41
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran
Umum
Perusahaan
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sampel stock splits yang pernah
dilakukan oleh perusahaan di Bursa Efek Indonesia untuk semua katagori industri pada tahun 2006-2010. Berikut adalah daftar perusahaan yang melakukan aktivitas
stock splits selama periode penelitian yang telah memenuhi kriteria penelitian. Data
ditampilkan berdasarkan tahun pelaksanaan stock splits (Tabel 4.1).
Tabel 4.1 Daftar Stock splits Berdasarkan Tahun Pelaksanaan
Tahun No. Nama Perusahaan Kode Rasio Awal Trade Nominal
Baru 2006 1 Pelayaran tempuran Emas Tbk, PT TMAS 1 : 2 17-Mar-06
2 Pembangunan Jaya Ancol Tbk, PT PJAA 1 : 2 10-Jul-06
3 Lippo Karawaci Tbk, PT LPKR 1 : 2 28-Jul-06
4 Jaya Real Property Tbk, PT JRPT 1 : 5 14-Aug-06
5 Tempo Scan Pacific Tbk, PT TSPC 1 : 10 14-Sep-06
6 Arpeni Pratama Ocean Line Tbk, PT APOL 1 : 2 24-Nov-06
2007 1 Bimantara Citra Tbk, PT BMTR 1 : 5 24-Apr-07
2 Davomas Abadi Tbk, PT DAVO 1 : 2 28-May-07
3 Aneka Tambang Tbk, PT ANTM 1 : 5 12-Jul-07
4 AKR Corporindo Tbk, PT AKRA 1 : 5 27-Jul-07
5 Semen Gresik Tbk, PT SMGR 1 : 10 07-Aug-07
6 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk, PT SOBI 1 : 5 22-Aug-07
7 Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT CPIN 1 : 2 01-Nov-07
8 Jaya Pari Steel Tbk, PT JPRS 1 : 5 12-Dec-07
2008 1 International Nickel Indonesia Tbk, PT INCO 1 : 10 15-Jan-08
2 Panin Sekuritas Tbk, PT PANS 1 : 2 21-Jan-08
3 Bank Central Asia Tbk, PT BBCA 1 : 2 28-Jan-08
4 Panorama Sentrawisata Tbk, PT PANR 1 : 3 11-Feb-08
5 Suryainti Permata Tbk, PT SIIP 1 : 4 12-Mar-08
6 Delta Dunia Petroindo Tbk, PT DOID 1 : 2 15-Apr-08
7 Mitra Rajasa Tbk, PT MIRA 1 : 2 30-May-08
8 Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Tbk, PT PGAS 1 : 5 4-Aug-08
9 Berlina Tbk, PT BRNA 1 : 2 4-Aug-08
10 Ttimah (PERSERO) Tbk, PT TINS 1 : 10 8-Aug-08
2009 1 Arwana Citramulia Tbk, PT ARNA 1 : 2 11-Sep-09 2010 1 Ciputra Development Tbk, PT CTRA 1 : 2 15-Jan-10
2 Intiland Development Tbk, PT DILD 1 : 2 26-Jul-10
3 Darya-Varia Laboratoria Tbk, PT DVLA 1 : 2 12-Nov-10
4 Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT CPIN 1 : 5 8-Dec-10
Sumber : Ksei
4.2 Analisis Data dan Pembahasan
4.2.1 Analisis dan Pembahasan Pengaruh Stock Split terhadap Price, Return,
Volume, dan Volatility.
Pada bagian ini peneliti ingin menganalisis pengaruh stock splits
terhadap price, return, volume dan volatility sekitar ex-date. Pengujian ini
sama seperti yang dilakukan oleh Mishra (2007) terhadap variabel price, return, volume dan volatility saham sekitar ex-date. Peneliti melakukan
1. Uji Paired-samples t-test
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah terdapat perbedaan antara rata-rata price, return, volume dan volatility saham sebelum dan sesudah
dilakukan stock splits. Pengujian dilakukan dengan menggunakan paired-samples t-test selama periode pengamatan. Alat yang digunakan untuk menguji
adalah SPSS 17.
Pengujian ini bertujuan untuk membandingkan rata-rata sebelum dan sesudah. Data harian sebelum sebanyak 60 hari, kemudian dirata-ratakan untuk masing-masing aktivitas stock splits, begitu juga dengan data harian sesudah stock splits dirata-ratakan. Dari hasil proses tersebut didapat dua kelompok,
yaitu 30 data sebelum dan 30 data sesudah aktivitas stock splits dan selanjutnya
penulis menggunakan uji paired-samples t-test untuk membandingkan kedua
kelompok tersebut. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Uji Paired-samples t-test untuk Price, Return, Volume dan Volatility
Paired Samples Statistics
N Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 Price_sebelum 30 8819.55 19028.16 3474.05
Price_sesudah 30 7772.92 16387.14 2991.87
Pair 2 Return_sebelum 30 0.09 0.18 0.03
Return_sesudah 30 -0.05 0.20 0.04
Pair 3 Volume_sebelum 30 5656800.00 10818100.00 1975100.00
Volume_sesudah 30 5665600.00 7449760.00 1360130.00
Pair 4 Volatility_sebelum 30 2.01 2.44 0.45
Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. (2-tailed) 95% Confidence Interval of the Difference
Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper
Pair 1 Price_sebelum - Price_sesudah 1046.63 4313.81 787.59 -564.17 2657.43 1.33 29.00 0.19 Pair 2 Return_sebelum - Return_sesudah 0.15 0.20 0.04 0.07 0.22 3.93 29.00 0.00 Pair 3 Volume_sebelum - Volume_sesudah -8813.25 6075210 1109180 -2277340 2259710 -0.01 29.00 0.99 Pair 4 Volatility_sebelum - Volatility_sesudah -1.14 4.26 0.78 -2.73 0.45 -1.46 29.00 0.15
Sumber : data olahan SPSS 17
¾ Uji Statistic : Paired-samples t-test
¾ α = 0.05 (Tingkat kepercayaan 95%)
¾ Tolak H0, jika |t-value| > t-table atau sig. < α (0.05) dari hasil t-table
diperoleh nilai 2.045. ¾ Pengambilan keputusan :
a. H01 : Tidak terdapat perbedaan antara price sebelum dan sesudah stock splits.
H11 : Terdapat perbedaan antara price sebelum dan sesudah stock splits.
Hasil menunjukkan t-value = |1,329| < 2.045, maka H01 diterima, jadi tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara price sebelum dan sesudah stock splits.
b. H02 : Tidak terdapat perbedaan antara return sebelum dan sesudah stock splits.
Hasil menunjukkan t-value = |3.930| > 2.045, maka H01 ditolak, jadi terdapat
perbedaan yang signifikan antara return sebelum dan sesudah stock splits.
c. H03 : Tidak terdapat perbedaan antara volume sebelum dan sesudah stock splits.
H13 : Terdapat perbedaan antara volume sebelum dan sesudah stock splits.
Hasil menunjukkan t-value = |-0.08| < 2.045, maka H01 diterima, jadi tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara volume sebelum dan sesudah stock splits.
d. H04 : Tidak terdapat perbedaan antara volatility sebelum dan sesudah stock splits.
H14 : Terdapat perbedaan antara volatility sebelum dan sesudah stock splits.
Hasil menunjukkan t-value = |-1.464| < 2.045, maka H01 diterima, jadi tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara volatility sebelum dan sesudah stock splits.
2. Uji Binomial z-statistic
Untuk menguji perubahan yang signifikan pada price, return, volume dan volatility, penelitian ini menggunakan Uji statistik non-parametrik dengan
lebih besar dari sebelum. Hasil proporsi tersebut yang nantinya digunakan untuk menghitung binomial z-statistic.
Tabel 4.3 menunjukkan hasil proporsi dengan membandingkan nilai sebelum untuk masing-masing variabel dari 30 sampel. Sebanyak 14 stock splits yang
menunjukkan price sesudah lebih besar dibandingkan sebelum aktivitas stock splits
(proporsi 0.467). Sedangkan sebanyak 8 sampel yang menunjukkan return sesudah
lebih besar dari sebelum stock splits (proporsi sebesar 0.267). Hasil untuk volume
menunjukkan sebanyak 16 sampel dengan nilai sesudah lebih besar dari sebelum terjadinya stock splits dengan proporsi 0.533. Sebanyak 21 sampel yang menunjukkan
bahwa volatiliy sesudah lebih besar dari sebelum stock splits dengan proportion
sebesar 0.7.
Tabel 4.3 Hasil Uji Binomial z-statistic untuk Price, Return, Volume dan Volatility
Binomial Test
Category N Observed Prop. Test Prop.
Asymp. Sig. (2-tailed)
Price Group 1 Sesudah > Sebelum 14 .47 .50 .856a Group 2 Sesudah < Sebelum 16 .53 Total 30 1.00
Return Group 1 Sesudah < sebelum 22 .73 .50 .016a Group 2 Sesudah > sebelum 8 .27 Total 30 1.00
Volume Group 1 Sesudah > sebelum
16 .53 .50 .856a
Group 2 Sesudah < sebelum
Total 30 1.00
Volatility Group 1 Sesudah > sebelum 21 .70 .50 .043a Group 2 Sesudah < sebelum 9 .30 Total 30 1.00 a. Based on Z Approximation. Sumber : data olahan SPSS 17
¾ Uji Statistic : Binomial z-statistic
¾ α = 0.05 (Tingkat kepercayaan 95%)
¾ Tolak H0, jika |z-stat.| > 1.96 atau sig. < α (0.05), dimana z-stat = 2( p – 0.5)
(√ )
¾ Pengambilan keputusan :
a. H01 : Setengah dari seluruh perusahaan yang melakukan stock splits mengalami
kenaikan price.
H11 : kurang atau lebih dari setengah dari seluruh perusahaan yang melakukan
stock splits mangalami kenaikan price.
Hasil menunjukkan z-stat = |-0.365| < 1.96, maka H01 diterima, jadi setengah
dari seluruh perusahaan yang melakukan stock splits mengalami kenaikan price.
b. H02 : Setengah dari seluruh perusahaan yang melakukan stock splits mengalami
kenaikan return.
H12 : kurang atau lebih dari setengah dari seluruh perusahaan yang melakukan
Hasil menunjukkan z-stat = |-2.556| > 1.96, maka H01 ditolak, jadi kurang dari
setengah dari seluruh perusahaan yang melakukan stock splits mangalami
kenaikan return.
c. H03 : Setengah dari seluruh perusahaan yang melakukan stock splits mengalami
kenaikan volume.
H13 : kurang atau lebih dari setengah dari seluruh perusahaan yang melakukan
stock splits mangalami kenaikan volume.
Hasil menunjukkan z-stat = |0.533| < 1.96, maka H01 diterima, jadi setengah
dari seluruh perusahaan yang melakukan stock splits mengalami kenaikan volume.
d. H04 : Setengah dari seluruh perusahaan yang melakukan stock splits mengalami
kenaikan volatility.
H14 : kurang atau lebih dari setengah dari seluruh perusahaan yang melakukan
stock splits mangalami kenaikan volatility.
Hasil menunjukkan z-stat = |2.191| > 1.96, maka H01 ditolak, jadi lebih dari
setengah dari seluruh perusahaan yang melakukan stock splits mangalami
kenaikan volatility.
3. Pembahasan
Dalam Tabel 4.4 merupakan rangkuman dari informasi mengenai price, return, volatility dan volume untuk keseluruhan sampel sebelum dan sesudah melakukan stock splits. periode sebelum dan sesudah menunjukkan 60 hari sebelum dan sesudah
tanggal stock splits. t-stat merupakan hasil uji paired-samples t-test dengan
membandingkan rata-rata (mean) dari kedua periode tersebut. (*) menunjukkan
bahwa hipotesis awal ditolak dengan tingkat kepercayaan 95%.
Tabel 4.4 Price, return, volume, dan volatility sebelum dan sesudah stock splits.
Variabel N Sebelum Sesudah t-Stat.
Mean Std. Dev Mean Std. Dev.
Price 30 8,819.547 19,028.156 7,772.918 16,387.138 1.329
Return 30 0.093 0.178 -0.053 0.202 3.930*
Volume 30 5.656 10.8181 5.6656 7.44979 -0.008
Volatility 30 2.014 2.443 3.154 3.479 ‐1.464 Sumber : data olahan
Hasil analisis deskriptrif pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa price mengalami
penurunan dari 8819.547 menjadi 7772.918 setelah terjadinya aktivitas stock splits.
Hal yang sama juga terjadi pada return yang mengalami penurunan setelah stock splits, return menurun dari 0.093 menjadi -0.053. Hasil berbeda ditunjukan pada volume dan volatility yang mengalami kenaikan setelah terjadinya stock splits. Volume meningkat dari 5.656 menjadi 5.6656 setelah stock splits. Volatility
mengalami peningkatan 2.014 menjadi 3.154 mengikuti aktivitas stock splits.
Hasil yang sama juga ditemui pada penelitian Mishra (2007), yang menyebutkan bahwa price dan return menurun setelah terjadinya stock splits. Hal ini
menjelaskan bahwa stock splits memberikan dampak negatif terhadap price (harga
saham) dan return. Sedangkan untuk volume dan volatility mengalami peningkatan
Tabel 4.5 Pengaruh stock splits pada price, return, volume dan volatility
Variabel N Z-Stat. Pr(Sesudah>sebelum)
Price 30 -0.365 0.467
Return 30 -2.556* 0.267
Volume 30 0.533 0.365
Volatility 30 2.191* 0.700 Sumber : data olahan
Dari Tabel 4.5 merupakan rangkuman hasil dari binomial z-statistic untuk
perubahan price (harga saham), return, volume dan volatility. Hasil menunjukkan
proporsi harga saham sesudah lebih besar dari sebelum stock splits sebesar 0.467.
Hasil uji binomial z-statistik menunjukkan setengah dari seluruh perusahaan yang
melakukan stock splits mengalami kenaikan harga saham, akan tetapi uji paired-samples t-test menunjukkan perubahan antara sebelum dan sesudah tidak signifikan
(t-stat = 1.329 dari Tabel 4.5). Hal ini memberikan bukti bahwa stock splits
mempunyai pengaruh negatif terhadap harga saham (price). Peneliti melihat perilaku price yang berubah menjadi tidak konsisten sekitar ex-date. Hasil penelitian ini tidak
bisa mendukung penelitian yang dilakukan Mishra (2007) dan Conroy, et al. (1990) karena tidak mendapatkan hasil uji paired-samples t-test yang menunjukkan tidak
terdapat perubahan yang signifikan.
Proporsi dalam penelitian return sesudah stock split melebihi sebelum adalah
0.267, hasil uji binomial z-statistik menunjukkan bahwa kurang dari setengah
perusahaan yang melakukan stock splits mengalami kenaikan return. Penelitian ini
oleh informasi yang beredar di pasar memiliki efek negatif pada return, hal serupa
juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan Misrah (2007) yang menunjukkan bahwa terjadinya penurunan yang signifikan antara sebelum dan sesudah stock splits.
Proporsi volume perdagangan sesudah lebih besar dari sebelum stock splits
sebesar 0.365. Hasil uji binomial z-statistic menunjukkan bahwa setengah dari
seluruh peruahaan yang melakukan stock splits mengalami kenaikan volume
perdagangan. Hasil uji paired-sample t-test menunjukkan perubahan volume sebelum
dan sesudah tidak signifikan (t-stat sebesar -0.008 dari Tabel 4.5). Hasil ini tidak
dapat mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mishra (2007), dikarenakan hasil uji statistik tidak terdapat perubahan yang signifikan.
Pada Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji binomial z-statistic terhadap volatility
dengan proporsi pada kasus ini sesudah lebih besar dari sebelum stock splits sebesar
0.7. akan tetapi hasil uji statistik menunjukkan perubahan dari volatility antara
sebelum dan sesudah tidak signifikan (t-stat : -1.464 dari Tabel 4.5). Hal yang sama
ditemui dalam penelitian Klein dan Peterson (1988) dan Dubofsky (1991) yang mengatakan terjadinya peningkatan terhadap volatility mengikuti aktivitas stock splits
setelah pengendalian harga saham. Akan tetapi hasil ini tidak dapat mendukung penelitian yang dilakukan Mishra (2007) pada BSE yang menemukan terjadi perubahan yang signifikan terhadap volume setelah stock splits.
4.2.2 Analisis dan Pembahasan Pengaruh Stock splits terhadap Liquidity Saham
Sesuai dengan tujuan dari stock splits yaitu untuk meningkatkan likuiditas suatu
saham, maka pada bagian ini peneliti melakukan analisis efek stock splits terhadap
likuiditas suatu saham. Peneliti akan melakukan beberapa uji statistik terhadap beberapa variabel yang berkaitan dengan likuiditas. Penelitian ini mengikuti penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mishra (2007) pada Bombay Stock Exchange (BSE).
1. Uji Pired-samples T-test
Pengujian ini bertujuan untuk membandingkan rata-rata dari daily number of shares traded, daily value of share traded, daily volume turnover,dan illiquidity ratio
antara sebelum dan sesudah aktivitas stock splits. Data historikal daily number of shares traded, daily value of share traded, daily volume turnover,dan illiquidity ratio
dikelompokan berdasarkan sebelum dan sesudah terjadinya stock splits untuk
masing-masing sampel. Selanjutnya data tersebut dirata-ratakan untuk mendapatkan mean
sebelum dan sesudah. Hasil rata-rata dikumpulkan untuk keseluruhan sampel dengan membaginya kedalam kelompok yaitu : sebelum dan sesudah, untuk selanjutnya dilakukan uji paired-samples t-test untuk menguji hipotesis yang ada. Hasil uji
Tabel 4.6 Hasil Uji Paired-samples t-test untuk Daily Number of Shares traded, Daily Value of Share Traded, Daily Volume Turnover dan Illiquidity ratio
Paired Samples Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1
Daily number of shares
traded_sebelum 30 5520300 10806200 1972930
Daily number of shares
traded_sesudah 30 17905000 21100700 3852440
Pair 2
Daily value of share
traded_sebelum 30 26607.66 47947.15 8753.91
Daily value of share
traded_sesudah 30 29237.25 43719.66 7982.08
Pair 3
Daily volume turnover_sebelum 30 0.36 0.77 0.14
Daily volume turnover_sesudah 30 0.29 0.41 0.07
Pair 4 ILLIQ_sebelum 30 0.12 0.38 0.07
ILLIQ_sesudah 30 0.04 0.09 0.02
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-taile d)
95% Confidence Interval of the Difference
Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper
Pair 1 Daily number of shares traded_B - Daily number of shares traded_A -12385000.00 16696700.00 3048380.00 -18619600.00 -6150340.00 -4.06 29 0.00 Pair 2 Daily value of share traded_B - Daily value of share traded_A -2629.59 22315.36 4074.21 -10962.28 5703.10 -0.65 29 0.52 Pair 3 Daily volume turnover_B - Daily volume turnover_A 0.08 0.55 0.10 -0.13 0.28 0.75 29 0.46 Pair 4 ILLIQ_B - ILLIQ_A 0.09 0.38 0.07 -0.05 0.23 1.27 29 0.21
¾ Uji Statistic : Paired-samples t-test
¾ α = 0.05 (Tingkat kepercayaan 95%)
¾ Tolak H0, jika |t-value| > t-table atau sig. < α (0.05) dari hasil t-table
diperoleh nilai 2.045. ¾ Pengambilan keputusan :
a. H01 : Tidak terdapat perbedaan antara daily number of share traded sebelum
dan sesudah stock splits.
H11 : Terdapat perbedaan antara daily number of share traded sebelum dan
sesudah stock splits.
Hasil menunjukkan t-value = |-4.06| > 2.045, maka H01 ditolak, jadi terdapat
perbedaan yang signifikan antara daily number of share traded sebelum dan
sesudah stock splits.
b. H02 : Tidak terdapat perbedaan antara daily value of share traded sebelum dan
sesudah stock splits.
H12 : Terdapat perbedaan antara daily value of share traded sebelum dan
sesudah stock splits.
Hasil menunjukkan t-value = |-0.65| < 2.045, maka H02 diterima, jadi tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara daily value of share traded sebelum
dan sesudah stock splits.
c. H03 : Tidak terdapat perbedaan antara daily volume turnover sebelum dan
H13 : Terdapat perbedaan antara daily volume turnover sebelum dan sesudah stock splits.
Hasil menunjukkan t-value = |0.75| < 2.045, maka H03 diterima, jadi tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara daily volume turnover sebelum dan
sesudah stock splits.
d. H04 : Tidak terdapat perbedaan antara illiquidity ratio sebelum dan sesudah stock splits.
H14 : Terdapat perbedaan antara illiquidity ratio sebelum dan sesudah stock splits.
Hasil menunjukkan t-value = |1.27| < 2.045, maka H04 diterima, jadi tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara illiquidity ratio sebelum dan
sesudah stock splits.
2. Pembahasan
Hasil pada Tabel 4.7 terlihat bahwa terjadi peningkatan daily number of shares traded dari 5520300 lembar menjadi 17905000 lembar saham. Dari hasil uji statistik
menunjukkan daily number of shares traded sebelum dan sesudah terjadinya stock splits terjadi perubahan yang signifikan (t-value sebesar -4.063). Peningkatan daily number of shares treaded setelah terjadinya stock splits telah diharapkan, karena
lembar saham yang beredar meningkat, sedangkan harga saham itu sendiri menurun akibat stock splits. Hal ini memberikan peluang bagi investor untuk membeli dan
penelitian Misrah (2007) yang menunjukkan terjadi kenaikan yang signifikan pada
daily number of share traded setelah stock split.
Tabel 4.7 Pengaruh Stock splits terhadap Liquidity saham
Variabel N Sebelum Sesudah t-Stat.
Mean Std. Dev Mean Std. Dev. Daily Number of shares traded 30 5520300 10806200 17905000 21100700 -4.063* Daily Value of share traded 30 26607.66 47947.15 29237.25 43719.66 -0.645 Daily Volume Turnover 30 0.36 0.77 0.29 0.41 0.748 Illiquidity ratio 30 0.12 0.38 0.04 0.09 1.273 Sumber : data olahan
Rata-rata daily value of share traded terjadi kenaikan setelah aktivitas stock splits (dari 26607.66 menjadi 29237.25). Hasil uji statistik menunjukkan tidak
terjadinya perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah terjadinya stock splits (t-stat sebesar -0.645). Hasil ini tidak dapat mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Misrah (2007) yang menunjukkan terjadi kenaikan daily value of share traded yang signifikan setelah terjadinya stock splits. Hasil yang berbeda ini
bisa disebabkan oleh tidak terjadinya perubahan harga saham (price) dan volume
perdagangan yang signifikan yang telah diselidiki pada analisis pertama. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis deskriptif yang menunjukkan terjadinya penurunan pada harga saham setelah aktivitas stock splis.
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa terjadi penurunan rata-rata daily volume turnover
sebelum stock splits sebesar 0.36 menjadi sebesar 0.29. Hasil uji statistik
stock splits (t-stat = 0.748). Meskipun stock splits menyediakan jangkauan jual beli
yang lebih baik dan menarik bagi investor kecil, akan tetapi bisa saja perdagangan
tidak dibanjiri oleh investor besar, sehingga tidak terdapat peningkatan daily volume turnover yang signifikan seperti yang ditemui dalam penelitian Dennis (2003).
Hasil pengujian terhadap illiqidity ratio (ILLIQ) pada Tabel 4.7 menujukan
terjadi penurunan setelah stock splits dari 0.12% menjadi 0.04. Penurunan illiquidity ratio menjelaskan terjadi peningkatan likuiditas saham mengikuti aktivitas stock splits. sehingga dapat disimpulkan bahwa stock splits dapat meningkatkan likuiditas
saham, hal ini dapat disebabkan oleh tingkatan harga yang lebih optimal setelah terjadinya stock splits. Hal yang sama juga ditemukan pada penelitian Dennis (2003),
Klein dan Peterson (1988) bahwa terjadi peningkatan likuiditas setelah aktivitas stock splits. Harga saham yang rendah sehingga lebih banyak individu yang dapat membeli,
menyebabkan likuiditas saham meningkat.
Hasil uji statistik terhadap illiquidity ratio menunjukkan tidak terdapat
perubahan yang signifikann setelah aktivitas stock splits (t-stat = 1.273). Hasil ini
tidak dapat mendukung penelitian sebelum yang dilakukan oleh Mishra (2007) yang menunjukkan terjadinya penurunan illiquidity ratio yang signifikan setelah aktivitas stock splits (t-stat = 3.04). Peneliti melihat bahwa terdapat perbedaan hasil ini
disebabkan oleh volume transaksi yang tidak meningkat secara signifikan mengikuti stock splits yang terjadi di Bursa Efek Indonesia yang menyebabkan peningkatan
4.2.3 Analisis dan Pembahasan Pengaruh Stock splits terhadap Kekayaan Pemegang Saham
Pada bagian ini peneliti ingin menganalisis efek stock splits terhadap kekayaan
pemegang saham. Teori menyatakan salah satu manfaat dari stock splits adalah
memanfaatkan psikologi dari investor tentang tingkat keuntungan yang lebih tinggi
dikarenan basis harga yang lebih rendah setelah aktivitas stock splits. Analisis
dilakukan dengan pengujian terhadap abnormal return dan cumulative abnormal return karena kedua variabel ini memiliki kaitan langsung dengan kekayaan dari
pemegang saham.
1. Uji paired-samples t-test
Peneliti melakukan pengujian terhadap rata-rata abnormal return dan cumulative abnormal return sebelum dan sesudah stock splits. Peneliti
mengumpulkan data historikal harian untuk setiap stock splits dan membaginya
kedalam dua kelompok antara sebelum dan sesudah. Selanjutnya data yang telah terkumpul diolah menggunakan SPSS 17 dengan membandingkan dua rata-rata yang memiliki hubungan (Paired-samples t-test). Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4.8 Hasil Uji Paired-samples t-test untuk Abnormal return dan Cumulative abnormal return
Paired Samples Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 AR_sebelum 30 0.0835 0.181642 0.033163 AR_sesudah 30 -0.05547 0.212044 0.038714 Pair 2 CAR_sebelum 30 3.0796 7.799621 1.424009 CAR_sesudah 30 0.45847 22.2565 4.063462
Paired Samples Test Paired Differences T df Sig. (2-tailed) 95% Confidence Interval of the Difference Mean Std. Deviation Std. Error
Mean Lower Upper
Pair 1 AR_sebelum - AR_sesudah .138967 .222428 .040610 .055911 .222023 3.422 29 .002 Pair 2 CAR_sebelum - CAR_sesudah 2.621133 18.817029 3.435504 -4.405261 9.647527 .763 29 .452
Sumber : data olahan SPSS 17
¾ Uji Statistic : Paired-samples t-test
¾ α = 0.05 (Tingkat kepercayaan 95%)
¾ Tolak H0, jika |t-value| > t-table atau sig. < α (0.05) dari hasil t-table diperoleh
nilai 2.045.
¾ Pengambilan keputusan :
a. H01 : Tidak terdapat perbedaan antara abnormal return sebelum dan sesudah stock splits.
H12 : Terdapat perbedaan antara abnormal return sebelum dan sesudah stock splits.
Hasil menunjukkan t-value = |3.422| > 2.045, maka H01 ditolak, jadi terdapat
perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah stock splits.
b. H02 : Tidak terdapat perbedaan antara cumulative abnormal return sebelum
dan sesudah stock splits.
H12 : Terdapat perbedaan antara cumulative abnormal return sebelum dan
sesudah stock splits.
Hasil menunjukkan t-value = |0.763| < 2.045, maka H02 diterima, jadi tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara cumulative abnormal return
sebelum dan sesudah stock splits.
2. Uji one-sample t-test
Penulis juga melakukan pengujian pengaruh pengumuman stock splits
terhadap abnormal return untuk setiap hariannya, sebelum dan sesudah stock splits, hasil uji statistik dapat dilihat pada bagian lampiran penelitian ini.
Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap cumulative abnormal return pada
Tabel 4.9 Hasil Uji One-Sample T-Test untuk Cumulative abnormal return One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
CAR(-60,-11) 30 2.9059 10.13780 1.85090 CAR(-60,-2) 30 5.0274 10.98955 2.00641 CAR(-60,-1) 30 5.0076 10.89546 1.98923 CAR(-30,-1) 30 1.2591 6.96073 1.27085 CAR(-10,-1) 30 2.1016 3.69685 .67495 CAR(0,+1) 30 -2.7515 13.20454 2.41081 CAR(0,+60) 30 -5.6953 19.09756 3.48672 CAR(-1,+1) 30 -2.7714 13.67005 2.49580 CAR(-3,+3) 30 -2.3583 13.46354 2.45809 CAR(-10,+10) 30 -1.7640 13.96963 2.55049 CAR(+1,+10) 30 -1.4918 4.31042 .78697 CAR(+2,+60) 30 -2.9437 11.90507 2.17356 CAR(+4,+60) 30 -2.6263 11.13156 2.03233 CAR(+11,+60) 30 -1.8296 11.63627 2.12448 CAR(-60,+60) 30 -.6877 25.67118 4.68689 One-Sample Test Test Value = 0
95% Confidence Interval of the Difference
T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper
CAR(-60,-11) 1.570 29 .127 2.90592 -.8796 6.6914
CAR(-60,-2) 2.506 29 .018 5.02739 .9238 9.1310
CAR(-60,-1) 2.517 29 .018 5.00756 .9391 9.0760
CAR(-30,-1) .991 29 .330 1.25907 -1.3401 3.8582
CAR(0,+1) -1.141 29 .263 -2.75154 -7.6822 2.1791 CAR(0,+60) -1.633 29 .113 -5.69529 -12.8264 1.4359 CAR(-1,+1) -1.110 29 .276 -2.77138 -7.8759 2.3331 CAR(-3,+3) -.959 29 .345 -2.35830 -7.3857 2.6691 CAR(-10,+10) -.692 29 .495 -1.76403 -6.9804 3.4523 CAR(+1,+10) -1.896 29 .068 -1.49177 -3.1013 .1178 CAR(+2,+60) -1.354 29 .186 -2.94375 -7.3892 1.5017 CAR(+4,+60) -1.292 29 .206 -2.62632 -6.7829 1.5303 CAR(+11,+60) -.861 29 .396 -1.82963 -6.1747 2.5154 CAR(-60,+60) -.147 29 .884 -.68773 -10.2735 8.8980
Sumber : data olahan SPSS 17
¾ Hipotesis penelitian :
H01 : Pengumuman stock splits tidak memiliki pengaruh terhadap cumulative abnormal return.
H11 : Pengumuman stock splits memiliki pengaruh terhadap cumulative abnormal return.
¾ Uji Statistic : One-sample T-test
¾ α = 0.05 (Tingkat kepercayaan 95%)
¾ Tolak H0, jika |t-value| > t-table atau sig. < α (0.05) dari hasil t-table diperoleh
nilai 2.045.
¾ Pengambilan keputusan :
a. Hipotesis CAR(-60,-11) : |1.570| < 2.045, maka H0 diterima. b. Hipotesis CAR(-60,-2) : |2.506| > 2.045, maka H0 ditolak. c. Hipotesis CAR(-60,-1) : |2.517| > 2.045, maka H0 ditolak. d. Hipotesis CAR(-30,-1) : |0.991| < 2.045, maka H0 diterima.
e. Hipotesis CAR(-10,-1) : |3.114| > 2.045, maka H0 ditolak. f. Hipotesis CAR(0,+1) : |-1.141| < 2.045, maka H0 diterima. g. Hipotesis CAR(0,+60) : |-1.633| < 2.045, maka H0 diterima. h. Hipotesis CAR(-1,+1) : |-1.110| < 2.045, maka H0 diterima. i. Hipotesis CAR(-3,+3) : |-0.959| < 2.045, maka H0 diterima. j. Hipotesis CAR(-10,+10) : |-0.692| < 2.045, maka H0 diterima. k. Hipotesis CAR(+1,+10) : |-1.896| < 2.045, maka H0 diterima. l. Hipotesis CAR(+2,+60) : |-1.354| < 2.045, maka H0 diterima. m. Hipotesis CAR(+4,+60) : |-1.292| < 2.045, maka H0 diterima. n. Hipotesis CAR(+11,+60) : |-1.292| < 2.045, maka H0 diterima. o. Hipotesis CAR(-60,+60) : |-0.147| < 2.045, maka H0 diterima.
3. Uji Binomial z-statistic
Peneliti melakukan pengujian binomial z-statistic untuk melihat apakah terdapat
perubahan terhadap abnormal return dan cumulative abnormal return setelah
terjadinya aktivitas stock splits. Peneliti mengumpulkan data harian masing-masing
kejadian stock splits, dan membaginya kedalam dua kelompok (sebelum dan
sesudah). Peneliti mambandingkan secara langsung data sebelum dan sesudah yang nantinya digunakan untuk uji binomial z-statistic. Hasil pengolahan data dapat dilihat
Tabel 4.10 Hasil Uji Binomial z-statistic untuk Abnormal return dan Cumulative abnormal return
Binomial Test
Category N Observed Prop. Test Prop.
Asymp. Sig. (2-tailed)
Abnormal return Group 1 Sesudah < Sebelum 21 .70 .50 .043a Group 2 Sesudah > Sebelum 9 .30 Total 30 1.00
Cumulative abnormal return Group 1 Sesudah > Sebelum 14 .47 .50 .856a Group 2 Sesudah < Sebelum 16 .53 Total 30 1.00 a. Based on Z Approximation. Sumber : data olahan SPSS 17
¾ Uji Statistic : Binomial z-statistic
¾ α = 0.05 (Tingkat kepercayaan 95%)
¾ Tolak H0, jika |z-stat.| > 1.96 atau sig. < α (0.05), dimana z-stat = 2( p – 0.5)
(√ )
¾ Pengambilan keputusan :
a. H01 : Setengah dari seluruh perusahaan yang melakukan stock split
mengalami peningkatan abnorma return.
H11 : Kurang atau lebih dari setengah dari seluruh perusahaan yang melakukan stock split mengalami peningkatan abnorma return.
Hasil menunjukkan z-stat = |2.191| > 1.96, maka H01 ditolak, jadi kurang dari
setengah dari seluruh perusahaan yang melakukan stock splits mengalami
kenaikan abnorma return.
b. H02 : Setengah dari semua perusahaan yang melakukan stock split mengalami
peningkatan cumulative abnormal return.
H12 : Kurang atau lebih dari setengah dari semua perusahaan yang melakukan
stock split mengalami peningkatan cumulative abnormal return.
Hasil menunjukkan z-stat = |0.329| < 1.96, maka H02 diterima, jadi setengah
dari seluruh perusahaan yang melakukan stock splits mengalami kenaikan cumulative abnorma return.
4. Pembahasan
Motivasi perusahaan untuk melakukan stock splits adalah mereka optimis
bahwa kedepannya dapat meningkatkan harga saham. Meskipun stock splits kelihatan
hanya berupa kosmetik, pengumuman stock splits diharapkan dapat mengarahkan
kinerja saham ke arah positif (Mishra, 2007).
Tabel 4.11 menjelaskan bagaimana pengaruh stock splits terhadap kekayaan
pemegang saham (shareholder’s wealth) dengan menguji abnormal return dan cumulative abnormal return sebelum dan sesudah aktivitas stock splits.
Tabel 4.11 menunjukkan terjadinya penurunan pada abnormal return dari 0.083
mengalami perubahan yang signifikan setelah terjadinya stock splits (t-stat = 3.461).
keadaan proporsi abnormal return sesudah lebih besar dari sebelum stock splits
sebesar 0.3, hasil pengujian binomial z-statistic menunjukkan bahwa kurang dari
setengah dari seluruh perusahaan yang melakukan stock splits mengalami kenaikan abnormal return setelah stock splits. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mishra (2007) yang menunjukkan penurunan yang signifikan pada
abnormal return mengikuti kejadian stock splits. Hal ini dapat menjelaskan bahwa stock splits memiliki pengaruh negatif terhadap pasar, yang menyebabkan abnormal return berubah menjadi negatif setelah ex-date.
Tabel 4.11 Pengaruh stock splits terhadap kekayaan pemegang saham
Variabel N
Sebelum Sesudah
t-Stat. Z-Stat. Pr(x2>x1) Mean Std. Dev Mean Dev. Std.
Abnormal return 30 0.0835 0.1816 -0.0555 0.212 3.422* 2.191* 0.3 Cumulative abnormal return 30 3.079 7.799 0.458 0.492 0.763 0.329 0.47
Sumber : data olahan
Cumulative abnormal return (CAR) mengalami penurunan setelah terjadinya stock splits sebesar 3.079 menjadi 0.458 . Hasil uji paired-sample t-test menunjukkan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah aktivitas stock splits (t-stat = 0.763). Proporsi dalam kasus ini CAR sesudah lebih besar dari
sebelum stock splits sebesar 0.47, hasil uji binomial z-statistic menunjukkan setengah
abnormal return. Hasil ini tidak dapat mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Mishra (2007), karena hasil uji statistik tidak menunjukkan terdapat perubahan yang signifikan. Hasil yang berbeda ini bisa disebabkan oleh objek penelitian yang dilakukan berbeda, yang menunjukkan karakteristik dari investor di indonesia dan di
india berbeda.
Tabel 4.12 dan 4.13 menampilkan hasil pengujian dari signifikansi return pasar
yang disesuikan untuk interval yang lebih lama sekitar ex-date. Tabel 4.12
menunjukkan sampel abnormal return selama periode kejadian. Tabel 4.13
menunjukkan CAR untuk setiap perbedaan waktu pada hari kejadian.
Tabel 4.12 Rangkuman dari rata-rata abnormal returns dan cumulative abnormal return
Hari N AAR T(AAR) CAR
t-60 30 -0.2727 -1.04 0.1422 t-55 30 -0.3269 -0.76 0.2918 t-50 30 0.3651 1.90 1.6165 t-45 30 0.2055 1.25 3.0489 t-40 30 0.1082 0.31 3.5702 t-35 30 -0.1885 -0.76 4.1402 t-30 30 -0.2633 -1.32 3.9001 t-25 30 -0.1505 -0.62 3.5691 t-20 30 0.2576 1.33 3.7833 t-15 30 -0.1475 -0.35 2.9941 t-14 30 0.0183 0.06 3.0124 t-13 30 0.2815 0.90 3.2939 t-12 30 0.0029 0.02 3.2968 t-11 30 0.0240 0.14 3.3208 t-10 30 -0.1151 -0.64 3.2057 t-9 30 0.1536 0.85 3.3593 t-8 30 0.1053 0.64 3.4646 t-7 30 0.2597 1.50 3.7244 t-6 30 0.0667 0.49 3.7911 t-5 30 0.1122 0.62 3.9033 t-4 30 0.8085 2.71* 4.7118
t-3 30 0.5575 2.03 5.2693
t-2 30 0.1730 0.67 5.4423
t-1 30 -0.0198 -0.07 5.4225
Sumber : data olahan
Tabel 4.12 (Lanjutan)
Hari N AAR t(AAR) CAR
t+0 30 -2.3739 -0.95 3.0486 t+1 30 -0.3776 -1.17 2.6709 t+2 30 -0.1713 -0.47 2.4996 t+3 30 -0.1461 -0.50 2.3535 t+4 30 -0.0577 -0.21 2.2957 t+5 30 -0.4199 -1.30 1.8758 t+6 30 -0.1378 -0.38 1.7381 t+7 30 -0.4694 -1.05 1.2687 t+8 30 0.4003 1.00 1.6690 t+9 30 0.2271 1.11 1.8960 t+10 30 -0.3392 -2.23* 1.5568 t+11 30 -0.2479 -1.00 1.3089 t+12 30 0.0407 0.17 1.3495 t+13 30 0.4003 1.13 1.7498 t+14 30 -0.0293 -0.12 1.7205 t+15 30 0.0684 0.27 1.7888 t+20 30 -0.0555 -0.27 1.8001 t+25 30 -0.5928 -1.48 0.2163 t+30 30 0.0211 0.08 -0.1532 t+35 30 -0.2480 -0.91 -0.8519 t+40 30 0.2144 0.55 -0.0129 t+45 30 -0.5278 -1.89 -0.3543 t+50 30 -0.2951 -1.02 -0.6816 t+55 30 -0.0036 -0.02 -0.5437 t+60 30 0.1942 0.65 -0.2728
Sumber : data olahan
Peneliti menemukan pada saat tanggal terjadinya stock split mengalami rata-rata abnormal return yang negatif (hari ke-0 : -2.3739, t-value : -0.95) dan tujuh hari
menarik reaksi pasar yang positif pada saat sebelum ex-date, akan tetapi reaksi negatif
terjadi mengikuti stock splits itu sendiri.
Dari Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa abnormal return mengalami pergerakan
yang positif menjelang aktivitas stock splits. Hasil uji statistik menunjukkan
peningkatan signifikan terjadi pada t-4 (t-stat = -2.23). Hal ini membuktikan bahwa
pasar memiliki respon positif pada saat menjelang pelaksanaan stock splits. Namun
pada saat stock splits sudah dilajankan (t-0), respon pasar berubah menjadi negatif
akan tetapi tidak terlalu signifikan. Hasil uji statistik menunjukkan penurunan signifikan terjadi pada saat t-10. Hal ini mungkin dikarenakan harga saham berubah begitu cepat, maka menyebabkan refleksi kepercayaan terhadap perusahaan di masa yang akan datang masih diragukan oleh investor.
Gambar 4.1 Grafik Pergerakan Abnormal return
‐3.000 ‐2.500 ‐2.000 ‐1.500 ‐1.000 ‐0.500 0.000 0.500 1.000 ‐ 10 ‐9 ‐8 ‐7 ‐6 ‐5 ‐4 ‐3 ‐2 ‐1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AAR
AARPeneliti ingin memberikan gambaran lebih lanjut mengenai efek dari stock splits
terhadap abnormal return, peneliti mengambil periode t-10 sampai t+10 dikarenakan
untuk memperjelas informasi yang dimaksud. Pada Gambar 4.1 menunjukkan reaksi pasar positif pada saat menjelang ex-date dan langsung berubah menjadi negatif pada
waktu ex-date. Secara keseluruhan abnormal return menjelang stock splits memiliki
respon positif dari pasar. Akan tetapi hasil menunjukkan pasar mengalami penurunan kinerja setelah aktivias stock split. Hasil ini menunjukkan respon negatif pasar setelah stock splits itu sendiri.
Tabel 4.13 Rangkuman cumulative abnormal return untuk setiap perbedaan waktu.
CAR t(CAR)
Sebelum stock splits
CAR(-60,-11) 2.9059 1.570 CAR(-60,-2) 5.0274 2.506* CAR(-60,-1) 5.0076 2.517* CAR(-30,-1) 1.2591 0.991 CAR(-10,-1) 2.1016 3.114*
Setelah stock splits
CAR (0,+1) -2.7515 -1.141 CAR (0,+60) -5.6953 -1.633 Kombinasi CAR(-1,+1) -2.7714 -1.110 CAR(-3,+3) -2.3583 -0.959 CAR(-10,+10) -1.7640 -0.692 CAR(+1,+10) -1.4918 -1.896 CAR(+2,+60) -2.9437 -1.354 CAR(+4,+60) -2.6263 -1.292 CAR(+11,+60) -1.8296 -0.861 CAR(-60,+60) -0.6877 -0.147
Tabel 4.13 menunjukkan persentase negatif CAR setelah stock split di atas 50%.
CAR positif terjadi pada periode t = (-60,-11), t = (-60,-2) , t = (-60,-1), t = (-30,-1), dan t = (-10,-1). Pada 59 hari menjelang stock splits CAR positif, hal ini menunjukkan
pengumuman stock splits memberikan dampak positif terhadap cumulative abnormal return dan pada periode ini terjadi kenaikan CAR, hasil uji statistik menunjukkan
terjadi kenaikan yang signifikan pada saat CAR(-60,-1) dengan t-stat sebesar 2.517.
Pada saat 60 hari setelah ex-date terjadi perubahan pada cumulative abnormal return
sehingga berubah menjadi negatif. Hasil uji statistik menunjukkan tidak terjadi perubahan yang signifikan setelah ex-date.
Gambar 4.2 Grafik Pergerakan Cumulative abnormal return
Gambar 4.2 memperlihtkan pergerakan CAR selama periode stock splits. Hasil
menunjukkan CAR mulai t-60 hingga hari ke t+0 adalah positif, dimana nilai maksimum diperoleh pada hari t-1, akan tetapi CAR mengalami penurunan terus
‐2.0000 ‐1.0000 0.0000 1.0000 2.0000 3.0000 4.0000 5.0000 6.0000 ‐60‐55‐50‐45‐40‐35‐30‐25‐20‐15‐10‐5 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
CAR
CARmenerus setelah stock splits hinggal hari ke +27 sebelum berubah menjadi negatif.
Peneliti melihat bahwa CAR tidak langsung berubah signifikan menjadi negatif disebabkan oleh stock splits mensinyalkan kondisi perusahaan yang baik kepada investor.
Hasil penelitian pengaruh stock splits terhadap kekayaan pemegang saham
berkaitan dengan manfaat stock splits yang ingin memanfaatkan psikologis investor
tentang tingkat keuntungan yang lebih tinggi setelah stock splits, akan tetapi studi
empiris menunjukkan tinggkat keuntungan mengalami penurunan mengikuti aktivitas
stock splits. Hal ini memberikan gambaran kepada pihak shareholder tentang
bagaimana pengaruh aksi korporasi stock splits dapat mengurangi kekayaan
pemegang saham.
4.3 Rangkuman
1. Analisis Pengaruh Stock splits terhadap Price, Return, Volume, dan Volatility
a. Berdasarkan hasil analisis deskriptif maka dapat dilihat bahwa aktivitas
stock splits dapat menyebabkan penurunan pada price, akan tetapi hasil
uji paired-samples t-test menunjukkan perubahan price antara sebelum
dan sesudah tidak signifikan (t-stat = 1.33). Proporsi price sesudah lebih
besar dari sebelum sebesar 0.47, hasil uji binomial z-statistic
menunjukkan setengah dari seluruh perusahaan yang melakukan stock splits mengalami kenaikan price.
b. Peneliti juga melihat terdapat pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh
stock splits terhadap return. Hasil uji paired-samples t-test menjelaskan return mengalami perubahan yang signifikan antara sebelum dan
sesudah stock splits (t-stat = 3.930). Hasil uji binomial z-statistic
menunjukkan kurang dari setengah dari perusahaan yang melakukan
stock splits mengalami kenaikan return dengan proporsi sebesar 0.267.
c. Hasil analisis deskriptif menunjukkan volume mengalami peningkatan
setelah aktivitas stock splits, akan tetapi hasil uji paired-samples t-test
menunjukkan tidak terdapat perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah stock splits (t-stat = -0.008). Hasil uji binomial z-statistic
menunjukkan setengah dari seluruh perusahan yang melakukan stock splits mengalami kenaikan volume dengan proporsi sebesar 0.365.
d. Hasil analisis deskriptif menunjukkan volatility saham mengalami
peningkatan mengikuti aktivitas stock splits, akan tetapi hasil uji paired-samples t-test tidak menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan
antara sebelum dan sesudah stock splits (t-stat = -1.464). Hasil uji binomial z-statistic menunjukkan bahwa lebih dari setengah dari
perusahaan yang melaukan stock splits mengalami kenaikan volatility
dengan proporsi sebesar 0.7.
e. Hasil penelitian ini tidak dapat mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mishra (2007). Karena tidak terjadi perubahan yang signifikan dari price, volume dan volatility. Akan tetapi stock splits
f. Peneliti melihat terdapat respon pasar yang baik sebelum ex-date, akan
tetapi pada saat ex-date pasar berubah menjadi negatif, sehingga peneliti
melihat terdapat ketidak konsistenan pasar setelah aktivitas stock splits
itu sendiri.
2. Analisis Pengaruh Stock splits terhadap Liquidity Saham
a. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan stock splits menyebabkan
peningkatan yang signifikan terhadap daily number of shares traded ( t-stat = -4.06). Hal ini disebabkan oleh saham yang beredar di luar
menjadi lebih banyak setelah stock splits, dan harga saham yang menjadi
lebih murah menyebabkan daily number of shares traded meningkat
signifikan setelah aktivitas stock splits.
b. Hasil analisis deskriptif menunjukkan aktivitas stock splits dapat
meningkatkan daily value of share traded. Hasil uji statistik
menunjukkan tidak terdapat perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah aktivitas stock splits. Peneliti melihat hal ini memiliki
keterkaitan dengan analisis pertama, hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat perubahan yang signifikan terhadap harga saham (price)
dan volume perdagangan. Hal ini diperkuat dengan analisis deskriptif
yang menunjukkan terdapat penurunan harga saham setelah aktivitas
stock splits.
c. Hasil analisis deskriptif menunjukkan terdapat penurunan pada daily volume turnover (0.36 menjadi 0.29), akan tetapi uji statistik
menunjukkan stock splits tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap daily volume turnover (t-stat = 0.748). Menurut Dennis (2003),
meskipun stock splits akan menarik investor kecil, akan tetapi bisa saja
perdagangan tidak dibanjiri oleh investor besar, sehingga tidak terdapat
perubahan yang signifikan.
d. Hasil analisis deskriptif menunjukkan terdapat penurunan pada
illiquidity ratio (dari 0.12 menjadi 0.04) . Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan pada likuiditas saham. Akan tetapi hasil uji statistik menunjukkan tidak adanya perubahan yang signifikan pada illiquidity ratio (t-stat = 1.273 ). Peneliti melihat hal ini dapat disebabkan oleh volume perdagangan yang tidak mengalami peningkatan yang signifikan
yang telah diselidiki dalam analisis pertama.
e. Jika dilihat dari tujuan stock splits itu sendiri untuk meningkatkan
likuiditas suatu saham, akan tetapi studi empiris menunjukkan aktivitas
stock splits tidak dapat meningkatkan likuiditas saham secara signifikan.
3. Analisis Pengaruh Stock splits terhadap Kekayaan Pemegang Saham
a. Dari hasil pembahasan diatas dapat dilihat bahwa stock splits memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap abnormal return (t-stat = 3.422).
Hasil uji binomial z-stastitic menunjukkan kurang dari setengah dari
perusahaan yang melakukan stock splits mengalami kenaikan abnormal return dengan proporsi sebesar 0.3. peneliti melihat respon pasar pada
pasar berubah menjadi negatif pada saat tanggal dimulainya nominal baru (ex-date). Peneliti melihat hal ini disebabkan oleh ketidak
konsistenan harga saham (price) pada saat pengumuman stock splits,
yang menyebabkan harga meningkat tidak wajar pada saat sebelum ex-date.
b. Hasil analisis deskriptif menjelaskan bahwa stock splits memberikan
pengaruh negatif terhadap cumulative abnormal return (dari 3.079
menjadi 0.492). Akan tetapi hasil uji paired-samples t-test menunjukkan
tidak terdapat perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
stock splits (t-stat = 0.763). Hasil uji binomial z-stastitic menunjukkan
setengah dari setengah dari perusahaan yang melakukan stock splits
mengalami kenaikan cumulative abnormal return dengan proporsi
sebesar 0.47. Peneliti melihat CAR tidak mengalami perubahan yang signifikan disebabkan oleh stock splits mensinyalkan kondisi perusahaan
yang baik kepada investor.
c. Secara keseluruhan respon pasar menjadi negatif yang disebabkan oleh kinerja pasar menurun setelah aktivitas stock splits. Hal ini konsisten
seperti yang ditemui Conroy (1990) dan Mishra (2007) pada penelitiannya yang menemukan terjadi respon negatif pasar setelah aktivitas stock splits.