• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Kondisi Awal

Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru

mengajar secara konvensional atau hanya menggunakan ceramah saja. Guru cenderung mentransfer ilmu pada siswa, guru lebih aktif daripada siswa, sehingga siswa menjadi pasif dan cenderung bosan. Melihat kondisi pembelajaran yang monoton, suasana pembelajaran tampak kaku, berdampak pada kekurangaktifan siswa kelas VI dalam menerima materi pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada perolehan nilai pada tabel dibawah 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Nilai Tes Pra Siklus

No. Nilai Frekuensi Persentase

1 ≥75 5 36% 2 65-74 2 14% 3 55-64 4 29% 4 45-54 2 14% 5 35-44 1 7% Jumlah 14 100%

Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.1 dapat dibuat diagram lingkaran seperti tampak pada gambar 4.1.

36% 14% 29% 14.00% 7.00% >75 65‐74 55‐64 45‐54 35‐44 26

(2)

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 75 ke atas sebanyak 36% atau 5 siswa, yang mendapat nilai 65-74 sebanyak 14% atau 2 siswa, yang mendapat nilai 55-64 sebanyak 29 % atau 4 siswa, yang mendapat nilai 45-54 sebanyak 14% atau 2 siswa, dan yang mendapat nilai 35-44 sebanyak 7% atau 1 siswa.

Berdasarkan data hasil tes menunjukkan sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Data ketuntasan belajar kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus

No. Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase

1. Tuntas 5 36%

2. Belum Tuntas 9 64%

Jumlah 14 100%

Tabel 4.2 ketuntasan belajar siswa hasil tes pra siklus dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM 75 sebanyak 9 siswa. Dengan demikian ada 9 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar minimal (KKM). Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal ada 5 siswa. Perbandingan antara yang sudah tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada diagram lingkaran seperti gambar 4.2.

36% 64% Tuntas Belum Tuntas Gambar 4.2

(3)

Apabila hasil nilai pra siklus dianalisa berdasarkan nilai tertinggi, nilai terendah, dan nilai rata-rata akan tampak seperti pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Perolehan Nilai Tes Pra Siklus

No. Uraian Nilai

1. Nilai tertinggi 85

2. Nilai terendah 40

3. Nilai rata-rata 64

Untuk memperjelas hasil tertinggi, terendah, maupun nilai rata-rata pada tabel 4.3 dapat digambarkan dengan diagram batang seperti berikut.

0 20 40 60 80 100 Nilai  Tertinggi Nilai  Terendah Nilai Rata‐ rata 85 40 64 Nilai Gambar 4.3

Grafik Perolehan Nilai Hasil Belajar Pra Siklus

Mendasar pada hasil observasi awal, hasil ulangan harian yang ditunjukkan pada gambar 4.3 disebabkan karena cara guru dalam mengajar IPA masih menggunakan model konvensional, dimana metode ceramah masih mendominasi proses kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik yang berakibat siswa bosan, pasif, kurang memperhatikan pelajaran.

(4)

4.2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 4.2.1. Perencanaan Tindakan

Siklus 1 terdiri dari 3 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 16, 17 dan 18 November 2011. Sebelum proses pembelajaran siklus 1 dilaksanakan, peneliti telah melakukan diskusi dengan teman sejawat/observer untuk menentukan metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran berlangsung kondusif. Peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran siklus 1 untuk mata pelajaran IPA materi penyebeb perubahan benda. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti menggunakan metode Jigsaw, adapun langkah-langkah pembelajaran terlampir.

Kemudian peneliti menyiapkan lembar observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang diamati oleh observer. Dan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang diajarkan, peneliti merancang alat evaluasi berupa soal tes yang akan menguji siswa berkaitan materi tersebut.

Perencanaan yang dilakukan tersebut diatas telah mampu menjadi pedoman yang sistematis dalam proses pembelajaran, artinya susunan program tersebut terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar.

4.2.2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 ini telah sesuai dengan yang direncanakan. Langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan cukup baik, pada kegiatan awal peneliti telah mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya kegiatan berjalan cukup lancar.

Pada kegiatan inti: guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas dan ringkas, guru mengatur tempat duduk siswa, guru menjelaskan materi secara singkat, guru membagi siswa dalam beberapa

(5)

kelompok, guru membagi materi pelajaran dalam bentuk teks yang sudah dubagi per sub pokok bahasan, guru menyuruh setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya, membantu siswa memberi informasi jika diperlukan siswa, guru menyuruh tiap anggota kelompok yang lain yang telah mempelajari sub bab yang sama agar bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikannya, guru mengarahkan agar setiap kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar temannya, guru membimbing kegiatan siswa, guru memberi kesempatan pada siswa untuk melaporkan hasil diskusi, guru memberi kesempatan kelompok lain untuk menanggapi diskusi.

Sedangkan kegiatan akhir diisi dengan membuat rangkuman, tanya jawab, tes evaluasi dan tindak lanjut.

Pengamatan terhadap siklus 1 dilakukan selama 3 kali pertemuan. Observer yang mengajar di kelas V SD Negeri Klecoregonang, mengikuti seluruh proses tindakan yang dilaksanakan di kelas VI SDN Klecoregonang.

Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 (3xpertemuan) dapat dilihat sebagai berikut:

1) Guru belum membuka pelajaran dengan salam 2) Guru sudah mengecek kehadiran siswa

3) Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran 4) Guru belum melakukan apersepsi

5) Guru sudah mengatur tempat duduk siswa

6) Guru belum menjelaskan/mengemukakan masalah yang akan dicari jawabannya melalui metode Jigsaw

7) Siswa sudah dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 3-4 orang) dan memberi pengarahan mengenai metode jigsaw

8) Guru sudah memberikan materi dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagikan menjadi beberapa sub bab

(6)

9) Guru sudah menyuruh setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya 10) Guru sudah membantu siswa memberi informasi jika diperlukan

siswa

11) Guru sudah menyuruh tiap anggota kelompok yang lain yang telah mempelajari sub bab yang sama agar bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikannya

12) Guru sudah mengarahkan agar setiap kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar temannya

13) Guru belum mengarahkan terjadinya interaksi antar siswa

14) Guru sudah memberi pengarahan kepada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengamatan

15) Guru belum membimbing siswa dalam membuat kesimpulan

16) Guru sudah melaksanakan evaluasi dengan membagi lembar tes formatif untuk dikerjakan secara individu

Rincian diatas seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

(7)

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh Ibu Ismi, S.Pd., selaku observer sudah menunjukkan hasil yang sesuai rencana. Rekap hasil pengamatan pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut.

Rekap Lembar Observasi Siklus 1

NO.

PERILAKU GURU YANG DIOBSERVASI Pertemuan ke- Ket 1 2 3 ada Tida k ada ada Tida k ada ada Tida k ada 1. a) Kegiatan Awal 1) Membuka pelajaran dengan salam 2) Mengecek kehadiran siswa 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4) Melakukan apersepsi 5) Guru mengatur tempat

duduk siswa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2. b) Kegiatan Inti 6) Guru menjelaskan/mengemukak an masalah yang akan dicari jawabannya melalui metode Jigsaw

7) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 3-4 orang) dan memberi pengarahan mengenai metode jigsaw

8) Guru memberikan materi dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagikan menjadi beberapa sub bab 9) Guru menyuruh setiap

anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya

10) Membantu siswa memberi informasi jika diperlukan siswa

11) Guru mnyuruh tiap anggota kelompok yang lain yang telah

mempelajari sub bab yang sama agar bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikannya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

(8)

NO.

PERILAKU GURU YANG DIOBSERVASI Pertemuan ke- Ket 1 2 3 ada Tida k ada ada Tida k ada ada Tida k ada

12) Guru mengarahkan agar setiap kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar temannya 13) Mengarahkan terjadinya

interaksi antar siswa 14) Guru memberi pengarahan

kepada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengamatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ 3. c) Kegiatan Penutup

15) Guru membimbing siswa dalam membuat

kesimpulan 16) Guru melaksanakan

evaluasi dengan membagi lembar tes formatif untuk dikerjakan secara individu

√ √ √ √ √ √ √ √ √

Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar berupa nilai tes formatif diperoleh data nilai siswa. Selanjutnya hasil tes tersebut dianalisa dalam bentuk tabel 4.4.

Tabel 4.4 Nilai Tes Siklus 1

No. Nilai Frekuensi Persentase

1 ≥75 8 57% 2 65-74 4 29% 3 55-64 2 14% 4 45-54 0 0 5 35-44 0 0 Jumlah 14 100%

(9)

Dari analisa nilai tes pada tabel 4.4 dapat dibuat diagram lingkaran seperti berikut.

57% 29% 14% 0.00% 0 >75 65‐74 55‐64 45‐54 35‐44 Gambar 4.5

Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siklus 1

Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram terlihat jelas perbandingannya bahwa gambar 4.4 menunjukkan jumlah siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 57% atau 8 siswa, yang mendapat nilai 65-74 sebanyak 29 % atau 4 siswa, yang mendapat nilai 55-64 sebanyak 14% atau 2 siswa, yang mendapat nilai 45-54 sebanyak 0% atau 0 siswa, dan yang mendapat nilai 35-44 sebanyak 0% atau 0 siswa.

Hasil tes pada siklus 1 tersebut apabila dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5

Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus 1

No. Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase

1. Tuntas 8 57%

2. Belum Tuntas 6 43%

(10)

Tabel 4.5 ketuntasan belajar siswa hasil tes siklus 1 dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM 75 sebanyak 6 siswa. Dengan demikian ada 6 siswa yang yang belum mencapai ketuntasan belajar minimal. Sedangkan yang sudah mencapai KKM ada 8 siswa. Perbandingan antara yang sudah tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada diagram lingkaran berikut.

57% 43% Tuntas Belum Tuntas Gambar 4.6

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1

Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat diketahui dari jumlah siswa kelas VI sebanyak 14 siswa, yang sudah tuntas 57% atau 8 siswa, dan yang belum tuntas sebanyak 43% atau 6 siswa. Adapun bila dianalisa berdasarkan perolehan nilai siswa dapat disajikan pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Nilai Tes Formatif Siklus 1

No. Uraian Nilai

1. Nilai tertinggi 90

2. Nilai terendah 55

3. Nilai rata-rata 73.5

Berdasar tabel 4.6 dapat digambarkan dalam bentuk diagram seperti gambar 4.6 dibawah.

(11)

0 20 40 60 80 100 Nilai  Tertinggi Nilai  Terendah Nilai Rata‐ rata 90 55 73.5 Nilai Gambar 4.7

Grafik Perolehan Nilai Hasil Belajar Siklus 1

Pengamatan terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran menunjukkan hasil yang baik. Hasil pengamatan kinerja guru terlampir.

Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan tindakan pada siklus 2.

4.2.3. Evaluasi dan Refleksi

Berdasarkan hasil evaluasi tes kemampuan awal dan hasil tes siklus 1 dapat dilihat adanya peningkatan perolehan nilai siswa dari sebelum tindakan dan sesudah tindakan siklus 1. Perbandingan hasil ulangan pra siklus dan siklus 1 dapat disajikan dalam tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7

Perbandingan Hasil Nilai Tes Pra Siklus dan Siklus 1

No. Nilai Pra Siklus Siklus 1

1 ≥75 5 8 2 65-74 2 4 3 55-64 4 2 4 45-54 2 0 5 35-44 1 0 Jumlah 14 14

Peningkatan hasil tes formatif siswa antara sebelum siklus dan sesudah siklus 1 dapat dilihat pada grafik seperti berikut.

(12)

0 2 4 6 8 >75 65‐74 55‐64 45‐54 35‐44 5 2 4 2 1 8 4 2 0 0 Pra Siklus Siklus 1 Gambar 4.8

Grafik Perbandingan Hasil Nilai Tes Pra Siklus dan Siklus 1

Berdasarkan data perolehan nilai tes pada gambar 4.8 ada peningkatan hasil belajar siswa sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Sebelum siklus 1 siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 5 siswa, setelah siklus 1 naik menjadi 8 siswa. Yang mendapat nilai 65-74 sebelum siklus 1 sebanyak 2 siswa dan setelah siklus 1 menjadi 4 siswa. Yang mendapat nilai 55-64 sebelum siklus 1 sebanyak 4 siswa dan setelah siklus 1 menjadi 2 siswa. Yang mendapat nilai 45-54 sebelum siklus 1 sebanyak 2 siswa dan setelah siklus 1 menjadi 0 siswa. Yang mendapat nilai 35-44 sebelum siklus 1 sebanyak 1 siswa dan setelah siklus 1 sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai tersebut.

Hubungannya dengan ketuntasan belajar dapat ditunjukkan perbandingannya pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Perbandingan Ketuntasan Belajar Kondisi Awal dan Siklus 1

No. Ketuntasan

Jumlah Siswa

Kondisi Awal Siklus 1

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 Tuntas 5 36% 8 57%

2 Belum Tuntas 9 64% 6 43%

(13)

Data perbandingan ketuntasan belajar pada tabel 4.8 dapat diperjelas pada diagram berikut.

0 2 4 6 8 10 Tuntas Belum Tuntas 5 9 8 6 Kondisi Awal Siklus 1 Gambar 4.9

Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar Kondisi Awal dan Siklus 1

Berdasar data-data diatas, terlihat bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar, khususnya pada pelajaran IPA tentang penyebab perubahan benda. Oleh karena itu nilai rata-rata kelas pun mengalami kenaikan dari 64 menjadi 73.5. Walaupun sudah terjadi kenaikan seperti tersebut di atas, namun hasil tersebut belum maksimal karena target keberhasilan ketuntasan siswa harus mencapai 75%. Hal ini dilihat dari tes siklus 1 hanya mencapai ketuntasan 57%.

Hasil refleksi setelah proses perbaikan pembelajaran siklus 1 ditemukan kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan siklus 1 yang dapat dilihat sebagai berikut;

1) Guru belum membuka pelajaran dengan salam 2) Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran 3) Guru belum melakukan apersepsi

4) Guru belum menjelaskan/mengemukakan masalah yang akan dicari jawabannya melalui metode Jigsaw

5) Guru belum mengarahkan terjadinya interaksi antar siswa 6) Guru belum membimbing siswa dalam membuat kesimpulan

(14)

Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran siklus 1 segala kekurangan yang terjadi akan diperbaiki dalam siklus 2. Perbaikan itu diantaranya:

1) Guru akan membuka pelajaran dengan salam 2) Guru akan menyampaikan tujuan pembelajaran 3) Guru akan melakukan apersepsi

4) Guru akan menjelaskan/mengemukakan masalah yang akan dicari jawabannya melalui metode Jigsaw secara lebih rinci dan detail

5) Guru akan mengarahkan terjadinya interaksi antar siswa, agar

suasana kelas nyaman dan siswa mampu berkomunikasi dengan sesama teman tanpa rasa canggung.

6) Guru akan membimbing siswa dalam membuat kesimpulan, agar

hasil pembelajaran maksimal dan siswa tahu inti dari materi tersebut

4.3. Deskripsi Pelaksanaan Perbaikan Siklus 2 4.3.1. Perencanaan Tindakan

Siklus 2 terdiri dari 3 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 23, 24 dan 25 November 2011. Sebelum proses pembelajaran siklus 2 dilaksanakan, peneliti telah melakukan diskusi dengan teman sejawat/observer untuk menentukan metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran berlangsung kondusif. Peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran siklus 2 untuk mata pelajaran IPA materi penyebab perubahan benda. Perencanaan awal yang dilakukan hampir sama dengan siklus 1. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti menggunakan metode Jigsaw, adapun langkah-langkah dalam pembelajaran terlampir.

Perencanaan yang dilakukan tersebut diatas telah mampu menjadi pedoman yang sistematis dalam proses pembelajaran, artinya susunan program tersebut terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar.

(15)

4.3.2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 ini telah sesuai dengan yang direncanakan. Langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan dengan sangat baik, pada kegiatan awal peneliti telah mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya kegiatan berjalan lancar.

Pada kegiatan inti: guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas dan ringkas, guru mengatur tempat duduk siswa, guru menjelaskan materi secara singkat, guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, guru membagi materi pelajaran dalam bentuk teks yang sudah dubagi per sub pokok bahasan, guru menyuruh setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya, membantu siswa memberi informasi jika diperlukan siswa, guru menyuruh tiap anggota kelompok yang lain yang telah mempelajari sub bab yang sama agar bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikannya, guru mengarahkan agar setiap kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar temannya, guru membimbing kegiatan siswa, guru memberi kesempatan pada siswa untuk melaporkan hasil diskusi, guru memberi kesempatan kelompok lain untuk menanggapi diskusi.

Sedangkan kegiatan akhir diisi dengan membuat rangkuman, tanya jawab, dan tes evaluasi.

Pengamatan terhadap siklus 2 dilakukan selama proses kegiatan berlangsung. Observer yaitu teman sejawat yang mengajar di kelas V SD Negeri Klecoregonang, mengikuti seluruh proses tindakan yang dilaksanakan di kelas VI SDN Klecoregonang.

Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 dapat dilihat sebagai berikut:

1) Guru sudah membuka pelajaran dengan salam 2) Guru belum mengecek kehadiran siswa

(16)

4) Guru sudah melakukan apersepsi

5) Guru belum mengatur tempat duduk siswa

6) Guru sudah menjelaskan/mengemukakan masalah yang akan dicari jawabannya melalui metode Jigsaw

7) Siswa sudah dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 3-4 orang) dan memberi pengarahan mengenai metode jigsaw

8) Guru sudah memberikan materi dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagikan menjadi beberapa sub bab

9) Guru sudah menyuruh setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya 10) Guru belum membantu siswa memberi informasi jika diperlukan

siswa

11) Guru sudah menyuruh tiap anggota kelompok yang lain yang telah mempelajari sub bab yang sama agar bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikannya

12) Guru sudah mengarahkan agar setiap kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar temannya

13) Guru sudah mengarahkan terjadinya interaksi antar siswa

14) Guru sudah memberi pengarahan kepada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengamatan

15) Guru sudah membimbing siswa dalam membuat kesimpulan

16) Guru sudah melaksanakan evaluasi dengan membagi lembar tes formatif untuk dikerjakan secara individu

(17)

Hasil perincian diatas dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 4. 10 Kelompok Belajar pada Metode Jigsaw

Dari hasil pengamatan tersebut segala kekurangan proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus 1 sudah diperbaiki pada proses pembelajaran siklus 2 ini yang dilaksanakan dengan sesuai rencana. Rekap hasil pengamatan pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut.

Rekap Lembar Observasi Siklus 2

NO.

PERILAKU GURU YANG DIOBSERVASI Pertemuan ke- Ket 1 2 3 ada Tida k ada ada Tida k ada ada Tida k ada 1. a) Kegiatan Awal 1) Membuka pelajaran dengan salam 2) Mengecek kehadiran siswa 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4) Melakukan apersepsi 5) Guru mengatur tempat

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

(18)

NO.

PERILAKU GURU YANG DIOBSERVASI Pertemuan ke- Ket 1 2 3 ada Tida k ada ada Tida k ada ada Tida k ada duduk siswa 2. b) Kegiatan Inti 6) Guru menjelaskan/mengemuk akan masalah yang akan dicari jawabannya melalui metode Jigsaw 7) Siswa dibagi atas

beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 3-4 orang) dan memberi pengarahan mengenai metode jigsaw 8) Guru memberikan

materi dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagikan menjadi beberapa sub bab 9) Guru menyuruh setiap

anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya 10) Membantu siswa

memberi informasi jika diperlukan siswa 11) Guru mnyuruh tiap

anggota kelompok yang lain yang telah

mempelajari sub bab yang sama agar bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikannya 12) Guru mengarahkan agar

setiap kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar temannya 13) Merangsang terjadinya

interaksi antar siswa 14) Guru memberi

pengarahan kepada tiap √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

(19)

NO.

PERILAKU GURU YANG DIOBSERVASI Pertemuan ke- Ket 1 2 3 ada Tida k ada ada Tida k ada ada Tida k ada kelompok untuk menyampaikan hasil pengamatan 3. c) Kegiatan Penutup 15) Guru membimbing

siswa dalam membuat kesimpulan

16) Guru melaksanakan evaluasi dengan membagi lembar tes formatif untuk dikerjakan secara individu √ √ √ √ √ √

Untuk pengamatan terhadap hasil belajar berupa hasil tes formatif siswa diperoleh data nilai siswa. Selanjutnya hasil tes tersebut dianalisa dalam bentuk tabel 4.9.

Tabel 4.9 Nilai Tes Siklus 2

No. Nilai Frekuensi Persentase

1 ≥75 12 86% 2 65-74 2 14% 3 55-64 0 0 4 45-54 0 0 5 35-44 0 0 Jumlah 14 100%

Dari analisa nilai tes pada tabel 4.9 dapat dibuat diagram lingkaran seperti berikut.

(20)

86% 14% >75 65‐74 55‐64 45‐54 35‐44 Gambar 4.11

Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siklus 2

Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram terlihat jelas perbandingannya bahwa gambar 4.9 menunjukkan jumlah siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 86% atau 12 siswa, yang mendapat nilai 65-74 sebanyak 14 % atau 2 siswa, yang mendapat nilai 55-64 sebanyak 0% atau 0 siswa, yang mendapat nilai 45-54 sebanyak 0% atau 0 siswa, dan yang mendapat nilai 35-44 sebanyak 0% atau 0 siswa.

Hasil tes pada siklus 2 tersebut apabila dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10

Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus 2

No. Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase

1. Tuntas 12 86%

2. Belum Tuntas 2 14%

Jumlah 14 100%

Tabel 4.10 ketuntasan belajar siswa hasil tes siklus 2 dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM 75 sebanyak 2 siswa. Dengan demikian ada 2 siswa yang yang belum

(21)

mencapai ketuntasan belajar minimal. Sedangkan yang sudah mencapai KKM ada 12 siswa. Perbandingan antara yang sudah tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada diagram lingkaran berikut.

86% 20% Tuntas Belum Tuntas Gambar 4.12

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 2

Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat diketahui dari jumlah siswa kelas VI sebanyak 14 siswa, yang sudah tuntas 86% atau 12 siswa, dan yang belum tuntas sebanyak 14% atau 2 siswa. Adapun bila dianalisa berdasarkan perolehan nilai siswa dapat disajikan pada tabel 4.11.

Tabel 4.11

Nilai Tes Formatif Siklus 2

No. Uraian Nilai

1. Nilai tertinggi 95

2. Nilai terendah 65

3. Nilai rata-rata 82.5

Berdasar tabel 4.11 dapat digambarkan dalam bentuk diagram seperti gambar 4.13 dibawah.

(22)

0 20 40 60 80 100 Nilai  Tertinggi Nilai  Terendah Nilai  Rata‐rata 95 65 82.5 N… Gambar 4.13

Grafik Perolehan Nilai Hasil Belajar Siklus 2

Pengamatan terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran menunjukkan hasil yang sangat baik. Hasil pengamatan kinerja guru terlampir.

4.3.3. Evaluasi dan Refleksi

Berdasarkan hasil evaluasi tes kemampuan awal dan hasil tes siklus 2 dapat dilihat adanya peningkatan perolehan nilai siswa dari tindakan siklus 1 dan sesudah tindakan siklus 2. Perbandingan hasil tes formatif siklus 1 dan siklus 2 dapat disajikan dalam tabel 4.12 berikut.

Tabel 4.12

Perbandingan Hasil Nilai Tes Siklus 1 dan Siklus 2

No. Nilai Siklus 1 Siklus 2

1 ≥75 8 12 2 65-74 4 2 3 55-64 2 0 4 45-54 0 0 5 35-44 0 0 Jumlah 14 14

Peningkatan hasil tes formatif siswa antara siklus 1 dan sesudah siklus 2 dapat dilihat pada grafik seperti berikut.

(23)

0 2 4 6 8 10 12 >75 65‐74 55‐64 45‐54 35‐44 8 4 2 0 0 12 2 0 0 0 Siklus 1 Siklus 2 Gambar 4.14

Grafik Perbandingan Hasil Nilai Tes Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan data perolehan nilai tes pada gambar 4.12 ada peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1 dan siklus 2. Sebelum siklus 2 siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 8 siswa, setelah siklus 2 naik menjadi 12 siswa. Yang mendapat nilai 65-74 sebelum siklus 2 sebanyak 4 siswa dan setelah siklus 2 menjadi 2 siswa. Yang mendapat nilai 55-64 sebelum siklus 2 sebanyak 0 siswa dan setelah siklus 2 menjadi 0 siswa. Yang mendapat nilai 45-54 sebelum siklus 2 sebanyak 0 siswa dan setelah siklus 2 menjadi 0 siswa. Yang mendapat nilai 35-44 sebelum siklus 2 sebanyak 0 siswa dan setelah siklus 2 sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai tersebut.

Hubungannya dengan ketuntasan belajar dapat ditunjukkan perbandingannya pada tabel 4.13.

Tabel 4.13

Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus 1 dan Siklus 2

No. Ketuntasan

Jumlah Siswa

Siklus 1 Siklus 2

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 Tuntas 8 57% 12 86%

2 Belum Tuntas 6 43% 2 14%

(24)

Data perbandingan ketuntasan belajar pada tabel 4.13 dapat diperjelas pada diagram berikut.

0 5 10 15 Tuntas Belum Tuntas 8 6 12 2 Siklus 1 Siklus 2 Gambar 4.15

Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasar data-data diatas, terlihat pada siklus 2 pembelajaran dengan memanfaatkan metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar, khususnya pada pelajaran IPA. Oleh karena itu nilai rata-rata kelas pun mengalami kenaikan dari 73.5 menjadi 82.5. Dengan ketuntasan siswa mencapai 86%.

Hasil refleksi setelah proses perbaikan pembelajaran siklus 2 ditemukan kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan siklus 2 yang dapat dilihat sebagai berikut;

1) Guru belum mengecek kehadiran siswa 2) Guru belum mengatur tempat duduk siswa

3) Guru belum membantu siswa dalam menemukan informasi

4.4. Pembahasan Hasil penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang sudah dilakukan dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas VI semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012. Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya materi penyebab perubahan benda di kelas VI SD Negeri Klecoregonang Kecamatan Winong Kabupaten Pati semester 1 tahun

(25)

pelajaran 2011/2012. Peningkatan nilai rata-rata yaitu 64 pada kondisi awal menjadi 73.5 pada siklus 1 dan menjadi 82.5 pada siklus 2. Hasil belajar siswa dari kondisi awal sampai dengan siklus 2 dapat ditunjukkan pada tabel 4.14 berikut.

Tabel 4.14

Hasil Belajar Siswa Pada Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2 No. Hasil Belajar Siswa Kondisi

Awal Siklus 1 Siklus 2 1 Nilai tertinggi 85 90 95 2 Nilai terendah 40 55 65 3 Nilai rata-rata 64 73.5 82.5 4 Ketuntasan belajar 36% 57% 86%

Peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal sampai dengan siklus 2 dapat ditunjukkan pada tabel 4.15 berikut ini.

Tabel 4.15

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dari Kondisi Awal sampai Kondisi Akhir

No. Hasil Belajar

Siswa

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dari Kondisi Awal ke Siklus 1 Dari Siklus 1 ke Siklus 2 Dari Kondisi Awal ke Siklus 2 1 Nilai rata-rata 9.5% 9% 18.5% 2 Ketuntasan belajar 21% 29% 50%

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap hasil belajar dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Gambar

Tabel 4.1  Nilai Tes Pra Siklus
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai  75 ke atas sebanyak 36% atau 5 siswa, yang mendapat nilai 65-74 sebanyak  14% atau 2 siswa, yang mendapat nilai 55-64 sebanyak 29 % atau 4 siswa,  yang mendapat nilai 45-54 sebanyak 14% atau 2
Gambar 4.4 Pembentukan Kelompok Tim Ahli
Tabel 4.4  Nilai Tes Siklus 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik simpulan bahwa kegiatan guru dalam proses pembelajaran pada penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode inkuiri

Penelitian ini akan meminjam banyak ilmu-ilmu lain seperti, Antropologi, sosiologi dan ilmu yang berkaitan dengan budaya sebagai pisau analisis untuk membahas

Mekanisme sinergisme antar isolat dalam konsorsium disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: (1) salah satu dari genus bakteri mampu menyediakan satu atau

Pemanfaatan sistem pendukung keputusan dalam pemilihan perumahan sangat optimal dalam menentukan pilihan yang tepat, sehingga para pembeli perumahan tidak mengalami

• Dan pada 1989, formasi International Council of Chemical Association (ICCA), badan dunia industri kimia yang mewakili produsen kimia dari seluruh dunia, tengah memimpin

[r]

Untuk mengetahui kemampuan Fuzzy Kohonen Clustering Network dalam pengenalan pola tanda tangan maka dilakukan pengujian, yang datanya diambil diluar data pelatihan

Tanpa aplikasi NAA atau dengan konsentrasi NAA 1,5 mg kg -1 disertai dengan BAP 2 mg kg -1 memberikan jumlah daun yang lebih banyak; konsentrasi NAA maupun BAP secara