• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. perlahan-lahan. Persaingan antara tanaman dan gulma terjadi baik di atas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. perlahan-lahan. Persaingan antara tanaman dan gulma terjadi baik di atas"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Gulma

Gulma merupakan tumbuhan pengganggu tanaman pokok perkebunan sehingga perlu dilakukan tindakan pengendalian. Keberadaan gulma disekitar tanaman dapat menimbulkan kerugian yang besar, walaupun berlangsung secara perlahan-lahan. Persaingan antara tanaman dan gulma terjadi baik di atas permukaan tanah yang berupa persaingan dalam mendapatkan cahaya matahari, CO2 dan ruang tumbuh. Didalam tanah pun terjadi persaingan, yakni persaingan mendapatkan air dan unsur hara. Faktor persaingan tersebut dapat menyebabkan perkembangan dan perutumbuhan tanaman pokok budidaya menjadi terhambat dan dapat mengurangi jumlah produksi tanaman budidaya. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan pengendalian untuk menekan perkembangan gulma di areal pertanaman.

Upaya pengendalian gulma telah dilaksanakan dengan menanami tanah di antara tanaman kelapa sawit (gawangan) dengan tanaman kacang penutup tanah. Selain itu, juga dapat dilakukan upaya preventif berupa pembuatan piringan (bokoran) disekeliling tiap individu tanaman. Bila pertumbuhan gulma tidak dikendalikan dengan baik, maka berbagai macam gulma dapat tumbuh dengan subur dan mengganggu (menyaingi) pertumbuhan tanaman pokok. Hal ini menyebabkan keadaan kebun menjadi kotor dan lembab (Adi, 2010).

(2)

6

B. Kerugian yang Ditimbulkan Akibat Gulma

Kehadiran gulma pada lahan pertanian atau lahan perkebunan dapat menimbulkan masalah. Secara umum masalah-masalah yang ditimbulkan gulma pada lahan tanaman budidaya atau tanaman pokok adalah sebagai brikut:

1. Gulma akan menurunkan jumlah hasil (kuantitas). Antara gulma dan tanaman yang hidup bersama dalam suatu areal usaha tani akan berkompetisi dalam memperoleh sarana tumbuh.

2. Gulma akan menurunkan mutu hasil (kualitas). Penurunan mutu hasil misalnya dapat terjadi melalui percampuran hasil tanaman dengan biji atau bagian tumbuh gulma, percampuran benih dengan biji gulma, pertumbuhan tanaman yang kurang baik atau tidak seragam, dan sebagainya.

3. Gulma dapat meracuni tanaman (alelopati). Beberapa gulma mengeluarkan alelokimia yang dapat meracuni tanaman, misalnya mikania (Mikanian micrantha) pada perkebunan karet dan alang-alang (Imperata cylindrica) atau teki (Cyperus rotundus).

4. Gulma dapat menurunkan nilai tanah. Tanah bongkar atau kotor yang ditumbuhi semak belukar scara psikologis menurunkan daya tarik pembeli tanah tersebut.

5. Gulma dapat merusak atau mengahambat penggunaan alat mekanik. Kelancaran jalannya alat-alat mekanik, baik untuk mengolah tanah atau kegiatan pemeliharaan dan pemanenan, akan terhambat dengan

(3)

7

lebatnya gulma yang tumbuh diareal pertanian, terutama untuk jenis gulma berkayu atau menjalar.

6. Gulma dapat menjadi inang hama dan penyakit tumbuhan. Gulma dapat pula berperan sebagai tempat tinggal sementara atau sumber pakan alternatif bagi hama dan penyakit tumbuhan atau tanaman. 7. Keberadaan gulma akan menambah biaya produksi. Tentu biaya

produksi usaha tani akan meningkat dengan adanya gulma. Penambahan biaya tersebut diperlukan untuk membayar tenaga kerja dan membeli herbisida atau alat-alat pengendali gulma (Sembodo, 2010).

C. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Yang dimaksud pemeliharaan tanaman menghasilkan adalah mulai dari 3 tahun sampai umur 25 tahun (sampai diremajakan). Kegiatan pemeliharaan pada tanaman menghasilkan (TM) adalah sebagai berikut:

1) Garuk piringan pokok

a. Piringan pokok digaruk bersih dengan pusingan 1 bulan sekali dengan radius 2 meter.

b. Pada musim kemarau pusingan garuk dapat di perpanjang 1,5 bulan (Januari, Februari, Maret, April, Mei), terutama areal yang kanopinya sudah rapat.

c. Pasar pikul dan teresan dibabat tandes selebar 1 meter.

d. Pada areal rendahan yang becek, piringan pokok cukup dibabat mepet.

(4)

8

e. Rumput yang ada dipokok supaya dicabut bersih sampai setinggi jangkauan tangan

f. Jika keadaan tenaga kerja sulit diperoleh dapat dilakukan dengan sistem khemis.

2) Babat gawangan

a. Sistem babat bersifat efektif.

b. Selain kacangan, rumput liar dibabat setinggi 30 cm dari permukaan tanah.

c. Rotasi babat gawangan 4 bulan sekali.

d. Babat gawangan tidak boleh bersamaan dengan dongkel kayu-kayuan tapi harus bergantian.

e. Jika dongkelan efektif dilakukan maka babatan tidak perlukan lagi. 3) Dongkel anak kayu

a. Semua tumbuhan yang berkayu, pakis gajah dan keladi-keladian harus di dongkel sampai akarnya keluar.

b. Anak kayu dan tumbuhan keladi yang sudah didongkel supaya dijepit dengan cagak agar tidak terkena tanah.

c. Rotasi 2 bulan sekali dan harus benar-benar efektif sehingga babatan tidak begitu diperlukan lagi atau hanya bersifat selektif. 4) Wiping lalang

Serupa dengan pelaksaan di TBM jika tenaga setempat cukup dan murah dapat dilaksanakan sistem buru lalang dengan garpu (Risza, 1995).

(5)

9 D. Sifat-sifat Gulma Secara Umum

Gulma merupakan tumbuhan yang mempunyai sifat dan ciri khas tertentu, yang umumnya berbeda dengan tanaman pokok atau tanaman budidaya. Sifat-sifat dari gulma tersebut antara lain:

1. Penguasaan areal yang baik. Produksi biji gulma yang banyak menjadikan gulma memiliki potensi untuk menguasai areal dengan populasi besar dan pertumbuhan populasi yang cepat. Di samping itu, gulma mampu berkembang biak dengan organ vegetatifnya, seperti stolon, rizom, atau umbi.

2. Biji yang dihasilkan memiliki masa dormansi. Sifat ini menguntungkan gulma karena biji baru berkecambah apabila lingkungan telah memungkinkan gulma tumbuh baik. Pada kondisi yang kurang menguntungkan biji gulma mampu bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama. Sifat tersebut menjadi penyebab mangapa gulma selalu ada sepanjang masa (persisten).

3. Daya adaptasi sangat tinggi. Sebagian besar gulma fotosintesisnya. Gulma tertentu, seperti alang-alang, mampu mengubah lingkungannya (misalnya pH tanah) sehingga sesuai untuk pertumbuhannya. Alang-alang juga bersimbiose dalam mikoriza yang dapat membantu dalam penyerapan unsur fosfor dari dalam tanah. Karena itu, alang-alang mampu hidup pada tanah-tanah yang masam maupun kritis.

4. Penyebaran yang luas. Gulma-gulma tertentu memiliki sarana bantu untuk menyebarluaskan biji nya, seperti duri pengait, rambut-rambut

(6)

10

(trikhoma), sabut, atau sayap. Organ tersebut akan membantu penyebaran gulma dengan bantuan angin (anemokori), air (hidrokori), atau mamalia (mamokori) (Sembodo, 2010).

E. Klasifikasi Gulma

Klasifikasi atau pergolongan gulma diperlukan untuk memudahkan dalam mengenali atau mengidentifikasi gulma. Dasar pengelompokon suatu jenis gulma ditentukan menurut kebutuhan tertentu.

1. Berdasarkan siklus hidupnya, gulma dikelompokan menjadi: 1) Gulma semusim (Annual weeds)

Gulma semusim atau gulma setahun adalah gulma yang melengkapi satu siklus hidupnya dalam satu musim atau dalam waktu kurang dari 12 bulan. Gulma yang termasuk dalam kelompok ini memiliki ciri-ciri utama pertumbuhan yang cepat dan menghasilkan biji dalam jumlah banyak. Contoh gulmanya wedusan (Ageratum conyzoides), meniran (Spigelia anthelmia). 2) Gulma dua musim (Biannual weeds)

Gulma dua musiman melengkapi satu siklus hidupnya selama dua musim atau tahun. Perkecambahan dan pembentukan roset pada musim atau tahun pertama. Selepas musim dingin, roset mengalami vernalisasi, berbunga, berbiji, dan mati pada musim atau tahun ke dua. Dengan demikian, dalam satu siklus hidupnya membutuhkan waktu antara 1-2 tahun. Contoh gulmanya kiurat (Plantago sp). 3) Gulma tahunan (Perennial weeds)

(7)

11

Gulma yang menghasil organ vegetatif secara terus menerus sehingga memungkinkannya hidup lebih dari dua musim atau dua tahun disebut gulma musiman atau gulma tahunan. Gulma yang memiliki organ perkembang biakan ganda, yaitu secara generatif dengan biji dan secara vegetatif dengan rimpang, umbi, daun, atau stolon. Umumnya termasuk dalam gulma musiman, contoh gulmanya alang-alang (Imperata cylindrica), dan teki (Cyperus rotundus) (Sembodo, 2010).

2. Berdasarkan sifat morfologinya gulma dibedakan menjadi lima sebagai berikut:

1) Gulma rumputan ( Grasses)

Semua jenis gulma yang termasuk dalam famili Poaceae atau Gramineae adalah kelompok rumputan. Beberapa kalangan kadangkala menggunakan istilah gulma berdaun sempit untuk gulma golongan rumputan ini. Istilah ini akan membingungkan karena gulma golongan tekian juga berdaun sempit. Kelompok gulma ini ditandai dengan ciri utama, yaitu tulang daun sejajar dengan tulang daun utama, berbentuk pita, dan terletak berselang seling pada ruas batang. Batang berbentuk silindris, beruas, dan berongga. Akar gulma golongan ini tergolong dalam akar serabut. Contoh gulmanya adalah alang-alang (Imperata cylindrica)

(8)

12

Semua jenis gulma yang termasuk dalam famili Cyperaceae adalah gulma golongan tekian. Gulma yang termasuk dalam golongan ini memiliki ciri utama letak daun berjejal pada pangkal batang, bentuk daun seperti pita, tangkai bunga tidak beruas dan berbentuk silindris, segi empat, atau segitiga.

Gulma teki-tekian mirip dengan gulma berdaun sempit, bedanya gulma teki-tekian memiliki batang berbentuk segitiga. Contohnya gulma teki-tekian, antara lain teki (Cyperus rotundus).

3) Gulma berdaun lebar (Broad leaves)

Anggota gulma golongan berdaun lebar paling banyak dijumpai dilapangan dan paling beragam jenisnya. Semua jenis gulma yang tidak termasuk dalam famili Poaceae atau rumputan dan Cyperaceae atau tekian adalah gulma golongan berdaun lebar. Ciri-ciri yang dimiliki gulma tersebut juga sangat beragam tergantung dari familinya. Sebagai gambaran umum, bentuk daun gulma golongan ini adalah lonjong, bulat, menjari, atau berbentuk hati. Akar yang dimiliki umumnya berupa akar tunjang. Contoh gulma yang termasuk golongan gulma berdaun lebar, yaitu: tahi ayam (Lantana camara), kucingan (Mimosa invisa).

4) Gulma pakis-pakisan (Ferns)

Gulma pakis-pakisan (Ferns) umumnya berkembang biak dengan spora dan berbatang tagak atau menjalar. Contoh gulma

(9)

pakis-13

pakisan, antara lain pakis kresek (Stenochlena palustris) dan pakis kawat (Dicranopteris linearis) (Sembodo, 2010).

3. Berdasarkan habitatnya, gulma dikelompokkan menjadi: 1) Gulma air (Aquatic weeds)

Gulma ini tumbuh di air, baik mengapung, tenggelam, ataupun setengah tenggelam. Gulma air dapat berupa gulma berdaun sempit, berdaun lebar, ataupun teki-tekian. Contoh gulma air, yaitu Cyperus iria dan Leptochloa chinensis.

2) Gulma darat (Terrestil weeds)

Gulma ini tumbuh di darat. Jenis gulma daratan yang tumbuh di perkebunan sangat tergantung pada jenis tanaman utama, jenis tanah, iklim, dan pola tanam. Contoh gulma daratan antara lain lalang (Imperata cylindrica) dan mikania (Mikania micrantha) (Sembodo, 2010).

4. Berdasarkan pengaruh terhadap tanaman kelapa sawit, gulma dibedakan menjadi lima tingkatan sebagai berikut :

1) Gulma kelas A

Gulma yang digolangkan kelas A yaitu jenis-jenis gulma yang pada umumnya bermanfaat. Contoh jenis gulma kelas A, yaituCalopogonium caeruleum, Pueraria phaseoloides (Nasution, 1986).

(10)

14 2) Gulma kelas B

Gulma yang digolongkan kelas B yaitu jenis-jenis gulma pada umumnya kurang merugikan tapi perlu pengendalian. Contoh jenis gulma kelas B, antara lain Phyllanthus niruri(Meniran), Ageratum conyzoides (Wedusan) (Nasution, 1986).

3) Gulma kelas C

Gulma yang digolongkan kelas C yaitu jenis-jenis gulma yang merugikan, bergantung pada keadaan tapi perlu pengendalian. Contoh jenis gulma kelas C yaitu Axonopus compressus (Rumput pait) , Cyperus rotundus(Teki) (Nasution, 1986).

4) Gulma kelas D

Gulma yang digolongkan kelas D yaitu jenis gulma yang merugikan perlu pengendalian atau pemberantasan. Contoh jenis-jenis gulma kelas D, yaituColocasia spp (Keladi) , Lantana camara(Temblekan) (Nasution, 1986).

5) Gulma kelas E

Gulma yang digolongkan kelas E merupakan jenis-jenis gulma yang pada umumnya merugikan, perlu dilakukan pemberantasan. Contoh jenis – jenis gulma kelas E, yaitu Imperata cylindrica (Lalang), Mimosa sp(Kucingan) (Nasution, 1986).

(11)

15

5. Berdasarkan keberadannya di perkebunan, gulma dibedakan menjadi dua sebagai berikut:

1) Gulma lunak, yaitu gulma yang keberadaannya dalam budidaya tanaman kelapa sawit dapat toleransi. Hal ini karena jenis gulma ini dapat menahan erosi tanah. Walaupun demikian, pertumbuhan harus tetap dikendalikan. Contohnya babadotan, wedusan, dan paitan.

2) Gulma berbahaya yaitu gulma yang memiliki daya saing tinggi terhadap tanaman pokok. Berapa jenis gulma mengandung toxin atau zat alleopati yang mengganggu tanaman pokok antara lain: 1. Alang-alang (Imperata cilindrica) termasuk famili poaceae. Di

antara jenis-jenis rumput, alang-alang (Imperata cylindrical) adalah gulma yang paling menyulitkan dan merugikan. Gulma ini perkembangan rimbangnya sangat luas, disamping itu mempunyai biji yang berbulu sehingga mampu menyebar dan meluaskan dengan cepat. Bila sempat merajalela di kebun, kelapa sawit akan terhambat pertumbuhannya dan sering menunjukan kekurangan nitrogen yang parah karena persaingan unsur hara, air dan persaingan perkembangan akar (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

(12)

16

Gambar 1. Imperata cylindrica Sumber : Rahmatariffin.com

2. Mikania (Micania cordata) termasuk pada famili Asteracea. Di perkebunan kelapa sawit gulma ini sering terlihat, merambat dengan cepat dan sering memanjat pada tanaman kelapa sawit yang relative muda. Mikania juga mengeluarkan (mengeksudasikan) racun melalui akarnya (alelopati), yang menghambat proses nitrifikasi oleh bakteri dalam rangka simbiosis dengan penutup tanah kacang (PTK), dan mungkin lagi pula menghambat kehidupan berbagai mikroba lainnya. Gulma menyebar dengan biji dan potongan batang, pada tanaman menghasilkan (TM) dan menurunkan produksi sebanyak 20-25% (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

Gambar 2. Mikania micranta Sumber : www. Hear.org

(13)

17 F. Beberapa Cara Pengendalian Gulma 1. Pengendalian Gulma Secara Manual

Pengendalian gulma secara manual adalah dengan menggunakan peralatan dan upaya pengendalian secara konvensional, misalnya dibabat, dibongkar dengan cangkul, digarpu dan sebagainya. Pemberantasan gulma dengan cara ini dapat dilakukan 5-6 kali pada tahun pertama atau bergantung keadaan perkebunan (Tim Bina Karya Tani, 2009).

2. Pengendalian Gulma Secara Kimia

Pengendalian gulma secara kimia dilakukan menggunakan herbisida, baik yang bersifat kontak maupun sistemik. Keuntungan cara ini adalah penggunaan tenaga kerja yang relatif sedikit. Namun cara ini dapat mengganggu organisme lain dalam kelestarian alam (Tim Bina Karya Tani, 2009).

3. Pengendalian Gulma Secara Kultur Teknis

Pengendalian gulma secara kultur teknis dilakukan dengan menggunakan tanaman penutup tanah jenis kacangan. Cara ini bertujuan untuk mengurangi pengaruh buruk dari gulma (Tim Bina Karya Tani, 2009).

G. Pengendalian Gulma

Gulma merupakan pesaing bagi tanaman kelapa sawit dalam penyerapan unsur hara, air, dan cahaya matahari. Areal yang didominasi oleh gulma yang berbahaya atau pesaing berat seperti sembung rambat (Mikania micrantha), alang-alang (Imperata cylindrica), dan Asystasia coromandelina dapat menurunkan produksi sampai 20% (Sulistyo, 2010).

(14)

18

Pengertian dari pengendalian gulma (control) harus dibedakan dengan pemberantasan (Eradiction). Pengendalian gulma (Weed control) dapat didefenisikan sebagai proses membatasi investasi gulma sedemikian rupa sehingga tanaman dapat di budidayakan secara produktif dan efisien. Dalam pengendalian gulma tidak ada keharusan untuk membunuh seluruh gulma, melainkan cukup menekan pertumbuhan dan mengurangi populasinya sampai pada tingkat dimana penurunan produksi yang terjadi tidak berarti atau keuntungan yang diperoleh dari penekan gulma sedapat mungkin seimbang dengan usaha ataupun biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain pengendalian bertujuan hanya menekan populasi gulma sampai tingkat populasi yang tidak merugikan secara ekonomik atau tidak melampaui ambang ekonomi, sehingga sama sekali tidak bertujuan menekan populasi gulma sampai nol (Sukman dan Yakup, 2002).

Sedangkan pemberantasan merupakan usaha mematikan seluruh gulma yang ada baik yang sedang tumbuh maupun alat-alat reproduksinya, sehingga populasi gulma sedapat mungkin ditekan sampai nol. Pemberantasan gulma mungkin baik bila dilakukan pada areal yang sempit dan tidak miring, sebab pada areal yang luas ini merupakan sesuatu yang mahal dan pada tanah miring kemungkinan besar menimbulkan erosi. Eridikasi pada umumnya hanya dilakukan terhadap gulma-gulma yang sangat merugikan dan pada tempat-tempat tertentu (Sukman dan Yakup, 2002).

Gambar

Gambar 1. Imperata cylindrica  Sumber : Rahmatariffin.com

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menguji hipotesis yang diaju- kan dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data kuantitatif dengan menguna- kan metode analisis regresi berganda tiga prediktor

Atas ketidakkonsistenan hasil penelitian mengenai manajemen laba maka penelitian ini perlu dilakukan untuk menguji kembali pengaruh beban pajak tangguhan dan beban

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, bahwa dengan penerapan strategi DRTA pada keterampilan membaca pemahaman mata pelajaran bahasa Indonesia

Pemroduksi kapal ikan local mampu bersaing dengan kualitas yang baik, dengan adanya potensi ini penelitian ini dilakukan untuk menganalisa kelayakan usaha usaha kapal ikan di

Hasan Sadikin Bandung penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang  pemeriksaan  Ankle joint  pada kasus trauma dan patah tulang terbuka yang akan disajikan dalam

Gilbert (2003:89) menyatakan bahwa “Promosi dapat saja merangsang konsumen mengunjungi toko, tetapi tampilan atau penatan produk oleh pengecer akan membuat perbedaan pada

Kompetensi kunci : Keterampilan umum yang diperlukan agar kriteria unjuk kerja tercapai pada tingkatan kinerja yang dipersyaratkan untuk peran / fungsi pada

Perbandingan dengan senyawa hasil identifikasi dari ekstrak makroalga Ceratodictyon spongiosum yang diambil dari perairan yang sama, menunjukkan adanya kesamaan