• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA KOREA SELATAN SELATAN PERIODE : JANUARI OKTOBER 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA KOREA SELATAN SELATAN PERIODE : JANUARI OKTOBER 2015"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA – KOREA SELATAN SELATAN PERIODE : JANUARI – OKTOBER 2015

A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Korea Selatan Selatan

1. Total perdagangan Korea Selatan Selatan dengan Dunia pada periode Januari-Oktober 2015 sebesar US$ 807,6 miliar atau turun 11,92% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar US$ 916,9 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Korea Selatan Selatan ke Dunia periode Januari - Oktober 2015 sebesar US$ 440,2 miliar atau turun 7,63% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar US$ 476,6 miliar. Sedangkan, impor Korea Selatan Selatan dari Dunia sebesar US$ 367,4 miliar atau turun 16,56% apabila dibanding nilai impor periode Januari-Oktober 2014 sebesar US$ 440,3 miliar.

2. Neraca perdagangan Korea Selatan Selatan dengan Dunia periode Januari-Oktober 2015 surplus sebesar US$ 72,86 miliar atau meningkat sebesar 100,51% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, yang tercatat surplus sebesar US$ 36,34 miliar.

3. Beberapa komoditi impor Korea Selatan Selatan terbesar pada periode Januari-Oktober 2015, antara lain :

 Petroleum oils and oils obtained from bituminous (HS 270900) dengan nilai sebesar US$ 47.323,5 juta turun sebesar 42,1 % dibanding periode yang sama tahun 2014, dengan pangsa pasar 12,9%;

 Processors and Controllers, Whether or Not Combine (HS 854231) sebesar US$ 16.053,2 juta naik sebesar 20,4%, dengan pangsa pasar 4,4%;

 Natural Gas (Liquefied) (HS 271111) sebesar US$ 15.840,6 juta, turun 37,7% dengan pangsa pasar 4,3%;

 Light Oils and Preparations (HS 271012) US$ 9.854,2 juta, turun 48,3% dengan pangsa pasar 2,7%;

 Bituminous coal (HS 270112) sebesar US$ 7.431,9 juta, turun 19,2% dengan pangsa pasar 2,0%;

4. Negara tujuan ekspor terbesar Korea Selatan Selatan pada periode Januari-Oktober 2015 adalah China dengan nilai US$ 114,55 miliar atau turun 4,27% bila dibanding periode yang sama tahun 2014. Kemudian, Amerika Serikat dengan nilai US$ 58,44 miliar atau naik 1,20%. Selanjutnya, ekspor ke Hongkong periode ini sebesar US$ 24,70 miliar, dan naik 10,57% apabila dibandingkan dengan periode yang

(2)

sama tahun 2014 yang mencapai US$ 22,34 miliar. Ketiga negara kontribusinya terhadap ekspor Korea Selatan Selatan pada periode ini, mencapai 44,91%. Sementara itu, negara-negara asal impor Korea Selatan Selatan terbesar pada periode Januari-Oktober 2015 adalah China dengan nilai US$ 75,13 miliar atau meningkat sebesar 1,82% dibanding periode yang sama tahun 2014. Kemudian, Jepang sebesar US$ 38,80 miliar (-13,72%), dan Amerika Serikat sebesar US$ 37,08 miliar (-2,19%). Ketiga negara tersebut kontribusinya terhadap impor Korea Selatan Selatan pada periode ini mencapai 41,11%.

B. Perkembangan Perdagangan Bilateral Korea Selatan Selatan dengan Indonesia 1. Total perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan Selatan pada periode

Oktober 2015 sebesar US$ 14.237,91 juta, turun 28,93% dibanding periode Oktober 2014, yang tercatat US$ 20.033,64 juta. Total perdagangan periode Januari-Oktober 2015 tersebut, terdiri dari ekspor Indonesia ke Korea Selatan Selatan sebesar US$ 7.453,24 juta yang turun 28,90 % dibanding periode yang sama tahun 2014 yang mencapai US$ 10.482,95 juta, dan impor Indonesia dari Korea Selatan Selatan sebesar US$ 6.784,68 juta dan turun 28,96% dibanding periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar US$ 9.550,70 juta. Neraca perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan Selatan surplus bagi Indonesia sebesar US$ 668,56 juta, atau turun 28,29% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, yang tercatat surplus bagi Indonesia sebesar US$ 932,25 juta.

2. Nilai ekspor non-migas Indonesia turun sebesar 6,99% yaitu dari US$ 5.934,75 juta pada periode Januari-Oktober 2014 menjadi US$ 5.519,64 juta untuk periode yang sama pada tahun 2015. Neraca perdagangannya dengan Korea Selatan Selatan pada periode Januari-Oktober 2015, tercatat surplus bagi Indonesia sebesar US$ 532,43 juta. Demikian juga, neraca migas antara Indonesia dengan Korea Selatan Selatan tercatat surplus sebesar US$ 136,12 juta pada periode ini.

3. Pada periode Januari-Oktober 2015 produk ekspor non-migas utama Indonesia ke Korea Selatan Selatan adalah barang tambang (batubara, nikel, tembaga, timah, dll), produk2 setengah jadi dari besi dan cmpuran baja, palm oil & turunannya, karet alam, produk-produk kimiawi, kayu lapis, sepatu serta perangkat TV, dll.

(3)

C. Lain-lain

1. Selama bulan Oktober 2015, Atdag Seoul, Korea Selatan Selatan tidak ada menerima offer to buy produk-produk dari perusahaan Korea Selatan Selatan untuk ditindak lanjuti (Atdag) Seoul, Korea Selatan Selatan.

2. Perkembangan Indikator Ekonomi Korea Selatan Selatan.

Perbaikan ekonomi telah menyentuh momentumnya kembali dengan menguatnya konsumsi domestik, yang dipimpin output industri, mendorong produksi dan investasi. Ekonomi menambah 347,000 pekerjaan dibandingkan terhadap periode yang sama di bulan September, sebagaimana lapangan pekerjaan tumbuh dengan kecepatan lebih cepat dibandingkan dengan bulan sebelumnya (256,000), membantu pemulihan permintaan domestik.

Inflasi harga konsumen bulan Oktober 2015 naik 0,9 persen dibanding bulan Oktober 2014, meskipun harga minyak masih rendah. Inflasi inti, yang tidak termasuk minyak dan produk pertanian dan lebih terkait terhadap permintaan, tumbuh pada angka 2,3% persen. Produksi minyak dan manufaktur meningkat pesat dibanding bulan September yaitu dari 0,2 persen ke 1,9 persen, sebagaimana konsumsi domestik terus menguat dan produksi semi konduktor meningkat, diikuti dengan munculnya produk ponsel baru.

Pada bulan September 2015, penjualan ritel dan layanan jasa meningkat selama tiga bulan berturut-turut, naik 1,2 dan 0,5 persen, didukung oleh Korea Selatan Grand Sale, pemotongan pajak konsumsi individu dan penjualan terkait hari libur Chuseok. Investasi fasilitas melambung terhadap bulan sebelumnya di bulan September, dari 0,9 persen penurunan, menjadi 4,1 persen kenaikan, disebabkan meningkatnya investasi pada peralatan transportasi, dan penyelesaian konstruksi meningkat untuk bulan kelima berurutan, naik 4,9 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya, sebagaimana konstruksi bangunan dan pekerjaan teknik sipil yang meningkat. Indikator siklus dari gabungan indeks serupa naik meningkat untuk bulan ketiga berturut-turut pada September, naik 0,7 poin, dimana indikator siklus dari gabungan indeks memimpin naik 0,5 poin, yang bertahan positif selama dua bulan.

Ekspor turun 15,8 persen terhadap Oktober 2014 pada bulan Oktober 2015, akibat efek dasar yang tinggi dari tahun lalu, ketika ekspor menyentuh rekor tinggi pada US$ 51,8 miliar, serta perawatan reguler pada pengilangan minyak. Pada bulan Oktober, tingkat suku bunga pasar dan harga saham meningkat di tengah meningkatnya kecenderungan mengambil risiko. Won Korea Selatan menguat baik terhadap dolar Amerika dan yen Jepang. Demikian juga, harga rumah dan Jeonse

(4)

(jumlah deposit tanpa pembayaran setiap bulan) masih meningkat terhadap bulan sebelumnya pada Oktober 2015, masing-masing meningkat 0,3 persen dan 0,4 persen. Meskipun ada perbaikan ekonomi, berkat menguatnya konsumsi domestik, ekspor tetap lemah dengan ketidakpastian eksternal, karena kenaikan suku bunga Fed dan melemahnya ekonomi China juga menjadi resiko. Pemerintah akan mempertahankan momentum pemulihan ekonomi ini melalui penguatan konsumsi domestik, dengan mengimplementasikan paket stimulus lebih dari 9 triliun won seperti yang direncanakan, dan terus mengusahakan daya saing ekspor untuk mencapai keberhasilan perbaikan empat area yaitu sektor publik, pendidikan, ketenaga kerjaan, dan keuangan. Pemerintah akan terus memonitor perkembangan ekonomi internal dan eksternal serta meninjau ketidakpastian dan efek kemungkinannya pada pasar keuangan domestik, dan selalu tanggap membuat respon yang sesuai jika dibutuhkan. 3. Partisipasi Indonesia pada ASEAN Trade Fair 2015 di Korea Selatan.

Negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) adalah salah satu mitra penting Korea Selatan di semua sektor termasuk dalam hal perdagangan. Sepuluh negara yang terletak di kawasan ini, dimana Indonesia sebagai negara terbesar merupakan mitra dagang terbesar kedua Korea Selatan, dengan total perdagangan tahun 2014 mencapai nilai sebesar US$ 138 miliar. Volume dan nilai perdagangan semakin meningkat khususnya sejak ditandatangani dan berlakunya Free Trade Agreement ASEAN-Korea Selatan beberapa tahun yang lalu.

Dalam upaya mendorong nilai dan volume perdagangan antar ASEAN dengan Korea Selatan, ASEAN-Korea Selatan Center (AKC), lembaga yang lahir mengikuti dilaksanakannya FTA ASEAN-Korea Selatan, secara cukup aktif memfasilitasi pelaku usaha dari negara-negara kawasan ASEAN, agar produk yang diproduksi dapat masuk dan bersaing di pasar Korea Selatan. Salah satu kegiatannya adalah dengan mengajak pelaku usaha dari negara-negara ASEAN berpartisipasi pada pameran di Korea Selatan. Pada tahun 2015, AKC memfasilitasi pelaku usaha dari negara-negara ASEAN untuk berpartisipasi pada 2 (dua) pameran yang berbeda tergantung sektor produk yang diminati masing-masing negara ASEAN. Indonesia tahun 2015 mengikuti pameran furniture dan pameran ASEAN Trade Fair.

Pameran ASEAN Trade Fair 2015 bertema Touch and Taste ASEAN berlangsung 18– 21 November 2015 di Seoul. Pameran ini bersamaan dengan pameran Food Week yang merupakan pameran produk makanan terbesar di Korea Selatan yang didukung the Ministry of Trade, Industry and Energy; Ministry of Food and Drug Safety; Seoul City Office and Gangnam District Office. Kegiatan pameran ASEAN Trade Fair

(5)

disesuaikan dengan kegiatan pameran Food Week, merupakan langkah strategis karena pengunjung pameran Food Week secara bersamaan juga mengunjungi pameran ASEAN Trade Fair.

Pameran ASEAN Trade Fair tahun 2015 merupakan kedua kalinya, dimana pada tahun 2014 difasilitasi 87 perusahaan dari 10 negara ASEAN, dan tahun 2015 difasilitasi 100 perusahaan. Seperti tahun 2014, tahun 2015 juga menampilkan produk makanan. Peserta dari Indonesia dijaring oleh Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, dan pihak AKC dengan melakukan kurasi terhadap produk peserta yang mempunyai potensi di Korea Selatan.

Berdasarkan kurasi terpilih 10 (sepuluh) perushaan produk makanan dari Indonesia yang difasilitasi pada pameran ini yaitu : PT. Mashroom Factory Indonesia; PT. Manohara Asri; PT. Fruit-ING Indonesia; PT. Garudafood Putra Putri Jaya; PT. Indo American Seafoods; PT. Indokom Citra Persada; PT. Insan Citraprima Sejahtera; PT. Kampung Kearifan Indonesia; PT. Mushroom Factory Indonesia; PT. Pondan Pangan Makmur Indonesia; PT. Toba Surimi Industries.

Selain pameran dalam upaya AKC untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang potensi pasar Korea Selatan, selain berpartisipasi pada pameran ASEAN Trade Fair, kepada para peserta sebelum pelaksanaan pameran juga diikutkan di beberapa kegiatan yaitu : melakukan market research, dan memberikan seminar tentang potensi dan strategi memasuki pasar Korea Selatan. Market research dilaksanakan dengan kunjungan ke hypermarket besar, E-mart dan A-mart, untuk melihat secara langsung produk-produk makanan yang dipasarkan di Korea Selatan. Kegiatan seminar diikuti seluruh delegasi dari negara ASEAN : Procedures for plant quarantine & import permit of Korea Selatan; Food safety policy for imported goods; Effective utilization of ASEAN-Korea Selatan FTRA in the food industry dan Customs procedures in the food Industry. Seminar ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan para pelaku usaha di negara ASEAN mengenai peraturan bagi barang-barang yang me masuki Korea Selatan, khususnya produk makanan.

Dengan keikutsertaan perusahaan produk makanan Indonesia pada pameran ini, diharapkan produk makanan Indonesia yang berkualitas semakin dikenal dan disukai di Korea Selatan. Konsumen produk makanan Indonesia di Korea Selatan lebih banyak dikonsumsi perkerja asing yang tinggal di Korea Selatan khususnya yang berasal dari Asia Tenggara dan Asia Selatan, semoga melalui kegiatan pameran ini ke depannya konsumen produk Indonesia juga dari kalangan masyarakat Korea Selatan. Sumber : Laporan Atdag Seoul, Korea Selatan, November 2015

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah dilakukan evaluasi oleh Pokja ULP Dinas Pekerjaan Umum yang dibentuk berdasarkan surat keputusan Bupati Aceh Jaya Nomor No. Nasional

Nilai ekonomi yang dihitung pada Hutan Larangan Adat Kenegerian Rumbio pada penelitian ini adalah nilai ekonomi air untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga, perikanan dan

Saya baru mendapat provit pada bulan Nopember sebesar 10% dari saham saya karena dalam surat perjanjian tersebut tertera pihak KSP Pandawa Group akan memberikan profit sebesar 10%

Buka properties dari user yang telah kita buat, pilih tab Account/tab Account expires dapat diatur hari, bulan, tanggal dan tahun kapan account tersebut akan expires.. Mengatur

Segenap dosen dan Staf Program Studi Gizi S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.. Seluruh

Berbeda dengan BU, SI adalah partai rakyat biasa yang dipimpin oleh kaum intelektual Muslim, sesuatu yang baru dalam sejarah umat Islam Indonesia.. Smith (ed),

Perencanaan sistem pencahayaan dan pendingin ruangan telah dibutuhkan dalam ruang kantor untuk penghematan energi listrik di ruang kantor PT WIDATRA BHAKTI,

Silase merupakan suatu proses fermentasi yang menghirolisa protein dan komponen lain dari bahan pakan dalam suasana asam sehingga bakteri pembusuk tidak dapat hidup dan