan Hidup Dasar

Total

soal1 Pearson Correlation ,932**

Sig. (2-tailed) ,000

N 40

soal2 Pearson Correlation ,932**

Sig. (2-tailed) ,000

N 40

soal3 Pearson Correlation ,520**

Sig. (2-tailed) ,001

N 40

soal4 Pearson Correlation ,520**

Sig. (2-tailed) ,001

N 40

soal5 Pearson Correlation ,375*

Sig. (2-tailed) ,017

N 40

soal6 Pearson Correlation ,932**

Sig. (2-tailed) ,000

N 40

soal7 Pearson Correlation ,932**

Sig. (2-tailed) ,000

N 40

soal8 Pearson Correlation ,375*

Sig. (2-tailed) ,017

N 40

soal9 Pearson Correlation ,520**

Sig. (2-tailed) ,001

N 40

soal10 Pearson Correlation ,932**

Sig. (2-tailed) ,000

N 40

soal11 Pearson Correlation ,375*

Sig. (2-tailed) ,017

N 40

soal12 Pearson Correlation ,932**

Sig. (2-tailed) ,000

N 40

(34)

soal13 Pearson Correlation ,520**

Sig. (2-tailed) ,001

N 40

soal14 Pearson Correlation ,413**

Sig. (2-tailed) ,008

N 40

soal15 Pearson Correlation ,589**

Sig. (2-tailed) ,000

N 40

soal16 Pearson Correlation ,932**

Sig. (2-tailed) ,000

N 40

soal17 Pearson Correlation ,406**

Sig. (2-tailed) ,009

N 40

soal18 Pearson Correlation ,932**

Sig. (2-tailed) ,000

N 40

soal19 Pearson Correlation ,932**

Sig. (2-tailed) ,000

N 40

soal20 Pearson Correlation ,520**

Sig. (2-tailed) ,001

N 40

Total Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 40

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

(35)

correlations Kesiapan Menolong

Total

soal1 Pearson Correlation ,393*

Sig. (2-tailed) ,012

N 40

soal2 Pearson Correlation ,536**

Sig. (2-tailed) ,000

N 40

soal3 Pearson Correlation ,605**

Sig. (2-tailed) ,000

N 40

soal4 Pearson Correlation ,670**

Sig. (2-tailed) ,000

N 40

soal5 Pearson Correlation ,701**

Sig. (2-tailed) ,000

N 40

soal6 Pearson Correlation ,330*

Sig. (2-tailed) ,038

N 40

soal7 Pearson Correlation ,488**

Sig. (2-tailed) ,001

N 40

soal8 Pearson Correlation ,500**

Sig. (2-tailed) ,001

N 40

soal9 Pearson Correlation ,535**

Sig. (2-tailed) ,000

N 40

soal10 Pearson Correlation ,571**

Sig. (2-tailed) ,000

N 40

soal11 Pearson Correlation ,328*

Sig. (2-tailed) ,039

N 40

soal12 Pearson Correlation ,335*

Sig. (2-tailed) ,035

N 40

(36)

soal13 Pearson Correlation ,322*

Sig. (2-tailed) ,042

N 40

soal14 Pearson Correlation ,371*

Sig. (2-tailed) ,018

N 40

soal15 Pearson Correlation ,406**

Sig. (2-tailed) ,009

N 40

soal16 Pearson Correlation ,456**

Sig. (2-tailed) ,003

N 40

soal17 Pearson Correlation ,556**

Sig. (2-tailed) ,000

N 40

soal18 Pearson Correlation ,553**

Sig. (2-tailed) ,000

N 40

soal19 Pearson Correlation ,388*

Sig. (2-tailed) ,013

N 40

soal20 Pearson Correlation ,409**

Sig. (2-tailed) ,009

N 40

Total Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 40

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

(37)

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Bantuan Hidup Dasar *

Kesiapan Menolong

40 100,0% 0 ,0% 40 100,0%

Bantuan Hidup Dasar * Kesiapan Menolong Crosstabulation

Kesiapan Menolong

a. 7 cells (77,8%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is ,30.

(38)

KUISIONER PENELITIAN

PETUNJUK

1. Jawablah pertanyaan yang diajukan kepada Saudara dengan sebenar-benarnya, sesuai dengan apa yang diketahui dan apa yang saudara lakukan. 2. Apapun jawaban Saudara tidak mempengaruhi nilai belajara sekolah Saudara

akan tetapi jawaban yang benar sangat diperlukan dalam penelitian ini.

3. Partisipasi saudara sangat diperlukan untuk mndukung kelancaran penelitian

ini yang kedepanya diharapkan bermanfaat bagi instansi terkait

IDENTITAS RESPONDEN

Nomor responden:...(diisi oleh peneliti)

1. Umur :...tahun

2. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

3. Pendidikan :

4. Kelas : ( ) X ( ) XI ( ) XII

5. Status :

6. Jabatan Organisasi :

7. Tanggal Pengisian :...

(39)

FORMULIR KUISIONER A PENGETAHUAN BHD

PETUNJUK : dibawah ini terdapat pertanyaan tentang pengetahuan BHD, berilah tanda silang (x) pada lembar pilihan yang tersedia.

1. Bantuan hidup dasar (BHD) atau pertolongan pertama adalah : a. tindakan yang dilakukan oleh dokter

b. tindakan yang dilakukan oleh perawat

c. tindakan membebaskan jalan napas, membantu napas, jalannya

sirkulasi darah

2. Tujuan dari BHD atau pertolongsn pertama antara lain :

a. memberikan rasa aman nyaman dan mencegah kecacatan b. menyelamatkan jiwa korban dan mencegah kecacatan

c. menyelamatkan jiwa korban, mencegah kecacatan, dan memberikan rasa aman nyaman

3. Penilaian awal dan pengelolaan awal gawat darurat adalah: a. Airway, Breathing, Circulation

b. Airway, Circulation, Breathing c. Circulation, Airway, Breathing

4. Pertolongan kedua pada korban gawat darurat adalah: a. ABC

b. ABCD

c. Head to toe / pemeriksaan fisik

5. Pengelolaan jalan napas tanpa menggunakan alat antara lain: a. chin lift, head tilt

b. head tilt, back blow c. chin lift, back blow

6. Membebaskan jalan napas pada korban yang mulutnya penuh cairan dengan :

a. jaw thrust b. finger sweep

(40)

c. back blow

7. Tindakan menolong yang dilakukan pada korban yang henti jantung adalah :

a. RJP / resusitasi jantung paru / kompresi dada b. Rescue breathing

c. finger sweep

8. Pada korban sadar dan mengalami patah tulang terbuka pada tulang keringdanmengalamiperdarahan, yang Anda lakukan :

a. berusaha menghentikan perdarahan yang keluar

b. membidai tulang yang patah c. balut tekan

9. Macam-macam bidai antara lain :

a. bidai keras, bidai traksi, bidai, improvisasi

b. bidai keras, bidai traksi, bidai tekan

c. bidai traksi, bidai belat/bebat, bidai improvisasi 10.Tindakan pembidaian pada patah tulang leher menggunakan :

a. Sandal b. neckcolar c. Spine board

11.Alternatif pembidaian pada patah tulang leher menggunakan sandal jepit : a. tidak

b. ya

12.Pada patah tulang selangka tindakan PP dengan : a. Pembidaian 2 sendi

b. Pembalutan angka 8

c. angkat ke tandu pasang ganjal di punggung 13.Dislokasi sendi adalah :

a. perubahan bentuk sendi

b. keluarnya kepala sendi dari mangkok sendi

c. patahnya sendi karena benturan

14.Pada kasus dislokasi sendi, dilakukan pembalutan dengan verban elastik :

(41)

a. ya b. tidak

15.Patah tulang leher tindakan awal yang dilakukan untuk korban supaya aman dari lokasi kecelakaan dengan .. .

a. Tarikan baju

b. Langsung pindahkan ke tandu c. Pasang bidai

16.Syok perdarah pada korban, penanganan yang tepat pertama dilakukan adalah :

a. Tekan langsung, balut tekan b. Tinggikan , tekan langsung

c. Tekan langsung, tinggikan dari jantung, balut tekan

17.Tindakan yang Anda lakukan pada korban tidak sadar dan mulut korban

dipenuhi cairan/benda asing :

a. finger swept lalu menelungkupkan tubuh korban b. memiringkan tubuh korban lalu lakukan finger swept c. finger swept lalu memiringkan tubuh korban

18.Peralatan evakuasi saat melakukan pertolongan antara lain : a. KED, tandu skop, tandu basket

b. Tandu lipat, KED, kursi roda c. kain evakuasi, papan spinal 19.Fraktur terbagi menjadi 2 yaitu :

a. fraktur terbuka dan tertutup b. fraktur terbuka dan oblique c. fraktur tertutup dan oblique

20.Pemindahan darurat pada korban saat kondisi sedang terjadi?: a. kebakaran atau bahaya kebakaran, cuaca ekstrim

b. cuaca ekstrim, mobil terbalik,kerumunan massa yang resah c. benar semua

(42)

KUNCI JAWABAN KUESIONER BHD

Nomor Pertanyaan: 1. C

2. C 3. A 4. C 5. A

6. B 7. A 8. A 9. C

10.B 11.B 12.B 13.B 14.A 15.A 16.C 17.C 18.A 19.A 20.C

(43)

FORMULIR KUISIONER B

KESIAPAN MENOLONG

PETUNJUK : baca dan pahami baik-baik setiap pertanyaan. Anda diminta mengemukakan apakah pertanyaan tersebut sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberi tanda (✓) dalam kotak didepan salah satu pilihan jawaban “Ya dan

Tidak” pada jawaban yang tersedia.

Tidak ada jawaban benar atau salah untuk setiap pertanyaan, seluruh jawaban adalah benar, selama itu sesuai dengan diri Anda. Jawaban dirahasiakan.

(44)

Kuesioner Kesiapan Menolong

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Saya hanya akan melihat saja tanpa menolong saat ada kejadian kecelakaan dijalan

2. Saya akan merespon cepat saat dibutuhkan menghadapi

korban pingsan dan henti jantung yang butuh pertolongan

3. Saya akan minta bantuan kepada orang sekitar saat memberikan pertolongan

4. Saya segera berikan petolongan napas buatan / rescue breathing pada korban yang tak sadarkan diri tanpa melihat status

5. Saya tetap melakukan kompresi dada (RJP) pada korban henti jantung walaupun korban dicurigai mengalami patah tulang dada

6. Saya akan lakukan tindakan finger sweep pada korban yang mulutnya penuh dengan cairan

7. Saya melakukan pertolongan kepada korban sesuai dengan pengetahuan BHD yang miliki

8. Saya hanya akan lewat saja tanpa meberikan

pertolongan pada korban walaupun mampu menolong

9. Saya akan segera lakukan pembidaian pada korban patah tulang paha dengan menggunakan papan panjang

10. Saya akan gunakan sandal jepit sebagai pengganti

(45)

Lampiran 7

neckolar pada korban cedera tulang leher

11. Saya tetap akan lakukan balut tekan saat luka

perdarahan terjadi pada korban menggunakan kain seadanya

12. Saya hanya diam saja saat melihat korban berlumuran darah tanpa melakukan balut tekan karena takut untuk menolong

13. Saya akan bersedia menjadi saksi dalam kejadian kecelakaan yang dilihat

14. Saya merasa dirugikan dengan menolong korban

15. Saya tetap akan lakukan Jaw thrust pada korban yang dicurigai patah tulang leher sebagai langkah awal melakukan pertolongan pada jalan napas korban

16. Saya memberikan pertolongan kepada korban yang akan ditolong itu merupakan keinginan sendiri

17. Saya akan menawarkan diri terlebih dahulu sebelum

memberikan pertolongan

18. Saya akan lakukan kompres dingin pada korban terkilir untuk mengurangi bengkak

19. Saya akan gunakan verban elastik untuk meminimalkan bengkak korban terkilir

(46)

KUNCI JAWABAN

KESIAPAN MENOLONG

1. TIDAK 2. YA 3. YA 4. YA 5. YA 6. YA 7. YA 8. TIDAK 9. YA

10.YA 11.YA 12.TIDAK 13.YA

14.TIDAK 15.YA 16.YA 17.YA 18.YA 19.YA 20.TIDAK

(47)

NIP. 19640724 198611 1 001

(48)

Lampiran 10

(49)

Lampiran 11

(50)

Lampiran 12

(51)

NIP. 19640724 198611 1 001

(52)
(53)
(54)
(55)
(56)

Gambar

Tabel 4.3. Tabel Statistik Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Gambar 2.4 Kerangka Konsep ........................................................................

Referensi

Dokumen terkait