• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENDENGARKAN BERITA AUDIO VISUAL MEDIA IN LEARNING LISTENING TO THE NEWS. Sakila

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENDENGARKAN BERITA AUDIO VISUAL MEDIA IN LEARNING LISTENING TO THE NEWS. Sakila"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

AUDIO VISUAL MEDIA IN LEARNING “LISTENING TO THE NEWS” Sakila

Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Singkawang

Jalan Pahlawan, Kelurahan Roban, Singkawang, Kalimantan Barat, Indonesia Pos-el: sakilaspd@yahoo.co.id

Telepon/Faksimile 0562-641124

(Makalah diterima tanggal 26 Maret 2018—Disetujui tanggal 9 April 2018)

Abstrak: Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran tentang penggunaan media audio visual dalam meningkatkan keterampilan siswa kelas VIII pada pembelajaran mendengarkan berita. Penggunaan metode audio visual serta teknik penggunaan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan menyimak atau mendengarkan berita, khususnya dengan menggunakan media audio visual. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran mendengarkan isi berita.

Kata kunci: media audio visual, keterampilan siswa, mendengarkan berita

Abstract: The purpose of this paper is to provide an overview of the use of audio visual media in improving the skills of grade VIII students on learning to listen to news. The use of audio visual methods and techniques of using appropriate learning media and in accordance with learning materials can improve listening skills or listen to news, especially by using audio visual media. Thus it can be concluded that the use of audio visual media can improve students' skills in learning to listen to the news content.

(2)

PENDAHULUAN

Guru mempunyai peran dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional khususnya dalam bidang pendidikan. Sebagaimana diamanatkan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, bahwa guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, mela- tih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Untuk itu guru sebagai pendidik profesional dituntut untuk terus mengembangkan profesionalitasnya sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, seni, budaya serta kebutuhan masyarakat (Kemendikbud, 2017:1) Hal itu sebagaimana dikemukakan Usman (2012: 24-25) mengajar adalah seni dan ilmu. Mengajar disebut seni karena walaupun semua guru telah memiliki pengetahuan materi yang akan diajarkan dan teori belajar dan mengajar tetapi ia bebas memilih materi yang akan diajarkan dan bebas memilih metode dan teknik mengajar yang akan dipakai, dan memilih merupakan seni.

Dengan ditegaskannya sebagai pekerjaan profesional, otomatis menuntut adanya prinsip profesionalitas yang selayaknya dijunjung tinggi dan dipraktikkan oleh para guru, seorang guru juga hendaknya memiliki kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi yang jelas (Triwibowo, 2011:34). Pendidik yang efektif tidak hanya efektif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas saja, tetapi lebih dalam relasi pribadinya baik kepada peserta didik maupun kepada seluruh komunitas sekolah.

Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Ginting (2011:14) bahwa mendidik yang efektif pada dasarnya merupakan kemampuan seseorang menghadirkan diri sedemikian rupa sehingga pendidik memiliki relasi bermakna pendidikan dengan para peserta didik sehingga

mereka mampu menumbuhkembang-kan dirinya menjadi pribadi yang dewasa dan matang.

Pembelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang sekolah menengah pertama, terdapat beberapa keterampilan yang harus dikuasai siswa, diantaranya adalah keterampilan menyimak. Keterampilan menyimak menurut Ridwan (2017:30) merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dipelajari pada setiap jenjang pendidikan, tidak terkecuali di jenjang pendidikan sekolah menengah pertama. Salah satu standar kompetensi bahan kajian keterampilan mendengarkan untuk siswa kelas VIII SMP semester II berbunyi (9) Memahami isi berita radio/televisi yang

disampaikan dengan media audio visual,

sedangkan pada kompetensi dasarnya menyatakan (9.1) Menemukan pokok-pokok

berita (apa, siapa, mengapa, di mana, kapan, dan bagaimana) yang didengar atau ditonton melalui radio/televisi dan (9.2) Mengemukakan kembali berita yang didengar/ditonton melalui radio/ televisi.

Begitu pentingnya materi menyimak dalam kurikulum tersebut, menuntut guru Bahasa Indonesia harus mampu mengajarkannya kepada siswa di jenjang Sekolah Menengah Pertama. Permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran menyimak antara lain masih sering dijumpai guru mengajar dengan metode ceramah atau menggunakan media pembelajaran seadanya dan tidak sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan.

Hal tersebut dilakukan dengan berbagai alasan diantaranya sekolah dan guru belum memiliki media secara memadai. Padahal salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas dan interaksi dalam proses belajar mengajar adalah dengan menggunakan media pembelajaran. Hal itu sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudjana (2007:2) bahwa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.

(3)

Berkaitan dengan pembelajaran menyimak di kelas VIII SMP terdapat beberapa permasalahan diantaranya,

(1) guru belum menggunakan media yang tepat dalam pembelajaran,

(2) masih kurangnya keterampilan siswa dalam menyimak berita yang terlihat dari hasil simakan kurang benar, (3) siswa cenderung mengikuti proses

kegiatan belajar mengajar apa adanya, dan

(4) strategi dan teknik guru dalam pembelajaran masih klasikal, dengan alasan keterbatasan waktu untuk mencapai tujuan dan target kurikulum. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk membahas langkah-langkah dan pemikiran yang membangun dalam rangka meningkatkan keterampilan siswa dalam menyimak berita. Untuk itu, masalah dalam pembahasan ini adalah bagaimanakah langkah-langkah penerapan media audio visual dalam rangka meningkatkan keterampilan siswa mendengarkan berita?

Sesuai dengan latar belakang dan masalah yang telah disebutkan di atas, tujuan penulisan ini adalah untuk menyam- paikan gagasan penerapan media audio visual dalam pembelajaran mendengarkan/ menyimak berita sehingga dapat mening- katkan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa SMP pada kelas VIII.

Adapun manfaat kajian ini adalah sebagai berikut,

(1) guru dapat dengan baik mempunyai kemampuan untuk penerapan media audio visual dalam pembelajaran mendengarkan/menyimak berita. Guru dapat meningkatkan kualitas pembela- jarannya yang sangat berpusat pada siswa.

(2) siswa dapat meningkatkan ke- mampuannya dalam mendengarkan atau menyimak berita, bukan suatu hal yang membosankan, melainkan meru- pakan sesuatu yang sangat menyenang- kan.

(3) memberikan sumbangan yang baik pada sekolah dalam rangka perbaikan pem- belajaran pada khususnya dan sekolah pada umumnya.

KAJIAN LITERATUR Mendengarkan berita

Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII, terdapat Standar Kompetensi yang akan dicapai yaitu memahami isi berita dari radio/televisi. Adapun kompetensi Dasar tersebut adalah (9.1) Menemukan

pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) yang didengar dan atau ditonton melalui radio/televisi. (9.2) Mengemukakan kembali berita yang didengar/ ditonton melalui radio/televisi.

Selanjutnya tujuan pokok pembela- jaran adalah bagi peserta didik diharapkan dapat: (1) mampu mendengarkan berita de- gan baik, (2) memahami inti berita yang telah didengar, (3) menemukan pokok-pokok berita yang telah didengar, (4) mengemuka- kan kembali berita yang didengar.

Kegiatan mendengarkan sudah sering kita lakukan baik dari siaran televisi maupun radio. Informasi yang kita dapatkan terkadang penting bagi kita terkadang juga tidak. Secara tidak langsung informasi yang kita dapatkan dapat kita identifikasi unsur-unsur pokoknya sehingga kita dapat menentukan informasi penting yang berupa inti berita pada informasi yang kita dengar. Berita merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Mendengarkan berita yang sering kita sebut pembelajaran menyimak merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa SMP kelas VIII.

Menurut Ruth G. Strickland dalam Tarigan (2008:31) menyimpulkan adanya sembilan tahap menyimak. Kesembilan tahap itu, adalah sebagai berikut: (a) Menyimak berkala, yang terjadi pada saat-saat sang anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya; (b) Menyimak dengan perhatian dangkal karena sering berpendapat gangguan dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal di luar

(4)

pembicaraan; (c) Setengah menyimak karena terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hati serta mengutarakan apa yang terpendam dalam hati sang anak; (d) Menyimak serapan karena anak keasyikan menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang kurang penting, hal ini merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya; (e) Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang disimak; perhatian secara saksama berganti dengan keasyikan lain; hanya memperhatikan kata-kata sang pembicara yang menarik hatinya saja; (f) Menyimak asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan yang mengakibatkan sang penyimak benar-benar tidak diberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan sang pembicara; (g) Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan; (h) Menyimak secara saksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang pembicara; (i) Menyimak secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan pikiran, pendapat, dan gagasan sang pembicara.

Menurut Hunt (1981), dalam Tarigan (2008:59) menjelaskan tujuan menyimak adalah untuk: (a) Memperoleh informasi yang berkaitan dengan profesi; (b) Membuat hubungan antar pribadi lebih efektif; (c) Mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan yang masuk akal; (d) Agar memberikan respon yang tepat. Selanjutnya menurut Tarigan (2008:37-44) tujuan khusus menyimak terbagi dalam dua ragam menyimak yaitu :(a) menyimak ekstensif adalah sejenis kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru. (b) Menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap suatu hal tertentu.

Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Sadiman (2008: 7) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan. Selanjutnya Munadi (2008: 7) mendefinisikan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Media pembelajaran adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang sebagai penyebar ide/gagasan, sehingga ide/gagasan itu sampai pada penerima. Media yang dimaksudkan adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu mengajar dan belajar (Trianto, 2009: 28). Dalam proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan oleh media ialah isi pelajaran. Dengan perkataan lain, pesan ini dapat bersifat rumit dan mungkin juga harus dirangsang dengan cermat untuk dikomunikasikan dengan baik kepada siswa.

Leshin, Pollock dan Reigeuth (dalam Trianto, 2009: 29) mengklasifikasikan media ke dalam lima kelas, yaitu (1) media berbasis manusia (pengajar, instruktur, tutor, bermain peran, kegiatan kelas field

trip); (2) media berbasis cetak (buku, buku

latihan (workbook), dan modul); (3) media berbasis visual (buku, bagan, grafik, peta, gambar, transparansi, slide); (4) media berbasis audio visual (video, film, program,

slide tape, dan televisi); (5) media berbasis

komputer (pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif video, dan hypertext).

Ada beberapa alasan dibutuhkannya media pembelajaran diantaranya sebagai berikut: (1) guru harus berusaha menyediakan materi yang mudah diserap siswa, (2) materi menjadi lebih mudah dimengerti apabila menggunakan alat bantu, dan (3) proses belajar mengajar memerlukan media dalam hal ini disebut media pembelajaran. Hal ini sebagaimana dikemukakan Iskandar (2011: 45) bahwa dalam memilih media pembelajaran tidak asal asalan, tapi harus dapat menentukan pilihannya sesuai dengan

(5)

kebutuhan suatu kali pertemuan. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran, media yang digunakan guru harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sehingga merangsang dan menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Dengan demikian akan tumbuh interaksi antara media pembelajaran dan siswa dalam belajar. Adanya interaksi positif antara media pembelajaran dan siswa pada akhirnya akan mampu mempercepat proses pemahaman siswa terhadap isi pembelajaran.

Manfaat media pembelajaran yaitu menarik perhatian siswa terhadap materi yang disajikan, mengurangi bahkan menghilangkan verbalisme, membantu siswa untuk memperoleh pengalaman belajar, membatasi keterbatasan ruang, waktu, dan lingkungan, terjadi kontak langsung antara siswa-guru, dan membantu mengatasi perbedaan pengalaman belajar berdasarkan latar belakang ekonomi siswa. Hal itu sebagaimana dikemukakan Iskandar, (2011: 45) bahwa guru dalam menggunakan media pembelajaran sebaiknya memperhatikan prinsip-prinsip tertentu agar penggunaan media dapat mencapai hasil sesuai tujuan proses belajar mengajar.

Menurut Sudjana (2008:104) ada beberapa prinsip penggunaan media dalam rangka peningkatan efektivitas proses belajar mengajar (1) sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan, (2) penggunaan media harus sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan anak didik, (3) penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu dan sarana yang ada, (4) menggunakan media harus sesuai dengan waktu dan situasi yang tepat.

Pembelajaran dapat dilakukan dalam berbagai bentuk maupun cara. Seperti diungkapkan Gagne (Trianto, 2009: 10) bahwa pembelajaran yang efektif harus dilakukan dengan berbagai cara dan menggunakan berbagai macam media pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus memiliki kiat maupun seni untuk

memadukan antara bentuk pembelajaran dan media yang digunakan sehingga mampu menciptakan proses pembelajaran yang harmonis.

Lebih lanjut Iskandar (2011:44-45) membagi jenis media pembelajaran yang terdiri dari (a) Media hasil teknologi cetak. Media sebagai perantara dalam rangka menyampaikan materi pelajaran melalui hasil teknologi cetak, seperti buku dan materi visual statis yang dihasilkan melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis seperti teks, grafik, foto dan lain-lain. (b)

Media auditif. Media sebagai perantara

dalam rangka menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan kemampuan suara saja seperti radio, tape recorder, dan piringan hitam. (c) Media visual. Media sebagai perantara dalam rangka menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan kemampuan indera penglihatan. Contohnya menampilkan gambar diam (film strips, slide, gambar atau lukisan, gambar (film bisu atau film kartun) proyektor transparansi. (d) Media audio

visual. Media sebagai perantara dalam

rangka menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dengan menggunakan kemampuan unsur suara dan unsur gambar. (e) Media berbasis computer. Media sebagai perantara dalam rangka menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro prosesor.

Adapun kelebihan dan kekurangan dari media audio visual dapat dijelaskan sebagai berikut. Menurut Arsyad (2003:45), kelebihannya adalah (1) Merupakan per- alatan yang sangat murah dan lumrah se- hingga mudah dijangkau oleh masyarakat. (2) Rekaman dapat digandakan untuk ke- perluan perorangan sehingga isi pesan dapat berada di tempat secara bersamaan. (3) Merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian. (4) Rekaman dapat digunakan sendiri sebagai alat diagnosis guna untuk membantu meningkatkan keterampilan membaca, mengaji dan berpidato. (5) Dalam pengoperasiannya relatif sangat mudah.

(6)

Kekurangan media audio, menurut Arsyad (2003 : 46), adalah (1) Dalam suatu rekaman sulit menemukan lokasi suatu pesan atau informasi, jika pesan atau informasi tersebut berada ditengah-tengah pita, apalagi jika radio, tape tidak memiliki angka-angka penentuan putaran. (2) Kecepatan rekaman dan pengaturan trek yang bermacam-macam menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dalam menyimak berita Dalam pembelajaran mendengarkan/ menyimak teks berita di kelas VIII ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa antara lain :

1) Kesiapan guru dalam mengajar. Keberhasilan yang telah dicapai bukan dari siswa sendiri namun peran guru juga sangat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran tersebut. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik, tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru.

2) Siswa, penekanan pembelajaran yang diharapkan pada saat ini adalah pembelajaran yang aktif, inovatif, komunikatif, efektif, dan menyenangkan. Pembelajaran aktif yang diharapkan adalah siswa lebih aktif mengikuti proses pembelajaran pada setiap kegiatan pelaksanaan pembelajaran.

3) Media Pembelajaran. Tidak disangkal bahwa peranan media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Selanjutnya menurut Hunt dalam Tarigan (2008:104), faktor yang mempengaruhi menyimak adalah faktor sikap, motivasi, pribadi, situasi kehidupan, dan peranan dalam masyarakat, sedangkan menurut Webb (Tarigan 2008:104), faktor-faktor

yang mempengaruhi menyimak adalah faktor pengalaman, pembawaan, sikap atau pendirian, motivasi, daya gerak, prayojana dan perbedaan jenis kelamin atau seks. Disamping itu menurut Logan dalam Tarigan (2008:105) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi menyimak adalah faktor lingkungan, yang terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial, faktor fisik, faktor psikologi dan faktor pengalaman.

Kemampuan menyimak dapat ditingkatkan dengan mengembangkan kebiasaan secara sadar yang membedakan antara pendengar yang efektif dan yang tidak. Menurut Webb (Tarigan, 2008:70) cara meningkatkan keterampilan menyimak adalah sebagai berikut: (1) Memahami maksud pembicaraan (2) Menghindari ketergesa-gesa (3) Memahami maksud sendiri. (4) Memperhatikan perbedaan pe- makaian bahasa. (5) Menyadari prasangka sendiri. (6) Memahami prasangka pem- bicara. (7) Memeriksa fakta-fakta pem- bicara. (8) Menyimak pembicaraan sampai selesai. (9) Memanfaatkan waktu me- nyimak sebaik-baiknya.

Upaya yang dilakukan dalam mening- katkan hasil belajar siswa dalam Pembelajaran Menyimak Berita

Materi dalam pembelajaran keterampilan mendengarkan berita pada dasarnya merupakan teknik mendengarkan dengan menyimak secara alami. Hanya saja dalam pembelajaran ini menekankan pada aspek-aspek yang harus diperhatikan ketika se-seorang mendengarkan berita. Sama halnya dengan materi pembelajaran berita, materi pokok dalam pembelajaran keterampilan mendengarkan berita ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi inti dalam se-buah berita. Inti dalam sese-buah berita ada pokok informasi (isi berita) yang di-sampaikan (Wahyono, 2012).

Berkaitan dengan pengertian berita, banyak pakar mengatakan bahwa berita itu sulit didefinisikan (Depdiknas, 2005:28). Meskipun begitu banyak definisi tentang berita. Berbagai definisi memberikan

(7)

penekanan yang berbeda beda. Ada definisi yang bersumber pada aspek “kecepatan kejadian” berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca serta menyangkut kepentingan mereka itu (Depdiknas, 2005:28). Ada definisi yang bersumber pada aspek “kemenarikan perhatian,” berita adalah laporan tentang suatu kejadian yang dapat menarik perhatian pembaca (Depdiknas, 2005:28). Menurut Wahyono (2012) bahwa berita adalah laporan tentang suatu peristiwa atau kejadian. Biasanya peristiwa yang dilaporkan adalah sesuatu yang luar biasa dan menarik perhatian banyak orang. Satu media dengan media yang lain, sering melaporkan peristiwa yang sama. Berarti isi berita juga sama. Namun, cara penyajian kedua media tersebut sering berbeda. Seperti kita ketahui bahwa pokok-pokok (sering disebut unsur-unsur berita) meliputi 5W (what = apa, who = siapa, where = di mana, when = kapan, dan why = mengapa ) + 1H (how = bagaimana).

Pada dasarnya teks berita disusun dengan alur piramida terbalik. Itu artinya berita disajikan dengan cara mendahulukan hal yang terpenting. Yang dianggap paling penting dan menarik disajikan pada awal dan dijadikan teras berita. Bagian-bagian berikutnya adalah penjelasan atas informasi utama yang disajikan. Hal itulah yang menjadikan perbedaan penyajian dalam teks berita. Masing-masing penulis berita (wartawan) tidak sama pendapatnya tentang pentingnya suatu hal (Wahyono, 2012).

Menurut Wahyono (2012) bahwa isi berita adalah materi yang disampaikan dalam sebuah berita untuk mempermudah dalam memahami isi berita. Untuk mengetahui isi berita, dapat menggunakan kata tanya. Kata yang dimaksud adalah; apa, siapa, di mana. kapan, mengapa, dan bagaimana. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan rumusan 5 W + 1 H; what, who,

where, when, why, dan how. Dalam bahasa

Indonesia biasa disingkat dengan istilah "adiksimba" (apa, di mana, kapan, siapa,

mengapa, dan bagaimana). Berikut penjelasan singkat tentang isi berita :

1. Apa: digunakan untuk menanyakan peristiwa.

2. Siapa: digunakan untuk menanyakan orang yang terlibat

3. Dimana: digunakan untuk menanyakan tempat kejadian

4. Kapan: digunakan untuk menanyakan waktu kejadian

5. Mengapa: digunakan untuk me-nanyakan sebab terjadinya peristiwa 6. Bagaimana: digunakan untuk

me-nanyakan jumlah, proses, akibat dsb. Adapun langkah-langkah dalam pem-belajaran menentukan pokok-pokok berita dari radio/televisi (menggunakan audio visual) menurut Alfarizqi, (2017) adalah sebagai berikut,

a. Mendengarkan berita yang

didengar/ditonton melalui radio/televisi

Untuk memperoleh informasi, biasanya orang/masyarakat mendapatkannya melalui radio atau televisi. Informasi yang didengar merupakan sesuatu yang penting untuk diketahui oleh masyarakat luas sehingga kegiatan siaran berita disiarkan ke masyarakat luas. Ketika mendengarkan siaran berita di televisi atau radio, kita harus menyimak dengan sungguh-sungguh agar dapat menemukan hal-hal penting dalam dialog tersebut. Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menyimak berita yang didengar di radio atau di televisi adalah hal-hal pokok isi berita yang penting (Alfarizqi, 2017).

b. Menentukan pokok-pokok berita yang didengar/ditonton melalui radio/televisi

Ketika mendengarkan siaran berita di televisi atau radio, kita harus menyimak dengan sungguh-sungguh agar dapat menemukan pokok-pokok penting dalam berita tersebut (Alfarizqi, 2017). Selanjutnya untuk membantu mengingat isi berita yang diamati/didengarkan, maka siswa disuruh mencatat pokok-pokok informasi yang ada di dalam berita tersebut. Hal-hal penting tersebut meliputi apa, siapa, dimana, kapan, kenapa dan bagaimana.

(8)

c. Mengemukakan isi berita yang didengar/ditonton melalui radio/televisi

Jika kita sudah mempunyai catatan penting tentang isi berita maka selanjutnya adalah memperhatikan kembali isi catatan. Agar informasi dari berita tersebut lebih bermanfaat, usahakan agar siswa dapat mengemukakan kembali isi berita dalam bentuk paragraf. Untuk mengemukakan isi berita menjadi paragraf yang padu dapat dilakukan dengan dua langkah, yaitu (1) menentukan pokok-pokok isi berita yang didengar/ditonton melalui radio/televisi. (2) merumuskan pokok-pokok isi berita menjadi paragraph.

Berkaitan dengan pembelajaran di kelas, khususnya tentang menyimak berita, maka guru mengajak siswa untuk menyimak dan mendengarkan contoh teks rekaman berita sebagai berikut,

Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kota Surabaya sepanjang Hari Rabu mengakibatkan sebuah sekolah di Balongsari Surabaya roboh, di sela kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung. Dua orang siswa dan seorang guru terluka tertimpa atap sekolah yang runtuh (Alfarizqi, 2017).

Setelah mendengarkan teks rekaman berita tersebut, maka dapat ditentukan pokok-pokok isi berita sebagai berikut (Alfarizqi, 2017):

No Pokok Berita Isi Berita 1 Apa Bangunan sekolah roboh 2 Siapa 2 orang siswa dan seorang

guru

3 Dimana Balongsari, surabaya 4 Kapan Hari Rabu

5 Kenapa Karena hujan deras disertai angin

6 Bagaimana Dua orang siswa dan satu guru terluka tertimpa atap yang runtuh saat bangunan sekolah roboh waktu hujan deras disertai angin.

Dari pokok-pokok berita tersebut, dapat dirumuskan menjadi paragraph sebagai berikut:

Hujan deras hari rabu di kota surabaya menyebabkan bangunan sekolah di Balongsari roboh di saat kegiatan belajar mengajar berlangsung yang mengakibatkan dua orang siswa dan satu guru terluka tertimpa atap sekolah yang runtuh (Alfarizqi, 2017).

Langkah-Langkah Penggunaan Media Audio Visual dalam pembelajaran

Sebelum pembelajaran dilaksanakan, terlebih dahulu disusun perencanaan yang disusun oleh guru mata pelajaran pada kegiatan tersebut dan disajikan secara sistematis sebagai berikut:

Kegiatan pendahuluan pembelajaran

Kegiatan pendahuluan pembelajaran berupa ucapan salam, penyampaian tujuan pem-belajaran yang akan disampaikan, pe-ngarahan yang berupa penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran dan memotivasi siswa agar lebih giat dalam mengikuti setiap pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan pen-dahuluan pembelajaran dilaksanakan selama 20 menit. Penggunaan waktu tersebut telah sesuai alokasi waktu yang tersedia.

Kegiatan Inti Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran pada dalam kegiatan inti adalah (1) menyiapkan perangkat, (2) pembentukan kelompok, (3) mengatur tempat duduk siswa dan pengondisian kelas, (4) pembagian kertas untuk catatan setiap siswa, (5) menyimak materi yang di tayangkan guru melalui media audio visual. Untuk selanjutnya dapat dilihat pada contoh rekaman teks berita berikut ini:

(http://triwahyono- shafablog.blogspot.co.id/2011/09/materi-pembelajaran.html Senin, 19 Desember 2011)

(9)

Akibat Isu Warga Lereng Sindoro Panik Metropolitan / Senin, 19 Desember 2011 06:33 WIB Metrotvnews.com, Temanggung:

Warga Temanggung, Jawa Tengah, kembali resah akibat isu yang beredar tentang meletusnya Gunung Sindoro. Keresahan ini adalah kali kedua, sehingga warga terpaksa bersiap untuk mengungsi. Isu yang beredar beberapa hari bahwa Gunung Sindoro akan meletus tanggal 26 Desember nanti, tentunya menimbulkan keresahan warga yang berada di zona bahaya letusan Gunung Sindoro.Warga di Dusun Sibajak, Desa Canggal, Candiroto, Temanggung, misalnya, mereka merasa resah dan bersiap mengungsi terkait beredarnya isu tersebut. Untuk meredam keresahan warga, sejumlah petugas dari Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) turun ke rumah-rumah warga memberikan penjelasan tentang keadaan Gunung Sindoro sebenarnya. Mereka juga meminta warga tidak mempercayai isu-isu yang beredar.

(http://triwahyono- shafablog.blogspot.co.id/2011/09/materi-pembelajaran.html Senin,19 Desember 2011)

(6) mencatat apa yang didengar dari materi yang ditayangkan, berupa deskripsi unsur pokok berita (Isu Gempa Gunung Sindoro).

No Pokok Berita Isi Berita

1 Apa kepanikan atas isu akan terjadi gempa

2 Siapa warga yang berada di zona bahaya, warga Dusun

Sibajak, Desa

Canggal, Candiroto, Temanggung

3 Dimana Dusun Sibajak, Desa Canggal, Candiroto, Temanggung

4 Kapan Senin, 19 Desember 2011 5 Kenapa warga resah

6 Bagaimana isu yang beredar beberapa hari bahwa Gunung Sindoro akan meletus tanggal 26 Desember. Untuk meredam keresahan warga, sejumlah petugas dari Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) turun ke rumah-rumah wargamemberikan penjelasan tentang keadaan Gunung Sindoro

sebenarnya. Mereka juga meminta warga tidak mempercayai isu-isu yang beredar.

(7) berdiskusi untuk membuat rangkuman dari hasil simakan, dan (8) menyampaikan hasil rangkuman, (8) mengevaluasi hasil rangkuman. Penilaian yang dilakukan guru adalah, (1) gagasan dan keantusiasan dalam mengikuti proses pembelajaran, (2) kerja sama kelompok dalam membuat rang-kuman, dan (3) hasil rangkuman dengan memperhatikan kerapian tulisan, ejaan, tanda baca, dan kesempurnaan hasil rang-kuman, mengenai tata bahasanya, model tulisannya, dan bobot serta kualitas rang-kuman. Hasil pekerjaan dipresentasikan oleh perwakilan kelompok Pemberian nilai berkisar antara, sangat baik, baik, sedang, dan kurang.

Untuk mengetahui hasil belajar seseorang siswa dapat dilakukan dengan melakukan tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran memerlukan alat sebagai pengumpul data yang disebut dengan instrumen penilaian hasil belajar. Menurut Wahidmurni, dkk. (2010: 28), instrumen dibagi menjadi dua bagian besar, yakni tes dan non tes. Selanjutnya, menurut Hamalik (2006: 155), memberikan gambaran bahwa hasil belajar yang diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar dengan sungguh-sungguh. Hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik diban-dingkan dengan sebelumnya. Adapun rubrik penilaian sebagai berikut:

Penilaian

Indikator Teknik Instrumen Bentuk Instumen Contoh

 Mampu menemukan pernyataan-pernyataan yang merupakan jawaban dari pertanyaan pokok-pokok berita  Mampu menuliskan pokok-pokok berita dengan ejaan yang benar  Tes tulis  Tes praktik  Tugas  Soal pilihan ganda, isian, menjodohk an, atau esai  Praktik  Pekerjaan rumah atau proyek

(10)

Format Kriteria Penilaian Produk

No. Aspek Kriteria Skor

1. Konsep Semua benar Sebagian besar benar Sebagian kecil benar Semua salah 4 3 2 1 Performansi

No. Aspek Kriteria Skor

1. Praktik Aktif Cukup aktif Kurang aktif 3 2 1 2. Sikap Baik Cukup Kurang 3 2 1 Lembar Penilaian No. Nama Peserta Didik Produk Performansi Jumlah Skor Nilai Praktik Sikap Catatan:

Nilai = (Jumlah skor maksimal)×10

Untuk peserta didik yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan remedial.

Berdasarkan nilai yang diperoleh pada lembar penilaian siswa sebagaimana format tersebut di atas, maka dapat diketahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami pelajaran mendengarkan berita yang telah disampaikan guru. Hal itu dilakukan juga untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.

Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman be-lajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas, 2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Sehubungan dengan pendapat itu, maka Wahidmurni, dkk. (2010: 18) men-jelaskan bahwa sesorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam

dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari segi kemampuan berpi-kirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek.

Kegiatan Penutup Pembelajaran

Pada kegiatan ini dilakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Kegiatan refleksi diman-faaatkan oleh guru dan siswa untuk menilai kemampuan siswa dan kelebihan atau kekurangan pada kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil kajian sebagaimana dipaparkan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media audio visual dalam pembelajaran men-dengarkan berita dirasakan lebih efektif. Hal itu dapat dilihat pada saat pembelajaran berlangsung siswa lebih bersemangat, memperhatikan dan terfokus dengan menggunakan media tersebut. Media audio visual tersebut tentunya dapat digunakan dalam pelajaran Bahasa Indonesia atau mata pelajaran yang lain.

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan berkenaan dengan kesimpulan di atas, diharapkan kepada para guru sebaiknya dalam mengajar atau menyam-paikan materi menggunakan berbagai media agar siswa termotivasi dan bersemangat untuk belajar. Selain itu juga, guru perlu mempertimbangkan media pembelajaran yang akan di gunakan, hendaknya dipilih yang cocok dengan kemampuan siswa, kemudahan dalam perolehannya serta tersedianya fasilitas tersebut di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Alfarizqi. 2017. “Menentukan pokok-pokok

berita”http://alfarizqidotnet.blogspot.co

.id/2017/03/menentukan-pokok-pokok-berita-materi.html diakses pada 21 Oktober 2017 pukul 14.15

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

(11)

Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi

Bahasa dan Sastra Indonesia,

Pengembangan Keterampilan Menulis II: Pengalaman, Berita, Pidato, Resensi

Buku 2.Jakarta : Departemen

Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.

Depdiknas. 2006. Bunga Rampai Keberhasilan

Guru dalam Pembelajaran (SMA, SMK, dan SLB). Jakarta: Depdiknas.

Ginting, Edison. 2011. Diklat Regional Fokus Integrasi Pendidikan Budaya, Karakter Bangsa dan Kewirausahaan dalam Pembelajaran, dalam Swara, Edisi IX Nopember 2011. Cimahi : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri. Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Iskandar, Alex. 2011. Manfaat Media Pembelajaran. dalam Swara, Edisi IX Nopember 2011. Cimahi : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri. Kemendikbud, 2017. Panduan Rapat

Koordinasi Teknis Program

Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan, Pusat Pengembangan

dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa, Bandung.

Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran;

Sebuah Pendekatan Baru,

Ciputat:Gaung Persada Press.

Ridwan, Muhammad Hasbullah. 2017. Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Dengan Media Audio Visual Siswa Smp Plus Darussalam Blokagung Banyuwangi, Dalam Jurnal

Darussalam; Jurnal Pendidikan,

Komunikasi Dan Pemikiran Hukum Islam Vol. Ix, No 1: 30-46. September 2017. Institut Agama Islam Darussalam

(IAIDA), Banyuwangi

Sadiman, Arief S. dkk. 2008. Media

Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2007. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sudjana, Nana. 2008. Dasar-dasar Proses belajar mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses

Belajar Mengajar. (Cet. XV).

Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya. Tarigan, Herny Guntur. 2008. Menyimak

Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa

Bandung.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran

Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Triwahyono. 2011.“Materi Pembelajaran”

http://triwahyono-shafablog.blogspot.co.id/2011/09/mater i-pembelajaran.html diakses pada21 Oktober 2017 pukul 14.05

Triwibowo, H. Totok. 2011. Profesionalisme Guru berbasis pendidikan nilai dengan membangun karakter bangsa, dalam

Swara, Edisi IX Nopember 2011. Pusat

Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri, Cimahi.

Usman, Husaini.2012. Supervisi Efektif dalam

membantu guru meningkatkan seni dan ilmu mengajar, dalam Jurnal Ilmiah

PTK Dikmen, Vol.2, No.1-Oktober 2012, Direktorat P2TK Dikmen, Kemendikbud, Jakarta.

Wahidmurni, Alifin Mustikawan, dan Ali Ridho. 2010. Evaluasi

Pembelajaran: Kompetensi dan

Praktik. Yogyakarta: Nuha Letera.

Wahyono, Tri. 2012. “Mendengarkan Berita” https://triwahyono25.wordpress.com/ keterampilan/menyimak/ didownload 27 Maret 2018.

Referensi

Dokumen terkait

Peranan CSF dalam perencanaan strategis sistem informasi adalah sebagai peng-hubung antara strategi bisnis organisasi dengan strategi sistem informasi, memfokuskan

Saat membaca gambar area inspeksi pada film radiografi, teknik seperti menggunakan sumber cahaya yang kecil dan menggeser film radiografi hingga mengarah pada

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan suatu produk media buku bergambar pembelajaran IPS pada materi kedudukan dan peran keluarga yang dapat dijadikaan

Dari perhitungan yang dilakukan dalam analisis data diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa promosi penjualan memiliki efek secara statistik signifikan terhadap

Parrawana khatam quran, Acara pappatammaq quran (khatam mengaji) dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Quran sekaligus menuntaskan dan mengesahkan bahwa anak dari

Ekstrak daun tapak dara (Catharanthus roseus) bersifat sitotoksik terhadap sel HeLa dan MCF-7 pada konsentrasi 70% sedangkan pada kosentrasi 80% ekstrak bersifat sitotoksik

Hasil dari perhitungan menggunakan (1) rumus (38) dan (39) dan (2) metode grid adalah koordinat lokasi lumbung pangan yang memiliki biaya transportasi minimum di Provinsi

- Terdiri dari tiga bagian, warna merah pucat, berat delapan ratus gram, panjang dua puluh delapan sentimeter, lebar tujuh belas sentimeter, tebal enam