• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BLENDED LEARNING TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA SISWA KELAS XI MAN 2 MATARAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BLENDED LEARNING TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA SISWA KELAS XI MAN 2 MATARAM"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 JURNAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Mataram

Oleh:

BAIQ NILA SARI NINGSIH NIM: E1M 012 006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

(2)
(3)

1 PENGARUH BLENDED LEARNING TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA

SISWA KELAS XI MAN 2 MATARAM Baiq Nila Sari Ningsih, Jeckson Siahaan, dan Sukib Universitas Mataram, Jalan Majapahit No 62 Mataram, 83125

email: nilasarinbkyu1@gmail.com ABSTRAK

Penggunaan blended learning (perpaduan antara pembelajaran tatap muka dan online) sebagai solusi keterbatasan ruang, waktu dan sumber belajar pada pembelajaran tatap muka menimbulkan dua pertanyaan: (1) Apakah blended learning memberikan pengaruh positif terhadap motivasi belajar?; dan (2) Apakah blended learning memberikan pengaruh positif terhadap prestasi belajar? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh blended learning terhadap motivasi dan prestasi belajar materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI MAN 2 Mataram. Eksperimen kuasi ini dirancang dengan menggunakan nonequivalent control group design. Populasi penelitian adalah 171 siswa kelas XI IPA MAN 2 Mataram yang terbagi ke dalam lima kelas. Dua kelas dipilih sebagai sampel dengan teknik purposive sampling. Satu kelas ditetapkan sebagai kelompok eksperimen dan memperoleh pembelajaran blended learning sedangkan kelas yang lain ditetapkan sebagai kelompok kontrol dan memperoleh pembelajaran tatap muka. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuisoner dan tes soal pilihan ganda. Analisis statistik dengan uji anakova menunjukkan bahwa terdapat pengaruh blended learning terhadap motivasi dan prestasi belajar. Nilai rata-rata kelas dan skor angket yang lebih tinggi pada kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol menunjukan bahwa pembelajaran blended learning lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka dikaitkan dengan motivasi dan prestasi belajar.

Kata Kunci: blended learning, motivasi belajar, prestasi belajar, larutan penyangga

(4)

2 PENDAHULUAN

Penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran kimia yang masih sangat rendah berdampak negatif terhadap proses dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di MAN 2 Mataram, sebagaian besar pertemuan mata pelajaran kimia dilakukan tanpa memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sehingga pembelajaran menjadi moton dan guru mengalami kesulitan dalam menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dan berkesan. Tidak hanya itu, penugasan berupa pekerjaan rumah diberikan tanpa pengawasan dan diskusi lebih lanjut dengan guru sehingga siswa cenderung kebingungan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Kondisi ini berimbas pada motivasi belajar yang rendah. Berdasarkan keterangan guru, siswa tidak menunjukan ketertarikan dalam belajar dan kerap melalaikan tugas yang diberikan oleh guru.

Di samping itu, terdapat tuntutan bagi guru untuk terus memperbaharui materi pembelajaran untuk memenuhi target sesuai kalender akademik sekolah sehingga materi disampaikan secara konvensional dan tanpa memperhatikan pengalaman belajar maupun pemahaman siswa. Kondisi tersebut diperparah dengan ketidakmampuan siswa dalam meregulasi proses belajar di luar sekolah. Pelaksanaan pembelajaran seperti ini tentu saja berdampak negatif terhadap prestasi belajar. Hal ini diperkuat oleh data hasil ulangan tengah semester gasal yang menunjukan bahwa nilai rata-rata masih di bawah kriteria ketuntasan minimal dengan ketuntasan klasikal hanya mencapai 30 %.

Dalam mengatasi permasalahan ini, terdapat suatu urgensi untuk menerapkan pembelajaran baru yang mampu mengoptimalkan proses belajar mengajar sehingga tidak hanya mengandalkan pertemuan di sekolah namun mampu menghapus batas jarak dan waktu dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Pembelajaran dengan basis teknologi informasi dan komunikasi tersebut diharapkan memberikan hal baru yang dapat menarik perhatian siswa terhadap pembelajaran kimia sekaligus meningkatkan efektifitas dan fleksibilitas proses belajar mengajar sehingga memiliki korelasi

(5)

3 positif dengan setidaknya dua aspek, yaitu motivasi dan prestasi belajar. Alternatif moda pembelajaran yang sesuai dengan kriteria tersebut adalah Blended Learning. Menurut Sjukur (2012), istilah blended learning atau juga disebut hybrid learning yang secara bahasa memiliki arti perpaduan, pencampuran atau kombinasi dalam pembelajaran didefinisikan sebagai gabungan antara pembelajaran tatap muka biasa dengan pembelajaran online dalam suatu mata pelajaran [1]. Pendapat Colis dan Moonen yang dikutip oleh Rovai (2004) menyatakan bahwa pada blended learning instruksi yang diberikan secara online menjadi ekstensi yang alami dari pembelajaran secara tradisional di ruang kelas sehingga menjadi suatu pembelajaran yang fleksibel dan menawarkan berbagai kemudahan sekaligus menghasilkan pengalaman belajar yang lebih kuat [2]. Beberapa penelitian menunjukan bahwa blended learning memberikan dampak yang baik terhadap pembelajaran ditinjau dari berbagai aspek. Melton (2009) membuktikan bahwa Blended Learning memberikan pengaruh yang baik terhadap prestasi belajar dibandingkan pembelajaran tatap muka biasa pada kuliah kesehatan yang diberikannya [3]. Meyer (2014) selanjutnya dalam penelitian berjudul “Blended Learning: Student Experience” menemukan bahwa bahwa blended learning memberikan tingkat kepuasan yang tinggi dan pembelajaran yang bermakna bagi sebagaian besar siswa [4]. Penelitian lain yang dilakukan Syarif (2013) di Sekolah Menengah Kejuruan menunjukan bahwa terdapat perbedaan motivasi dan prestasi belajar antara kelas yang menggunakan blended learning dengan pembelajaran tatap muka atau face to face learning di mana blended learning memberikan hasil yang lebih baik [5].

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, penelitian dengan judul “Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Materi Pokok Larutan Penyangga Siswa Kelas XI MAN 2 Mataram” dilaksanakan. Penelitian tersebut diharapkan menjawab rumusan masalah berupa: (1) Apakah blended learning memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun ajaran 2015/2016?; dan (2) Apakah blended learning memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun ajaran 2015/2016?.

(6)

4 Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian adalah (1) Mengetahui pengaruh blended terhadap motivasi belajar materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun ajaran 2015/2016; dan (2) Mengetahui pengaruh blended learning terhadap prestasi belajar materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun ajaran 2015/2016. Melalui pemenuhan kedua tujuan tersebut, secara tidak langsung dapat diketahui pula perbandingan hasil dari blended learning dan pembelajaran tatap muka.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk dalam kuasi eksperimen atau eksperimen semu karena peneliti tidak mampu menjangkau variabel-variabel dari luar seperti pada eksperimen seharusnya akibat institusi lokasi penelitian yang tidak memungkinkan untuk melakukan pengacakan kelompok siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah 171 siswa kelas XI IPA MAN 2 Mataram yang terbagi ke dalam lima kelas. Berdasarkan proses pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling, kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 terpilih sebagai kelompok sampel. Kelas XI IPA 5 ditetapkan sebagai kelompok eksperimen dan mengalami pembelajaran blended learning sementara kelas XI IPA 4 terpilih sebagai kelompok kontrol dan mengalami pembelajaran tatap muka seperti biasa dengan mempertimbangkan berbagai kriteria seperti jarak antar pertemuan dan penggunaan komputer jinjing serta telepon pintar.

Rancangan penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah kelompok kontrol non ekuivalen. Desain penelitian secara ringkas digambarkan pada skema di bawah ini:

.Tabel 1. Desain Penelitian

Kelas Tes awal Perlakuan Tes akhir

Eksperimen Ya Blended Learning Ya Kontrol Ya Pembelajaran tatap muka Ya

Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah moda pembelajaran (berupa blended learning dan pembelajaran tatap muka) dan variabel terikatnya adalah

(7)

5 motivasi dan prestasi belajar. Data motivasi belajar dikumpulkan menggunakan kuisoner sedangkan data prestasi belajar dikumpulkan menggunakan soal pilihan ganda. Instrumen telah melalui uji validitas isi dengan tiga validator yaitu dosen, guru dan rekan sejawat. Uji validitas isi tersebut selanjutnya diperkuat dengan uji validitas empiris dan reliabilitas melalui uji coba pada 27 siswa kelas XII. Validitas isi dianalisis dengan koefisien validitas Aiken’s V. Hasil uji coba pada tes motivasi dan prestasi belajar dianalisis dengan metode yang berbeda. Validitas empiris pada soal pilihan ganda dihitung dengan korelasi poin biserial sedangkan sedangkan reliabilitasnya ditentukan dengan rumus KR-20. Sementara itu, validitas dan reliabilitas pada kuisoner ditentukan melalui pemodelan Rasch dengan perangkat lunak Ministep. Uji hipotesis yang dipilih adalah uji anakova dengan nilai tes awal sebagai kovariat. Syarat untuk melakukan uji ini adalah data harus homogen dan terdistribusi normal. Homogenitas data yang menunjukan kesetaraan kemampuan kelompok kontrol dan eksperimen dan diketahui melalui uji-F sedangkan normalitas yang menunjukan distribusi data dianalisis dengan uji chi-kuadrat.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Statistik

Uji validitas isi menunjukan bahwa instrumen kuisoner dan tes pilihan ganda memiliki isi yang valid dari aspek materi, konstruk, budaya dan bahasa, maupun tampilan. Hasil uji coba pada tes motivasi belajar menunjukan bahwa terdapat 30 soal valid dengan reliabilitas baik sedangkan hasil uji coba pada tes prestasi belajar menunjukan bahwa terdapat 18 soal valid dengan reliabilitas sedang. Hal ini membuktikan bahwa instrument pengumpulan data layak untuk digunakan. Berdasarkan uji homogenitas dan normalitas, seluruh data yang dikumpulkan adalah homogen dan normal sehingga memenuhi syarat sebagai data yang hendak dianalisis dengan uji anakova. Adapun ringkasan hasil uji anakova pada tes motivasi belajar sesuai dengan tabel berikut.

Tabel 2. Ringkasan hasil uji anakova pada motivasi belajar Sumber

varians

(8)

6 Antar kelompok 645,79 1 45,79 54,6 6,32 3 Dalam kelompok 744,69 63 11,82 Total 1390,4 8

Perhitungan uji anakova untuk data motivasi belajar menghasilkan nilai Fhitung sebesar 54,6 yang selanjutnya dikonsultasikan pada Ftabel yang memiliki taraf signifikan 5 % dan derajad bebas 1:63 dengan nilai 6,323 sehingga diperoleh nilai Fhitung lebih besar dibandingkan nilai Ftabel. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima yang berarti bahwa dengan mempertimbangkan kovariat berupa skor pretest terdapat pengaruh blended learning pada motivasi belajar materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI MAN 2 Mataram. Uji anakova juga dilakukan pada hasil tes prestasi belajar dengan hasil yang tertera pada tabel berikut.

Tabel 2. Ringkasan hasil uji anakova pada prestasi belajar Sumber

varians

Jkres Db Rk Fhitung Ftabel

Antar kelompok 1435, 83 1 22.43 6,32 3 Dalam kelompok 4031, 4 63 64 Total 5467. 23

Pada akhir uji anakova untuk data prestasi belajar, dipeoleh Fhitung dengan nilai 22.43 yang selanjutnya dikonsultasikan pada Ftabel yang memiliki taraf signifikan 5 % dan derajad bebas 1:63 dengan nilai 6,323. Berdasarkan nilai tersebut, Fhitung diketahui memiliki nilai lebih besar dibandingkan Ftabel sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini berarti bahwa dengan mempertimbangkan kovariat berupa skor pretest terdapat pengaruh

(9)

7 blended learning pada prestasi belajar materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI MAN 2 Mataram.

Pengaruh Blended Learning terhadap Motivasi Belajar

Hasil pre-test dan post-test berupa kuisoner motivasi belajar yang diberikan pada kedua kelas sampel menghasilkan data motivasi belajar. Data yang dieroleh disajikan sebagaimana diagram berikut.

Gambar 1. Diagram Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol Berdasarkan diagram, nilai rata-rata pada kelas eksperimen yang mengalami pembelajaran blended learning lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata kelas kontrol yang mengalami pembelajaran tatap muka. Hal ini berarti blended learning lebih baik dari pembelajaran tatap muka terkait dengan motivasi belajar.

Pada pembelajaran tatap muka di kelas kontrol, materi pembelajaran disampaikan dengan cepat karena jumlah materi yang disampaikan berbanding sangat ketat dengan jam pelajaran yang diberikan sehingga cukup sulit untuk memberikan improvisasi. Hal ini berarti pembelajaran tersebut tidak mengakomodasi kebutuhan guru untuk memenuhi target pertemuan dengan kebutuhan siswa untuk menguasai materi pembelajaran. Kondisi ini juga berdampak pada kebebasan mengalokasikan waktu dan memilih konten pembelajaran yang menjadi lebih rendah. Akibatnya, siswa yang memiliki kemampuan belajar tinggi mampu fokus pada pembelajaran sedangkan siswa dengan kemampuan belajar lebih rendah tidak mampu mengejar kemajuan yang dicapai siswa lain dan kehilangan ketertarikan sehingga berdampak pada motivasi yang lebih rendah.

(10)

8 Pembelajaran Blended Learning yang diberikan di kelas eksperimen menuntut siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan informasi yang diperoleh sendiri. Dua dari tiga topik larutan penyangga disampaikan guru melalui video yang dikirimkan pada siswa. Guru mengunggah video pembelajaran mengenai perhitungan larutan penyangga sebelum pertemuan kedua dan video berisi presentasi audiovisual camtasia sebelum pertemuan ketiga. Guru memastikan siswa menonton video-viedeo tersebut berulangkali hingga menguasai materi di dengan mengingatkan melalui obrolan di dunia maya dan mengunggah tugas-tugas yang dikerjakan secara berkelompok. Pada saat kelas online berlangsung, guru hanya datang untuk memberikan pengawasan dan membantu jika dibutuhkan. Proses-proses tersebut mendorong siswa untuk berusaha memperoleh pengetahuan dengan usaha dan tempo belajar sendiri. Hal ini memacu siswa untuk memiliki self-regulacy dan self-selected dalam belajar. Menurut Shea (2010), kedua komponen tersebut membuat siswa lebih aktif secara metakognitif dan sikap sehingga memiliki motivasi yang baik [6].

Pengaruh Blended Learning terhadap Prestasi Belajar

Hasil pre-test dan post-test berupa soal pilihan ganda menghasilkan data prestasi belajar. Data tersebut disajikan pada diagram di bawah ini.

Gambar 2. Diagram Prestasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol Berdasarkan diagram tersebut, nilai rata-rata pada kelas eksperimen yang mengalami pembelajaran blended learning lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata kelas kontrol yang mengalami pembelajaran tatap muka. Hal ini berarti blended learning lebih baik dari pembelajaran tatap muka terkait dengan prestasi belajar siswa.

(11)

9 Pada pembelajaran tatap muka di kelas kontrol, guru bertindak sebagai pemberi materi utama atau dengan kata lain memiliki fungsi mengajar. Siswa lebih banyak diam untuk mendengarkan dan memiliki sedikit kesempatan bertanya. Di sisi lain, pada Blended Learning di kelas eksperimen, siswa mengatur ritme pembelajarannya sendiri. Guru lebih banyak berperan sebagai pemantau dan memberi bantuan jika diperlukan atau memiliki fungsi membimbing. Saat pembelajaran Blended Learning diterapkan di kelas eksperimen yang sebelumnya terbiasa mengalami pembelajaran tatap muka, proses belajar mengajar berubah dari teacher-centered atau berpusat pada guru menjadi student centered atau berpusat pada siswa. Hal ini mengubah pula peran siswa dari pembelajar pasif ke pembelajar aktif. Pembelajaran bermakna yang dibangun dalam proses ini berdampak baik bagi prestasi belajar siswa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagaimana berikut:

(1) Penerapan Blended learning setelah dikendalikan oleh kovariabel (variabel pre-test) memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI MAN 2 Mataram.

(2) Penerapan Blended learning setelah dikendalikan oleh kovariabel (variabel pre-test) memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI MAN 2 Mataram.

(3) Berdasarkan nilai rata-rata pada tes pilihan ganda, Blended Learning lebih baik dibandingkan pembelajaran tatap muka terkait dengan dan prestasi belajar.

(4) Berdasarkan nilai rata-rata pada kuisoner, Blended Learning lebih baik dibandingkan pembelajaran tatap muka terkait dengan motivasi belajar. DAFTAR PUSTAKA

[1] Sjukur, S. B. 2012. “Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa Tingkat SMK”. Jurnal Pendidikan Vokasi. 2 (3). [2] Rovai, Alfred P., dan Jordan, Hope M. 2004. “Blended Learning and Sense

(12)

10 graduate courses”. International Review of Research in Open and Distributed Learning Journal. 5 (2).

[3] Melton, B.F., Bland, H.W.dan Chopak-Foss, J. 2009. Achievement and satisfaction in blended learning versus traditional general health course designs.

[4] Meyer, S., Wohlers, S. and Marshall, B. 2014. Blended learning: student experiences.

[5] Syarif, I. 2013. Pengaruh model blended learning terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi. 2(2).

[6] Shea, P. dan Bidjerano, T. 2010. Learning presence: Towards a theory of self-efficacy, self-regulation, and the development of a communities of inquiry in online and blended learning environments. Computers & Education Journal. 55(4).

Gambar

Tabel 2. Ringkasan hasil uji anakova pada motivasi belajar  Sumber
Tabel 2. Ringkasan hasil uji anakova pada prestasi belajar  Sumber
Gambar 1. Diagram Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol  Berdasarkan  diagram,  nilai  rata-rata  pada  kelas  eksperimen  yang  mengalami  pembelajaran  blended  learning  lebih  tinggi  dibandingkan  nilai  rata-rata  kelas  kontrol  yang  mengal
Gambar 2. Diagram Prestasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol   Berdasarkan  diagram  tersebut,  nilai  rata-rata  pada  kelas  eksperimen  yang  mengalami  pembelajaran  blended  learning  lebih  tinggi  dibandingkan  nilai   rata-rata  kelas  kontrol

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh terhadap aspek afektif dan psikomotorik ditunjukkan secara deskriptif melalui rata-rata nilai kelas eksperimen yang lebih baik dari pada kelas kontrol, sehingga

yaitu nilai terendah 43 pada kelas eksperimen, pada kelas kontrol 52, untuk nilai tertinggi pada kelas eksperimen 86 dan kelas kontrol 76 sedangkan untuk skor rata-rata nilai

Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata N-gain kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang berarti bahwa model Discovery Learning dengan

Selanjutnya untuk menguji perbedaan signifikan terhadap hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka digunakan uji-t, di mana hasil belajar yang diperoleh dari

Hasil tes awal kedua kelas sebelum penelitian yaitu kelas kontrol dengan skor rata-rata 46,19% sedangkan kelas eksperimen 54,84%. Selanjutnya setelah penelitian kelas kontrol

Peneliti akan melakukan penelitian yang menggunakan metode blended learning untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, tetapi pada kelas eksperimen digunakan media quipper

kedua guru sangat setuju apabila pembelajaran blended learning diterapkan pada materi kimia yang lain. Guru yang memiliki dedikasi dan tanggung jawab yang tinggi

Nilai rata – rata pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, dimana selisih nilai rata – rata pemhaman konsep siswa antara kedua kelas