• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA

KELAS IVB SD NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

HERMARIKA

Rendahnya kemampuan menulis deskripsi siswa SD Negeri 1 Rajabasa merupakan permasalahan dalam penelitian ini. Untuk mengatasi permasalahan ini, peneliti melakukan penelitian tindakan dengan cara pendekatan inkuiri guna meningkatkan kemampuan menulis deskripsi. Untuk itu, tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis deskripsi melalui pendekatan inkuiri, khususnya siswa kelas IVB SD Negeri 1 Rajabasa Bandar Lampung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas tahapan

(2)

ii

pelajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 32 orang, terdiri atas 15 laki-laki dan 17 pe- rempuan.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan prasiklus siswa dalam menulis deskripsi di bawah KKM sekolah tersebut yaitu 65,00 dalam kategori kurang dengan rata-rata nilai sebesar 51,62 dari 32 siswa yang tuntas 2 siswa dengan persentase 6% dan yang belum tuntas 30 siswa dengan persentase 94%. Setelah dilakukan tindakan pembelajaran dengan cara pendekatan inkuiri, kemampuan menulis deskripsi pada siklus I dalam kategori cukup dengan rata-rata nilai sebesar 61,40 atau meningkat sebesar 9,78 atau 11,83% sedangkan siswa yang tuntas 17 dari 32 siswa atau 60%. Selanjutnya, kemampuan menulis deskripsi pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 75,00 dengan kategori baik atau mengalami peningkatan sebesar 9,72 atau 11,53% dengan ketuntasan klasikal 29 siswa atau sebesar 85%.

(3)

iii

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA

KELAS IVB SD NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh HERMARIKA Penelitian Tindakan Kelas

(PTK)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(4)

iv

Judul PTK : Peningkatan Kemampuan Menulis Deskripsi Melalui Pendekatan Inkuiri pada Siswa Kelas IVB SD Negeri 1 Rajabasa

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012

Nama Mahasiswa : Hermarika

NPM : 1113066005

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, Komisi Pembimbing

Dra. Ni Nyoman Wetty, M.Pd. Dr. Wini Tarmini, M.Hum.

NIP 195106141981032001 NIP 196410141989032001

Ketua Jurusan, Pendidikan Bahasa dan Seni

(5)

v

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Ni Nyoman Wetty S., M.Pd. ...

Sekretaris : Dr. Wini Tarmini, M.Hum. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(6)

vi

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Tanjung Senang, Kecamatan Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung pada 4 Januari 1984. Jenjang pendidikan peneliti dimulai dari SD Negeri 1 Tanjung Senang 1996, SMP Negeri 19 Bandar Lampung 1999, SMA Gajah Mada Bandar Lampung 2001, dan D-3 Bahasa dan Sastra Daerah Lampung FKIP Unila 2005.

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang memiliki segala keindahan dan kesempurnaan yang hakiki yang telah menghamparkan cinta dan kasih sayang kepada kami semua. Kupersembahkan karyaku ini kepada kedua orang tuaku dan kedua mertuaku yang selalu mencurahkan cinta kepada seluruh keluarga, kepada suamiku Zuheruswan, SE. dan kedua jagoanku tercinta Akram Ridho Pratama Aruska dan Aqila Fikri Azmi Aruska yang selalu memberi semangat dan dorongan, kepada kakak dan adikku, serta kepada teman-teman seperjuangan di S-1 dalam jabatan FKIP Unila jurusan pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, kepada guru-guru SD Negeri 1 Rajabasa Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung, dan almamaterku tercinta Universitas Lampung.

(8)

viii SANWACANA

Puji syukur peneliti haturkan ke hadirat Allah Yang Mahaagung atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Deskripsi Melalui Pendekatan Inkuiri pada Siswa Kelas IVB Sekolah Dasar Negeri 1 Rajabasa Bandar Lampung”. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad Solallohualaihiwasallam, beserta para sahabat, keluarga, dan pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.

Peneliti telah banyak menerima bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan PTK ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati sebagai wujud rasa hormat dan penghargaan atas segala bantuan, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dra. Ni Nyoman Wetty S., M.Pd selaku pembimbing I dalam menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan penuh ketegasan dan memberi motivasi yang kuat, serta arahan yang membuat peneliti termotivasi untuk menyelesaikan PTK ini dengan segera;

(9)

ix

3. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. sebagai pembahas yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini;

4. Drs. Kahfie Nazaruddin., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah;

5. Drs. Imam Rejana, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni; 6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Unila yang telah

membekali peneliti dengan ilmu, bimbingan, arahan, dan motivasi selama mengikuti perkuliahan;

7. Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Unila;

8. Bapak Drs. Sukarma Wijaya selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung yang telah memberi kesempatan peneliti untuk belajar di FKIP Unila;

9. Guru-guru SD Negeri 1 Rajabasa Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung, terutama Siswati, S.Pd. selaku Kepala Sekolah dan Susilawati, S.Pd. sebagai guru mitra yang telah banyak memberi motivasi dalam menyelesaikan PTK ini;

10.Kedua orang tuaku tersayang, atas segala kasih sayang dan doa;

11.Suamiku Zuheruswan dan kedua jagoanku tercinta Akram Ridho Pratama Aruska dan Aqila Fikri Azmi Aruska, atas segala doa, dorongan dan motivasi serta dukunganya; dan

(10)

x

13.Sahabat-sahabat terdekatku Fera Isyanti, Evi Maulia, Deviyanti, Fitrina Asti, Wistriyana, dan Diana kebersamaan kita selama kuliah adalah kenangan tersendiri untuk masa depan kita;

14.Anak-anak didikku kelas IVB SDN 1 Rajabasa Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 kalian memberi cerita tersendiri dalam kehidupan gurumu ini.

Semoga Allah membalas semua kebaikan dan pengorbanan bapak, ibu, saudara, teman-teman, adik-adik serta orang-orang yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu. Penulis menyadari dalam penulisan PTK ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan PTK ini. Harapan penulis, karya kecil ini bisa bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah.

Bandar Lampung, September 2012 Peneliti

(11)

xi MOTO

Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian”

(12)

2.3.1 Pengertian Karangan Deskripsi ... 14

2.3.2 Ciri-Ciri Karangan Deskripsi ... 15

2.3.3 Langkah-Langkah Menulis Karangan Deskripsi ... 16

2.3.4 Kriteria Karangan yang Baik ... 17

2.4 Aktivitas Belajar ... 21

2.5 Pendekatan Inkuiri ... 25

2.5.1 Ciri-Ciri Umum Inkuiri ... 25

(13)

4.3 Hasil Belajar Menulis Deskripsi Melalui pendekatan Inkuiri ... 52

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Sebaran Jumlah Siswa Menurut Klasifikasi Rentang Nilai Hasil

Ulangan Harian Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV B SDN 1 Rajabasa 3

3.1 Instrumen Observasi Aktivitas Siswa ... 33

3.2 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru ... 35

3.3 Instrumen Penilaian Perencanaan Pembelajaran (IPPP) ... 36

3.4 Kriteria Penilaian Kemampuan Menulis Deskripsi Melalui Pendekatan Inkuiri ... 37

4.4 Tolak Ukur penilaian Keterampilan Menulis Deskripsi ... 38

4.1 Daftar Urutan Kepala Sekolah SDN 1 Rajabasa ... 41

4.2 Keadaan Guru SDN 1 Rajabasa ... 41

4.3 Jumlah Siswa SDN 1 Rajabasa Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 42

4.4 Data Rerata Hasil Kemampuan Siswa Menulis Deskripsi Siklus 1 52

4.5 Persentase Hasil Penilaian Menulis Deskripsi Siklus 1 ... 53

4.6 Data Distribusi Frekuensi untuk Aspek Isi Karangan Siklus 1... 54

4.7 Distribusi Kemampuan Siswa Menulis Deskripsi Melalui Pendekatan Inkuiri untuk Aspek Isi karangan Siklus 1 ... 55

(15)

xv

Inkuiri untuk Aspek Penggunaan Bahasa Siklus 1 ... 56 4.10 Data Distribusi Frekuensi untuk Aspek

Penataan Gagasan Siklus 1... 57 4.11 Distribusi Kemampuan Siswa Menulis Deskripsi Melalui

Pendekatan Inkuiri untuk Aspek Penataan Gagasan Siklus 1 ... 57 4.12 Data Rerata Hasil Kemampuan Siswa Menulis Deskripsi Siklus II 58 4.13 Hasil Persentase Menulis Deskripsi Siklus II ... 59 4.14 Analisis Tingkat Kompetensi Menulis Deskripsi Siswa

Kelas IV B SDN 1 Rajabasa ... 61 4.15 Data Ketuntasan Belajar Menulis Deskripsi Kelas IV B

(16)

xvi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Nilai Rata-Rata Siswa Menulis Deskripsi pada Setiap Siklus ... 61 4.2 Ketuntasan Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV B

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Satu. ... 71

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Dua ... 76

3. Lembar Observasi Siswa ... 81

4. Lembar Observasi Guru ... 83

5. Instrumen Penilaian Perencanaan Pembelajaran (IPPP) ... 85

6. Hasil Tes Kemampuan Mengarang Deskripsi Prasiklus ... 86

7. Hasil Tes Kemampuan Meengarang Deskripsi Aspek Isi Karangan Siklus Satu ... 87

8. Hasil tes Kemampuan Mengarang Deskripsi Aspek Penggunaan Bahasa Siklus I ... 88

9. Hasil Tes Kemampuan Mengarang Deskripsi Aspek Latar Siklus Satu.... 89

10. Hasil Tes Kemampuan Mengarang Deskripsi Siklus Satu ... 90

11. Hasil Tes Kemampuan Mengarang Deskripsi Aspek Isi Karangan Siklus Dua ... 91

12. Hasil Tes Kemampuan Mengarang Deskripsi Aspek Penggunaan Bahasa Siklus Dua ... 92

13. Hasil Tes Kemampuan Mengarang Deskripsi Aspek Penataan Gagasan Siklus Dua ... 93

(18)

xviii

15. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran

Bahasa Indonesia pada Siklus Satu ... 95

16. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus Dua ... 96

17. Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus Satu ... 97

18. Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus Dua ... 99

19. Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaran (IPPP) Siklus I ... 101

20. Hasil Penilaian perencanaan pembelajaran (IPPP) Siklus 2 ... 102

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses yang cukup panjang. Selain fasilitator dan motivator, guru dituntut profesional dalam menguasai materi agar siswa memahami apa yang menjadi tujuan pembelajaran dan dapat mengungkapkan ide-idenya dalam bentuk tulisan. Ide-ide itu dapat digali dari berbagai sumber, misalnya dengan membaca, menyimak, atau mendengarkan pembicaraan orang lain bahkan dari suatu bentuk yang dilihatnya. Dari kegiatan-kegiatan tersebut bisa dituangkan dalam bentuk tulisan.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Dalam kegiatan menulis, penulis harus tampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. (Tarigan, 1992: 3).

Dalam kurikulum KTSP Sekolah Dasar (2007: 327), tepatnya pembelajaran dengan kompetensi dasar (KD) yaitu menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. Hal ini bisa dipahami jika pembelajaran Bahasa Indonesia yang diimplementasikan melalui pemanfaatan media yang tepat, efektif, menyenangkan dan hasilnya dapat dirasakan langsung oleh peserta didik.

(20)

siswa sekolah dasar mengalami kesulitan, yaitu (1) kesulitan siswa dalam mengapresiasikan ide, gagasan, pikirannya dalam sebuah kalimat yang baik, kemudian menyusunnya dalam paragraf, (2) penyampaian materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah yang kurang efektif yang mengakibatkan komunikasi satu arah,

dan (3) kurang adanya media pendidikan yang mampu menarik minat belajar siswa dan merangsang daya kreatifitas siswa (Karimah, 2010: 2)

Salah satu cara supaya siswa terampil dalam menulis adalah melatih siswa membuat karangan. Terdapat lima jenis karangan yaitu: (1) narasi, (2) eksposisi, (3) persuasi, (4) argumentasi, dan (5) deskripsi (Nursito, 2010: 37). Salah satu jenis karangan yang membuat siswa terampil dalam menulis adalah karangan deskripsi.

Karangan deskripsi adalah karangan yang melukiskan sesuatu yang sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, merasakan, dan mencium) apa yang dilukiskan sesuai dengan citra penulisnya (Nursito, 2010: 40). Untuk dapat menyusun atau mengoordinasikan ide dalam rangkaian kalimat yang logis dan terpadu dalam bahasa tulis, siswa harus dapat memilih kata atau diksi yang tepat, pemakaian ejaan yang benar, dan penguasaan kaidah tata bahasa, selain itu juga harus memahami dan mengerti tentang tata cara mengarang yang baik (Marwoto, 1987: 151).

(21)

persentase 6,25%, 5 siswa memiliki tingkat kemampuan cukup dengan persentase 15,62%, 15 siswa memiliki tingkat kemampuan kurang dengan persentase 78,125%. Hasil tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 1.1 Sebaran Jumlah Siswa Menurut Klasifikasi Rentang Nilai Hasil Ulangan Harian Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas IVb SD Negeri 1 Rajabasa

Kategori Interval Jumlah Siswa Persentase (%)

Baik sekali 85% - 100% - -

(Sumber: Guru Bahasa Indonesia SD Negeri 1 Rajabasa)

Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran menulis karangan di antaranya, siswa belum mampu menulis karangan dengan baik, siswa sulit menuangkan ide, gagasan, dan mengembangkan daya imajinatif. Selain itu perencanaan, strategi, dan media yang dipilih kurang melibatkan siswa secara langsung dan kurang menyenangkan karena bersifat monoton. Kesulitan lain yang dialami guru selama ini, khususnya untuk menangani pembelajaran menulis karangan deskripsi menyita waktu, tenaga dan pikiran ketika guru mengoreksi pekerjaan siswa, sehingga tidak sedikit guru meninggalkan pekerjaan siswa tanpa diketahui tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi menulis karangan deskripsi. Memang suatu kenyataan yang harus diakui oleh sebagian guru, aktifitas tulis menulis merupakan pembelajaran bahasa yang kurang disukai siswa maupun guru.

(22)

pembelajaran. Jika diamati proses pembelajaran menulis karangan selama ini, kebanyakan guru menyampaikan materi menulis karangan yang didominasi dengan menggunakan teknik yang lebih menekankan pada pembelajaran satu arah dan berpusat pada guru. Proses pembelajaran terkesan kaku, monoton, kurang fleksibel, kurang demokratis, dan guru cendrung lebih dominan.

Realita seperti ini apabila tidak segera ditangani secara serius oleh guru dapat menjadi terpuruknya kompetensi menulis, khususnya menulis karangan deskripsi. Pihak yang paling mengetahui akar permasalahan ialah guru itu sendiri. Guru itulah yang dapat menentukan model pembelajaran yang bermutu, inovatif dan menyenangkan karena hanya guru yang mengetahui karakteristik dan tingkat perkembangan siswanya, bukan pihak luar. Salah satu cara untuk mencapai keberhasilan itu apabila guru tepat memilih metode, teknik dan media penyajian. Pemilihan metode dan teknik serta media penyajian yang tepat merupakan hal yang menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran. Salah satu diantaranya adalah pendekataninkuiri.

Pembelajaran melalui pendekataninkuiri digunakan untuk mengembangkan berbagai potensi kebermaknaan siswa dan membantu siswa dalam menuangkan ide, gagasan, dan daya imajinasi dalam bentuk naskah tulisan yang baik. Pendekatan inkuiridalam pembelajaran ini berfungsi sebagai alat dan sarana untuk membantu siswa dalam menulis deskripsi. Aktivitas menulis yang dilakukan siswa sebagian dibimbing oleh guru. Ini dimaksudkan untuk membantu kesulitan siswa dalam menulis (Subyakto, 2009: 5). Pendekatan inkuiriyang ditampilkan di sini ialah pendekatanyang dekat dengan skemata siswa serta mudah dipahami dan diapresiasi siswa.

(23)

yang inovatif dan menyenangkan, dengan harapan pembelajaran melalui pendekatan inkuiri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis deskripsi.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah peningkatan kemampuan mengarang deskripsi siswa kelas IVB SD Negeri 1 Rajabasa Kecamatan Rajabasa Bandar lampung melalui pendekatan inkuiri?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan mengarang deskripsi siswa melalui pendekataninkuiri siswa kelas IV SD Negeri 1 Rajabasa tahun pelajaran 2011/2012.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut. A. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam menuangkan ide, gagasan, kreatifitas pada saat menulis dan meningkatkan kemampuan mengarang deskripsi.

B. Bagi Guru

(24)

C. Sekolah

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Keterampilan Berbahasa

Keterampilan berbahasa terdiri dari keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa

lisan (Santosa,2009:6.1). Keterampilan berbahasa tulis terdiri dari keterampilan membaca dan

menulis, sedangkan keterampilan berbahasa lisan terdiri dari keterampilan menyimak dan

berbicara. Membaca merupakan kegiatan memahami bahasa tulis, sedangkan menulis adalah

kegiatan menggunakan bahasa tulis sebagai sarana untuk mengungkapkan gagasan (Santosa,

2009:6.3).

2.2Konsep Menulis

Bahasa tulis merupakan suatu jenis perekaman bahasa lisan. Di dalam pembelajaran bahasa, hal

itu merupakan suatu proses keterampilan berbahasa yang kompleks, yang merupakan

keterampilan berbahasa yang rumit dikuasai. Menulis sering pula dipandang berlebihan sebagai

suatu ilmu dan seni, karena di samping memiliki aturan-aturan pada unsur-unsurnya, juga

mengandung tuntutan bakat yang menyebabkan suatu tulisan tidak semata-mata sebagai batang

tubuh sistem yang membawakan makna atau maksud, akan tetapi juga membuat penyampaian

maksud tersebut menjadi lebih menarik dan menyenangkan pembacanya.

(26)

Menulis adalah suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan kandungan

jiwanya kepada orang lain atau kepada diri sendiri dalam bentuk tulisan

(Widyamartaya,1991:9).Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik

yang menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami oleh seseorang sehingga orang lain

dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar

grafik itu (Tarigan, 2010: 11). Menulis adalah menuangkan gagasan, pikiran, perasaan dan

pengalaman melalui bahasa tulis (Depdiknas, 2003: 6). Menulis merupakanbentuk komunikasi

untuk menyampaikan gagasan penulis kepada khalayak pembaca yang dibatasi oleh jarak,

tempat, dan waktu (Akhadiah, 1996:8).

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti mengacu pada pengertian menulis yang dikeluarkan oleh

depdiknas yaitu menulis adalah menuangkan gagasan, pikiran, perasaan dan pengalaman melalui

bahasa tulis. Menulis deskripsi merupakan pengungkapan isi hati seseorang yang berupa ide,

pikiran, perasaan dan pengalaman dalam bentuk tulisan sehingga menjadi sebuah hasil karangan

dimana pembaca seolah-olah merasakan atau mengalami sendiri seperti apa yang ia baca.

2.1.2 Tujuan Menulis

Menulis karangan bertujuan untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan maksud kepada orang

lain secara jelas dan efektif. Hal-hal lain dari tujuan menulis dapat dibedakan menjadi:

1. memberitahu dan memberi informasi;

2. menggerakkan hati, menggerakkan perasaan, mengharukan; karangan yang memang

ditunjukkan untuk menggugah perasaan atau mempengaruhi dan membangkitkan simpatik,

dan

3. campuran kedua hal tersebut, yaitu memberitahu dan mempengaruhi.

(27)

Sedangkan tujuan menulis karangan lainnya adalah menyampaikan pesan kepada pembaca. Bila

tidak dibaca, kegiatan menulis itu akan sia-sia (Alwasilah 2007: 12).

2.1.3 Ciri - Ciri Tulisan yang Baik

Agar maksud dan tujuan sang penulis tercapai, penulis harus menyajikan tulisan yang baik.

Adapun ciri-ciri tulisan yang baik, yaitu:

1) mencerminkan kemampuan sang penulis mempergunakan nada yang serasi;

2) mencerminkan kemampuan sang penulis menyusun bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu

keseluruhan yang utuh;

3) mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menulis dengan jelas dan tidak samar-samar,

memanfaatkan struktur kalimat, bahasa, dan contoh-contoh sehingga maknanya sesuai

dengan yang diinginkan oleh sang penulis. Dengan demikian, para pembaca tidak usah

bersusah-susah bergumul memahami makna yang tersurat dan tersirat;

4) mencerminkan kemampuansang penulis untuk menulis secara meyakinkan, menarik minat

para pembaca terhadap pokok pembicaraan serta mendemonstrasikan suatu pengertian yang

masuk akal dan cermat serta teliti mengenai hal itu. Dalam hal ini haruslah dihindari

penggunaan kata-kata dan pengulangan frase-frase yang tidak perlu. Setiap kata haruslah

menunjang pengertian yang serasi, sesuai dengan yang diinginkan oleh sang penulis;

5) mencerminkan kemampuan sang penulis untuk mengritik naskah tulisannya yang pertama

serta memperbaikinya. Merevisi naskah pertama merupakan kunci bagi penulisan yang tepat

guna atau penulisan efektif;

6) mencerminkan kebanggaan sang penulis dalam naskah atau manuskrip, kesudian

(28)

ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat sebelum menyajikannya kepada para pembaca

(Tarigan, 2010:24-25).

Dari pendapat di atas dapat diambil simpulan bahwa ciri-ciri tulisan yang baik adalah tulisan

yang mencerminkan kemampuan sang penulis dalam mempergunakan nada yang serasi,

menyusun bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh, menulis dengan

jelas dan meyakinkan serta mampu mengkritik naskah tulisannya dan merevisinya kembali.

2.1.4 Menulis Karangan

Menulis karangan adalah proses kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan

kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada diri sendiri dalam bentuk tulisan. Menulis

karangan merupakan komulasi beberapa paragraf yang tersusun secara sistematis, koheren, ada

bagian utama pengantar, isi, dan penutup yang semuanya membicarakan sesuatu secara tertulis

dalam bahasa yang sempurna (Tarigan, 1987: 20).

Peneliti mengacu pada pendapat Tarigan yang mengemukakan bahwa menulis karangan

merupakan komulasi beberapa paragraf yang tersusun dengan sistematis, koheren, uniti, ada

bagian utama pengantar, isi, dan penutup, semuanya membincangkan sesuatu secara tertulis

dalam bahasa yang sempurna.

2.1.5 Teknik Penulisan

Kualitas karangan dapat dilihat berdasarkan aspek-aspek yang membangun sebuah karangan.

Aspek-aspek tersebut yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut.

(29)

Di dalam menulis suatu karangan deskripsi isi karangan harus berdasarkan hasil pengamatan,

penulis berusaha memindahkan kesan pengamatan dan perasaannya kepada pembaca,

membentuk daya hayal pada pembaca seolah-olah pembaca melihat atau merasakan sendiri

tentang objek yang disampaikan, dan berupaya lebih memperlihatkan perincian tentang objek

(Maizar, 1991:120)

Pembaca seakan-akan merasakan pengarang ada didekatnya sehingga terjadi kontak dan

timbulnya jalinan yang akrab antara pembaca dan pengarang. Menurut Akhadiah (1997:6) isi

karangan yang baik didukung oleh:

a. pengoprasian gagasan, yaitu kepaduan hubungan antara paragraf;

b. kesesuaian isi dengan tujuan penulisan;

c. kemampuan menuangkan topik.

Pengembangan topik yang baik adalah pengembang secara tuntas, rinci, dan tunggal.

2. Penggunaan Bahasa

Di dalam menulis karangan pilihan kata atau ketepatan (diksi) diukur dari kemampuan kata

sebagai alat pengungkap dan penerima gagasan. Ketepatan diksi menyangkut makna kata. Kata

yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan. Dengan demikian

makna pendengar atau pembaca juga menafsirkan kata-kata tersebut tepat seperti apa yang

dimaksudkan oleh penulis. Selain itu, penggunaan kalimat efektif terkait pada kaidah struktur

bahasa. Dengan kaitan itu, kalimat efektif dituntut memiliki struktur yang benar. Struktur itu

dapat dilihat pada hubungan antara unsur kalimat. Kalimat yang berstruktur benar adalah kalimat

yang unsur-unsurnya memiliki hubungan yang jelas. Dengan hubungan fungsi yang jelas itu,

(30)

sintaksis seperti, subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan juga harus jelas (Suparno,

2006:2.20).

Di dalam menulis karangan ejaan juga harus diperhatikan. Hal yang tercakup di dalamnya

adalah kesanggupan pengarang untuk memenuhi berbagai kaidah berbahasa indonesia

secara baik dan benar. Pembentukan kata, penyusunan kalimat, serta penguasaan ejaan dan

tanda baca harus tepat. Penggunaan ejaan sangat penting dalam kegiatan menulis. Di dalam

bahasa tulis, tanda baca digunakan untuk melambangkan suatu maksud tertentu. Tanda

baca dapat membantu menjelaskan maksud atau makna kalimat. Dengan tanda baca,

penulis dapat menyampaikan maksud kalimat dengan lebih mudah. Oleh karena itu,

penggunaan tanda baca yang salah dapat mengakibatkan maksud kalimat menjadi

berubah.di dalam menulis suatu karangan tidak boleh mengabaikan hal-hal kecil, seperti

penulisan tanda titik dan koma. Selain itu, kita harus cermat dalam memilih kata maupun

menyusun kalimat.

Di dalam menulis karangan deskripsi pendapat atau gagasan yang dikemukakan harus jelas.

Karangan menggunakan kalimat dan kata-kata yang ringkas, namun dapat menjangkau

makna yang luas. Meskipun karangan itu tergolong sederhana, isinya dapat memperkaya

pengetahuan pembaca.

3. Penataan Gagasan

Dalam menulis karangan deskripsi pendapat atau gagasan harus ditata dengan baik, artinya

(31)

inti permasalahan dan tidak berbelit-belit. Perpindahan pembahasan dari satu masalah

kemasalah lain berlangsung secara mulus tanpa menimbulkan kesenjangan.

Pokok-pokok pikiran harus diungkapkan dan dikembangkan dengan jelas sehingga

permasalahan yang dibicarakan dalam karangan dapat dipahami oleh pembaca secara tepat

dan benar (Nursito, 1999:47). Tema karangan harus menggambarkan isi karangan yang

diangkat oleh pengarang. Karangan deskripsi harus kohesif atau padu, maksudnya karangan

yang mempunyai kesatuan dalam bahasa. Di dalam pengembangannya tidak boleh terdapat

unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan tema atau gagasan pokoknya

karena akan menyulitkan pembaca.

Penggunaan kata transisi (konjungsi) sebagai alat relasi yang erat (kohesi) yang digunakan

untuk merangkai klausa dengan klausa sehingga membentuk kalimat yang panjang, atau

merangkai kalimat dengan kalimat dalam sebuah paragraf. Konjungsi juga dapat digunakan

untuk merangkai paragraf dengan paragraf dalam sebuah karangan.

2.2 Karangan Deskripsi

Sebagai salah satu jenis karangan, deskripsi ditulis untuk mendeskripsikan atau memerikan,

menggambarkan, atau melukiskan suatu objek sehingga pembaca memiliki penghayatan

seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri.

2.2.1 Pengertian Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha

para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan (Keraf,

2005: 93). Karangan deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan

(32)

Sasarannya adalah memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca sehingga

seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya (Soeparno, 2002:

1.11). Karangan deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai

dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium,

dan merasakan) (Yunus Muhammad, 2002: 4.6).

Dari beberapa pernyataan tersebut, peneliti mengacu pada pendapat (Yunus Muhammad, 2002:

4.6) bahwa karangan deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai

dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium,

dan merasakan).

Dalam menulis karangan deskripsi yang baik dituntut tiga hal, yaitu.

1. Kesanggupan berbahasa kita yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk.

2. Kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan kita tentang sifat, ciri,dan wujud objek

yang dideskripsikan.

3. Kemampuan kita memilih detail khusus yang dapat menunjang ketepatan dan keterhidupan

deskripsi (Alkhaidah, 1997).

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti mengacu pada pendapat Yunus Muhammad yang

menyatakan bahwa karangan deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu

sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar,

mencium, dan merasakan), karena karangan deskripsi harus melukiskan sesuatu yang ketika

(33)

Karangan deskripsi terbagi menjadi dua yaitu deskripsi sugestif dan deskripsi teknis atau

deskripsi ekspositoris. Dalam deskripsi sugestif penulis bermaksud menciptakan sebuah

pengalaman pada diri pembaca, pengalaman karena perkenalan langsung dengan objeknya.

Sedangkan deskripsi ekspositoris atau deskripsi teknis hanya bertujuan untuk memberikan

identifikasi atau informasi mengenai objeknya, sehingga pembaca dapat mengenalnya bila

bertemu atau berhadapan dengan objek tadi (Keraf, 2008: 94).

2.2.2 Ciri-Ciri Karangan Deskripsi

Menurut Keraf (2005: 98) ciri-ciri karangan deskripsi adalah sebagai berikut.

1. Berisi perincian-perincian sehingga objeknya seolah-olah terpajang di depan mata pembaca.

2. Dapat menimbulkan kesan dan daya khayal pembaca.

3. Berisi penjelasan yang menarik perhatian orang lain atau pembaca.

4. Menyampaikan sifat dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada objek itu.

5. Menggunakan bahasa yang cukup hidup, kuat, dan bersemangat serta konkrit.

Selain itu, menurut Maizar (2010: 35) ciri-ciri karangan deskripsi sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil pengamatan penulis.

2. Penulis berusaha memindahkan kesan, pengamatan dan perasaannya kepada pembaca.

3. Membentuk daya khayal pada pembaca seolah-olah pembaca melihat atau merasakan sendiri

tentang objek yang disampaikan.

4. Berupaya lebih memperlihatkan perincian tentang objek.

Rustamaji(2010: 36) mengatakan bahwa ciri-ciri dari karangan deskripsi yaitu 1) bersifat

informatif, 2) pembaca diajak menikmati apa yang telah dinikmati (menurut kesan) penulis, 3)

susunan peristiwa tidak menjadi pertimbangan utama, yang penting pesan sampai kepada

(34)

2.2.3 Langkah-Langkah Menulis Karangan Deskripsi

Dalam menulis karangan deskripsi ada langkah-langkah tertentu yang harus diikuti agar hasilnya

tersusun secara sistematis (Soeparno, 2002: 421).

Langkah-langkah menulis deskripsi sebagai berikut.

1. Menentukan apa yang akan dideskripsikan, apakah akan mendeskripsikan orang atau tempat.

2. Merumuskan tujuan pendiskripsian yaitu apakah deskripsi dilakukan sebagai alat bantu

karangan narasi, eksposisi, argumentasi, atau persuasi.

3. Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan. Kalau yang dideskripsikan orang, apakah yang

dideskripsikan itu ciri-ciri fisik, watak gagasannya, atau benda-benda disekitar tokoh. Kalau

yang dideskripsikan tempat, apakah yang dideskripsikan keseluruhan tempat atau hanya

bagian-bagian tertentu saja yang menarik.

4. Merinci dan mensistematiskan hal-hal yang menunjang kekuatan bagian yang akan

dideskripsikan. Hal-hal apa saja yang akan ditampilkan untuk membantu memunculkan

kesan dan gambaran kuat mengenai sesuatu yang dideskripsikan. Pendekatan apa yang akan

digunakan penulis.

Selain itu pendapat Raharjo, (2010:15) bahwa langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam

menulis karangan deskripsi adalah sebagai berikut.

1) Menentukan tema atau topik karangan.

2) Menentukan tujuan penulisan.

3) Mengumpulkan bahan atau data yang diperlukan.

4) Menyusun kerangka karangan.

(35)

2.2.4 Kriteria Karangan yang Baik

Sebuah karangan selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu bentuk dan isi. Bentuk berkaitan

dengan bahasa, sedangkan isi berkaitan dengan materi yang terkandung dalam karangan. Apapun

jenis karangannya (Nursito, 1999: 47). Ditinjau dari kedua aspek tersebut, kriteria karangan yang

baik adalah sebagai berikut.

1) Berisi hal-hal yang bermanfaat

Meskipun karangan itu tergolong sederhana, namun isinya dapat memperkaya pengetahuan

pembaca.

2) Pengungkapan Jelas

Permasalahan yang dibicarakan dalam karangan dapat dipahami oleh pembaca secara tepat

dan benar. Faktor-faktor pendukung utamanya adalah pilihan kata (diksi). ketepatan struktur

kalimat, akuratnya pemilihan kata penghubung, pengorganisasian ide yang padu, kesesuaian

menentukan contoh atau ilustrasi, dan lain-lain.

3) Penciptaan Persatuan dalam Pengorganisasian

Karangan langsung menjelaskan inti permasalahan dan tidak berbelit-belit, perpindahan

pembahasan dari suatu masalah ke masalah lain berlangsung secara mulus tanpa

menimbulkan kesenjangan. Tiap kalimat dapat mendukung ide utama paragraf. Setiap kali

ditambahkan kalimat baru, kalimat tersebut masih mendukung kalimat sebelumnya.

4) Efektif dan Efesien

Karangan menggunakan kalimat dan kata-kata yang ringkas, namun dapat menjangkau

makna yang luas.

(36)

Hal yang tercakup didalamnya adalah kesanggupan pengarang untuk memenuhi berbagai

kaidah Bahasa Indonesia secara baik dan benar. Pembentukan kata, penyusunan kalimat,

serta pnguasaan ejaan dan tanda baca harus tepat.

6) Terdapat Variasi Kalimat

Penyusunan kalimat panjang dan pendek dalam karangan berselang-seling dan tidak terdapat

penggunaan kata yang sama berulang-ulang dengan cara mencari sinonimnya.

7) Vitalitas Pembaca

seakan-akan merasa pengarang ada didekatnya sehingga terjadi kontak dan jalinan akrap antara

pembaca dan pengarang.

8) Cermat: tidak mengabaikan hal-hal kecil seperti tanda petik dan koma. Cermat dalam

memilih kata maupun kalimat.

9) Objektif: karangan diungkapkan secara jujur, tidak dimuati emosi, dan realitas.

Dalam menulis karangan deskripsi diperlukan beberapa langkah untuk menulisnya diantaranya,

yaitu:

1) mengamati segala sesuatu di sekeliling kita yang dapat kita amati, memilih sesuatu yang

menarik hati kita dan mengamatinya dengan seksama. Bekal yang harus dimiliki oleh

seorang pengamat atau peneliti selain mempunyai daya pancaindera yang tajam juga harus

memiliki sikap simpati, empati, dan berpikir cermat dan jernih. Misalnya, kita mengamati

semut yang beramai-ramai menyeret bangkai lalat ke sarangnya, pohon jambu yang lebat

buahnya, orang yang hilir mudik di jalan depan rumah kita, kegiatan orang-orang di pasar

dan sebagainya;

2) mengumpulkan bahan atau data sebanyak-banyaknya dari kegiatan pengamatan. Setelah data

(37)

penulisan dalam menulis karangan deskripsi, yaitu a) memberikan informasi atau keterangan

tentang sesuatu yang dilukiskan, memberitahu pendengar atau pembaca tentang sesuatu yang

dilukiskan, b) menyampaikan kepada pendengar atau pembaca suatu pengalaman serta

penghayatan batin pembicara atau penulis tentang sesuatu melalui daya angan-angannya

(imajinasinya) supaya pendengar atau pembaca sepengalaman dan sepenghayatan melalui

daya angan-angannya dengan pembicara atau penulis, sama-sama kagum, bangga, bimbang,

kecewa, dan sebaginya;

3) memproses data-data itu untuk menghasilkan lukisan yang dimaksud. Memeroses data-data

merupakan serangkaian kegiatan mengkaji, memilih-milih, mengolah atau mengelola

(Sudiati 2005:11-16).

Keberhasilan dalam menulis karangan deskripsi dapat dilihat dari beberapa aspek. Menurut Gie,

(2010: 20), unsur-unsur karangan adalah 1) gagasan, 2) tuturan, 3) tatanan, dan 4) wahana.

Gagasan dapat berupa pendapat, pengalaman, atau pengetahuan yang ada dalam pikiran

seseorang. Tuturan ialah bentuk pengungkapan gagasan sehingga dapat dipahami pembaca.

Tatanan ialah tertib pengaturan dan penyusunan dengan mengindahkan berbagai asas, aturan,

dan teknik sampai merencanakan rangka dan langkah. Wahana ialah sarana penghantar gagasan

berupa bahasa tulis yang terutama menyangkut kosa kata, gramatika, dan retorika (seni memakai

bahasa secara efektif). Bahasa tulis merupakan kendaraan angkut untuk menyampaikan gagasan

secara lincah dan kuat, seseorang perlu memiliki perbendaharaan kata yang memadai, terampil

menyusun kata-kata itu menjadi aneka kalimat yang jelas, dan mahir memakai bahasa secara

efektif. Untuk memiliki berbagai kemampuan itu perlu dipelajari diksi (pilihan kata), tata bahasa,

(38)

Depdiknas (2004:21-22) menyatakan bahwa aspek-aspek dalam penilaian karangan adalah

ketepatan ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, dan keterpaduan paragraf. Tujuan

deskripsi sebagai salah satu bentuk pengembangan tulisan secara khusus (Tarigan, 2010:29-30)

disebutkan bahwa kualitas dalam menarik perhatian pembaca ditentukan oleh dua hal yaitu

persepsi dan kosa kata. Persepsi sebagai salah satu kualitas tulisan deskripsi yang baik harus

tajam dan jeli. Persepsi atau tanggapan ini tergantung pada dua hal, yakni pada rasa ingin tahu

penulis dan pada pengembangan minat kepada orang lain serta dunia tempat kita hidup.

Dengan demikian, tulisan deskripsi yang baik menuntut keunggulan pemanfaatan segala

pengertian, perasaan, pendirian, terutama sekali pandangan penulis untuk mengamati apa-apa

yang telah ia alami secara sepintas sebelumnya. Namun demikian, ketajaman persepsi atau

tanggapan penulis sebagaimana tersebut di atas tidak akan banyak artinya bila tidak didukung

pemilihan kata yang tepat guna. Kekayaan kosa kata serta kepandaian memanfaatkan secara

tepat guna untuk menyampaikan suatu pengalaman turut memegang peranan penting dalam

usaha menghasilkan tulisan deskripsi yang baik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang akan dinilai dalam menulis

karangan deskripsi adalah 1) Isi karangan (menunjukkan dan memusatkanuraian objek yang

ditulis, keterlibatan aspek pancaindera, dan imajinasi); 2) Penggunaan bahasa (ejaan dan tanda

baca, pemilihan kata/diksi), dan 3) Penataan gagasan.

2.3 Aktivitas Belajar

Setiap manusia di dalam dirinya tumbuh dan berkembang beraneka ragam potensi yang

berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Potensi yang dimiliki menumbuhkan keinginan untuk berbuat

(39)

beraktivitas. Soemanto (1983: 76) berpendapat bahwa aktivitas adalah suatu kegiatan yang

diarahkan kepada suatu tujuan yang akan dicapai dan tujuan itu memang telah dilakukan. Setiap

siswa memiliki berbagai kebutuhan baik jasmani, rohani, maupun sosial. Kebutuhan ini tentu

akan menumbuhkan dorongan untuk berbuat atau beraktivitas termasuk dalam belajar. Menurut

(Slameto, 2003: 2) belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku dalam belajar terjadi secara sadar,

bersifat kontinue dan fungsional, bersifat positif dan aktif, memiliki tujuan, dan mencakup

seluruh aspek tingkah laku. Proses perubahan tingkah laku adalah sebuah aktivitas.

Aktivitas belajar adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan siswa saat proses pembelajaran

berlangsung. Aktivitas sebagai hasil belajar ditunjukan dalam berbagai aspek seperti perubahan

pengetahuan, pemahaman, persepsi, motivasi, atau gabungan dari aspek-aspek tersebut. Dalam

kegiatan belajar, berpikir, dan berbuat merupakan serangkaian yang tidak dapat

dipisah-pisahkan. Sardiman (2006: 96) memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus

diperoleh dengan pengamatan sendiri, penyelidikan sendiri, dan bekerja sendiri, dengan fasilitas

yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Pada proses pembelajaran tradisional,

guru senantiasa mendominasi kegiatan. Siswa terlalu pasif, yang dianggap botol kosong yang

perlu diisi air oleh guru. Aktivitas siswa terbatas pada mendengarkan, mencatat, menjawab

pertanyaan jika diberi pertanyaan guru, menurut cara yang ditentukan guru, dan berpikir sesuai

dengan yang digariskan guru. Sardiman (2006: 96) menerangkan bahwa seorang anak itu

berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti anak itu tidak berpikir. Karena itu, agar

anak berpikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk beraktivitas. Aktivitas belajar

(40)

fisik seperti mengerjakan sesuatu, menyusun inti sari pelajaran, membuat peta dan lain-lain

memerlukan gerakan anggota badan, sedangkan aktivitas mental misalnya siswa dapat

mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan berpikir kritis, kemampuan

menganalisis, kemampuan mengucapkan pengetahuan atau dengan kata lain jika jiwanya bekerja

atau berfungsi dalam proses pembelajaran.

Hamalik (1993: 24) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan belajar yang

dilakukan seorang berupa kegiatan mendengarkan, merenungkan, menganalisis, berpikir,

membandingkan, dan menghubungkan dengan masa lampau. Kemudian Sardiman (2006: 101)

menggolongkan aktivitas belajar berdasarkan pendapat Denrick dalam delapan golongan dan

diuraikan seperti dibawah ini.

1. Aktivitas visual (visual activities), seperti: membaca, memperhatikan gambar demonstrasi,

memperhatikan orang bekerja.

2. Aktivitas lisan (oral activities), seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3. Aktivitas mendengarkan (listening activities), contohnya: mendengarkan uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato.

4. Aktivitas menulis (writing activities), seperti: menulis cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin.

5. Aktivitas menggambar (drawing activities), misalnya: menggambar, membuat grafik, peta

dan diagram.

6. Aktvitas motorik (motor activities), yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan

(41)

7. Aktivitas mental (mental activities), sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8. Aktivitas emosi (emotional activities), misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Dari delapan golongan aktivitas belajar berdasarkan pendapat Denrick diatas, dapat disimpulkan

aktivitas apa saja yang dapat menunjang siswa dalam menulis deskripsi melalui pendekatan

inkuri dan diuraikan seperti dibawah ini.

1. Aktivitas visual, meliputi: membaca, dan memperhatikan.

2. Aktivitas lisan, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan

pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3. Aktivitas mendengarkan, contohnya: mendengarkan uraian, percakapan, diskusi.

4. Aktivitas menulis, seperti: menulis cerita, karangan, laporan, menyalin.

5. Aktivitas emosi, misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah,

berani, tenang, gugup.

2.3 Pendekatan Inkuiri

Inkuiriadalah suatu cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas yang dapat

dilakukan dengan cara murid-murid diberi kesempatan untuk meneliti suatu masalah sehingga ia

dapat menemukan cara penyelesaiannya (Santosa, 2008:1.17). Inkuiri adalah belajar mencari dan

menemukan sendiri (Djamarah, 2006:19).

(42)

Proses belajar mengajar dengan model inkuiri menurut Kuslan dan Stone ( dalam Amri : 2010 )

ditandai dengan ciri –ciri sebagai berikut.

1. Menggunakan keterampilan proses

2. Jawaban yang dicari siswa tidak diketahui terlebih dahulu

3. Suatu masalah ditemukan dengan pemecahan siswa mandiri

4. Siswa berhasrat untuk menemukan pemecahan

5. Hipotesis dirumuskan oleh siswa untuk membimbing percobaan

6. Para siswa mengusulkan cara-cara pengumpulan data denga mengumpulkan data

mengadakan pengamatan, membaca / menggunakan sumber lain

7. Siswa melakukan penelitian secara individu / kelompok untuk mengumpulkan data yang

diperlukan untuk menguji hipotesis

8. Siswa mengolah data sehingga mereka sampai pada kesimpulan.

2.3.2 Kelebihan dan Kelemahan Inkuiri

a. Dalam model pembelajaran inkuiri terdapat beberapa kelebihan atau keunggulan (

Kusmana, 2010 : 50 ), yaitu .

1. Dapat meningkatkan potensi intelektual siswa

2. Siswa dapat belajar bagaimana melakukan penemuan, hanya melalui proses melakukan

penemuan itu sendiri

3. Akan meningkatkan kepuasan intelektual siswa karena hasil penemuan sendiri

4. Dalam memperpanjang proses ingatan atau konsep yang telah dipahami siswa lebih lama

dapat diingat

5. Dapat memahami konsep dengan lebih baik

(43)

7. Dapat membentuk dan mengembangkan konsep diri

8. Meningkatkan tingkat harapan siswa untuk menyelesaikan masalah atau tugas secara

mandiri tanpa tergantung pada orang lain

9. Dapat mengembangkan bakat siswa

10. Dapat menghindarkan siswa dari belajar dengan hafalan

11. Memberi waktu pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

b. Kelemahan Pendekatan Inkuiri

1. Belajar mengajar dengan pendekatan inkuiri memerlukan kecerdasan anak yang tinggi.

Bila anak kurang cerdas, hasilnya kurang efektif

(44)

3.1Rancangan Penelitian

Adapun rancangan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan daur ulang atau siklus model yang dikemukakan oleh Wardani (2006 : 2.16). Beliau menyatakan bahwa setiap siklus terdiri atas empat kegiatan yaitu, perencanaan, tindakan, mengamati, refleksi. Siklus tindakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Model Siklus Modifikasi dari Wardhani (2006:2.16)

Kegiatan pertama penelitian adalah menemukan masalah da

perencanaan dilanjutkan dengan tindakan yang telah direncanakan disertai dengan observasi kemudian refleksi melalui diskusi antara peneliti, peneliti dan siswa (jika diperlukan) sehingga menghasilkan perbaiakkan untuk tind

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

Adapun rancangan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan daur ulang atau siklus model yang dikemukakan oleh Wardani (2006 : 2.16). Beliau menyatakan bahwa setiap siklus kegiatan yaitu, perencanaan, tindakan, mengamati, refleksi. Siklus tindakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Model Siklus Modifikasi dari Wardhani (2006:2.16)

Kegiatan pertama penelitian adalah menemukan masalah dan berupaya mencari solusi berupa perencanaan dilanjutkan dengan tindakan yang telah direncanakan disertai dengan observasi kemudian refleksi melalui diskusi antara peneliti, peneliti dan siswa (jika diperlukan) sehingga menghasilkan perbaiakkan untuk tindakan selanjutnya pada siklus-siklus berikutnya.

Adapun rancangan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan daur ulang atau siklus model yang dikemukakan oleh Wardani (2006 : 2.16). Beliau menyatakan bahwa setiap siklus kegiatan yaitu, perencanaan, tindakan, mengamati, refleksi. Siklus tindakan

n berupaya mencari solusi berupa perencanaan dilanjutkan dengan tindakan yang telah direncanakan disertai dengan observasi kemudian refleksi melalui diskusi antara peneliti, peneliti dan siswa (jika diperlukan) sehingga

(45)

Dengan usaha tersebut guru mencoba menemukan kelemahan dan kekuatan dari tindakan yang dilakukannya dan berusaha memperbaiki kelemahan dan mengulangi untuk menyempurnakan tindakan yang dianggapnya sudah baik. Dengan demikian, data yang dikumpulkan dari praktik sendiri. Bukan dari sumber data yang lain. Pengumpul data adalah guru yang terlibat dalam kegiatan praktik, sehingga guru mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai guru dan peneliti.

3.2Setting Penelitian

Setting adalah tempat dan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan guru dalam proses pembelajaran..

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVb SD Negeri 1 Rajabasa Kecamatan Rajabasa Bandarlampung tahun pelajaran 2011/ 2012. Dengan jumlah siswa 32 orang yang terdiri dari 15 laki-laki dan 17 perempuan.

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Rajabasa Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung tepatnya kelas IVb semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Dengan jumlah siswa 32 orang yang terdiri dari 15 laki-laki dan 17 perempuan.

3.2.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/ 2012. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran bahasa Indonesia di kelas IVb dan berlangsung hingga mencapai indikator yang telah ditentukan.

(46)

Prosedur penelitian menekankan pada perbaikan proses pembelajaran yang dilaksanakan seiring dengan kegiatan pembelajaran yang telah diprogramkan di sekolah.

3.3.1 Perencanaan

Prosedur perencanaan dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus. Setiap siklus terdiri atas dua tindakan dengan tahapan: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

b. Menetapkan kelas penelitian, yaitu kelas IVB. Waktu penelitian dimulai bulan Maret sampai dengan April 2012. pelaksanaan pembelajaran diamati oleh observer, refleksi dan kolaborasi dilakukan setiap selesai pemberian tindakan.

c. Menyusun rencana pembelajaran dan alokasi waktu.

d. Menyiapkan strategi pembelajaran melalui pendekatan inquiri. e. Instrumen penelitian

3.3.2 Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan setiap siklus dilaksanakan secara umum mengikuti prosedur sebagai berikut.

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah disiapkan.

b. Melaksanakan pengamatan terhadap siswa oleh observer.

c. Mencatat semua peristiwa selama pembelajaran dengan instrumen penelitian. d. Mengumpulkan data hasil pengamatan dari observer.

e. Mendiskusikan temuan-temuan dalam pembelajaran dan refleksi.

Prosedur Pembelajaran Siklus I

(47)

A. Kegiatan Awal

a) Guru mengondisikan kelas dan memeriksa kehadiran siswa.

b) Guru menyampaikan topik pembelajaran, yaitu mengarang deskripsi. c) Apersepsi

B. Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan tentang karangan deskripisi. b) Siswa diberikan contoh karangan deskripsi

c) Siswa mengamati contoh karangan yang diberikan oleh guru. d) Guru menjelaskan tentang kalimat efektif dalam karangan.

e) Guru menjelaskan tentang pemilihan kata dan pemakaian ejaan yang tepat dalam karangan. f) Siswa diminta untuk mengidentifikasi kalimat yang kurang efektif dalam karangan.

g) Siswa mengidentifikasi pemilihan kata dan tanda baca yang kurang tepat.

h) Guru memberikan pertanyaan secara lisan tentang kesulitan-kesulitan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

C. Kegiatan Akhir

a) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran. b) Siswa dengan bimbingan guru merefleksi materi pembelajaran. Pertemuan Kedua

A. Kegiatan Awal

1. Guru mengondisikan kelas dan memeriksa kehadiran siswa.

(48)

3. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa hal-hal yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.

B. Kegiatan Inti

1. Siswa mengamati objek apa saja yang ada di dalam kelas dan siswa diminta untuk menyebutkannya.

2. Setiap siswa ditugasi membuat karangan deskripsi berdasarkan objek yang telah diamati dan harus memperhatikan pemilihan kata dan ejaan yang tepat.

3. Beberapa siswa untuk membacakan hasil karangannya di depan kelas.

4. Guru memberikan pujian dan masukan kepada siswa yang telah membacakan karangannya. 5. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang kesulitan-kesulitan siswa dalam menulis

karangan deskripsi.

C. Kegiatan Akhir

Siswa dengan bimbingan guru merefleksi hasil pembelajaran pertemuan kedua siklus satu.

1.3.3 Observasi

Observasi atau pengamatan terhadap keterampilan proses yang dikembangkan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang diamati yaitu kinerja siswa dalam pembelajaran dan kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran melalui pendekatan inkuiri. Data aktifitas guru diperoleh dari lembar observasi yang diamati dilakukan selama kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia.

1.3.4 Refleksi

(49)

tindakan pada siklus tersebut. Dengan begitu dapat dicermati hasilnya secara positif maupun negatif. Refleksi berarti mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Dengan refleksi dapat melakukan perbaikan baru, menyusun rencana baru. Hasil analisis refleksi digunakan untuk melaksanakan pada siklus berikutnya.

1.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan observasi aktivitas siswa dan guru. Jenis tes yang digunakan adalah tes kemampuan menulis deskripsi. Langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut.

1. Menugasi siswa menulis deskripsi setelah memperhatikan objek di dalam kelas. 2. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa.

3. Guru mengevaluasi pekerjaan siswa secara keseluruhan dengan menggunakan indikator penilaian yang telah ditentukan.

1.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen yang disesuaikan dengan sifat data yang diambil, seperti: lembar observasi siswa, lembar observasi aktivitas guru, tes hasil belajar, dan penilaian RPP.

1.5.1 Instrumen Observasi Siswa

Observasi siswa adalah mengamati, melihat, dan menilai aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Lembar observasi siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

(50)

No Unsur yang Dinilai Kriteria Penilaian Skor Maks Skor

1. Aktivitas Visual

Semua siswa terlihat membaca serta memperhatikan.

Ada 3-5 siswa yang tidak membaca serta memperhatikan.

Ada 6-8 siswa yang tidak membaca serta memperhatikan.

Ada 9-11 siswa yang tidak membaca serta memperhatikan.

Ada >11 siswa yang tidak membaca serta memperhatikan.

Semua siswa terlihat bertanya dan mengeluarkan pendapat.

Ada 3-5 siswa yang tidak bertanya dan mengeluarkan pendapat.

Ada 6-8 siswa yang tidak bertanya dan mengeluarkan pendapat.

Ada 9-11 siswa yang tidak bertanya dan mengeluarkan pendapat.

Ada >11 siswa yang tidak bertanya dan mengeluarkan pendapat.

Ada 3-5 siswa yang tidak fokus mendengarkan penjelasan guru.

Ada 6-8 siswa yang tidak fokus mendengarkan penjelasan guru.

Ada 9-11 siswa yang tidak fokus mendengarkan penjelasan guru.

(51)

4. Aktivitas Menulis

Semua siswa terlihat mandiri dalam menulis kembali dongeng.

Ada 3-5 siswa yang tidak mandiri dalam menulis kembali dongeng.

Ada 6-8 siswa yang tidak mandiri dalam menulis kembali dongeng.

Ada 9-11 siswa yang tidak mandiri dalam menulis kembali dongeng.

Ada >11 siswa yang tidak mandiri dalam menulis kembali dongeng. Ada 3-5 siswa yang tidak berminat/antusias. Ada 6-8 siswa yang tidak berminat/antusias. Ada 9-11 siswa yang tidak berminat/antusias. Ada >11 siswa yang tidak berminat/antusias.

5

1.5.2 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru

Data aktivitas guru diperoleh dari lembar observasi yang diamati selama kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia melalui media kartu bergambar berlangsung di sekolah.

Table 3.2 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru

No Aspek Skor

(52)

kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan D Pembelajaran yang Memicu dan Memilihara

Keterlibatan Siswa

21.Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara

jelas, baik, dan benar memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedial/pengayaan

Jumlah

Tabel 3.3 Instrumen Penilaian Perencanaan pembelajaran (IPPP)

(53)

1. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak

menimbulkan penafsiran ganda dan perilaku hasil belajar) 1 2 3 4 5 2. Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan

karakteristik peserta didik) 1 2 3 4 5

3. Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika

materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu) 1 2 3 4 5 4. Pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan

tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik 1 2 3 4 5 5. Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah

kegiatan pembelajaran: awal, inti, dan penutup) 1 2 3 4 5 6. Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah

tercermin strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap)

1 2 3 4 5

7. Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran 1 2 3 4 5 8. Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran) 1 2 3 4 5

Skor Total

3.5.3 Instrumen Penilaian Kegiatan Menulis Deskripsi

Kriteria penilaian dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4Kriteria Penilaian Kemampuan Menulis Deskripsi Melalui Pendekatan inkuiri

No Aspek yang Dinilai Kriteria Penilaian Skor Skor Maks.

1 Isi Karangan

a. Karangan ditulis berdasarkan hasil pengamatan objek, memperlihatkan perincian tentang objek, dapat

memindahkan kesan pengamatan, dan membentuk daya khayal pembaca.

b. Karangan ditulis berdasarkan hasil pengamatan objek, memperlihatkan perincian tentang objek, memindahkan kesan pengamatan, tetapi tidak membentuk daya khayal pembaca.

c. Karangan ditulis berdasarkan hasil pengamatan objek, memperlihatkan perincian tentang objek, tidak

memindahkan kesan pengamatan, dan tidak membentuk daya khayal pembaca.

5

4

(54)

d. Karangan ditulis berdasarkan hasil pengamatan objek, tidak memperlihatkan perincian tentang objek, tidak dapat memindahkan kesan pengamatan, dan tidak dapat membentuk daya khayal pembaca.

e. Karangan ditulis bukan berdasarkan hasil pengamatan objek, tidak memperlihatkan perincian tentang objek, tidak dapat memindahkan kesan pengamatan, dan tidak dapat membentuk daya khayal pembaca.

a. Informasi yang dikemukakan jelas, terdapat 1-3 kesalahan pemakaian ejaan, diksi tepat, dan berupaya lebih dapat memperlihatkan perincian tentang objek yang diamati dan tanda baca tepat.

5 b. Informasi yang dikemukakan jelas, terdapat 4-6

kesalahan pemakaian ejaan, diksi tepat, dan berupaya lebih dapat memperlihatkan perincian tentang objek yang diamati dan tanda baca tepat.

c. Informasi yang dikemukakan jelas, terdapat 7-9 kesalahan pemakaian ejaan, diksi tepat, dan berupaya lebih dapat memperlihatkan perincian tentang objek yang diamati dan tanda baca tepat.

d. Informasi yang dikemukakan jelas, terdapat 10-12 kesalahan pemakaian ejaan, diksi tepat, dan berupaya lebih dapat memperlihatkan perincian tentang objek yang diamati dan tanda baca kurang tepat.

e. Informasi yang dikemukakan jelas, terdapat>15

kesalahan pemakaian ejaan, diksi tepat, dan berupaya lebih dapat memperlihatkan perincian tentang objek yang diamati dan tanda baca tidak tepat.

3. Penataan Gagasan

a. Gagasan runtut, tidak berbeli-belit dan pokok pikiran amat jelas

b. Gagasan runtut, tidak berbeli-belit dan pokok pikiran jelas

c. Gagasan runtut, tidak berbeli-belit dan pokok pikiran kurang jelas

d. Gagasan kurang runtut, berbeli-belit dan pokok pikiran kurang jelas

e. Gagasan tidak runtut, berbeli-belit dan pokok pikiran tidak jelas

(55)

Skor yang diperoleh Skor Maksimal

1. Membaca, menandai dan menskor setiap lembar hasil pekerjaan siswa per aspek 1) Isi karangan; 2) penggunaan bahasa; 3) penataan gagasan.

2. Menjumlah skor perolehan pekerjaan siswa.

3. Menentukan tingkat kemampuan siswa menulis karangan deskripsi. 4. Menghitung tingkat kemampuan menulis deskripsi dengan rumus.

Nilai Akhir (NA) = X Skor Ideal (100)

5. Menentukan tingkat kemampuan siswa berdasarkan tolak ukur. Tabel 3.2 Tolak Ukur Penilaian Ketrampilan Menulis Deskripsi

No Rentang Nilai Keterangan

1 85% - 100% Baik Sekali

2 75% - 84% Baik

3 60% - 74% Cukup

4 40% - 59% Kurang

5 0% - 39% Gagal

(Nurgiyantoro, 1987: 363) 3.7 Indikator Keberhasilan

(56)
(57)

40

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan temuan dan hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembelajaran melalui pendektan inkuiri dapat diimplementasikan untuk

meningkatkan kompetensi menulis deskripsi. Hal ini didasarkan pada temuan

sebagai berikut:

1. Pembelajaran menulis deskripsi jika direncanakan dengan baik dan

menggunakan pendekatan inkuiri akan membantu siswa untuk

mengem-bangkan ide-ide yang berkaitan dengan objek yang akan ditulis sehingga

dapat meningkatkan kompetensi menulis deskripsi siswa.

2. Pendekatan inkuiri dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi yang

didesain secara bertahap dan terprogram dapat membantu siswa dalam

menulis karangan deskripsi, siswa lebih senang belajar Bahasa Indonesia,

terutama pada pembelajaran menulis karangan deskripsi yang selama ini tidak

disukai siswa, pembelajaran menjadi efektif dan siswa aktif.

3. Penilaian hasil kerja siswa yang dipantau dan ditindak lanjuti secara

terus-menerus akan membantu siswa untuk meningkatkan kompetensi menulis

karangan deskripsi, kompetensi siswa dalam menulis karangan deskripsi

(58)

41

4. Skor rata-rata kemampuan menulis karangan deskripsi pada prasiklus, di kelas

IVB SD Negeri 1 Rajabasa adalah 50,62 dengan kategori kurang, menjadi

63,96 dengan kategori cukup pada siklus I, dan 75,12 dengan kategori Baik

pada siklus II. Setiap siklus terjadi peningkatan diantaranya: (a) peningkatan

ketuntasan belajar kelas IVB pada prasiklus sebanyak 2 siswa atau persentase

5%, 19 atau 60% pada siklus I, dan 28 atau 85% pada siklus II; (b) nilai

tertinggi yang diperoleh siswa di kelas IVB pada prasiklus 65, 70 pada siklus

I, dan 85 pada siklus II.

5.2Saran

Sehubungan dengan simpulan penelitian ini, peneliti mengemukakan saran kepada

guru Bahasa Indonesia, dalam hal ini guru kelas IVB SD Negeri 1 Rajabasa

Kecamatan Rajabasa Bandarlampung sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam menulis karangan deskripsi,

hendaknya guru menyusun rencana pembelajaran yang efektif, kreatif, dan

inovatif. Pembelajaran melalui pendekatan inkuiri dapat dijadikan sebagai

salah satu altenatif pembelajaran di sekolah.

2. Dalam pembelajaran, guru hendaknya merencanakan dan memperhatikan

kebutuhan lingkungan siswa, pendekatan, strategi, metode, media dan evaluasi

agar pembelajaran lebih berorientasi pada proses atau tujuan, bukan pada

target materi yang harus diselesaikan.

3. Dalam memberikan pelatihan kepada siswa hendaknya hasil pelatihan

(59)

42

pelatihan, dan mengetahui letak kelemahan yang perlu mereka benahi

sehingga siswa dapat meningkatkan kompertensinya.

4. Dalam membelajarkan siswa hendaknya selalu mengupayakan adanya

pembiasaan kecakapan hidup, agar siswa memiliki kompetensi kognitif,

efektif, dan psikomotor yang baik dalam bidang menulis, khususnya menulis

(60)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA

KELAS IVB SD NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh

HERMARIKA NPM 1113066005

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(61)

Gambar

Tabel 1.1  Sebaran Jumlah Siswa Menurut Klasifikasi Rentang Nilai Hasil
Gambar 3.1 Model Siklus Modifikasi dari Wardhani (2006:2.16) Gambar 3.1 Model Siklus Modifikasi dari Wardhani (2006:2.16)
Table 3.2 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru
Tabel 3.3 Instrumen Penilaian Perencanaan pembelajaran (IPPP)
+3

Referensi

Dokumen terkait

PEMBUATAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN GAME BERBASIS METODE DISCOVERY PADA MATERI KONSEP DASAR INSTALASI SISTEM OPERASI DI SMK.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pendekatan Arsitektur Neo -Vernakular digunakan untuk mendapatkan desain arsitektur museum yang menerapkan dengan nilai-nilai budaya Palembang dalam bentuk

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap efektivitas sekolah di sekolah

desa lain. Kemudian selain dampak positif yang dirasakan oleh perempuan pengrajin batik ini ada juga dampak negatif dari peran yang dilakukannya yaitu yang

Hasil penelitian diketahui adanya perbedaan dan peningkatan daya terima siswa terhadap pengembangan media komik makanan bergizi antara penerapan sebelum dan sesudah

Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian tindakan kelas ini hasil belajar meningkat sebanyak 58%, hipotesis yang menyatakan “ Melalui penerapan metode GI

Bertolak dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis merumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah aktivitas belajar dan hasil peserta didik kelas III SD

Permasalahan yang sering terjadi di kawasan perkotaan adalah kurangnya fasilitas parkir di luar badan jalan, baik berupa taman parkir atau gedung parkir sehingga