• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas nenek moyang bangsa Indonesia di masa lampau hasilnya masih dapat dirasakan oleh generasi selanjutnya. Hal ini sudah menjadi kewajiban bangsa Indonesia untuk melestarikan warisan leluhur tersebut, salah satunya adalah dengan memahaminya. Menurut Sudardi (2003:1), “Memahami kebudayaan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka menentukan kebijaksanaan, baik untuk pribadi maupun untuk kepentingan suatu bangsa atau negara”.

Peninggalan naskah kuno yang telah berumur puluhan hingga ratusan tahun merupakan warisan budaya yang bisa menjelaskan sejarah yang ada dan berlangsung pada zaman itu. Akan tetapi, naskah-naskah tersebut biasanya hanyalah menjadi koleksi yang tersimpan di dalam lemari dan gudang oleh pribadi yang tidak tahu-menahu tentang perawatan naskah. Tugas seorang filolog adalah berusaha semaksimal mungkin untuk tetap menjadikan warisan budaya itu agar tidak cepat musnah atau hilang termakan zaman. Banyak hal yang bisa dilakukan para filolog untuk menyelamatkan naskah-naskah itu dengan berbagai cara, seperti mendigitalisasikan naskah, menyunting teks agar dapat diketahui kalangan umum, dan sebagainya.

Naskah menurut Djamaris (2006:3) ialah “semua bahan tulisan tangan peninggalan nenek moyang kita pada kertas, lontar, kulit kayu, dan rotan”. Naskah

(2)

dalam bahasa Latin disebut codex, dalam bahasa Inggris disebut manuscript, dan dalam bahasa Belanda disebut handschrift. Naskah merupakan tempat teks-teks ditulis karena wujudnya yang nyata. Di dalam naskah terdapat tulisan-tulisan yang merupakan simbol-simbol bahasa untuk menyampaikan dan mengekspresikan hal-hal tertentu. Tulisan-tulisan tersebut disebut dengan teks. Teks adalah “serangkaian kata-kata yang berinteraksi membentuk satu kesatuan makna yang utuh” (Sudardi, 2003:10). Jadi, dalam filologi istilah teks mengarah pada sesuatu yang abstrak, sedangkan naskah merupakan sesuatu yang konkret. “Oleh karena itu, pemahaman terhadap teks klasik hanya dapat dilakukan lewat naskah yang merupakan alat penyimpannya” (Baried. 1985:4). Dalam hal ini, naskah dan teks merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Teks ada (tertuang) dalam naskah dan naskah tidak akan memiliki makna tanpa adanya teks.

Penelitian terhadap naskah kuna merupakan usaha yang sangat mulia karena ikut menyelamatkan dan melestarikan warisan budaya masa lampau. Semakin banyak penelitian terhadap naskah kuna, semakin besar kemungkinan terbentuknya wawasan dan temuan baru terhadap ilmu pengetahuan yang diperoleh dari naskah-naskah kuna. Hal ini dirasa penting karena masih banyak naskah-naskah yang masih terlantar atau belum dikaji secara tuntas yang memerlukan penanganan secara serius. Penelitian ini diharapkan ada manfaat yang lebih dari isi yang terkandung di dalam naskah-naskah itu. Begitu juga upaya penyelamatan naskah sudah sedikit terlaksana sehingga warisan peninggalan nenek moyang masih bisa dinikmati oleh masyarakat sampai saat ini.

Banyak naskah-naskah kuna di Indonesia yang belum tersentuh dan belum terjamah oleh penelitian karena masih banyak kepercayaan masyarakat dengan

(3)

hal-hal yang bersifat sakral atau masih memiliki kepercayaan terhadap isi teks dalam naskah tersebut. Sebagian masyarakat tidak berani mengungkapkan kandungan isi naskah dan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap tulisan yang dipakai di dalam naskah yang tidak sesuai dengan kebudayaan saat ini. Termasuk bahasa dan tulisan yang sudah berubah seiring berjalannya waktu.

Penelitian terhadap naskah-naskah peninggalan leluhur pada masa lampau merupakan bagian utama dari penelitian filologi. Naskah atau teks yang digunakan sebagai objek dalam penelitian filologi berupa tulisan tangan (manuskrip) yang menggunakan huruf (tulisan) dan bahasa daerah yang bermakna, yang mengandung gagasan-gagasan atau ide-ide dan berbagai macam pengetahuan yang berupa: ajaran moral, filsafat, religi, dan unsur-unsur lain yang bernilai luhur (Baried, 1985:54). Nilai yang terkandung dalam karya sastra lama dipakai sebagai pedoman berperilaku bagi masyarakatnya. Naskah-naskah lama tesebut biasanya ditulis di atas kertas, kulit kayu, bambu, rotan, daun lontar (daun siwalan yang dikeringkan), tembaga dan batu berupa prasasti (Djamaris, 1977:20). Perkembangan sastra Islam di Indonesia bermula dari masuknya agama Islam ke Indonesia, mulailah zaman baru dalam sastra Indonesia. Sebelumnya telah didominasi oleh sastra Hindu (Hikayat Sri Rama, Hikayat Pandawa) beralih haluan ke dalam sastra yang berasal dari negeri Islam. Banyak sekali peninggalan naskah yang menceritakan tentang ketuhanan, begitu juga mengenai kisah kehidupan para nabi. Tokoh para nabi hidup terus dalam naskah-naskah yang terdapat di Pulau Jawa dan Sumatra. Mengenai Nabi Muhammad, kerabatnya, dan lingkungannya ada hikayatnya sendiri. Kesusastraan Indonesia secara tertulis dimulai pada zaman Islam ini. Hikayat-hikayat pada waktu itu ditulis dengan

(4)

huruf Arab-Melayu. Agama Islam berkembang pesat diIndonesia sejak abad ke-13, akan tetapi kebanyakan kesusastraan tertulis pada abad ke-17. Pengaruh Islam terhadap sastra Indonesia memunculkan hasil yang dapat digolongkan dalam beberapa golongan, yaitu kisah tentang para nabi, hikayat tentang Nabi Muhammad saw dan keluarganya, hikayat pahlawan-pahlawan Islam, certita tentang ajaran dan kepercayaan Islam, cerita fiktif, dan cerita mistik atau tasawuf (Djamaris, 1990:109).

Pada kesempatan ini kegiatan penelitian diarahkan pada naskah melayu. Naskah melayu merupakan salah satu bentuk karya sastra yang ditulis dengan menggunakan bahasa melayu. Diantara berbagai kategori naskah nusantara, naskah keagamaan yang mengacu pada Islam merupakan naskah yang jumlahnya relatif banyak. Naskah-naskah itu sebagian tersimpan di museum-museum dan perpustakaan-perpustakaan baik yang berada di wilayah seluruh Indonesia maupun yang berada di luar negeri, sebagian yang lain masih tersebar dan tersimpan di masyarakat (Faturahman, 2007).

Dewasa ini kebanyakan masyarakat sudah tidak mengenal tulisan dan bahasa yang dipakai dalam naskah. Untuk memudahkan pemahaman terhadap teks atau isi naskah-naskah lama, perlu adanya media pemahaman yang lebih mudah dan praktis. Masyarakat kurang bisa membaca naskah lama yang masih menggunakan bahasa dan tulisan daerah, seperti naskah melayu yang menggunakan bahasa Melayu dan huruf Arab-Melayu, perlu adanya transliterasi dan transkripsi terhadap naskah-naskah tersebut untuk mempermudah pemahaman terhadap isi naskah. Transliterasi adalah penggantian jenis tulisan atau huruf demi huruf dari satu abjad ke abjad yang lain (Baried, 1983:65). Aksara yang dipakai

(5)

dalam naskah Wasiat Nabi Muhammad Saw (selanjutnya WNMS) menggunakan aksara Jawi (Arab-Melayu) dan menggunakan bahasa Melayu. Maka penyunting tidak perlu menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Transliterasi sangat diperlukan untuk memperkenalkan teks-teks lama yang tertulis dengan huruf daerah karena kebanyakan orang sudah tidak mengenal bahkan tidak akrab lagi dengan tulisan daerah. Berdasarkan pedoman yang ada, transliterasi harus mempertahankan ciri-ciri teks asli sepanjang hal itu dapat dilaksanakan karena penafsiran teks yang bertanggung jawab sangat membantu pembaca memahami teks.

Di antara naskah-naskah di dunia yang berbahasa daerah, melayu merupakan wujud sarana transmisi ajaran Islam melalui kandungan yang terdapat dalam naskah-naskahnya. Dalam bukunya Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik Jilid 2, Fang berpendapat bahwa sastra Melayu Islam memiliki berbagai tujuan diantaranya.

1. Menceritakan keagungan Islam, para nabi, para pahlawan-pahlawan Islam sehingga para pendengar dan pembaca senang dan dengan sukarela memeluk agama Islam.

2. Mempertebal dan memperdalam keimanan dan keislaman pendengar dan pembaca karya itu.

Berdasarkan inventarisasi naskah yang telah dilakukan melalui studi katalog dapat diketahui bahwa naskah WNMS merupakan naskah tunggal yang tersimpan dalam Koleksi Manuskrip asal dalam simpanan Perpustakaan Peringatan Za’ba, Universiti Malaya, Mimeograph list p.10. Unpublished mimeograph. Naskah WNMS ini diunduh melalui situs manassa (Masyarakat Pernaskahan Nusantara)

(6)

kemudian masuk pada link pustaka digital manuskrip melayu University of Malaya, Microreproduction of the original manuscript (Manuscript 289) dengan nomor katalog PL5112.1WN.UMM.PPZ.

Naskah WNMS berisi tentang bagaimana Syekh Shmad mendapat mimpi bertemu dengan Nabi Muhammad Saw dan disuruhnya Syekh Ahmad agar menyebarkan tuntunan yang diperintahkan Allah Swt. Perintah itu mulai dari beramal, salat lima waktu, ibadah haji, mencari ilmu yang bermanfaat dan meninggalkan semua hal yang dilarang-Nya. Jangan pernah meninggalkan salat Jumat walaupun dengan alasan mencari harta dunia. Bersedekah kepada fakir miskin, menjauhi minum-minuman keras dan segala yang haram dikerjakan umat Islam.

Dalam teks berisi tentang ajaran mengenai pendekatan terhadap Allah Swt, dimana manusia yang berusaha mencari dan membedakan jalan lurus maupun jalan yang salah, seperti mengerjakan sembahyang dengan imbalan selamat dunia akhirat atau pun meninggalkan sembahyang yang berakibat neraka jahanam balasan akhirnya. Naskah WNMS ini merupakan teks yang mengandung tuntunan tentang ajaran-ajaran Islam.

Hal yang mendorong dilakukan penelitian terhadap naskah WNMS adalah untuk menyelamatkan, melestarikan, dan memperkenalkan naskah WNMS kepada masyarakat kini. Menjabarkan isi kajian teks dalam naskah WNMS melalui suntingan teks dan analisis struktur tema dan amanat agar mudah dipahami masyarakat umum, karena kandungan naskah WNMS masih relevan dengan masa sekarang dan masih dapat diterapkan pada masa kini.

(7)

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah digunakan dalam penelitian ini agar dapat terarah dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau tidak menyimpang dari pokok permasalahannya. Penelitian ini dibatasi pada suntingan teks, analisis struktur, dan fungsi. Suntingan teks mencakup inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks, suntingan teks, kritik teks, dan daftar kata sukar. Analisis struktur dibatasi pada tinjauan tema dan amanat. Analisis fungsi mengacu pada segi kemanfaatan dalam bidang pengajaran dan keteladanan beragama.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana suntingan teks WNMS? 2. Bagaimana struktur teks WNMS? 3. Apa fungsi teks WNMS?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Menyunting teks dan mengkaji teks-teks itu secara sempurna. Naskah WNMS akan dikaji tanpa perubahan yang besar dan menjadikan sebuah hasil yang bisa bermanfaat di kalangan umum.

2. Mengungkapkan gambaran struktur yang jelas mengenai teks WNMS. 3. Mengungkapkan fungsi teks WNMS.

(8)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis dan praktis. 1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya hasil penelitian filologi, sastra, dan dunia penelitian pada umumnya.

b. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmu pengetahuan lain, khususnya dalam bidang filologi.

c. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah perbendaharaan hasil penelitian terhadap naskah lama dengan suntingan yang baik dan benar sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya atau oleh ilmu-ilmu lain, dalam hal ini ilmu agama Islam. 2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini merupakan salah satu usaha penyelamatan warisan budaya bangsa. Hasilnya diharapkan mampu memperkenalkan keberadaan naskah WNMS sehingga dapat dipahami dengan mudah dan diambil nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan rasa cinta para generasi muda pada tanah air melalui pengenalan kekayaan budaya bangsa serta dapat dijadikan teladan dalam kehidupan saat ini.

b. Memberi tambahan wawasan kepada pembaca dalam memahami kebudayaan dan ajaran Islam.

(9)

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam suatu penelitian diperlukan untuk memberi gambaran mengenai langkah-langkah suatu penelitian. Sistematika penelitian ini adalah sebagai berikut.

Bab I pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II landasan teori. Bab ini berisi kajian pustaka antara lain teori tentang penyuntingan teks, teori pendekatan struktural, dan teori analisis fungsi naskah WNMS.

Bab III metode penelitian. Bab ini berisi penjelasan mengenai metode penelitian, sumber data penelitian, teknik analisis data, dan teknik penarikan simpulan.

Bab IV suntingan teks. Bab ini menguraikan tentang inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks, kritik teks, pedoman penyuntingan teks, dan daftar kosa kata.

Bab V analisis teks. Bab ini mengungkapkan analisis struktural yang meliputi tema dan amanat teks WNMS. Di samping itu, juga berisi analisis fungsi WNMS yang terdiri dari fungsi pengajaran dan pendidikan keteladanan hidup beragama.

Bab VI penutup. Bab ini berisi simpulan dan saran dari keseluruhan hasil penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

informasi tentang jenis dan berbagai motif batik store nusantara, dapat melakukan pemesanan batik secara online dengan mendaftarkan data diri pelanggan dan mengisi form

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk

Seringkali apabila tunggakan sewa berlaku ianya dikaitkan dengan masalah kemampuan yang dihadapi penyewa dan juga disebabkan faktor pengurusan yang lemah. Ada pula