KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PENGETAHUAN ANGGOTA PALANG MERAH REMAJA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KECAMATAN MEDAN
SUNGGAL TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR
Oleh :
M QADRI RAMADHAN 100100129
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Gambaran Pengetahuan Anggota Palang Merah Remaja Tingkat Sekolah
Menengah Atas di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 Tentang
Bantuan Hidup Dasar
Nama : M Qadri Ramadhan
NIM : 100100129
Pembimbing Penguji I
dr. Erjan Fikri,M.Ked(Surg), Sp.B, Sp.BA dr. Terapul Tarigan, Sp.A(K) NIP : 196301271989111001 NIP : 195508251983122001
Penguji II
dr. Sake Juli Martina, Sp.FK
NIP : 197807272003122003
Medan, 6 Januari 2014
Dekan,
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH
ABSTRAK
Seiring dengan perkiraan peningkatan kejadian henti jantung mendadak di dunia dan pentingnya tindakan bantuan hidup dasar pada pasien henti jantung mendadak, maka setiap orang seharusnya terlatih dalam pemberian bantuan hidup dasar.Termasuk kalangan non medis, salah satunya anggota Palang Merah Remaja (PMR) Sekolah Menengah Atas (SMA) yang pada dasarnya bergerak dibidang pertolongan pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan anggota Palang Merah Remaja tingkat SMA di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2013 tentang bantuan hidup dasar.
Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan desain penelitian cross sectional study. Penelitian dilakukan pada anggota PMR. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total sampling dengan besar sampel sebanyak 53 responden, dimana data diambil dengan menggunakan instrumen kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan.
Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan sebanyak 48 responden (81,6%) dari 53 responden memiliki pengetahuan sedang,dengan responden laki-laki sebanyak 15 responden dan perempuan sebanyak 33 responden.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan pengetahuan anggota PMR tingkat SMA di Kecamatan Medan Sunggal tentang bantuan hidup dasar tergolong ke dalam tingkat pengetahuan sedang. Pengetahuan anggota PMR tingkat SMA di Kecamatan Medan Sunggal mengenai pengertian bantuan hidup dasar adalah baik dan pengetahuan mengenai tujuan bantuan hidup dasar adalah baik. Pada penelitian ini juga dapat dilihat bahwa pengetahuan anggota PMR tingkat SMA di Kecamatan Medan Sunggal mengenai urutan pelaksanaan bantuan hidup dasar adalah sedang dan pengetahuan mengenai indikasi melakukan bantuan hidup dasar adalah baik. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan tentang bantuan hidup dasar kepada anggota PMR tingkat SMA terutama di Kecamatan Medan Sunggal.
ABSTRACT
Along with the estimated increase in the incidence of cardiac arrest in the world and the importance of action Basic Life Support in cardiac arrest patients, then everyone should trained in providing first aid or Basic Life Support. Including non-medical circles, one which are members of the youth’s Red Cross whose essentially engaged in first aid matters. This study aims to reveal the knowledge of high school’s youth Red Cross in Medan Sunggal district about Basic Life Support.
The method used is descriptive research design with cross sectional study. The study was conducted on the youth Red Cross’ members. Sampling in this study was done by sampling a total sample of 53 respondents, where data taken using an instrument questionnaire consisting of 20 questions.
Descriptive statistical analysis of the results showed as many as 48 respondents (81.6%) of the 53 respondents had moderate knowledge, with male respondents 15 and female respondents 33 respondents.
The conclusion of this study demonstrate knowledge of high school’s youth Red Cross members in Medan Sunggal district on Basic Life Support belong to the moderate level of knowledge. Knowledge of high school’s youth Red Cross members in Medan Sunggal district about Basic Life Support understanding and about the purpose Basic Life Support is good. In this research can also be seen that knowledge level of high school’s youth Red Cross members in Medan Sunggal district on the sequences of Basic Life Support is average and knowledge level regarding indications Basic Life Support is also good. Therefore, there is a need to provide training to members of high school’s Youth Red Cross, especially in Medan Sunggal district
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadrat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Anggota Palang Merah Remaja Tingkat Sekolah
Menengah Atas di Kecamatan Medan Sungal Tahun 2013 tentang Bantuan Hidup Dasar”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis, yang selalu
memberikan doa, dukungan serta semangat kepada penulis selama pembuatan karya
tulis ilmiah ini. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah
SMAN 15 Medan dan SMA Sultan Iskandar Muda yang telah memfasilitasi penulis untuk
melakukan pengambilan data. Terakhir, terima kasih kepada dosen pembimbing
penulisan karya tulis ilmiah ini, dr.Erjan Fikri,M.Ked(Surg),Sp.B,Sp.BA, yang telah
meluangkan waktu untuk mendukung, membimbing dan mengarahkan penulis mulai
dari awal penyusunan proposal penelitian ini hingga memberikan rekomendasi yang
sangat berguna saat pelaksanaan penelitian ini di lapangan.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih belum
sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan karya tulis ilmiah ini.
Medan, November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penelitian ... 2
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1. Pengetahuan ... 4
2.2. Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support) ... 6
2.2.1. Definisi ... 6
2.2.2. Tujuan ... 6
2.2.3. Indikasi Bantuan Hidup Dasar ... 7
2.2.3.1. Henti Napas (Respiratory Arrest) ... 7
2.2.3.2. Henti Jantung (Cardiac Arrest) ... 7
2.2.4. Tindakan ... 9
2.2.4.2. Pembebasan Jalan Napas (Airway Support) ... 10
2.2.4.3. Bantuan Napas dan Ventilasi (Breathing Support) ... 12
2.2.4.4. Sirkulasi (Circulation Support) ... 13
2.2.4.5. Posisi Pemulihan (Recovery Position) ... 15
2.2.4.6. Resiko Terhadap Korban ... 16
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 17
3.1. Kerangka Konsep ... 17
3.2. Definisi Operasional ... 17
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 19
4.1. Jenis Penelitian ... 19
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19
4.3.1. Populasi ... 19
4.3.2. Sampel ... 19
4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 19
4.5. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 20
4.6. Pengolahan dan Analisis Data ... 20
4.7. Etika Penelitian ... 21
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22
5.1 Hasil Penelitian ... 22
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 22
5.1.2 Karakteristik Responden ... 22
5.1.2.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 22
5.1.3.1 Distribusi Jawaban Responden Menurut Pertanyaan .... 23
5.1.3.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sekolah ... 25
5.2 Pembahasan ... 26
5.2.1 Analisis Karakteristik Responden ... 26
5.2.2 Gambaran Pengetahuan ... 26
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 29
6.1 Kesimpulan ... 29
6.2 Saran... 29
DAFTAR PUSTAKA ... 31
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Gambar 5.1. Distribusi Frekuensi Responden ... 22 Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 5.2. Distribusi Frekuensi Responden ... 23 Berdasarkan Sekolah
Gambar 5.3. Distribusi Jawaban Responden ... 23 Menurut Pertanyaan
Gambar 5.4. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden ... 25 Tentang Bantuan Hidup Dasar
Gambar 5.5. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden ... 25 Berdasarkan Jenis Kelamin
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1. Algoritma Bantuan Hidup Dasar ... 9
Gambar 2.2. Pemeriksaan Kesadaran Korban ... 10
Gambar 2.3. Berteriak Meminta Tolong ... 10
Gambar 2.4. Head-tilt,Chin-lift Maneuver ... 11
Gambar 2.5. Jaw-thrust Maneuver ... 11
Gambar 2.6. Look,Listen and Feel ... 12
Gambar 2.7. Ventilasi Buatan Mulut ke Mulut ... 13
Gambar 2.8. Posisi Penolong Pijat Jantung ... 14
ABSTRAK
Seiring dengan perkiraan peningkatan kejadian henti jantung mendadak di dunia dan pentingnya tindakan bantuan hidup dasar pada pasien henti jantung mendadak, maka setiap orang seharusnya terlatih dalam pemberian bantuan hidup dasar.Termasuk kalangan non medis, salah satunya anggota Palang Merah Remaja (PMR) Sekolah Menengah Atas (SMA) yang pada dasarnya bergerak dibidang pertolongan pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan anggota Palang Merah Remaja tingkat SMA di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2013 tentang bantuan hidup dasar.
Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan desain penelitian cross sectional study. Penelitian dilakukan pada anggota PMR. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total sampling dengan besar sampel sebanyak 53 responden, dimana data diambil dengan menggunakan instrumen kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan.
Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan sebanyak 48 responden (81,6%) dari 53 responden memiliki pengetahuan sedang,dengan responden laki-laki sebanyak 15 responden dan perempuan sebanyak 33 responden.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan pengetahuan anggota PMR tingkat SMA di Kecamatan Medan Sunggal tentang bantuan hidup dasar tergolong ke dalam tingkat pengetahuan sedang. Pengetahuan anggota PMR tingkat SMA di Kecamatan Medan Sunggal mengenai pengertian bantuan hidup dasar adalah baik dan pengetahuan mengenai tujuan bantuan hidup dasar adalah baik. Pada penelitian ini juga dapat dilihat bahwa pengetahuan anggota PMR tingkat SMA di Kecamatan Medan Sunggal mengenai urutan pelaksanaan bantuan hidup dasar adalah sedang dan pengetahuan mengenai indikasi melakukan bantuan hidup dasar adalah baik. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan tentang bantuan hidup dasar kepada anggota PMR tingkat SMA terutama di Kecamatan Medan Sunggal.
ABSTRACT
Along with the estimated increase in the incidence of cardiac arrest in the world and the importance of action Basic Life Support in cardiac arrest patients, then everyone should trained in providing first aid or Basic Life Support. Including non-medical circles, one which are members of the youth’s Red Cross whose essentially engaged in first aid matters. This study aims to reveal the knowledge of high school’s youth Red Cross in Medan Sunggal district about Basic Life Support.
The method used is descriptive research design with cross sectional study. The study was conducted on the youth Red Cross’ members. Sampling in this study was done by sampling a total sample of 53 respondents, where data taken using an instrument questionnaire consisting of 20 questions.
Descriptive statistical analysis of the results showed as many as 48 respondents (81.6%) of the 53 respondents had moderate knowledge, with male respondents 15 and female respondents 33 respondents.
The conclusion of this study demonstrate knowledge of high school’s youth Red Cross members in Medan Sunggal district on Basic Life Support belong to the moderate level of knowledge. Knowledge of high school’s youth Red Cross members in Medan Sunggal district about Basic Life Support understanding and about the purpose Basic Life Support is good. In this research can also be seen that knowledge level of high school’s youth Red Cross members in Medan Sunggal district on the sequences of Basic Life Support is average and knowledge level regarding indications Basic Life Support is also good. Therefore, there is a need to provide training to members of high school’s Youth Red Cross, especially in Medan Sunggal district
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bantuan hidup dasar adalah tindakan darurat untuk membebaskan jalan napas,membantu pernapasan, dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa menggunakan alat bantu (Alkatiri, 2007). Tujuan bantuan hidup dasar adalah untuk oksigenasi darurat secara efektif pada organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan sirkulasi buatan sampai paru dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan kekuatan sendiri secara normal (Latief, 2009). Tindakan bantuan hidup dasar sangat penting khususnya pada pasien dengan
sudden cardiac arrest (SCA) atau henti jantung mendadak yang terjadi di luar rumah sakit (Berg, 2010).
Sudden cardiac arrest (SCA) merupakan salah satu penyebab
kematian.SCA terus menjadi penyebab kematian utama di dunia meskipun beberapa kemajuan penting tentang pencegahannya telah dapat dicapai (Berg, 2010). SCA bertanggung jawab terhadap kematian lebih dari 60% orang dewasa yang menderita penyakit jantung koroner (ERC guidelines, 2010).
Sehubungan dengan pentingnya melakukan bantuan hidup dasar secara cepat terhadap tingkat kelangsungan hidup penderita SCA (Orkin, 2013) maka setiap orang seharusnya terlatih melakukan tindakan bantuan hidup dasar. Tindakan bantuan hidup dasar yang dilakukan oleh orang yang berada di sekitar penderita out-of-hospital cardiac arrest (OHCA) segera setelah kejadian dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup penderita OHCA (Orkin, 2013).
bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Kota Medan tentang bantuan hidup dasar. Beberapa yang telah dilakukan, seperti contohnya yang dilakukan oleh Dewi Felayati (2011) kepada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU). Penelitian – penelitian tersebut nantinya akan digabungkan hasilnya dan selanjutnya dilihat seberapa besar tingkat pengetahuan masyarakat Kota Medan tentang bantuan hidup dasar.
Anak usia remaja, khususnya siswa setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) seharusnya sudah dapat melakukan tindakan bantuan hidup dasar dengan baik. Meissner (2012) menyebutkan bahwa di Jerman anak umur 13 sampai 14 tahun telah dapat melakukan resusitasi jantung paru sama baiknya dengan orang dewasa. Di Indonesia, Palang Merah Remaja (PMR) sebagai organisasi di tingkat SMA yang bergerak dalam bidang kesehatan seharusnya sudah memiliki anggota-anggota yang dapat melakukan tindakan bantuan hidup dasar secara baik dan benar.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan judul Gambaran Pengetahuan Anggota Palang Merah Remaja Tingkat Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 Tentang Bantuan Hidup Dasar.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai “Bagaimanakah gambaran pengetahuan anggota PMR Tingkat SMA di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2013 tentang bantuan hidup dasar?”
1.3. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran pengetahuan anggota PMR tingkat SMA di Kecamatan Medan Sunggal tentang bantuan hidup dasar
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran pengetahuan anggota PMR tingkat SMA di Kecamatan Medan Sunggal tentang pengertian bantuan hidup dasar 2. Mengetahui gambaran pengetahuan anggota PMR tingkat SMA di
Kecamatan Medan Sunggal tentang tujuan bantuan hidup dasar 3. Mengetahui gambaran pengetahuan anggota PMR tingkat SMA di
Kecamatan Medan Sunggal tentang urutan pelaksanaan (algoritma) bantuan hidup dasar
4. Mengetahui gambaran pengetahuan anggota PMR tingkat SMA di Kecamatan Medan Sunggal tentang indikasi penghentian bantuan hidup dasar
1.4.Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian maka disusun manfaat penelitian sebagai berikut:
1. Untuk PMR: Data atau informasi dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap kemampuan anggota-anggota PMR dalam melakukan bantuan hidup dasar
2. Untuk Dinas Pendidikan Kota Medan: Data atau informasi dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan pelatihan bantuan hidup dasar kepada siswa tingkat SMA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari ‘tahu’ dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour) (Notoadmodjo, 2011).
Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkat,yakni:
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.Oleh sebab itu,’tahu’ merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,menyebutkan contoh,menyimpulkan,meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).Aplikasi di sini
hukum-hukum,rumus,metode,prinsip,dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang sudah ada.
6. Evaluasi (evaluation)
2.2. Bantuan hidup dasar (Basic life support) 2.2.1. Definisi
Istilah basic life support mengacu pada mempertahankan jalan nafas dan mendukung pernafasan dan sirkulasi. Basic life support terdiri dari beberapa elemen: penilaian awal, pemeliharaan saluran nafas, penyelamatan pernapasan (seperti pernapasan dari mulut ke mulut) dan kompresi dada eksternal. Jika semua digabungkan maka hal ini disebut dengan istilah Resusitasi Jantung Paru (RJP). (Handley, 1997).
Usaha yang dilakukan untuk mempertahankan hidup pada saat penderita mengalami keadaan yang mengancam nyawa dan bila bantuan hidup ini tanpa memakai cairan intra vena, obat, maupun kejut listrik maka dikenal sebagai Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support) (Berg, 2010). Sedangkan menurut Alkatri (2007), bantuan hidup dasar adalah tindakan darurat untuk membebaskan jalan napas, membantu pernapasan dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa menggunakan alat bantu.
2.2.2. Tujuan
Tujuan bantuan hidup dasar adalah suatu tindakan untuk mempertahankan ventilasi dan sirkulasi yang cukup sampai suatu cara dapat diperoleh untuk mengubah penyebab dari henti jantung (Handley, 1997).
2.2.3. Indikasi Bantuan Hidup Dasar
Tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP) yang terkandung didalam bantuan hidup dasar sangat penting terutama pada pasien dengan cardiac arrest
karena fibrilasi ventrikel yang terjadi di luar rumah sakit, pasien di rumah sakit dengan fibrilasi ventrikel primer dan penyakit jantung iskemi, pasien dengan hipotermi, overdosis, obstruksi jalan napas atau primary respiratory arrest. (Alkatri dkk., 2007).
2.2.3.1. Henti Nafas (Respiratory Arrest)
Henti nafas primer (respiratory arrest) dapat disebabkan oleh banyak hal, misalnya serangan stroke, keracunan obat, tenggelam, inhalasi asap/uap/gas, obstruksi jalan napas oleh benda asing, tersengat listrik, tersambar petir, serangan infark jantung, radang epiglottis, tercekik (suffocation), trauma dan lain-lain (Latief dkk., 2009).
Tanda dan gejala henti napas berupa hiperkarbia yaitu penurunan kesadaran, hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis. (Mansjoer, 2000).
Pada awal henti nafas, jantung masih berdenyut, masih teraba nadi, pemberian O2 ke otak dan organ vital lainnya masih cukup sampai beberapa menit. Jika henti napas mendapat pertolongan dengan segera maka pasien akan terselamatkan hidupnya dan sebaliknya jika terlambat akan berakibat henti jantung yang mungkin menjadi fatal (Latief dkk, 2009).
2.2.3.2. Henti Jantung (Cardiac Arrest)
Henti jantung adalah bila terjadi henti jantung primer, oksigen tidak beredar dan oksigen tersisa dalam organ vital akan habis dalam beberapa detik (Mansjoer, 2000).
(digitas, kuinidin, antidepresan trisiklik, propoksifen, adrenalin dan isoprenalin); gangguan asam basa/elektrolit (hipo/hiperkalemia, hipo/hipermagnesia, hiperkalsemia dan asidosis); kecelakaan (syok listrik, tenggelam dan cedera kilat petir); refleks vagal; anestesi dan pembedahan (Mansjoer, 2000).
Henti jantung ditandai oleh denyut nadi besar tidak teraba (a. karotis, a. femoralis,a. radialas), disertai kebiruan (sianosis) atau pucat sekali, pernapasan
2.2.4. Tindakan
2.2.4.1. Periksa Respon dan Layanan Kedaruratan Medis
Menentukan pasien sadar atau tidak dengan cara memanggil, menepuk bahu atau wajah korban. Contohnya: tepuk bahu pasien dengan lembut sambil bertanya dengan cukup keras “Apakah kamu baik-baik saja?” atau “Siapa namamu?” Bila pasien menjawab atau bergerak, biarkan pasien tetap pada posisi ditemukan, bila perlu lakukan penilaian kembali dan pindahkan bila bahaya sambil dipantau. Bila pasien tidak memberikan respons, segera berteriak meminta bantuan atau dengan menggunakan alat komunikasi dan beri tahu dimana posisi anda (penolong). (ERC Guidelines, 2010).
2.2.4.2. Pembebasan Jalan Napas (Airway Support)
Gangguan airway dapat timbul secara mendadak dan total, perlahan-lahan dan sebagian, dan progresif dan/atau berulang (ATLS, 2004). Pasien yang tidak sadar umumnya terjadi sumbatan jalan nafas oleh lidah yang menutupi dinding posterior faring karena terjadi penurunan tonus. Hal ini dapat diatasi dengan tiga cara yaitu: ekstensi kepala dan mengangkat dagu (chin-lift maneuver) atau dengan ekstensi kepala dan mendorong rahang bawah ke arah depan (jaw-thrust maneuver) atau ekstensi kepala (head tilt). (Mansjoer, 2000). Teknik-teknik mempertahankan jalan napas (airway):
a. Tindakan ekstensi kepala (head tilt) Gambar 2.2: Pemeriksaan
Kesadaran Korban (sumber:
European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation
2010).
Ekstensikan kepala pasien sejauh mungkin dengan menggunakan satu tangan (Alkatri, 2007).
b. Tindakan dagu diangkat (chin lift)
Jari-jemari satu tangan diletakkan dibawah rahang, yang kemudian secara hati-hati diangkat keatas untuk membawa dagu ke arah depan. Ibu jari dapat juga diletakkan di belakang gigi seri (incisor) bawah dan secara bersamaan dagu dengan hati-hati diangkat. Maneuver chin lift tidak boleh menyebabkan hiperekstensi leher (IKABI, 2004).
c. Tindakan mendorong rahang bawah (jaw-thrust).
Ekstensikan kepala, pegang angulus mandibula pada kedua sisi, kemudian dorong ke depan.
Gambar 2.3: Jaw-thrust Maneuver (sumber: European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation
2010).
2.2.4.3. Bantuan Napas dan Ventilasi (Breathing Support)
Breathing support merupakan usaha ventilasi buatan dan oksigenasi dengan inflasi tekanan positif secara intermiten dengan menggunakan udara ekshalasi dari mulut ke mulut, mulut ke hidung, atau dari mulut ke alat (S-tube masker atau bag valve mask) (Alkatri, 2007).
Breathing support terdiri dari 2 tahap: 1. Penilaian Pernapasan
Setelah jalan nafas terbuka, segera nilai apakah pasien dapat bernafas spontan dengan memperhatikan gerak nafas pada dadanya (look), mendengarkan bunyi nafas dari hidung dan mulut pasien (listen) dan merasakan aliran udara pada daun telinga atau punggung tangan penolong (feel) (Mansjoer, 2000).
2. Memberikan bantuan napas
Ventilasi buatan dilakukan bila pernafasan spontan tidak ada (apnoe). Ventilasi buatan dapat dilakukan melalui mulut ke mulut ( mouth-to-mouth), mulut ke hidung (mouth-to-nose), mulut ke stoma trakeostomi atau mulut ke mulut melalui sungkup (Mansjoer, 2000).
a. Pada bantuan napas mulut-ke-mulut (mouth-to-mouth) jika tanpa alat, penolong mempertahankan kepala dan leher pasien dalam posisi nafas terbuka dengan menutup hidung pasien dengan pipi penolong atau memencet hidung dengan satu tangan. Selanjutnya lakukan dua kali ventilasi dalam, segera raba denyut nadi arteri karotis atau femoralis.
Bila tetap henti nafas tetapi masih teraba denyut nadi, diberikan ventilasi dalam setiap lima detik (Mansjoer, 2000).
b. Pada bantuan napas mulut-ke-hidung (mouth-to-nose), maka udara ekspirasi penolong di hembuskan kehidung pasien sambil menutup mulut pasien. Tindakan ini dilakukan kalau mulut pasien sulit dibuka (trismus) atau pada trauma maksilo-fasial.
c. Pada bantuan napas mulut-ke-sungkup pada dasarnya sama dengan mulut. Bantuan napas dapat pula dilakukan dari mulut-ke-stoma atau lubang trakeostomi pada pasien pasca bedah laringektomi.
Frekuensi dan besar hembusan sesuai dengan usia pasien apakah korban bayi, anak atau dewasa. Pada pasien dewasa, hembusan sebanyak 10-12 kali per menit dengan tenggang waktu antaranya kira-kira 2 detik. Hembusan penolong dapat menghasilkan volume tidal antara 800-1200 ml. (Latief dkk., 2009).
2.2.4.4. Sirkulasi (Circulation Support)
Merupakan suatu tindakan resusitasi jantung dalam usaha mempertahankan sirkulasi darah dengan cara memijat jantung, sehingga kemampuan hidup sel-sel saraf otak dalam batas minimal dapat dipertahankan (Alkatri, 2007).
Dilakukan dengan menilai adanya pulsasi arteri karotis. Penilaian ini maksimal dilakukan selama 5 detik. Bila tidak ditemukan nadi maka dilakukan kompresi jantung yang efektif, yaitu kompresi dengan kecepatan 100 kali per menit, kedalaman 4-5 cm, memberikan kesempatan jantung mengembang (pengisian ventrikel), waktu kompresi dan relaksasi sama, minimalkan waktu terputusnya kompresi dada. Rasio kompresi dan ventilasi 30:2 (Mansjoer, 2009).
Kompresi dilakukan dengan meletakkan pangkal sebelah tangannya di atas pertengahan 1/3 bawah sternum pasien, sepanjang sumbu panjangnya dengan jarak dua jari sefalad dari persambungan sifoid-sternum dan diberikan penekanan sedalam 4-5 cm sebanyak 60-100 kali per menit (Mansjoer, 2009).
Periksa keberhasilan tindakan resusitasi jantung paru dengan memeriksa denyut nadi arteri karotis dan pupil secara berkala. Bila pupil dalam keadaan konstriksi dengan refleks cahaya positif, menandakan oksigenasi aliran darah otak
cukup. Bila sebaliknya yang terjadi, merupakan tanda kerusakan otak berat dan resusitasi dianggap kurang berhasil (Alkatiri, 2007).
Penghentian RJP
Hentikan usaha RJP bila terdapat salah satu dari berikut ini (Mansjoer, 2000): a. Telah timbul kembali sirkulasi dan ventilasi spontan yang efektif.
b. Ada orang lain yang mengambil alih tanggung jawab.
c. Penolong terlalu capek sampai tidak sanggup meneruskan RJP. d. Pasien dinyatakan mati.
2.2.4.5. Posisi Pemulihan (Recovery Position)
Recovery position dilakukan setelah pasien ROSC (Return of Spontaneous Circulation). Urutan tindakan recovery position meliputi:
a. Tangan pasien yang berada pada sisi penolong diluruskan ke atas. b. Tangan lainnya disilangkan di leher pasien dengan telapak tangan
pada pipi pasien.
c. Kaki pada sisi yang berlawanan dengan penolong ditekuk dan ditarik ke arah penolong, sekaligus memiringkan tubuh korban ke arah penolong.
Gambar 2.7: : Recovery Position (sumber: European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation
2010)
2.2.4.6.Resiko Tindakan Terhadap Korban
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3. 1 Kerangka Konsep
Bantuan Hidup Dasar
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
3.2. Definisi Operasional
1. Pengetahuan merupakan apa yang diketahui responden mengenai bantuan hidup dasar.
2. Bantuan hidup dasar adalah: bagian dari tindakan resusitasi jantung paru otak yang bertujuan untuk oksigenasi darurat secara efektif pada organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi dan sirkulasi buatan sampai paru dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan kekuatan sendiri secara normal.
3. Cara ukur pada penelitian ini adalah dengan metode angket.
4. Alat ukur berupa kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 20 pertanyaan tertutup dengan 3 pilihan jawaban, dimana setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.
5. Hasil ukur dengan melakukan pengukuran tingkat pengetahuan anggota PMR tingkat SMA di Kecamatan Medan Sunggal tentang bantuan hidup dasar berdasarkan pertanyaan yang diberikan kepada responden menggunakan skala pengukuran (Arikunto, 2007) dibagi menjadi tiga kategori yaitu:
a. Pengetahuan baik apabila jawaban responden yang benar > 75% dari nilai tertinggi.
b. Pengetahuan sedang apabila jawaban responden yang benar antara 40% - 75% dari nilai tertinggi.
c. Pengetahuan kurang apabila jawaban responden yang benar < 40% dari nilai tertinggi.
Dengan demikian, penilaian terhadap pengetahuan responden berdasarkan sistem skoring adalah:
a. Skor 15 hingga 20 : Baik b. Skor 8 hingga 14 : Sedang c. Skor 0 hingga 7 : Kurang
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian berbentuk deskriptif dengan design
cross sectional.
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di PMR pada SMA Negeri 15 Medan dan SMA Sultan Iskandar Muda. Alasan pemilihan kedua sekolah tersebut adalah pada data yang didapat dari PMI Medan,SMA yang mempunyai PMR serta berada di Kecamatan Medan Sunggal adalah kedua sekolah tersebut.Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus – Oktober 2013
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi
Populasi adalah sejumlah besar subjek yang mempunyai karekteristik tertentu (Wahyuni, 2008). Populasi penelitian ini adalah anggota PMR pada seluruh SMA yang mempunyai PMR di Kecamatan Medan Sunggal.
4.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasi nya (Sastroasmoro, 2008). Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total sampling
yaitu seluruh anggota dalam populasi dimasukkan ke dalam penelitian.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
cross check yaitu diperiksa ulang oleh peneliti sebelum responden meninggalkan lokasi penelitian.
Data sekunder adalah data SMA yang mempunyai PMR di Kecamatan Medan Sunggal yang didapat dari PMI Kota Medan.
4.5. Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari kuesioner dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang berjudul gambaran pengetahuan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) angkatan 2008 tentang bantuan hidup dasar di USU oleh Dewi Felayati pada tahun 2011 yang telah diuji validitas dan reliabilitas oleh peneliti sebelumnya dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 17.
Oleh itu, kuesioner ini tidak lagi diuji validitas dan reliabilitasnya.
4.6. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu (Wahyuni, 2008). 1. Editing
Suatu metode untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.
2. Coding
Data yang telah terkumpul diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.
3. Entry
4. Cleaning
Pemeriksaan semua data untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.
5. Saving
Penyimpanan data untuk dianalisis
6. Analisis data
Analisis data yang diperoleh dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan program komputer SPSS.
4.7. Etika Penelitian
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Sultan Iskandar Muda yang berlokasi di Jalan T. Amir Hamzah Pekan I, Medan dan di SMA Negeri 15 Medan yang berlokasi di Jalan Pembangunan No. 7, Medan.
5.1.2 Karakteristik Responden
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah anggota PMR SMA Sultan Iskandar Muda dan SMA Negeri 15 Medan. Dalam penelitian ini jumlah responden sebanyak 53 orang. Karakteristik responden yang diamati adalah jenis kelamin dan sekolah.
5.1.2.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)
Laki-laki 15 28,3
Perempuan 38 71,7
Total 53 100,0
5.1.2.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sekolah Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sekolah
Sekolah Frekuensi (n) Persentase (%)
SMA Sultan Iskandar Muda
31 58,5
SMA Negeri 15 Medan 22 41,5
Total 53 100
5.1.3 Hasil Analisis Data
5.1.3.1 Distribusi Jawaban Responden Menurut Pertanyaan
Tabel 5.3 Distribusi Jawaban Responden Menurut Pertanyaan
No Pertanyaan Benar Salah
N % N %
1 Pengertian Bantuan Hidup Dasar 48 90,6 5 9,4
2 Tujuan Bantuan Hidup Dasar 41 77,4 12 22,6
3 Siapa yang dapat melakukan Bantuan Hidup Dasar
15 Perbandingan antara pijat jantung dan pemberian napas buatan
20 Keterbatasan tempat melakukan Bantuan Hidup Dasar
32 60,4 21 39,6
Berdasarkan tabel 5.3, pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar oleh responden adalah pertanyaan tentang kapan tindakan pijat jantung dihentikan yaitu sebanyak 51 responden (96,2%) sedangkan pertanyaan yang paling sedikit dijawab dengan benar adalah pertanyaan mengenai frekuensi pijat jantung yaitu tidak ada responden (0,0%) yang menjawab dengan benar.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Bantuan Hidup Dasar
Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)
Baik 3 5,7
Sedang 48 90,6
Kurang 2 3,8
Berdasarkan hasil uji pengetahuan diatas, gambaran pengetahuan diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu baik,sedang dan kurang. Dari hasil penelitian diperoleh kelompok responden tertinggi memiliki gambaran pengetahuan dengan kategori sedang yaitu sebanyak 48 orang (90,6%) sedangkan kelompok responden terendah dengan kategori pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (3,8%).
5.1.3.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sekolah
Tingkat pengetahuan responden juga dideskripsikan berdasarkan karekteristik responden yaitu jenis kelamin dan sekolah. Sebaran distribusi berupa frekuensi.
Distribusi frekuensi gambaran pengetahuan anggota PMR tingkat SMA di Kecamatan Medan Sunggal tentang Bantuan Hidup Dasar berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pengetahuan Laki-laki Perempuan
N % N %
Baik 0 0,0 3 5,7
Sedang 15 28,3 33 62,3 Kurang 0 0,0 2 3,8
Total 15 28,3 38 71,7
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa responden laki-laki yang memiliki pengetahuan sedang adalah yang terbanyak yakni sebanyak 15 orang (28,3%) manakala responden perempuan yang memiliki pengetahuan sedang adalah yang terbanyak yaitu sebanyak 33 orang (62,3%).
Tabel 5.6 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Sekolah
Pengetahuan SMA Sultan Iskandar Muda
Berdasarkan karekteristik penelitian ini, diketahui bahwa responden menurut jenis kelamin adalah laki-laki yaitu sebanyak 15 responden (28,3%) dan perempuan sebanyak 38 responden (71,7%) (Tabel 5.1). Sedangkan jumlah responden menurut sekolah dari SMA Sultan Iskandar Muda sebanyak 31 responden (58,5%) dan dari SMA Negeri 15 Medan sebanyak 22 responden (41,5%) (Tabel 5.2).
5.2.2 Gambaran Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian, didapati bahwa sebanyak 48 responden (90,6%) yang mengikuti penelitian ini memiliki tingkat pengetahuan yang sedang, kemudian diikuti dengan responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 3 responden (5,7%), dan responden dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 2 responden (3,8%).
Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa sebanyak 48 responden (90,6%) mengetahui definisi dari bantuan hidup dasar dan sebanyak 41 responden (77,4%) mengetahui tujuan bantuan hidup dasar. Hasil penelitian juga menunjukkan 29 responden (54,7%) mengetahui urutan tindakan bantuan hidup dasar serta 40 responden (75,5%) mengetahui indikasi bantuan hidup dasar. Dari hasil tersebut, dapat dilihat rata-rata responden berpengetahuan sedang yaitu sebnayak 48 orang (90,6%) dari total responden 53 orang.
(96,2%). Sedangkan urutan kedua pertanyaan yang paling banyak dijawab benar adalah mengenai cara menilai kelancaran pernapasan (92,5%). Menurut penulis hal ini dikarenakan berdasarkan informasi yang didapat penulis dari beberapa pelatih anggota PMR, para anggota memang dilatih untuk mahir dalam melakukan pertologan pertama pada trauma sehingga mereka diajarkan tentang dua hal pada prinsip penatalaksanaan kasus gawat darurat ABC, yaitu A (Airway) dan B (Breathing). Hal ini ditunjukkan dari cukup banyaknya responden yang menjawab benar pada pertanyaan yang berhubungan dengan kedua prinsip tersebut seperti pada pertanyaan mengenai teknik pembebasan jalan napas (83,0%) dan mengenai cara menilai kelancaran pernapasan (92,5%). Sedangkan mengenai pertanyaan tentang cara melakukan bantuan napas dimana cukup sedikit responden yang menjawab benar yaitu 14 orang (26,4%), hal ini disebabkan karena para anggota PMR hanya diajarkan satu teknik dalam memberikan bantuan napas yaitu dari mulut ke mulut. Hal ini menyebabkan banyak responden memberikan jawaban yang salah pada pertanyaan ini.
Pada penelitian ini, pertanyaan yang paling banyak responden menjawab salah adalah pada pertanyaan mengenai frekuensi pijat jantung yaitu sebanyak (100,0%). Hal ini dikarenakan para anggota PMR memang tidak diberi pelatihan mengenai masalah pijat jantung. Menurut informasi yang penulis dapatkan dari PMI (Palang Merah Indonesia), yang menentukan materi pelatihan yang akan diberikan kepada PMR serta menyediakan pelatih untuk melatih PMR, beberapa tahun yang lalu materi bantuan hidup dasar (Basic Life Support) memang diajarkan kepada anggota PMR. Namun kemudian materi ini ditiadakan karena menurut PMI materi pelatihan PMR cukup fokus dengan materi pertolongan pertama pada trauma saja.
demikian, terlihat bahwa ada anggota PMR sekolah SMA Sultan Iskandar Muda yang mempunyai pengetahuan yang baik sebanyak 3 (tiga) orang sedangkan SMA Negeri 15 Medan tidak ada dan bahkan sebanyak 2 (dua) orang mempunyai pengetahuan kurang. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena meskipun pelatih PMR pada kedua sekolah ini berasal dari PMI, anggota PMR SMA Negeri 15 Medan lebih jarang melakukan latihan disebabkan ketidakhadiran pelatih. Hal ini menyebabkan terdapat adanya pengetahuan kurang pada anggota PMR SMA Negeri 15 Medan.
Dari tabel 5.6 didapati bahwa mayoritas tingkat pengetahuan antara anggota PMR sekolah SMA Sultan Iskandar Muda dengan SMA Negeri 15 Medan sama yaitu berpengetahuan sedang. Hal ini disebabkan materi serta pelatih pada kedua PMR sekolah ini berasal dari PMI sehingga para anggota PMR kedua sekolah tersebut mempunyai rata-rata tingkat pengetahuan yang sama.
Pengetahuan baik dan cukup dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sumber informasi dan faktor pendidikan serta faktor lingkungan. Semakin banyak orang yang mendapatkan informasi baik dari lingkungan keluarga, lingkungan tetangga, dari petugas kesehatan maupun media cetak akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2007).
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan uraian-uraian yang dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Tingkat pengetahuan anggota Palang Merah Remaja tingkat SMA di Kecamatan Medan Sunggal tentang Bantuan Hidup Dasar dalam kategori tingkat pengetahuan sedang.
2. Pengetahuan anggota Palang Merah Remaja tentang pengertian Bantuan Hidup Dasar adalah baik.
3. Sebagian besar anggota Palang Merah Remaja mengetahui dengan baik tentang tujuan Bantuan Hidup Dasar.
4. Pengetahuan anggota Palang Merah Remaja tentang urutan pelaksanaan Bantuan Hidup Dasar adalah sedang.
5. Mayoritas anggota Palang Merah Remaja mengetahui dengan baik tentang indikasi Bantuan Hidup Dasar.
6.2 Saran
Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalankan oleh peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menyedari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan. Untuk itu ada beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut yaitu:
nyawa seseorang pada saat darurat terutama bila kejadian terjadi di luar rumah sakit
2. Bagi pemerintah dan dinas kesehatan hendaklah mengadakan promosi dan pelatihan tentang Bantuan Hidup Dasar untuk masyarakat umum agar pengetahuan masyarakat tentang Bantuan Hidup Dasar menjadi baik dan masyarakat dapat melakukan pertolongan pertama untuk menyelamatkan nyawa dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Alkatiri, J., Syakir B. 2007. Resusitasi Jantung Paru. Dalam: Sudoyo, Aru S., dkk (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid I. Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Arikunto, S., 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Berg,RA et al. Part 5: Adult basic life support: 2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency
Cardiovascular Care. Circulation. 2010;122(suppl 3):S685–S705. Available from:
[Accesed 27 April 2013]
European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation 2010. Section 2: Adult Basic Life Support and Use of Automated External
Defibrillators. Available from:
2013].
Felayati,D. 2011. Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat USU angkatan 2008 tentang Bantuan Hidup Dasar. Medan:Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.
Handley, A. J. 1997. Basic Life Support. British Journal of Anasthesia. 79: 151-158.
Komisi Trauma Ikatan Ahli Bedah Indonesia. 2004. Advanced Trauma Life Support for Doctors. Edisi Tujuh. Jakarta: Komisi Trauma IKABI. Latief, Said A., Kartini A. Suryani, M. Rusman D. 2009. Petunjuk Praktis
Anastesiologi. Edisi Dua. Jakarta: Bagian Anastesiologi dan Terapi Intensif FK UI
Mansjoer, A. 2009. Resusitasi Jantung Paru. Dalam: Sudoyo, Aru W., dkk (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V jilid I. Jakarta: Interna Publishing.
Meissner, Theresa M., Kloppe, Cordula, Hanefeld, Christoph., 2012. Basic Life Support Skills of High School Students Before and After
Cardiopulmonary Resuscitation Training: A Longitudinal Investigation. Scand J Trauma Resusc Emerg Med. 20:31. Available from:
Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Notoadmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Orkin, AM., 2013. Push hard, push fast, if you're downtown: A citation review of urban-centrism in American and European basic life support guidelines. Scand J Trauma Resusc Emerg Med. 21:32. doi:
10.1186/1757-7241-21-32. Available from
[Accesed 27 April 2013]
Resuscitation Council (UK), 2010. Resuscitation Guidelines. Available from:
Sastroasmoro, S., Ismael, Sofyan, 2008. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ketiga. Jakarta: CV. Sagung Seto.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : M Qadri Ramadhan
Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 22 Maret 1993
Agama : Islam
No. Telp : 081260475051
Alamat : Jalan Serimpi VI No 10 Komplek Medan Permai, Medan
Riwayat Pendidikan : 1. TK Dharma Wanita ( Tahun 1997 – 1998 )
2. SD Dharma Wanita ( Tahun 1998 – 2004 )
3. SMP Negeri 1 Medan ( Tahun 2004 – 2007 )
4. SMA Negeri 1 Medan ( Tahun 2007 – 2010 )
Riwayat Pelatihan : 1. Peserta Pelatihan Basic Life Support TBM FK USU Tahun
2010
2. Peserta Training Rabbani Dasar KAM Rabbani DPW FK
USU Tahun 2011
Riwayat Organisasi : 1. Anggota Divisi Kenaziran PHBI FK USU ( 2013 )
2. Anggota Departemen Kaderisasi KAM Rabbani DPW FK
USU Tahun 2013
3. Anggota Komisi III Majelis Permusyawaratan Mahasiswa
Periode 2011 - 2012
4. Anggota Komisi II Majelis Permusyawaratan Mahasiswa
Periode 2012 - 2013 Pas
Foto
LAMPIRAN 1:
LEMBAR PENJELASAN Assalammualaikum Wr. Wb.
Salam Sejahtera,
Saya M Qadri Ramadhan, mahasiswa semester VI Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Anggota PMR Tingkat SMA di Kecamatan Medan Sunggal tentang Bantuan Hidup Dasar”. Bantuan Hidup Dasar juga dikenal juga sebagai Basic Life Support yang sering dilakukan saat terjadinya gawat darurat sebagai usaha yang dilakukan untuk mempertahankan hidup pada saat seseorang mengalami keadaan yang mengancam nyawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan anggota PMR tentang bantuan hidup dasar.
Saya mengharapkan keikutsertaan dan kerjasama dari Saudara/i untuk memberikan jawaban yang sebenar-benarnya dalam penelitian ini. Jawaban yang saudara/i berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini dan tidak akan disalahgunakan untuk maksud-maksud lain. Identitas Saudara/i akan dirahsiakan dan tidak akan dipublikasikan.
Keikutsertaan Saudara/i dalam penelitian ini amat saya harapkan. Partisipasi Saudara/i bersifat bebas dan tanpa paksaan. Saudara/i berhak untuk menolak berpatisipasi tanpa dikenakan sanksi apapun.
Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas partisipasi dan kesediaan
Saudara/i, saya ucapkan terima kasih.
Medan, 2013
LAMPIRAN 2 LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama :
Umur : Jenis Kelamin :
Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian,
Judul Penelitian : Gambaran Pengetahuan Anggota PMR Tingkat SMA di
Kecamatan Medan Sunggal Tentang Bantuan Hidup Dasar Nama Peneliti : M Qadri Ramadhan
Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subjek penelitian dengan sukarela dan tanpa paksaan.
Medan, 2013
Lampiran 3:
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN ANGGOTA PMR TINGKAT SMA DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR
(BASIC LIFE SUPPORT)
1. Data Pribadi
Jenis Kelamin : L / P Sekolah :
Pernah mengikuti pelatihan bantuan hidup dasar : Ya / Tidak
2. Pertanyaan Mengenai Penelitian
1. Bantuan Hidup Dasar (basic life support) adalah pertolongan pertama
kegawatdaruratan untuk menunjang pernapasan dan sirkulasi tanpa menggunakan alat bantu
a. Benar b. Salah c. Tidak tahu
2. Tujuan dilakukannya Bantuan Hidup Dasar (basic life support) adalah untuk
mencegah berhentiya sirkulasi (jantung) atau berhentinya respirasi (pernapasan) a. Benar
b. Salah c. Tidak tahu
b. Siapa saja baik dari bidang medis maupun nonmedis c. Orang awam saja
4. Indikasi dilakukannya Bantuan Hidup Dasar (basic life support) adalah a. Henti jantung dan/atau henti napas
b. Luka
c. Patah tulang
5. Tindakan Bantuan Hidup Dasar (basic life support) terdiri dari: a. Pembebasan jalan napas dan memberi bantuan napas
b. Pembebasan jalan napas dan sirkulasi
c. Pembebasan jalan napas, memberikan bantuan napas dan pijat jantung
6. Dalam bantuan hidup dasar dikenal istilah ABC, yang merupakan singkatan dari:
a. Airway, Breathing dan Calm b. Airway, Breathing dan Circulation c. Airway, Blood dan Circulation
7. Saat menemukan korban yang tidak sadar hal yang pertama sekali kita lakukan adalah:
a. Cek kesadaran dengan menepuk pundak korban sambil memanggil “Pak! Pak!” atau “Bu!Bu!”
b. Membebaskan jalan napas c. Memberi napas buatan
b. Cek nadi korban
c. Meminta bantuan atau hubungi nomor darurat (ambulans atau rumah sakit terdekat)
9. Pembebasan jalan napas dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a. Menekan dahi kebelakang, mengangkat dagu dan mendorong rahang ke atas b. Mengangkat dagu dan mendorong rahang
c. Menangkat dagu saja
10. Menilai kelancarkan pernapasan dapat dilakukan dengan:
a. Melihat gerakan dada, mendengar suara napas dan merasakan hembusan napas b. Melihat gerakan dada saja
c. Mendengar suara napas saja
11. Bantuan napas dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: a. Mulut ke mulut saja
b. Mulut ke hidung saja
c. Dari mulut ke mulut dan mulut ke hidung
12. Untuk menilai berhentinya denyut jantung seseorang dapat dilakukan dengan cara:
a. Meraba denyut nadi pada leher
b. Meraba denyut nadi pada pergelangan tangan c. Meraba denyut nadi pada paha
b. Di tengah dada
c. Di antara perut dan dada
14. Tindakan pijat jantung dilakukan pada: a. Alas yang keras dan datar
b. Alas yang keras dan tidak datar c. Alas yang lunak dan datar
15. Pijat jantung dan pemberian napas buatan dapat dilakukan dengan perbandingan:
a. 30:2 (30 kali pijat jantung : 2 kali napas buatan) b. 30:1 (30 kali pijat jantung : 1 kali napas buatan) c. 15:2 (15 kali pijat jantung : 2 kali napas buatan)
16. Pijat jantung dilakukan dengan frekuensi: a. 50x permenit
b. 8ox permenti c. 100x permenit
17. Dalam pelaksanaan pijat jantung, minimal kedalaman pijat jantung adalah: a. 3 cm
b. 5 cm c. 7 cm
18. Setelah melakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar (basic life support) dan korban
a. Dengan membantu korban duduk. b. Membantu korban berdiri
c. Membantu korban tidur dengan posisi miring
19. Tindakan pijat jantung dapat dihentikan apabila:
a. Penolong dalam keadaan letih atau bantuan medis sudah datang dan korban kembali pulih
b. Penolong tidak mau lagi melakukan RJP c. Penolong merasa tidak berhak melakukan RJP
20. Bantuan Hidup Dasar (basic life support) hanya dapat dilakukan di rumah sakit
dan dengan peralatan yang lengkap a. Benar
Lampiran 5 : Statistika Soal
FREQUENCIES VARIABLES=JK Sekolah P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 tingkat
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Statistics
Jenis Kelamin Sekolah Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3
N Valid 53 53 53 53 53
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Pertanyaan 7 Pertanyaan 8
N Valid 53 53 53 53 53
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
Pertanyaan 9 Pertanyaan 10 Pertanyaan 11 Pertanyaan 12 Pertanyaan 13
N Valid 53 53 53 53 53
Statistics
Pertanyaan 14 Pertanyaan 15 Pertanyaan 16 Pertanyaan 17 Pertanyaan 18
N Valid 53 53 53 53 53
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
Pertanyaan 19 Pertanyaan 20
Tingkat
Pengetahuan
Responden
N Valid 53 53 53
Missing 0 0 0
Frequency Table
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 15 28.3 28.3 28.3
Perempuan 38 71.7 71.7 100.0
Sekolah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SMA Sultan Iskandar Muda 31 58.5 58.5 58.5
SMAN 15 Medan 22 41.5 41.5 100.0
Total 53 100.0 100.0
Pertanyaan 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid A(Benar) 48 90.6 90.6 90.6
C(Salah) 5 9.4 9.4 100.0
Total 53 100.0 100.0
Pertanyaan 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid A(Benar) 41 77.4 77.4 77.4
B(Salah) 10 18.9 18.9 96.2
C(Salah) 2 3.8 3.8 100.0
Pertanyaan 3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid A(Salah) 11 20.8 20.8 20.8
B(Benar) 42 79.2 79.2 100.0
Total 53 100.0 100.0
Pertanyaan 4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid A(Benar) 40 75.5 75.5 75.5
B(Salah) 13 24.5 24.5 100.0
Total 53 100.0 100.0
Pertanyaan 5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid A(Salah) 7 13.2 13.2 13.2
B(Salah) 17 32.1 32.1 45.3
C(Benar) 29 54.7 54.7 100.0
Pertanyaan 6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid B(Benar) 37 69.8 69.8 69.8
C(Salah) 16 30.2 30.2 100.0
Total 53 100.0 100.0
Pertanyaan 7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid A(Benar) 34 64.2 64.2 64.2
B(Salah) 8 15.1 15.1 79.2
C(Salah) 11 20.8 20.8 100.0
Pertanyaan 8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid A(Salah) 2 3.8 3.8 3.8
B(Salah) 31 58.5 58.5 62.3
C(Benar) 20 37.7 37.7 100.0
Total 53 100.0 100.0
Pertanyaan 9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid A(Benar) 44 83.0 83.0 83.0
B(Salah) 9 17.0 17.0 100.0
Total 53 100.0 100.0
Pertanyaan 10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid A(Benar) 49 92.5 92.5 92.5
B(Salah) 3 5.7 5.7 98.1
C(Salah) 1 1.9 1.9 100.0
Pertanyaan 11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid A(Salah) 36 67.9 67.9 67.9
B(Salah) 3 5.7 5.7 73.6
C(Benar) 14 26.4 26.4 100.0
Total 53 100.0 100.0
Pertanyaan 12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid A(Benar) 23 43.4 43.4 43.4
B(Salah) 30 56.6 56.6 100.0
Total 53 100.0 100.0
Pertanyaan 13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid A(Salah) 1 1.9 1.9 1.9
B(Benar) 24 45.3 45.3 47.2
C(Salah) 28 52.8 52.8 100.0
Pertanyaan 14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid A(Benar) 16 30.2 30.2 30.2
B(Salah) 3 5.7 5.7 35.8
C(Salah) 34 64.2 64.2 100.0
Total 53 100.0 100.0
Pertanyaan 15
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid A(Benar) 16 30.2 30.2 30.2
B(Salah) 11 20.8 20.8 50.9
C(Salah) 26 49.1 49.1 100.0
Total 53 100.0 100.0
Pertanyaan 16
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid A(Salah) 43 81.1 81.1 81.1
B(Salah) 10 18.9 18.9 100.0
Pertanyaan 17
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid A(Salah) 28 52.8 52.8 52.8
B(Benar) 24 45.3 45.3 98.1
C(Salah) 1 1.9 1.9 100.0
Total 53 100.0 100.0
Pertanyaan 18
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid A(Salah) 22 41.5 41.5 41.5
B(Salah) 2 3.8 3.8 45.3
C(Benar) 29 54.7 54.7 100.0
Pertanyaan 19
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid A(Benar) 51 96.2 96.2 96.2
B(Salah) 1 1.9 1.9 98.1
C(Salah) 1 1.9 1.9 100.0
Total 53 100.0 100.0
Pertanyaan 20
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid A(Salah) 21 39.6 39.6 39.6
B(Benar) 32 60.4 60.4 100.0
Tingkat Pengetahuan Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang 2 3.8 3.8 3.8
Sedang 48 90.6 90.6 94.3
Baik 3 5.7 5.7 100.0