PERBAIKAN
KONDISI
RUMEN UNTUK MENUNJANG
PRODUKSI
TERNAK
M. Winugroho*, Suharyono**, C. Hendratno**, dan T. Sutardi ** *
A~TRAK - A~TRACT
PERBAIKAN KONDISI RUMEN UNTUK MENUNJANG PRODUKSI TERNAK. Dari penditian yang lalu tdah didapat nisbah daun singkong clan onggok yang dianggap baik dalam menunjang produksi temak. Dalam percobaan ini cairan rumen akan diteliti untuk menjawab apa yang te1ah terjadi di dalam rumen. Untuk pembanding akan dicatat pula kemampuan konsumsi, daya cerna, dan produksi ternak. Empat ekor sapi PO berfistula digunakan dalam penelitian dengan rancangan 4 x 4 bujur sangkar latin. Setiap ternak menerima jerami ~ libitum dan suplemen (A) daun singkong (DS) 100%, (B) onggok (0) 25% dan DS 75%, (C) 0 50% dan OS 50%, dan (D) 0100% secara bergilir menurut perlakuan. Total suplemen 1,7 kg bahan kering. Seriap periode adalah 30 hari terdiri atas 20 masa adaptasi diikuti oleh 10 hari masa obselVasi. Air minum tersedia setiap saat. Konsentrasi nitrogen-amonia tertinggi terdapat pada ransum A diikuri oleh B,C, dan D (masing-nasing 333,122,103, dan 78 mg/l) (P<O,OI). Produksi asam propionat adalah 42 (A), 41 (B), 25 (C), dan 28 mg/l00 ml (D) (P<0,05). Sedang inkorporasi P dalam Massa mikrobanya adalah 0,16 (A), 0,31 (B), 0,30 (C), dan 0,11 mg/j/l00 ml (D) (P<O,OI). Pertambahan bobot badan mingguannya 1,4 (A), 3,8 (B), 1,1 (C), dan -1,4 kg/minggu (D) (P>0,05). Total konsumsi tercema adalah 4,1 (A), 4,8 (B), 4,5 (C), dan 4,2 kg ~K/h (D) (P<0,05). Disimpulkan bahwa respon temak yang baik akibat penambahan karbohidrat yang mudah dicema (ransum B dan C), disebabkan oleh peningkatan produk-produk akhir fermentasi zat nutrisi dan peningkatan massa mikroba yang terbentuk di rumen. IMPROVED RUMEN CONDITION TO INCREASE ANIMAL PRODUCTION. From earlier studies an appropiate ratio of cassava leaf and onggok (50 ; 50) was found in a restricted offer (1.7 kf DM) to animals fed with rice straw based diets. However, rumen measurements were not measured. In this study rumen condition in cattle fed with similar diets were evaluated together with measurements of feed intake, digestibility, and body weight changes. Four fistu· lated cattle following a 4 x 4 Latin Square design were fed with either 1.7 kg cassava leaf (A) or 1.3 cass~va leaf and 0.4 kg onggok (B) or 0.8 cassava leaf and 0.8 kg onggok (C) or 1.7 kg onggok (D), and rice straw ad libitum. Each period required 30 days with a 20 d preliminary period followed by a 10 d observation period. Water was available at all time. Concentration of ammonia nitrogen was the highest in the diet A followed by diet B, C, and D (333, 122, 103, and 78 mg/l respectively) (P<O.OI). Production of propionic acid was 42 (A), 41 (B), 25 (C), and 28 mg/l00 ml (D) (P<0.05). Incorporation of P in biomass was 0.16 (A), 0.31 (B), 0.30 (C), and 0.11 mg/h/l00 ml (D) (P.c:::O.Ol).Body weight changes were 1.4 (A), 3.8 (B), 1.1 (C), and -1.4 kg/week (D) (p>0.05). Digestible dry matter intake was 4.1 (A), 4.8 (B), 4.5 (C), and 4.2 kg per day (D) (P<0.05) •
• Balai Pene1itian Temak Ciawi
•• Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN ••• Fakultas Petemakan, Institut Pertanian Bogor
PENDAHULUAN
Sudah diketahui bahwa limbah tanaman singkong, daun singkong maupun onggok merupakan bahan pakan yang potensial di Indonesia (1). Menurut analisis kimia bahan kering, onggok dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat sedang daun singkong merupakan sumber protein (2). Demikian pula telah didapatkan bahwa penambahan onggok sampai 50% dari total suplemen dapat mempertahan-kan bobot badan sapi peranakan Ongole yang diberi jerami, tetapi bila hanya onggok yang dipakai sebagai suplemen maka ternak kehilangan bobot badan -400 g per hari (2). Penelitian selanjutnya (3) menghasilkan informasi bahwa peningkatan
pemberian campuran onggok dan daun singkong (35 : 65) dari 0,9 sampai 3,6 kg dapat meningkatkan konsumsi bahan organik yang tercerna. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa imbangan zat nutrisi suplemen ransum akan mendikte kondisi rumen dan selanjutnya akan mempengaruhi responternak secara keseluruh-an. Perhitungan imbangan zat nutrisi suplemen akan menjadi lebih penting bila ransum dasar yang dipakai adalah jerami. Pada keadaan demikian diperlukan penambahan sumber karbohidrat yang mudah tersedia dengan sumber protein yang menyediakan N-NH3 yang berimbang untuk mendukung pembentukan protein mikroba rumen yang maksimal. Makin banyak protein mikroba rumen yang terben-tuk makin tinggi pula sumber penyediaan asam amino yang dapat diabsorbsi dinding usus ternak
(4).
Tujuan penelitian ini adalah untuk menerangkan hasil-basil penelitian yang lalu (2,3) dari segi hasil akhir fermentasi rumen.
BAHAN DAN METODA
Empat ekor sapi peranakan Ongole jantan berf1stula, digunakan dalam percoba-an dengpercoba-an rpercoba-ancpercoba-angpercoba-an
4
x4
bujur sangkar latin. Setiap ternak menerima jerami ad libitum dan suplemen (A) daun singkong 100%, (B) onggok 25%+ daun singko;g 75%, (C) onggok 50%+daun singkong 50% dan(0)
onggok 100%, secara bergilir menurut perlakuan. Total suplemen adalah 1,7 kg bahan kering. Total ransum yang terbentuk akan mempunyai kandungan protein kasar berkisar dari 10% pada ternak yang diberi suplemen 100% daun singkong sampai 6% pada ternak yang diberi suplemen 100% onggok.Setelah sekitar 20 hari setelah masa adaptasi diadakan pengamatan ketercer-naan bahan kering dan bahan organik di dalam rumen dengan menggunakan metoda kantong nylon (5). Selain itu pengamatan perubahan fermentasi pad a cairan rumen dilakukan 4 jam setelah pemberian suplemen yang diberikan satu kali sehari sebelum pemberian jerami ~ libitum. Suplemen dihabiskan ternak rata-rata dalam waktu 1 jam. Parameter yang diamati adalah konsentrasi N-NH3 menu rut metoda CONWA
y
(6). Asam lemak mudah menguap total dan individual juga digunakan 32p sebagai penanda mendeteksi inkorporasi fosfor dalam sel mikroba (7, 8). Di dalam ekosistem rumen protozoa merupakan suatu faktor yang perlu diperhati-kan, dan untuk mendeteksi perubahan di dalam populasi protozoa digunakan metoda dari HUNGATE (9). Perubahan bobot badan yang merupakan manisfestasiakhir clari interaksi peubah-peubah yang diamati di atas juga diikuti. Data clan perbedaan-perbedaan yang terdapat sebagai akibat perlakuan dianalisa seeara statistik menurut STEEL dan TORRIE (10).
HASIL
Komposisi kimia komponen ransum disajikan pada Tabell. Kandungan tertinggi dinding sel terdapat pada jerami sedangkan daun singkong mempunyai kandungan nitrogen tertinggi, dan onggok mengandung isi sel yang paling tinggi. Sampai dengan 24 jam di dalam rumen, onggok adalah yang paling eepat hilang di dalam rumen (80%) diikuti oleh daun singkong (60%), dan jerami (30%) (Gambar 1 dan 2).
Pada ransum A didapat konsentrasi nitrogen amonia (N-NH3) eairan rumen yang tertinggi (333 mg/l) tetapi inkorporasi P-nya rendah (0,16 mg/J/I00 ml). Pada ransum B didapat penurunan konsentrasi N-NH3 rumen (122 mg/l) dengan peningkatan inkorporasi P (0,31 mg /j/l00 ml). Ransum C hampir serupa dengan ransum B. Sedangkan ransum D menghasilkan konsentrasi N-NH3 rumen dan inkorporasi P yang terendah (masing-masing 77,7 mg/l dan 0,11 mg/j/l00 ml) (Tabel 2). Produksi asam lemak atsiri total maupun komponen-komponennya serta pertambahan bobot badan tidak berbeda antara keempat ransum yang diuji (Tabel 2). Demikian pula jumlah ~otal konsumsi pakan tercema sarna untuk semua ransum (Tabel 3). pH rataan selama masa observasi untuk semua jenis ransum adalah 7,3 (6,5 - 7,9). Jumlah total protozoa (105x/ml) yang didapat dalam pereobaan ini relatif keeil jumlahnya (Tabel 2).
Total konsumsi tereema adalah 4,1 (A),4,8 (B), 4,5 (C) dan 4,2 kg BK per hari
(0)
(P<O,05).PEMBAHASAN
Fungsi rumen yang kurang efisien terdapat pada ransum A dan D. Pada ransum A, konsentrasi nitrogen amonia yang tinggi tidak dapat menunjang produksi massa mikroba yang tinggi karena jumlah karbohidrat yang tersedia yang mudah dicema dalam rumen tidak memadai. Pada ransum D, suplemen yang terdiri hanya onggok menurunkan konsentrasi nitrogen amonia dan menurunkan produksi massa mikroba rumen. Hal ini disebabkan karena temak tidak mempunyai sumber nitrogen yang eukup dari pakan kecuali dari sumber jerami. Padahal jerami padi mengandung konsentrasi nitrogen yang rendah dan rendah pula tingkat ketersediaannya. Sumber nitrogen lainnya adalah massa mikroba rumen yang lolos dari rumen dan siklus amonia rumen kerumen. Tetapi kedua hal terse but ini jumlahnya paling rendah pula diantara semua ransum. Mungkin inilah penyebabnya mengapa pada penelitian terdahulu terjadi kehilangan bobot badan sapi - 400 g per hari (2). Untuk mem-pertahankan hidup, sapi menggunakan eadangan energi dari tubuhnya sendiri karena kualitas pakan yang rendah.
Walaupun diduga ransum D yang paling rendah kualitasnya namun tidak didukun~ oleh produksi asam lemak atsiri total atau komponen-komponennya serta. pertambahan bobot badan temak. Demikian juga jumlah total konsumsi pakan tercerna tidak berbeda secara statistik antara keempat ransum yang diteliti. Mungkin hal ini disebabkan oleh periode penelitian yang relatif singkat sehingga tidak memberi peluang yang c,:ukup bagi peubah-peubah ini untuk berbeda satu sarna lainnya.
pH cairan rumen 7,3 (6,5 - 7,8) menjamin kelancaran kerja bakteria seluloli-tik (11). Dari konsentrasi protozoa rumen yang rendah dapat disimpulkan bahwa peranannya kurang penting dibandingkan dengan bakteria rumen.
Disimpulkan bahwa respons ternak yang baik akibat penambahan karbohidrat yang mudah dicerna (ransum B dan C), disebabkan oleh peningkatan produk-produk akhir fermentasi dan peningkatan massa mikroba yang terbentuk dirumen. Hal ini mungkin erat hubungannya dengan sifat masing-masing komI>onen ransum dan perlu diperhitungkan sebelum menyusun komposisi ransum.
UCAP AN TERIMA KASIH
Kami sangat berterima kasih pada Novirzal, dan staf tehnik rutin BPI Ciawi dan BATAN Pasar Jumat atas bantuannya menganalisa bahan dan perawatan ternak. Dan terima kasih kami sampaikan pada Dr. D. Ffoulkes atas saran yang diberikan dalam penyusunan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. RAHARJO, A., PATUAN, P.PS., PRIYANTO, H., GUNAWAN. C., and
SUHARTO, I.G., "Preliminary study of the potency of agriculture waste and agro-industrial waste as animal feedstuffs", Paper Presented at the First ASEAN Workshop on the Technology of Animal Feed Production Utilizing Food Waste Materials, Bandung (1981).
2. WlNUGROHO, M., SUTARDl, T., and HENDRATNO, C.W., "Supplementa-tion of rice straw with varying propor"Supplementa-tions of cassava leaf and cassava waste (onggok)", The Utilization of Fibrous Agricultural Residues as Animal Fees, Proc. of the Fourth Animal Workshop, P.T. Doyle (1984) 208.
3. WlNUGROHO, M., "Supplementation of rice straw with a mixture of cassava leaf and tapioca waste (onggok) in diets for cattle and sheep", Paper Presented in the 5th AAFARR Anual Meeting, Ciawi (1985).
4. KEMPTON, T.J., NOLAM, J.V., and LENG, R.A., Principles for the use of non-protein nitrogen and by-pass protein in diets of ruminants, World Animal Review 22 (1977) 2.
5. MEHREZA, A., and 0RSKOV, E.K., A study of the artificial fibre technique for determining the digestibility offeeds in rumen, J. Agric. Sci. 88 (1977) 645.
6. BALAI PENELITIAN TERNAK CIA WI, Conway Technique (Modification
Technique), BPI Ciawi.
7. SUPELCO, G:S. Separation of VFA C2-C5 (Bulletin No. 749B), Supelco Inc., Bellefonte.
---8. NEVEL, C.J., Van., and DEMEYER, D., ''The use of32p to estimate micro-bial synthesis in the rumen", 6th Symposium on Energy Metabolism of the EAAP,Stutgart, Germany (1973).
9. HUNGATE, R.E., The rumen and Its Microbes, Academic Press, New York (1968).
10. STEEL, R.G.D., and TORRlE, J.H., Principles and Procedures of Statistic, McGraw-Hill Book Company Inc., New York (1960).
11. DIXON, R.M. "Physiological limitations to using concentrates to increase the digestible energy intake of ruminant given diets based on fibrous residues", Pap_erPresented in the 5th AAF ARR Annual Meeting, Ciawi (1985).
Tabd 1. Komposili kimia jerami padi, daun lingkong dan onggok (bahan kering) Analisa kimiaN NDF NDSAbu Bahan (%) (%) (%)(%) Jerami padi 0,9 76 2426 Daun singkong 4,3 45 558 Onggok 0,2 27 7311 NDF=
Neutral Detergent Fibre (dindingsd) NDS"
Neutral Detergent Soluble (isi sell
Tabel 2. Pengaruh pemberian suplemen pada fermentasi rumen dan bobot badan sapi.
Sup1emen Parameter
p
A
B
(100 % OS) (25%0)
N-NH3 mg/1 C (50%0)
D
(100 %0)
<0,01 Asam 1emak Total mg/100 ml Asetat Propionat Butirat Inkorporasi P dalam massa mikroba mg/j/100 m1 Jumlah total protozoa105x/ml Pertambahan bobot badan kg/minggu 211,4 126,6 42,0 26,0 0,53a 1,4 244,8 131,9 41,4 29,0
3,8
169,9 104,53 24,7 23,5 1,1 173,0 110,9 28,4 18,9 O,IIC-1,4
NS NS NS NS <0,01 <0,05 NS Catatan : DS"'=""o
NS -daun lingkong onggokTabd g. Konsumsi dan daya cerna bahan deh temak yang diberi 1,7 kg luplemen dengan nisbah daun singkong dan onggok yang berbeda dan jerami pada ~ libitum.
A B C D P (100% OS) (25%
0)
(50%0)
(100%0)
Parameter~
Total konsumsi (kg BK/h)8,6 8,8 8,4 8,0 NS (kg BO/h) 6,9 7,1 6,9 6,6 NS Konsumsi jerami (kg BK/h) 6~ 7,1 6,8 6,5 NS (kg BO/h) 5,4 5,5 5,35,1 NS Daya cerna (% BK) 48 54 5353 NS (% BO) 53 5958 58 NSTotal konsumsi tercema (kg BK/h)
4,1 4,8 4,54,2 NS (kg BO/h) 3,7 4,24,03,8 NS Catatan: DS -daun singkong
0
-onggok NS-tidak berbeda nyata
90, 80 70 4- - - • - - - •.- --. Onggok 60 50
I
/'"
-*"
.-'
.-'
40t
_X,--'t./
7l:'"''"$'
SO1
.. e·· .
, '..•..
•-0••••I
..
20 0 2 4 68 12.x
Daun singkong .","" .'-",. Jerami padi...
' 24 (jam)24 (jam)
Gambar 2. Rataan persen kehilangan bahan organik di dalam rumen.
% 90 80 70 60 50 :
I
~
./ / 40t
x/ x/ x-· - ·x... x-301
...
20 c~..
•...
•
oI
2 4 68 12 - - -" Onggok ~ . -XDaun singkong .• Jerami padi 499DISKUSI
L.A.SOFYAN:
1. Dari mana ternak mendapat sumber nitrogen bila suplemen hanya semata-mata onggok?
2. Mengapa tidak dibubuhi urea?
3. Berapa kadar protein kasar ransum yang dup1emennya terdiri atas daun sing-kong dan onggok (50 : 50)?
WlNUGROHO :
1. Sumber nitrogen dapat berasa1 dari ~k1us urea, rumen mikroba yang lisis, di samping kemungkinan dari jerami padi itu sendiri. Pemberian pakan dengan 100 % onggok dalam waktu yang lama dapat menurunkan bobot badan sapi PO - 400 g per hari (Lihat : Winugroho, M., Sutardi,
1.,
dan Hendratno, C. (1985), "Supplementation of rice straw with varying proportions of cassava leaves and cassava waste/onggok", (DOYLE, P.T. Ed., The Utilization of Fibrous Agricultural Residues as Animal Feeds, School of Agriculture and Forestry, University of Melbourne, Victoria, Australia, p. 208-210).2. Penambahan urea hanya akan mengaburkan respons rumen atas pengaruh daun singkong dan onggok pada fermentasi rumen.
3. Sekitar 7% kadar protein kasar.
R. UTOMO :
1. Dapatkah hasil dari ternak potong ini berlaku untuk species ruminansia lainnya? 2. Kapan cairan rumen diambil dan lewat mana?
WlNUGROHO :
1. Saya tidak melihat perbedaan kerja rumen sapi potong dibandingkan species ruminansia lainnya. Perbedaan yang mungkin terjadi adalah variasi respons dalam batas-batas tertentu tetapi tetap dalam prioritas/urutan yang sarna dengan apa yang didapat dari temak potong dalam percobaan ini.