• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)REPUBIK INDONESIA. PE T UN J U K TE K N I S. PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM). PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN.

(2)

(3) PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM)               . . . .             . 

(4) . 

(5)  

(6)    !  . .

(7) .

(8) DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang | 2 B. Pengertian Kelompok Swadaya Masyarakat | 2 C. Tujuan Pembangunan KSM | 2 D. Keluaran dan Indikator | 3 E. Substansi Pesan dalam Pembentukan KSM | 4 F. Prinsip-prinsip KSM | 8 G. Peran dan Fungsi KSM. |9. BAB II LANGKAH-LANGKAH PENDAMPINGAN KSM | 11 1. Pembekalan kepada Fasilitator mengenai KSM | 12 2. Sosialisasi konsep dan substansi KSM kepada masyarakat oleh fasilitator | 12 3. Teridentifikasi dan penggalangan relawan pendamping kelompok | 13 4. Coaching Kepada BKM/LKM, UP, Relawan, Lurah | 13 5. Sosialisasi Konsep KSM oleh relawan pendamping dan Pertemuan Warga untuk FGD mengenai Dinamika Kelompok | 13 5.1. Sosialisasi Konsep KSM. | 13 5.2. Diskusi mengenai Dinamika Kelompok | 13 6. Pengembangan KSM | 14 6.a. Pengembangan KSM | 14 6.b. Pembangunan KSM | 14 7. Review Kelompok | 16 8. Menyusun rencana kegiatan KSM dan Usulan Kegiatan KSM | 17 9. Penilaian kelayakan usulan kegiatan KSM oleh UP-UP sesuai kaidah umum | 17 10. Direkomendasikan dalam penetapan prioritas | 18 11. Arah Pengembangan KSM | 18.     

(9) 

(10)  

(11) 

(12) 

(13) 

(14) 

(15) 

(16) 

(17)  . . .

(18) LAMPIRAN | 21 Checklist Pengendalian Kondisi Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) | 22 Checklist Pengendalian Review Aturan Main Kelompok | 23 Checklist Pengembangan Ksm | 24 DATTAR GAMBAR Gambar 1 - Status Perubahan Sosial | 6 Gambar 2 - Tingkat keberdayaan KSM | 7 Gambar 3 - Tahap Perkembangan KSM | 7 Gambar 4 - Alur Pendampingan KSM | 12. . .       

(19)    .

(20) BAB I PENDAHULUAN .    

(21)    .

(22) A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri dan pada akhirnya menuju madani, dilakukan melalui proses saling belajar bukan hanya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan akan tetapi juga agar bisa berbagi nilai-nilai positif. Pengalaman membuktikan kelompok yang kuat adalah kelompok yang bisa menumbuhkan rasa saling percaya di antara anggota dengan didasari oleh keterbukaan, rasa saling menghargai, kesetaraan, keadilan, kejujuran dan nilai-nilai positif lainnya. Dengan demikian kelompok ini mempunyai fungsi sebagai media belajar untuk terjadinya perubahan sosial dalam membangun paradigmaparadigma baru dalam penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin, serta mengembangkan dan mempraktekkan nilai-nilai positif yang menjadi dasar penumbuhan modal sosial. Berangkat dari kondisi tersebut, ada dua alternatif yang bisa dilakukan program ini, yaitu: pertama, bekerja dengan kelompok-kelompok yang sudah ada di masyarakat atau; kedua, membangun dan mendampingi kelompok-kelompok baru. Setiap alternatif memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Bekerja dengan kelompok yang sudah ada di masyarakat membuat program lebih efisien, penerimaan masyarakat terhadap program berlangsung relatif lebih cepat dan dukungan sumber daya lokal lebih mungkin digalang. Akan tetapi, kelompok yang sudah ada telah memiliki nilai-nilai dan aturan main yang belum tentu sejalan dengan nilai-nilai yang diusung oleh program ini. Apapun pilihan pendekatan yang diambil, apakah bekerja dengan kelompok yang ada atau membentuk kelompok baru, arah pendampingan tetap ditujukan kepada penguatan kapasitas kelompok sehingga mereka bisa membangun kultur kelompok yang lebih terbuka, adil, bertanggungjawab dan mandiri. Dengan demikian, pendekatan PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terbangunnya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses penanggulangan kemiskinan. B. Pengertian Kelompok Swadaya Masyarakat                 masyarakat yang paling baik adalah  yang memang lahir dari kebutuhan dan kesadaran masyarakat sendiri, dikelola dan dikembangkan dengan menggunakan terutama sumber daya yang ada di masyarakat tersebut     

(23)           KSM adalah kumpulan orang yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya visi, kepentingan, dan kebutuhan yang sama, sehingga kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama. C. Tujuan Pembangunan KSM Tujuan Umum Pembangunan KSM adalah mewujudkan KSM-KSM yang berdaya yang mampu memecahkan persoalan mereka secara mandiri dan mampu mencapai tujuan melalui tindakan bersama.. . .          .

(24) Tujuan tersebut dapat dicapai dengan tujuan antara sebagai berikut: a. b. c. d. e.. Tumbuhnya kesadaran dan kepedulian masyarakat, laki-laki dan perempuan, untuk memperkuat kembali ikatan-ikatan pemersatu sebagai media membangun solidaritas sosial melalui pembelajaran bertumpu pada kelompok. Masyarakat memahami tujuan, nilai dan prinsip dasar, peran dan fungsi, kriteria anggota, serta aturan main dan kegiatan KSM KSM yang terbentuk berorientasi pada program penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin berbasis pada mata pencaharian komunitas lokal Membangun dan menerapkan nilai-nilai kemasyarakatan dan kemanusiaan dalam kegiatan KSM sebagai dasar dalam pengembangan modal sosial. Berfungsinya aturan main, tanggung renteng dan keswadayaan.. D. Keluaran dan Indikator Keluaran yang diharapkan dan indikator keberhasilan pembangunan KSM didasarkan kepada tujuan-tujuan antara yang ingin dicapai seperti dijelaskan dalam tabel di bawah ini. Tujuan antara 1 : Tumbuhnya kesadaran dan kepedulian masyarakat, laki-laki dan perempuan, untuk memperkuat kembali ikatan-ikatan pemersatu sebagai media membangun solidaritas sosial melalui pembelajaran bertumpu pada kelompok. Keluaran Indikator • Terdapat daftar kelompok yang ada di masyarakat • Pertemuan kelompok dilakukan secara rutin Masyarakat memahami pentingnya • Persoalan anggota diselesaikan oleh kelompok membangun kelompok • Kegiatan kelompok dilaksanakan sesuai kesepakatan kelompok Tujuan antara 2 : Masyarakat memahami tujuan, nilai dan prinsip dasar, peran dan fungsi, kriteria anggota, serta aturan main dan kegiatan KSM Keluaran Indikator Masyarakat memahami konsep, • Masyarakat paham konsep, tujuan, peran dan fungsi tujuan, peran dan fungsi serta KSM kriteria anggota KSM • Masyarakat bergabung dalam KSMsecara sadar Tujuan antara 3 :. KSM yang terbentuk berorientasi pada program penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin berbasis pada mata pencaharian komunitas lokal. Keluaran Daftar kelompok masyarakat yang bersepakat terlibat dalam program penanggulangan kemiskinan.. Indikator • Terdapat daftar KSM berikut tujuan, kepengurusan, dan aturan main. • Tujuan KSM berorientasi pada program penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin. • KSM mempunyai perencanaan kelompok dan kegiatan rutin • KSM mempunyai rencana kegiatan penanggulangan kemiskinan • Terdapat daftar warga miskin yang menjadi.       

(25)    . . .

(26) •. penerima manfaat Terdapat prioritas kegiatan berbasis mata pencaharian yang dapat meningkatkan pendapatan warga miskin setempat. Tujuan antara 4 : Membangun dan menerapkan nilai-nilai kemasyarakatan dan kemanusiaan dalam kegiatan KSM sebagai dasar dalam pengembangan modal sosial Keluaran Pengelolaan keuangan KSM dilakukan secara transparan dan akuntabel. Indikator • Dilakukan pencatatan keuangan KSM • Apabila ada pinjaman bergulir, pengembalikan pinjaman dilakukan tepat waktu dan tepat jumlah • Seluruh anggota mengetahui penggunaan dana KSM. Tujuan antara 5 : Berfungsinya aturan main, tanggung renteng dan keswadayaan Keluaran Adanya modal kegiatan KSM dari anggota dan lembaga luar. Indikator • Tanggung renteng berjalan untuk menyelesaikan persoalan anggota • Kegiatan KSM didanai dari dana anggota/swadaya dan lembaga luar • Dilakukan penilaian secara rutin mengenai perkembangan kelompok dan tingkat kesejahteraan warga miskin • Terbukanya akses pasar yang lebih luas dalam rangka membangun jaringan kemitraan. E. Substansi Pesan dalam Pembentukan KSM Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat akan menghadapi berbagai persoalan, dimana tidak setiap persoalan dapat diselesaikan secara individu, acapkali justru cukup banyak persoalan yang perlu diselesaikan secara bersama-sama. Ketika persoalan diselesaikan dengan banyak orang, dimungkinkan muncul banyak gagasan, sehingga akan banyak alternatif pemecahan. Hal ini sejalan dengan pemikiran bahwa pada dasarnya warga masyarakat mempunyai niat baik untuk membantu sesamanya, sehingga masalah yang dihadapi oleh orang-per-orang akan dirasakan sebagai persoalan bersama. Di samping itu, pada dasarnya setiap orang juga mempunyai motivasi, pengalaman, serta potensi-potensi yang beragam, yang pada umumnya belum digali dan dimanfaatkan secara maksimal. Jika hal tersebut dihimpun dalam suatu ikatan kelompok, maka akan menjadi kekuatan besar yang bisa digunakan dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Diibaratkan seikat sapu lidi.Jika satu lidi saja, potensi dan manfaatnya sangat kecil serta gampang dipatahkan.Tapi ketika sejumlah lidi diikat menjadi sapu lidi, maka menjadi lebih kuat serta lebih bermanfaat. Dengan demikian, pada hakekatnya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dapat didefinisikan sebagai kumpulan orang, laki-laki dan perempuan, yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya kepentingan dan kebutuhan yang samauntuk kemudian merumuskan tujuan bersama dan melaksanakan tindakan bersama untuk mencapai tujuan.. . .       

(27)    .

(28) Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dalam rangka PNPM Mandiri Perkotaan difokuskan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dengan mengatasi berbagai permasalahan kemiskinan yang menyangkut sarana dan prasarana dasar, pengembangan sumberdaya manusia serta pengembangan ekonomi. Posisi KSM di PNPM Mandiri Perkotaan adalah independen dalam arti bukan sebagai bawahan BKM/LKM atau Unit Pengelola (UP). Hubungan KSM dengan Unit Pengelola dan BKM/LKM adalah hubungan kemitraan. Posisi KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan adalah sebagai pelaku langsung dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan. Anggota masyarakat yang tergabung dalam KSM tidak hanya untuk meningkatkan wawasan tentang prinsip dan nilai PNPM Mandiri Perkotaan, akan tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui interaksi antara sesama anggota KSM, sangat memungkinkan untuk saling mencerdaskan, sehingga tumbuh nilai-nilai baru, cara pandang, cara menyelesaikan masalah maupun cara memahami realitas yang dapat mempengaruhi peningkatan kualitas hidup. Dengan demikian KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan bukanlah semata-mata sebagai kelompok peminjam atau yang berorientasi pada kegiatan ekonomi, atau kegiatan infrastruktur melainkan kelompok pemberdayaan. Dalam hal ini, bisa dikatakan KSM merupakan wadah bagi tumbuhnya rasa percaya diri, semangat kemandirian, saling kepercayaan sosial, rasa kebersamaan dan lain-lain. Dari sisi lain, KSM dapat juga menjadi salah satu wadah pertukaran informasi, tukar pengalaman, peningkatan wawasan, pembahasan masalah kemasyarakatan baik yang berhubungan dengan kesejahteraan maupun berkaitan dengan pengambilan keputusan/ kebijakan publik. Seperti diketahui di PNPM Perkotaan terdapat tahapan pembelajaran pembangunan masyarakat.Tahapan tersebut terdiri dari masyarat tidak berdaya, berdaya, mandiri dan menuju madani.Masyarakat pada tahap awal adalah adalah masyarakat yang belum didampingi. Masyarakat berstatus Masyarakat Berdaya mempunyai empat aspek pembelajaran, yaitu 1) belajar mengubah cara pandang, 2) membangun lembaga yang dipercaya untuk penanggulangan kemiskinan, 3) menyusun program penanggulangan kemiskinan, 4) melaksanakan kegiatan Tridaya. Pada tahapan Masyarakat Mandiri, BKM/LKM dan masyarakat mampu bermitra dengan Pemda dan/atau dunia usaha serta mampu mengakses berbagai sumberdaya di sekitarnya. Untuk tahapan Masyarakat Menuju Madani masyarakat dan seluruh pihak mampu melaksanakaan pembangunan yang berprinsip pada tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)..       

(29)    . . .

(30)    

(31)   . .  Jika BKM/LKM sebagai Lembaga di tingkat kelurahan (Civil Society Organization) maka KSM adalah lembaga kecil di level masyarakat akar rumput (grass root – Community Base Organization). Kedua lembaga tersebut memperjuangkan peningkatan kesejahteraan warga miskin melalui serangkaian program penanggulangan kemiskinan. Oleh sebab itu semestinya status pendampingan KSM mengikuti status pendampingan masyarakat. Di dalam tahapan Masyarakat Berdaya,KSM digunakan masyarakat untuk belajar berkelompok dan berwirausaha. Di tahap selanjutnya, dalam tahapan Masyarakat Mandiri, KSM digunakan masyarakat sebagai sarana untuk belajar mengembangkan usaha kelompok.Selanjutnya dalam tahapan Masyarakat Menuju Madani, KSM harus mampu berjejaring dan memperluas jaringan usaha. Namun demikian dalam proses pemberdayaan masyarakat, tahapan perubahan social masyarakat dan KSM tersebut tidak selalu berjalan seiring. Tidak menutup kemungkinan KSM yang telah mampu memperluas jaringan usaha muncul di tahapan Masyarakat Mandiri, atau bahkan Masyarakat Berdaya. Begitu juga sebaiknya, di dalam Masyarakat Menuju Madani, tidak mustahil masih terdapat KSM yang masih belajar berkelompok dan berwirausaha.. . .        

(32)  

(33) .

(34)      .   . .             . .     . .     . .      . . .   Kegiatan KSM dalam PNPM Perkotaan dapat terdiri dari kegiatan tridaya, yaitu infrastruktur, ekonomi, dan/atau sosial.Berdasarkan tahapan pendampingannya, KSM terdiri dari 3 tingkatan, yaitu 1) KSM Tahap Tunas, 2) KSM Tahap Tumbuh, dan 3) KSM Tahap Kembang. Khusus untuk KSM yang mempunyai kegiatan dana bergulir, KSM terdiri dari 3 jenis berdasarkan sumberdaya dana yang dikelola, yaitu KSM yang dapat mengakses dana Kegiatan Sosial untuk digunakan sebagai pinjaman bergulir dalam kelompok, KSM yang mengakses dana bergulir dari UPK, dan KSM yang dapat mengakses dana dari Program Peningkatan Mata Pencaharian Keluarga (PPMK) atau KUR (Kredit Usaha Rakyat). Pendampingan ketiga jenis KSM tersebut berbeda-beda. Untuk KSM dana bergulir yang mendapatkan dana dari UPK sudah berjalan sejak PNPM Perkotaan tahun 1999. Sedangkan KSM PPMK berjalan di wilayah I (Sumatera, Banten, Kalbar dan Jabar). Skala pinjaman kedua jenis KSM tersebut berbeda besarannya. KSM PPMK mempunyai kapasitas mengelola dana dan kegiatan yang lebih besar daripada KSM dana bergulir yang bersumber dari pinjaman UPK.. 

(35) 

(36)       

(37)  

(38) . . .

(39) F. Prinsip-prinsip KSM Agar KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaanbenar-benar menjadi wadah bagi pemberdayaan anggota-anggotanya, maka perlu disepakati prinsip-prinsip dalam KSM, antara lain : a. Inklusif. Mengajak masuk dan mengikutsertakan masyarakat miskin, laki-laki dan perempuan, secara terbuka dalam kegiatan KSM. Kepemimpinan di setiap tingkat akan terdiri dari perwakilan berbagai kelompok masyarakat miskin. Kepemimpinan terbuka secara adil dan setara bagi perempuan dan laki-laki. b. Karakter saling mempercayai dan saling mendukung. Melalui pengembangan karakter tersebut, bisa mendorong para anggota untuk mengekspresikan gagasan, perasaan dan kekhawatirannya dengan nyaman. Dengan demikian, setiap anggota KSM memiliki keleluasaan mengungkapkan pemikiran dan pendapat, serta mampu mengajukan usul dan saran yang perlu dijadikan pembahasan dalam rapat kelompok tanpa adanya rasa segan atau adanya hambatan psikologis lainnya. c. Mandiri dalam membuat keputusan. Melalui kebersamaan kelompok, maka secara mandiri dimungkinkan adanya proses pengambilan keputusan melalui kesepakatan yang diambil oleh kelompok itu sendiri. Keputusan kelompok lazimnya merupakan hasil dari permusyawaratan bersama dan tidak diperkenankan adanya dominasi dari perorangan atau beberapa orang yang bersifat pemaksaan kehendak atau intervensi dari pihak manapun. Kelompok juga berwenang untuk mengatur rumah tangganya sendiri sesuai dengan keputusan bersama.  d. Bertumpu pada kelompok. Kegiatan peningkatan kualitas hidup anggota kelompok dilakukan secara terorganisir melalui kelompok yang dibangun dan dikembangkan untuk memperjuangkan kebutuhan dan kepentingan bersama. d. Melalui kelompok, dimungkinkan terjadi proses belajar bersama yang lebih efisien dan efektif. Diharapkan kapasitas para anggota meningkat sehingga mampu meningkatkan pendapatan berbasis mata pencaharian. e. Transparansi dan Akuntabilitas. Semua kegiatan pengambilan keputusan harus melibatkan semua pihak yang berkepentingan, terutama masyarakat miskin, melalui cara yang terbuka, jelas, dan bisa diakses semua orang serta setiap pelaku bertanggung jawab terhadap kegiatan yang dilakukan disemua tingkatan. f.. Partisipasi yang nyata. Melalui basis kelompok, peluang setiap anggota, laki-laki dan perempuan, untuk memberikan kontribusi kepada kelompok atau anggota kelompok yang lainnya, sebagai wujud komitmen kebersamaan dapat berjalan. Dengan demikian, potensi untuk menumbuhkan keswadayaannya dalam wujud partisipasi nyata terbuka luas.. g. Fasilitasi. Dalam setiap langkah kegiatan, fasilitator hanya akan berperan katalis serta memindahkan peran dan tanggung jawab kepada masyarakat sebagai pelaku utama. Harus ada kepercayaan pada kemampuan masyarakat miskin untuk melaksanakan, memutuskan, dan mengawasi kegiatan..

(40) . .       

(41)    .

(42) G. Peran dan Fungsi KSM Masyarakat dapat mengambil manfaat dari kegiatan berkelompok. Oleh karena itu, keberadaan KSM diharapkan bisa memenuhi kebutuhan materiil maupun psikologis warga masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, maka KSM diharapkan dapat berperan dan berfungsi seperti berikut ini : a. Sebagai sarana pendorong dalam proses perubahan sosial. Proses pembelajaran yang terjadi dalam KSM adalah menjadi pendorong terjadinya perubahan paradigma, pembiasaan praktek nilai-nilai baru, cara pandang dan cara kerja baru serta melembagakannya dalam praktek kehidupan sehari-hari. b. Sebagai wadah pembahasan dan penyelesaian masalah. Setiap kegiatan yang dilaksanakan KSM lazimnya berkaitan dengan upaya memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok, dan penyelesaiannya merupakan rumusan bersama yang disepakati secara bersama-sama pula. c. Sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi. Jika ada permasalahan, kepentingan, ataupun harapan yang berkembang di masyarakat, maka KSM dapat menampungnya, membahas dan menyalurkannya kepada pihak-pihak yang relevan, dengan tetap berpijak pada hak-hak warga masyarakat yang lainnya. d. Sebagai wadah untuk menggalang tumbuhnya saling kepercayaan (menggalang socialtrust). Melalui KSM, para anggota bisa saling terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan membagi tanggung jawab semata-mata atas dasar saling percaya. Saling percaya secara sosial ini dapat dibangun melalui cara penjaminan di antara para anggota kelompok yang telah bersepakat, serta melalui rekomendasi kelompok. Ketika kelompok membangun hubungan dengan pihak lainpun, kepercayaan tersebut sebagai modalnya yang utama. e. Sebagai wahana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Jika masyarakat membutuhkan dana atau modal, maka KSM bisa berfungsi sebagai salah satu sumber keuangan. Keuangan di KSM bisa saja bersumber dari pihak luar ataupun dari internal anggota sendiri, misalnya dengan cara iuran bersama. Iuran anggota tersebut bisa menjadi modal usaha dan sekaligus menjadi salah satu bentuk ikatan pemersatu dan membangun kekuatan secara mandiri.. .       

(43)    . . .

(44) .

(45) BAB II LANGKAH-LANGKAH PENDAMPINGAN KSM.       

(46)    . . .

(47)      . Pembekalan kepada Fasilitator mengenai KSM 1. Ya. Pembangunan KSM   Sosialisasi Konsep dan Substansi KSM kepada Masyarakat oleh Fasiltator   FGD Dinamika KSM (berbasis hasil RPK dan PS) 2. Teridentifikasi dan Penggalangan Relawan Pendamping Kelompok. 6.b..   Sosialisasi Konsep dan Substansi KSM oleh Relawan Pendamping Kelompok   FGD Dinamika KSM. 1. Susun/ Review Tujuan 2. Kesepakatan Bersama /Aturan Main 7. Penyusunan Rencana Kegiatan KSM 8. 5. Penilaian Kelayakan oleh UP-UP :   Kelayakan KSM   Kesesuaian usulan dengan PJM Pronangkis.   Akses BLM   Akses APBD   Akses Channelling   Akses Sumberdaya lain 11. 9. 3. Pelatihan kepada BKM, UP-UP dan Relawan Pendamping Kelompok. Direkomenda sikan dalam Penetapan Prioritas 10. Pengembangan KSM. Tidak. 6a. 4. Proses Pembangunan KSM. Proses Verifikasi Usulan KSM. 1. Pembekalan kepada Fasilitator mengenai KSM Agar proses pengembangan KSM dapat difasilitasi dengan baik, maka KMW dan Tim Koordinator Kota berkewajiban untuk melakukan pembekalan melalui coaching, Kelompok Belajar Internal Konsultan (KBIK), maupun pelatihan kepada seluruh Fasilitator mengenai Konsep Pengembangan KSM. 2. Sosialisasi konsep dan substansi KSM kepada masyarakat oleh fasilitator Setelah fasilitator mendapatkan pembekalan, fasilitator melakukan sosialisasi mengenai konsep KSM tingkat kelurahan melalui lembaga-lembaga yang ada atau pertemuan-pertemuan warga yang ada dimasyarakat, sehingga masyarakat desa/kelurahan memahami dan termotivasi untuk mengembangkan KSM. Pertemuan Warga untuk FGD dinamika KSM (berbasis RPK dan PS) Melalui basis forum-forum pertemuan warga atau mengumpulkan sejumlah warga dengan melibatkan warga miskin, BKM/LKM dibantu oleh Relawan, melakukan penjajagan mengenai perkembangan kelompok dengan cara Diskusi Kelompok Terarah (FGD). Pada kegiatan ini didiskusikan beberapa hal mengenai: 1) Perkembangan kondisi kelompok yang sudah ada dilihat dari komitmen, manajemen organisasi, aturan bersama, peran dan fungsi KSM, 2) Pembangunan. . . 

(48) 

(49)       

(50)  

(51) .

(52) KSM baru,alasan pentingnya berkelompok, manfaat berkelompok, bagaimana membangun kelompok yang baik. 3. Teridentifikasi dan penggalangan relawan pendamping kelompok Pada waktu sosialisasi yang dilaksanakan oleh fasilitator di tingkat kelurahan selain menjelaskan tentang KSM, juga menggalang relawan (diantaranya relawan pendamping kelompok). Sehingga dari relawan yang terdaftar akan teridentifikasi relawan yang khusus mendampingi Pengembangan KSM. 4. Coaching Kepada BKM/LKM, UP, Relawan, Lurah Sebelum pelaksanaan pengembangan KSM, Tim Fasilitator melakukan pelatihan/coaching kepada BKM/LKM, UP, Relawan, Lurah dan relawan pendamping KSM mengenai pengembangan KSM serta langkah langkah teknisnya, sehingga mereka mampu mendampingi KSM di wilayahnya. 5. Sosialisasi Konsep KSM oleh relawan pendamping dan Pertemuan Warga untuk FGD mengenai Dinamika Kelompok 5.1. Sosialisasi Konsep KSM. Dalam melakukan pengembangan KSM harus secara menerus dilakukan sosialisasi mengenai konsep KSM oleh BKM/LKM, sehingga masyarakat desa/kelurahan mengetahuinya. Hal-hal yang perlu disosialisasikan adalah tujuan dan strategi PNPM Mandiri Perkotaan dalam peningkatan kesejahteraanmasyarakat miskin. Untuk itu diperlukan KSM bagi masyarakat sebagai wadah bagi kegiatan peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin beserta kaidah pembentukannya. Sosialisasi ini dimaksudkan untuk mendorong warga masyarakat agar termotivasi mengembangkan KSM. Kegiatan sosialisasi dapat dilakukan melalui lembaga-lembaga yang ada, pertemuan-pertemuan warga yang ada dimasyarakat, serta media lainnya. 5.2. Diskusi mengenai Dinamika Kelompok Melalui basis forum-forum pertemuan warga atau mengumpulkan sejumlah warga dengan melibatkan warga miskin, BKM/LKM dibantu oleh Relawan, melakukan penjajagan mengenai dinamika kelompok dengan cara Diskusi Kelompok Terarah (FGD). Pada kegiatan ini didiskusikan beberapa hal mengenai : alasan pentingnya berkelompok, manfaat berkelompok, dan bagaimana membangun kelompok yang baik. Pada kesempatan ini juga dikenalkan dan dimotivasi untuk berhimpun dalam KSM atau mengembangkan kelompok yang sudah ada di masyarakat. Melalui kegiatan tersebut, diharapkanmasyarakat paham maksud dan tujuan pembelajaran pengembangan KSM dan mampu menyusun rencana kegiatan yang menjadi kebutuhan KSM, serta dapat memahami peran strategis KSM sebagai institusi yang bisa memperjuangkan kepentingan warga miskin..     

(53) 

(54)  

(55) 

(56) 

(57) 

(58) 

(59) 

(60) 

(61)  . . .

(62) 6. Pengembangan KSM 6.a. Pengembangan KSM KSM tidak harus selalu dibentuk baru, namun dapat mengembangkan kelompokkelompok yang sudah ada dan mengakar di masyarakat seperti kelompok tani, kelompok perempuan, kelompok pembangunan, dan lain sebagainya. Dimana kelompok-kelompok tersebut tujuan dan kegiatanya berorientasi kepada penanggulangan kemiskinan. Harus dipastikan warga miskin terdaftar dan terlibat dalam kegiatan kelompok dan merupakan penerima manfaat dan kelompok sasaran utama. Manfaat yang dirasakan dapat berupa peningkatan pengetahuan dan kemampuan serta peningkatan kualitas hidup seperti kualitas pendidikan, kesehatan, peningkatan ekonomi, permukiman dan lainnya. Dalam mengembangkan kelompok yang sudah ada dan berkembang di masyarakat, tentunya memerlukan langkah-langkah agar kelompok tersebut benar-benar bermanfaat bagi warga miskin. 6.b. Pembangunan KSM Apabila di suatu wilayah tidak terdapat kelompok-kelompok masyarakat yang sudah ada dan berkembang, maka KSM dapat dibentuk baru. Warga masyarakat atau calon-calon anggota KSM mengadakan serangkaian pertemuan untuk membentuk KSM. Pertemuan tersebut difasilitasi oleh BKM/LKM atau relawan. Pembentukan KSM hendaknya dilakukan dengan proses yang sesuai dengan konsep PNPM Mandiri Perkotaan. Substansi mendasar dalam pembentukan KSM adalah adanya kesamaan kepentingan, kebutuhan dari anggota KSM yang akan berkelompok, kesamaan tujuan. Kriteria anggota KSM, aturan-aturan dasar KSM, serta jenis kegiatan KSM secara mandiri dapat dirumuskan melalui permusyawaratan anggotaanggota KSM sehingga menjadi bagian tidak terpisah dari kesepakatan membentuk KSM. Selanjutnya, KSM yang telah terbentuk didokumentasikan pada formulir pembentukan KSM. Setelah terbentuk KSM kemudian dilakukan verifikasi yang dilakukan oleh BKM/LKM dibantu oleh UP-UP untuk melihat apakah KSM tersebut layak atau tidak. Jika benar-benar layak, maka BKM/LKM memberikan justifikasi kelayakan proses pembentukan KSM tersebut dan memasukkannya dalam buku register KSM terbentuk. KSM sebagai pelaku langsung PNPM Mandiri Perkotaan terkait dengan pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan, dalam pembentukannya perlu berpijak pada pertimbangan kepentingan jangka panjang terkait keberdayaan anggota-angotanya, bukan semata-mata terbentuk berorientasi pada dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan. Oleh karena itu, dalam proses terbentuknya sebuah KSM beberapa prinsip yang perlu menjadi perhatian adalah : a. b. c..

(63) . . Pembentukan KSM diutamakan sebagai wadah pembelajaran, untuk menghindari minat masyarakat semata-mata ke arah dana BLM. Inisiatif pembentukan KSM haruslah dari masyarakat sendiri dan berdasarkan pada kesediaan dan kesiapan masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan. Pembentukan KSM diselaraskan dengan tingkat kemampuan warga pemrakarsanya..       

(64)    .

(65) Pembentukan KSM harus mengacu pada pendapat masyarakat ketika harus memilih anggota-anggotanya, sehingga kriteria mengenai warga miskin dalam keanggotaan KSM dimaksud misalnya, merupakan keputusan masyarakat sendiri sebagaimana telah terjadi pada proses siklus FGD RK dan PS, dengan koridor berikut ini : KSM yang dibangun berdasarkan ikatan-ikatan pemersatu di antara orang-orang yang berkelompok dalam satu satuan wilayah tertentu (RT/RW), dibentuk atas prakarsa warga secara sukarela, sebagai sarana pembelajaran nilai-nilai dan prinsip-prinsip P2KP, utamanya dalam hal membangun kebersamaan, kerjasama, berdemokrasi, serta berakuntabilitas, sehingga secara definitif memenuhi kaidah umum bahwa prakarsa pembentukan pada dasarnya oleh warga miskin, namun apabila dibutuhkan dapat saja melibatkan warga yang secara ekonomi tergolong mampu sepanjang dibutuhkan keterlibatannya oleh warga miskin, dimana keterlibatan warga dimaksud lebih diperankan sebagai relawan dalam penguatan KSM bersangkutan dan tetap dapat dijamin bahwa warga miskin (data PS-2) sebagai penerima manfaatnya Ikatan pemersatu KSM dapat bersumber dari adanya persoalan yang sama di antara warga miskin. Berikut ini beberapa contoh ikatan pemersatu.  Persoalan lingkungan: selokan di depan rumah warga miskin tersumbat sehingga air selokan tidak mengalir dan ketika musim hujan air selokan meluap ke halaman rumah. Warga-warga miskin (dan juga warga kaya) di daerah dimana selokan tersumbat dapat menjadi anggota satu KSM .  Persoalan pendidikan: beberapa warga miskin memiliki anak usia sekolah dasar yang putus sekolah karena keterbatasan biaya dan harus bekerja untuk membantu pendapatan orang tua. Warga-warga miskintersebut dapat membentuk satu KSM.  Persoalan kesehatan: beberapa warga miskin memiliki anak balita yang kekurangan gizi. Warga-warga miskin tersebut dapat membentuk satu KSM. Ikatan pemersatu KSM juga dapat bersumber dari adanya potensi pengembangan kehidupan warga miskin.  Potensi pasar/penjualan produk bersama: beberapa warga miskin yang memproduksi tikar pandan dapat membentuk satu KSM dengan tujuan membangun pasar/penjualan bersama.  Potensi kepedulian: beberapa kader posyandu dapat membentuk satu KSM berangkat dari kepedulian mereka terhadap kondisi gizi balita warga miskin. KSM ini menyusun kegiatan rutin pemberian makanan tambahan untuk balita warga miskin. Dalam pengembangan KSM seperti ini, harus dinyatakan secara jelas siapa saja warga miskin yang menjadi penerima manfaat program.  Potensi peningkatan pengetahuan warga miskin: sekelompok ibu-ibu (di dalamnya ada warga miskin dan warga kaya) dapat menjadi KSM dengan kegiatan rutin mengkaji pengetahuan hidup bersih dan sehat di permukiman warga miskin. Ikatan pemersatu pada dasarnya merupakan alasan (keberadaan) warga miskin untuk membentuk kelompok (KSM). Satu saja ikatan pemersatu dapat menjadi titik masuk pembelajaran kelompok untuk dapat memecahkan persoalan lainnya..     

(66) 

(67)  

(68) 

(69) 

(70) 

(71) 

(72) 

(73) 

(74)  . . .

(75) Karena sebagaimana terlihat dalam hasil Pemetaan Swadaya, warga miskin memiliki banyak persoalan. Jadi di awal pembentukan KSM, temukan saja dulu satu persoalan atau potensi bersama beberapa warga miskin yang dapat menjadi ikatan pemersatu awal. Meskipun kalau ada dua atau tiga ikatan yang sama juga baik. 7. Review Kelompok Dalam kegiatan review kelompok tersebut dilakukan beberapa hal mengenai : a. Review kondisi kelompok dan organisasi Secara keseluruhan dilakukan review mengenai kelompok, antara lain asal usul pembentukan kelompok, tujuan kelompok dibangun, bagaimana kondisi kelompok dan anggota kelompok saat ini, apakah warga miskin selalu terlibat dalam kegiatan kelompok dan menjadi anggota KSM, dan apakah kegiatan kelompok berorientasi kepada warga miskin. (lampiran 1) b. Review aturan main kelompok Hal penting dalam review aturan main kelompok antara lain apakah terdapat akses warga miskin dan perempuan terhadap kelompok tersebut, serta bagaimana manfaatnya keberadaan kelompok tersebut bagi warga miskin dan perempuan.(lampiran 2) Kelompok yang dapat mengakses kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan mempunyai syarat sebagai berikut : • Kegiatan yang diajukan oleh KSM terdapat dalam PJM Pronangkis dan Renta Desa/Kelurahan yang bersangkutan. • Mempunyai orientasi untuk penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteran masyarakat miskin. • Penerima manfaat dari kegiatan tersebut adalah warga miskin yang tercatat dalam data warga miskin hasil pemetaan swadaya (Data PS-2), • Terdiri dari minimal 5 orang,serta tidak ada indikasi “eksploitasi” terhadap warga miskin atau memanfaatkan “warga miskin” untuk kepentingannya, bilamana di antara anggota kelompok tersebut terdapat warga yang tergolong mampu. • Memiliki susunan kepengurusan kelompokyang disepakati bersama para anggota kelompok. • Memiliki kesepakatan aturan main bersama yang menjadi acuan kelompok. • Memiliki kegiatan utama atau komitmen yang definitif untuk melestarikan ikatan kebersamaan di antara para anggota-anggotanya, misalnya : arisan, iuran anggota, kegiatan diskusi atau kajian yang rutin, silaturahmi yang rutin, usaha bersama, dan sebagainya Merumuskan Aturan Main KSM Agar KSM dapat berjalan dengan baik, maka setelah pembentukan KSM, kegiatan dilanjutkan dengan merumuskan aturan main KSM. Aturan main ini harus dirumuskan dan disepakati bersama oleh seluruh anggota KSM karena akan menjadi acuan bersama dalam pelaksanaan kegiatan. Beberapa hal yang perlu diatur dalam aturan main kelompok antara lain: a. Memiliki rencana kegiatan b. Memiliki kepengurusan.

(76) . .       

(77)    .

(78) c. Melaksanakan agenda pertemuan rutin d. Membangun kesadaran anggota untuk berswadaya berupa dana, waktu, tenaga maupun pemikiran. e. Memiliki mekanisme pengambilan keputusan bersama f. Melaksanakan tabungan rutin g. Memiliki pencatatan pembukuan h. Ketentuanmengenai keanggotaan baru i. Lain-lain sesuai kebutuhan kelompok 8. Menyusun rencana kegiatan KSM dan Usulan Kegiatan KSM Kegiatan KSM merupakan salah satu cerminan apakah KSM berorientasi penanggulangan kemiskinan. Setiap KSM, baik KSM yang dibentuk barumaupun KSM dengan mengembangkan kelompok yang sudah ada, harus menyusun rencana kegiatan. Kegiatan KSM semestinya tidak dibatasi oleh satu aspek saja, namun dapat menyusun rencana beberapa aspek baik dari sisi kegiatan sosial, ekonomi maupun lingkungan, dimana seluruh aspek tersebut mempunyai tujuan utama untuk menanggulangi kemiskinan. Menyusun Usulan Kegiatan KSM. Bila KSM tersebut dinilai layak, dilanjutkan dengan proses penyusunan usulan kegiatan KSM sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan oleh BKM/LKM. BKM/LKM melalui UP-UP dapat memfasilitasi tata cara penyusunan usulan kegiatan KSM, selanjutnya melakukan verifikasi atas kelayakan usulan kegiatan KSM. Adapun sumber pembiayaan kegiatan KSM, dapat bersumber dari dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan, swadaya masyarakat serta dari lembaga lain yang bermitra dengan BKM/LKM. Mekanisme penyusunan proposal penilaian kelayakan usulan KSM secara detail, diatur dalam petunjuk teknis pinjaman dana bergulir, petunjuk teknis perencanaaninfrastruktur dan pedoman operasional baku (POB)kegiatan sosial.. 9. Penilaian kelayakan usulan kegiatan KSM oleh UP-UP sesuai kaidahumum. Seluruh proposal kegiatan yang masuk ke BKM/LKMkemudian diverifikasi oleh UPUP untuk dinilai kelayakan usulan kegiatannya. Kaidah umum penilaian kelayakan usulan kegiatan KSM harus memenuhi syarat: i) penerima manfaat adalah warga miskin yang tercantum dalam format PS-2, ii) layak administrati; dan iii) layak teknik. UP dan BKM/LKM mengadakan rapat untuk memutuskan hasil verifikasi kelayakan usulan kegiatan KSM, kemudian mengumumkan usulan kegiatan KSM yang dinilailayak kepada warga masyarakat (khususnya KSM) melalui media warga yang efektif, serta menyampaikan datanya ke masyarakat. Bagi usulan kegiatan KSM yang dinyatakan tidak layak dikembalikan ke KSM bersangkutan untuk dilakukan penyempurnaan kembali..     

(79) 

(80)  

(81) 

(82) 

(83) 

(84) 

(85) 

(86) 

(87)  . . .

(88) 10. Direkomendasikan dalam penetapan prioritas Apabila kegiatan yang diajukan oleh KSM sudah dinyatakan layak untuk didanai, maka BKM/LKMakan menetapkan dalam prioritas kegiatan. Dalam PNPM Mandiri Perkotaan, syarat KSM dapat mengakses dana untuk kegiatan adalah sebagai berikut: a. Kegiatan yang diusulkan terdapat dalam Renta dan PJM Pronangkis Desa/Kelurahan lokasi KSM berada. b. Penerima manfaat adalah KK miskin (PS-2): • Penerima manfaat kegiatan lingkungan, dipastikanminimal 80 %KK miskin • Penerima manfaat kegiatan sosial dipastikan 100% KK miskin. • Penerima manfaat kegiatan pinjaman dana bergulir dipastikan 100% KK miskin. B. Arah Pengembangan KSM KSM dalam perjalanannya memerlukan penguatan dalam rangka memantapkan eksistensi dan keberlanjutannya, sehingga mampu melaksanakan fungsi dan peran KSM seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu ada pengembangan dalam KSM tersebut, baik berupapendampingandari pihak luar maupun melalui pembelajaran yang dilakukan sendiri dalam kelompok maupun antar kelompok yang ada. Pada prinsipnya arah pengembangan KSM ditujukan untuk : 1. Membangun rasa saling percaya, membutuhkan, toleransi, dan menghargai antara satu anggota dengan yang lainnya. 2. Melaksanakan tata-tertib dan aturan main yang telah disepakati bersama secara konsisten. 3. Mendorong dilaksanakannya pertemuan rutin atau kegiatan-kegiatan bersama untuk memelihara kebersamaan dalam berkelompok dan saling belajar di antara anggota. 4. Memotivasi KSM agar bermanfaat bagi anggotanya sehingga KSM bisa berperan sebagai wadah untuk pemecahan masalah ekonomi, penyampaian informasi, menambah pengetahuan, forum silaturahmi, dan lain sebagainya. 5. Mengembangkan sifat kepemimpinan yang mendorong terciptanya modal sosial. 6. Peningkatan aset KSM guna pemenuhan kebutuhan dan hak-hak dasar sehingga masyarakat miskin akan mampu masuk ke pasar tenaga kerja atau memanfaatkan berbagai peluang usaha. 7. Peningkatan produktifitas KSM baik tenaga kerja maupun usaha, sehingga kesejahteraan anggota KSM terus meningkat. 8. Peningkatan partisipasi anggota KSM dalam pelaksanaan pembangunan partisipatif baik pada saat pembuatan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan maupun pada saat perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemanfaatan dan pemeliharaan. 9. Penyiapan KSM sebagai modal sosial yang tanggap terhadap resiko bencana alam, bencana sosial (konflik sosial) dan bencana ekonomi (krisis ekonomi)..

(89) . .       

(90)    .

(91) Langkah pengembangan KSM yang telah terbentuk dapat diberikan melalui pelatihan dan pendampingan. Pelatihan dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki kompetensi. Adapun untuk pendampingan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : • Konsultasi: membantu KSM dalam rangka memenuhi kebutuhan terhadap informasi dan wawasan baru khususnya berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin, melalui dialog, diskusi, penyebaran informasi, dan sejenisnya. • Asistensi: membantu KSM dalam meningkatkan keterampilan, misalnyaberkenaan dengan penyusunan usulan kegiatan. • Fasilitasi: membantu KSM untuk meningkatkan proses pembelajaran dalam kelompok, berhubungan dengan pihak lain, membuat jaringan dan lain-lain. Upaya-upaya pendampingan yang diarahkan kepada pengembangan KSM sekurangkurangnya terfokus kepada 2 hal penting, diantara : 1. Penguatan ke dalam Kelompok Pertama, Penguatan organisasi kelompok. Hal ini ditandai oleh pertemuan yang teratur, rutin dan berkelanjutan. Sistem administrasi keuangan tertib dan transparan. Pemilihan pengurus dipilih dari dan oleh anggota, secara teratur, dan melakukan program peningkatan kapasitas anggota. Perencanaan program kelompok, pelaksanaan, dan evaluasinya dilakukan secara partisipatif. Kedua, berorientasi kepada peningkatan kualitas hidup anggota dan kelompok. Dalam rangka ini perlu diupayakan terus-menerus pemahaman dan peningkatan kapasitas pengelolaan anggaran kelompok dan anggaran rumah tangga bagi anggota. Kapasitas ini terutama dalam hal pembentukan aset, cadangan atau tabungan yang efektif, pemupukan modal swadaya dan pengembangan usahausaha produksi dan pemasaran. Ketiga, penguatan nilai-nilai dalam kelompok. Terutama menanamkan sikap keterbukaan di kalangan anggota terhadap hal-hal seperti peluang kerjasama dan teknologi-teknologi baru untuk mencapai skala usaha yang lebih besar. Selain itu juga menanamkan prinsip demokrasi dan partisipasi dalam kelompok, serta kesetaraan jender (laki-laki dan perempuan). Secara berkala Fasilitator, BKM / LKM dan relawan dapat melakukan evaluasi terhadap perkembangan KSM sesuai lampiran 3. 2. Penguatan ke tingkat Komunitas Pertama, penguatan kepemimpinan. Selama proses pendampingan kelompok diharapkan muncul anggota, laki-laki dan perempuan, yang mampu menjadi pemimpin yang dapat memberdayakan seluruh anggota kelompok. Kepemimpinan ini diharapkan bisa muncul karena kualitas,kemampuannya, serta kepeduliannya kepada persoalan dan masa depan masyarakat..     

(92) 

(93)  

(94) 

(95) 

(96) 

(97) 

(98) 

(99) 

(100)  . . .

(101) Kedua, pengembangan kader-kader dan agen perubahan masyarakat. Kelompok, kepemimpinan kelompok, dan kader-kadernya yang kuat diharapkan menjadi agen perubahan di komunitasnya. Mereka menjadi kelompok dan personil-personil yang aktif, kritis, dan berpengaruh di komunitasnya sehingga berkembang dinamika baru. Kelompok-kelompok ini – termasuk individu-individu yang menjadi anggotanya – menjadi simpul komunikasi di dalam dan keluar komunitasnya. Pengaruh yang diharapkan dari kelompok dan anggota-anggota kelompok adalah suatu penguatan kerjasama, jaringan komunikasi dan pembelajaran yang lebih terbuka dan partisipatif. Ketiga, mendorong transformasi sosial dengan adanya penguatan organisasi, kepemimpinan yang memberdayakan dan berkembangnya dinamika di masyarakat, diharapkan terjadi karena kepempinan yang demokratris, terbuka, partisipatif, menjadi model baru ketimpang model kepempimpinan lainnya. Disamping itu komunikasi diantara anggota KSM lebih multi arah, dialogis, dan lain sebagainya..

(102) . .       

(103)    .

(104) . LAMPIRAN.  . .     

(105) 

(106)  

(107) 

(108) 

(109) 

(110) 

(111) 

(112) 

(113)  . . .

(114)      

(115) 

(116)

(117)        . $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%. (. $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%.  (  . $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%.    . $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%.   . $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%.  . $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%.   . $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%.    , . /.    . 0. . 1. . 2. . 3  4  ,+  ,,   . . .    .         .    . . . . . . . . . .   .   .   . . . .                       "              (#  (         (#(    #((#

(118) '

(119)               "          !  "             (                 )  *            .+5  .      

(120)    .   

(121) .

(122)  

(123)         

(124)   

(125) 

(126)  . $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%. ). $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%. 

(127) )

(128) 

(129) . $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%. 

(130) 

(131) 

(132) . $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%. 

(133) 

(134) . $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%.  . $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%. 

(135) 

(136) . $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%.   *.   

(137) 

(138) 

(139) 

(140)  

(141)  "

(142) 

(143)    

(144) "

(145) 

(146) 

(147) 

(148) 

(149) 

(150)    

(151)  

(152) # 

(153) 

(154) 

(155) 

(156)

(157) 

(158) 

(159) 

(160)     

(161) 

(162) !

(163) 

(164) 

(165) 

(166) "

(167)  

(168)    

(169) 

(170) '

(171) 

(172) 

(173) 

(174)     

(175) 

(176)  

(177)  

(178)   

(179) 

(180)  

(181) 

(182)

(183)  (  

(184) 

(185) 

(186) 

(187) 

(188) 

(189) 

(190) 

(191) 

(192) (  

(193) 

(194) 

(195) 

(196) 

(197) !

(198) 

(199) 

(200)  

(201) 

(202) 

(203)  . + , . / 0 1 2  .  .   .   

(204)     .  .  .  . . . . . . . . . .   .   .   . . .     

(205) 

(206)  

(207) 

(208) 

(209) 

(210) 

(211) 

(212) 

(213)  . . .

(214) 

(215) .      

(216)    !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! .  " .  !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! . ".  !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! . .  !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! . .  !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! . .  !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! . .  !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! .    # $.    . KSM memiliki tujuan dan program kerja yang jelas Semua pengurus KSM mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik % KSM memiliki AD/ART atau aturan main & Semua anggota melaksanakan kewajiban dan haknya dengan baik ' Solidaritas antar anggota semakin kuat ( KSM mampu mengambil keputusan secara mandiri dan demokratis  ADMINISTRASI # KSM memiliki perangkat administrasi dan pembukuan yang lengkap $ Pengurus KSM memiliki kemampuan dan trampil mengelola administrasi dan pembukuan % KSM memiliki laporan keuangan yang lengkap dan dilaporkan secara rutin ke anggota  PERMODALAN # Tabungan/iuran KSM terus meningkat $ KSM mampu mengelola dana dari luar   KEGIATAN # Kegiatan produktif anggota terus berkembang dan menguntungkan $ Sarana kerja dan pelayanan semakin lengkap % KSM mampu membiayai operasional secara layak  KEBERADAAN DI MASYARAKAT # Keanggotaan KSM terus meningkat baik jumlah maupun kualitasnya $ Pengetahuan dan keterampilan anggota semakin berkembang % Keberadaan KSM semakin dikenal dan diterima masyarakat. 44 4. . . .    .

(217)       .  .  .  .  .  .  .  .  .  . . . . . . .     .     .     .    .    .    . . . . . . .      

(218)         

(219)    

(220)    . .

(221)

(222) www.pnpm-perkotaan.org. KANTOR PUSAT JL. Pattimura No.20 Kabayoran Baru Jakarta Selatan, Indonesia - 12110 KANTOR PROYEK Jl. Penjernihan 1 No. 19 F Pejompongan Jakarta Pusat Indonesia - 10210 PENGADUAN P.O. BOX 2222 JKPMT SMS 0817 148048 e-mail : ppm@pnpm-perkotaan.org.

(223)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir dengan judul Strategi Peningkatan Keswadayaan Masyarakat Dalam Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan: Studi Kasus

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses kegiatan dalam PNPM Mandiri Perkotaan melalui tahapan siklusnya sangat baik dalam mendorong partisipasi masyarakat dalam

Pinjaman Bermasalah yang ada di UPK PNPM di Kota Tasikmalaya hampir sebagian dari sampel mengalami pinjaman bermasalah dengan angka NPL di atas rata-rata,

Simpulan Kebijakan penghapusbukuan dan rescheduling tunggakan kredit di P2KP-PNPM Mandiri Desa Gempol telah menimbulkan efek psikologi pada anggota kelompok swadaya

Bagaimana persepsi masyarakat terhadap program PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Tebing Tinggi. Menganalisis dampak pembangunan infrastruktur PNPM

- Pendampingan pemberdayaan komunitas masyarakat desa/kelurahan melalui PNPM Mandiri-Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)

Kegiatan fisik Program P2KP atau PNPM Mandiri Perkotaan untuk perbaikan jalan mampu menyerap swadaya masyarakat sebesar 20,60% dari total dana kegiatan, untuk

LATAR BELAKANG PNPM PARIWISATA “Bagian dari pelaksanaan PNPM Mandiri melalui kegiatan pengembangan dan peningkatan kapasitas masyarakat dan sarana PNPM Mandiri adalah program