• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Payung, 06 Juni Penyusun,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Payung, 06 Juni Penyusun,"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Segala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan tugas ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang beberapa cerita teater di Indonesia, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru mapel yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis.

Semoga karya tulis ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun Karya tulis ini ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Payung, 06 Juni 2017

(2)

ii DAFTAR ISI Kata Pengantar ... i Daftar Isi... ii BAB I PENDAHULUAN ... 1 BAB II PEMBAHASAN ... 2

2.1. Pengertian Seni Teater ... 2

2.2. Sejarah Perkembangan Seni Teater di Indonesia ... 2

2.3. Unsur-unsur Teater... 3

2.4. Kreativitas Seni Taeter ... 5

BAB III PENUTUP ... 08

3.1. Simpulan ... 08

3.2. Saran ... 08

(3)

1 BAB I PENDAHULUAN

Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan seni. Seni adalah salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni. Kebudayaan adalah hasil pemikiran, karya dan segala aktivitas (bukan perbuatan), yang merefleksikan naluri secara murni. Seni memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau rupa sebagai lambang.

Dengan seni kita dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari refleksi perasaan terhadap stimulus yang kita terima. Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah yang muncul bila kita menangkap dan merasakan simbol-simbol estetika dari penggubah seni. Dalam hal ini seni memiliki nilai spiritual. Kedalaman dan kompleksitas seni menyebabkan para ahli membuat definisi seni untuk mempermudah pendekatan kita dalam memahami dan menilai seni. Konsep yang muncul bervariasi sesuai dengan latar belakang pemahaman, penghayatan, dan pandangan ahli tersebut terhadap seni.

Salah satu seni yang kita perhatikan di sini adalah seni teater. Pertunjukkan teater tidak hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada amanat yang ingin disampaikan kepada masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan yang dimaksud menyangkut seluruh perilaku sosial yang berlaku pada kelompok masyarakat tertentu. Misalnya, kehidupan moral, agama, kehidupan ekonomi, dan kehidupan politik.

(4)

2 BAB II

ISI/PEMBAHASAN

2.1 Pengertian teater

Kegiatan berteater dalam kehidupan masyarakat dan budaya Indonesia bukan merupakan sesuatu yang asing bahkan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan, kegiatan teater dapat kita lihat dalam peristiwa-peristiwa Ritual keagamaan, tingkat- tingkat hidup, siklus hidup (kelahiran, pertumbuhan dan kematian) juga hiburan. Setiap daerah mempunyai keunikan dan kekhasan dalam tata cara penyampaiannya. Untuk dapat mengapresiasi dengan baik mengenai seni teater terutama teater yang ada di Indonesia sebelumnya kita harus memahami apa seni teater itu ? bagaimana ciri khas

teater yang berkembang di wilayah negara kita.

Arti luas teater adalah segala tontonon yang dipertunjukan didepan orang banyak, misalnya wayang golek, lenong, akrobat, debus, sulap, reog, band dan sebagainya.

Arti sempit adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakanx diatas pentas, disaksikan oleh orang banyak, dengan media : percakapan,gerak dan laku dengan atau tanpa dekor, didasarkan pada naskah tertulis denga diiringi musik, nyanyian dan tarian.

Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suatu karya (seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang kehidupan

2.2 Sejarah perkembangan teater di Indonesia

Kata tater atau drama berasal dari bahasa Yunani ”theatrom” yang berarti seeing Place (Inggris). Tontonan drama memang menonjolkan percakapan (dialog) dan gerak-gerik para pemain (aktif) di panggung. Percakapan dan gerak-gerik itu memperagakan cerita yang tertulis dalam naskah. Dengan demikian, penonton dapat l angsung mengikuti dan menikmati cerita tanpa harus membayangkan.

Teater sebagai tontotan sudah ada sejak zaman dahulu. Bukti tertulis pengungkapan bahwa teater sudah ada sejak abad kelima SM. Hal ini didasarkan

(5)

3

temuan naskah teater kuno di Yunani. Penulisnya Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456 SM. Isi lakonnya berupa persembahan untuk memohon kepada dewa-dewa.

Lahirnya adalah bermula dari upacara keagamaan yang dilakukan para pemuka agama, lambat laun upacara keagamaan ini berkembang, bukan hanya berupa nyanyian, puji-pujian, melainkan juga doa dan cerita yang diucapkan dengan lantang, selanjutnya upacara keagamaan lebih menonjolkan penceritaan. Sebenarnya istilah teater merujuk pada gedung pertunjukan, sedangkan istilah drama merujuk pada pertunjukannya, namun kini kecenderungan orang untuk menyebut pertunjukan drama dengan istilah teater.

A. Teater Tradisional

Kasim Achmad dalam bukunya Mengenal Teater Tradisional di Indonesia (2006) mengatakan, sejarah teater tradisional di Indonesia dimulai sejak sebelum Zaman Hindu. Pada zaman itu, ada tanda-tanda bahwa unsur-unsur teater tradisional banyak digunakan untuk mendukung upacara ritual. Teater tradisional merupakan bagian dari suatu upacara keagamaan ataupun upacara adat-istiadat dalam tata cara kehidupan masyarakat kita. Pada saat itu, yang disebut “teater”, sebenarn ya baru merupakan unsur-unsur teater, dan belum merupakan suatu bentuk kesatuan teater yang utuh. Setelah melepaskan diri dari kaitan upacara, unsur-unsur teater tersebut membentuk suatu seni pertunjukan yang lahir dari spontanitas rakyat dalam masyarakat lingkungannya.

Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbedabeda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di mana teater tradisional lahir. Macam-macam teater tradisional Indonesia adalah :wayang kulit, wayang wong, lenong, randai, drama gong,arja,ubrug,ketoprak, dansebagainya.

B. Teater Transisi (Modern)

Teater transisi adalah penamaan atas kelompok teater pada periode saat teater tradisional mulai mengalami perubahan karena pengaruh budaya lain. Kelompok teater

(6)

4

yang masih tergolong kelompok teater tradisional dengan model garapan memasukkan unsur-unsur teknik teater Barat, dinamakan teater bangsawan.

Perubahan tersebut terletak pada cerita yang sudah mulai ditulis, meskipun masih dalam wujud cerita ringkas atau outline story (garis besar cerita per adegan). Cara penyajian cerita dengan menggunakan panggung dan dekorasi. Mulai memperhitungkan teknik yang mendukung pertunjukan. Pada periode transisi inilah teater tradisional berkenalan dengan teater non-tradisi. Selain pengaruh dari teater bangsawan, teater tradisional berkenalan juga dengan teater Barat yang dipentaskan oleh orang-orang Belanda di Indonesia sekitar tahun 1805 yang kemudian berkembang hingga di Betawi (Batavia) dan mengawali berdirinya gedung Schouwburg pada tahun 1821 (Sekarang Gedung Kesenian Jakarta).

Perkenalan masyarakat Indonesia pada teater non-tradisi dimulai sejak Agust Mahieu mendirikan Komedie Stamboel di Surabaya pada tahun 1891, yang pementasannya secara teknik telah banyak mengikuti budaya dan teater Barat (Eropa), yang pada saat itu masih belum menggunakan naskah drama/lakon. Dilihat dari segi sastra, mulai mengenal sastra lakon dengan diperkenalkannya lakon yang pertama yang ditulis oleh orang Belanda F.Wiggers yang berjudul Lelakon Raden Beij Soerio Retno, pada tahun 1901. Kemudian disusul oleh Lauw Giok Lan lewat Karina Adinda, Lelakon Komedia Hindia Timoer (1913), dan lain-lainnya, yang menggunakan bahasa Melayu Rendah.

Setelah Komedie Stamboel didirikan muncul kelompok sandiwara seperti Sandiwara Dardanella (The Malay Opera Dardanella) yang didirikan Willy Klimanoff alias A. Pedro pada tanggal 21 Juni 1926. Kemudian lahirlah kelompok sandiwara lain, seperti Opera Stambul, Komidi Bangsawan, Indra Bangsawan, Sandiwara Orion, Opera Abdoel Moeloek, Sandiwara Tjahaja Timoer, dan lain sebagainya. Pada masa teater transisi belum muncul istilah teater. Yang ada adalah sandiwara. Karenanya rombongan teater pada masa itu menggunakan nama sandiwara, sedangkan cerita yang disajikan dinamakan drama.

(7)

5 2.3 Unsur-unsur Teater

 Tubuh manusia sebagai unsur utama (Pemeran/ pelaku/ pemain/actor)

 Gerak sebagai unsur penunjang (gerak tubuh,gerak suara, gerak bunyi dan gerak rupa),

 Suara sebagai unsur penunjang (kata, dialog, ucapan pemeran)  Bunyi sebagai efek Penunjang (bunyi benda, efek dan musik)  Rupa sebagai unsur penunjang (cahaya, dekorasi, rias dan kostum)  Lakon sebagai unsur penjalin (cerita, non cerita, fiksi dan narasi)

 Teater sebagai hasil karya (seni) merupakan satu kesatuan yang utuh antara manusia sebagai unsur utamanya dengan unsur -unsur penunjang dan penjalinnya. Dan dapat dikatakan bahwa teater merupakan perpaduan segala macam pernyataan seni.

2.4 Kreativitas Seni Teater A. Pemilihan peran

Aktor dan aktris merupakan tulang pementasan. Pemilihan actor atau aktris biasanya disebut casting. Ada lima macam teknik casting yaitu:

Casting by ability, yaitu pemilihan peran berdasar kecakapan atau kemahiran yang sama atau mendekati peran yang dibawakan

Casting ti type, yaitu pemilihan peran berdasarkan atas kecocokan fisik pemain

Antitype casting, yaitu pemilihan peran bertentangan dengan watak dan ciri fisik yang dibawakan (berlawanan dengan watak dan cirri fisiknya sendiri)

Casting to emotional temperament, yaitu pemilihan pemeran berdasarkan observasi kehidupan pribadi calon pemeran

Therapeutic casting, yaitu pemilihan pemeran dengan maksud untuk penyembuhan terhadap ketidakseimbangan psikologi dalam diri seseorang

B. Mengadaptasikan karakter peran sesuai casting

Berperan adalah menjadi orang lain sesuai dengan tuntutan lakon drama. Sejauh mana keterampilan seseorang actor dalam berperan ditentukan oleh kemampuannya

(8)

6

meninggalkan egonya sendiri dan memasuki serta mengekspresikan tokoh lain yang dibawakannya

C. Hal yang harus diperhatikan oleh pemeran: a. Kreasi yang dilakukan actor atau aktris

b. Peran yang dibawakan harus bersifat Alamiah dan wajar

c. Peran yang dibawakan harus disesuaikan dengan tipe, gaya, jiwa dan tujuan dari pementasan.

d. Peran yang dibakan harus diosesauikan dengan periode tertentu dan watak yang harus direpresentasikan.

D. Menunjukan pola permainan (blocking)

Dalam seni peran setiap tokoh harus mampu memerintah badan, suara, emosi dan semua situasi dramatic. Ia harus mampu membantu dan mengontrol.

Adapun contoh permainan (blocking) gerak-gerak pokok yang harus disiapkan oleh pemeran, yaitu:

a. Latihan tubuh b. Latihan suara

c. Observasi dan imajinasi d. Latihan konsentrasi e. Latihan teknik

Mementaskan Dramatisasi Puisi, Cerita atau Lakon Sederhana 1) Memerankan karakterisasi peran

Karakter berkaitan erat dengan penokohan dan perwatakan. Watak tokoh menjadi nyata terbaca dalam dialog dan catatan samping.

Berdasarkan peranan terhadap jalan cerita, terdapat tokoh-tokoh sebagai berikut: a. Tokoh Protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita.

b. Tokoh Antagonis, yaitu tokoh penentang cerita.

c. Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu (baik untuk protagonis maupun antagonis).

(9)

7 berikut:

a. Tokoh sentral, yaitu tokoh yang paling menentukan gerakan lakon. Tokoh sentral merupakan biang keladi pertikaian (protagonist dan antagonis).

b. Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga disebut perantara tokoh sentral (tritagonis).

c. Tokoh pembantu, yaitu tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dari mata rantai cerita.

2). Mementaskan teater Nusantara

Pementasan teater merupakan kerja atau karya kolektif. Keberhasilan suatu pementasan tidak hanya ditentukan oleh sutradara, tetapi juga melibatkan berbagai unsur secara serentak dan kelompok yang mendukung pementasan.

Adapun orang-orang yang terlibat dalam pementasan:

a. Aktor atau aktris sebagai tokoh yang memerankan langsung cerita. b. Sutradara, yaitu pekerja teater yang bertugas memimpin actor atau aktris dan pekerja teknis dalam pementasan.

c. Produser yang bertugas memberikan biaya pementasan d. Manager yang mengatur pelaksanaan pementasan.

e. Penata pentas yaitu yang mengatur penghidupan peran di pentas, pengaturan pentas seperti pengaturan pentas, dekorasi, Tata lampu (lighting), tata suara, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pentas

f. Penata artistic, yaitu yang mengatur secara artistic hal-hal yang banyak berhubungan dengan pemenyasan secara langsung, seperti tata rias, tata busana, tata musik dan efek suara.

Untuk mementaskan teater Nusantara, selain adanya kerja sama yang baik di segala pihak, kita pun harus menentukan cerita apa yang akan dimainkan. Hal tersebut berkaitan dengan cerita di Nusantara, misalnya Ande-ande Lumut, Si Kabayan, Jaka Tarup, Bawang Merah Bawang Putih, terjadinya Gunung Tngkuban Perahu, Danau Toba.

(10)

8 BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suatu karya (seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang kehidupan manusia.

Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbeda-beda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di mana teater tradisional lahir.

Tetaer juga dikenal dengan seni yang kolektif di mana dalam sebuah tetaer tidak terlepas dari yang namanya sutradara sebagai pengkordinasi pementasan. Sehingga menjadi seorang sutradara harus menguasai apa-apa yang harus di lakasanakan karena baik/tidaknya pementasan tergantung dari seorang sutradaranya.

Sehingga dalam seni teater juga memiliki peran yang sangat penting dalam lingkup sosisal. Ini sudah jelas karena yang namanya seni pertunjukan pasti dipertunjukan di depan orang banyak dalam hal ini salah satu contohnya adalah masyarakat.

Seni teater bisa dijadikan media penyampaian segala bentuk rasa atau argumen yang berkaitan dengan kehidupan sosial.

3.2 Saran

Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu kepada semua pihak bisa menggali ilmunya (khususnya ilmu tentan seni teater) dengan mendalami isi makalah ini. Khususnya kepada kaum muda agar seni teater tidak hilang begitu saja tetapi bisa diwariskan kepada segenap penerus bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut sebagai salah satu negara yang hebat dalam dunia seni.

(11)

9

DAFTAR PUSTAKA

http://faiyehendri.blogspot.co.id/2016/08/contoh-makalah-teater-senibudaya.html

http://gueneza.blogspot.co.id/2015/09/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

Referensi

Dokumen terkait

a) Tanggung jawab pribadi terhadap tugas, yaitu individu yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi kan selalu bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan selalu

Dengan ulasan tersebut, maka analisa penambahan bulbous bow pada kapal monohull ini dilakukan dengan teknik CFD (Computational Fluid Dynamic) guna

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pengaruh product customization BTX Concept terhadap customer loyalty, (2) untuk mengetahui pengaruh brand

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pengelolaan program Raskin yang ditinjau dari peran organisasi lokal di Desa Salam, Kecamatan

Perum Perhutani adalah perusahaan yang bergerak di bidang Kehutanan (khususnya di Pulau Jawa dan Madura) dan mengemban tugas serta wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan

Data primer terutama berkaitan dengan persepsi masyarakat terhadap sistem perbankan (syariah dan konvensional), dan variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan responden

Berdasarkan kutipan di atas, penelitian ini merupakan penelitian untuk menemukan hukum bagi suatu peristiwa in concreto.Penelitian ini berusaha untuk menemukan apakah hukum

URL laman penyelenggara, URL media sosial panitia penyelenggara, atau URL berita pada surat kabar yang merilis informasi proses pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan dan/atau