• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI EIGEN DAN FUNGSI EIGEN DARI OPERATOR MOMENTUM SUDUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI EIGEN DAN FUNGSI EIGEN DARI OPERATOR MOMENTUM SUDUT"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

115

NILAI EIGEN DAN FUNGSI EIGEN

DARI OPERATOR MOMENTUM

SUDUT

A. Sifat Dasar Momentum Sudut

p x r

L   (8.1)

B. Komponen-Komponen Momentum Orbital dalam Kerangka Koordinat Cartesian z k y j x i r ˆ ˆ ˆ (8.2) z y x j p k p p i p ˆ ˆ ˆ (8.3)

Dengan cara yang sama komponen-komponen momentum angular dapat dituliskan z y x jL kL L i L ˆ ˆ ˆ (8.4) z y x p p p z y x k j i p x r l ˆ ˆ ˆ    (8.5) k yp xp j xp zp i zp yp L ( z y)ˆ ( x z)ˆ ( y x)ˆ (8.6) Dengan demikian berdasarkan pers (8.4) dan pers. (8.5) dapat kita identifikasi bahwa komponen-komponen momentum sudut adalah sebagai berikut :

Lx = y pz – z py (8.7)

Gambar 8.1 Definisi klasik momentum angular

Arah L mengikuti aturan putaran skrup kanan L

r

(2)

116

Ly = z px – x pz (8.8)

Lz = x py – y px (8.9)

Anda telah pelajari dalam modul pengantar fisika kuantum bahwa setiap besaran yang bisa diamati dan diukur (observable) dapat dikaitkan dengan operatornya. Coba anda ingat lagi konsep postulat kuantisasi.

Tabel 8.1 Besaran dinamis dan operatornya

Besaran Dinamis Operator

Posisi X, Y, Z Momentum linear x P y P z P Momentum sudut Lx, Ly, z L , , x = ix y Pˆ = iy z

= iz X , LˆY, LˆZ

Dengan demikian maka momentum angular dapat diungkapkan sebagai berikut:

Gambar 8.2 Momen dari momentum terhadap pusat sumbu koordinat

Lz = x py – y px x x y py Px p y

(3)

117 y z z y i p z p y LˆX ˆˆz ˆˆy  (8.10) z x x z i p x p z Lˆy ˆˆx ˆˆz  (8.11) x y y x i p y p x Lˆz ˆˆy ˆˆx  (8.12)

Operator momentum linearnya bila kita perluas ke dalam ruang tiga dimensi dapat dituliskan seperti :

z y x i P P P Pˆ (ˆx, ˆy, ˆz)  , ,  i (8.13)

Dengan adalah operator nabla atau operator Laplace. Persamaan (8.10), (8.11), (8.13) berdasarkan persamaan (8.13) dapat dituliskan sebagai:

   r i (8.14) C. Relasi Komutasi B A ˆˆ, = A ˆˆB - B ˆˆA (8.15) Anda juga sudah mempelajari komutator antara operator posisi dan momentum ialah

j i P

Xˆ , ˆ = + i ij (8.16)

Sekarang kita gunakan apa yang sudah kita pelajari untuk menghitung komutator antara operator momentum angular. Komutator antara operator LˆX dan LˆY ialah:

y xL L ˆˆ = LˆX LˆY - LˆY LˆX = YˆPˆzˆ ZˆPˆy ZˆPˆx XˆPˆz - ZˆPˆx XˆPˆz YˆPˆz ZˆPˆy = YˆPˆzZˆPˆx-YˆPˆzXˆPˆz-ZˆPˆyZˆPˆx+ZˆPˆyXˆPˆz-ZˆPˆxYˆPˆz + ZPˆxZˆPˆy + XˆPˆzYˆPˆz - XˆPˆzZˆPˆy = YˆPˆzZˆPˆx ZˆPˆxYˆPˆz + ZˆPˆxZˆPˆy ZˆPˆyZˆPˆx + XˆPˆzYˆPˆz YˆPˆzXˆPˆz + y z z yXP XPZP P Zˆˆ ˆˆ ˆ ˆˆ

(4)

118 = YˆPˆz,ZˆPˆx + ZˆPˆx,ZˆPˆy + XˆPˆz,YˆPz + ZˆPˆy,XˆPˆz = Yˆ Pˆz,Zˆ Pˆx + Zˆ,Zˆ Pˆx,Pˆy + XˆYˆPˆz,Pˆz + XˆPˆy Zˆ,Pˆz = - iY ˆˆ + 0 + 0 + iPxX ˆˆPY = iYˆPˆX XˆPˆy = iXˆPˆy YˆPˆx = iˆL2 : x z y L i L Lˆ , ˆ  ˆ (8.17) y x z L i L Lˆ , ˆ  ˆ (8.18) z y x L i L Lˆ ,ˆ  ˆ (8.19) Latihan :

1. Buktikanlah ketiga relasi tersebut.

Relasi komutator tersebut dapat digabungkan ke dalam satu persamaan vektor tuggal sebagai berikut :

L i L x

L    (8.20)

Relasi komutator di atas merupakan relasi yang mendasar di antara komponen-komponen dari setiap vektor momentum angular. Persamaan tersebut menyatakan bahwa rotasi-rotasi yang berturutan dari kerangka koordinat tertentu dalam dua arah yang berbeda bukan merupakan operasi yang komut.

Besar dari vektor momentum angular adalah akar dari momentum angular total yaitu :

L L L

L 2 . (8.21)

Operator momentum angular total adalah operator vektor z y x jL kL L i L ˆˆ ˆˆ ˆˆ (8.22)

dari persamaan (8.22) dapat kita tentukan bahwa :

2 2 2 2 ˆ ˆ ˆ ˆ . ˆ ˆ z y x L L L L L L (8.23)

(5)

119 Operator ˆL berkomutasi atau komut dengan setiap komponen dari operator 2 vektor momentum angular. Hal itu berarti operator-operator tersebut mempunyai fungsi eigen-fungsi eigen yang simultan. Untuk itu mari kita buktikan pernyataan tersebut yaitu dengan menghitung komutator Lˆ2z dan

2 ˆL sebagai berikut : 0 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ , ˆ ˆ , ˆ ˆ ˆ ˆ , ˆ ˆ , ˆ ˆ ˆ . ˆ , ˆ ˆ . ˆ , ˆ 0 ˆ , ˆ ˆ , ˆ ˆ , ˆ ˆ , ˆ ˆ , ˆ ˆ ˆ ˆ , ˆ ˆ , ˆ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 y x x y x y y x y y z y z y x x z x z x y y z x x z y z x z z z y z x z z y x z z L L i L L i L L i L L i L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L    

Dengan cara yang sama dapat kita buktikan bahwa

0 ˆ , ˆ 0 ˆ , ˆ ˆ , ˆ 2 2 2 L L atau L L L Lx y

Sifat lainnya dari operator momentum angular adalah bahwa operator ˆL dan 2

juga komponen-komponennya bersifat hermitian.

Contoh : Tunjukkanlah bahwa operator x bersifat hermitian. Jawab : Bila x bersifat hermitian harus dipenuhi bahwa :

x x L

(6)

120 x y z y z y i z i y i z i y i z i y i z i y z y z y z x L p z p y z p y p z y z y z y z y z p y p zp yp zp yp L ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ        

Jadi diperoleh Lˆ x Lˆx yang berarti operator x adalah Hermitian.

2. Tunjukkan bahwa operator-operator momentum angular berikut bersifat Hermitian.

a. ˆL2 b. c. x d. y

D. Operator-Operator Shift

Operator Shift didefinisikan sebagai berikut : y x iL L Lˆ ˆ ˆ (8.24) y x iL L Lˆ ˆ ˆ (8.25)

Operator dinamakan operator penaik (rasing operator) dan operator

dinamakan operator penurun (lowering operator). Apa yang akan dinaikkan atau diturunkan oleh kedua operator tersebut? Nanti kita akan pelajari bahwa sifat kedua operator ini serupa dengan operator kreasi dan operator anihilasi. Kedua operator dan tak bersifat Hermitian tapi satu sama lain merupakan adjointnya.

Contoh : Buktikan bahwa operator dan tidak Hermitian. Bukti :

(7)

121 y x y x y x y x iL L L i L L i L L i L L ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ L L tapi L Lˆ ˆ ˆ ˆ (8.26)

Jadi operator tak Hermitian

y x y x y x y x

iL

L

L

i

L

L

i

L

L

i

L

L

ˆ

ˆ

ˆ

ˆ

ˆ

ˆ

ˆ

L L tapi L Lˆ ˆ ˆ ˆ (8.27)

Jadi operator tak Hermitian

Dengan demikian operator dan tak bersifat Hermitian tapi satu sama lain merupakan adjointnya.

Sekarang mari kita hitung komutator antara operator shift dengan operator momentum sudut orbital dan juga dengan komponen-komponennya yaitu :

L L L L L L L

Lˆz, ˆ , ˆz, ˆ , ˆ2, ˆ , ˆx, ˆ dan yang lainnya.

) ˆ ˆ ( ˆ ˆ ) ( ˆ , ˆ ˆ , ˆ ˆ ˆ , ˆ ˆ , ˆ y x x y y z x z y x z z L L L L i komutator sifat n menggunaka L L i L L L i L L L L     (8.28)

(8)

122 L L L L L i komutator sif at n menggunaka L L i L L L i L L L L y x x y y z x z y x z z ˆ ) ˆ ˆ ( ˆ ˆ ) ( ˆ , ˆ ˆ , ˆ ˆ ˆ , ˆ ˆ , ˆ     (8.29)

jadi komutator antara Lˆz dan menghasilkan  .

z x x z z y y z y z z y x z z x z y z y z z z x z x z z y x y x y y x y x y x x y z x z y y x y y z x x y x z y x L L L L L L i L L L L i L L i L L L L L L L i L L L i L L L L L L L L L L L L L L L i L L L i L L i L L L L i L L L L i L L L i L L L L L L ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ , ˆ ˆ , ˆ ˆ ˆ ˆ , ˆ ˆ , ˆ ˆ 0 ˆ ˆ , ˆ ˆ , ˆ ˆ ˆ ˆ , ˆ ˆ , ˆ ˆ 0 ˆ , ˆ ˆ , ˆ ˆ , ˆ ˆ , ˆ ˆ , ˆ ˆ , ˆ ˆ ˆ , ˆ ˆ , ˆ ˆ , ˆ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2         0 ˆ , ˆ2 L L (8.30)

jadi komutator antara ˆL2 dan menghasilkan nol atau operator ˆL2 dan

komut . ) ˆ ( 0 ) ( ˆ , ˆ ˆ , ˆ ˆ ˆ , ˆ ˆ , ˆ z y x x x y x x x L i i komutator sifat n menggunaka L L i L L L i L L L Lz  (8.31)

jadi komutator antara x dan menghasilkan z

Latihan :

3. Coba anda buktikan relasi komutator berikut : a. Lˆ2,Lˆ 0

b. Lˆ2,Lˆz 0 c. Lˆz,Lˆ 2Lˆz

4. Hitunglah komutator dari a. Lˆx,Lˆ

(9)

123 b. Lˆy,Lˆ

c. Lˆy,Lˆ

Selanjutnya marilah kita pelajari lebih jauh bagaimanakah relasi antara operator ˆL , Operator shift dan komponen-komponen vektor operator momentum 2 angular orbital. Untuk itu kita kalikan dan sebagai berikut :

2 2 2 2 2 2 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ] , [ ˆ ˆ ˆ ˆ ) ˆ ˆ ( ) ˆ ˆ ( ˆ ˆ y x z z y x x x y x y x y x L L L L L L L L L L L L i L L L L L i L L i L L L   2 2 2 2 2 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ L L L L L L L Lz z x y z (8.32)

maka operator ˆL dinyatakan dengan operator lainnya adalah 2 z z L L L L Lˆ2 ˆ ˆ ˆ 2  ˆ (8.33)

bila operator perkaliannya dibalik maka akan diperoleh ungkapan yang berbeda-beda sebagai berikut :

2 2 2 2 2 2 2 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ) ˆ ˆ ( ) ˆ ˆ ( ˆ ˆ L L L L L L L L L L L L L L i L L i L L L z y x z z z y x y x y x   (8.34) atau z z L L L L Lˆ2 ˆ ˆ ˆ 2 ˆ (8.35) jadi dengan demikian hubungan antara ˆL dan operator lainnya dapat 2 diungkapkan sebagi berikut :

z z L L L L Lˆ2 ˆ ˆ ˆ 2ˆ (8.36) operator ˆL2 bisa juga diungkapkan dengan bentuk lain yaitu kita jumlahkan

L

(10)

124 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ) ˆ ˆ ˆ ˆ ( 2 1 ) ˆ ˆ ( 2 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L z y x z y x z y x z y x   sehingga diperoleh: 2 2 ˆ ) ˆ ˆ ˆ ˆ ( 2 1 ˆ z L L L L L L (8.37)

E. Nilai Eigen dari Operator Momentum Angular

Setelah anda memahami sifat-sifat dasar momentum sudut orbital, maka pada bagian ini kita akan mempelajari bagaimana menentukan nilai eigen dari momenmtum angular. Nilai eigen relevan terhadap dua jenis momentum angular yaitu orbital dan spin. Pada bagian ini kita akan menggunakan momentum angular umum yang diberi notasi J selain L yang menyatakan momentum angular orbital dan s untuk spin. Operator Jˆ dapat menyatakan Lˆ dan sˆ atau juga menyatakan gabungan keduanya Lˆ sˆ. Momentum angular umum dinyatakan dalam komponennya adalah sebagi berikut :

z y x jJ k J J i J (8.38) relasi komutasi antar komponen-komponennya adalah :

z y x J i J Jˆ , ˆ ] ˆ [  (8.39) x z y J i J Jˆ , ˆ ] ˆ [  (8.40) y x z J i J Jˆ , ˆ ] ˆ [  (8.41) momentum angular umum total dinotasikan dengan ˆJ2. Operator ˆJ2 ini komut dengan setiap komponen dari yaitu :

0 ] ˆ , ˆ [ ] ˆ , ˆ [ ] ˆ , ˆ [Jx J2 Jy J2 Jz J2 (8.42) Demikian pula pernyataan untuk operator shift dengan menggunakan momentum angular umum diubah menjadi operator ladder (Operator tangga) yaitu

y x iJ J

(11)

125 y x iJ J Jˆ ˆ ˆ (8.44) Relasi komutasinya : J J Jˆz, ˆ ] ˆ [ (8.45) 0 ] ˆ , ˆ [J2 Jz (8.46)

sedangkan hubungan antar operator momentum sudut orbital umum dengan operator lainnya diungkapkan sebagai berikut :

z z J J J J Jˆ2 ˆ ˆ ˆ 2ˆ (8.47) dan 2 2 ˆ ) ˆ ˆ ˆ ˆ ( 2 1 ˆ z J J J J J J (8.48)

Dengan menggunakan relasi antara operator Jˆ2,Jˆz,Jˆ dan kita akan menentukan nilai eigen dari operator Jˆz dan

2

ˆJ . Persamaan nilai eigen untuk operator Jˆz ditulis :

m m

z m

Jˆ  (8.49)

Dengan m adalah fungsi eigen dari operator Jˆz dengan nilai m . Kita akan mempelajari batasan-batasan harga m pada persamaan nilai eigen tersebut.

Dalam modul Fisika Modern dan modul Pengantar Fisika Kuantum disebutkan bahwa m berupa kelipatan ganjil dari setengan atau integer.

... , 3 , 2 5 , 2 , 2 3 , 1 , 2 1 , 0 m ,

untuk itu mari kita tinjau relasi komutasi berikut :

J J Jˆz, ˆ ] ˆ

[ 

kalikan kedua ruas dengan m maka m m z J J Jˆ , ˆ ] ˆ [  m m z zJ J J J Jˆ ˆ ˆ ˆ ) ˆ (  m z m m zJ J J J Jˆ ˆ ˆ ˆ ˆ m m m zJ J J m Jˆ ˆ ˆ ˆ  )

(12)

126 m

m

zJ m J

Jˆ ˆ ( 1)ˆ (8.50) Persamaan (8.50) menyatakan bahwa m adalah juga operator dari Jˆz dengan nilai eigen (m 1) dan diungkapkan oleh Jˆ m m 1. Selanjutnya kita kalikan kedua ruas persamaan (8.50) dengan dari kanan

J J J J Jˆz, ˆ ]ˆ ˆ ˆ [ 

kemudian kalikan dengan m

m z m m z m m z z m m z J J J J J J J J J J J J J J J J J J J J J ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ) ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ( ˆ ˆ ˆ ] ˆ , ˆ [    (8.51)

Substitusikan persamaan (8.50) ke dalam pers.(8.51) :

m m m zJ J J J J m J Jˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ( 1)ˆ (8.52) m m zJ J m J J Jˆ ˆ ˆ ( 2)ˆ ˆ (8.53)

Persamaan (8.53) tersebut menyatakan bahwa JˆzJˆ Jˆ m adalah juga fungsi eigen dari operator dengan nilai eigen (m 2)dan diungkapkan oleh:

2 1 ˆ ) ˆ ( ˆ m m m J J J (8.54)

Dengan menggunakan cara yang sama seperti diuraikan diatas dapat dibuktikan bahwa : m m z m z m z J m J J atau J J J J m J J J J 3 3 ˆ ) 3 ( ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ) 3 ( ˆ ˆ ˆ ˆ   (8.55)

berikutnya kita tinjau relasi komutasi berikut:

J J

Jˆz, ˆ ] ˆ

[ 

kalikan kedua ruas masing-masing dengan m dari kanan

m m m z m z m z m m z z m m z m J J J J J J J J J J J J J J J J     ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ) ˆ ˆ ˆ ˆ ( ˆ ] ˆ ˆ [

(13)

127 m J m 1)ˆ (  (8.56)

Pers. (8.56) menyatakan bahwa m adalah juga fungsi eigen dari operator Jˆz dengan nilai eigen (m 1) dan diungkapkan oleh Jˆ m m 1. Sekarang kita kalikan kedua ruas pers.(8.56) dengan dan m dari sebelah kanan

m m z m z m m z z m m z J J J J J J J J J J J J J J J J J J J J J ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ) ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ( ˆ ˆ ˆ ] ˆ ˆ [    (8.57)

Substitusikan pers.(8.56) ke dalam persamaan di atas

m m z m m m z J J m J J J J J J m J J J J ˆ ˆ ) 2 ( ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ) 1 ( ˆ ˆ ˆ ˆ   (8.58)

Persamaan (8.58) menyatakan bahwa J ˆˆ J m adalah juga fungsi eigen dari operator Jˆz dengan nilai eigen (m 2) dan diungkapkan sebagai berikut:

2 1 ˆ ) ˆ ( ˆ m m m J J J (8.59)

Dengan menggunakan cara yang sama dapat dibuktikan bahwa : m m z m zJ J J J J m J Jˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ 3 ( 3)ˆ 3 (8.60)

demikian seterusnya hingga secara umum dapat dituliskan sebagai berikut : m m n zJ m n Jˆ ˆ ( ) (8.61) dan n m m n (8.62)

Berdasarkan apa yang sudah kita pelajari di atas, sekarang kita sudah memperoleh generasi fungsi eigen dari operator Jˆz yang berasal dari fungsi eigen tunggal m yaitu : ...) , , , , , , (... m 2 m1 m m1 m 2 m 3

Anda sudah mempelajari generasi fungsi eigen dan nilai eigen dari operator Jˆz . Sekarang kita akan bahas kasus yang sama untuk operator momentum sudut orbital total umum ˆJ2 . Sebelumnya sudah kita tunjukkan bahwa Jˆz berkomutasi

(14)

128 dengan ˆJ2 .atau [Jˆz Jˆ2] 0, dengan demikian operator-operator tersebut mempunyai fungsi eigen umum. Misalkan m adalah sembarang fungsi eigen dari ˆJ2 dengan nilai eigen 2k2. Maka persamaan nilai eigennya dapat diungkapkan sebagai berikut:

m

m k

Jˆ2 2 2 (8.63)

Tinjau kembali pers. (8.30) dan nyatakan dengan momentum angular orbital umum: 0 ] ˆ , ˆ [J2 J , Kalikan kedua ruas persamaan itu dengan m

m m m m m J J J J J J J J J J 2 2 2 2 2 ˆ ˆ ˆ ˆ 0 ˆ ˆ ˆ ˆ 0 ] ˆ ˆ [ (8.64)

substitusikan persamaan (8.63) pada pers.(8.64) maka diperoleh m m

m J k k J

J

Jˆ2ˆ ˆ 2 2 2 2ˆ (8.65)

persamaan (8.65) tersebut menyatakan bahwa m adalah juga fungsi eigen dari operator ˆJ2 dengan nilai eigen yang sama 2k2. Diungkapkan oleh :

1

ˆ

m m

J (8.66)

Selanjutnya kita kalikan persamaaan (8.64) dengan dan m dari kanan

m m m m m J J J J J J J J J J J J J J J ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ 0 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ 0 ˆ ] ˆ ˆ [ 2 2 2 2 2

substitusi pers. (8.65) ke dalam persamaan di atas maka

m m m m J J k J J J J k J J J J ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ 2 2 2 2 2 2   (8.67)

Persamaan (8.67) menyatakan bahwa J ˆˆ J m adalah juga fungsi eigen dari operator ˆJ2 dengan nilai eigen yang sama 2k2. Berdasarkan apa yang sudah

(15)

129 kita pelajari dapat disimpulkan bahwa seluruh fungsi eigen dari operator ˆJ2 berkaitan dengan nilai eigen yang sama yaitu 2k2. Pertanyaan kita adalah ada berapa banyak fungsi eigen tersebut?. Untuk menjawab permasalahan tersebut mari kita hitung harga rata-rata dari ˆJ2 .

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ      m J J k m J J k J J J k J J J J J m y m m x m m m m y m m x m m m m z m m y m m x m m m m z y x m m m

karena besar m Jˆx2 m dan m Jˆy2 m selalu positif atau nol 0 ˆ 2 m x m J 0 ˆ 2 m y m J maka 2k2 m22 atau m k (8.68) jadi untuk suatu harga k > o maka harga yang mungkin untuk m dalam urutan persamaan (8.) berada di antara +k dan –k. jika mmax adalah harga maksimum dari

m, dapat diasumsikan untuk suatu besaran momentum angular ħk maka 0

ˆ

max

J (8.69) dengan cara yang sama

0 ˆ

m in

J (8.70) Sekarang kita tinjau persamaan:

z z J J J J Jˆ2 ˆ ˆ ˆ 2  ˆ kalikan kedua ruas masing-masing dengan

m a x m max max max max ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ2 2 m z m z m m J J J J J

Berdasarkan pers. (8.49) dan pers. (8.63) maka persamaan di atas menjadi:

m ax 2 m ax m ax 2 2 m ax m ax 2 2 0    k m m ) 1 ( m ax m ax 2 2 2 m m k   (8.71)

(16)

130 Cara yang sama kita lakukan dengan menggunakan persamaan :

z z J J J J Jˆ2 ˆ ˆ ˆ 2  ˆ kalikan kedua ruas masing-masing dengan min

) 1 ( 0 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ m in m in 2 2 2 m in 2 2 m in 2 2 2 m in m in 2 m in m in 2 m m k m m k J J J J J z z       (8.72)

dengan demikian peluang harga m untuk suatu harga J2 2k2 membentuk urutan yang simetris berpusat di m=0 sesuai gambar 8.3.

Dari pers. (8.71) dan pers. (8.72), diperoleh : ) 1 ( ) 1 ( m ax m in m in m ax m m m m (8.73)

persamaan tersebut dipenuhi jika mm ax mm in misalkan mm ax j harga-harga j dapat berupa suatu integer (0, 1, 2, 3, 4, 5 …) atau setengah kali bilangan ganjil

( ,... 2 7 , 2 5 , 2 3 , 2 1

). Dengan demikian jika j adalah suatu integer maka m juga integer

dan jika j adalah 2 1

kali bilangan ganjil maka m juga 2 1

kali bilangan ganjil. Contoh :

Bila j = 1 maka harga m adalah -1, 0, 1. Bila j = 2 maka harga m adalah -2, -1, 0, 1, 2. Bila j = 21 maka harga m adalah

2 1 2 1, .

Bila j = 23

maka harga m adalah 23 2 1 2 1 2 3 , , , .

(17)

131 Dalam kasus j = mmax = mmin dan kita substitusikan ke dalam pers. (8.71)

maka kita akan memperoleh nilai eigen-nilai eigen dari operator ˆJ2 yaitu ) 1 ( 2 2 2 2 j j k J   (8.73)

F. Fungsi Eigen dari Operator Momentum Angular Orbital Lˆ danLˆz

2

1. Harmonik Bola (Spherical Harmonics)

Pada bagian sebelumnya anda sudah mempelajari bagaimana menentukan nilai eigen dari suatu operator momentum angular orbital. Pada bagian ini anda akan mempelajari tentang bagaimana menentukan fungsi eigen dari operator momentum angular orbital. Pada bagian ini anda akan mempelajari tentang bagaimana menentukan fungsi eigen dari operator momentum angular. Terdapat dua cara atau dua teknik untuk menentukan fungsi eigen m dari operator – operator momentum angular Lˆ danLˆz

2

Pertama dengan cara langsung memecahkan persamaan-persamaan nilai eigen berikut: m m z m m m L L         ˆ 1 2 2 (8.74)

Gambar 8.3 Peluang harga m untuk harga J2 2k2 +k mmax mmax-1 mmax+1 mmin m=0 Harga yang berturutan dari m

(18)

132 Kedua mencari solusi persamaan :

0 ˆ



L (8.75)

dengan adalah fungsi eigen-fungsi eigen dari operator 2

ˆL dan LˆZ yang berkaitan dengan bilangan kuantum orbital 

     m , , 1,..., , (8.76)

yang diperoleh dengan mengaplikasikan pada yaitu :

2 1 1 , , ˆ ˆ ˆ , ˆ         L L L L (8.77)

Dalam teknik lainnya untuk memperoleh fungsi eigen m sangat cocok

sekali dan sangat praktis untuk bekerja dalam sistim koordinat spheres (r, , ). Sistim koordinat tersebut berkaitan dengan sistim koordinat Cartesian (x,y,z) melalui persamaan transformasi

X = r sin cos (8.78)

Y = r sin sin (8.79)

Z = r cos (8.80)

Berdasarkan transformasi tersebut maka komponen-komponen Cartesian adalah sebagai berikut : r y r y y z r z z y i L y z z y i L X X   ˆ ˆ (8.81)

(19)

133

Gambar 8.4 Transformasi koordinat Cartesian pada koordinat bola

Berdasarkan pers. (8.81) dan dengan bantuan gambar diatas diperoleh relasi-relasi berikut : r x x r r y r z r x x y r z z y x r cos sin sin cos cos tan cos 2 2 2 2 0 cos cos 2 2 2 z x y x y x r z z r r y y r

Dengan menggunakan relasi tersebut maka komponen dalam arah sumbu x dari momentum sudut orbital ditransformasikan pada sistim koordinat bola adalah

z

y

x

(20)

134 r r y x r r r r z r r i LX 2 cos cos sin cos 0 sin sin sin ˆ  cos cos sin ˆ i LX (8.82)

Komponen dalam arah sumbu y ialah :

r r z r r r r x x y r r r i L r z r z z x r x r x x z i L z x x z i L Y Y Y 0 sin cos sin cos cos cos cos ˆ ˆ ˆ 2 2    sin cot cos ˆ i LY (8.83)

Komponen searah sumbu-z ialah:

r r x x y r r r r y x r r i L r y r x x y r y r y y x i L x y y x i L Z Z Z 2 2 2 cos cos cos cos sin cos cos sin cos sin ˆ ˆ ˆ     i LˆZ (8.84)

Operator momentum sudut orbital total dinyatakan dalam koordinat bola adalah sebagai berikut : 2 2 2 2 2 sin 1 sin sin 1 ˆ L (8.85)

(21)

135 Kita sekarang akan menentukan fungsi eigen m dengan menggunakan teknik pertama. Solusi dari persamaan nilai eigen diatas dinamakan harmonik bola (spherical harmonics) dan secara umum dinotasikan oleh Ym. Sebelum kita bahas

lebih jauh ada dua hal yang perlu kita perhatikan yaitu :

Petama operator-operator momentum angular bilamana dinyatakan dalam koordinat bola tidak bergantung pada r. Fungsi-fungsinya hanya bergantung pada variable , . Hal tersebut berarti bahwa fungsi eigen-fungsi eigen dari operator

2

ˆL dan LˆZ dapat dipilih tak bergantung pada r yaitu: ,

m m

Y

Y (8.85)

Kedua fungsi eigen yang akan kita tentukan adalah fungsi eigen yang ternomalisasi yaitu : 1 2 dr Y ruang seluruh m  (8.86)

Persamaan nilai eigen untuk operator LˆZdiungkapkan oleh m

m

imY

Y (8.87)

Persamaan tersebut hanya menentukan kebergantungan pada Ymmisalkan:

m m m

Y ,  (8.88)

subtitusikan persamaan (8.88) ke persamaan (8.87) maka m m m m im  (8.89)

kemudian bagi kedua ruas dengan m m

(22)

136 .... 3 , 2 , 1 , 0 2 1 1 m e im im im im m m m m m m m (8.90)

Selanjutnya kita substitusikan pers (8.90) dan pers (8.85) kedalam pers (8.74):

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 cos 1 sin sin 1 sin cos 0 sin 1 sin sin 1 2 1 1 2 1 sin 1 sin sin 1 d d d d misalkan m d d d d e e m m m l im m im         

substitusikan harga d dan sin2 ke dalam pers (8.91) maka kita peroleh ungkapan dalam variable yaitu:

0 1 1 1 2 2 2 m d d d d   (8.92)

dengan harga antara 1 1bila pada pers.(8.92) kita ambil harga m=0 dan harga  maka persamaan tersebut menjadi

0 1 2  d d d d (8.93)

Persamaan (8.93) dikenal dengan nama persamaan Legendre. P tersebut adalah persamaan nilai eigen dari operator

2

ˆL

nilai eigen . Solusi pers (8.93) dapat diperoleh dengan membentuk deret pangkat dari . Solusi deret tersebut terbatasi

(23)

137 dalam interval 1 1 hal itu berakibat nilai eigen harus berbentuk

1 

 dimana  dan berupa integer. Hal itu berarti kembali ke bentuk nilai eigen dari operator Zsemula yaitu :

1 ˆ2 2    L

Solusi deret untuk terdiri dari sejumlah bilangan berhingga hal itu berarti

bahwa adalah suatu polinomial berorde . Polinomial ini dinamakan Legendre polimonial yang dinyatakan dalam bentuk formula Rodrigues yaitu :

     ! 1 2 1 2 d d P (8.94)

Solusi persamaan (8.92) dan pers (8.93) diperoleh dengan member associated Legendre Polynomials yang didefinisikan oleh operator operator diferensial pada

P berikut : m m m m m d P d P 2  1 2 1 1 (8.95)

dengan m berupa integer positip

Diferensialkan persamaan Legendre pers.(8.93) sebanyak mk dan gantikan dengan  1 dan dengan P maka

0 1 1 1 2 2 2 m m P m d dP d d   (8.96)

Bila pers.(8.96) kita bandingkan dengan pers (8.92) maka d diindikasikan bahwa m

P adalah solusi dari persamaan yang sama. Persamaan itu juga tidak berubah bila diganti dengan –m, jadi dapat kita simpulkan bahwa P m adalah juga solusi dari persamaan tersebut.

Dengan demikian secara ringkas kita telah temukan bahwa solusi m pada

pers(8.92) diberikan oleh associated Legendre Polynomial Pm . Sedangkan relasi yang tepat antara m dan

m

(24)

138 2 0 1 1 2 2 4 2 m im m e d dr Y (8.97) karena 1 1 2 m d maka diperoleh: m m P m m       2 1 ! 2 ! 2 (8.98) Substitusi pers.(8.90) dan (8.98) ke dalam (8.88) maka funsi eigen Ymmenjadi:

m im m P m m e Y     2 1 ! 2 ! 2 2 1 (8.99)

Gambar

Gambar 8.1 Definisi klasik momentum angular  Arah  L
Gambar 8.2 Momen dari momentum terhadap pusat sumbu koordinat   L z  = x p y  – y p x  x x y py Px yp
Gambar 8.3 Peluang harga m untuk harga  J 2  2 k 2+k mmax mmax-1 mmax+1 mmin m=0  Harga yang   berturutan dari m

Referensi

Dokumen terkait

Masalah dasar dari pemodelan stokastik dengan proses Markov adalah menentukan deskripsi state yang sesuai, sehingga proses stokastik yang berpadanan akan benar-benar memiliki

Kerangka Kerja Klasifikasi Kesalahan dalam Menentukan Nilai Fungsi Trigonometri Sudut Istimewa Jenis kesalahan Indikator-Indikator Kesalahan Kesalahan prinsip Kesalahan dalam

Kesalahan pertama adalah kesalahan prinsip dalam menentukan nilai fungsi trigonometri sudut kuadran yang terdiri dari kesalahan menerapkan identitas kebalikan yang tidak sesuai,