• Tidak ada hasil yang ditemukan

Smart Campus. Smart Building, universitas lampung. Hlm. Unila Sosialisasi Peserta Jalan. Warek I Lepas. Konsep Kuliah Masa Depan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Smart Campus. Smart Building, universitas lampung. Hlm. Unila Sosialisasi Peserta Jalan. Warek I Lepas. Konsep Kuliah Masa Depan"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

a

Warek I Lepas

Peserta Jalan

Hlm.

Beasiswa Lanjut

Unila Sosialisasi

Hlm.

Teleconference,

Konsep Kuliah

Hlm.

3

12

30

un

EDISI II/2019

i

l view

Majalah universitas laMpung

sMart Building,

Smart CampuS

Pada 2017, Unila mengubah haluan dari education university menjadi research university. Sukses, kini Kampus Hijau ini mencanangkan 2020 sebagai Smart Campus sekaligus Green matric University.

(2)

Pelindung:

Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin

Pengarah:

Prof. Dr. Bujang Rahman, M.Si., Prof. Dr. Ir. Muhammad Kamal, M.Sc., Prof. Dr. Karomani, M.Si.,

Prof. Dr. Mahatma Kufepaksi, M.Sc.

Penanggung Jawab:

Harsono Sucipto, S.H., M.H.

Pemimpin Umum:

Suratno, S.Pd., M.H.

Pemimpin Redaksi:

M. Badrul Huda, S.I.Kom.

Redaksi:

Siti Nuryani, S.P., Dwi Putriana L.G., S.I.Kom., Gigih Pratama Yora, S.I.Kom., Shinta Agustina, S.I.Kom., Hisna Caca Hayati, S.I.Kom.

Fotografer: Mamanda Syahputra Ginting, S.H. Desain: Riky Fernando, S.Pd.

Sirkulasi: Slamet

Alamat Redaksi:

Ruang Humas Lantai 3 Gedung Rektorat Unila, Jalan Prof. Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedongmeneng, Bandarlampung 35145. Telp.0721-701609. Faks.0721-702767. E-mail: humas@kpa.unila.ac.id Unila View diterbitkan oleh Humas

Universitas Lampung

redaksi

10

LP3M Gelar Pelatihan

e-Learning bagi Dosen

Hal.

16

2.405 Peserta ikuti

Lokakarya Peningkatan

Kompetensi

Hal.

20

UPT Bahasa

Sosialisasikan Bahan

ajar Berkomunikasi

Hal.

22

rektor Lepas Peserta

education Tour

Trans-Sumatera

Hal.

36

Menguatkan Kompetensi

dan Menambah Kapasitas

Hal.

P

ERGURUAN tinggi yang bertugas mencetak generasi cerdas, inovatif, dan kreatif tak boleh stagnan. Seluruh komponen di lembaga ini harus bergerak dan berubah menjawab tantangan zaman. Pada edisi kali ini, majalah Unila View akan mengupas upaya-upaya pihak kampus Universitas Lampung (Unila) menghadapi tantangan era digitalisasi dan industri 4.0.

Di era ini, mahasiswa harus memiliki kemampuan komputasi awan, yaitu menggabungkan pemanfaatan teknologi komputer dan pengembangan berbasis internet. Industri 4.0 akan meninggalkan insan-insan konvensional yang tidak mau bergerak mengikuti perubahan.

Masyarakat sudah merasakan dampak industri 4.0. Bagaimana industri ritel terbesar gulung tikar dengan kehadiran online shop. Ojek dan rental konvensional dilibas oleh ojek online atau media kertas yang kehilangan pelanggan dengan kehadiran media digital. Lewat internet untuk segala (IoT), sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara bersamaan. Bahkan, melalui internet, seseorang dengan mudah mempelajari keterampilan teknis, tanpa perlu kursus di suatu lembaga profesional.

Dunia yang luas dan lebar seakan menciut dalam sebuah genggaman yang kita sebut ponsel pintar (smartphone). Era digital melahirkan generasi milenial yang akrab dengan teknologi internet. Tantangannya, bagaimana perguruan tinggi mampu menyediakan fasilitas-fasilitas digital yang dapat diakses semua dosen dan mahasiswa dalam meningkatkan kompetensi dan keilmuannya.

Dalam Laporan Utama di edisi ini, Rektor Unila Prof. Dr. Hasriadi Mat Akin memaparkan perkembangan pembangunan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas kampus menjawab tuntutan era industri 4.0.

Semua fakultas bergerak sinergis. Setiap pembangunan infrastruktur di tingkat fakultas memiliki konsep smart building. Setiap sisi gedung memiliki kemampuan untuk mengakses internet, hingga tatap muka langsung melalui teleconference. Seorang dosen tidak perlu harus ke luar negeri untuk mendapatkan ilmu baru yang ada di universitas luar negeri. Cukup dengan mengakses e-library, e-journal, bahkan kolaborasi penelitian pun dapat dilakukan melalui dunia maya.

Kemampuan coding dalam membuat aplikasi hanya suatu hal di industri 4.0, yang paling utama adalah menciptakan konsep komputasi yang inovatif dalam menyelesaikan suatu pekerjaan/ masalah.

Ini tantangan yang tidak mudah. Perguruan tinggi harus mampu mendorong daya nalar dan imajinasi tinggi para mahasiswanya agar mampu melahirkan ide-ide kreatif di era digitalisasi. n

(3)

D

ARI meja kerjanya, Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin. M.P. berdiri mendekati jendela. Memandang ke luar, Rektor Universitas Lampung itu menyampaikan penjelasan kepada tamunya.

“Coba lihat kampus Unila ini. Di tahun 2020, semuanya akan terkoneksi dengan internet, tidak ada lagi satu pun spot di Unila yang tidak bisa untuk mengakses internet,” ujar rektor berusia 62 tahun itu.

Satu menit kemudian, orang nomor satu di Unila menjelaskan

konsep smart campus yang sedang dijalankan, yakni dimulai dengan membangun infrastruktur berkonsep smart building. “Semua harus terkoneksi dengan internet. Jurusan harus memiliki smart room dan smart home, bisa melakukan teleconference di mana-mana,” tuturnya.

Mengambil contoh paling mudah, Hasriadi mengilustrasikan ketika ada jurusan di Unila bekerja sama dengan kampus di Jepang, misalnya, mahasiswanya tidak perlu jauh-jauh ke Jepang. Cukup kuliah di kampus melalui teleconference.

“Kita juga bisa memberikan kuliah dari sini untuk para mahasiswa Jepang. Begitu juga dengan dosen yang ingin mendapatkan ilmu baru yang ada di kampus UK (United Kingdom, red). Tidak harus ke UK, cukup mengaksesnya dari ruang kerja,” kata dia.

Sekarang ini, ucap Hasriadi, sudah terjadi demokrasi ilmu pengetahuan. Di era revolusi industri 4.0, sumber ilmu pengetahuan sudah menyebar di dunia maya. Maka itu, mau tidak mau Unila harus menghadapi tantangan ter sebut dengan melakukan transformasi dari research university menjadi smart campus.

“Pada 2017, kita sudah melakukan transformasi Unila dari kampus pendidikan menjadi kampus research. Maka, di 2020 nanti saya ingin Unila

Konsep smart campus akan mengintegrasikan

semua sumber ilmu bisa diakses dosen dari ruangan

kerjanya. Kuliah tatap muka tetap berlangsung,

tetapi dengan teleconference.

teleconference,

(4)

kata guru besar Pertanian Unila tersebut.

Hasriadi memaparkan smart campus menjadikan suatu kampus terhubung online dengan entitas di luar kampus, baik di dalam maupun luar negeri, termasuk dengan entitas komersial berupa industri, perbankan, dan lainnya. Metode pembelajaran juga berbasis teknologi berupa distance learning, pertukaran data, kolaborasi dalam aktivitas pendidikan, dan riset dapat dilakukan secara real time.

Untuk mewujudkan kampus berbasis ICT ini, lanjut Hasriadi, Unila harus memiliki infrastruktur digital di dalam kampus dan tim IT yang kuat. “Tahun ini, ada 13 gedung yang akan dibangun, semuanya menggunakan konsep smart building. Selain itu, kami juga sedang

membuat grand design IT Unila yang kuat,” tuturnya. Dalam setiap ke s e mpat an , baik di kegiatan formal maupun n o n f o r m a l , Hasriadi berkali-kali menyampaikan bahwa tidak ada lagi ruang dosen di Unila yang tidak bisa mengakses internet. Dosen Unila harus bisa mengakses semua sumber ilmu pengetahuan dari ruang kerjanya.

“Intinya, semua dosen bisa berkomunikasi dan mengakses dunia internasional. Tanggal 8 Mei nanti, saya juga akan meresmikan digital library sebagai salah satu sumber keilmuan yang bisa diakses dosen dan mahasiswa dari mana saja,” katanya.

Layanan akademik mahasiswa pun dilakukan secara online, seperti umpan balik perkuliahan, rencana pengambilan mata kuliah online, pendaftaran semester online,

mahasiswa.

“Bahkan nanti untuk absen tidak perlu tanda tangan di absen lagi. Bisa pakai finger print. Arahnya semua ke digitalisasi,

Unila harus cepat berubah. Kalau tidak, ditinggalkan mahasiswa nanti kita.” Green matric University H a s r i a d i m e n g a t a k a n pihaknya menggabungkan konsep smart campus dengan green matric university. Green matric merupakan pengembangan dari kampus hijau. Menurut dia, Unila akan membangun tempat pengolahan sampah senilai Rp7 miliar di lokasi Fakultas Teknik. “Saat ini sedang ditenderkan, juga akan dibangun sumber air bersih menggunakan tenaga sur ya, serta tujuha danau buatan atau embung sebagai tempat mahasiswa berkumpul,” katanya.

Ketika berkeliling di Unila, terlihat enam titik pembangunan embung

sebelah Rumah Susun Mahasiswa (Rusunawa), di penangkaran rusa, dua lokasi di Fakultas Teknik, dan dua lokasi di Fakultas Kedokteran. Danau

buatan atau embung tersebut akan dilengkapi dengan taman rekreasi, jogging track, serta disediakan Wi-Fi dengan kecepatan tinggi.

“Lingkungan smart campus dan green matric ini akan meningkatkan motivasi mahasiswa untuk terus belajar secara aktif. Inilah wujud smart campus, yang nantinya akan melahirkan dosen-dosen dan peneliti yang menghasilkan research bermutu, serta mahasiswa yang memiliki semangat dan mental long life education,” tuturnya.

Pembelajaran di kampus tidak lagi mencekoki mahasiswa dengan ilmu dan pengetahuan, tapi lebih mengajarkan mahasiswa cara mencari ilmu. Jika dicekoki dengan ilmu, bisa saja lima tahun lagi ilmu tersebut sudah kuno dan ketinggalan, sehingga yang perlu diajarkan kepada mahasiswa adalah cara mencari ilmu. “Untuk itu, mahasiswa harus terekspos dengan

Saya juga akan

meresmikan digital

library sebagai salah

satu sumber keilmuan

yang bisa diakses

dosen dan mahasiswa

dari mana saja.

(5)

Menurut dia, mahasiswa sekarang merupakan generasi digital native, setiap ada masalah, yang mereka ingat adalah Google, mencari pemecahan masalah di dunia maya. “Untuk itu, Unila harus menyiapkan

sumber-sumber yang bisa diakses secara digital, yang rugi kalau kita tidak menyiapkan fasilitasnya.”

Pihaknya juga menyiapkan SDM yang kuat dan menguasai digitalisasi. Untuk itu, Unila menyediakan beasiswa besar-besaran bagi para dosen muda yang ingin meningkatkan pendidikan dan kompetensinya.

“Mau kuliah di mana pun, kita support. Kalau tidak kita siapkan SDM yang kuat, Unila bisa habis. Kita harus percepat regenerasi, yang muda-muda harus melejit. Pemimpin Unila ke depan harus benar-benar visioner,” ujarnya.

juga sedang merancang grand desain kampus modern di lahan Kota Baru, Lampung Selatan. Menurut Hasriadi, pemerintah saat ini memiliki perhatian yang tinggi terhadap pendidikan. Untuk itu, saat proses administrasi

pengalihan lahan Unila di Kota Baru sudah selesai, timnya segera ke Jakarta untuk memperjuangkan pembangunan Kampus Modern Unila.

“Kampus modern ini nantinya tidak akan meninggalkan budaya daerah. Kita akan pakai arsitek dari Lampung, nanti ornamennya harus menggunakan budaya Lampung, karena saya ingin Unila ke depan juga menjadi pusat kajian dan pengembangan budaya Lampung,” tuturnya.

Kampus Papan Atas

Dengan komitmen yang tinggi, Unila

dalam 4% kampus terbaik di Indonesia. Menurut Hasriadi, hanya sekitar 4%—5% perguruan tinggi di Indonesia yang memilik Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) A, di dalamnya termasuk Unila.

“Pemeringkatan Webometrics Unila di posisi 15, berdasarkan pemeringkatan 4ICU di posisi ke-9, dan pemeringkatan dari Kemenristek-Dikti di urutan ke-21. Itu kan sudah di papan atas. Artinya, dengan pergerakan dan perubahan selama ini, Unila sudah masuk di jajaran atas perguruan tinggi nasional,” ujarnya.

Racikan smart campus dan green matric ini merupakan hasil kunjungan Hasriadi bersama tim ke berbagai kampus maju di luar negeri. Beberapa kampus yang sudah dieksplorasi oleh tim Unila adalah Yokohama University, Tokyo University di Jepang. Lalu, Kentucky University di Amerika Serikat, Nottingham University, dan Birmingham University di Eropa, serta University of Queensland di Australia.

“Saya perhatikan, bagaimana kampus-kampus ini bisa seperti ini, inti sarinya ternyata terjadi kemudahan yang luar biasa untuk meningkatkan prestasi akademik. Prestasi dosen, prestasi mahasiswa, prestasi lembaga, semuanya bisa lebih efektif dan efisien, serta lebih cepat dalam mengakses ilmu baru,” tuturnya. (HUMAS

(6)

R

E K TO R U n i v e r s i t a s Lampung Prof. Dr. Ir. H a s r i a d i M a t A k in , M . P. , m e r e s m i k a n Gedung Agronomi dan Gedung H o r t i k u l t u r a , d i F a k u l t a s Pertanian, kampus setempat. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Rektor didampingi para wakil rektor, Rabu (27/2/2019).

Tampak hadir saat peresmian para wakil rektor, dekan, dan wakil

dekan, direktur pascasarjana, kepala biro, ketua lembaga, kepala UPT, ketua SPI, ketua badan, Tim Pokja ULP, Tim PPHP, kabag, dan kasubbag di lingkungan Universitas Lampung.

Dekan FP Prof. Irwan Sukri Banuwa menyampaikan pembangunan infrastrukur gedung perkuliahan terus dikembangkan. Salah satunya pembangunan Gedung Proteksi Tanaman yang rencananya dibangun empat lantai secara

Rektor Resmikan

Gedung Agronomi

dan hortikultura Fp

Rektor Universitas Lampung Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., meresmikan Gedung Agronomi dan Gedung Hortikultura, di Fakultas Pertanian, kampus setempat, Rabu (27/2/2019).

(7)

bertahap pada tahun 2019 dan 2020.

“Fakultas Pertanian Unila akan terus melakukan perbaikan-perbaikan sarana-prasarana dalam rangka mendukung proses belajar-mengajar. Ini untuk tercapainya visi fakultas,” ujarnya.

Rektor Unila Prof. Hasriadi Mat Akin menyampaikan Universitas Lampung saat ini fokus pada pembangunan Infrastruktur yang berkaitan dengan akademik, misalnya laboratorium gedung kuliah.

Ia memaparkan jika gedung perkuliahan nyaman, dosen akan betah di kampus sehingga interaksi akademik dengan para mahasiswanya akan baik. “Saya berharap dengan diresmikan gedung ini para dosen dapat lebih banyak berkar ya dan menghasilkan jurnal-jurnal internasional,” tutupnya. (HUMAS UNILA/LB)

(8)

F

AKULTAS Kedokteran (FK) Universitas Lampung (Unila) menyelenggarakan acara ramah tamah dan tarhib Ramadan 1440 H, di Aula Gedung D Fakultas Kedokteran Unila, Senin (15/4/2019).

Kegiatan itu dihadiri jajaran wakil rektor, dekan, wakil dekan Unila, ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Lampung, dan direktur Rumah Sakit Pendidikan Utama.

Dr. Muhartono selaku Dekan FK periode 2015—2019 dalam sambutannya mengajak seluruh sivitas akademika untuk

bersama-Dekan Baru, Fakultas

Kedokteran Gelar Ramah Tamah

FK Unila terbuka untuk warga

masyarakat yang ingin belajar

dan berprestasi di sini. FK Unila

juga membuka kesempatan bagi

mereka yang kurang mampu

secara ekonomi melalui jalur-jalur

prestasi dan Bidikmisi.

(9)

sama mendukung kemajuan fakultas dan universitas.

“Tantangan masa kini lebih berat lagi. Ayo bersama-sama bahu-me mbahu de mi te r c apainya program kerja dan kejayaan Fakultas Kedokteran di masa yang akan datang,” ujarnya.

Muhartono juga berharap FK Unila membuka jurusan spesialis sebagaimana perjuangan sejak awal

periode dekan pertama hingga keempat.

Pada sambutan kedua, Dr. Diah Wulan selaku Dekan FK Periode 2019— 2023 mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kepemimpinan dekan sebelumnya. “Terima kasih atas kinerjanya hingga hari ini dan kami berharap bantuannya untuk mengembangkan Fakultas Kedokteran ke depan,” kata dia.

Diah juga menyampaikan FK Unila terbuka untuk warga masyarakat yang ingin belajar dan berprestasi di sini. FK Unila juga membuka kesempatan bagi mereka yang kurang mampu secara ekonomi melalui jalur-jalur prestasi dan Bidikmisi.

Kegiatan ramah tamah diakhiri dengan tausiah yang dibawakan oleh Ustaz Bitoh Purnomo. Lc., M.A. (HUMAS UNILA/LB)

(10)

G

UNA memperkuat sistem pembelajaran berbasis elektronik, Universitas Lampung melalui Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu Universitas Lampung (LP3M Unila) menggelar pelatihan e-learning.

Kegiatan yang diperuntukkan bagi dosen Universitas Lampung ini

berlangsung di Ruang Sidang Lantai IV Rektorat Unila, Senin (15/4/2019).

Saat membuka acara, Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Bujang Rahman menjelaskan e-learning yang diselenggarakan Unila memiliki beberapa dimensi. E-learning mengaktualisasikan Unila dalam merespons perkembangan dunia menghadapi revolusi industri 4.0.

Bujang berpandangan kehidupan masa ini tidak dapat dipisahkan dari teknologi. Cirinya, komunikasi dan konektivitas antarmanusia yang dilakukan tidak terbatas ruang dan waktu. “Pada konteks dimensi inilah aktualisasi Unila sebagai institusi maupun komunitas pendidikan merespons ilmu pengetahuan,” katanya.

Bujang juga mengungkapkan makna dimensi selanjutnya adalah e-learning sebagai bagian integral dari akademik. Jadi, fungsi e-learning sebagai suplemen atau pelengkap, sebagai komplemen atau pengganti, maupun e-learning memang menggantikan pertemuan

Lp3M Gelar

pelatihan

e-Learning

bagi Dosen

(11)

secara total.

“Tiga hal yang harus dipersiapkan, pertama, mahasiswa di-drill untuk familier dengan e-learning. Kedua, dosen harus memiliki kapasitas menguasai e-learning. Ketiga, tersedianya sumber belajar atau e-learning resource yang lengkap,” urai Bujang.

Ketua pelaksana kegiatan, Wahyu Eko Sulisyiono, M.Sc., menambahkan

tujuan terselenggaranya

kegiatan sebagai langkah penguatan atmosfer akademik dengan tujuan agar dosen dapat menghasilkan modul e-learning.

Adapun materi yang disampaikan pada pelatihan tiga hari ini meliputi pengenalan dan pengembangan

sistem e-Learning, penggunaan e-Learning berbasis Moodle Program, serta input bahan kuliah dan tugas e-learning.

Narasumber kegiatan yakni Gigih Fordanama dan Meizano Ardhi yang merupakan Dosen Fakultas Teknik Jurusan Elektro. (HUMAS UNILA/LB)

(12)

Warek I

Lepas peserta

Jalan Sehat

FT Unila

berbagai rangkaian perlombaan

telah dimulai sejak 8 april lalu.

Cabang perlombaan yang diadakan di

antaranya permainan catur, PeS 2019,

tarik tambang, futsal, dan stand-up

comedy. Hari ini merupakan puncak

acara sekaligus pembagian hadiah dan

piala bagi para pemenang.

Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Lampung (Unila) Prof. Bujang Rahman menggunting pita pelepasan jalan sehat yang diikuti sivitas akademika di lingkungan kampus setempat, Minggu (14/4/2019).

(13)

W

akil Rektor Bidang Akademik Universitas Lampung (Unila) Prof. Bujang Rahman melepas jalan sehat yang diikuti sivitas akademika di lingkungan kampus setempat, Minggu (14/4/2019). Jalan sehat diadakan dalam rangka Dies Natalis Fakultas Teknik Universitas Lampung (FT Unila).

Jalan sehat dihadiri Wakil Rektor Bidang Akademik, Dekan FEB, Dekan FMIPA, Direktur Pascasarjana, Ketua LPPM, Kepala BPHM, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, alumni FP Unila, dan ratusan mahasiswa.

Selain jalan sehat, berbagai rangkaian perlombaan telah dimulai sejak 8 April lalu. Cabang perlombaan yang diadakan di antaranya permainan catur, PES 2019, tarik tambang, futsal, dan stand-up comedy. Hari ini merstand-upakan puncak acara sekaligus pembagian hadiah dan piala bagi para pemenang.

Wakil Rektor Bidang Akademik Unila Prof. Bujang Rahman menyampaikan Fakultas Teknik telah banyak menghasilkan produk-produk. Momen dies natalis ke-40 Fakultas Teknik ini merupakan saat tepat untuk mengevaluasi hal-hal yang belum optimal agar dapat dilakukan perbaikan.

“Fakultas Teknik belum lama ini sudah berhasil membuka program insinyur. Semoga langkah tersebut bisa diikuti fakultas lainnya,” ujarnya.

Ia pun berharap Fakultas Teknik Universitas Lampung semakin jaya sehingga makin berkontribusi untuk Unila dan nasional. (HUMAS UNILA/LB)

(14)

U

NIT Kegiatan Mahasiswa (UKM-F) Mahkamah Fakultas Hukum (FH) Universitas Lampung (Unila) menggelar Seminar Nasional bertajuk Pemilu Serentak: Potensi Ledakan Sengketa dan Konflik Pascapemilu.

Ke giat an b e r lan gsun g di Auditorium Prof. Abdulkadir Muhammad, S.H., FH Unila, Sabtu (13/4/2019). Acara dihadiri Ketua

Ketua MK

isi seminar

di fakultas

hukum

Saya rasa topik ini sangat

strategis mengingat

bangsa indonesia adalah

masyarakat majemuk

dan Lampung termasuk

bagian dari masyarakat

majemuk. Masyarakat

yang beragam ini akan

melahirkan variasi

persepsi dalam respons

berbagai dinamika

kehidupan berbangsa

dan bernegara, termasuk

persoalan pemilu.

Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MK RI) Dr. Anwar Usman, S.H., M.H., saat memberi kuliah umum dalam Seminar Nasional

bertajuk Pemilu Serentak: Potensi Ledakan Sengketa dan Konflik Pascapemilu di Auditorium Prof. Abdulkadir Muhammad, S.H., FH Unila,

(15)

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MK RI) Dr. Anwar Usman, S.H., M.H., sebagai salah satu narasumber.

Menurut Ketua Pelaksana Ebi Heriyanto, diusungnya tema pemilu didasari potensi gugatan hasil sengketa pemilu yang akan banyak muncul. Selain itu, untuk menganalisis peta konflik yang akan ditimbulkan pascapesta demokrasi.

“Kami berharap mendapatkan ilmu pengetahuan baru yang diberikan Ketua MK RI,” ucap Ebi yang juga menjabat Ketua UKM-F Mahkamah FH Unila.

Turut hadir Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Lampung Prof. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., yang memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara seminar nasional secara resmi.

Dalam sambutannya, Bujang mengungkapkan rasa bangga dan apresiasinya terhadap UKM-F Mahkamah FH karena menyelenggarakan acara yang menghadirkan sejumlah pakar.

“Saya rasa topik ini sangat strategis mengingat bangsa Indonesia adalah masyarakat majemuk dan Lampung termasuk bagian dari masyarakat majemuk. Masyarakat yang beragam ini akan melahirkan variasi persepsi dalam respons berbagai dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk persoalan pemilu,” imbuhnya.

Bujang juga menjelaskan topik seminar merupakan komitmen bersama menjaga perdamaian dan keharmonisan pascapemilu serentak yang sebentar lagi akan diselenggarakan. Kegiatan ini merupakan wujud upaya antisipasi agar dapat terhindar dari

konflik-konflik yang tidak diinginkan setelah melaksanakan pesta demokrasi.

Selain Ketua MK RI, acara yang diikuti mahasiswa dan umum ini turut menghadirkan narasumber lainnya yaitu peneliti senior pada Pusat Penelitian Politik LIPI Prof. Dr. Siti Zuhro, M.A.; perwakilan KPU Provinsi Divisi Hukum M. Tio Aliansyah, S.H., M.H.; perwakilan Bawaslu Provinsi Divisi Pengawasan Iskardo P. Panggar, S.H., M.H.; dan akademisi FH Unila Dr. Budiono, S.H., M.H. (HUMAS UNILA/LB)

(16)

S

EBANYAK 2.405 peserta mengikuti lokakarya Peningkatan Kompetensi Tenaga Muda Ahli Bidang Jasa Konstruksi di GSG Universitas Lampung, Jumat (12/4/2019).

Peserta yang mengikuti kuliah umum merupakan mahasiswa dari sembilan perguruan tinggi negeri maupun swasta di Provinsi Lampung.

Kegiatan yang diselenggarakan

Balai Jasa Konstruksi Wilayah Palembang ini dibuka Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Unila Prof. Muhammad Kamal. Lokakarya yang digelar dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-40 Fakultas Teknik ini akan berlangsung dua hari mulai 12—13 April 2019.

Kuliah umum juga dihadiri Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin, Wakil

2.405 peserta Ikuti

Lokakarya peningkatan

Kompetensi

Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Unila Prof. Muhammad Kamal memukul gong tanda dibukanya lokakarya Peningkatan Kompetensi Tenaga Muda Ahli Bidang Jasa Konstruksi di GSG Universitas Lampung, Jumat (12/4/2019).

Perguruan tinggi

dan SMa sederajat

dapat link and match

untuk uji kompetensi.

Tenaga-tenaga ahli

yang dihasilkan akan

diberikan sertifikat

supaya dapat

langsung bekerja.

(17)

Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unila Prof. Dr. Karomani, M.Si., para dekan di lingkungan Unila, serta para undangan.

Muhammad Kamal menyampaikan peranan infrastruktur dalam kehidupan manusia merupakan hak setiap warga negara yang dijamin UUD 1945. Infrastruktur harus aman dan nyaman digunakan.

Untuk membuat infrastruktur demikian, tentunya harus memiliki kompetensi, salah satunya tenaga ahli di bidang sumber daya air. Selain itu, infrastruktur pada bidang transportasi harus disediakan dengan optimal, baik jalan maupun kendaraannya.

Syarif Burhanuddin juga menambahkan masyarakat harus memperkuat segala potensi yang ada dalam negeri untuk meningkatkan daya saing. Apa yang dibangun saat ini mungkin baru akan terasa manfaatnya empat hingga sepuluh tahun mendatang.

Oleh karena itu, perguruan tinggi dan SMA sederajat dapat link and match untuk uji kompetensi. Tenaga-tenaga ahli yang dihasilkan akan diberikan sertifikat supaya dapat langsung bekerja.

“Saat ini dunia kerja bukan hanya membutuhkan ijazah, melainkan juga spesialisasi. Kalau di Dubai tidak ditanya lagi ijazahnya, tapi kompetensi apa yang dimiliki,” terangnya. (HUMAS UNILA/LB)

(18)

R

EKTOR Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. membuka Simposium Guru Kreatif. Kegiatan hasil kerja sama Puslitbang Sosial, Budaya, dan Pendidikan LPPM Unila ini digelar di Gedung Serbaguna kampus setempat, Kamis (11/4/2019).

Simposium bertajuk Bersama Guru Kreatif Membangun PAUD Berkualitas ini ber tujuan membangun dan meningkatkan kualitas pendidik anak usia dini dengan mengembangkan kompetensi semua guru profesional, khususnya guru PAUD di Provinsi Lampung.

Kegiatan ini diikuti 1.793 orang dengan jumlah peserta terbanyak dari Kabupaten Tanggamus, Lampung Tengah, dan Lampung Selatan. “Guru yang kreatif akan menghasilkan anak didik kreatif,” ujarnya.

Panitia menghadirkan tiga narasumber di bidang PAUD antara lain Dr. Betti Nuraini, M.M.; Ir. Nila Kusumaningtyas, M.Pd.; dan Hj. Anna Anggraini, M.Pd. Selain simposium, panitia menggelar pelantikan pengurus

SIMpoSIUM GURU KReATIF

Rektor Universitas Lampung Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. memberi sambutan saat membuka Simposium Guru Kreatif di Gedung Serbaguna kampus setempat, Kamis (11/4/2019).

(19)

wilayah Himpaudi Provinsi Lampung periode 2019—2023.

Hasriadi pada sambutannya menyampaikan pendidikan usia dini merupakan fondasi awal pembangun jiwa, mental, karakter, dan intelektual anak. Dalam hal ini, guru juga dituntut untuk mampu mengenali potensi anak didik yang beragam.

Guru PAUD juga harus ekstrasabar, mampu berpikir kreatif, dan inovatif. Hal ini penting dilakukan dalam strategi pembelajaran guru. “Guru harus mampu memberi rangsangan berpikir sehingga anak dapat mengembangkan pikiran dan imajinasinya,” katanya.

H a r u s d i p a h a m i b e r s a m a ,

p e n d i d i k a n a n a k u s i a d i n i merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada pertumbuhan dan perkembangan. Di usia emasnya, anak usia dini idealnya mendapatkan hak pendidikan secara penuh yang dijaminkan pula dengan undang-undang. (HUMAS UNILA/LB)

(20)

U

N I T P e l a k s a n a Teknis (UPT ) Ba-has a Univer sit as L ampung (Unila) me nyo sialisasikan bahan ajar Berkomunikasi dalam Bahasa Inggris (Conversation) Level I dan II di lingkungan kampus setempat. Acara berlangsung Kamis (11/4/2019), di Ruang Sidang Lantai IV Rektorat.

W a k i l R e k t o r B i d a n g Kemahasiswaan dan Alumni Prof. Karomani tampak hadir

membuka acara. Kegiatan turut pula dihadiri para dekan, wakil dekan, dan ketua LP3M Unila.

K a r o m a n i m e n g a t a k a n keberadaan bahan ajar sangat penting untuk memotivasi peserta belajar bahasa Inggris. Selain itu, peserta didik harus menciptakan iklim berbahasa Inggris dalam praktiknya.

“Kita siapkan UKM yang memacu peser t a belajar bahasa Inggris bersama. Kita juga harus menciptakan iklim

UpT Bahasa Sosialisasikan

Bahan Ajar Berkomunikasi

Kita siapkan UKM

yang memacu peserta

belajar bahasa inggris

bersama. Kita juga

harus menciptakan iklim

berbahasa inggris untuk

berpraktik.

(21)

berbahasa Inggris untuk berpraktik,” terang Karomani.

Sosialisasi bahan ajar hari ini merupakan salah satu upaya UPT Bahasa memudahkan sivitas akademika Unila belajar dan ramah menggunakan bahasa Inggris.

Kepala UPT Bahasa Dr. M. Sukirlan, M.A., menjelaskan UPT Bahasa melalui sosialisasi ini berinovasi menyiapkan bahan ajar yang memudahkan peserta didik sehingga cepat memahami materi pembelajaran sekaligus melaksanakan tes.

UPT Bahasa terus berupaya membuat buku bahan ajar sedemikian rupa dengan pengarah dan penulis buku yang sangat kapabel di bidang tersebut, meskipun dalam prosesnya banyak juga tantangan yang dihadapi mulai dari beberapa tahapan diskusi hingga terciptanya buku.

“Saya yakin buku ini sangat kompatibel. UPT Bahasa membutuhkan komitmen kita semua untuk membantu mengembangkan ini,” katanya.

Sukirlan juga menambahkan UPT Bahasa juga telah menyiapkan modul TOEFL dan IELTS untuk memudahkan dosen maupun pegawai yang ingin belajar bahasa Inggris. (HUMAS UNILA/LB)

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Prof. Karomani saat membuka acara sosialisasi bahan ajar Berkomunikasi dalam Bahasa Inggris (Conversation) Level I dan II, Kamis

(22)

R

e k t o r U n i v e r s i t a s Lampung (Unila) Prof. Ha sr ia di Mat A k in melepas ratusan peserta Education Tour Trans-Sumatera, Minggu (31/3/2019). Kegiatan yang diselenggarakan Unila bekerja sama dengan Lampung Post dan BUMN ini berlangsung di pelataran parkir GSG kampus setempat.

Pelepasan Education Tour Trans-Sumatera ini juga dihadiri Ketua Dewan Pendidikan Lampung Mahfud Santoso dan Pemimpin Perusahaan Lampung Post Prianto A. Suryono.

H a s r i a d i m e n g a t a k a n Lampung merupakan daerah yan g palin g diunt un gk an dengan pembangunan Tol Trans-Sumatera. Ia berharap masyarakat

Rektor Lepas peserta

education tour

Trans-Sumatera

Kita tidak boleh hanya jadi penonton, karena

pergerakan ekonomi dari Jawa menuju Palembang

sangat-sangat kuat. Saya berharap melalui kegiatan

ini masyarakat wilayah Lampung dapat mengetahui

sekaligus merasakan langsung manfaatnya.

(23)

memanfaatkan sebaik mungkin sarana tersebut untuk meningkatkan perekonomian Lampung.

Paling tidak, kata dia, efek pembangunan jalan tol akan terasa paling lama tiga tahun ke depan. “Kita tidak boleh hanya jadi penonton, karena pergerakan ekonomi dari Jawa menuju Palembang sangat-sangat kuat. Saya berharap melalui kegiatan ini masyarakat wilayah Lampung dapat mengetahui sekaligus merasakan langsung manfaatnya,” ujar Hasriadi.

Salah satu peserta, Sigit Sulistiyo, mengatakan sekitar 500 mahasiswa ikut berpartisipasi pada kunjungan tersebut. Mahasiswa Bidikmisi Pendidikan Geografi angkatan 2016 ini menjelaskan peserta yang didominasi mahasiswa Bidikmisi ini berkesempatan mengikuti tur melalui pintu masuk tol Kota Baru. Para peserta menggunakan 13 bus yang telah disediakan.

Sigit menambahkan tujuan tur untuk mengedukasi para peserta mengenai layanan yang ada di

Tol Trans-Sumatera, mulai dari cara melakukan pembayaran menggunakan e-Tol, tata cara berlalu lintas, hingga layanan di Dermaga Bakauheni.

“Sebenarnya ini rangkaian PLN Goes to Campus kemarin. Program ini akan diselenggarakan juga di salah satu perguruan tinggi lain dan beberapa sekolah di Lampung,” ungkapnya. (HUMAS UNILA/LB)

Tujuan tur untuk

mengedukasi

para peserta

mengenai layanan

yang ada di Tol

Trans-Sumatera.

(24)

Rektor hadiri

peluncuran

Kawasan Industri

hortikultura

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, didampingi Rektor Universitas Lampung Prof. Hasriadi Mat Akin, menghadiri Peluncuran Kawasan Industri Hortikultura Didukung Aplikasi Industri 4.0 dan Pelepasan Ekspo di Pekon Margoyoso, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, Lampung, Senin (25/3/2019).

(25)

R

EKTOR Universitas Lampung Prof. Hasriadi Mat Akin bersama Ketua LPPM Ir. Warsono, Ph.D., menghadiri Peluncuran Kawasan Industri Hortikultura Didukung Aplikasi Industri 4.0 dan Pelepasan Ekspor.

Kegiatan berlangsung di Pekon Margoyoso, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, Lampung, Senin (25/3/2019).

Kabupaten Tanggamus kini menjadi salah satu kawasan penghasil produk hortikultura terurama pisang mas, jambu, pepaya, dan nanas.

Dalam agenda itu, turut hadir Menteri Perindustrian (Menperin) Republik Indonesia Airlangga Hartarto, Plt. Dirjen KPAII, dan Bupati Tanggamus.

Rombongan pejabat teras itu juga sempat meninjau tempat produksi pisang yang akan diekspor. (HUMAS UNILA/LB)

(26)

L

E M B A G A P e -n g e m b a -n g a -n P e m b e l a j a r a n dan Penjaminan Mutu Universitas Lampung (LP3M Unila) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Panduan International Credit Transfer (ICT). Kegiatan berlangsung di Ruang Rapat LP3M, Kamis (28/3/2019).

D i s k u s i k e l o m p o k terarah ICT ini diadakan sebagai salah satu upaya Unila menuju world class university. Dukungan internasionalisasi itu pun diterapkan bagi seluruh sivitas akademika, termasuk mahasiswa.

ICT dipersiapkan agar setiap

fakultas memiliki competitive and comparative sides, misalnya program joint curriculum dan credit transfer sebagai bentuk program mobilitas mahasiswa.

Hal itu digagas untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa terkait atmosfer akademik

Unila Siapkan Joint Curriculum

dan credit transfer

Perlu

kebijakan-kebijakan

mendasar untuk

merespons hal ini.

Jika tidak, kita

akan tertinggal

jauh karena

seluruh perguruan

tinggi sudah

menyiapkan

serangkaian

strategi untuk

lebih maju.

(27)

Wakil Rektor Bidang Akademik Unila Prof. Bujang Rahman

memberi ulasan saat FGD Penyusunan Panduan International

Credit Transfer (ICT), di Ruang Rapat LP3M, Kamis (28/3/2019).

dan kehidupan kampus di universitas mitra.

Ketua Pusat Kurikulum dan Pengembangan Pembelajaran (PKPP) Dr. Pujiati, M.Pd. menerangkan tahun lalu tim PKPP bersama Wakil Rektor Bidang Akademik Unila Prof. Bujang Rahman mengadakan kunjungan ke perguruan tinggi lain.

Sebagai tindak lanjut dari lawatan itu, tim PKPP pada 22 Maret 2019 lalu mulai memetakan kurikulum program studi pada konteks ICT. Hal itu sebagai langkah awal Unila untuk memiliki panduan yang mengatur ICT.

Puji juga menjelaskan hasil pemetaan itu disusul dengan FGD untuk merumuskan panduan ICT. FGD diikuti perwakilan pimpinan fakultas di lingkungan Universitas Lampung. “Draf pedoman ini kami siapkan mengacu dari Belmawa. Mohon masukan dan sarannya,” ajak Puji.

Bujang saat membuka kegiatan

mengatakan ini merupakan langkah strategis Unila menyesuaikan perkem-bangan saat ini. Sebab, berbagai per-soalan saat ini tidak dapat diselesaikan hanya dengan satu disiplin ilmu.

“Perlu kebijakan-kebijakan mendasar untuk merespons hal ini. Jika tidak, kita akan tertinggal jauh karena seluruh perguruan tinggi sudah menyiapkan serangkaian strategi untuk lebih maju,” tegasnya.

Bujang menambahkan setidaknya ada dua hal yang bisa memacu langkah itu, yakni paradigma yang terkandung unsur teknologi dan kecakapan dari manusia itu sendiri. Kebijakan kurikulum kelak berbudaya fleksibel menyesuaikan globalisasi.

“Jangan sampai tergerus gelombang teknologi. Masing-masing fakultas harus punya internasional guide,” imbuhnya. (HUMAS UNILA/LB)

(28)

P

T PLN (Persero) meng-gelar PLN Goes to Campus bekerja sama dengan Universitas Lampung (Unila) di Gedung Ser baguna Unila , R abu (27/3/2019). Kegiatan bertajuk PLN Goes to Campus Light up Energy Optimisme 2019 ini dihadiri seribuan mahasiswa Unila dari berbagai fakultas dan angkatan.

Tampak hadir Rektor Unila Prof. Hasriadi Mat Akin, Executive Vice President Corporate Comunication and CSR PT PLN I Made Suprateka,

dan Pimpinan Redaksi Lampost Iskandar Zulkarnain.

H a s r i a di m e n j e l a s k a n kegiatan ini langkah strategis menjelaskan betapa pentingnya kegunaan listrik di kehidupan bermasyarakat.

Salah satu kemajuan PLN b e r p e n g a r u h t e r h a d a p kemajuan Unila itu sendiri. Service of excellent harus didukung pasokan listrik yang memadai. “Bayangkan satu jam saja Unila tidak dialiri listrik. Efeknya 3.000 mahasiswa tidak bisa belajar efektif. Kinerja laboratorium akan terganggu,”

pLN Goes to Campus

hadir di unila

Rektor Unila Prof. Hasriadi Mat Akin, didampingi Executive Vice President Corporate Comunication and CSR PT PLN I Made Suprateka dan Pimpinan Redaksi Lampost Iskandar Zulkarnain, memukul gong tanda dibukanya PLN Goes to Campus di Gedung Serbaguna Unila, Rabu (27/3/2019).

(29)

imbuhnya.

Hasriadi juga mengimbau seluruh mahasiswa di era revolusi industri 4.0 agar bisa membangun pola pikir kreatif, problem solving, berkomunikasi baik, serta berdaya saing.

I Made Suprateka yang juga narasumber memaparkan kondisi kelistrikan negara saat ini mengalami kemajuan. Sejumlah daerah yang dulunya belum teraliri listrik kini sudah semakin berkurang.

Harga tarik dasar listrik sejak tahun 2017 pun tidak pernah naik lagi hingga 2019. Dalam konteks ini, I Made mengajak mahasiswa selaku bagian masyarakat agar menyuarakan gerakan hemat energi. Hal itu dalam rangka membangun pemahaman dan kesadaran bersama untuk menjaga efisiensi dan efektivitas penggunaan

listrik.

Ke giat an yan g dimoderatori do-sen FISIP Unila An-di Windah ini juga dimeriahkan keha-diran bintang tamu Kun to Aji, content crea tor Ikram Af-ro, dan pemilik Girl Kitchen Balqis Ta-lita untuk ber ba gi pengalaman. (HU-MAS UNILA/LB)

(30)

U

P T P e n g e m b a n g a n Kerja Sama dan Layanan Internasional Universitas Lampung (PKLI Unila) menggelar sosialisasi beasiswa lanjut studi ke Prancis. Kegiatan berlangsung di Ruang Sidang Utama Lantai II Rektorat, Kamis (15/3/2019).

Pa n i t i a p a d a ke gi a t a n in i menghadirkan perwakilan Campus France Jakarta bekerja sama dengan Institut Francais d’Indonesia (IFI). Sosialisasi dihadiri seratusan

mahasiswa dan dosen dari berbagai fakultas di kampus setempat.

Penanggung Jawab Campus France Nur Fitria mengatakan Campus France organisasi yang fokus pada mobilitas mahasiswa dan kerja sama PT Indonesia-Perancis. Selain itu, Campus France menjadi pusat informasi, orientasi studi, dan pendamping mahasiswa yang ingin studi ke Prancis.

Ia juga menjelaskan kehadiran Campus France di Unila merupakan

follow-up forum pertemuan alumni mahasiswa yang pernah menempuh pendidikan di Prancis sebelumnya.

Pada kegiatan itu, turut hadir Yulia Rahma Fitriana, M.Sc., Ph.D., selaku narasumber kegiatan. Dia menerangkan saat mengikuti seleksi studi lanjut ke Prancis, ada beberapa tahapan seleksi yang harus diikuti. “Ada seleksi berkas, wawancara di kedutaan, dan tes tertulis mengenai pengetahuan di Eropa,” urai wanita yang akrab disapa Ana ini.

Unila Sosialisasi Beasiswa

Lanjut Studi ke prancis

(31)

Dosen Fakultas Pertanian Unila ini mengungkapkan pernah mengikuti kelas superintensif di Campus France untuk persiapan kemahiran menggunakan bahasa Prancis. Ana mengikuti kelas selama tujuh bulan hingga berhasil mendapat sertifikat keahlian B2 dari DELF yang berlaku seumur hidup.

Ia juga menerangkan Pemerintah Prancis sangat mendukung para pelajar dari berbagai negara untuk menimba ilmu di negara mereka. Ketidakyakinan bahwa belajar di Prancis akan banyak menemui hambatan terbantah dengan keberhasilannya beradaptasi di

lingkungan Prancis.

“Saya mendapat support tinggi dari pemerintah mengenai pemahaman bahasa Prancis. Saya pun mendapat beasiswa dan berbagai kemudahan belajar. Di Perancis semua yang kreatif akan difasilitasi dengan baik oleh pemerintah setempat,” kenang Ana.

Terkait beasiswa ke Prancis, Campus France menawarkan beberapa informasi, di antaranya beasiswa bukan hanya untuk kalangan mahasiswa jurusan bahasa Prancis, melainkan seluruh mahasiswa lulusan S-1. Ini juga berlaku bagi beswan yang ingin melanjutkan studi master

atau doktor di berbagai jurusan. Bagi calon mahasiswa yang tertarik studi di Prancis, cukup memenuhi syarat masuk ke universitas dan beasiswa yang ada. Caranya, melengkapi curriculum vitae (CV), sertifikat berbahasa (DELF/IELTS/ TOEFL), surat rekomendasi, dan motivation letter.

“Setelah lengkap kesiapan lain dapat, kandidat konsultasikan kepada Campus France sebagai salah satu lembaga yang dipercaya P e m e r i n t a h P r a n c i s u n t u k memfasilitasi calon mahasiswa untuk studi lanjut ke Prancis,” ujar Ana. (HUMAS UNILA/LB)

(32)

D

ARMA Wanita Per-satuan (DWP) Uni-versitas Lampung (Unila) memperingati Hari Kartini dengan berbagai rangkaian kegiatan. Salah satu tangkai kegiatan ialah seminar nasional bertajuk Dengan Semangat Kartini Kita Tingkatkan Partisipasi Perempuan Indonesia dalam Mencerdaskan Bangsa di Era Digital.

Kegiatan yang berlangsung di Gedung Serbaguna Unila, Selasa (23/4/2019), ini ditujukan

mengingat sosok Kartini sebagai pejuang emansipasi wanita untuk kesetaraan gender. Kartini berjuang untuk meningkatkan peran perempuan Indonesia memberdayakan diri. Tidak hanya secara fisik, tetapi pola berpikir menjadi perempuan yang lebih percaya diri, maju, dan mandiri.

Ke tua DWP Unila Ur ip Mulyati Hasriadi mengatakan kegiatan merupakan agenda rutin yang dilaksanakan DWP Unila memperingati semangat

Di zaman milenial ini Kartini indonesia sudah

tidak hanya memerjuangkan kesempatan

persamaan gender, berhitung, dan membaca.

Namun selayaknya memerjuangkan literasi

digital dan human literasi yang peran

terbesarnya saat ini adalah kaum perempuan.

Suasana seminar nasional bertajuk Dengan Semangat Kartini Kita Tingkatkan Partisipasi Perempuan Indonesia dalam Mencerdaskan Bangsa di Era Digital, di Gedung Serbaguna Unila, Selasa (23/4/2019).

DWp Unila Semarakkan hari

Kartini dengan Semnas

(33)

Hari Kartini. Berbagai rangkaian kegiatan telah terselenggara, mulai dari dari peresmian Sekolah Ramah Anak di labschool binaan DWP Unila, pengajian, hingga seminar nasional.

Semnas terseleggara atas kerja sama dengan Puslitbang Lingkungan Hidup, Puslitbang Wanita, Anak dan Pembangunan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unila.

Selain itu, terselenggara berbagai pertunjukan tari kreasi, tabuh gamolan, dan desain panggung dengan konsep sayur mayur. Narasumber event

nasional ini yakni Usi Karundeng. Selanjutnya, Rektor Unila Prof. Hasriadi Mat Akin menyampaikan masa kini pimpinan dari kaum wanita telah menunjukkan keprofesionalannya dalam memimpin dan mengelola, baik level kementerian maupun di dunia wirasusaha.

Hasriadi mengatakan di zaman milenial ini Kartini Indonesia sudah tidak hanya memerjuangkan kesempatan persamaan gender, berhitung, dan membaca. Namun selayaknya memerjuangkan literasi digital dan human literasi yang peran terbesarnya saat ini adalah kaum

perempuan.

Ia juga menambahkan masa perkembangan seorang anak di fase golden age harus mendapat perhatian pertama dan utama dari seorang ibu. “Tidak ada seorang pun yang tidak punya masa kanak-kanak. Oleh sebab itu, para ibu sangat memegang peranan penting untuk mengawal perkembangam golden age seorang anak,” pungkasnya.

Acara ini juga dihadiri para wakil rektor, pimpinan fakultas setempat, dan beberapa perwakilan nank mitra Unila seperti BTN, BRI, Bukopin, dan BNI. (HUMAS UNILA/LB)

(34)

A

ROMA teh melati itu menyeruak ke sekitar pantry lantai III Gedung Rektorat Unila ketika Sunarya menuangkan air panas ke ceret aluminium. Seperti tak rela uap wangi terbawa angin, laki-laki berpostur kecil itu segera menutup wadah tahan panas itu. “Kalau enggak langsung ditutup, rasanya kurang sedap,” kata dia.

Jerangan teh itu ia diamkan, sementara dua tangannya berganti fokus kepada gelas-gelas yang akan dia suguhkan kepada para peserta rapat di kantor tempatnya mengabdi. Deretan gelas-gelas itu masing-masing diisi dengan sesendok gula pasir. Lalu, ia kembali kepada teko penjerang teh untuk memastikan rasa,

aroma, dan warna teh telah terserap. Kemudian, dengan piawai pria 60 tahun menata minuman penyegar untuk segera disajikan.

Beberapa gelas dengan ukuran yang lebih besar dibuat terpisah. Selesai meracik teh manis, Sunarya membawa minuman tersebut menuju ruang sidang. Setelah itu, dia mengambil nampan kecil yang biasa digunakan untuk tempat minuman dan camilan Rektor Unila. “Saya hanya bertugas membuat minuman dan mengantarkan makanan untuk ruang sidang dan untuk Pak Rektor,” kata dia.

Sunarya yang pensiun sejak 2016 itu saat ini berstatus pegawai kontrak. Sikap tanggung jawab bapak dua anak tersebut membuat pihak Unila

mempertahankannya sebagai peracik minuman Rektor.

Di hari kerja, Sunarya datang lebih pagi dari sebagian besar pegawai lainnya dan pulang lebih lambat. Bahkan, ketika diminta bertugas di hari Sabtu dan Minggu, Sunarya siaga melaksanakan tugasnya. “Jangankan masuk hari Sabtu atau Minggu. Kalau malam pun saya dipanggil, saya siap,” tutur Sunarya yang bekerja di Unila pada 1983 tersebut.

Sejak bekerja di Unila, Sunarya tidak pernah bergeser dari tugasnya sebagai pembuat minuman para pimpinan Unila hingga sekarang. Dulu, lanjutnya, dia juga bertanggung jawab membuatkan minuman para Wakil Rektor. “Kalau sekarang, Rektor dan ruang sidang saja.”

SeSeDAp

Teh RACIKAN

(35)

Menurut

Sunarya, sudah lima generasi Rektor yang dia layani, mulai dari Prof. Dr. Margono Slamet; Prof. Alhusni Duki Hamim; Prof. Muhajir Utomo; Prof. Sugeng P. Harianto; dan saat ini Prof. Hasriadi Mat Akin.

Pria yang memiliki prinsip hidup mensyukuri semua pemberian Allah itu tidak pernah menyimpan duka. Segala laku hidup dia lakoni dengan ikhlas dan rasa gembira. “Semua yang saya kerjakan di sini senang saja, tidak ada dukanya. Saya suka dengan pekerjaan saya. Apalagi, orang-orang di Unila ini ramah-ramah, baik-baik, makanya saya juga betah bekerja di sini,” katanya.

Rasa syukur yang terus diiringi

dengan kerja keras itu berbuah manis. Pada 1987, dia diangkat penjadi PNS golongan I/a, ketika itu gaji yang dia terima sekitar Rp32 ribu per bulan. Hingga di akhir masa pensiunnya, Sunarya sudah mengecap gaji Rp3,8 juta dengan golongan III/a.

Sunarya tidak mengandalkan satu-satunya penghasilan dari Unila. Istrinya, Sumarni, ikut membantu ekonomi keluarga dengan membuka warung sembako kecil-kecilan di rumah mereka di Desa Sidosari, Natar, Lampung Selatan. Dengan usaha bahu-membahu tersebut, Sunarya bersama istri mampu membiayai kuliah dua anak mereka, yakni Edi Susanto di Universitas Muhammadiyah Lampung dan Sindi Iswantri di FISIP Unila.

“Alhamdulillah , anak yang sulung juga sudah bisa membantu meringankan beban kami. Dia kuliah di UML sambil menjadi pegawai kontrak sebagai staf administrasi di lantai II FISIP Unila,” kata Sunarya.

Kepiawaian Sunarya dan istri

mengelola keuangan rumah tangga terbukti dengan beberapa petak lahan sawah yang kini sudah menjadi milik mereka. Bahkan, Sunarya juga dipercaya menggarap beberapa petak lahan sawah orang lain dengan sistem bagi hasil. “Saya juga bekerja di bidang pertanian menggarap sawah. Kami ada pekerja yang dibayar harian,” ujarnya.

Sebenarnya, Sunarya bisa bersantai menikmati masa tua dengan usaha warung dan sawah yang dia miliki, tapi Sunarya masih ingin melayani para akademisi Unila yang mengabdi untuk mendidik generasi bangsa. “Selama saya masih sehat dan kuat, saya betah bekerja di sini,” kata pria berusia 62 tahun itu.

Dengan rasa syukur atas pemberian Allah kepada keluarganya, Sunarya menyisipkan setitik harapan untuk kedua anaknya agar menjadi orang yang sukses. Tidak hanya sukses secara materi di dunia, tapi yang utama sukses karena berguna bagi agama, orang lain, jika bisa berguna bagi nusa dan bangsa. (HUMAS UNILA/LB)

Saya suka dengan

pekerjaan saya.

apalagi, orang-orang

di Unila ini

ramah-ramah, baik-baik,

makanya saya juga

betah bekerja

di sini.

(36)

T

ahun ini, Fakultas Kedok-teran Unila mengalami pengembangan yang cukup pesat. Fakultas Kedokteran, yang selama ini masih memiliki satu program studi yaitu Pendidikan Dokter, tahun ini bertambah menjadi empat program studi dan mulai menerima mahasiswa baru pada Agustus 2019. Untuk menunjang pembelajaran, dan kompetensi mahasiswa, Fakultas Kedokteran juga akan membangun tiga gedung baru.

Untuk mengetahui program pengembangan Fakultas Kedokteran, Unila View mewawancarai Dekan Fakultas Kedokteran Unila, Dr. Dyah Wulan Sumekar. R.W, SKM., M.Kes, didampingi Wakil Dekan I dr. Fitria Saftarina, S.Ked., M.Sc.; Wakil Dekan II Dr. dr. Jhons Fatriyadi S., S.Ked., M.Kes; dan Wakil Dekan III Dr. dr. Betta Kurniawan, S. Ked, M.Kes. Berikut petikannya.

Fakultas Kedokteran Unila termasuk fakultas baru di Unila. Bagaimana progresnya?

Ya, Fakultas Kedokteran ini berdiri tahun 2002 masih satu program studi (PS) yaitu PS Pendidikan Dokter dan masih di bawah Fakultas MIPA. Kemudian tahun 2011 menjadi Fakultas Kedokteran, tapi juga masih tetap dengan satu PS, yaitu Pendidikan Dokter.

Alhamdulillah, di 2018 kami mendapat persetujuan untuk membuka program studi baru, yakni PS S-1 Farmasi dan, PS S-2 Kesehatan Masyarakat. Berdasarkan hasil akreditasi Lamptkes, PS Pendidikan

Dokter sudah dikhususkan menjadi Prodi Sarjana Kedokteran dan Prodi Profesi Dokter, sehingga sekarang ini Fakultas Kedokteran sudah memiliki empat Program Studi.

Dengan beberapa program studi baru, apa yang segera dilakukan?

Tentunya, program pertama kita lakukan adalah mengembangkan keempat program studi ini. Nah, kemarin itu yang sudah saya canangkan pada saat apel atau pertemuan-pertemuan adalah membangun atmosfer akademik yang kondusif di mana semua mulai dari dosen, karyawan, mahasiswa mengetahui tupoksinya masing-masing.

Secara interpersonal juga menjalin hubungan yang baik sehingga masing-masing juga mempunyai kinerja yang baik. Ini u n t u k m e n d u k u n g pengembangan kampus ke depan. Misalnya, harapannya nanti untuk akreditasi prodi.

Sampai saat ini, apa akreditasinya?

Iya, kita sudah akreditasi pada 2017, dapat B. Untuk yang PS S-2 Kesehatan Masyarakat itu nanti akhir 2020 juga harus pengajuan akreditasi, ini kan masih baru, masih C. Harapannya nanti kita minimal B. Demikian juga dengan yang S-1 Farmasi, dalam waktu dekat ini kita harus mengajukan akreditasi, dan kita

juga harus mempersiapkan profesinya Apoteker. Karena, setelah mahasiswa selesai S-1 Farmasi, harapannya tentu akan lanjut ke apoteker.

Dengan penambahan prodi baru, berapa kuota mahasiswa kedokteran yang kita terima tahun ini?

Iya, jadi tahun ini kita buka tiga program studi, yaitu PS Pendidikan Dokter 180 mahasiswa, PS Farmasi 40 mahasiswa, S-2 Kesehatan Masyarakat

Menguatkan Kompetensi

dan Menambah Kapasitas

Dr. Dyah Wulan Sumekar r.W., S.K.M., M.Kes.

dekan fakultas Kedokteran unila

(37)

20 mahasiswa. Untuk prodi baru kita akan mulai menerima mahasiswa baru pada Agustus 2019 ini. Kalau PS Profesi Dokter, nanti setelah lulus Pendidikan Dokter, mereka akan lanjut ke PS Profesi Dokter.

Ada prodi baru, bagaimana kesiapan infrastrukturnya?

Fak ult a s Ke dok te r an ak an membangun tiga gedung baru. Gedung A peruntukannya untuk Dekanat. Jadi, sebenarnya gedung yang sekarang kami tempati ini strukturnya untuk laboratorium, tapi Dekanat masih menumpang di sini. Makanya, nanti akan dibangun Gedung A untuk Dekanat. Lalu Gedung F untuk PS S-2 Kesehatan Masyarakat, Gedung E untuk senat mahasiswa, termasuk student centre. Nanti akan ada aula dan ruang baca juga. Tahun ini running pembangunannya.

Ruang kuliah?

Untuk ruang kuliah sudah cukup, untuk kapasitas 250 mahasiswa, di Gedung D ada tiga lantai. Lalu, untuk tutorial ada 24 ruangan, kemudian untuk Clinical Skill Lab (CSL) itu ada 28 ruangan di lantai II dan III. Jadi, di Pendidikan Dokter pembelajarannya tidak hanya kuliah dan praktikum, tapi juga ada tutorial, itu semacam FGD, seminggu ketemu dua kali. Begitu juga yang Skill Lab nya seminggu ketemu dua kali, seperti memasang infus, teknik menyuntik.

Bagaimana dengan peralatan lab dan peralatan kesehatan? Apakah ada penambahan juga?

Saat ini Computer Based Test (CBT) Centre sudah bisa untuk 100 orang ditambah cadangan 10 komputer. Untuk ujian kompetensi dokter sudah bisa dilaksanakan di dua lokasi. Untuk kadaver (mayat) sudah dibuat dalam bentuk plastinasi, jadi bahan pengawetnya bukan dari formalin, tapi

dari lilin. Ini, dari sisi kesehatan tidak berbahaya bagi dosen dan mahasiswa, juga lebih tahan lama, lebih fresh, tidak terjadi perubahan warna, tapi memang harganya lebih mahal.

Untuk plastinasi ini, kita sudah ada

yang whole body (tubuh utuh) dan ada juga yang bentuk organ. Tahun ini, kita akan menambah empat organ plastinasi, yaitu tulang belakang (spinal cord), kaki (ekstremitas), otak potong (brain), dan otak utuh. Selain itu, juga akan ada penambahan manekin, serta untuk lab ada penambahan polymerase chain reaction (PCR).

Untuk praktik ko-as atau penelitian mahasiswa, kita bekerja sama dengan rumah sakit mana saja?

Ya, untuk Rumah Sakit Pendidikan Utama kita itu RS Abdul Moeloek. Untuk rumah sakit jejaring dengan RS Ahmad Yani Metro dan Rumah Sakit Bhayangkara, serta RS Jiwa sebagai rumah sakit afiliasi. Selain itu, ada kerja sama juga dengan puskesmas-puskesmas untuk pendidikan komunitas.

Kerja sama dengan perusa ha-an perkebunha-an yha-ang terkait

agro-medicine karena kita kekhasannya agromediceine sehingga mahasiswa ada pengalaman juga di unit perusahaan, kita bekerja sama dengan GGPC, GMP, dan PTPN 7.

Bagaimana dengan Rumah Sakit Unila?

Kemarin kalau yang disampaikan Pak Rektor, nanti di awal menjadi RS Tipe D dengan bangunan yang sekarang. Tapi, kalau dapat bantuan dan dikembangkan, bisa naik grade lagi. Kalau mau menjadi RS pendidikan, ada tahapan dan proses. Kalau saat ini, Fakultas Kedokteran bekerja sama dengan Rumah Sakit Abdul Moeloek sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama Dokter.

Untuk pengajuan RS Unila menjadi RS Pendidikan minimal harus beroperasi dulu selama dua tahun. Ini diatur oleh Permenkes. Tentunya, harapan kita RS Unila ini nanti bisa menjadi teaching hospital. Walaupun RS pendidikan utama saat ini RS Abdul Moeloek, tentunya ke depan RS Unila akan berkembang dan kita harapkan menjadi RS utama juga.

Jadi, nanti Fakultas Kedokteran Unila memiliki dua rumah sakit pendidikan

(38)

utama, yaitu RS Abdul Moeloek jadi Rumah Sakit Pendidikan Utama Spesialis dan RS Unila bisa menjadi Rumah Sakit Pendidikan Utama Dokter. Itu harapan ke depan.

Untuk mewujudkan semua itu, tentunya harus ada sinkronisasi lagi antara Unila, pemerintah daerah karena RS Abdul Moeloek kan milik pemerintah daerah.

Bagaimana dengan kesiapan dan kompetensi SDM?

SDM itu bicaranya general, kita dorong dosen untuk studi lanjut. Di sini hampir semua dosen sudah S-2, kita dorong ke S-3 ataupun ke spesialis. Itu keterkaitan dengan studi lanjut. Kemudian memperhatikan jabatan fungsional, kita dorong agar jabatan fungsionalnya naik, seperti menjadi Lektor kepala dan guru besar. Juga kita fasilitasi dari sisi penelitian.

Alhamdulillah, kita saat ini pihak fakultas bisa memberikan hibah untuk pendanaan penelitian, memberikan pelatihan, serta reward bagi dosen yang publikasi ilmiahnya tembus ke jurnal internasional bereputasi. Harapannya, ini mendorong dosen untuk cepat naik ke jabatan fungsional.

Berapa anggaran hibah penelitian yang disediakan fakultas?

Rencananya ada tiga skema penelitian, yaitu hibah unggulan

harus memiliki 25 judul penelitian dengan besaran dana penelitian Rp25 juta, hibah dosen senior Rp15 juta, dan hibah dosen pemula Rp7,5 juta. Jadi, total anggaran hibah penelitian yang sudah duduk sekitar Rp700 juta. Selain itu, dosen juga bisa mengajukan proposal hibah penelitian ke universitas atau lainnya.

Kita juga memfasilitasi dosen mengikuti seminar nasional dengan menyediakan dana domestic nondegree training (pelatihan dalam negeri). Setiap dosen punya jatah satu kali dalam setahun. Ini bisa dimanfaatkan untuk mengikuti seminar nasional atau internasional, tapi yang diselenggarakan di Indonesia. Di samping ada penugasan pelatihan untuk dosen-dosen.

Kita juga mengupayakan dosen-dosen dari rumah sakit yang mendidik atau membimbing mahasiswa kita yang ko-as untuk mendapatkan Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK). Alhamdulillah, sudah ada 20 dokter di rumah sakit pendidikan yang sudah mendapatkan NIDK, kemudian kita usulkan 19 atau 20 lagi tahun ini dari target 50 dokter.

Soal output atau lulusan. Bagaimana kemampuannya? Apakah ada prestasi yang diraih?

Kami bersyukur, setiap lulusan FK Unila mendapat kepercayaan dari masyarakat dengan baik. Itu adalah indikator paling

nyata untuk menilai kompetensi dari dokter yang lulusan kami.

Kegiatan kemahasiswaan di Fakultas Kedokteran cukup padat, Sabtu— Minggu pasti ada kegiatan. Di sini, ada lima lembaga kemahasiswaan yaitu BEM, DPM, Forum Studi Islam Ibnu Sina, Pakis (Pencinta Alam dan Tanggap Darurat), dan Lunar (Lembaga Riset dan Karya Ilmiah). Mereka mengajarkan pembuatan karya ilmiah, penelitian, dan penyiapan kompetisi. Kita juga punya event yang menjadi ikon kita untuk even nasional Mecenterica, yaitu kompetisi karya ilmiah mahasiswa nasional yang dilakukan oleh mahasiswa Unila.

Soal prestasi, dua tim mahasiswa kami mendapatkan medali emas pada ajang 3RD World Young Inventors Exhibition 2019, di Kuala Lumpur, Malaysia. Ajang ini merupakan kompetisi inventor peneliti-peneliti muda internasional. Dua tim mahasiswa kami tersebut adalah Angga Hendro Priyono, Isma Fadlilatus Sadiyah, dan Neema Putri Prameswari. Dan, tim yang satu lagi atas nama Agustina Rajendra Putri. Alhamdulillah, dua-duanya dapat medali emas di ajang tersebut.

Salah satu penelitian mahasiswa kami tentang virgin coconut oil sebagai antioksidan mencegah penyakit jantung. Selain itu, kita ikut event-event internasional lainnya, pernah medali perunggu di PKM Pimnas. (HUMAS UNILA/LB)

(39)

ISAH sufi Nasrudin Hoja y a n g m e n c a r i a n a k kunci cukup familier di telinga kita. Sosok yang m e n g gamb a r k an dir i sebagai lelaki tua itu kehilangan anak kunci di dalam rumahnya. Namun, karena rumahnya gelap, ia mengalihkan pencarian di luar rumah, di tempat yang lebih terang.

Melihat Nasrudin sibuk mencari dan tak kunjung menemukan, tetangganya bertanya seraya membantu. Dalam pencarian yang melelahkan dan tak juga ketemu, lalu sang tetangga mengusut proses kehilangannya dengan bertanya.

“Hilangnya di mana, Kek?” tanya tetangga.

“Hilangnya di dalam rumah,” jawab Nasrudin.

“Lo, kalau hilangnya di dalam rumah, mengapa mencarinya di sini?” protes tetangga.

“Iya, karena di dalam rumah saya gelap,” kata Nasrudin.

Kisah mungkin sudah di-copy-paste jutaan kali di seluruh dunia. Tetapi, misteri makna dalam proses pencarian ini terasa selalu aktual dalam zaman yang sudah bergeser belasan abad. Betapa proses pencarian, apa pun, terutama yang bersifat nonfisik semisal hidayah, suasana nyaman, jati diri, dan sejenisnya tidak mensyaratkan locus. Bahwa, pencarian tidak harus di mana sesuatu yang dicari itu hilang, termasuk mencari ilmu.

Kisah mencari anak kunci ini saya pakai sebagai ilustrasi betapa ketika kita mencari sesuatu itu membutuhkan peranti yang cukup. Nasrudin Hoja kehilangan kunci di rumah tetapi mencarinya di luar rumah karena tidak punya alat penerangan yang cukup. Andai saja dia punya lampu yang dengan mudah dinyalakan di rumahnya yang gelap, atau mungkin

saja sepotong senter atau emergency lamp, mungkin saja cerita fiksi berhikmah itu tidak terbit.

Saya tidak yakin kisah itu ditulis Hoja dalam kondisi keterbatasan sebagaimana ceritanya. Sebaliknya, saya berkeyakinan kisah itu lahir dari fasilitas yang relatif cukup, tetapi Hoja memainkan olah pikir dari sudut imajiner. Dia berusaha menerangi jalan-jalan buntu manusia yang sedang mencari jati diri dengan kisah ilustratif itu.

Jika ditarik ke Unila, saat ini Unila telah menemukan peranti penerang agar para dosen, karyawan, dan mahasiswa dapat menemukan kunci (jati diri, red) mereka masing-masing. Peranti penerang itu adalah fasilitas digitalisasi yang dapat diakses dengan bebas oleh para dosen dan mahasiswa di lingkungan kampus Unila. Sebut saja smart building, smart phone, smart campus, smart room, dan smart home. Bahkan, dosen pun dapat mengakses ilmu pengetahuan terbaru dan tercanggih dari dalam ruang kerjanya sendiri.

Namun, perkembangan teknologi dan digitalisasi bukannya tidak memiliki kekurangan dan tantangan. Jika semua hobi dan pekerjaan dapat dilakukan di depan komputer, di dalam ruang yang tertutup, setiap orang akan merasa cukup dan nyaman dengan interaksi dunia maya. Lalu, apakah manusia masa depan tidak akan berubah menjadi makhluk antisosial? Kehilangan empati?

Ini adalah tantangan yang harus dijawab dengan tepat dan cermat, karena generasi milenial lahir sebagai generasi digital native yang tidak mungkin dilepaskan dari dunianya. Unila mencoba menjawab tantangan ini dengan menciptakan lingkungan kampus yang hijau dan nyaman. Lingkungan yang memungkinkan

mahasis wa ber k umpul, s aling berinteraksi dengan suasana yang lebih santai. Tujuh embung di Unila yang tengah dibangun nanti akan dilengkapi dengan taman dan jogging track, yang menjadi taman belajar sekaligus tempat rekreasi.

Program pengabdian kepada masyarakat tentunya tidak akan pernah lepas dari diri akademisi dan mahasiswa Unila. Program KKN yang telah dihidupkan kembali sejak beberapa tahun lalu menjadi jembatan memaknai dunia sebenarnya. Lepas dari kerangkeng lembaga pendidikan, keluar dari ruang-ruang kuliah kampus, dan mencabut diri dari dunia maya. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, para dosen dan akademisi menyempurnakan jati diri mereka.

Perangkat digital hanyalah alat yang memudahkan manusia mencari sumber-sumber pengetahuan. Ia bisa saja akan berubah dengan sangat cepat dan dalam bentuk yang berbeda. Maka, yang harus ditumbuhkan dalam diri mahasiswa adalah membangun kemampuan untuk terus belajar sepanjang hayat long life education. Sikap hidup pembelajar ini akan mengantarkan mereka untuk menguasai segala sumber ilmu dan pengetahuan yang terintegrasi dengan keterampilan hidup. n

Prof. Dr. ir. Hasriadi Mat akin

KUNCI

(40)

40

UNILA VIEW EDISI II/2019

www.unila.ac.id

Universitas LampUng

“Marhaban Yaa Ramadan”

Ramadan 1440 H/2019 m

Selamat menJalankan

ibadaH PUaSa

Referensi

Dokumen terkait

Setelah terjadi longsoran ketiga Aan membantu mengerahkan semua warga yang dekat yang tempat longsor untuk menjauh dari tempat longsor sampai jarak 500 meter dekat dengan

“Apakah ekstrak Bawang putih (Allium sativum) dan minyak sayur dapat digunakan sebagai bahan dasar pembutan biopestisida untuk membasmi hama embun tepung pada tanaman

Dengan demikian, tuturan yang dituturkan oleh tokoh Pras tersebut merupakan suruhan yang termasuk dalam fungsi tindak tutur ilokusi ekspresif imperatif menyuruh (imperatif), sebab

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Pola Bilangan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat meningkatkan kenyamanan para pengunjung pada saat pemedek memasuki area inti kompleks bangunan Pura Dalem Desa Adat Negari ini, baik

Bank BRI memiliki kualitas kredit (NPL) yang lebih baik dengan predikat sangat sehat yakni <2% dan Bank Mandiri mendapat rata-rata predikat sehat dengan nilai rasio NPL

Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ” (Qs. Dengan demikian transformasi nilai yang dilakukan oleh muballighah dapat dijabarkan dalam beberapa hal berikut: