• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh Heri Gunawan Nim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh Heri Gunawan Nim"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PT. PP. LONDON

SUMATRA INDONESIA TBK.

DESA MUARA NAYAN, KEC. JEMPANG

KAB. KUTAI BARAT PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh

Heri Gunawan

Nim. 070500105

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMAN HUTAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang yang telah dilakukan di Isuy Makmur Estate PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Desa Muara Nayan, Kecamatan Jempang, Kabupaten Kutai Barat yang dilaksanakan dari tanggal 11 Maret sampai 11 Mei 2010.

Menyetujui,

Mengesahkan, Direktur

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Wartomo, MP NIP. 19631028 198803 1 003

Lulus ujian pada tanggal, 20 Juli 2010

Dosen Pembimbing

F.Silvi Dwi Mentari, SHut. MP NIP. 1977023 200312 2 002

Dosen Penguji

Rusmini, SP, MP NIP. 19811130 200812 2 002

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas selama Praktek Kerja Lapang (PKL) di Isuy Makmur Estate PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Desa Muara Nayan Kec. Jempang Kab. Kutai Barat Kaltim hingga tersusunnya laporan ini.

Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Keluarga yang telah banyak memberikan do’a dan dukungan kepada penulis, 2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda

3. Ibu Ir. Budi Winarni, M. Si selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan

4. Ibu F.Silvi Dwi Mentari, S.Hut, MP selaku dosen pembimbing PKL. 5. Ibu Rusmini, SP, MP selaku dosen penguji PKL

6. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis berharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan laporan ini.

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1

B. Tujuan ... 1

C. Hasil yang diharapkan... 2

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan umum perusahaan ... 3

B. Manajemen Perusahaan... 3

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ... 4

III. HASIL PRAKTEK A. Pembibitan ... 6

B. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan ... 11

C. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan... 18

D. Pemupukan... 22

E. Panen... 26

F. Pengangkutan ... 28

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 31

B. Saran... 32

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Struktur organisasi Peta PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk... 34

2. Peta PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk ... 35

3. Penanaman kecambah... 36

4. Penyiraman bibit ... 36

5. Pemeliharaan penutup tanah... 37

6. Pemanenan ... 37

7. Mengangkut buah dengan kereta sorong... 38

8. Menyusun tandan tiap 5 baris ... 38

9. Pencatatan jumlah TBS/TPH ... 39

(6)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perekonomian Indonesia komoditi kelapa sawit memegang peranan yang cukup penting terutama untuk peningkatan devisa, minyak kelapa sawit serta lemak yang dihasilkan merupakan kebutuhan pokok hidup manusia sehari- hari. Kelapa sawit me rupakan salah satu tumbuhan yang dapat tumbuh subur didaerah tropis khususnya di Indonesia.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan berupa pengelolaan perkebunan khususnya kelapa sawit secara besar di pulau Kalimantan dan Sumatra, karena kedua pulau tersebut memiliki luasan lahan dan keadaan tanah yang cukup baik sebagai perkebunan kelapa sawit.

Sehubungan dengan hal diatas maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktek Kerja Lapang keperkebunan dengan harapan agar para alumnusnya memiliki keterampilan yang bias diandalkan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya selama PKL di dunia kerja khususnya perkebunan nantinya.

B. Tujuan Praktek

1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kegiatan yang ada di perkebunan khususnya peme liharaan tanaman

2. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang diperoleh diperkuliahan dan praktek langsung dilapangan

(7)

3. Mahasiswa dapat memahami tata cara penggunaan alat-alat, bahan dan sarana yang ada di lapangan

4. Menambah pengetahuan mahasiswa agar mampu berpikir secara praktis dalam mengenai kegiatan yang sesungguhnya terjadi dilapangan.

C. Hasil Yang Diharapkan

1. Mahasiswa dapat menguasai kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan 2. Dapat menjadi tenaga kerja yang terlatih

3. Menjadi mahasiswa yang trampil bejiwa bersih dan mempunyai kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan

(8)

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. London Sumatra Indonesia Tbk adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terdiri dari dua Estate dan beberapa divisi khususnya di Kalimantan Timur. Isuy Makmur Estate yang berada di bawah naungan PT. London Sumatra Indonesia Tbk berlokasi di Desa Muara Nayan, Kecamatan Jempang, Kabupaten Kutai Barat dengan luasan areal 4.240,96 Ha tanam dan 731,50 Ha LC (Land Clearing). Dalam operasionalnya Isuy Makmur Estate terdiri atas 4 Divisi dan Pembibitan.

B. Manajemen Perusahaan 1. Manager

Merupakan pemegang jabatan tertinggi di Isuy Makmur Estate dengan membawahi 5 asisten lapangan dan membawahi 1 asisten kantor, 1 asisten mekanik dan seluruh organisasi lainnya yang bertanggung jawab terhadap seluruh Administrasi dan kegiatan oprasional lapangan.

2. Asisten Kantor

Asisten kantor adalah yang bertanggung jawab terhadap semua kegiatan administrasi kantor pada suatu estate.

(9)

3. Asisten Lapangan

Asisten lapangan merupakan pemegang jabatan tertinggi di suatu divisi yang bertanggung jawab terhadap kegiatan lapangan dan administrasi divisi yang dipegangnya.

4. Krani Divisi

Krani Divisi merupakan Tangan kanan asisten lapangan yang bertugas melakukan semua pembukuan atau masalah yang ada divisi tersebut termasuk membantu membagi gaji karyawan.

5. Mandor 1

Mandor adalah pembantu Asisten divisi yang bertugas di lapangan untuk mengarahkan dan mengawasi mandor lapangan dan karyawan yang bekerja.

6. Mandor lapangan

Mandor adalah yang bertugas di lapangan untuk mengarahkan dan mengawasi karyawan yang bekerja.

7. Karyawan

Karyawan adalah pekerja langsung di lapangan

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

PKL dilaksanakan di Isuy Makmur Estate PT. PP. London Suma tera Indonesia Tbk.

Desa : Muara Nayan Kecamatan : Jempang

(10)

Kabupaten : Kutai Barat

Provinsi : Kalimantan Timur

Kegiatannya dimulai pada tanggal 11 Maret 2010 sampai dengan pada tanggal 11 Mei 2010.

(11)

III. HASIL PRAKTEK

A. Pembibitan 1. Tujuan

Tujuan pembibitan :

a. Untuk melakukan seleksi bibit sehingga bibit yang ditanam dilapangan hanya bibit yang normal saja.

b. Untuk memelihara bibit secara intensif sehingga pertumbuhanya sehat dan seragam.

c. Mendapatkan jaminan akan hasil atau produksi ya ng tinggi.

2. Dasar teori

Pembibitan terdiri dari 2 macam : a. Single Stage

Pembibitan yang dilakukan langsung di Main Nursery setelah dilakukannya seleksi bibit (culling).

b. Double Stage

Terbagi dalam 2 kegiatan yaitu Pembibitan Awal (Pre Nursery) dan Pembibitan Utama (Main Nursery)

Pembibitan awal (Pre Nursery) merupakan proses menumbuhkan kecambah menjadi bibit yang nantinya menjadi tanaman kelapa sawit dengan melakukan pemeliharaan dari umur 3-4 bulan diareal pembibitan awal ini. Pembibitan Utama (Main Nursery) merupakan proses

(12)

pembibitan yang diperoleh dari pembibitan Pre Nursery setelah diseleksi dengan umur maksimum 10-12 bulan sebelum tanam, (Fauji, 2006).

3. Kegiatan di lapangan

a. Pembibitan satu tahap (single stage) 1) Alat dan bahan

Alat : Parang, Cangkul, Polybag Bahan : Tanah topsoil, pupuk CRP

2) Prosedur kerja

a) Campurkan tanah ayakan dengan 60 g rock phosfat / polybag b) Isi polybag dengan tanah ± 20 kg tanah sepenuhnya.

c) Susun barisan polybag yang terdiri dari 4 polybag perbaris dengan jarak 10 meter diantara barisan.

d) Siram selama 1 minggu dan jika perlu tanah ditambah lagi berkisar 2 cm dibawah permukaan polybag.

3) Hasil yang dicapai

Setiap polybag memiliki kandungan rock phosphate seberat 60 g dan ± 20 kg tanah.

b. Pembibitan dua tahap (double stage) 1) Alat dan baha n

Alat : Parang, cangkul, polybag,. Bahan : Tanah topsoil, pupuk

(13)

2) Prosedur kerja

a) Isi polybag kecil dengan tanah ayakan. Tambahkan 20gram rock phosphate / polybag dan campurkan secara merata. b) Polybag disusun rapat 10 baris dalam petak panjang

10 m x 0,8 m berisi 1200 polybag. Jarak antara petak bibit adalah 0,8 m.

3) Hasil yang dicapai

a) Dalam satu petak panjang 10 m x 0.8 m berisi 1200 polybag. b) Setiap polybag memiliki kandungan rock phosphate seberat

20 g.

c. Penanaman benih 1) Alat dan bahan

Alat : Ember, piring, triplek. Bahan : Kecambah, air, dithane M45

2) Prosedur kerja

a) Keluarkan kecambah dari dalam box b) Catat nomor persilangan

c) Seleksi kecambah

d) Catat jumlah kecambah normal dan kecambah afkir

e) Kecambah yang telah diseleksi dimasukkan kedalam larutan Dithane M45 dengan dosis 2 g/Ltr

(14)

f) Plumula/bakal tunas (lebih halus/licin) harus di atas dan ditutup dengan tanah 1-2 cm.

3) Hasil yang dicapai

a) Pada kecambah normal terdapat larutan Dithane M45 dengan dosis 2gr/Ltr.

b) Pada saat penanaman Plumula terdapat diatas dan tertutup tanah 1-2 cm.

d. Pemberian mulsa 1) Alat dan bahan

Alat : Parang,karung, balok Bahan : Lalang

2) Prosedur kerja

a) Lalang dicacah dengan menggunakan parang dan dimasukan ke dalam karung.

b) Kemudian lalang tersebut disebarkan keatas polybag secukupnya.

3) Hasil yang dicapai

Pada permukaan polybag terdapat cukup lalang yang telah dicacah.

e. Penyiraman 1) Alat dan bahan

Alat : Pompa air, springkle Bahan : Air

(15)

2) Prosedur kerja

a) Penyiraman dilakukan 2 kali sehari

b) Penyiraman pertama pada pagi hari yang dilakukan dari jam 7 sampai jam 10

c) Penyiraman kedua pada sore hari yang dilakukan dari jam 3 sampai jam 6

3) Hasil yang dicapai

Setiap polybag besar membutuhkan kurang lebih 1 liter air pagi dan 1 liter sore sedang polybag kecil membutuhkan 1,5 liter pagi 1,5 liter sore, jika curah hujan lebih dari 8 mm tidak perlu dilakukan penyiraman.

f. Pengendalian gulma 1) Alat dan bahan

Alat : parang Bahan : karung

2) Prosedur kerja

Setelah penanaman, penyiangan gulma di luar dan di dalam polybag dilakukan dengan cara manual (dicabut).

3) Hasil yang dicapai

(16)

g. Pemupukan

1) Alat dan bahan

Alat : Ember, takaran Bahan : Air, pupuk NPK

2) Prosedur kerja

a) Sebelum diberi pupuk tanaman disiram terlebih dahulu. b) Pemberian pupuk 8 gram NPK 15-15-14 dilarutkan kedalam 5

liter air untuk 100 seedling (50 cc / polybag)

c) Setelah pemupukan selesai dilakukan penyiraman kembali agar daun tidak terbakar.

3) Hasil yang dicapai

Setiap polybag memiliki 8 g NPK 15-15-14 yg dilarutkan kedalam 50 cc air.

B. Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan 1. Rawat piringan

a. Tujuan

1) Membebaskan piringan pohon dari gulma yang dapat merugikan tanaman utama.

2) Memudahkan pelaksanaan pemupukan, agar tidak ada persaingan pengambilan unsur hara oleh tanaman yang dibudidayakan

3) Penempatan pupuk yang diberikan dapat mencapai sasaran yang optimal.

(17)

4) Mempercepat fase TM.

b. Dasar teori

Pemeliharaan piringan secara manual merupakan item weading. Pekerjaan ini dilakukan dengan rotasi 2 kali 1 tahun. Perawatan piringan berarti pembersihan yang dilakukan pada piringan pokok tanama n (Anonim, 1995) .

c. Alat dan bahan

Alat : Parang, arit dan cangkul.

Bahan : Semua gulma yang ada di piringan pokok sawit.

d. Prosedur kerja 1) Penentuan Blok

Blok yang akan dilakukan penyiangan ditentukan terlebih dahulu berdasarkan intensitas serangan gulma dan kondisi blok tanaman.

2) Menyiapkan alat

Peralatan disiapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan di lapangan, dan masing- masing karyaean bertanggung jawab dengan alatnya masing- masing.

3) Pengaplikasian

Pembersihan piringan sawit dilakukan sampai batas terluar pelepah, dan di piringan sawit harus benar-benar bersih dari gulma.

(18)

e. Hasil yang dicapai

Pembuatan atau pembersihan piringan sawit bertujuan untuk meminimalisir serangan hama dan penyakit serta memudahkan untuk aplikasi pemupukan. Piringan harus bersih sampai tajuk terluar.

2. Rawat gawangan a. Tujuan

Tujuanyan adalah membasmi gulma yang tumbuh di gawangan dengan pendongkelan sehingga persaingan tanaman utama dan gulma terhadap persaingan unsur hara dapat dihindari.

b. Dasar teori

Menurut Risza (1994), semua gulma liar dan anak kayu yang tumbuh di gawangan harus dibasmi dengan rotasi 1 kali sebulan selama dua tahun dan kacangan yang menjalar pada pelepah sawit diturunkan dan tidak dibenarkan memotong pelepah.

c. Alat dan bahan

Alat : Parang, arit dan cangkul.

Bahan : Garlon, solar dan semua gulma yang ada di gawangan.

d. Prosedur kerja

Gulma yang dikendalikan antara lain kayu-kayuan, gelagah, keladi, pisang-pisangan dan sebagainya. Cara pelaksanaannya adalah mendongkel, menebas dan mengolesi dengan garlon agar batang yang masih berakar tidak tumbuh kembali (tunas).

(19)

e. Hasil yang dicapai

Rawat gawangan ini tidak mematok target. Pekerjaan ini dilakukan dengan mencari gulma yang ada di sekitar gawangan, apabila terdapat anakan kayu dan gulma liar maka pendongkelan dilakukan. Pekerjaan ini mengurangi biaya karena tidak banyak memerlukan karyawan.

3. Penyemprotan a. Tujuan

Tujuannya adalah untuk mengendalikan gulma lalang yang tumbuh pada lahan dan sekitarnya dengan cara kimia

b. Dasar teori

Pada pemberantasan lalang dengan cara khemis, setelah dilaksanakan penyemprotan lalang, hendaknya pelaksanaan selanjutnya harus tetap dilanjutkan dengan cara khemis, hingga akhirnya telah benar-benar diyakini bahwa di areal tersebut telah bebas dari lalang (Anonim, 1995).

c. Alat dan bahan

Alat : Sprayer punggung, takaran dosis, ember dan botol aqua. Bahan : Herbisida Round-Up.

d. Prosedur kerja

1) Persiapan alat, bahan, tenaga kerja dan blok yang akan disemprot spot.

(20)

2) Spot lalang mengikuti jalur pada gawangan.

e. Hasil yang dicapai

Ukuran konsentrasi yang digunakan untuk spot lalang ini adalah 70 cc/kep. Dengan norma HK 0,5/Ha, rotasi spot lalang ini adalah 2 kali setahun

4. Semprot jalur a. Tujuan

Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam pemanenan oleh pekerja dan pengangkutan hasil ke TPH.

b. Dasar teori

Perawatan ini dilakukan dengan cara penyemprotan bahan herbisida, herbisida yang digunakan adalah herbisida kontak (Gramaxone) dan herbisida sistemik (Round- up), kebaikan perawatan khemis adalah menghemat penggunaan tenaga kerja, pekerjaan lebih cepat, mengurangi pelapukan akar (Anonim, 1995).

c. Alat dan bahan

Alat : Sprayer punggung, takaran dosis dan ember. Bahan : Round-up dan air.

d. Prosedur kerja

1) Penentuan blok yang akan dikerjakan

Blok ditentukan untuk memudahkan dalam pengerjaan sesuai dengan intensitas serangan gulma.

(21)

2) Persiapan alat dan bahan

Alat-alat dalam kalibrasi semprot disimpan oleh pekerja sendiri kecuali bahan yang digunakan disediakan oleh perusahaan.

3) Aplikasi penyemprotan

Takar dosis sesuai dengan ketentuan perusahaan dan setiap pekerja ditargetkan 12 kep dalam 1 HK.

e. Hasil yang dicapai

Penyemprotan ini dilakukan masing- masing karyawan selama satu hari kerja dengan frekuensi 8 jalur/karyawan.

5. Kastrasi a. Tujuan

Tujuannya adalah untuk merangsang pertumbuhan vegetatif, mendapatkan buah dengan besar seragam dan mendapatkan kondisi tanaman yang bersih, sehingga mengurangi kemungkinan serangan hama atau penyakit.

b. Dasar teori

Kastrasi adalah pembuangan bunga jantan dan betina pada saat tanaman berumur 18-24 bulan dengan rotasi 1 kali 1 bulan dan dihentikan ketika tanaman berumur 14 bulan sehingga panen dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 30 bulan, (Anwar, 2007).

c. Alat dan bahan

(22)

Bahan : Bunga jantan dan bunga betina.

d. Prosedur kerja

1) Penentuan blok yang akan dikerjakan

Blok ditentukan untuk memudahkan dalam pengerjaan sesuai dengan umur tanaman yang sudah siap dikastrasi.

2) Persiapan alat dan bahan

Alat yang digunakan dibawa langsung dari rumah oleh karyawan agar memudahkan dalam pekerjaan.

3) Pelaksanaan kastrasi

Masing- masing karyawan menempati jalur yang sudah ditentukan oleh mandor agar memudahkan dalam pelaksanaan agar tidak melakukan kastrasi berulang kali pada jalur yang sama.

e. Hasil yang dicapai

Pelaksanaan kastrasi dilakukan selama 1 hari kerja dengan jumlah karyawan 5 orang kapasitas kerja yang diperoleh adalah 4 jalur tanaman setiap karyawan.

6. Konsolidasi pohon a. Tujuan

Tujuan dari konsolidasi pohon adalah untuk menegakkan pokok sawit yang miring, memperkuat perakaran dengan menambahkan tana h ke piringan sawit.

(23)

b. Alat dan bahan

Alat : Cangkul. Bahan : Pokok sawit.

c. Prosedur kegiatan

1) Cari pokok sawit yang miring.

2) Bersihkan sekitar pokok sawit tersebut kemudian cangkul tanah yang ada disekitar pokok sawit lalu ditimbunkan pada batang sawit yang miring tadi.

d. Hasil yang dicapai

Pelaksanaan konsolidasi sawit ini diaksanakan satu hari kerja mencapai 270 pokok ( 0,5 HK/Ha ). Frekuensi biasa lebih besar apabila keadaan lingkungan dan iklim mendukung dalam pengerjaan konsolidasi pohon ini.

C. Pemeliharaan tanaman menghasilkan 1. Rawat piringan dan pasar pikul

a. Tujuan

1) Membebaskan piringan pohon dari gulma yang dapat merugikan tanaman utama.

2) Memudahkan dalam proses pemanenan buah, seperti saat melihat buah yang sudah siap panen, pemotongan buah dari tandan pohon. 3) Memudahkan pelaksanaan panen seperti pengankutan ke TPH dan

(24)

4) Penempatan pupuk yang diberikan dapat mencapai sasaran yang optimal.

5) Memudahkan dalam pengontrolan pemupukan dan pemanenan. 6) Mempercepat fase TM.

b. Dasar teori

Pemeliharaan piringan secara manual merupakan item weading. Pekerjaan ini dilakukan dengan rotasi 2-3 kali 1 tahun. Perawatan piringan berarti pembersihan yang dilakukan pada piringan pokok tanaman (Anonim,1995).

c. Alat dan bahan

Alat : Solo sprayer, ember takaran, dan takaran konsentrasi. Bahan : Gramoxone dan Ally 20 WDG.

d. Prosedur kerja 1) Penentuan Blok

Blok yang akan dilakukan semprot piringan dan pasar piul harus ditentukan terlebih dahulu intensitas dari serangan gulma yang ada, dan kondisi blok.

2) Persiapan tenaga kerja

Persiapn tenaga kerja mulai dari pengabsenan karyawan, sampai kebutuhan bahan yang akan dibawa.

(25)

3) Menyiapkan alat

Peralatan disiapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan di lapangan, agar memudahkan dalam pekerjaan dan pencapaian terget kerja. Dan masing- masing dari karyawan bertanggung jawab atas alat yang dibawa.

4) Pengaplikasian

Pembersihan piringan 1,5 – 2,0 meter dari pokok, sedang pasar pikul dengan lebar 1,2 meter norma 0,4 – 0,5 HK/Ha

e. Hasil yang dicapai

Pembuatan atau pembersihan piringan sawit bertujuan untuk memudahkan dalam proses panen dan pengutipan brondolan, memudahkan pengo ntrolan dan aplikasi pemupukan.

2. Rawat gawangan a. Tujuan

Tujuannya adalah membasmi gulma yang tumbuh di gawangan dengan pendongkelan sehingga persaingan tanaman utama dan gulma terhadap penyerapan unsur hara dapat dihindari.

b. Dasar teori

Menurut Risza (1994), semua gulma liar dan anak kayu yang tumbuh di gawangan harus dibasmi dengan rotasi 1 kali sebulan selama dua tahun dan kacangan yang menjalar pada pelepah sawit diturunkan dan tidak dibenarkan memotong pelepah.

(26)

c. Alat dan bahan

Alat : Parang, arit dan cangkul.

Bahan : Semua gulma yang ada di gawangan.

d. Prosedur kerja

Gulma yang dikendalikan antara lain Mekania mikranta,

Melastoma malabatricum, Chromolaena odorata dan sebagainya. Cara

pelaksanaannya adalah mendongkel dan menebas.

e. Hasil yang dicapai

Rawat gawangan dengan target kerja 2 Hk/Ha, dan dilakukan 1 tahun 2 kali frekwensi kerja harus selesai dalam satu hari kerja. Rawat gawangan dilakukan sebelum dilakukan panen, agar memudahkan dalam pemanenan dan pengutipan brondolan.

3. Penyemprotan a. Tujuan

Tujuan dari penyemprotan untuk mengendalikan gulma yang tumbuh disekitar gawangan.

b. Dasar teori

Pada pemberantasan lalang dengan cara khemis, hendaknya pelaksanaan selanjutnya harus tetap dilanjutkan dengan cara khemis, hingga akhirnya telah benar-benar diyakini bahwa di areal tersebut telah bebas dari lalang (Anonim, 1995).

(27)

c. Alat dan bahan

Alat : Sprayer punggung, takaran dosis, ember dan gelas takaran. Bahan : Herbisida Round-Up.

d. Prosedur kerja

1) Persiapan alat, bahan, karyawan dan blok yang akan disemprot spot. 2) Pengabsenan karyawan, berapa jumlah karyawan yang hadir.

3) Karyawan diantar dengan traktor, menuju blok yang dilakukan kegiatan kerja.

4) Spot lalang mengikuti jalur pada gawangan.

e. Hasil yang dicapai

Ukuran konsentrasi yang digunakan untuk spot lalang ini adalah 50 cc/kep. Dengan norma HK 0,1/Ha, dengan target 12 kap/orang dengan prestasi 8 kap/orang, rotasi spot lalang ini adalah 21 hari sekali.

D. Pemupukan 1. Tujuan

Tujuan pemupukan adalah untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman pada proses pertumbuhan vegetatif maupun generatif.

Pemupukan pada periode tanaman belum menghasilkan (TBM) bertujuan untuk menunjang sasaran produksi yang optimal pada masa tanaman menghasilkan (TM). Pemupukan yang tepat dan interval yang

(28)

teratur dan didukung oleh factor-faktor pemeliharaan yang lain maka akan mempercepat proses TBM ke TM.

2. Dasar teori

Pupuk adalah bahan kimia yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Menurut Setyamidjaja (2002), pupuk adalah semua bahan yang diberikan kepada tanah dengan maksud memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

Pelaksananan pemupukan akan mencapai sasaran apabila dilakukan dengan prinsip 5 T yaitu :

a. Tepat jenis : sesuai kebutuhan b. Tepat dosis : sesuai rekomendasi c. Tepat waktu : CH (100-200 ml)

d. Tepat cara : merata dan terpupuk tuntas e. Tepat tempat : piringan bersih

3. Kegiatan di lapangan

Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan : a. Pupuk KCl (MOP)

Pupuk KCl (MOP) unt uk merangsang pertumbuhan buah dan memperkuat akar, dan juga untuk memacu proses fisiologi seperti fotosintesis dan meningkatkan produksi tandan buah (Anonim, 2008 dalam Asmiransyah, 2009 ).

(29)

1) Alat dan baha n

Alat : Tractor langsir pupuk, kain gendong dan mangkuk tabur. Bahan : Pupuk KCL (MOP).

2) Prosedur kerja a) Persiapan

Persiapan alat, bahan, tenaga kerja dan blok yang akan dipupuk.

b) Pelaksanaan

a) Pengambilan pupuk dari gudang divisi dengan tractor dan dibawa ke blok yang di pupuk.

b) Tractor mengecer pupuk dan meletakkannya dititik jalur sawit yang akan dipupuk.

c) Karyawan disiapkan pada jalur sawit yang di pupuk

d) Dan 4 karyawan laki menakar dosis pupuk dan sebagai pelangsir pupuk ke pasar tengah, pupuk di bagi sesuai dengan kebutuhan.

e) Pupuk diaplikasikan secara merata pada setiap pokok sawit dan tidak boleh menggumpal, dan sesuai kebutuhan yang sudah ditetapkan.

c). Hasil yang dicapai

Aplikasi pemupukan harus segera dilakukan setelah penyiangan gulma di piringan, dengan demikian harus direncanakan dengan baik jadwal penyiangan gulma dan

(30)

pemupukan. Pupuk disebar merata di sekeliling (melingkar) pokok sawit 50 cm sampai ke proyeksi ujung pelepah agar penyerapan unsur hara tanaman maksimum. Dosis yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi perusahaan. Norma HK 0,5\Ha, dengan dosis 800 gr\pokok. Dengan frekwensi kerja, pupuk yang dibawa harus selesai dalam satu hari kerja dalam 30 ha, dengan jumlah karyawan 24 orang.

2). Pupuk urea

Pupuk urea merupakan pupuk makro yang harus diberikan pada tanaman, pupuk urea mengandung 40% unsur N. Pupuk urea untuk merangsang pertumbuhan pelepah dan buah Anonim (2008).

a) Alat dan bahan

Alat : Traktor langsir pupuk, kain gendong dan mangkuk tabur. Bahan : Pupuk urea.

b) Prosedur kerja

1) Persiapan alat, bahan, tenaga kerja dan blok yang akan dipupuk.

2) Pupuk diambil dari gudang divisi dan dibawa ke blok yang dipupuk.

3) Traktor mengecer pupuk dan meletakkannya di titik jalur sawit yang akan dipupuk.

(31)

4) Karyawan dis iapkan pada jalur sawit ya ng dipupuk dan 4 karyawan laki- laki menakar dosis pupuk dan sebagai pelangsir pupuk ke pasar tengah, pupuk dibagi sesuai dengan kebutuhan.

c) Hasil yang dicapai

Pemberian pupuk urea yang diaplikasikan sesuai dengan umur tanaman dan jadwal pupuk yang telah direncanakan, pemberian pupuk urea mempunyai rotasi yang berbeda dari pupuk yang lain. Pupuk disebar merata di sekeliling (melingkar) pokok sawit dengan radius tertentu sesuai umur tanaman sampai ke ujung pelepah, agar penyerapan unsur hara tanaman maksimum. Dosis yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi perusahaan. Norma HK 0,5\Ha dengan dosis 1000 gr/pokok

E. Panen a. Tujuan

Tujuan panen adalah untuk mendapatkan target dan mengurangi kandungan asam lemak bebas yang berlebihan.

b. Dasar teori

Menurut Sastrosayono (2003), Saat buah mulai masak, kandungan minyak dalam daging buah (mesokarp) meningkat cepat. Setelah minyak dalam buah maksimal, buah akan lepas dari tandannya (memberondol). Buah siap dipanen jika berondolan telah mencapai jumlah yang telah ditent ukan. Berikut adalah tabel berondol berdasarkan umur tanaman:

(32)

Tabel 1. Jumlah berondolan berdasarkan tahun tanaman

Umur Jumlah Berondolan

Dibawah 5 tahun 1-5 buah

6-10 tahun 5 buah

10-15 tahun 10 buah Lebih dari 15 tahun 20 buah

c. Alat dan bahan

Alat : Dodos, egrek, gancu, kapak/parang, batu asah, angkong, karung Bahan : Buah sawit

d. Prosedur kerja

1) Pelepah harus dipotong mepet dan menyisakan songgo dua. 2) Kemudian buah yang masak dipotong

3) Setelah itu pendekkan tangkai atau dibentuk huruf V

4) Brondolan yang berjatuhan dikutip dan dimasukan ke dalam karung. 5) Kemudian pelepah dipotong dan disusun di gawangan mati.

6) Buah dan brondolan diangkut dengan menggunakan angkong ke TPH.

e. Hasil yang dicapai

1) Pada pokok hanya tersisa songgo dua

2) Tangkai janjangan dipotong membentuk huruf V 3) Pelepah yang dipotong disusun di gawangan mati.

(33)

F. Pengangkutan a. Tujuan

Kegiatan pengangkutan bertujuan untuk mengangkut sesegera mungkin tandan buah segar (TBS) beserta berondolanya untuk diolah di pabrik, sehingga diharapkan tidak terjadi restan buah.

b. Dasar teori

Pengangkutan buah (TBS dan brondolan) dari lapangan ke pabrik harus segera dilakukan pada hari itu juga setelah buah dipanen. Operasi pengangkutan saling mendukung dengan operasi panen dan pengolahan, karena sifat pengoprasianya merupakan 3 sub sistem induk yaitu Panen-Angkut-Olah (PAO). Buah yang sudah ada di TPH harus sesegera mungkin diangkut ke pabrik karena kalau buah sampai bermalam di kebun akan menyebabkan asam lemak bebas (ALB) meningkat dan kandungan rendemen minyak menurun (Anonim, 1995 dalam Sam’ani, 2008)

Menurut Anonim (2008), pelaksanaan pengangkutan TBS dari lapangan ke PKS bisa dilakukan dengan 2 sistem, yaitu :

1) pengangkutan dengan kendaran kebun yaitu pengangkutan TBS diawasi dan dilaksanakan oleh kebun

2) pengangkutan oleh pemborong, yaitu pengangkutan TBS dilaksanakan oleh kontraktor yang mana biaya angkut dihitung berdasarkan harga perkilo gram TBS yang jumlahnya sesuai dengan hasil penimbangan di PKS.

(34)

c. Alat dan bahan

Alat : Traktor langsir buah, truk angkut buah, tojok, karung pengangkat brondolan dan alat tulis.

Bahan : TBS yang ada di TPH.

d. Prosedur kerja

1) Pencatatan jumlah TBS setiap TPH sekaligus penimbangan buah untuk sampel berat janjang rata-rata (BJR) di mana BJR berfungsi untuk keperluan pembuatan surat pengantar buah (SPB) dan pemesanan alat angkut (truk).

2) Persiapan alat angkut yang mana jumlahnya disesuaikan dengan hasil panen dalam satuan ton.

3) Pelangsiran buah menggunakan traktor menuju tempat pemuatan buah pada blok yang jalannya tidak bisa dimasuki dengan truk. sedangkan blok yang jalannya bisa dimasuki truk, buah langsung dimuat ke truk pengangkut.

4) Pemuatan buah ke truk, buah dimuat menggunakan tojok kedalam truk dan dicatat jumlah janjang yang termuat dan yang afkir.

5) Brondolan dimuat kedalam truk tanpa disertai karung. Setelah semua kegiatan di atas selesai, krani panen membuatkan surat pengantar buah yang diberikan kepada operator truk, yang menyatakan bahwa buah siap diangkut ke pabrik kelapa sawit (PKS).

(35)

e. Hasil yang dicapai

Mahasiswa melakukan pengawasan penimbangan dan pemuatan TBS ke truk untuk diangkut ke PKS bersama kerani frekuensi kerja 1 hari. Pengangkutan dilakukan dengan 2 sistem yaitu pengangkutan dengan kendaraan kebun dan pengangkutan oleh pemborong jika kendaraan kebun tidak cukup.

(36)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan PKL yang di laksanakan di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, Isuy Makmur Estate, kami dapat mengetahui penggunaan alat, bahan, sarana dan urutan kerja yang efisien dalam pembudidayaan kelapa sawit. Dari uraian kegiatan PKL yang dilaksakan di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, Isuy Makmur Estate dapat disimpulkan bahwa ada 2 sub kegiatan yaitu pembibitan dan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan

Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan vegetatif, menjamin tanaman homogen, menjamin blok tuntas (penuh) dan mempercepat fase tanaman menghasilkan.

Adapun kegiatan yang diikuti dalam pemeliharaan tanaman belum menghasilkan selama praktek kerja lapang adalah :

a. Rawat piringan

b. Rawat gawangan dan tebas oles c. Spot spraying

d. Semprot jalur e. Kastrasi

f. Konsolidasi pohon (pungguhan) g. Pemupukan TBM

(37)

B. Saran

1. Untuk Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (POLTANESA)

Kegiatan PKL ini dirasakan sangat bermanfaat bagi mahasiswa/i, oleh karena itu penyusun menyarankan untuk POLTANESA umumnya dan Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan khususnya, untuk mengadakan kerja sama dengan pihak perusahaan perkebunan negeri maupun swasta bukan hanya dalam hubungan sebagai tempat kegiatan PKL namun lebih mengarah kepada hubungan kerja. Hal ini diharapkan mahasiswa/i lulusan dari POLTANESA khusunya lulusan Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan dapat direkrut sebagai staf atau tenaga kerja di perusahaan-perusahaan tersebut.

2. Untuk PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk.

Semua kegiatan pemeliharaan tanaman baik TBM maupun TM yang dilakukan sudah cukup baik hanya saja perlu beberapa perbaikan dalam sistem pelaksanaan kerja, seperti :

a. Perlu penambahan kendaraan pengangkut tenaga kerja, karena apabila kendaraan kurang maka karyawan akan sering terlambat sampai di lahan dan akhirnya pekerjaan yang terselesaikan tidak sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh perusahaan.

b. Untuk pelaksanaan kegiatan lainnya baik itu kegiatan perawatan TBM, TM dan panen sebaiknya disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan untuk budidaya kelapa sawit.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995. Breavat Dasar I Tanaman Kelapa Sawit. Astra Agro Niaga.

Jakarta.

Asmiransyah, 2009. Laporan PKL di PT. Rajawali Plantation Jatimas

EstateMuara Leka. Kutai Kertanegara Kalimantan Timur.

Anwar, R, 2007. Diktat Budidaya Kelapa Sawit. Samarinda. Fauzi, Y, 2006. Kelapa sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rizsa, S, 1994. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius . Yogyakarta.

Sam’ani, 2008. Laporan PKL di PTP. Nusantara XIII. Mendik. Paser

Kalimantan Timur.

Sastrosayono. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. Setyamidjaja, D, 2002. Pupuk dan Pemupukan. CV Simlek Jakarta.

(39)
(40)

Lampiran 1.Stuktur Organisasi PT.PP.LONSUM MANAGER MANDOR 1 ASISTEN MEKANIK ASISTEN LAPANGAN KRANI ASISTEN KANTOR MANDOR LAPANGAN KARYAWAN

(41)
(42)

Lampiran 3. Penanaman kecambah.

(43)

Lampiran 5. Pemeliharaan penutup tanah (LCC)

(44)

Lampiran 7. Mengangkut buah dengan kereta sorong

(45)

Lampiran 9. Pencatatan jumlah TBS dan TPH

Gambar

Tabel 1. Jumlah berondolan berdasarkan tahun tanaman  Umur  Jumlah Berondolan

Referensi

Dokumen terkait

60 Motivasi dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika 403 Dengan Menggunakan Media Komputer Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas X

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah adalah unsur pelaksana tugas tertentu Pemerintah Kabupaten dibidang Perencanaan Pembangunan Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala

Hal ini berarti setiap butir pernyataan dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel (andal) atau dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian

Namun demikian sebelum dilakukan proses isolasi aktinomisetes, terlebih dahulu dilakukan percobaan pendahuluan untuk menentukan metode pra-perlakuan sampel yang paling tepat,

pembahasan, dapat ditarik kesimpulan yaitu kontribusi fungsional peneliti Bappeda Provinsi Bengkulu terhadap fungsi kelitbangan masih sangat rendah berdasarkan pada

Ditambah lagi ujian nasional dianggap sebagai pelanggaran terhadap undang-undang (UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas), karena seharusnya kelulusan adalah wewenang