• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA,

PROVINSI BENGKULU Andi Ishak, Dedi Sugandi, dan Miswarti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

Jalan Irian km 6,5 Bengkulu erhr94@yahoo.co.id

ABSTRAK

Salah satu faktor yang berperan penting dalam peningkatan produktivitas padi adalah penggunaan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi. Sampai saat ini telah dilepas sekitar 200 varietas unggul padi, namun adopsinya di lapangan masih terbatas. Suatu penelitan tentang adopsi petani terhadap varietas unggul padi telah dilaksanakan di Kecamatan Argamakmur, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu pada bulan November 2011. Data dikumpulkan melalui survei terhadap 34 responden petani padi sawah untuk mengetahui: (1) adopsi petani terhadap varietas unggul padi sawah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (2) pengaruh bantuan benih dari Pemerintah terhadap minat adopsi varietas unggul padi, dan (3) alasan-alasan petani memilih varietas padi. Data yang dikumpulkan meliputi keadaan umum lokasi penelitian, deskripsi responden, adopsi varietas unggul padi, sumber informasi benih unggul, dan alasan-alasan petani mengadopsi varietas unggul. Analisis data secara deskriptif menggunakan tabulasi silang dan secara inferensial menggunakan regresi logistik dan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) adopsi petani terhadap varietas unggul berlabel mencapai 85,29% yang dipengaruhi oleh pengalaman usahatani padi, luas lahan, dan persepsi petani terhadap varietas unggul; (2) minat adopsi petani tidak dipengaruhi oleh adanya bantuan benih unggul dari pemerintah; (3) alasan utama petani mengadopsi varietas unggul adalah rasa nasi disukai petani (88,24%), produktivitas tinggi (79,41%), harga jual tinggi, umur genjah, serta benih mudah diperoleh (64,71%).

Kata kunci: adopsi, varietas unggul padi, Kecamatan Argamakmur.

PENDAHULUAN

Keberhasilan peningkatan produksi padi tidak terlepas dari ketersediaan dan adopsi teknologi. Revolusi hijau yang terjadi pada banyak negara berkembang, termasuk Indonesia sejak awal tahun 1970-an telah membuktikan bahwa peranan teknologi sangat penting dalam mengatasi kekurangan pangan. Penggunaan varietas padi unggul yang berdaya hasil tinggi, responsif terhadap pemupukan dan tahan hama penyakit utama disertai dengan perbaikan irigasi dan teknik budidaya telah terbukti dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi produksi, dan kecukupan pangan. Menurut Nugraha et al. (2007), swasembada beras pada tahun 1984 di Indonesia tidak terlepas dari introduksi varietas unggul, perbaikan jaringan irigasi, teknik budidaya, dan rekayasa kelembagaan melalui program Bimas, Inmas, Insus, dan Supra Insus. Sistem perbenihan yang tangguh (produktif, efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan) sangat diperlukan untuk mendukung upaya peningkatan penyediaan benih padi dan peningkatan produksi beras nasional.

Sampai saat ini telah dihasilkan lebih dari 200 varietas unggul padi oleh berbagai lembaga penelitian di Indonesia yang telah dilepas oleh Kementerian Pertanian, 85%

(2)

2

diantaranya dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian. Dari data luas tanam pada tahun 2009, lebih dari 75% telah ditanami dengan varietas unggul. Sampai dengan tahun 2010, varietas padi yang paling luas ditanam adalah Ciherang, IR64 dan Cigeulis (Sri Wahyuni, 2011).

Penggunaan benih unggul di lapangan oleh masyarakat relatif masih terbatas. Menurut Daradjat et al. (2008), benih padi yang digunakan oleh masyarakat lebih dari 60 persen berasal dari sektor informal yaitu berupa gabah yang disisihkan dari sebagian hasil panen musim sebelumnya yang dilakukan berulang-ulang. Hal ini berarti bahwa petani padi belum merespon benih unggul padi dengan baik.

Permasalahan yang dihadapi dalam percepatan penggunaan varietas unggul adalah sistem informasi keberadaan benih sumber masih lemah sehingga pengetahuan pengguna tentang varietas unggul masih terbatas, disamping itu ketersediaan varietas unggul juga terbatas (Wahyuni, 2011).

Kondisi di Provinsi Bengkulu tidaklah jauh berbeda dengan apa yang diuraikan di atas. Secara umum, penanaman varietas unggul berlabel dalam skala luas oleh petani padi dimungkinkan oleh adanya bantuan benih dari pemerintah melalui berbagai program, seperti subsidi benih, Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU), dan bantuan benih unggul pada lahan display dan demfarm SL-PTT. Menurut data BPS Provinsi Bengkulu (2010), luas panen padi sawah di Bengkulu adalah 121.877 ha. Jika setiap hektar lahan sawah membutuhkan 25 kg benih, maka kebutuhan benih mencapai 3.046.925 kg. Bantuan benih melalui BLBU dan SL-PTT di Bengkulu mencapai 1.046.460 kg, atau 34,34% dari kebutuhan benih total (Ishak et al., 2011).

Salah satu kabupaten di Provinsi Bengkulu yang menjadi sentra produksi padi adalah Kabupaten Bengkulu Utara. Luas panen padi di Kabupaten Bengkulu Utara mencapai 24.934 ha atau 20,46% dari total luas panen padi Provinsi Bengkulu, yang terdiri atas padi sawah 23.002 ha, dan padi ladang 1.932 ha dengan produksi total 106.095,72 ton. Padi sawah menyumbang 96,4% dari total produksi (102.280,62 ton) dengan produktivitas 4,45 ton/ha, sedangkan produksi padi ladang 3.815,10 ton dengan produktivitas 1,98 ton/ha. Daerah sentra produksi padi berada di Kecamatan Kerkap dan Argamakmur (BPS Kabupaten Bengkulu Utara, 2010).

Kajian ini difokuskan untuk mengetahui adopsi petani terhadap varietas unggul padi sawah di Kecamatan Argamakmur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) adopsi petani terhadap varietas unggul padi sawah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (2) pengaruh bantuan benih dari Pemerintah terhadap minat adopsi varietas unggul padi, dan (3) alasan-alasan petani memilih varietas padi.

METODE PENELITIAN

Survei dilakukan di Kecamatan Argamakmur, Kabupaten Bengkulu pada bulan November 2011. Responden dipilih secara acak sebanyak 34 orang petani. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan petani responden menggunakan daftar pertanyaan meliputi karakteristik petani dan usahatani padi sawah. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan petugas Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkulu Utara dan PT. PERTANI UPB Sukasari Bengkulu Utara. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian dan Peternakan serta Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkulu Utara. Analisis data secara deskriptif menggunakan tabulasi silang dan secara inferensial menggunakan regresi logistik dan uji chi square.

(3)

3

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Informasi tentang keadaan umum Kecamatan Argamakmur bersumber dari BPS Kabupaten Bengkulu Utara (2010). Kecamatan Argamakmur merupakan 1 dari 14 Kecamatan di Kabupaten Bengkulu Utara, yang terdiri atas 27 desa/kelurahan dengan topografi datar sampai berbukit, memiliki ketinggian 25-100 mdpl.

Iklim di Kecamatan Argamakmur menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk tipe iklim A. Curah hujan yang tinggi terjadi pada bulan September sampai bulan Januari yaitu rata-rata di atas 300 mm/bulan. Perbedaan musim hujan dan kemarau tidak kentara. Pada musim kemarau curah hujan minimum di atas 100 mm/bulan. Sebagai daerah beriklim tropik basah, suhu udara di Kecamatan Argamakmur berkisar antara 18-35oC.

Luas wilayah kecamatan ini 100 km2 dengan jumlah penduduk 44.772 jiwa. Luas panen padi sawah di Kecamatan Argamakmur 4.947 ha dengan produksi 23.745,6 ton (prodiuktivitas 5,30 ton/ha). Jumlah rumah tangga di Kecamatan Argamakmur 11.415 rumah tangga dengan rata-rata anggota rumah tangga 3,92 jiwa, 7.966 rumah tangga diantaranya (69,79%) merupakan rumah tangga petani.

Deskripsi Responden

Jumlah responden survei sebanyak 34 orang petani padi, 32 orang diantaranya (94,12%) memiliki persepsi yang baik terhadap penggunaan benih unggul. Umur rata-rata responden 48,74 tahun dengan tingkat pendidikan formal rata-rata yang pernah ditempuh selama 8 tahun. Lama berusahatani padi rata-rata 23,09 tahun dengan luas lahan garapan total 35,83ha (rata-rata petani 1,05 ha), sebagian besar (97,06%) petani menggarap lahan milik sendiri. Sebanyak 16 orang responden (47,06%) merupakan pengurus kelompok tani, sedangkan sisanya adalah anggota kelompok. Tanggungan keluarga rata-rata responden 3,41 jiwa. Pekerjaan utama responden 91,18% adalah petani, dan sisanya adalah peternak, PNS dan pedagang. Sebanyak 24 orang responden (70,59%) memiliki pekerjaan lain selain usahatani padi yaitu sebagai buruh tani, beternak, beternak ikan, berdagang, berkebun, dan tukang. Jarak domisili responden ke kios sarana produksi pertanian terdekat rata-rata 2,37 km.

Adopsi Varietas Padi Unggul

Varietas yang ditanam petani di Kecamatan Argamakmur cukup beragam, sedikitnya terdapat 13 varietas padi. Varietas Inpari 3 paling banyak digunakan yaitu 20,59%. Daftar varietas yang ditanam petani disajikan pada Tabel 1.

Varietas Inpari 3 merupakan varietas unggul baru (VUB) yang dilepas pada tahun 2008, rasa nasi pulen dengan umur genjah (110 hari sejak persemaian) dan potensi hasil relatif tinggi (7,52 ton GKG/ha). Varietas ini dilepas karena lebih tahan WBC biotipe 1 dan 2 daripada Ciherang dengan mutu dan hasil setara Ciherang (Suprihatno et al., 2010). Varietas Inpari 3 diintroduksi di Kabupaten Bengkulu Utara oleh BPTP Bengkulu pada tahun 2010, bersamaan dengan Inpari 6, Inpari 10 dan Inpari 13. Keempat VUB ini telah ditanam oleh 14 orang petani responden (41,18%). Dari informasi ini terlihat bahwa respon petani di Kecamatan Agamakmur terhadap VUB padi cukup baik.

Benih padi yang digunakan petani berasal dari 2 sektor yaitu sektor perbenihan formal yang mensuplai benih bersertifikat/berlabel dan sektor perbenihan informal. Penggunaan benih berlabel di Kabupaten Argamakmur sudah cukup tinggi. Petani

(4)

4

responden yang menggunakan benih berlabel mencapai 85,29%. Hal ini didukung karena adanya distribusi benih Inpari 3 sebanyak 29.375 kg melalui program Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) (Distannak Kabupaten Bengkulu Utara, 2011). Disamping itu petani lebih mudah memperoleh benih unggul dari petani penangkar yang berada di sekitar lokasi mereka. Dari hasil wawancara dengan petugas PT. PERTANI, diketahui bahwa lokasi perbenihan padi di Bengkulu Utara cukup luas yaitu + 470 ha dengan produksi dapat mencapai 2.000 ton per tahun (2 kali musim tanam) melalui kerjasama antara 15 kelompok penangkar padi dengan PT. PERTANI Unit Prosesing Benih (UPB) Sukasari, 10 kelompok penangkar diantaranya berada di Kecamatan Argamakmur. Tabel 1. Daftar varietas padi yang ditanam petani di Kecamatan Argamakmur.

No Varietas % 1 Inpari 3 20,59 2 Cigeulis 11,76 3 Mekongga 8,83 4 Inpari 6 8,83 5 Inpari 10 8,83 6 IR 64 5,88 7 Intani 3 5,88 8 Bernas 5,88 9 Ciherang 5,88 10 Bengawan 5,88 11 Lokal 5,88 12 Sadang 2,94 13 Inpari 13 2,94 Total 100,00

Dari uraian di atas ternyata bahwa ketersediaan benih unggul di Kecamatan Argamakmur, Bengkulu Utara sudah cukup memadai, sehingga berpengaruh terhadap tingginya penggunaan benih berlabel.

Informasi benih unggul diperoleh petani dari berbagai sumber, yaitu dari petani di sekitar lingkungan mereka, petugas dinas/penyuluh pertanian, kios sarana produksi pertanian, dan penangkar padi. Umumnya petani mengetahui informasi benih unggul dari petugas dinas/penyuluh pertanian (Gambar 1).

Gambar 1. Sumber informasi benih padi berlabel di Kecamatan Argamakmur.

Terlihat pada gambar di atas bahwa sebagian besar petani responden (55,88) memperoleh informasi benih unggul dari petugas dinas/penyuluh pertanian setempat. Selain itu informasi benih unggul diperoleh dari petani sekitar (26,47%) dan penangkar benih (14,71%). Informasi dari kios sarana produksi pertanian (kios saprodi) masih relatif

(5)

5

terbatas (2,94%). Hal ini mengindikasikan bahwa kios saprodi tidak memiliki peranan penting dalam penyebarluasan informasi benih unggul padi.

Hubungan antara adopsi petani terhadap varietas unggul dengan umur, pendidikan, pengalaman, luas lahan sawah, dan persepsi petani terhadap varietas unggul berdasarkan hasil analisis regresi logistik disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil analisis regresi logistik adopsi petani terhadap benih unggul.

No Variabel Koefisien p-value Odds Ratio

1 Umur -0,112 0,251 0,894

2 Pendidikan formal 0,000 0,997 0,999

3 Pengalaman usahatani padi 0,292 0,066* 1,339

4 Luas lahan -1,873 0,053* 0,154

5 Persepsi terhadap benih unggul -5,276 0,059* 0,005 Kelayakan model = 0,091

Nagelkerke R2 = 0,431 * berbeda nyata pada α=10%

Dari Tabel 2 terlihat bahwa model regresi logit secara keseluruhan dapat menjelaskan atau memprediksi adopsi petani terhadap varietas unggul dengan melihat kelayakan model sebesar 0,091 jika menggunakan pengujian dengan α=10%. Variabel pengalaman usahatani padi, luas lahan, dan persepsi petani terhadap varietas unggul berpengaruh nyata terhadap adopsi petani, sedangkan variabel umur dan pendidikan formal berpengaruh tidak nyata terhadap adopsi petani. Jika melihat nilai odds ratio diketahui bahwa semakin banyak pengalaman bertani padi, maka semakin baik adopsi petani (nilai odds ratio lebih dari 1). Namun pada variabel luas lahan, terlihat bahwa semakin luas kepemilikan lahan, maka adopsi petani terhadap benih unggul semakin rendah. Demikian pula halnya dengan persepsi petani. Persepsi petani yang baik belum tentu mendorong adopsi petani terhadap varietas unggul. Dengan melihat nilai Nagelkerke R2, kelima variabel bebas di atas mampu menjelaskan varians ketepatan adopsi sebesar 43,10%.

Pengaruh Bantuan Benih dari Pemerintah terhadap Minat Petani mengadopsi Varietas Unggul Padi

Minat adopsi petani terhadap varietas unggul padi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya karena adanya program Pemerintah. Tabel 3 menunjukkan adopsi petani padi terhadap varietas unggul dengan adanya bantuan benih melalui Program BLBU di Kecamatan Argamakmur, Bengkulu Utara.

Tabel 3. Minat petani mengadopsi varietas unggul padi.

Minat adopsi Ada bantuan Tidak ada bantuan Total

Mengadopsi 19 10 29

Tidak mengadopsi 2 3 5

Jumlah 21 13 34

Berdasarkan perhitungan chi square hubungan antara bantuan benih melalui Program BLBU dengan minat adopsi petani terhadap varietas unggul padi diperoleh nilai Pearson chi square hitung sebesar 1,176. Sementara itu dengan menggunakan tingkat signifikansi (α) 5% dan derajat bebas (df) = 1, maka nilai chi square tabel sebesar 3,841. Artinya nilai chi square hitung < nilai chi square tabel, maka H0 diterima. Demikian pula jika dinilai dari nilai Exact Sig.(2-sides) adalah 0,348 maka lebih besar dari titik kritis 0,05 (0,348 > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara bantuan benih dari pemerintah terhadap minat petani mengadopsi varietas unggul.

(6)
(7)

7

Alasan-alasan Petani memilih Varietas Padi

Alasan-alasan petani responden memilih varietas padi yang ditanam beragam. Setiap responden memilih lebih dari satu alasan dalam penentuan varietas padi yang akan ditanam. Tabel 4 menunjukkan bahwa alasan utama petani memilih varietas yang akan ditanam adalah rasa nasi disukai petani (88,24%). Kenyataan ini menunjukkan bahwa petani di Kecamatan Argamakmur menanam padi terutama bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga, sehingga rasa nasi menjadi pertimbangan utama.

Tabel 4. Alasan responden memilih varietas padi.

No Alasan responden memilih varietas Persentase responden (%)

1 Rasa nasi disukai petani 88,24

2 Produktivitas tinggi 79,41

3 Harga jual tinggi, umur genjah, benih mudah diperoleh

64,71

4 Daun bendera tegak 61,76

5 Tahan rebah, tahan HPT 58,82

6 Bulir malai panjang, wangi 47,06

7 Tahan kekeringan 44,12

Alasan kedua petani memilih suatu varietas unggul adalah produktivitas tinggi (79,41%), alasan-alasan selanjutnya yaitu harga jual tinggi, umur genjah, serta benih mudah diperoleh (64,71%). Dari beberapa alasan ini nyata bahwa petani padi di Kecamatan Argamakmur, Kabupaten Bengkulu Utara menanam padi tidak lagi hanya untuk pemenuhan kebutuhan pangan keluarga, namun juga sudah berorientasi agribisnis. Fakta ini didukung oleh penggunaan varietas unggul berlabel yang sudah cukup tinggi (85,29%). Selain itu dengan melihat kepemilikan lahan sawah rata-rata petani yaitu 1,05 ha, petani pemilik sekaligus penggarap lahan 97,06% dan jumlah tanggungan rata-rata keluarga petani 3,41 jiwa, maka diperkirakan hasil panen yang diperoleh akan melebihi kebutuhan pangan keluarga.

KESIMPULAN

1. Adopsi petani padi di Kecamatan Argamakmur, Kabupaten Bengkulu Utara terhadap varietas unggul padi berlabel mencapai 85,29% yang dipengaruhi oleh pengalaman usahatani padi, luas lahan, dan persepsi petani terhadap varietas unggul.

2. Minat adopsi petani padi terhadap varietas unggul tidak dipengaruhi oleh adanya bantuan benih unggul dari pemerintah.

3. Alasan-alasan petani mengadopsi varietas unggul adalah rasa nasi disukai petani (88,24%), produktivitas tinggi (79,41%), harga jual tinggi, umur genjah, serta benih mudah diperoleh (64,71%).

(8)

8

DAFTAR PUSTAKA

BPS Kabupaten Bengkulu Utara. 2010. Kabupaten Bengkulu Utara Dalam Angka 2010. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkulu Utara.

BPS Provinsi Bengkulu. 2010. Bengkulu Dalam Angka 2010. Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu.

Daradjat, A.A., Agus S., A.K. Makarim, A. Hasanuddin. 2008. Padi – Inovasi Teknologi Produksi. Buku 2. LIPI Press. Jakarta.

Distannak Kabupaten Bengkulu Utara. Laporan Distribusi Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) Kabupaten Bengkulu Utara. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkulu Utara. Tidak dipublikasikan.

Ishak, A., Afrizon, Z. Efendi, Yartiwi, dan Yahumri. 2011. Laporan Hasil Survei Perbenihan kegiatan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS). BPTP Bengkulu. Tidak dipublikasikan.

Nugraha, U.S, Sri Wahyuni, M.Y. Samaullah, dan A. Ruskandar. 2007. Perbenihan di Indonesia. Prosiding Hasil Penelitian Padi Tahun 2007. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Subang – Jawa Barat.

Sri Wahyuni. 2011. Teknik Produksi Benih Sumber Padi. Makalah disampaikan dalam Workshop Evaluasi Kegiatan Pendampingan SL-PTT 2001 dan Koordinasi UPBS 2012 tanggal 28-29 November 2011. Balai Besar Penelitian Padi. Tidak dipublikasikan.

Suprihatno, B., A.A. Daradjat, Satoto, Baehaki SE, Suprihanto, A. Setyono, S.D. Indrasari, IP Wardana, dan H. Sembiring. 2010. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Subang – Jawa Barat.

Gambar

Tabel 1. Daftar varietas padi yang ditanam petani di Kecamatan Argamakmur.
Tabel 2. Hasil analisis regresi logistik adopsi petani terhadap benih unggul.
Tabel 4. Alasan responden memilih varietas padi.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Imam Malik pada dasarnya seorang istri yang sudah pernah digauli oleh suaminya tetapi suatu saat diketahui suami tersebut mengidap penyakit yang dapat

Berdasarkan tabel diatas, efek antimikroba ekstrak kelopak bunga rosella yang mempunyai diameter sama dengan kontrol positif dimulai dari konsentrasi 70%, 80%, 90%,

2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah langkah kebijakan paling akhir pemerintah bersama lembaga legislatif di bidang pemberantasan korupsi

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa adanya perbedaan tingkat konsentrasi pektin yang diberikan dalam cupcake menghasilkan hasil total penyerapan logamtidak berbeda

Dalam penelitian ini, ternyata dukungan informasi yang diberikan oleh perusahaan tidak bisa disikapi secara sama karena terdapat sejumlah karyawan yang menilai

Hasil pengkajian pada MT II menunjukkan bahwa, varietas unggul baru di lahan sawah bukaan baru hasil konversi dari lahan kering di Kabupaten Merauke pada MT II, varietas padi

komisioning disini hasilnya dapat dilihat Gambar 9 untuk cooler sedangkan pada Gambar 10 untuk penukar kalor baru, bahwa disini terlihat tangki penukar kalor yang baru lebih

1) Pengujian dan penghilangan kesalahan sulit karena tidak dapat dipisahkan dan dilokalisasi, namun praktik pemrograman yang berdisiplin bagus dapat mempermudah