• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Nasab & Kelahiran Penulis, Ahmad Sarwat 41 hlm

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Nasab & Kelahiran Penulis, Ahmad Sarwat 41 hlm"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Nasab & Kelahiran

Penulis, Ahmad Sarwat 41 hlm

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Judul Buku

Nasab & Kelahiran

Penulis

Ahmad Sarwat, Lc. MA

Editor

Fatih

Setting & Lay out

Fayyad & Fawwaz

Desain Cover

Faqih

Penerbit

Rumah Fiqih Publishing Jalan Karet Pedurenan no. 53 Kuningan

(4)
(5)

Daftar Isi

Daftar Isi ... 5

Bab 1 : Nasab ... 6

A. Urgensi Nasab Bagi Bangsa Arab ... 6

B. Nabi SAW Orang Quraisy ... 7

C. Nasab Dari Pihak Ayah ... 8

Bab 2. Kedudukan Orang Tua Nabi ... 20

A. Pendapat Pertama ... 20

B. Pendapat Kedua ... 21

Bab 3 : Kelahiran ... 23

A. Kejadian Luar Biasa ... 23

B. Waktu Kelahiran... 28

Bab 4 : Pro Kontra Perayaan Maulid Nabi SAW ... 31

A. Siapa Pertama Kali Yang Merayakan Maulid ... 31

B. Ulama Yang Menolak Maulid ... 32

(6)

Bab 1 : Nasab

A. Urgensi Nasab Bagi Bangsa Arab

Bangsa Arab merupakan bangsa yang sangat memperhatikan dan menjaga nasab dan hubungan kekerabatan, karena mereka tidak lupa nenek moyang mereka.

Makanya mereka selalu mengaitkan nama mereka dengan bapak, dan kakek-kakek mereka ke atas. Oleh karena itu dalam nama mereka pasti ada istilah bin atau Ibnu yang artinya anak. Nabi kita Muhammad Saw mengetahui nasabnya sampai beberapa generasi sebelumnya.

Bukan hanya Nabi yang seperti itu, hampir seluruh orang-orang Arab mengetahui nasabnya masing-masing sampai beberapa generasi sebelumnya.

Hubungan kekeluargaan dan persaudaraan diantara mereka sangat kuat. Allah menjadikan mereka sebagai contoh untuk diteladani. Lalu bagaimana dengan bangsa-bangsa lain dan bangsa kita yang kebanyakan mengetahui hanya sampai kakek dan buyut.

Akibat pengetahuan nasab yang terbatas ini maka efeknya sangat memprihatinkan. Diantaranya tidak

(7)

mengetahui saudaranya yang jauh, menganggap bahwa dirinya tidak punya saudara, tidak mendapat bantuan dan pertolongan bila dirinya mengalami kesengsaraan, tidak punya tempat untuk mengadu dan meminta pertolongan kecuali orang lain.

Di tengah bangsa Arab dan juga masyarakat dunia yang masih sangat kental memperhatikan faktor nasab itulah Rasulullah SAW dilahirkan. Dan secara posisi, nasab Rasulullah SAW terbilang nasab yang paling baik.

B. Nabi SAW Orang Quraisy

Bangsa (kaum) Quraisy memiliki keistimewaan seperti disebutkan dalam surah al-Quraisy. Keistimewaan ini terkait dengan sejarah panjangnya sejak masa Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail AS yang berhasil membangun rumah Allah SWT (Ka'bah).

Kemuliaan suku Quraisy juga digambarkan dalam hadis Rasulullah saw, yang mengatakan,

ن إ

الله

ىفطصإ

ةنانك

نم

لدو

،ليعماس إ

ىفطصإو

اشيرق

نم

،ةنانك

ىفطصإو

نم

شيرق

نيب

،شماه

نيافطصإو

نم

نيب

شماه

.

"Sesungguhnya Allah telah memilih Ismail menjadi anak Ibrahim dan Dia telah memilih keturunan Kinanah menjadi keturunan Ismail dan Dia telah memilih Quraisy dari keturunan Kinanah dan Dia telah memilih Hasyim dari Quraisy, dan Dia telah memilih aku dari keturunan Hasyim." (HR at-Turmudzi).

(8)

Anas RA, Nabi saw bersabda,

ةئمألإ

نم

شيرق

"Para imam (pemimpin) itu dari Quraisy." (HR. Bukhari).

C. Nasab Dari Pihak Ayah

Shafiyurrahman Mubarakfuri dalam karyanya Ar-Rahiq Al-Makhtum menuliskan bahwa ada tiga macam silsilah Nabi SAW.

▪ Pertama, nasabnya hingga kepada kakeknya Adnan. Ini adalah silsilah yang paling bisa diterima.

▪ Kedua, dari Adnan sampai Nabi Ibrahim. Silsilah ini sangat lemah dan tidak bisa dipertanggung-jawabkan.

▪ Ketiga, dari Nabi Ibraim ke Nabi Adam dan ini yang paling lemah bahkan tidak bisa diterima. 1. Abdullah

Ayahanda Nabi SAW bernama Abdullah bin Abdul Muththalib atau Abdullah bin Syaibah (ةبيش نب اللهدبع).

Beliau anak termuda dari sepuluh bersaudara. Istrinya, atau ibu Nabi Muhammad, bernama Aminah binti Wahab. Dari perkawinannya ini, ia hanya memiliki satu anak saja, yaitu Muhammad.

Abdullah meninggal dunia dalam perjalanan dagang ke Syam, yakni sewaktu Muhammad masih dalam kandungan sang ibu. Beliau meninggal saat usianya mencapai 25 tahun, tepatnya ia lahir pada tahun 545 dan meninggal pada tahun 570.

(9)

dari periode perhitungan Arab di zaman Jahiliyyah, bahkan bisa dikatakan bahwa waktu kelahirannya bersamaan dengan waktu penggalian sumur Zamzam.

Ketika menikah dengan Aminah, usianya kira-kira baru mencapai 24 tahun, sedang sang ayah yaitu Abdul Muththalib, usianya sudah tujuh puluh tahun. Abdullah itu sejak masih kecil terancam disembelih, lalu kemudian diselamatkan dengan penggantian 100 ekor unta. Awalnya karena nadzar yang dilakukan oleh ayahnya, yaitu Abdul Muthalib.

“Jika aku dikaruniai sepuluh anak laki-laki, dan setelah mereka dewasa mampu melindungiku saat aku menggali Zamzam, maka aku akan menyembelih salah seorang dari mereka di sisi Ka’bah sebagai bentuk korban”.

Seiring perjalanan zaman, anak-anak Abdul Muthalib pun menjadi besar dan telah genap sepuluh orang. Abdul Muthalib berniat merealisasikan rencananya menggali Zamzam, sambil bersiap-siap mengorbankan salah satu anaknya sebagai bentuk pelaksanaan dari nadzar yang dia ucapkan.

Maka dilakukanlah undian atas sepuluh anaknya, lalu keluarlah nama anaknya yang paling kecil, Abdullah. Ketika nama Abdullah keluar dalam undian, maka orang yang ada di sekitarnya berusaha menolak, mereka mengatakan tidak akan membiarkan Abdullah disembelih.

Dalam Mustadrak-nya, Al-Hakim meriwayatkan sebuah hadits dari Mu’awiyyah yang mengisahkan Rasul pernah dipanggil dengan “Ibnu Adz-Dzabihaini”

(10)

oleh sahabat Ibnu ‘Arabi. Beliau hanya tersenyum tanpa sedikitpun menyangkalnya.

Sahabat lain pun bertanya: “Siapa Dzabihaini itu ya Rasulullah?” “Mereka berdua Ismail dan Abdullah”, Jawab Rasul.

Abdullah saat itu terkenal sebagai seorang yang bersih, tidak pernah menyakiti siapa pun. Senyuman khas Abdullah terkenal sebagai senyuman yang paling lembut di kawasan jazirah Arab. Muatan rohaninya demikian jernih, dan hatinya yang mulia seolah taman bunga di tengah gurun sahara yang tandus. Sungguh Abdullah telah menarik simpati masyarakat di sekitarnya.

Oleh karena itu, semua manusia datang kepadanya dan menentang usaha penyembelihannya. Para pembesar Quraisy berkata, “Lebih baik kami menyembelih anak-anak kami sebagai tebusan baginya, daripada ia yang harus disembelih. Tidak ada yang lebih baik dari dia. Pertimbangkanlah kembali masalah ini, dan biarkan kami bertanya kepada Kahin (Peramal-dukun)”.

Abdul Muthalib tidak mampu menghadapi tekanan ini, lalu mempertimbangkan kembali apa yang telah ditetapkannya. Kemudian pembesar Quraisy mendatangi seorang Kahin. “Berapa taruhan yang kalian miliki?” Tanya Kahin. “Sepuluh ekor unta.” Jawab mereka.

“Datangkanlah sepuluh unta, lalu lakukanlah kembali undian atasnya dan atas nama Abdullah, jika dalam pengundian yang keluar nama Abdullah lagi maka tambahlah sepuluh ekor unta, begitu

(11)

seterusnya, hingga tidak keluar lagi nama Abdullah”, Perintah Kahin kepada mereka. Kemudian dilakukanlah undian atas nama Abdullah dan sepuluh ekor unta yang besar.

Undian itu pun masih selalu mengeluarkan nama Abdullah, dan Abdul Muthalib menambah sepuluh ekor unta lagi, hingga saat jumlah unta mencapai seratus ekor maka keluarlah nama unta tersebut.

Masyarakat begitu gembira hingga berlinang air mata, demi menyaksikan Abdullah berhasil diselamatkan. Kemudian disembelihlah seratus ekor unta di sisi Ka’bah sebagai ganti Abdullah.

2. Abdul Muthalib

Ia adalah satu-satunya putra Hasyim. Ibunya bernama Salma binti Zaid an-Najjariyah. Sebenarnya, Abdul Muthalib bukanlah nama aslinya. Namanya adalah Syaibah al-Hamd. Syaibah artinya uban, karena saat dilahirkan ada rambut putih di kepala Abdul Muthalib.

Dinamakan al-Hamd (pujian) karena diharapkan ia menjadi orang yang terpuji di tengah kaumnya. Lalu mengapa ia lebih dikenal dengan Abdul Muthalib?

Dalam perjalanan safar dagang ke Syam Ayah Syaibah, Hasyim bin Abdu Manaf, singgah di Yatsrib (Kota Madinah sekarang). Di sana ia menikah dengan perempuan penduduk setempat dari Bani Najjar, namanya Salma bin Zaid. Tak lama setelah menikah, Hasyim melanjutkan perjalanan ke Syam.

Ternyata ia wafat di sana. Beberapa lama kemudian, saudara-saudara Hasyim: al-Muthalib,

(12)

Naufal, dan Abdu Syams, mendengar kabar bahwa mereka memiliki keponakan di Yatsrib. Mereka bersepakat agar anak saudaranya itu dijemput untuk tinggal bersama keluarganya di Mekah. Diutuslah al-Muthallib untuk menjemputnya.

Setibanya di Mekah, al-Muthalib membonceng keponakannya, Syaibah. Saat itu, Syaibah kecil tampak kotor dan kusam kurang terurus. Padahal ia putra bangsawan dan dan orang terkaya di Mekah.

Orang-orang bertanya, "Siapa ini?" "Hamba sahayaku," jawab al-Muthallib. Ia malu. Jangan sampai nama baik saudaranya rusak karena dianggap menyia-nyiakan anaknya.

Karena itu, Syaibah lebih dikenal dengan Abdul Muthalib (hambanya al-Muthalib). Laqab ini kian masyhur, sehingga lebih dikenal dengan sebutan itu dan bukan dengan nama aslinya.

Abdul Muthallib adalah seorang yang makbul doanya. Pribadi yang sangat penyantun. Sampai-sampai terhadap hewan. Ia sering membawa piring besar hidangannya menuju puncak bukit untuk memberi makanan burung-burung dan hewan-hewan liar.

Oleh karena itu, ia digelari al-Fayyadh (yang melimpah). Gelaran yang sama dengan kakeknya, Abdu Manaf.

Abdul Muthalib seorang yang disegani masyarakat Quraisy. Tokoh besar dan orang terhormat di tengah mereka. Ia juga seorang yang bijak. Menjadi rujukan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat. Dialah

(13)

orang pertama yang beribadah di Gua Hira. Saat bulan Ramadhan tiba, ia pergi ke Hira. Di sana ia memberi makan orang-orang miskin.

Kakek Nabi Muhammad ini memiliki usia yang cukup panjang. Ada yang mengatakan 100 tahun. Bahkan ada yang mengatakan lebih dari itu. Kebijaksanaannya berusaha ia turunkan pada anak-anaknya. Ia perintahkan anak-anaknya untuk meninggalkan perbuatan zalim dan jahat.

Abdul Muthallib adalah seorang yang berkulit putih. Berpostur tinggi dan tampan. Memiliki wibawa bagai seorang raja. Anak-anaknya biasa mengelilingnya karena menghormatinya. Dan dialah yang menggali sumur zam-zam setelah lama terpendam. Kemudian ia beri minum jamaah haji dari sumur tersebut. Ia adalah sosok yang begitu berwibawa dan terhormat di mata Quraisy. Bahkan di seluruh Jazirah Arab."

Saat ia memiliki cucu yang bernama Muhammad bin Abdullah, ia muliakan cucunya yang masih kecil itu. Ia berkata,

ن إ

نيبلا

إذه

نأأشل

يماظع

"Sungguh cucuku ini akan memiliki perkara yang besar."

3. Hasyim

Namanya adalah Amr bin Abdu Manaf. Disebut Amr karena tingginya kedudukannya. Di antara anak keturunan Abdu Manaf, Hasyimlah yang dimuliakan oleh kaumnya dengan pemuliaan setara dengan ayahnya.

(14)

Lalu mengapa Amr dipanggil Hasyim? Suatu ketika, masyarakat Quraisy ditimpa wabah kelaparan. Karena kemarau panjang melanda daratan padang pasir yang panas itu.

Melihat kondisi ini, Hasyim tak tinggal diam. Ia berangkat menuju Syam. Membeli bahan makanan pokok yang dibutuhkan kaumnya. Sepulangnya dari Syam, ia bawa gandum dan roti. Kemudian ia bagi-bagikan ke penduduk Mekah.

Ia juga menyembelih hewan, lalu dagingnya dijadikan adonan roti daging (tsarid). Semua itu ia lakukan demi melayani kaumnya. Ia terus menyetok makanan untuk Mekah selama satu tahun lamanya.

Jasa dan perananannya begitu besar bagi masyarakat Mekah. Harta yang ia dapatkan bukan ditumpuk kemudian mendapat gelar orang terkaya. Tapi harta itu ia tebar. Agar terasa keberkahan untuk orang-orang di sekitarnya. Ia menjadi orang yang bermanfaat bukan hanya bagi keluarga, tapi bagi masyarakat secara luas. Karena kedermawanannya inilah ia disebut Hasyim ats-tsarid (sang pembagi-bagi roti daging).

Ia digelari Sayyidul Bath-ha'. Kedermawanannya terus saja dirasakan masyarakat baik dalam kondisi lapang apalagi sulit. Dialah seorang yang kaya raya. Yang mengokohkan kebenaran. Dan membuat tenang orang yang ketakutan. Ia adalah orang pertama yang membuat inisiatif perdagang Quraisy di dua rute yang legendaris. Perjalanan di musim dingin menuju Yaman dan Habasyah. Dan di musim panas menuju Syam.

(15)

sampai-sampai Allah Ta'ala mengabadikannya di dalam Al-Qur'an:

إف الَي

ِ

إلا

شْيارُق

ْمإهإف الَي

إ

ِ

االْحإر

إءاات ِّإ شلإ

إفْي َّصلإاو

إو ُدُبْعايْلاف

َّبار

إاذاه

إتْيابْلإ

يإ َّلَّإ

ْمُهاماع ْطَأ

ْنإم

عوُج

ْمُ انَام أاو

ْنإم

فْواخ

"Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan." (Qur'an Quraisy: 1-4).

Hasyim wafat di Kota Gaza di negeri Syam dalam perjalanan dagangnya tahun 510 M.

4. Abdu Manaf

Nama aslinya adalah al-Mughirah. Ia adalah seorang yang rupawan. Orang-orang Quraisy menyebutnya dengan al-Fayyadh (melimpah) karena kedermawanannya yang luar biasa. Dia juga merupakan kakek keempat dari Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu. Dan kakek kesembilan dari Imam asy-Syafi'i rahimahullah.

5. Qushay

Qushay dilahirkan pada tahun 400 M. Nama aslinya adalah Zaid. Ia digelari Mujammi' (pemersatu) karena berhasil menyatukan kabilah-kabilah Quraisy di Mekah.

Sebelumnya, kabilah ini tinggal terpisah-pisah. Mereka membentuk koloni-koloni kecil di puncak-puncak bukit. Kekuatan mereka pudar. Terpojok oleh orang-orang Khuza'ah. Kemudian ia himpun anak

(16)

keturunan Fihr ini. Lalu menjadi kekuatan baru di Mekah yang menandingi Khuza’ah.

Apa yang diakukan Qushay ini luar biasa. Pencapaian yang tidak mungkin dilakukan kecuali oleh orang yang memiliki jiwa yang teguh dan tekad yang kuat.

Setelah mengembalikan kekuasaan putra-putra Nabi Ismail atas Kota Mekah, Qushay melakukan reformasi di tanah suci itu. Ia tercatat sebagai orang pertama yang melakukan perbaikan Ka'bah setelah Nabi Ibrahim.

Qushay membuat menajemen tanah suci. Ia membuat Hijabah yang mengatur pergantian kiswah. Ada Siqayah yang bertugas memberi minum untuk jamaah haji. Dan ada Rifadah yang bertugas menyediakan makanan untuk tamu-tamu Allah itu.

Lalu ia membuat Nadwah sebagai dewan syura. Semua permasalahan masyarakat dimusyawarahkan di rumahnya. Demikian juga dengan masalah akad pernikahan dan permasalahan pertempuran. Rumahnya ibarat Gedung serbaguna tempat pertemuan orang-orang Arab.

Ada yang mengtakan, ia diberi laqab dengan Qushay karena terpisah jauh dengan keluarga dan kampung halamannya. Setelah ayahnya wafat, ia berkelana menuju Syam. Karena itu, Hudzafah bin Ghanam mengatakan,

"Ayah kalian (orang-orang Quraisy) yang bernama Qushay disebut sebagai pemersatu. Dengan perantara dirinya, Allah satukan kabilah-kabilah dari keturunan Fihr."

(17)

Saat menjelang wafat, Qushay melarang anak-anaknya untuk menenggak khamr. Karena ia tahu persis mudharatnya. Dan yang pertama ia perhatikan adalah orang-orang terdekatnya. Qushay wafat pada tahun 480 M. Usianya saat itu 80 tahun.

6. Kilab

Nama sebenarnya adalah Hakim. Ada juga yang mengatakan Urwah. Namun dinamakan ‘kilab’ yang artinya anjing karena sering berburu dengan menggunakan anjing.

Kilab merupakan kakek ketiga dari Ibu Nabi Aminah binti Wahb. Pada Kilab-lah nasab ayah dan ibu Nabi Muhammad bertemu.

Dialah yang menamai bulan-bulan Arab seperti yang kita kenal sekarang. Membuat pengaturan bulan menunjukkan kecerdasan.

Kemudian dijadikan rujukan masyarakat Arab setelahnya menunjukkan kedudukan dan pengaruhnya yang kuat.

7. Ka'ab

Ka'ab merupakan kakek keenam Umar bin al-Khattab radhiallahu'anhu. Ka'ab pernah mengumpulkan kaumnya di Hari Arubah. Hari yang penuh rahmat yaitu hari Jumat. Ia menyebut-nyebut tentang akan diutusnya Nabi Muhammad SAW. Ia berikan kabar pada kaumnya kalau nabi tersebut dari keturunannya. Tak lupa ia perintahkan agar kaumnya mengikuti nabi tersebut.

8. Murrah

Murrah adalah kakek keenam Nabi Muhammad SAW. Dan kakek keenam juga dari Abu Bakar

(18)

ash-Shiddiq radhiallahu 'anhu. Pada dirinya pula nasab Imam Malik bertemu dengan Rasulullah SAW.

9. Fihr

Fihr dialah yang disebut Quraisy dan nenek moyang orang-orang Quraisy. Keturunan Nabi Ismail yang berada di atas Fihr, disebut Kinani (keturunan Kinanah). Sedangkan keturunan beliau yang lahir setelah Fihr disebut Quraisy. Semua kabilah-kabilah Quraisy, nasabnya bertemu pada dirinya. Fihr adalah seorang yang mulia lagi dermawan. Ia tidak menunggu orang datang untuk meminta kepadanya. Dialah yang mendatangi mereka, memeriksa kondisi, dan melihat siapa yang membutuhkan. Lalu ia cukupi kebutuhan mereka dengan hartanya. Di antara sahabat Nabi yang nasabnya bertemu dengan Nabi pada Fihr adalah Abu Ubaidah bin al-Jarrah radhiallahu 'anhu.

10. Ilyas

Bagi masyarakat Arab, kedudukan Ilyas seperti kedudukan Lukman al-Hakim. Seorang bijak yang dikisahkan dalam Al-Qur'an. Di antara ucapannya adalah "Siapa yang menanam kebaikan, ia akan memanen kebhagiaan. Siapa yang menanam keburukan, ia akan panen penyesalan."

11. Mudhar

Secara bahasa, mudhar (رَضُم) maknanya madhir (ر ِضاَم). Artinya yang orang yang memberikan bahaya.

Ia juga dikenal dengan ketampanannya. Setiap orang yang melihatnya pasti jatuh hati padanya. Mudhar adalah orang pertama yang menunggang unta sambil bernyanyi. Karena ia pemilik suara emas. Nyanyiannya bertujuan memberi semangat si onta

(19)

yang sedang menempuh perjalanan di safar yang panjang. Di antara ucapan hikmah yang diriwayatkan darinya adalah "Sebaik-baik kebaikan adalah yang disegerakan. Persiapkan diri kalian menghadapi rintangannya. Dan alihkan dari hal-hal yang merusaknya. Karena pembatas antara kebaikan dan kerusakan hanyalah kesabaran."

12. Nizar

Nizar adalah seorang yang paling tampan di zamannya. Tak hanya modal ganteng saja, ia juga seorang yang paling menonjol kecerdasannya.

13. Ma'ad

Ma'ad adalah seorang keturunan Nabi Ismail 'alaihissalam yang ahli dalam pertempuran. Tidak satu pun perang yang ia ikuti, kecuali membawa kemenangan. Tak pernah ia merasakan kekalahan. Karena besarnya pengaruhnya dan kuatnya ketokohannya, ia sampai dikuniahi Abul Arab (bapaknya Arab).

(20)

Bab 2. Kedudukan Orang Tua Nabi

A. Pendapat Pertama

Pendapat pertama mengatakan bahwa keduanya termasuk ahlul fatrah, yaitu orang-orang yang hidup di masa tidak ada kenabian. Semenjak nabi Isa as hingga diutusnya nabi berikutnya terpaut jarak waktu yang panjang. Umat manusia hidup tanpa adanya risalah kenabian. Sebagian ulama mengatakan bahwa manusia yang hidup di masa fatrah ini tidak dimintai pertanggung-jawaban.

Mereka mendasarkan pendapatnya dari firman Allah SWT:

ااماو

اَّنُك

ايإبإِّذاعُم

ى َّتّاح

اثاعْبان

لاو ُسار

Dan tidaklah Kami mengazab kecuali setelah mengirim seorang rasul (QS. Al-Isra:15)

Dan pendapat ini cukup adil, lantaran secara nalar tentu kita tidak bisa menerima bila seseorang dimasukkan ke dalam neraka, padahal tidak ada seorang nabi pun yang mengajarkan agama kepada mereka. Bagaimana Allah SWT yang Maha Adil itu sampai tega menghukum orang yang tidak tahu apa-apa?

Pendapat ini didukung antara lain oleh Al-Imam As-Suyuthi dan lainnya.

(21)

B. Pendapat Kedua

Namun sebagian ulama berkesimpulan yang berbeda. Sebab mereka mendapati adanya hadits yang sekilas sangat tegas menyebutkan bahwa Rasulullah tidak diizinkan untuk memintakan ampunan buat kedua orang tuanya. Rasulullah SAW bersabda,

"Aku meminta izin kepada Tuhanku untuk memintakan ampunan buat ibuku, namun Dia tidak mengizinkan Aku. Aku meminta izin untuk menziarahi kuburnya, Aku pun diizinkan." (HR. Muslim)

Kalau kita pahami sekilas memang ada kesan bahwa ibunda nabi SAW itu tidak masuk surga. Sebab Rasulllah SAW sampai memerlukan memintakan ampunan atasnya. Dan ternyata permintaan itu tidak dikabulkan Allah SWT.

Wajar kalau ada yang berkesimpulan bahwa kalau begitu ibunda nabi SAW itu bukan muslim, tidak pernah bersyahadat dan mati dalam keadaan kafir. Sebab saat wafat, nabi Muhammad SAW belum lagi menjadi nabi.

Namun kesimpulan pendapat kedua ini ditentang oleh kelompok pertama. Mereka menolak bila hadits itu disimpulkan dengan cara demikian. Kalau Allah SWT tidak memperkenankan Rasulullah SAW memintakan ampunan untuk kedua orang tua, tidak berarti orang tuanya bukan muslim.

Sebagaimana ketika Rasulullah SAW tidak menyalatkan jenazah yang masih punya hutang, sama sekali tidak menunjukkan bahwa jenazah it

(22)

mati dalam keadaan kafir.

Adapun larangan Allah SWT untuk memintakan ampunan orang kafir adalah semata-mata karena orang itu sudah diajak masuk Islam, namun tetap membangkang dan akhirnya tidak sempat masuk Islam dan mati dalam keadaan kafir. Sedangkan kedua orang tua nabi SAW sama sekali belum pernah membangkang atau mengingkari dakwah. Sebab mereka ditakdirkan Allah SWT untuk hidup sebelum masa turunnya wahyu.

Sebaiknya buat kita untuk segera menutup diskusi seperti ini, karena tidak akan menambah apapun. Sementara bagi Rasulullah SAW justru semakin mengiris hatinya. Dan kita tidak boleh menyakiti hati beliau dengan memvonis bahwa kedua orang tua beliau kafir. Sedangkan dalil yang kita dapat masih belum melahirkan kesimpulan yang pasti. Maksudnya masih belum tegas menyatakan bahwa mereka itu kafir.

(23)

Bab 3 : Kelahiran

A. Kejadian Luar Biasa

Menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW, terjdi beberapa kejadian luar biasa sebagaimana dicatat dalam banyak kita sirah nabawiyah, dengan berbagai macam kualitas periwayatan. Diantara kejadian yang dicatat itu adalah :

1. Hancurnya Pasukan Gajah

Rasulullah dilahirkan pada tahun Gajah. Disebut tahun Gajah karena saat itu Abrahah membawa pasukan bergajah menyerang Ka’bah.

Abrahah adalah penguasa di Yaman. Ia membangun gereja besar di Kota Shan’a dengan maksud agar orang-orang berkunjung ke sana dan mendatangkan pemasukan besar bagi Yaman. Ia ingin menggeser kedudukan Ka’bah yang selalu ramai didatangi orang dari seluruh penjuru Arab.

Namun, bangunan yang megah dan indah itu tak kunjung ramai. Abrarah kemudian menyiapkan pasukan dalam jumlah besar. Sebagian mengendarai gajah.

Orang-orang Makkah yang mendengar kabar itu merasakan ancaman besar. Pasukan bergajah itu bukan tandingan mereka.

(24)

SAW sebagai pemimpin Makkah pun tak bisa berbuat banyak. Ia menyerahkan perlindungan Ka’bah sepenuhnya kepada Allah.

Namun belum sampai di Makkah, datang burung berbondong-bondong membawa batu-batu panas dan menjatuhkannya ke pasukan Abrahah. Mereka pun jatuh bergelimpangan. Tewas mengenaskan.

Yang jadi pertanyaan, kalau tentara bergajah itu akhirnya pada terkena dampak dari bebatuan itu, lantas bagaimana dengan penduduk Mekkah? Apakah mereka pada terkena dampaknya juga? Mengingat batu ini begitu mematikannya?

Jawabannya bahwa penduduk Mekkah justru aman. Kok bisa?

Karena Abdul Muthalib segera mengajak penduduk Mekkah mengungsi naik ke atas gunung atau setidaknya bukit-bukit yang tinggi jauh dari kota Mekkah.

Itu terjadi sehari sebelum kedatangan pasukan gajah. Gara-garanya pasukan Abrahah datang merampas 200 ekor unta milik Abdul Mutthalib.

Karuan saja Abdul Muthalib datang meminta untanya dikembalikan. Adapun urusan Abrahah mau merobohkan Ka'bah, silahkan berurusan langsung dengan pemiliknya yaitu Allah SWT.

Uniknya Abrahah mengembalikan 200 unta itu dan mempersilahkan penduduk Mekkah untuk menyingkir.

Makanya besoknya Mekkah pun kosong melompong. Mereka menyelamatkan diri dari gajah yang pada datang.

(25)

Tujuannya memang untuk menghindari amukan gajah-gajah itu. Namun begitu gajah dimusnahkan, penduduk Mekkah justru jadi aman dari serbuan burung dan batu.

Saat terjadi serbuan burung itu mereka sembunyi. Tidak menyaksikan langsung peristiwanya. Hanya terdengar dari kejauhan suara gemuruh langkah-langkah gajah bercampur dengan hiruk pikuk orang perang.

Namun setelah itu tiba-tiba suasana hening, tidak lagi terdengar hiruk pikuk pasukan gajah, bahkan juga suara burung pun tidak terdengar.

Penasaran, lalu Abdul Muthalib pun memerintahkan putera bungsunya, Abdullah, ayahnya Nabi Muhammad SAW untuk turun gunung melihat-lihat keadaan.

Dan terkejutlah Abdullah melihat pemandangan dahsyat. Bangkai gajah dan pasukan manusia bergelimpangan. Memang sih masih ada satu dua pasukan yang sedikit kelihatan masih bernafas, tapi langsung mati setelah itu.

Uniknya, gajah dan pasukan mati semua, namun harta mereka masih utuh. Di zaman itu biasa memang orang perang itu bawa perhiasan mahal, biasa disebut ghanimah.

Dan para pemuka Quraisy sepakat bahwa Abdul Muthalib adalah pahlawan mereka. Sehingga harta yang ditinggalkan pasukan itu resmi jadi milik Abdul Muthalib.

Tidak lama setelah itu, Abdullah berangkat ke Madinah untuk berdagang. Namun umurnya tidak

(26)

lama, karena justru di Madinah beliau wafat.

Sedangkan istrinya, Aminah sedang hamil besar lagi menunggu saat-saat kelahiran putera pertamanya.

Akhirnya bayi itu lahir tanpa pernah memiliki ayah yang menungguinya. Maka Abdul Muthalib sang kakek yang menanggung semua urusan pengasuhan sang cucu.

2. Keluar cahaya saat kelahiran Nabi Muhammad Peristiwa yang tak kalah ajaib adalah keluarnya cahaya saat kelahiran Nabi Muhammad. Cahaya itu keluar dan menerangi ke arah istana-istana di Syam.

Jika peristiwa gajah diabadikan Allah dalam Surat Al Fil, keluarnya cahaya ini diriwayatkan Ibnu Sa’ad dan Imam Ahmad.

Ibnu Sa’ad meriwayatkan bahwa Aminah ibunda Rasulullah berkata, “Setelah bayiku lahir, aku melihat ada cahaya yang keluar dari jalan lahirnya, menyinari istana-istana di Syam.”

Peristiwa ini memberikan isyarat bahwa kelak agama Islam yang dibawa Rasulullah SAW akan sampai ke Syam yang saat itu masih di bawah kekuasaan Romawi.

Dan kita kemudian bisa melihat sejarah, Syam menjadi negeri muslim. Baitul Maqdis dibebaskan pada masa khalifah Umar bin Khattab. Bahkan Damaskus menjadi ibu kota khilafah Bani Umayyah. 3. Runtuhnya 14 balkon istana Kisra

Runtuhnya 14 balkon istana Kisra saat kelahiran Nabi Muhammad ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi. Seakan memberi isyarat bahwa nantinya Persia akan

(27)

jatuh.

Dan ternyata benar, Persia akhirnya jatuh. Peperangan terakhir yang kemudian disusul dengan jatuhnya Persia adalah perang qadisiyah.

4. Padamnya api yang biasa disembah majusi

Di kemudian hari, banyak orang majusi masuk Islam. Salah satunya yang paling terkenal adalah Salman Al Farisi.

5. Runtuhnya gereja di Buhairah

Runtuhnya gereja di Buhairah setelah ambles ke tanah ini juga diriwayatkan Al Baihaqi sebagaimana dua peristiwa sebelumnya.

Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri mencantumkannya di Ar Rakhiqul Makhtum. Namun riwayat ini diperselisihkan.

Berbeda dengan peristiwa pasukan gajah dan keluarnya cahaya saat kelahiran Nabi Muhammad, yang keduanya disepakati para ulama

(28)

B. Waktu Kelahiran

1. Tempat Kelahiran

Kelahiran Beliau SAW tepatnya di Syi’ib Bani Hasyim di Mekkah, kota bagian selatan Jazirah Arab. 2. Waktu Kelahiran

Tentang hari kelahirannya sudah disepakati yaitu hari Senin, sebagaimana sabda Beliau SAW :

َّنَأ

لو ُسار

إَّللّإ

لإئ ُ س

ْناع

إمْو اص

إ ْيانْثإلاإ

لااقاف

:

إهيإف

ُت ْ إلد ُو

إهيإفاو

لإزْنُأ

َّالاع

Rasulullah SAW juga ditanya tentang puasa hari Senin. Beliau menjawab, "Itu hari kelahiranku dan diturunkan wahyu". (HR. Muslim dan Ahmad)

Demikian juga dalam hal bulannya, semua pihak sepakat bahwa Beliau SAW lahir di bulan Rabi’ul Awwal. Sedangkan angka tahunnya secara hitungan bulan hijriyah tidak populer karena perhitungan tahun hijriyah justru belum dimulai. Kalau pun mau dihitung, maka menghitungnya mundur ke belakang, yaitu 53 tahun sebelum hijrah. Namun penyebutan seperti ini kurang populer.

Yang lebih populer di kalangan bangsa Arab justru penyebutan tahun Gajah, yang mana di tahun kelahiran Beliau itu Mekkah sedang dalam keadaan genting karena nyaris mau diserang oleh tentara Abrahah yang membawa serta gajah untuk merobohkan Ka’bah. Peristiwa ini kemudian tertuang di dalam ayat Al-Quran :

ْمالَأ

ارات

افْياك

الاعاف

اكُّبار

ا ْصَأإب

إبا

إليإفْلإ

ْمالَأ

ْلاعْ ايَ

ُْهادْياك

إف

ليإل ْضات

(29)

ال اسْرَأاو

ْمإ ْيْالاع

إ ْيْ اط

اليإب ابََأ

ْمإيْإمْرات

ةارااجإ إبِ

ْنإم

لي إِّ إس

ْمُهالاعاجاف

ف ْصاعاك

لوُكْأام

Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka´bah) itu sia-sia? dan Dia mengirimkan kapada mereka

burung yang berbondong-bondong, yang

melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat. (QS. Al-Fiil : 1-5)

Sedangkan secara tahun masehi, umumnya para sejarawan menyebut angka 570 atau juga ada yang menyebut 571 masehi.

Terjadi perselisihan para ulama adalah tanggal kelahiran, yang paling utama adalah perbedan antara yang mengatakan kelahiran Nabi SW tanggal 12 dan 9 bulan Rabiul-awal.

a. Tanggal 12 Rabiul Awal

Yang paling mashyur merujuk tanggal 12 Rabiul Awal adalah pendapat Ibnu Hisyam, yang mana Beliau meriwayatkan dari Ibnu Ishak dalam kitab Sirah Nabawiyah yang legendaris.

الااق

ُنْبإ

اقاا ْسْ إ

:

اإلد ُو

إلو ُسار

إَّللّإ

َّلّ اص

ُالله

إهْيالاع

اَّلّ اساو

امْواي

، إ ْيانْث إلاإ

ْ اتانْث إلا

اةا ْشْاع

الْيال

ْتالاخ

ْنإم

إرْه اش

عيإبار

إلَّوَ ْلإ

امااع

إليإفْلإ

Ibnu Ishak berkata bahwa Rasulullah SAW dilahirkan pada hari Senin, 12 hari sejak masuk

(30)

bulan Rabiul awal pada tahun Gajah.

Dr. Said Ramadhan Al-Buthi dalam kitabnya Fiqhussirah menyebutkan tanggal 12 sebagai tanggal kelahiran Nabi SAW.

Pemerintah Republik Indonesia tiap tahun menetapkan tanggal 12 Rabiul Awwal sebagai hari libur nasional, karena disebutkan bahwa tanggal itu merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. b. Tanggal 9 Rabiul Awal

Sedangkan yang menyebutkan bahwa kelahiran Nabi SAW itu tanggal 9 Rabiul Awwal diantaranya Muhammad Al-Khudhari (w. 1345 H) di dalam kitabnya yang terkenal yaitu Nurul Yaqin fi Sirati Sayyidil Mursalin. Keyakinanya bahwa lahirnya tanggal 9 berdasrkan pengamatan Al-Marhum Mahmud Basya Al-Falaki.

Mubarakfuri dalam kitabnya, Ar-Rahiq Al-Makhtum menyebut tanggal 9 Rabiul-Awal sebagai tanggal kelahirannya.

Penulis sirah Sulaiman Al-Manshurfuri dan ahli astronomi Mahmud Basya dalam penelitiannya melacak hari Senin yang dimaksud bertepatan dengan tanggal 9 Rabiul Awal.

(31)

Bab 4 : Pro Kontra Perayaan Maulid Nabi SAW

Mayoritas kaum muslimin di dunia dari zaman dulu hingga sekarang banyak yang merayakan Maulid Nabi SAW. Apa lagi muncul fatwa dari seorang ulama besar ahli hadits yaitu Imam Ibnu Hajar al-Asqolani (w. 852 H) dan Imam as-Suyuti (w. 911 H) yang membolehkan perayaan Maulid Nabi SAW.

Tapi juga masalah perayaan Maulid Nabi SAW ini banyak yang tidak setuju hingga pada kesimpulan haram untuk merayakannya. Sebab hal ini dianggap perbuatan bid’ah oleh beberapa ulama.

Sebenarnya masalah Maulid Nabi SAW adalah termasuk masalah furu’iyah yang menjadi perdebatan para ulama ahlus sunnah wal jamaah mengenai hukumnya.

A. Siapa Pertama Kali Yang Merayakan Maulid

Perayaan Maulid Nabi SAW termasuk perkara bidah yang tidak ada contoh dari kalangan salaf generasi sahabat, tabiin dan tabiit tabiin.

Menurut jumhur ulama seperti Imam Ibnu Katsir, Imam Suyuti dan Imam adz-Dzhabi bahwa yang pertama kali merayakan Maulid Nabi adalah raja Mudhoffar.

(32)

zaman pangeran Shalahuddin al-Ayyubi. Beliaulah yang merayakan pesta Maulid Nabi SAW bersama rakyatnya.

Ada juga yang berpendapat seperti Ustadz Hasan as-Sandubi bahwa yang pertama kali merayakan Maulid Nabi SAW adalah Daulah Fathimiyah yang terkenal dengan ajaran syiah.

B. Ulama Yang Menolak Maulid

1. Imam Ibnu Taimiyah

تلإ لوألإ عيبر رهش ليايل ضعبك ةيعشْلإ سمإولمإ يْغ سموم ذاتخإ

يذ شْع نمثا وأأ بجر ليايل ضعب وأأ ،لدولمإ ليل انه إ لاقي

هيمسي يلَّإ لإوش نم نمثا وأأ بجر نم ةعجم لوأأ وأأ ةجلحإ

لم تلإ عدبلإ نم انه اف رإربألإ ديع لاهلجإ

لمو فلسلإ ابهحت سي

اهولعفي

Melakukan sesuatu kebiasaan selain kebiasan syar’i seperti menghidupkan malam maulid Nabi SAW, malam bulan Rajab, bulan Dzulhijjah, Hari Jumat awal bulan Rajab adalah termasuk bidah yang tidak dianjurkan oleh ulama salaf untuk melakukannya. 2. Imam Asy-Syatibi "

بيطاشلإ

:

مإتزلإ انَمو "ةركنلمإ عدبلل هركذ ضرعم ف لاق

دحإو توص لّع عتماجالا ةئيبه ركلَّكا ةنيعلمإ تائيهلإو تايفيكلإ

إ ةدلاو موي ذاتخإو

بينل

لّسو هيلع الله لّص

لكذ هب شأأ امو إديع

.

(33)

pembahasan bidah munkaroh: diantaranya adalah gerakan gerakan khusus ketika dzikir dengan suara bersama sama. Dan juga perayaan Maulid Nabi SAW.

3. Imam Al-Fakihani "

نياهكافلإ نيلدإ جتا

: "

ةِّن س لاو باتك ف لَصأأ لدولمإ إذهل لّعأأ لا

أأ نع لهعم لقني لاو

نيلدإ ف ةودقلإ ه نيلَّإ ةمألإ ءمالع نم دح

يمدقتلمإ رثا أب نوك ِّستملمإ

.

Perayaan Maulid Nabi SAW termasuk perkara baru yang tidak ada asal dalilnya dalam al-Quran dan Sunnah Nabi. Tidak ada satupun generasi salaf yang melakukannya. Padahal mereka adalah panutan kita yang sangat berpegang teguh pada atsar mutaqoddimin.

4. Syaikh Bin Baaz

"

كىزأأو ةلَصلإ لضفأأ هبحاص لّع يوبنلإ لدولمبَ لافتحالا

،لهعفي لم بينلإ نأل ؛ءمالعلإ ليوق صحأأ ف زوتج لا ةعدب يملستلإ

إذكهو ،منَع الله ضير اعيجم هتباصو ،نودشإرلإ هؤافلخ إذكهو

دعب ثدح انم إو ،لضفلمإ ةثلَثلإ نورقلإ ف رومألإ ةلاوو ءمالعلإ

نم ديلقت لاو لهعف زويَ لَف ،هلدق نمو ةعي شلإ ببسب لكذ

لهعف

.

Perayaan maulid Nabi SAW hukumnya bidah. Tidak boleh melakukannya menurut pendapat shahih dari ulama. Sebab Nabi SAW dan para sahabat tidak pernah melakukannya. Begitu juga generasi terbaik setelah mereka. Perayaan Maulid

(34)

Nabi SAW baru muncul pada masa kejayaan syiah. Maka tidak boleh taqlid kepada perbuatan syiah.

5. Syaikh Al-Utsaimin "

ه كلو يمظعتلإ راهظ إو روسرلإو حرفلإ نيعي لافتحالا

نم إذ

ام لا إ تإدابعلإ نم عشْن نأأ زويَ لَف ،الله لى إ ةبرقلمإ تإدابعلإ

ةعدبلإ نم برتعي هب لافتحلااف هيلعو لهوسرو الله هعشر

.

Perayaan seperti menampakkan rasa

kegembiraan dan pengagungan terhadap

seseorang adalah termasuk ibadah. Maka tidak boleh melakukan ibadah kecuali apa yang telah disyariatkan oleh Allah SWT. Maka Maulid Nabi SAW adalah termasuk perbuatan bidah.

6. Syaikh Al-Albani "

هدهع ف طقف سيل نكي لم ،ثداح ٌرمأأ لافتحالا

الله لّص

لّسو هيلع

بينلإ َّنأأ هيدبلإ نمو...ةثلَثلإ نورقلإ دهع ف لاو لب ؛

تايح ف لّسو له أ لّعو هيلع الله لّص

؛هتدلاوب لفتحيل نكي لم ه

ةَّينإصرن ةقيرط هي انم إ ام ناسن إ ةدلاوب لافتحالا نأل لكذ

لا ةَّيحي سم

ا فن أ ةروكذلمإ نورقلإ ف ا قلطم ملَس لاإ هفرعي

.

Perayaan Maulid Nabi SAW adalah perkara yang baru. Tidak ada di zaman Nabi SAW dan generasi terbaik setelahnya.

Bahkan Nabi SAW tidak pernah merayakan hari kelahirannya. Karena perayaan kelahiran adalah tradisi orang-orang Nasrani.

(35)

C. Ulama Pendukung Maulid

1. Imam Ibnu Hajar Al-Asqolani

لصأأ

لعم

لدولمإ

ةعدب

لم

لقنت

نع

فلسلإ

لاصلإ

نم

نورقلإ

،ةثلَثلإ

انَكلو

عم

لكذ

تلتم شإ

لّع

نسامح

،اهدضو

نفم

ىرتح

ف

اهلعم

نسالمحإ

بنتجو

اهدض

تنكا

ةعدب

ةن سح

.

Perayaan Maulid Nabi SAW termasuk perkara bidah yang tidak ada contoh dari kalangan salaf generasi sahabat, tabiin dan tabiit tabiin. Akan tetapi perayaan Maulid Nabi SAW perbuatan baik dan buruk. Siapa saja yang merayakannya dan bisa melakukan perbuatan baik dan menghindari yang buruk maka ini termasuk bid’ah hasanah.

2. Imam As-Suyuti

يدنع

نأأ

لصأأ

لعم

لدولمإ

يلَّإ

وه

عتماجإ

سانلإ

ةءإرقو

ام

سريت

نم

ن أرقلإ

ةيإورو

رابخألإ

ةدرإولإ

ف

أأدبم

رمأأ

بينلإ

امو

عقو

ف

لدوم

ه

نم

تيا لإ

ثم

ديم

مله

طماس

هنوكلأأي

نوفصرنيو

نم

يْغ

ةدياز

لّع

لكذ

وه

نم

عدبلإ

ةن سلحإ

تلإ

باثي

ايْلع

ابهحاص

الم

هيف

نم

يمظعت

ردق

بينلإ

راهظ إو

حرفلإ

راشبت سالاو

هلدوبم

فيشْلإ

.

Menurutku bahwa perayaan Maulid Nabi SAW dengan cara berkumpulnya sekelompok manusia, membaca al-Quran, membaca hadits Nabi kemudian dihidangkan makanan untuk para hadirin maka ini termasuk perbuatan bidah hasanah yang pelakunya mendapatkan pahala. Sebab dalam perayaan tersebut ada unsur

(36)

mengagungkan Nabi SAW, menampakkan kebahagiaan dan senang dengan kelahiran Nabi SAW.

3. Imam Ibnul Jauzi Al-Hanbali

"

نبإ

،يزولجإ

ثيح

لاق

نع

لدولمإ

يوبنلإ

" :

نم

هصإوخ

هنأأ

نامأأ

ف

لكذ

ماعلإ

ىشْبو

لجاع

لينب

ةيغبلإ

مإرلمإو

.

Imam Ibnul Jauzi mengomentari perayaan maulid Nabi SAW: salah satu keistimewaan Maulid Nabi SAW adalah adanya rasa aman di tahun tersebut dan kebahagiaan yang cepat untuk mendapatkan maksud tujuan. 4. Imam As-Sakhowi "

لم

لهعفي

دحأأ

نم

فلسلإ

ف

رقلإ

نو

ةثلَثلإ

,

انم إو

ثدح

ُدعب

,

ثم

لا

لإز

لهأأ

ملَس لاإ

نم

رئاس

راطقألإ

ندلمإو

نولمعي

لدولمإ

نوقدصتيو

ف

هيلايل

عإونأأب

تاقدصلإ

نونتعيو

ةءإرقب

هلدوم

،يمركلإ

رهظيو

ميْلع

نم

هتكارب

كل

لضف

يمعم

.

Perayaan Maulid Nabi SAW termasuk perkara baru yang tidak dilakukan oleh generasi terbaik salaf. Perayaan ini baru muncul setelah beberapa waktu dikemudian hari.

Kaum muslimin terus menerus merayakannya diberbagai tempat dengan bersadaqah, membaca al-Quran dan amal shalih lainnya. Dan telah nampak bagi mereka anugerah yang banyak dari keberkahan Maulid Nabi SAW.

(37)

5. Ibnu Al-Haj Al-Maliki "

نبإ

جالحإ

،كيلالمإ

ثيح

لاق

" :

نكاف

بيَ

نأأ

دإدزن

موي

ينثلاإ

نياثلإ

شْع

ف

عيبر

لوألإ

نم

تإدابعلإ

يْلخإو

إركش

لىوملل

لّع

ما

نلاوأأ

نم

هذه

معنلإ

ةيمظعلإ

اهمظعأأو

دلَيم

ىفطصلمإ

لّص

الله

هيلع

له أو

لّسو

.

لاقو

اضيأأ

" :

نمو

هيمظعت

لّص

الله

هيلع

له أو

لّسو

حرفلإ

ليلب

هتدلاو

ةءإرقو

لدولمإ

.

Ibnul Haj al-Maliki berkata: Wajib bagi kita untuk memperbanyak ibadah pada hari senin 12 rabiul awwal. Dan salah satunya adalah dengan merayakan Maulid Nabi SAW.

Beliau juga berkata: termasuk memuliakan Nabi SAW adalah bergembira pada hari kelahiran Nabi SAW dan membaca sirah nabawi.

6. Imam Ibnu Abidiin Al-Hanafi

"

نبإ

،نيدباع

ثيح

لاق

" :

لّعإ

نأأ

نم

عدبلإ

ةدوملمحإ

لعم

لدولمإ

فيشْلإ

نم

رهشلإ

يلَّإ

لدو

هيف

لّص

الله

هيلع

له أو

لّسو

."

لاقو

اضيأأ

" :

عتماجلااف

عماسل

ةصق

بحاص

تإزجعلمإ

هيلع

لضفأأ

تإولصلإ

لكمأأو

تايحتلإ

نم

مظعإ

تبَرقلإ

الم

لتم شي

هيلع

نم

تإزجعلمإ

ةثركو

تإولصلإ

.

Imam Ibnu Abidin mengatakan: ketahuilah, sesungguhnya termasuk bidah yang terpuji adalah perayaan Maulid Nabi SAW pada bulan maulid. Berkumpul-kumpul untuk mendengarkan kisah Nabi SAW termasuk amalan yang paling mulia

(38)

karena di dalamnya mengandung mu’jizat Nabi SAW dan memperbanyak shalawat atas Nabi SAW. 7. Al-Hafidz Al-Iraqi "

ظفالحإ

،قيإرعلإ

ثيح

لاق

" :

ن إ

ذاتخإ

ةيملولإ

ماعط إو

ماعطلإ

بحت سم

ف

كل

تقو

فيكف

إذ إ

مضنإ

لى إ

لكذ

حرفلإ

روسرلإو

روهظب

ن

رو

لوسر

الله

ف

إذه

رهشلإ

فيشْلإ

لاو

مزلي

نم

هنوك

ةعدب

هنوك

اهوركم

كمف

نم

ةعدب

ةبحت سم

دق

نوكت

ةبجإو

.

Imam Al-Hafidz Al-Iraqi mengatakan bahwa mengadakan walimah,sodaqoh makanan adalah sunnah yang mustahab disetiap waktu. Apalagi hal ini dibarengi dengan rasa gembira dengan kelahiran Nabi SAW di bulan yang mulia.

Sesuatu yang bidah belum tentu hukumnya makruh atau haram, sebab ada perkara agama yang termasuk bidah tapi bidah yang wajib.

8. Imam Abu Syamah Guru Imam Nawawi

"

نمو

نسحأأ

ام

عدتبإ

ف

اننامز

ام

لعفُي

كل

ماع

ف

مويلإ

قفإولمإ

هلدولم

لّص

الله

هيلع

له أو

لّسو

نم

،تاقدصلإ

،فورعلمإو

راهظ إو

ةنيزلإ

،روسرلإو

ن اف

لكذ

ٌرعشم

هتبحبم

لّص

الله

هيلع

له أو

لّسو

هيمظعتو

ف

بلق

لعاف

لكذ

إركشو

لل

لىاعت

لّع

ام

ِّنم

هب

نم

دايَ إ

لهوسر

يلَّإ

لهسرأأ

ةحمر

يلماعلل

.

Diantara yang termasuk bidah yang baik dizaman sekarang adalah perayaan Maulid Nabi SAW. Didalamnya dilakukan sadaqah, kebahagaiaan

(39)

dengan kelahiran Nabi SAW.

Hal ini muncul karena rasa mahabbah atau cinta kepada Nabi SAW. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia diutusnya Nabi SAW kepada kita semua.

9. Ibnu Asyur

ْداقاف

الاعاج

َُّللّإ

إتيإقإاوامْلإل

إةادو ُدْحامْلإ

إ راابإتْعإ

ُهإب ْ شُي

اراابإتْعإ

إء ْ َّشَّلإ

إدإحإاوْلإ

،إدِّإداجاتُمْلإ

اامَّن

ِ

إاو

إاذاه

ٌراابإتْعإ

إيْإك ْذَّتلإل

إم َّياَ ْل إبَ

ْلإ

إةايم إظاع

إرإادْقإمْلإ

ااكَ

الااق

الىااعات

:

ُْه ْرِّإكاذاو

إم َّياَأإب

إَّللّإ

[

يمإهإارْب

إ

ِ

:

5

]

،

اعالاخاف

َُّللّإ

الّاع

إتيإقإاوامْلإ

إتَّلإ

اا انهارااق

ٌء ْ اشَ

ٌيم إظاع

إف

إل ْضافْلإ

ْنَأ

الاعاج

ا ْ

لإتإل

إتيإقإاوامْلإ

لَ ْضاف

إ رإمات ْ سُم

ا يهإوْنات

اا إنهْواكإب

ةارإك ْذات

رْمَ إل

، يم إظاع

َّلاعالاو

إاذاه

اوُه

يإ َّلَّإ

الاعاج

َُّللّإ

إإلهْجَ إل

اةَّن ُ س

إي ْداهْلإ

إف

، ِّإجاحْلإ

َّنَ إل

إف

إلْثإم

ا إ

لكاذ

إتْقاوْلإ

الّاتْبإ

َُّللّإ

ايمإهإارْب

إ

ِ

إحْباذإب

إهإ الد او

اليإعاا ْسْ

إ

ِ

اراه ْظَأاو

امْزاع

ِ

إ

ايمإهإارْب

ُهاتاعا اطاو

ُهَّبار

ُهْنإماو

اذاخَأ

ُءاامالُعْلإ

ايم إظْعات

إمْوايْلإ

إقإفإاوُمْلإ

إمْوايإل

إةاد الاإو

إء إبيَّنلإ

َّلّ اص

ُالله

إهْيالاع

اَّلّ اساو

.

Sungguh Allah telah menjadikan setiap waktu sebagai pelajaran bagi kita. Hal ini sebagaimana firman Allah: berilah peringatan kepada mereka terhadap hari-hari Allah.

Ada hari khusus untuk pelaksanaan ibadah haji.

Ada juga hari khusus dimana Ibrahim

diperintahkan untuk menyembelih puteranya. Oleh karena inilah para ulama menentukan hari senin 12 rabiul awwal sebagai hari perayaan Maulid Nabi SAW.

(40)

10. Syaikh Wahbah Az-Zuhaili

ةبهو

،ليحزلإ

ثيح

لاق

" :

إذ إ

نكا

لدولمإ

يوبنلإ

إ صرتقم

لّع

ةءإرق

ن أرقلإ

،يمركلإ

يْكذتلإو

قلَخأأب

بينلإ

هيلع

ةلَصلإ

،ملَسلإو

بيغرتو

سانلإ

ف

مإتزلالا

يملاعتب

ملَس لاإ

مه ِّضحو

لّع

ضئإرفلإ

لّعو

بإد لإ

،ةيعشْلإ

نوكيلاو

ايْف

ةغلابم

ف

يدلمإ

لاو

ٌءإرط إ

ماك

لاق

بينلإ

(

لا

نيورطت

ماك

ترطأأ

ىراصنلإ

سيع

نب

يمرم

نكلو

إولوق

دبع

الله

لهوسرو

)

إذهو

إذ إ

نكا

إذه

هاتجالا

ف

عقإو

رمألإ

لا

دعُي

نم

عدبلإ

.

Syaikh Wahbah Az-Zuhaili mengatakan bahwa jika perayaan Maulid Nabi SAW hanya dilakukan

dengan cara pembacaan al-Quran,

pemberitahuan mengenai akhlak Nabi SAW, mengajak kepada ketaatan pada syariat islam dan adab islami dan tidak mengandung pujian yang berlebihan maka hal ini tidak termasuk bidah.

(41)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui lebih jelas, maka penulis melakukan penelitian mengenai ”Pengaruh Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Laba Kotor PT Dirgantara Indonesia

Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja diantaranya yakni penelitian yang dilakukan oleh (Masydzulhak et al.,

Dalam buku ini terlihat gambaran pelaksanaan tata kelola pemerintahan daerah, dilihat dari pelaksanaan audit internal sektor publik, kompetensi aparatur pemerintah

Jika fungsi distribusi itu adalah diskrit maka prosedur yang diperlukan untuk membangkitkan random variate dari f(x) sbb:.. Tempatkan RN yang diperoleh pada f(x) axis

Peserta didik didorong untuk mengumpulkan berbagai sumber informasi yang kemudian dari berbagai informasi yang diperolehnya tersebut peserta didik dapat menentukan

Kualitas air baku (TDS) RO tahap 1 (desalinasi) bervariasi sesuai dengan musim, jika musim hujan TDS air baku menjadi rendah sampai 500 mg/l karena resapan air hujan ke sumur air

Aplikasi pengeditan data geografi ini terdiri dari dua modul utama yaitu modul yang menangani data multiformat (disebut nodemap), dan modul yang menangani interaksi transaksi