• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS GADJAH MADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIVERSITAS GADJAH MADA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS GADJAH MADA

NASKAH AKADEMIK PEMBELAJARAN DI UGM

Student Teacher Aesthetic Role-sharing (STAR)

Pusat Pengembangan Pendidikan (P3)

(2)

Daftar Isi ii D :\My Docum ents\U G M\P 3\200 8\ST AR\Final\N askah Akadem ik ST AR 3 Agus tu s 2008. doc ( 112 Kb)

Daftar Isi

Daftar Isi ... ii

 

Kata Pengantar ... iii

 

I.

 

Student Teacher Aesthetic Role-sharing (STAR) ... 4

 

II.

 

Latar Belakang ... 4

 

III.

 

Landasan ... 5

 

IV.

 

Proses Pembelajaran ... 5

 

V.

 

Unsur-unsur STAR ... 6

 

VI.

 

Pelaksanaan Kegiatan STAR ... 7

 

(3)

Kata Pengantar iii D :\My Docum ents\U G M\P 3\200 8\ST AR\Final\N askah Akadem ik ST AR 3 Agus tu s 2008. doc ( 112 Kb)

Pada tahun 2004 Student-Centered Learning (SCL) mulai disosialisasikan kepada para dosen Universitas Gadjah Mada (UGM). Sosialisasi ini kemudian ditindaklanjuti dengan pelatihan SCL, pelatihan Tutorial, dan pelatihan Student Assessment sebagai bagian integral dari SCL. Benih SCL yang ditebarkan di seluruh Fakultas di lingkungan UGM mulai tumbuh dan berkembang. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan SCL cukup bervariasi, ada yang “subur” dan ada pula yang “kurang subur”. Sementara itu, implementasi SCL ada yang bersifat individual (dosen), kelompok (teaching team), dan institusional (Jurusan, Fakultas). Evaluasi terhadap keberhasilan pergeseran paradigma ini telah dilakukan dengan cara

monitoring dan lokakarya.

Di dalam SCL peran dosen bergeser, dari sumber utama informasi menjadi fasilitator dan mitra pembelajaran. Peran ini masih perlu ditingkatkan, dengan cara lebih mendekatkan hubungan antara dosen dan mahasiswa. Peningkatan ini selaras dengan kandungan “Patrap Triloka” (“ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri andayani”). SCL dan “Patrap Triloka” menginspirasi adanya “SCL-Plus”, yaitu peningkatan mitra pembelajaran timbal-balik antara dosen dan mahasiswa yang berkarakter serasi. Hal ini kemudian dikemas dalam satu program yang disebut sebagai

Student Teacher Aesthetic Role-sharing (STAR)

Dengan demikian program STAR bukanlah program baru, melainkan suatu program SCL tahap lanjut, dengan perhatian khusus atau penekanan pada terjalinnya hubungan serasi antara dosen dan mahasiswa dalam rangka menuju kepribadian kesarjanaan. Sebenarnyalah bahwa hubungan serasi antarindividu maupun di dalam kelompok didasari oleh nilai kemanusiaan yang indah atas karunia Tuhan Yang Maha Kuasa.

Yogyakarta, Juni 2008

Ketua Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

Prof. dr. Harsono, Sp. S(K) NIP. 140 055 199

(4)

Student Teacher Aesthetic Role-sharing (STAR) hal. 4 D :\My Docum ents\U G M\P 3\200 8\ST AR\Final\N askah Akadem ik ST AR 3 Agus tu s 2008. doc ( 112 Kb)

I.

Student Teacher Aesthetic Role-sharing (STAR)

STAR - Hubungan Serasi Mahasiswa-Dosen UGM Menuju Kepribadian Kesarjanaan

STAR (Student Teacher Aesthetic Role-sharing) adalah suatu kegiatan untuk membawa mahasiswa dan dosen dalam suatu hubungan/suasana akademik yang lebih erat dan serasi. Dengan STAR diharapkan mahasiswa lebih merasa nyaman dalam berkomunikasi dengan dosen dan sebaliknya dosen memperhatikan/membimbing mahasiswa dengan intensitas yang lebih tinggi. Dengan demikian terbangun atmosfer akademik yang kondusif dan menghasilkan mahasiswa yang mandiri, kreatif, dan inovatif serta dosen yang peduli terhadap pertumbuhan akademik mahasiswa. (mengikuti perkembangan mahasiswa satu per satu secara individual). Oleh karena itu STAR dapat diartikan sebagai

STAR - Hubungan Serasi Mahasiswa-Dosen UGM Menuju Kepribadian Kesarjanaan

II. Latar

Belakang

Dalam pelaksanaan SCL (Student Centered Learning), sebenarnya Universitas Gadjah Mada telah melaksanakan 3N yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara, yaitu Niteni (memperhatikan), Nirokake (menirukan), dan

Nambahi (menambahi). Namun demikian, masih perlu diadakan penekanan

pada N yang ketiga, yaitu Nambahi. UGM telah memperhatikan secara seksama (Niteni) terjadinya pergeseran paradigma bidang pendidikan dari

teacher centered ke student centered. Hal tersebut kemudian menginspirasi

UGM untuk Nirokake dengan mengubah paradigma pembelajarannya dari

Teacher Centered Learning (TCL) ke Student Centered Learning (SCL). Renstra

(rencana strategis) UGM Tahun 2002-2007 menjadi dasar kegiatan SCL yang telah dimulai pada tahun 2004, mulai dari tahap sosialisasi, pelatihan, pelaksanaan, monitoring, serta evaluasi proses. Ke dua N tersebut di atas (Niteni, Nirokake) masih perlu dilengkapi dan dikembangkan (Nambahi) dengan proses dinamik berbasis budaya. Pada kegiatan 3N yang dikemukakan Ki Hadjar Dewantara dapat ditambahkan N yang keempat yaitu Nulari atau Nularake. Ilmu yang telah dipelajari oleh dosen dan mahasiswa harus disebarluaskan untuk memastikan keberlanjutan dari materi ilmu tersebut; agar ilmu tersebut dapat berkembang, dikembangkan dan disebarluaskan sehingga lebih bermanfaat. Dengan cara Nularake ini pula maka mahasiswa diajak dan diberi teladan untuk menjadi pembelajar seumur hidup. Dengan demikian sejak menjadi mahasiswa sampai lulus dan

(5)

Landasan hal. 5 D :\My Docum ents\U G M\P 3\200 8\ST AR\Final\N askah Akadem ik ST AR 3 Agus tu s 2008. doc ( 112 Kb)

secara terus-menerus. Kearifan lokal (local wisdom) tersebut merupakan aspek yang perlu ditambahkan sehingga tercapai hubungan aestetik (STAR). Ki Hadjar Dewantara sendiri telah menciptakan model pendekatan pembelajaran berbasis kearifan lokal yang dikenal sebagai: ing ngarsa sung

tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri andayani. Model pendekatan tersebut

dapat dimaknai sebagai: di depan menjadi contoh, di tengah memotivasi, dan di belakang memberi dukungan agar peserta didik berkembang.

Bila dosen UGM dalam menerapkan SCL dapat melengkapinya dengan kearifan lokal, yaitu ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri

andayani maka tercapai suatu sistem pembelajaran yang lebih aestetik yang

meningkatkan interaksi akademik dosen-mahasiswa sehingga pembelajaran menjadi lebih berhasilguna. Sistem pembelajaran ini merupakan inovasi pembelajaran khas UGM yang dinamai STAR.

III. Landasan

Ada beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan di UGM yang merupakan landasan kuat untuk kegiatan STAR. Kegiatan yang dimaksud adalah

Student Centered Learning, Program Peningkatan Kepemimpinan Berkualitas

dari Progam DUE-Like yaitu, Pelatihan RPKPS (Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester), Pelatihan Student Assessment, dan Pelatihan Tutorial, serta pelatihan lain yang diselenggarakan secara rutin.

Pelatihan dalam bidang pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan suasana belajar dalam kelas dan luar kelas yang menghasilkan suasana akademik yang kondusif.

STAR bukan kegiatan baru tetapi sebenarnya sudah inheren dan menyatu

dalam kegiatan pembelajaran. Usaha untuk meningkatkan suasana harmonis mahasiswa-dosen, maka dosen senantiasa berusaha menjadi teladan (role

model) bagi mahasiswa, demikian pula dosen berusaha memotivasi dan

memberi dukungan agar mahasiswa menjadi pembelajar mandiri, menjadi pembelajar sepanjang hayat, percaya diri dan menjadi problem solver.

IV. Proses

Pembelajaran

1. Interaksi kelas akan efektif bila terjadi hubungan yang erat dan serasi antara mahasiswa-dosen. Di dalam kelas sering kali ada mahasiswa yang belum terbiasa atau enggan mengajukan pertanyaan. Pada keadaan ini tugas dosen untuk berusaha menyemangati dan menfasilitasi mahasiswa agar memiliki keberanian bertanya, sehingga interaksi kelas yang efektif dapat tercapai. Kiat yang dapat diterapkan agar mahasiswa suka bertanya dalam kelas yaitu: Ketika dosen memberi kuliah atau segera

(6)

Unsur-unsur STAR hal. 6 D :\My Docum ents\U G M\P 3\200 8\ST AR\Final\N askah Akadem ik ST AR 3 Agus tu s 2008. doc ( 112 Kb)

setelah dosen selesai memberi kuliah ada satu atau beberapa asisten yang berada di tengah mahasiswa. Asisten tersebut dimaksudkan dapat menunjuk salah seorang mahasiswa secara acak untuk berdiri dan mengajukan pertanyaan. Cara lain adalah, pada awal kuliah/presentasi dosen memberi informasi kepada mahasiswa bahwa selama kuliah berlangsung mahasiswa harus menuliskan sekurang-kurangnya tiga pertanyaan. Pada akhir kuliah setiap mahasiswa akan diminta untuk mengajukan pertanyaan tentang materi kuliah. Tentu saja masih banyak kiat-kiat lain untuk menghasilkan interaksi kelas yang produktif tergantung pada dosen dan mahasiswa. Kiat-kiat tersebut perlu dihimpun untuk disebarluaskan dan diterapkan.

2. Usaha untuk meningkatkan kontak mahasiswa dosen seyogyanya tidak hanya diusahakan di dalam kelas tetapi juga di luar kelas. Berdiskusi tentang ilmu dan social skills dapat dilaksanakan secara informal dalam pertemuan antara mahasiswa dan dosen diluar kelas. Hal ini dilakukan untuk membina kedekatan ilmiah antara mahasiswa dan dosen serta untuk memupuk kepercayaan antara kedua pihak.

3. Dosen sering menjadi panutan bagi mahasiswa. Sering kali ada pernyataan adanya “dosen favorit”, hal ini dapat menimbulkan beban bagi dosen tersebut, karena selain materi (yang memang harus dikuasainya) dosen juga harus menguasai communication skills. Dosen harus mengusahakan agar dapat menjadi teladan bagi mahasiswa. Karena dosen akan menjadi panutan atau role model dari mahasiswa maka dosen harus menyiapkan kuliah dengan baik, harus disiplin, dan tepat waktu.

4. Dalam perkuliahan selain ranah kognitif dan psikomotorik dari mahasiswa, juga harus diperhatikan ranah afektifnya. Untuk itu dosen perlu memberi motivasi kepada mahasiswa. Cara memberi motivasi dapat dipelajari, tetapi dalam penerapannya sangat tergantung pada selera dan karakter dosen dan mahasiswa.

5. Mahasiswa setelah lulus dan melaksanakan pekerjaannya sering berada dalam posisi memimpin. Untuk itu lulusan UGM perlu mengetahui leadership. Leadership dapat dipelajari dari contoh dalam kelas atau dari kegiatan dalam kelas terutama dalam pembelajaran berpusat mahasiswa (SCL).

V. Unsur-unsur STAR

Dari pembahasan di atas diperoleh unsur-unsur STAR sebagai berikut: 1. Kemandirian, kreativitas, keinovatifan, kepercayadirian, dan

kepemimpinan mahasiswa. 2. Motivasi tinggi untuk belajar. 3. Patrap Triloka dosen

a) Ing ngarsa sung tulada (keteladanan). b) Ing madya mangun karsa (pemberdayaan).

(7)

Pelaksanaan Kegiatan STAR hal. 7 D :\My Docum ents\U G M\P 3\200 8\ST AR\Final\N askah Akadem ik ST AR 3 Agus tu s 2008. doc ( 112 Kb)

4. Keharmonisan dalamkomunikasi akademik.

5. Sinergi bagi para pemangku kepentingan (stakeholders).

VI. Pelaksanaan

Kegiatan

STAR

Dasar pelaksanaan kegiatan STAR adalah kecintaan dosen pada mahasiswa dan profesinya. Cinta pada mahasiswa berarti keinginan yang tulus untuk membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran.

Untuk dapat mencapai hal ini maka dosen secara internally driven memberikan kuliah dan proses pembelajaran dengan penuh semangat, cinta, aktualisasi, dan nurani yang tulus (SCAN).

Dosen melakukan pekerjaan dengan peduli pada aktualisasi cita-cita edukasi (PACE).

Dosen membuat program pembelajaran untuk mata kuliah yang menjadi tanggung jawabnya sehingga dapat dicapai proses pembelajaran yang interaktif dengan mahasiswa. Tujuannya adalah agar mahasiswa menjadi berilmu dan terampil dalam pengetahuan bidang ilmu yang terkait dengan mata kuliah yang diasuh.

Walaupun demikian yang penting dan utama adalah menjadikan mahasiswa bersikap baik dan mempunyai etika. Mahasiswa mendapat nilai-nilai atau

values yang penting dan bermanfaat baginya dalam pekerjaannya dan

kehidupannya di masa depan.

Dosen berusaha agar mahasiswa memperoleh ilmu pengetahuan, nilai, ketrampilan, serta sikap dan etika (INKS). Seluruh usaha dosen dalam berinteraksi dengan mahasiswa untuk mata kuliah yang diasuhnya adalah untuk memberikan pada mahasiswa segala yang tersebut di atas.

Kekhasan STAR adalah pada penerapan Patrap Triloka dalam perkuliahan. Dalam interaksi kelas untuk setiap mata kuliah dosen berusaha dan mempunyai cara-cara sendiri untuk menjadi Teladan (T = Tulada ), memberi motivasi (K = Karsa), dan mendukung atau mendorong (A = Andayani) mahasiswa agar berhasil. Dosen yang menjalankan STAR untuk mata kuliah yang diasuhnya harus mempunyai kiat-kiat untuk menerapkan tiga hal di atas dalam interaksi kelas. Setiap mata kuliah akan memberi bobot atau persentase yang berbeda pada Tulada, Karsa dan Andayani bergantung pada sifat mata kuliah. Pembagian persentase ini dapat diperlihatkan dalam segitiga T-K-A seperti pada Gambar 1 dan tiap luasan segitiga kecil menunjukkan porsi T-K-A dalam mata kuliah tersebut. Porsi ini akan berbeda untuk matakuliah yang berbeda.

Dalam memfasilitasi mahasiswa untuk menguasai ilmu pengetahuan, nilai-nilai dan ketrampilan, sikap/etika dari suatu matakuliah (INKS) dapat dipakai cara pembobotan yang sama tetapi dalam suatu visualisasi

(8)

segi-empat (lihat Gambar 1).

Dalam pelaksanaan pembelajaran STAR pada tahap awal akan dilakukan dengan pemberian hibah kompetisi pembuatan bahan ajar (Hibah STAR). Para calon penerima hibah mengajukan rencana perkuliahan seperti disajikan di atas ditambah dengan konsep operasionalisasi yang disertai dan indikator kinerja dan program penganggaran.

metoda penyampaian materi pembelajaran

S

K

N

I

A

K

T

D :\My Docum ents\U G M\P 3\200 8\ST AR\Final\N askah Akadem ik ST AR 3 Agus tu s 2008. doc ( 112 Kb)

Gambar 1. Proses Pembelajaran STAR UGM

(9)

Daftar Pustaka hal. 9 D :\My Docum ents\U G M\P 3\200 8\ST AR\Final\N askah Akadem ik ST AR 3 Agus tu s 2008. doc ( 112 Kb)

Daftar Pustaka

Brookfield SD. Understanding and Facilitating Adult Learning: A Comprehensive Analysis of Principles and effective Practices. Jossey-Bass, San Farnsisco, 1986.

Ki Hadjar Dewantara. Pendidikan Nasional, dalam Karja Ki Hadjar Dewantara, Majleis Luhur Persatuan Taman Siswa, Jogjakarta 1962; 47-65.

Phifer SJ. Setting Up & Facilitating Student-Centered Classrooms. A Scarecrow Education Book, London 2002.

Weimer M. Learner-Centered Teaching: Five Key Changes to Practice; Jossey-Bass, San Fransisco 2002

Referensi

Dokumen terkait

Dari data di atas maka dapat diketahui bahwa efisiensi rata-rata penggunaan bahan bakar premium yang paling maksimal adalah ketika menggunakan manifold 4 dan dengan penambahan

Ketua Program Studi Magister Manajemen Universitas Mercu Buana, menugaskan kepada dosen- dosen yang tercantum dalam Lampiran Surat Tugas ini, untuk menjadi Dosen – Dosen

Sedangkan perbedaannya adalah hanya melakukan penelitian pada keanekaragaman jenis capung dan perbedaan lainnya yaitu pada tempat penelitian sebelumnya dilaksanakan di

Akan tetapi hasil ini tidak dapat mendukung penelitian yang dilakukan Mishra (2007) pada BSE yang menemukan terjadi perubahan yang signifikan terhadap volume setelah

diteliti, berdasarkan dampak negatif terbesar, sehingga data tersebut sudah terlihat dapat menentukan urutan klausul yang paling berdampak pada sasaran proyek, data penentuan

Penggunaan tipografi yang dilakukan oleh surat kabar Thairath tidak sesuai, karena huruf yang digunakan pada subhead di halaman muka surat kabar tersebut ukuran hurufnya hampir

pengembalian dana mitra pasif secara bertahap) dinilai sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset non-kas yang diserahkan untuk usaha musyarakah pada awal akad ditambah

Sesuai dengan judul yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini maka, dapat dijelaskan bahwa tingkat pendidikan Badan Saniri Ohoi sangat berpengaruh