• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

47 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Kondisi Awal

Hasil belajar IPA Siswa kelas IV SD Negeri Sraten 01 Salatiga sebelum diadakan tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum tuntas.Ketuntasan klasikal belajar siswa kelas IV pada pelajaran IPA hanya 52% dengan nilai rata-rata 58.13. Hal ini belum sesuai dengan tujuan yang akan dicapai pada setiap Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau jauh dari ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPA yaitu 70. Hasil belajar IPA selengkapnya dapat dilihat pada table 5. Dibawah ini:

Table 6

Distribusi frekuensi hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sraten 01 Salatiga Pra Siklus

No Ketuntasan Frekuensi Prosentase

1 Tuntas 12 52% 2 Tidak Tuntas 11 48% Jumlah 23 100% Nilai Minimum 30 Nilai Maksimum 85 Nilai rata-rata 55

Dari tabel 5, tampak bahwa ketuntasan belajar siswa sebelum diadakan tindakan hanya 12 siswa dan siswa yang tidak tuntas 11 siswa.Terlihat pula ada ketimpangan yang cukup besar antara nilai tertinggi 85 dengan nilai tengah 30.Rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas IV disebabkan oleh guru kelas IV SD Negeri Sraten 01 Salatiga kurang kreatif dalam pembelajaran, metode dan pendekatan kurang bervariasi serta kurang melibatkan siswa. Selain itu, siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA tidak berani menjawab

(2)

pertanyaan dari guru pada awal pelajaran, siswa tidak berani bertanya, konsentrasi siswa dalam pembelajaran rendah, sebagian besar siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru, hanya siswa tertentu saja yang aktif dalam diskusi kelas. Ketika proses pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa tampak sudah menguasai pelajaran. Setiap pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa hamper semua dijawab dengan benar tetapi begitu pelajaran berakhir pada hari berikutnya ditanya sudah tidak ada yang bias menjawab.

Dari analisis data hasil belajar pra siklus dijadikan sebagai sampel penelitian. Penelitian dilaksanakan selama 2 siklus dan setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran IPA.

4.1.2. Pelaksanaan Siklus 1

Pelaksanaan dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan (dua tindakan), untuk mendapatkan data awal terlebih dahulu peneliti malaksanakan kegiatan pra tindakan sebagai berikut.

1. Pra Tindakan

Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti melaksanakan pra tindakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan melakukan observasi pra tindakan siklus I. Pada tahap pelaksanaan pra tindakan metode yang digunakan adalah metode yang biasa digunakan oleh guru, yaitu metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.

Pembelajaran berlangsung seperti biasanya dengan mengambil latar alamiah dikelas. Adapun pra tindakan dilaksanakan hari Senin tanggal 12 Maret 2012 pada jam ke tiga dan ke empat dengan alokasi waktu 2x35 menit danmateri pembelajaran “Perubahan Kenampakan Pada Bumi dan Benda Langit”.Terlebih dahulu guru membuka pelajaran dengan dan mengucapkan salam, kemudian guru mempersiapkan materi pelajaran serta alat pembelajaran seperti buku paket IPA dan alat-alat tulis. Tanpa memberikan apersepsi guru langsung meminta siswa untuk membuka buku paket masing-masing siswa.

(3)

Pembelajaran berlangsung seperti biasa dengan metode ceramah dan penugasan. Selama proses pembelajaran terlihat siswa tidak bersemangat, mengantuk, dan pasif. 2. Siklus I

Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sraten 01 Salatiga pada mata pelajaran IPA, maka digunakanlah pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), yaitumerupakan konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan situasi dunia nyata siswa, yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sraten 01 Salatiga terhadap pembelajaran IPA. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan (dua tindakan).

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini adalah memilih materi yang akan disampaikan dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berkolaborasi dengan guru kelas. Siklus I dilaksanakan dalam dua tindakan, adapun materi pelajaran IPA kelas IV pada semester II tindakan I adalah Perubahan Kenampakan Pada Bumi yang terdiri dari dua sub pokok bahasan, yaitu a) perubahan daratan yang disebabkan oleh air, b) perubahan daratan yang disebkan erosi.

b. Tindakan I

Tindakan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 Maret 2012 jam pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Sebelum memulai pelajaran terlebih dahulu siswa berdoa menurut agamanya masing-masing. Pelajaran dimulai dengan menayakan kepada siswa tentang pengalamannya melihat laut saat kepantai, menanyakan kepada siswa yang orang tuanya sebagai nelayan, pada tindakan I ini dibahas dua sub pokok bahasan yaitu a) perubahan daratan yang disebabkan oleh air, b) perubahan daratan yang disebabkan oleh erosi. Selama 20 menit pertama guru terlebih dahulu memberikan penjelasan singkat tentang dua sub pokok bahasan tersebut

(4)

kemudian sesuai dengan prinsip Contextual Teaching and Learning (CTL) siswa diberi penugasan mengkaitkan pengetahuan yang baru didapat dengan pengalaman mereka sehari-hari berupa tugas kelompok (cooperative learning). Dalam penugasan ini siswa adalah sebagai pusat pembelajaran (student centerered) makadiharapkan siswa mampu menemukan ((inquiry) dengan membagun ilmu pengetahuan sendiri berdasarkan konsep dan fakta yang mereka temukan.

Tiap kelompok diberikan masing-masing pertanyaan yang berbeda dalam sebuah amplop. 23 orang siswa dibagi menjadi 4 kelompok, Tiap kelompok terdiri dari enam orang siswa . Adapun tiap amplop berisi pertanyaan sebagai berikut:

1. Amplop Satu: Ceritakan pengalaman anda tentang pemandangan disekitar pantai, perubahan daratan apa saja yang terjadi dan menurut anda bagaimana caranya agar saat terjadi pasang air laut tidak merusak pantai dan tebing disekitar pantai. Diskusikanlah bersama teman satu kelompok.

2. Amplop Dua: Mengapa Nelayan melaut pada malam hari dan mengapa terjadi pasang surut air laut dan apa akibatnya?. Diskusikanlah bersama teman satu kelompok.

3. Amlop tiga: Pernahkah kamu melihat terjadinya erosi di lingkungan tempat tinggalmu dan ditelevisi jika pernah catatlah hasil pengamatanmu dan hal apa saja yang harus dilakukan agar terhindar dari bencana erosi. Diskusikanlah bersama teman satu kelompok.

4. Amlop empat: Mengapa gunung yang gundul dapat mengakibatkan erosi dan mengapa air laut juga dapat menyebabkan erosi serta bagaimana proses terjadinya erosi tersebut. Diskusikanlah bersama teman satu kelompok.

c. Tindakan II

Tindakan II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 03April 2012 jam pelajaran ketiga dan keempat dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pembelajaran dibuka dengan salam setelah itu guru dan siswa mempersiapkan alat-alat pembelajaran. Pertemuan pada tindakan ke dua ini melanjutkan materi pada tindakan pertama yaitu: Perubahan daratan yang Disebabkan oleh Udara dan Perubahan daratan yang disebabkan oleh

(5)

Kebakaran. Terlebih dahulu guru menjelaskan materi pembelajaran setelah itu guru dan siswa melakukan simulasi yaitu bagaimana cara saat menghadapi cuaca buruk misalnya saat angin puting beliung datang dan petir.Guru memberikan tugas individu untuk dikerjakan selam 20 menit dengan satu soal yang sama yaitu:

1. Perubahan cuaca seperti badai, hujan lebat dan kemarau berkepanjangan dapat berakibat apa? Serta bagaimana caranya untuk mencegah agar tidak terjadi kebakaran dirumahmu?

Setelah 20 menit kemudian siswa diminta untuk membacakan hasilnya didepan kelas. Siswa diminta berdasarkan siapa yang ingin maju didepan kelas hal ini untuk melihat keaktifan siswa, keberanian mengemukakan pendapat serta memudahkan guru untuk mengamati seberapa besar motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran.

d. Hasil Tindakan

Selain kegiatan pembelajaran guru, aktivitas belajar siswa juga dinilai oleh obsever dengan lembar observasi yang sudah ditetapkan. Hasil penelitian aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siklus 1 tersaji pada tabel 6 dibawah ini:

Tabel 7

Hasil Penelitian Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Sreten 01 Salatiga Selama Mengikuti Proses Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) siklus 1

Pertemuan Materi Total

Skor

Nilai Aktivitas

Kriteria

Siklus 1

Pertemuan 1 Perubahan Penampakan Bumi 50 69%

Cukup Baik Siklus 2

Pertemuan 2

Perubahan kenampakan pada benda

(6)

Tabel 6 menunjukan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)pada siklus 1 pertemuan pertama memperoleh skor 50 dengan nilai presentase 69% dikatakan cukup baik, pada pertemuan kedua siklus 1 mendapat skor 56 dengan nilai presentase 78% dikatakan baik.

Hasil belajar IPA siswa yang dialkukan pada akhir pertemuan kedua siklus 1, sebelum diadakan perbaikan dan pengayaan setelah memperoleh tindakan meningkat dibandingkan hasil belajar pra siklus. Hasil belajar IPA siswa kelas IV pada indikator: mengidentifikasikan perubahan daratan, yang disebabkan oleh air dan udara, misalnya: perubahan akibat pasang surut air laut, badai, erosi, dan kebakaran, menjelaskan pengaruh air laut pasang dan surut bagi nelayan dan dermaga yang dangkal, pengaruh erosi kebakaran hutan bagi makhluk hidup dan lingkungannya tersaji pada tabel 7 dibawah ini:

Tabel 8

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Sraten 01 Salatiga siklus 1

No Ketuntasan Frekuensi Prosentase

1 Tuntas 15 74% 2 Tidak Tuntas 8 26% Jumlah 23 100% Nilai Minimum 53 Nilai Maksimum 100 Nilai rata-rata 75

Dengan demikian nilai rata-rata siswa Dalam kelas pada siklus 1 adalah 75 meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus yaitu 58.Jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada siklus 1 meningkat menjadi 15 siswa, sementara pada pra siklus hanya 12 siswa.Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus 1 sudah ada yang mencapai niai maksimum 100, nilai tarendah 53. Perolehan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sraten 01 Salatiga melalui pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)jumlah siswa yang nilainya

(7)

>70 atau yang memenihi KKM sudah terlihat meninggkat. Hasil tes pada siklus 1 apabila analisis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk gambar 3 di bawah ini:

Gambar 4

Presentase Ketuntasan belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Sraten 01 Salatiga Siklus 1

Siswa yang tuntas pada siklus 1 mencapai 74%, sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya 26% meningkat dibandingkan hasil belajar pada pra siklus. Namun demikian hasil yang diperoleh pada siklus 1 belum mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja pada penelitian ini dianggap berhasil apabila 17 siswa nilainya tuntas dalam kelas atau ketuntasan klasikal 80%.Dari data dapat diperoleh informasi bahwa siswa yang telah tuntas pada siklus 1 mencapai 74% (15 siswa), oleh karena itu penelitian dilanjutkan dengan mempersiapkan siklus 2.

74% 26%

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1

Tuntas Tidak Tuntas

(8)

e. Hasil Observasi

Pada pertemuan pertama siklus 1 kegiatan guru dalam pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)diamati oleh observer. Pengamatan yang dilakukan dengan lembar observasi kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Adapun pengamatan yang difokuskan pada kegiatan guru dalam menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)dalam pembelajaran IPA tersaji pada tabel 8 di bawah ini:

Tabel 9

Hasil Penilaian Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Contextual

Teaching AndLearning (CTL)Siklus 1

Pertemuan Materi Total

Skor

Nilai Aktivitas

Kriteria

Siklus 1

Pertemuan 1 Perubahan Penampakan Bumi 48 67%

Cukup Baik Siklus 1

Pertemuan 2

Perubahan kenampakan pada benda

langit. 54 75% Baik

Pada pertemuan pertama dengan berdasarkan hasil skor penilaian yang berjumlah 48 atau persentasenya adalah 67%.Secara umum dapat dikatakan pada pembelajaran pertemuan pertama siklus 1 dilaksanakan kurang maksimal. Kegiatan yang belum dilakukan yaitu menggunakan masalah yang akan dicari jawabannya melalui pengamatan gambar untuk menemukan jawaban melalui lembar tugas, meminta siswa membuat rangkuman hasil-hasil diskusinya dan melakukan tindak lanjut. Selama pembelajaran siswa masih ramai dan sebagian besar siswa belum mengerti tentang pembelajaran yang dilakukan, siswa takut bertanya kepada guru, hanya siswa tertentu saja yang aktif dalam kegiatan pembelajaran berlangsung.

Pada pertemuan kedua siklus 1 guru dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)setelah diamati oleh observer dapat skor 54 atau presentase 75% dapat

(9)

dikatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan guru baik. Pada pertemuan kedua ini aspek yang belum dilakukan pada pertemuan pertama berkurang.Aspek yang belum dilakukan yaitu memuji siswa yang giat dalam melaksanakan penemuan.Walaupun masih ada siswa yang masih ramai tetapi sebagian besar siswa sudah mengerti pembelajaran yang dilakukan.

f. Hasil Refleksi

Sebelum melakukan tindakan pada siklus 2 diadakan refleksi proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1. Refleksi yang dilakukan oleh peneliti terhadap penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Sraten 01 Salatiga menunjukkan hasil yang cukup memuaskan meskipun masih ada yang belum sesuai dengan apa yang diharapan. Hasil refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Terlihat perubahan kondisi belajar siswa setelah melakukan pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu siswa lebih bersemangat, aktif, dan berani maju didepan kelas.

2) Siswa sudah mampu mengemukakan pendapat sendiri baik membacakan hasil pekerjaan didepan kelas maupun megomentari hasil pekerjaan temannya meskipun masih terlihat malu-malu.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan yang akan ditindak lanjuti pada siklus berikutnya adalah:

1) Kurang aktifnya siswa dalam mengerjakan tugas kelompok.

2) Menumbuhkan kepercayaan diri siswa saat mengemukakan pendapatnya.

3) Siswa belum terlatih untuk memberikan tanggapan terhadap hasil teman-temannya.

3. Pelaksanaan Siklus II

Berdasarkan dari hasil refleksi pada siklus I, pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah sebagai tindaklanjut dari hasil refleksi tersebut.Siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan (dua tindakan) adalah sebagai berikut.

(10)

a. Perencananaan

Pada tindakan kedua ini hal-hal yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan materi yang akan disampaikan. Siklus II dilaksanakan dalam dua tindakan, adapun materi yang akan disampaikan pada tindakan I adalah perubahan penampakan pada benda langit, dengan sub pokok bahasan adalah “Matahari“. Pada tindakan II materi yang akan disampaikan adalah pemahaman perubahan penampakan pada benda langit, dengan sub pokok bahasan adalah “Bulan”. Selanjutnya peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Tindakan I

Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 April 2012 jam pelajaran ketiga dan keempat dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Seperti biasanya untuk memulai pembelajaran guru dan siswa mempersiapkan alat-alat belajar seperti buku paket, alat tulis dan media pembelajaran. Setelah siswa benar-benar siap untuk mengikuti pembelajaran terlebih dahulu guru membuka pembelajaran dengan sedikit bercerita tentang keagungan Tuhan akan ciptaannya terhadap alam semesta. Guru bercerita bahwa tidak ada satu manusiapun yang mampu menyerupai ciptaan Tuhan sehingga manusia harus bisa menjaga dan mesnyukuri hasil ciptaan Tuhan tersebut dengan cara mau belajar yaitu belajar tentang ciptaan Tuhan tersebut agar manusia menjadi pintar dan pandai. Guru menceritakan ciptaan Tuhan yaitu alam semesta beserta isinya termasuk benda-benda langit seperti matahari, bulan bintang dan palanet-planet. Sesuai dengan pokok bahasan selama 20 menit pertama guru menjelaskan tentang fungsi matahari bagi kehidupan manusia, setelah itu guru membentuk empat kelompok yang terdiri dari enam orang. Selanjutnya guru membagikan amplop yang berisi soal yang harus didiskusikan oleh setiap kelompok. Adapun pertanyaan setiap kelompok yaitu:

1) Amplop satu: Menurut kelompokmu apa fungsi matahari bagi mahluk hidup?

2) Amplop dua: menurut kelompokmu perubahan penampakan apa yang disebabkan oleh matahari?

(11)

4) Amlop empat: Menurut anda mengapa Tuhan menciptakan benda langit yang bernama matahari?

c. Tindakan II

Tindakan II dilaksanakan hari Sabtu tanggal 14April 2012 pada jam pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada tindakan kedua ini pokok bahasannya adalah tentang bulan. Sebelum memulai pelajaran guru dan siswa memulainya dengan doa dan mengucapkan salam. Seperti pada pertemuan sebelumnya siswa akan lebih tertarik belajar apabila guru memulainya dengan bercerita maka untuk membuka pelajaran setelah melihat kesiapan siswa guru mulai bercerita kembali mengenai pentingnya mempunyai semangat belajar agar menjadi manusia yang berguna dan mempunyai ilmu pengetahuan. Selama 20 menit pertama guru memusatkan perhatian siswa pada penjelasan materi pembelajaran tentang salah satu keagungan ciptaan Tuhan yaitu “Bulan”. Untuk menarik perhatian siswa guru sesekali mengkaitkan materi ajar dengan dongeng tentang bulan namun tetap melakukan pengamatan gambar yang terdapat pada buku paket yaitu bagaimana perubahan bentuk bulan dan manfaatnya bagi kehidupan dimuka bumi. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru maka siswa diberi tugas yang sama untuk dikerjakan secara mandiri atau individu karena hal ini diharapkan siswa mampu untuk mengaktualisasikan pengalamannya berdasarkan prinsip CTL. Berikut ini adalah soal yang dikerjakan setiap individu atau mandiri:

1. Menurutmu ada berapa macam bentuk bulan dan apa fungsinya bagi kehidupan dibumi! jawablah berdasarkan yang kamu ketahui!

d. Hasil Tindakan

Hasil penelitian aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siklus 2 tersaji pada tabel 9 di bawah ini:

(12)

Tabel 10

Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Sraten 01 Salatiga Selama Mengikuti Proses Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Siklus 2

Pertemuan Materi Total

Skor Nilai Aktivitas Kriteria Siklus 2 Pertemuan 1

Perubahan Penampakan

Benda-Benda Langit. 64 89%

Baik Sekali Siklus 2

Pertemuan 2

Perubahan kenampakan pada benda

langit. 68 94%

Baik Sekali

Tabel 9 menunjukan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran ContextualTeaching and Learning (CTL) pada siklus 2 pertemuan pertama memperoleh skor 64 dengan nilai persentase 89% dikatakan baik sekali, pada pertemuan kedua siklus 2 mendapat skor 68 dengan nilai persentase 94% dikatakan baik sekali.

Pada pertemuan kedua siklus 2 diakhir pembelajaran diadakan tes/evaluasi untuk melaksanakan perbaikan dan pengayaan dapat dilihat dari tabel 10 dibawah ini:

Tabel 11

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Sraten 01 Salatiga Siklus 2

No Ketuntasan Frekuensi Prosentase

1 Tuntas 18 89% 2 Tidak Tuntas 5 11% Jumlah 23 100% Nilai Minimum 60 Nilai Maksimum 100 Nilai rata-rata 83

Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 2 adalah 83 meningkat dibadingkan nilai rata-rata pra siklus yaitu 55 dan siklus 1 adalah 75. Jumlah siswa yang

(13)

tuntas belajarnya pada siklus 2 meningkat menjadi 18 siswa, sementara pada pra siklus hanya 12 siswa dan siklus 1 yaitu 15 siswa. Tabel 10 diatas menunjukan bahwa perolehan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sraten 01 Salatiga dengan penerapan pendekatan ContextualTeaching and Learning (CTL) pada siklus 2degan jumlah siswa yang nilainya <70 atau yang mencapai KKM sudah terlihat sangat meningkat. Hasil tes pada siklus 2 apabila dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk gambar 4 di bawah ini:

Gambar 5

Prsentase Ketuntasan Belajar IPA Siswa Kelas Iv SD Negeri Sraten 01 Salatiga Siklus 2

Gambar 4 menunjukan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus 2 sudah mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja pada penelitian ini.Indikator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil apabila 16 siswa dari 23 siswa kelas IV tuntas hasil belajarnya.Dari data tersebut dapat diperoleh informasi bahwa siswa yang telah tuntas pada siklus 2 sudah mencapai 89% (18 siswa).Dari hasil data siklus 2 tersebut sudah menunjukan keberhasilan ketuntasan belajar siswa yang sudah sesuai dengan indikator beberhasilan penelitian.

89% 11%

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2

Tuntas Tidak Tuntas

(14)

e. Hasil Observasi

Kegiatan observasi terhadap kegiatan pembelajaran guru dalam menerapkan pendekatan ContextualTeaching and Learning (CTL) pada siklus 2 baik pada pertemuan pertama dan kedua yang dinilai observer sudah menunjukan hasil yang lebih baik dari siklus 1.

Tabel 12

Hasil Penilaian Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan Pendekatan

ContextualTeaching And Learning (CTL) Siklus 2

Pertemuan Materi Total

Skor Nilai Aktivitas Kriteria Siklus 2 Pertemuan 1

Perubahan Penampakan

Benda-Benda Langit. 59 82% Baik

Siklus 2 Pertemuan 2

Perubahan kenampakan pada benda

langit. 69 96%

Baik Sekali

Pada pertemuan pertama memperoleh skor 59 atau dengan nilai persentase kegiata yaitu 82%.Kegiatan yang belum dilakukan yaitu melakukan evaluasi dan tindak lanjut. Pada pertemuan kedua siklus 2 mendapat skor 69 atau nilai persentase kegiatan yaitu 96%, semua kegiatan yang dilakukan guru semua dilaksanakan dengan criteria baik.

f. Hasil Refleksi

Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pertemuan pertama melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Sraten 01 Salatiga menunjukkan hasil yang lebih baik. Siswa kelas IV pada saat proses pembelajaran berlangsung diberi kepercayaan dan kebebasa dalam mengemukakan pengetahuannya sendiri sehingga siswa terlatih dalam membacakan hasilnya didepan kelas, tertarik untuk bertanya, aktif, adanya kerjasama dan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa maupun guru.

(15)

Pada pertemuan kedua yang dilakukan guru sudah bisa dilakukan berhasil, yang dapat ditunjukan dari meningkatnya hasil ketuntasan belajar siswa yaitu 18siswa atau 89% siswa tuntas. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan dalam menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siklus 2 sudah berhasil karena memperoleh penilaian pada pertemuan pertama adalah 82%meningkat menjadi 96%.

4.2. Hasil Analisis Data

Data yang diperoleh dari pengamatan dalam penelitian ini meliputi hasil pembelajaran dan kegiatan pembelajaran baik siklus 1 dan siklus 2 sebagai berikut:

4.2.1. Hasil Penilaian Kegiatan Guru Dalam Menerapkan Pendekatan Contextual

Teaching And Learning (CTL)

Setelah diamati atau dicatat oleh observer kinerja guru dalam mengajar menggunakanpendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)diperoleh data yang tampak pada tabel 12 dan gambar 5 dibawah ini:

Tabel 13

Perbandingan Kegiatan Guru Mengajar Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching

And Learning (CTL)Siklus 1 dan Siklus 2

Aktivitas Mengajar Nilai Presentase Kriteria

Siklus 1 pertemuan ke-1 67% Ckup Baik

Siklus 1 pertemuan ke-2 75% Baik

Siklus 2 pretenuan ke-1 82% Baik

(16)

Gambar 6

Perbandingan Kegiatan Guru Mengajar Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching

And Learning (CTL)Siklus 1 dan Siklus 2

Dilihat dari hasil tersebut bahwa kegiatan guru mengajar menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siklus 1 pertemuan pertama yaitu 67% engan kategori cukup baik dan pertemuan kedua yaitu 75% dengan kategori baik. Sedangkan pada siklus 2 mengalami peningkatan, pada pertemuan pertama siklus 2 menjadi 82% dengan kategori baik dan pada pertemuan kedua yaitu 96% dengan kategori baik sekali. Dapat disimpulkan kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)pada pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri Sraten 01 Salatiga dari setiap pertemuan mengalami peningkatan yang ditunjukan dari nilai persentase kegiatan guru mengajar. Jika dilihat dari seluruh kegiatan pembelajaran yang direncanakan, maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran siklus 2 berhasil.

Siklus 1 pertemuan ke-1 Siklus 1 pertemuan ke-2 Siklus 2

pretenuan ke-1 Siklus 2 pertemuan

ke-2

67% 75% 82%

96%

(17)

4.2.2. Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Ngeri Sraten 01 Salatiga

Setelah diamati dan dicatat oleh guru ataupun observer mengenai hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sraten 01 Salatiga pada pelajaran IPA materi Perubahan Kenampakan Pada Bumi dan Benda Langit diperoleh data seperti pada tabel 13 dibawah ini:

Tabel 14

Perbandingan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri Sraten 01 Salatiga Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase Frekuensi prosentase

1 Tuntas 12 52% 15 74% 18 89% 2 Tidak Tuntas 11 48% 8 26% 5 11% Jumlah 23 100% 23 100% 23 100% Nilai Minimum 30 53 60 Nilai Maksimum 100 100 100 Nilai Rata-rata 55 75 83

Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa ada kenaikan hasil belajar dari pra siklus sampai siklus 2. Nilai yang diatas KKM dari pra siklus 12 siswa meningkat pada siklus 1 menjadi 15 siswa, meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 18 siswa dari 23 siswa adanya peningkatan hasil belajar IPA tiap siklus setelah dilakukan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

(18)

Gambar 7

Grafik Perbandingan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD Negeri Sraten 01 Pra Siklus, Siklus 1 Dan Siklus 2

Berdasarkan gambar 6 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan kelas dilaksanakan mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 55 dengan ketuntasan klasikal 52% siswa tuntas dan setelah dilaksanakan tindakan dengan menggunakn pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)dalam pembelajaran rata-rata siklus I menjadi 75 dengan ketuntasan belajar mencapai 74% siswa tuntas. Sedangkan pada siklus 2 nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 83 dengan ketuntasan klasikal mencapai 89% siswa tuntas hasil belajarnya.

TUNTAS TIDAK TUNTAS NILAI RATA-RATA

12 11 55 15 8 75 18 5 83 Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Sraten 01

Salatiga pra siklus, siklus 1 dan siklus 2

(19)

4.3. Pembahasan

4.3.1. Penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)dalam pembelajaran

Pembelajaran tindakan dalam penelitian ini berlangsung selama 2 siklus setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan.Pada siklus 1 pertemuan pertama dengan materi Perubahan Kenampakan Pada Bumi dan Benda Langit. Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan didapatkan permasalahan antara lain siswa kurang mengerti tantang pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), dalam proses pembelajaran masih banyak siswa yang sibuk sendiri dan membuat keramaian kelas, siswa tidak berani bertanya bila mengalami kesulitan. Selain itu karena terbiasa dengan proses pembelajaran yang lalu siswa masih banyak yang bingung dan kurang dapat mencermati/mengerjakan lembar tugas yang diberikan guru. Guru dalam menerapkan pendekatanContextual Teaching and Learning (CTL)kurang optimal terlihat pada kegiatan-kegiatan guru dalam pembelajaran yang direncanakan belum dilakukan. Sehingga pertemuan berikutnya harus berusaha melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan.

Pada pertemuan kedua siklus 1 masih ditemukan permasalahan-permasalahan seperti diatas.Sehingga guru terus menerus memotivasi siswa untuk mau berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran.Walaupun kegiatan-kegiatan yang direncanakan sudah banyak dilakukan tetapi kurang optimal yang ditunjukan hasil penilaian observer terhadap pembelajaran yang dilakukan masih dibawah kriteria baik sekali. Kegiatan guru pada siklus 1 pertemuan pertama memperoleh 67% dengan Kriteria cukup, sedangkan pada pertemuan kedua 75% dengan kriteria baik.

Pada pertemuan siklus 2 masalah-masalah tersebut sudah berkurang, yang ditunjukan antara lain: siswa sudah berani bertanya kepada guru, siswa sudah terbiasa menempatkan diri sesuai kelompok berdasarkan hasil belajarnya sehingga kondisi kelas tidak ramai. Dari hasil pengamatan kegiatan guru dalam pembelajaran pada siklus 2 diperoleh nilai persentasenya 82% pada pertemuan pertama dan 96% pada pertemuan kedua guru berusaha

(20)

memperbaiki dan menambahkan kegiatan-kegiatan yang belum dilakukan pada siklus 1 semua indikator kegiatan guru dilakukan pada pembelajaran di siklus 2.

Secara umum dapat dilakukan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)yang dilakukan guru pada siswa kelas IV SD negeri Sraten 01 Salatiga dari siklus 1 ke siklus 2 ada peningkatan yang baik, ini berarti bahwa membelajaran IPA menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)dapat meningkatkan hasil belajar IPA.

4.3.2. Hasil Belajar IPA siswa kelas III SDN 3 Purwodadi

Berdasarkan hasil analisis data penilaian, pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)pada pelajaran IPA meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sraten 01 Salatiga.hal ini dapat dilihat ketuntasan belajar dan nilai rata-rata tes siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) setelah dilaksanakan. Tampak pada table 14 dibawah ini:

Table 15

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa kelas IV SD Negeri Sraten 01 Salatiga pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Kategori

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Jumlah siswa Persentase Jumlah siswa Persentase Jumlah siswa Persentase Tuntas 12 52% 15 74% 18 89% Tidak Tuntas 11 48% 8 26% 5 11% Jumlah 23 100% 23 100% 23 100%

Dari tabel 14 dapat dikelompokan menjadi 4 kategori, kategori 1 menunjukan jumlah siswa tang tuntas sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berjumlah 12 siswa atau 52%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas berjumlah 11 siswa atau 48% dengan nilai rata-rata 55. Hal ini disebabkan karena guru

(21)

kelas IV SD Negeri Sraten 01 Salatiga kurang kreatif dalam kegiatan mengajar hanya berceramah saja tanpa disertai media yang lain, pendekatan kurang bervariasi, serta kurang melibatkan siswa. Selain itu, siswa dalam mengikuti pembelajaran siswa tidak berani bertanya, konsentrasi siswa dalam pembelajaran rendah sebagian besar siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru.

Kategori 2 yaitu setelah diberikan tindakan pada siklus 1 menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) diperoleh hasil yaitu jumlah siswa yang tuntas bertambah 3 siswa dengan jumlah total 15 siswa, ketuntasan klasikal siswa mencapai 74%, sedangkan siswa yang tidak tuntas berjumlah 8 siswa atau 26%, dengan nilai rata-rata 75. Walaupun mengalami peningkatan pada siklus 1 tetapi ketuntasan klasikal nilai siswa yang dicapai masih jauh dari indikator yang diharapkan.

Kategori 3 yaitu setelah dilaksanakan tindakan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siklus 2 diperoleh hasil belajar siswa yang tuntas bertambah 3 siswa dengan jumlah total siswa yang tuntas mencapai 18 siswa atau 89% dengan nilai rata-rata menjadi 83.

Kategori 4 yaitu jumlah siswa yang tidak tuntas pada siklus 2 yaitu 5 siswa atau 11% dari jumlah siswa-siswi tersebut adalah termasuk siswa yang kurang kemampuan akademiknya dibandingkan dengan teman-temannya.

Dengan hasil tersebut maka diambil saran bahwa pembelajaran menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sraten 01 Salatiga. Terjadinya hipotesis tindakan dalam penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)dapat meningkatkan haasil belajar IPA siswa.

Gambar

Tabel  6  menunjukan  aktivitas  belajar  siswa  selama  mengikuti  pembelajaran  Contextual Teaching  and Learning (CTL)pada siklus 1 pertemuan pertama memperoleh  skor  50  dengan  nilai  presentase  69%  dikatakan  cukup  baik,  pada  pertemuan  kedua

Referensi

Dokumen terkait

memahamkan cara pengolahan sampah rumah tangga dan pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari koran bekas dengan metode community based participatory action yang

Dengan melalcukan simulasi melalui komputer untuk masalah transportasi tersebut, yakni dengan parameter jumlah antrian, menentukan waktu keberangkatan bus (headway)

Hasil penelitian Tyan, Utomo dan Hasneli (2015) di Riau diperoleh hasil terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan

dalam menentukan kebutuhan karir mereka sendiri(Dr.Veithzal Rivai,2004) setelah karyawan mengetahui seperti apa kebutuhan karirnya maka karyawan akan termotivasi mencapai

Eksistensi kesenian Tari Topeng Gaya Tegal jadi kurang diperhatikan dan cenderung padahal dengan adanya UU Hak Cipta Pemerintah daerah juga memiliki kewajiban ndungi dan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Penjumlahan Melalui Metode Drill di Kelas II SDN Sukabumi Selatan

Harga saham yang akan dibayarkan adalah sebesar harga rata dari harga saham DVLA pada penutupan perdagangan harian di Bursa Efek Indonesia selama 90 (sembilan puluh) hari terakhir