• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fitri Ani 1), Ari Andayani 2), Moneca Diah L. 3) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fitri Ani 1), Ari Andayani 2), Moneca Diah L. 3) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo ABSTRAK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam Pemberian MP ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 1

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPM MARIA ULFA DESA MLILIR

KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG Fitri Ani1),Ari Andayani2), Moneca Diah L.3)

Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Email: UP2M@AKBIDNgudiWaluyo

ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPM MARIA ULFA DESA MLILIR KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG. MP-ASI yang terlalu awal diberikan akan mempunyai dampak yang negatif untuk perkembangan pertumbuhannya. Sekitar 52% ibu memberikan ASI eksklusif, Padahal dampak bila bayi tidak diberikan ASI eksklusif dapat menurunkan berat badan bayi , bayi juga akan mudah sakit karena tidak dapat zat immunoglobulin yang terkandung dalam kolostrum. Studi pendahuluan dengan wawancara pada 5 ibu yang mempunyai bayi berumur 0-6 bulan tentang pemberian MP-ASI, 3 (60%) ibu menjawab umur 4 bulan diberikan bubur cair dengan alasan bayi sudah lapar dan ASI tidak cukup. Sikap ibu terhadap pemberian MP ASI sebelum anak berumur 6 bulan, 2 (40%) ibu mengatakan tidak setuju jika memberikan MP-ASI pada bayi 0-6 bulan karena mengetahui bahwa ASI harus sampai 6 bulan. Sikap ibu tidak mendukung pemberian MP-ASI secara dini

Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

Desain penelitian korelasional dengan pendekatan Cross sectional dan pengambilan data menggunakan data primer. Populasi seluruh ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang pada bulan Juli 2013 sebanyak 39 ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan. Teknik sampling Total sampling, responden sebanyak 30 ibu.

Hasil penelitian Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik sebanyak 23 responden (59,0%). Sebagian besar responden mempunyai sikap tidak mendukung terhadap MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan yaitu sebanyak 27 responden (69,2%). Ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang nilai p value 0,012 < (0,05). Ada hubungan antara sikap ibu dengan pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang nilai p value 0,007 < (0,05)

Saran Ibu bayi yang pengetahuannya masih kurang diharapkan meningkatkan pengetahuan tentang MP ASI sehingga ketepatan memberikan MP ASI benar dan diberikan mengikuti waktu yang tepat.

Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Sikap, Pemberian MP ASI Pustaka : 17 (2000-2011)

(2)

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam Pemberian MP ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 2

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN LEVEL OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF MOTHERS TOWARDS PROVIDING COMPLEMENTARY FOOD IN INFANTS AGED 0-6 MONTHS AT BPM MARIA ULFA MLILIR BANDUNGAN SEMARANG REGENCY. Complementary food that is too early given will have a negative impact on the development of growth. Approximately 52% of mothers exclusively breastfed, The impact when the baby is not breastfed exclusively, it can moreover lose weight babies, the babies will get sick because the substances do not contain colostrum immunoglobulin. Preliminary studies conducted with an interview on 5 mothers with infants aged 0-6 months who gave the Complementary Food, 3 (60%) mother said the milk was not enough. Mother’s attitudes toward complementary food giving before children from 6 months, 2 (40%) mother said do not agree to give complementary food in infants 0-6 months of knowing that breastfeeding should be up to 6 months. Mother's attitude do not support early complementary giving.

The research purpose is to determine The Correlation Between Level of Knowledge and Attitude of Mothers towards Providing Complementary Food in Infants Aged 0-6 Months at BPM Maria UlfA Mlilir Bandungan Semarang Regency.

The research used correlational design with cross sectional approach and retrieval of data used primary data. The entire population were mothers with babies aged 0-6 months at BPM Maria Ulfa Mlilir Bandungan Semarang District in July 2013 with total of 39 mothers of infants aged 0-6 months. The sampling technique used total sampling technique to 39 respondents.

The results of find out most respondents have good knowledge of that is 23 respondents (59.0%). Most respondents have a supportive attitude toward complementary food in infants aged 0-6 months that is 27 respondents (69.2%). There is a correlation between knowledge and attitude toward by providing complementary food in infants aged 0-6 months at BPM Maria Ulfa Mlilir Village Bandungan Semarang p value 0.012 <(0,05). There is a correlation between the mother's attitude to the provision of complementary food in infants aged 0-6 months at BPM Maria Ulfa Mlilir Village Bandungan Semarang with p value 0.007 <(0.05)

Mother whose knowledge are less are expected to increase knowledge about complementary food , so that complementary food can be given well and at the right time.

Keywords : Level of Knowledge, Attitude, Giving Complementary Food Bibliography : 17 (2000-2011)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Masa menyusui adalah masa yang menyempurnakan peran seorang ibu dari mulai kehamilan, persalinan dan menyusui. Menyusui penting bagi

perkembangan anak karena kandungan nutrisi dan zat penting dalam ASI. Masa menyusui juga bermanfaat bagi ibu dalam pemulihan masa nifas. Menyusui juga membuat anak menjadi lebih dekat dengan ibu secara psikologis (Nisman, 2011). Setelah masa menyusui yang dianjurkan selama 6 bulan bayi mulai

(3)

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam Pemberian MP ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 3

diberikan makanan tambahan atau MP-ASI. MP-ASI merupakan proses transisi asupan dari susu ke makanan semi padat yang membutuhkan ketrampilan motorik oral. Ketrampilan ini bertahap dari menghisap menjadi menelan (Lestari, 2011). MP-ASI adalah makanan yang diberikan pada anak usia 6-24 bulan. Peranan makanan tambahan ini bukan untuk menggantikan ASI tetapi untuk melengkapi ASI (Roesli, 2006).

Menyusui secara eksklusif merupakan cara pemberian makan bayi yang alamiah. Namun ibu masih kurang mendapatkan informasi bahkan mendapat informasi yang salah tentang manfaat ASI eksklusif (Roesli, 2000). Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan sepenuhnya walaupun telah ada kebijakan pemerintah antara WHO, UNICEF, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui

SK Menkes No.

450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah menetapkan rekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan (Prasetyono, 2009). Upaya meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi khususnya ASI eksklusif masih dirasa kurang. Permasalahan yang utama adalah faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung pemberian pendamping ASI, gencarnya promosi susu formula dan ibu bekerja (Depkes RI, 2011).

Menurut para ahli saat ini banyak ibu-ibu baru yang memberikan bayi mereka PASI (Penganti Air Susu Ibu) tetapi mereka menghentikannya lebih awal. Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pula peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat membuat pengetahuan lama yang mendasar seperti pemberian

ASI terlupakan. Padahal kehilangan pengetahuan dalam pemberian ASI merupakan kehilangan yang besar, karena pemberian ASI adalah suatu pengetahuan yang berjuta-juta tahun mempunyai peran penting dalam mempertahankan kehidupan manusia. Pengaruh kemajuan tehnologi dan perubahan sosial budaya juga mengakibatkan ibu-ibu diperkotaan umumnya bekerja diluar rumah dan makin meningkat.

Padahal dampak bila bayi tidak diberikan ASI eksklusif dapat menurunkan berat badan bayi , bayi juga akan mudah sakit karena tidak dapat zat immunoglobulin yang terkandung dalam kolostrum. Pemberian susu formula pada bayi baru lahir bisa menyebabkan alergi karena merangsang aktivasi system IgE yang pada bayi baru lahir belum sempurna, sedangkan dalam jangka panjang anak akan mudah kekurangan gizi dan obesitas (Roesli, 2000).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti di BPM (Bidan Praktik mandiri) Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tangal 28 November 2012 didapatkan data pada bulan September sampai Oktober 2012 jumlah bayi yang berumur 0-6 bulan sebanyak 33 bayi. Dari data tersebut terdapat 5 bayi (15 %) mendapatkan ASI eksklusif dan sisanya 28 bayi (85 %) tidak diberikan ASI eksklusif. Dari 28 bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif,16 bayi (57%) mendapatkan tambahan susu formula, 12 bayi (43%) mendapatkan tambahan susu formula dan bubur instan. Hasil wawancara pada 5 ibu yang mempunyai bayi berumur 0-6 bulan tentang pemberian MP-ASI, 3 ibu menjawab umur 4 bulan diberikan bubur cair dengan alasan bayi sudah lapar dan ASI tidak cukup. Sikap ibu

(4)

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam Pemberian MP ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 4

terhadap pemberian MP ASI sebelum anak berumur 6 bulan, 2 ibu mengatakan tidak setuju jika memberikan MP-ASI pada bayi 0-6 bulan karena mengetahui bahwa ASI harus sampai 6 bulan. Sikap ibu tidak mendukung pemberian MP-ASI secara dini.

METODE PENELITIAN Desain penelitian pada penelitian ini adalah deskriptif analitik atau penelitian hubungan dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian seluruh ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yaitu 39 ibu. Teknik sampling menggunakan Total Sampling.Data pengetahuan dan sikap dalam pemberian MP ASI menggunakan kuesionerdan responden sebanyak 39 ibu. Analisa data yang digunakan untuk menguji hubungan antara variabel yang diteleti menggunakan uji chi Square.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Tabel 1 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang MP ASI di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Kurang Baik 16 23 41,0 59,0 Jumlah 39 100,0%

Tabel 1 Menunjukkan sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik sebanyak 23 responden (59,0%).

Tabel 2 Distribusi frekuensi sikap ibu tentang MP ASI di BPM Maria Ulfa Desa

Mlilir Kecamatan

Bandungan Kabupaten Semarang

Sikap Frekuensi Persentas e (%) Tidak Mendukung Mendukung 27 12 69,2 30,8 Jumlah 39 100,0%

Tabel 2 Menunjukkan sebagian besar responden mempunyai sikap tidak mendukung terhadap MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan yaitu sebanyak 27 responden (69,2%).

Tabel 3 Distribusi frekuensi pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Pemberian MP ASI Frekuen si Persentase (%) Tidak MP ASI MP ASI 12 27 30,8 69,2 Jumlah 39 100,0%

Tabel 3 menunjukkan sebagian besar responden memberikan MP ASI sebanyak 27 responden (69,2%).

Tabel 4 Hubungan antara pengetahuan dalam pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Pengetahuan Pemberian MP ASI Jumlah P value MP ASI Tidak MP ASI f % f % f % Kurang Baik 15 12 93,8 52,2 1 11 6,2 47,8 16 23 100,0 100,0 0,012 Jumlah 27 69,2 12 30,8 39 100,0

(5)

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam Pemberian MP ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 5

Tabel 4 menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan kurang sebagian besar memberikan MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan sebanyak 15 responden (93,8 %) dan responden dengan pengetahuan baik sebagian besar memberikan MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan sebanyak 12 responden (52,2%). Berdasarkan uji fisher dapat dilihat bahwa nilai p value 0,012 <

(0,05) yang artinya Ha diterima sehingga ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Tabel 5 Hubungan antara sikap ibu

dalam pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPM Maria Ulfa Desa

Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Sikap Pemberian MP ASI Jumlah P value MP ASI Tidak MP ASI f % f % f % Mendukung Tidak Mendukung 12 15 100,0 55,6 0 12 0 44,4 16 23 100,0 100,0 0,007 Jumlah 27 69,2 12 30,8 39 100,0

Tabel 5 menunjukkan bahwa responden dengan sikap mendukung semua memberikan MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan sebanyak 12 responden (100,0 %) dan responden dengan sikap tidak mendukung sebagian besar memberikan MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan sebanyak 15 responden (55,6%). Berdasarkan uji fisher dapat dilihat bahwa nilai p value 0,007 < (0,05) yang artinya Ha diterima sehingga ada hubungan antara sikap ibu dengan pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

Pembahasan

1. Pengetahuan ibu tentang MP ASI di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik sebanyak 23 responden (59,0%). Pengetahuan responden pada penelitian ini sebagian besar baik karena banyaknya informasi yang diperoleh responden dari berbagai sumber seperti tenaga kesehatan, media massa dan elektronika. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan kurang diketahui dari kuesioner yang paling banyak tidak bisa dijawab responden adalah no 7 (54%) pemberian makanan pendamping ASI sebaiknya diberikan secara terus menerus dan 9 (49%) yaitu pernyataan tentang bayi makan satu jenis makanan pendamping ASI secara terus menerus. Responden masih mengira bahwa pemberian MP ASI terus menerus dan satu jenis makanan saja tidak apa-apa pada bayi.

Hasil ini didukung oleh penelitian dari Ni Made Risna Sumawati tahun 2008 dengan judul hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping (MP-ASI) dengan status gizi pada balita di Kelurahan Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang dimana

(6)

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam Pemberian MP ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 6

pengetahuan ibu tentang makanan pendamping (MP-ASI) sebagian besar baik.

2. Sikap ibu tentang MP ASI di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap tidak mendukung terhadap MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan yaitu sebanyak 27 responden (69,2%).Sikap merupakan respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau obyek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-(senang-tidak setuju, baik-tidak baik dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010).

Sikap tidak mendukung terhadap MP ASI yang ditunjukkan oleh responden dikarenakan pemahaman yang baik dari kapan seharusnya memberikan MP ASI Sikap ini dapat dipengaruhi oleh orang lain dan lingkungan yang tidak mendukung pemberian MP ASI pada bayi 0-6 bulan sehingga dapat mempengaruhi sikap responden. Individu pada umumnya cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang

dianggapnya penting.

Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting (Azwar, 2000)

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan IIn dwi yuliarti tahun 2010 dengan judul hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Sambung Macan Kabupaten Sragen yang hasilnya sebagian besar 72% mendukung pemberian ASI Eksklusif yang artinya tidak

mendukung MP ASI secara dini pada bayi 0-6 bulan.

Sikap mendukung MP ASI pada bayi 0-6 bulan disebabkan budaya dalam masyarakat yang memberikan MP ASI pada bayi 0-6 bulan Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya. Sebagai akibat, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah ketidakpastian yang mengakibatkan 3. Pemberian MP ASI pada bayi usia

0-6 bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar memberian MP ASI sebanyak 27 responden (69,2%). Alasan ibu memberikan hanya MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan bayinya bermacam-macam seperti ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya, meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan MP ASI pada bayi usia 0-6 bulanagar bayi cepat besar dan tidak rewel.

Selain itu budaya di masyarakat yang segera memberikan makanan tambahan juga mempengaruhi ibu dalam pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan, ibu merasa bayinya kurang makanannya dan rewel bila tidak diberikan makanan lain selain ASI.

Hasil penelitian ini hampir serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Baiq Zurriyatin Aeni tahun 2011 tentang hubungan antara pemberian makanan pendamping ASI dini dengan pertumbuhan berat badan bayi di BPS Triatun Desa Bener Kecamatan Tengaran dimana hasilnya sebagian besar responden memberikan makanan pendamping ASI dini.

(7)

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam Pemberian MP ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 7

4. Hubungan antara pengetahuan dalam pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

Hasil penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan kurang sebagian besar memberikan MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan sebanyak 15 responden (93,8 %) dan responden dengan pengetahuan baik sebagian besar memberikan MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan sebanyak 12 responden (52,2%). Berdasarkan uji fisher dapat dilihat bahwa nilai p value 0,012 < (0,05) yang artinya Ha diterima sehingga ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

Hasil tersebut dapat dikarenakan responden yang mempunyai pengetahuan baik semakin memahami tentang MP ASI Namun selain pengetahuan masih ada faktor lain juga yang dapat berhubungan dengan sikap responden dalam pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan diantaranya karena budaya dalam masyarakat yang segera memberikan makanan tambahan saat bayi berumur 0-6 bulan. Kebudayaan dimana seseorang hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan perilaku seseorang. Seseorang memiliki pola perilaku tertentu dikarenakan mendapat reinforcement (Penguatan, ganjaran) dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut. Namun masih banyak faktor lain juga yang dapat mempengaruhi pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan menurut Notoadmojo (2011), faktor-faktor

yang mempengaruhi perilaku keluarga adalah pengetahua, sikap pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh budaya media massa, lembaga pendidikan dan agama.

Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Risna Sumawati tahun 2008 dengan judul hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping (MP-ASI) dengan status gizi pada balita di Kelurahan Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang dengan hasil ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping (MP-ASI) dengan status gizi pada balita di Kelurahan Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang dengan nilai p value 0,010 .

5. Hubungan antara sikap ibu dalam pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan sikap mendukung semua memberikan MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan sebanyak 12 responden (100,0 %) dan responden dengan sikap tidak mendukung sebagian besar memberikan MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan sebanyak 15 responden (55,6%). Berdasarkan uji fisher dapat dilihat bahwa nilai p value 0,007 < (0,05) yang artinya Ha diterima sehingga ada hubungan antara sikap ibu dengan pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

(8)

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam Pemberian MP ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 8

Sikap pada penelitian ini berhubungan dengan pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan karena meningkatnya sikap yang tidak mendukung pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan ASI dapat menimbulkan perilaku terhadap pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan sehingga akan mengakibatkan ibu memberikan MP ASI pada bayi sesuai waktunya. Pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan yang dilakukan berdasarkan sikap yang dimiliki ibu bayi usia 0-6 bulan. Menurut Notoatmodjo (2010) sikap mengakibatkan tindakan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.

Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian IIn Dwi Yuliarti dengan judul hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Sambung Macan Kabupaten Sragen tahun 2010 dengan judul tidak ada hubungan pengetahuan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Sambungmacan Kabupaten Sragen, Ada hubungan sikap ibu dengan perilaku pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Sambungmacan Kabupaten Sragen. Hasil penelitian sama antara variabel pengetahuan dan sikap ada hubungan dengan pemberian MP ASI.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik sebanyak 23 responden (59,0%). 2. Sebagian besar responden

mempunyai sikap tidak mendukung terhadap MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan yaitu sebanyak 27 responden (69,2%).

3. Sebagian besar memberian MP ASI sebanyak 27 responden (69,2%). 4. Ada hubungan antara pengetahuan

dalam pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang nilai p value 0,012 < (0,05)

5. Ada hubungan antara sikap ibu dalam pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang nilai p value 0,007 < (0,05)

Saran

1. Bagi Responden

Ibu bayi yang pengetahuannya masih kurang diharapkan meningkatkan pengetahuan tentang MP ASI dengan cara bertanya pada bidan kapan sebaiknya diberikan berikut tahapannya sehingga sikapnya menjadi tidak mendukung pemberian MP ASI dini serta memberikan MP ASI pada waktu yang tepat.

2. Bagi Bidan

Bidan diharapkan meningkatkan kinerja dengan memberikan konseling, penyuluhan, leaflet tentang MP ASI dan waktu pemberiannya terutama bagi ibu yang terlalu cepat memberikan MP ASI pada bayinya.

3. Bagi Masyarakat

Masyarakat diharapkan tidak ikut mendukung pemberian MP ASI pada anak usia 0-6 bulan dan ikut menyarankan hal tersebut kepada ibu bayi usia 0-6 bulan di wilayahnya. 4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti lain diharapkan meneliti faktor lain yang dapat mempengaruhi pemberian MP ASI seperti pendidikan, pekerjaan, penghasilan ibu.

(9)

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam Pemberian MP ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di BPM Maria Ulfa Desa Mlilir Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 9

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rhineka Cipta ; Jakarta

Azwar. 2011. Metode Penelitian. Pustaka Belajar ; Yogyakarta Azwar. 2000. Sikap dan

Pengukurannya. Pustaka Belajar ; Yogyakarta

Depkes RI. 2011. Pedoman umum

pemberian makanan

pendamping Air Susu Ibu (MP – ASI lokal) Terdapat pada website www.depkes.org.id Hidayat. A. Aziz Alimul. 2003. Metode

Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Salemba Medika ; Jakarta

Kristiyansari. 2009. ASI, Menyusui & Sadari, Nuha Medika ; Yogyakarta

Kodrat. 2010 Dahsyatnya ASI & Laktasi Untuk Kecerdasan Buah Hati Anda. Medika Baca ;Yogyakarta.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta ; Jakarta

Nugroho. 2011. ASI dan Tumor Payudara. Nuha Medika ; Yogyakarta

Prasetyo. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Diva Press ; Yogyakarta

Roesli. 2006. Mengenal ASI Eksklusif. Trubus Argriwidya ; Jakarta Riwidikdo. 2009. Statistik kesehatan.

Mitra Cendikia ; Yogyakarta Sugiyono. 2010. Statistik Untuk

Penelitian. Alfabeta ; Jakarta Suherni dkk. 2009. Perawatan Masa

Nifas. Fitramaya ; Yogyakarta Waryana. 2010. Gizi Reproduksi.

Pustaka Rihama ; Yogyakarta Wawan dan Dewi. 2010. Teori Dan

Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Manusia. Medical Books :Yogyakarta

Yuliarti. 2010. Keajaiban ASI. Andi Offset ; Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Tanggapan bidan mengenai pemeriksaan VCT pada ibu hamil banyak yang mendukung dan bidan mencarikan informasi dimana tempat pelayanan VCT untuk ibu hamil yaitu di

‘I don’t want to get them all.’ The someone was the Doctor, and he was standing soaking wet beside Levin and Jack?. He struggled into

Dapat dijelaskan bahwa memang mayoritas sampel yang masuk dalam kategori buruk merupakan orang-orang yang tidak tinggal didalam asrama Politeknik Pelayaran

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasanya santri anak yatim adalah seorang anak yang di tinggal mati oleh ayahnya dan kemudian menuntut ilmu agama

X di Surabaya ini, peneliti hanya melakukan audit operasional untuk aktivitas yang terkait proses penjualan saja dengan jangka waktu pengambilan data dari bulan Juni hingga

Tujuan utama dari posisi ini adalah untuk mendukung Communication Lead dalam implementasi strategi komunikasi, dengan fokus khusus pada penyediaan dukungan

Virtual reality (VR) adalah salah satu aplikasi dari teknologi multimedia memiliki kelebihan dalam mendeskripsikan sebuah keadaan atau sebuah obyek dimana

Sementara untuk tujuan makalah ini adalah merancang Sinkronisasi dan CS pada audio watermarking, menganalisis kualitas audio yang sudah disisipkan watermark dibandingkan