• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGEMBANGAN KOMPETENSI KARYAWAN DIVISI MARKETING PADA KSPPS BMT TUMANG - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENGEMBANGAN KOMPETENSI KARYAWAN DIVISI MARKETING PADA KSPPS BMT TUMANG - Test Repository"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh

Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah

Oleh:

ANIK SHOFIATI

NIM: 201-14-013

JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

i

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh

Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah

Oleh:

ANIK SHOFIATI

NIM: 201-14-013

JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

vi MOTTO

“ Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan

hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap” (Q.S. Al-Insyirah: 6-8)

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk:

1. Allah SWT atas segala rahmat, nikmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini

2. Bapak dan Ibu (Wiyono dan Siti Fatimah), terima kasih atas kasih sayang dan doa yang diberikan selama ini

3. Kakakku (Ikhsani Said. M, Wahyu Nur Hidayah, Syarifah Uswatun Khasanah

dan Ida Rakhmawati)

4. Adikku (Muhammad Ro’is Aziz)

5. Sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan menyemangati

6. Teman-teman seperjuangan D III Perbankan Syariah angkatan 2014 yang telah

bersama berjuang selama ini

(9)

vii

Alhamdulillahi robbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul ANALISIS

PENGEMBANGAN KOMPETENSI KARYAWAN DIVISI MARKETING

PADA KSPPS BMT TUMANG sebagai syarat menyelesaikan pendidikan D-III jurusan Perbankan Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang membantu, baik berupa bimbingan, dorongan maupun informasi yang berkaitan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam IAIN Salatiga

3. Bapak Drs. Alfred L, M.Si selaku Ketua Jurusan D-III Perbankan Syari’ah, Prof. Dr. M. Zulfa M.Ag (Alm) selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang senantiasa sabar membimbing dan mendukung penulis dalam segala bentuk keluh kesah selama penelitian

4. Bapak Abdul Aziz NP., S.Ag., M.M selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing Magang di KSPPS BMT Tumang Cabang Boyolali

5. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga, khususnya

Program Studi Perbankan Syari’ah D III yang telah memberikan bekal berbagai teori, ilmu pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat bagi penulis

(10)
(11)

ix

(IAIN) Salatiga. Pembimbing: Drs. Alfred L, M.Si.

Penelitian ini dilatarbelakangi peran karyawan sebagai asset perusahaan yang harus dikelola dengan tepat, melalui pengembangan karyawan yang merupakan investasi jangka panjang untuk menghadapi tuntutan pekerjaan akibat kemajuan teknologi dan ketatnya persaingan. Tujuannya memperbaiki dan meningkatkan mutu pekerjaan, mempersiapkan kompetensi untuk menduduki posisi jabatan yang lebih tinggi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bentuk pelaksanaan pengembangan, siapa saja yang terlibat, tujuan dilaksanakan, dan faktor pendukung serta penghambat dalam pengembangan kompetensi karyawan divisi marketing. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model deskriptif melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian dilakukan di KSPPS BMT Tumang. Berdasarkan analisis data, pengembangan kompetensi karyawan divisi marketing pada KSPPS BMT Tumang dilakukan dalam bentuk on the job training berupa coaching dan pelatihan ketrampilan (skill), pengetahuan (knowledge) dan sikap (attitude). Ditujukan untuk marketing yang dipersiapkan naik jabatannya. Pengembangan sebagai wujud pengelolaan karyawan, menjadi kunci penting dalam menjaga kualitas kinerja ditengah ketatnya kompetisi, sesuai dengan misi perusahaan “membangun kualitas sumber daya manusia yang tangguh, profesional dan berdaya saing tinggi. Kendala dalam pelaksanaan datang dari jadwal dan latar belakang peserta yang berbeda pendidikan dasar, pengalaman kerja dan usia peserta yang mempengaruhi daya tangkap materi.

(12)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Metode Penelitian... 9

E. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II LANDASAN TEORI ... 15

(13)

xi

b. Dimensi Manajemen Sumber Daya Manusia………... 22

c. Indikator Manajemen Sumber Daya Manusia……….. 24

2. Pengembangan Karyawan ... 25

a. Pengertian Pengembangan Karyawan ... 25

b. Tujuan Pengembangan Karyawan……… 26

c. Tahapan Pengembangan Karyawan….. ……….. 28

d. Bentuk Pengembangan Karyawan……… 28

BAB III LAPORAN OBJEK……….. 31

A. Gambaran Umum Objek Penelitian………. 31

1. Sejarah Berdirinya BMT Tumang……….. 31

2. Visi dan Misi BMT Tumang……….. 34

3. Identitas Lembaga dan Kelengkapan Organisasi………... 37

4. Struktur Organisasi………. 39

5. Penjabaran Tugas dan Wewenang Masing-masing Bagian…….... 40

B. Produk-produk BMT Tumang... 53

1. Produk Simpanan BMT Tumang ... 53

2. Produk Pembiayaan BMT Tumang ... 58

C. Sumber Daya Manusia KSPPS BMT Tumang ... 63

(14)

xii

A. Pelaksanaan Pengembangan Karyawan Divisi Marketing pada

KSPPS BMT Tumang ... 66

B. Yang Terlibat dalam Pengembangan Karyawan Divisi Marketing pada KSPPS BMT Tumang ... 69

C. Tujuan Pelaksanaan Pengembangan Karyawan Divisi Marketing pada KSPPS BMT Tumang ... 71

D. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Pengembangan Divisi Marketing pada KSPPS BMT Tumang... 72

BAB V PENUTUP ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(15)

xiii

(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Ketentuan Nisbah Simpanan Mudharabah Berjangka ... 57

Tabel 3.2 Ketentuan Jangka Waktu dan Nisbah SiMudaMapan ... 58

Tabel 3.3 Ilustrasi Penerimaan Bagi Hasil SiMudaMapan ... 59

Tabel 3.4 SDM Pengelola KSPPS BMT Tumang ... 64

(17)

xv

Lampiran 2 Lembar Declaration

Lampiran 3 Formulir Permohonan Pembiayaan

Lampiran 4 Slip Angsuran

Lampiran 5 Slip Setoran

Lampiran 6 Slip Kas Keluar

Lampiran 7 Brosur Pembiayaan Akad Ijarah

Lampiran 8 Brosur Program Umrah 5 Juta Tanah Suci Bukan Mimpi KSPPS

BMT Tumang

Lampiran 9 Brosur Simpanan Mudharabah Berjangka Masa Depan

Lampiran 10 Brosur Pembiayaan Akad Mudharabah

Lampiran 11 Brosur Simpanan Mudharabah Berjangka

Lampiran 12 Brosur Pembiayaan Barang Baru atau Second

Lampiran 13 Simulasi Repayment Capacity Pembiayaan Murabahah/Ijarah

KSPPS BMT Tumang (Produk Tempo)

Lampiran 14 Simulasi Repayment Capacity Pembiayaan Murabahah/Ijarah

KSPPS BMT Tumang

Lampiran 15 Surat Ijin Pelaksanaan Penelitian KSPPS BMT Tumang

Lampiran 16 SK Pembimbing

Lampiran 17 Lembar Konsultasi Tugas Akhir

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor terpenting,

bahkan tidak dapat terlepas dari sebuah organisasi, baik institusi maupun

perusahaan. Perkembangan terbaru menilai manusia bukan sekedar sumber

daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset terpenting organisasi

perusahaan. Sumber daya manusia berperan sebagai tonggak utama dan

penunjang dari keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Sumber

daya manusia berperan sebagai penggerak, pelaksana kebijakan-kebijakan

yang terdapat didalam organisasi yang bersangkutan. Seorang manajer perlu

menyadari bahwa sumber daya manusia perlu dibekali dengan pengetahuan

yang memadai. Bagaimanapun kemajuan teknologi pada zaman sekarang ini

hingga mungkin dimasa mendatang, tetap saja manusia yang memegang

peran penting bagi keberhasilan organisasi. Sumber daya manusia yang

berkualitas adalah sumber daya manusia yang komparatif, kompetitif, inovatif

dengan menunjukkan intellegence, creativity, dan imagination (Ndraha,

1997:12).

Dewasa ini permasalahan terkait dengan sumber daya manusia dialami

oleh lembaga keuangan syariah, baik lembaga yang berbentuk makro maupun

mikro, khususnya yang dibahas disini adalah lembaga keuangan syariah

secara mikro. Dari sekian bany ak lembaga keuangan mikro seperti BKD,

(19)

salah satu jenis lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dalam skala

mikro sebagaimana koperasi simpan pinjam (KSP) yang berlandaskan prinsip

syariah. BMT mulai dikenal pada awal tahun 1992 atas prakarsa para aktivis

yang mendirikan BMT Bina Insan Kamil Jakarta dan mulai populer pada

tahun 1995 dikalangan birokrat. BMT atau Baitul Maal wa Tamwil

merupakan lembaga keuangan mikro yang beroperasi dengan prinsip bagi

hasil, mengembangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka

mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir

miskin (Ridwan, 2006:187).

Saat ini BMT semakin tumbuh dan berkembang secara perlahan,

keberadaannya mudah diterima dikalangan masyarakat karena sifatnya yang

mikro, prinsip yang digunakan sesuai syariah dan kearifan dalam

menyelesaikan masalah dengan kemandiriannya. Sebagai salah satu lembaga

keuangan syariah, pandangan sinis dari masyarakat seringkali bermunculan,

hal ini disebabkan kesalahpahaman masyarakat akan lembaga keuangan

mikro ini mengenai belum lengkapnya ketentuan operasional, instrumen

moneter dan pasar keuangan yang mendukung. Dalam tubuh BMT sendiri

tidak jarang dijumpai ketidaksesuaian antara semangat syariah dengan praktik

yang dilakukan, terbatasnya jumlah dan distribusi jaringan nasional, serta

kurangnya sumber daya manusia atau tenaga ahli yang mendukung

pengembangannya (Sumiyanto, 2008:9).

Hal yang perlu digaris bawahi terkait permasalahan yang terjadi yang

(20)

3

kurang memadai. Beberapa permasalahan yang dialami, diantaranya terkait

sumber daya manusia adalah pihak Baitul Maal wa Tamwil (BMT)

mengalami kesulitan untuk mendapatkan sumber daya manusia yang

memahami betul prinsip syariah, sumber daya manusia yang berkompeten

dan mumpuni (tempo.co: 2015).

Sumber daya manusia yang profesional dengan latar belakang umum,

yang kemudian diberi pengertian mengenai prinsip-prinsip syariah dalam

waktu singkat berkibat pada sisi penghayatan dan semangat yang rendah.

Sumber daya manusia yang bersangkutan mengalami kesulitan dalam

menjalankan pekerjaannya karena kurang mendalam pada sisi syariahnya.

Realitas yang terjadi pada saat ini, yakni maraknya sumber daya manusia dari

pihak konvensional yang dialihkan ke lembaga keuangan mikro syariah

(Baitul Maal wa Tamwil), ini mengakibatkan lembaga menjadi kurang

inovasi dan mengarah ke pola konvensional. Menjadi pekerjaan yang tidak

mudah untuk mencetak sumber daya manusia yang mampu berkompeten

dalam mengamalkan ekonomi syariah disemua aspek. Kompetensi sebagai

karakteristik dasar yang dimiliki oleh individu yang berhubungan secara

kasual dalam memenuhi kriteria yang diperlukan dalam menduduki suatu

jabatan. Kompetensi yang wajib dimiliki oleh sumber daya insani yang

terlibat didalam suatu lembaga keuangan mikrosyariah dalam hal ini BMT

diantaranya functional competency yaitu kemampuan yang berkaitan dengan

background dan keahlian dasar dibidang ekonomi syariah, operasional bisnis

(21)

yakni behavior competency, merupakan kemampuan untuk bertindak efektif,

memiliki semangat syariah, fleksibel dan rasa ingin tahu. Ketiga role

competency, sumber daya manusia mampu memberikan kontribusi positif

sesuai peran dalam perusahaan dan mampu membangun hubungan dengan

yang lain. Keempat core competency, sumber daya yang memiliki pandangan

dan keyakinan yang sesuai dengan visi misi makna bisnis syariah. Sumber

daya manusia yang berada dalam BMT merupakan sumber keuntungan

(distinctive advantage) yang tidak dapat ditiru oleh entitas bisnis lainnya.

Sebagai konsekuensi dari sumber daya manusia yang diperlakukan sebagai

aset berharga BMT, sehingga pengelolaan sumber daya manusia ini perlu

dilaksanakan dengan serius serta dikembangkan agar menjadi manusia yang

berkompeten, bertanggung jawab, profesional dan amanah (Sumiyanto,

2008:103).

Adanya standar kompeten bagi sumber daya insani yang terlibat di

dalam BMT (Baitul Maal wa Tamwil) mengharuskan para pelakunya bersaing

secara ketat dalam menunjukan profesionalitasnya. Kompetensi memiliki

peranan yang mutlak diperlukan agar sebuah lembaga dapat berkembang

sesuai tuntutan zaman. Perlu adanya rumusan kompetensi secara khusus

sesuai bidang tugas dan pekerjaan yang diemban oleh seorang karyawan yang

berada dalam Baitul Maal wa Tamwil (BMT). Azmy (2015) berpendapat

bahwa kompetensi sebagai karakteristik dasar yang terdiri dari kemampuan

(skill), pengetahuan (knowledge), serta personal attributes (atitude) yang

(22)

5

daya manusia sebagai solusi mengatasi problema diatas dengan tujuan

peningkatan kompetensi karyawan, memberi pengalaman baru, pemanfaatan

hasil belajar, meningkatkan ketrampilan staff, persiapan promosi untuk posisi

penyeliaan, serta peningkatan kinerja.

Menurut Dessler (2006) terdapat dua sistem pokok pengembangan

karyawan yang dapat dilakukan untuk karyawan non manajerial maupun

karyawan manajerial yakni on the job training dan off the jo training. On the

job training biasanya diberikan langsung oleh atasan melalui bimbingan dan

arahan yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas para bawahannya,

disampaikan saat karyawan sedang berhadapan dengan pekerjaan rutin

mereka. Yang kedua off the job training, merupakan pengembangan diluar

tempat kerja, dimana instansi akan mengirimkan karyawan untuk mengikuti

program-program pengembangan karyawan sesuai dengan kebutuhan

perusahaan. Kedua metode tersebut akan mewujudkan suatu penambahan

ketrampilan dan kreativitas serta prestasi kerja karyawan dimasa yang akan

datang.

Seperti yang kita ketahui, salah satu tantangan besar dalam usaha

pertumbuhan lembaga keuangan syariah termasuk di dalamnya lembaga

keuangan mikro syariah sangat ditentukanoleh kualitas sumber daya manusia

yang mumpuni yang terlibat didalamnya. Penyiapan sumber daya manusia

menjadi hal yang sangat penting dilakukan dalam rangka akselerasi

pertumbuhan lembaga keuangan mikro syariah itu sendiri. Sebagai

(23)

berharga untuk lembaga keuangan mikro syariah, maka dalam

pengelolaannya perlu ditangani dengan serius dan dikembangkan agar

bertanggungjawab, profesional, amanah dan mampu mengamalkan ekonomi

syariah di semua aspek kehidupan demi terwujudnya masyarakat yang damai

bermartabat (Sumiyanto, 2008:104). Karena sistem yang baik tidak mungkin

dapat berjalan bila tidak di dukung oleh sumber daya insani yang baik pula.

Hal tersebut disadari pula oleh manajemen KSPPS BMT Tumang, yang

memandang pengembangan sumber daya manusia merupakan investasi

jangka panjang yang penting dilakukan oleh suatu perusahaan. Untuk

menghadapi tuntutan pekerjaan atau jabatan, sebagai akibat kemajuan

teknologi dan semakin ketatnya persaingan di antara lembaga keuangan

sejenis. Tujuannya bermuara pada satu titik akhir yaitu agar lembaga

memiliki tenaga kerja yang mutu, disisplin kerja, dedikasi, loyalitas, efisiensi

kerja serta produktivitas kerjanya dapat memenuhi kebutuhan perusahaan

tidak hanya untuk masa kini, akan tetapi juga untuk masa yang akan datang

(Siagian, 1984:27).

Beberapa komponen sumber daya manusia yang terdapat dalam tubuh

BMT pada kantor cabang, diantaranya adalah manajer, marketing (funding

dan finance), kasir dan teller, customer service (CS). Masing-masing jabatan

memiliki tugas dan wewenang masing-masing yang harus dijalankan. Seperti

pada divisi marketing, yang merupakan bagian pekerjaan yang memiliki

fungsi dan tugas memperkenalkan, mempromosikan, memperluas jaringan

(24)

7

sebagai sumber dapur perusahaan dapat mengepul, memiliki peranan yang

sangat penting bagi maju mundurnya BMT karena marketing mempunyai

fungsi untuk menghasilkan pemasukan. Seorang marketing dituntut untuk

mempunyai, skill (ketrampilan), knowledge (pengetahuan) dan attitude dalam

usahanya agar dapat menarik seseorang untuk memakai produk dan jasa yang

ditawarkan. Ketiganya merupakan karakteristik dasar harus senantiasa dilatih

dan dikembangkan agar sebuah lembaga dapat survive ditengah ketatnya

persaingan.

Berdasarkan uraian diatas, maka pada penulisan tugas akhir ini penulis

mengambil judul “Analisis Pengembangan Kompetensi Karyawan Divisi

Marketing pada KSPPS BMT Tumang”. Penelitian ini bukan hanya penting, namun juga sangat relevan bagi pengembangan lembaga keuangan

syariah, khususnya BMT Tumang untuk selanjutnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan pokok

permasalahan yang akan penulis bahas diantaranya:

1. Bagaimana pelaksanaan pengembangan kompetensi karyawan divisi

marketing pada KSPPS BMT Tumang?

2. Siapa yang terlibat dalam pengembangan kompetensi karyawan divisi

marketing pada KSPPS BMT Tumang?

3. Apa tujuan pengembangan kompetensi karyawan divisi marketing pada

(25)

4. Apa faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

pengembangan kompetensi karyawan divisi marketing pada KSPPS

BMT Tumang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah penulis paparkan di atas,

penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendiskripsikan pelaksanaan pengembangan kompetensi karyawan

divisi marketing pada KSPPS BMT Tumang

2. Mendiskripsikan siapa yang terlibat dalam pengembangan kompetensi

karyawan divisi marketing pada KSPPS BMT Tumang

3. Mendiskripsikan tujuan pelaksanaan pengembangan kompetensi

karyawan divisi marketing pada KSPPS BMT Tumang

4. Mendiskripsikan faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaan pengembangan kompetensi karyawan divisi marketing

pada KSPPS BMT Tumang.

Adapun manfaat dari penelitian tentang Analisis Pengembangan

Kompetensi Karyawan Divisi Marketing pada KSPPS BMT Tumang adalah

sebagai berikut:

1. Bagi IAIN Salatiga

a. Penulisan Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk

menambah literature dan wawasan untuk seluruh mahasiswa dan

(26)

9

b. Menciptakan hubungan baik antara lembaga pendidikan dengan

lembaga keuangan.

2. Bagi Lembaga Keuangan Syariah

a. Dalam penulisan Tugas Akhir ini semoga dapat memberikan

manfaat bagi KSPPS BMT Tumang untuk dijadikan bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan serta kebijakan dalam

proses memperbaiki kinerja karyawan

b. Sebagai persiapan untuk menghadapi persaingan yang semakin

sengit dan ketat dalam tubuh Lembaga Keuangan Syariah sendiri

c. Untuk menjaga citra baik sebuah Lembaga Keuangan Syariah.

3. Bagi Penulis

a. Sebagai alat ukur agar dapat mengetahui sejauh mana ilmu yang

diperoleh di bangku perkuliahan dan mempraktikkan teori-teori dari

mata kuliah yang pernah diberikan

b. Untuk menambah pengetahuan, pengalaman serta pemahaman

langsung di lapangan tentang pengembangan kompetensi karyawan

divisi marketing yang dilaksanakan pada KSPPS BMT Tumang.

D. Metode Penelitian

Metode peneitian yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini

adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan

(27)

diperoleh melalui studi lapangan dengan cara mencatat, dan

mengumpulkan brbagai informasi. Dalam hal ini mengenai

pengembangan kompetensi karyawan divisi marketing pada KSPPS

BMT Tumang.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Kualitatif adalah penelitian yang datanya disajikan dalam

bentuk kata-kata yang mempunyai makna (Afifa, 2010:7-8). Penelitian

kualitatif bertujuan untuk melukiskan sebuah kenyataan secara

argumentative. Hal penting dalam penelitian kualitatif adalah adanya

anggapan bahwa subjek yang dipilih adalah pihak yang paling

mengetahui tentang informasi yang diperlukan oleh peneliti (Idrus,

2009:95). Peneliti akan menggambarkan secara terperinci tentang

pengembangan kompetensi karyawan divisi marketing pada KSPPS

BMT Tumang. Hasil penelitian berupa kata-kata, gambar dan bukan

angka, lebih menekankan makna daripada generalisasi.

3. Sumber Data

Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini dibagi menjadi dua jenis,

diantaranya adalah:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh melalui wawancara

secara langsung dengan narasumber yang berhubungan dengan

(28)

11

karyawan yaitu dengan divisi sumber daya manusia atau HRD,

selain itu dengan karyawan yang terkait dengan pengembangan

karyawan sebagai responden. Data primer diperoleh dari hasil

wawancara dan observasi. Hal-hal yang ditanyakan pada saat

wawancara dengan bagian divisi sumber daya manusia pada

KSPPS BMT Tumang adalah hal-hal yang menyangkut dengan

pelaksanaan pengembangan karyawan berupa waktu pelaksanaan,

lama pelaksanaan, bentuk-bentuk pengembangan yang dilakukan,

siapa saja yang terlibat, serta kendala-kendala yang dihadapi

dalam pelaksanaan pengembangan kompetensi karyawan divisi

marketing

b. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melainkan

melalui perantara dengan melihat atau menganalisis

dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain tentang

subjek, seperti buku atau catatan harian, notulen, agenda, data

pada server pada KSPPS BMT Tumang.

4. Metode Pengumpulan Data

a. Data Primer

1) Wawancara (interview)

Metode pengumpulan data dengan cara wawancara,

berkomunikasi secara langsung dengan responden dengan

(29)

adalah pihak yang terkait langsung dengan pengembangan

sumber daya manusia, sehingga dapat memperoleh data yang

lebih lengkap serta akurat. Jenis wawancara yang dipilih

adalah wawancara terbuka dan terstruktur. Dimaksudkan

terbuka bahwa para subyek mengetahui, mereka sedang

diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud wawancara

tersebut. Sedangkan tersetruktur berarti pewawancara yang

menetapkan sendiri masalah pertanyaan yang diajukan

(Suyanto & Sutinah, 2006:69-70). Wawancara dilakukan

dengan sejumlah responden diantaranya dengan divisi sumber

daya manusia yang bertanggung jawab menangani pengelolaan

pengembangan sumber daya manusia. Penulis juga

mewawancarai karyawan yang terkait langsung dengan

program pengembangan kompetensi karyawan divisi

marketing pada KSPPS BMT Tumang.

2) Pengamatan (observasi)

Metode pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematik

terhadap objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan

yang dilakukan. Dalam observasi ini penulis akan melakukan

pengamatan secara langsung tentang program pengembangan

kompetensi karyawan divisi marketing pada KSPPS BMT

(30)

13

b. Data Sekunder

Melalui studi dokumentasi atau sumber pustaka, yaitu data

yang sudah tertulis dan diolah oleh orang lain, dengan kata lain data

sudah jadi (Wirartha, 2006:36). Metode pengumpulan data dengan

melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh

subjek sendiri atau orang lain tentang subjek. Adapun bahan

dokumenter seperti buku atau catatan harian, notulen, agenda, data

pada server dan sebagainya.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini disusun dalam lima bab,

dimana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Sistematika penulisan

merupakan uraian secara garis besar mengenai hal-hal pokok yang dibahas,

guna mempermudah dalam memahami dan melihat hubungan suatu bab

dengan yang lainnya. Adapun uraian pada setiap bab adalah sebagai berikut:

1. BAB I Pendahuluan

Bab ini berisikan uraian dan penjelasan mengenai berbagai hal

yang melatar belakangi dilakukanya kegiatan penelitian ini, diantaranya

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metode penelitian yang akan dilakukan, dan sistematika penelitian.

2. BAB II Landasan Teori

Bab ini berisi kajian terhadap beberapa teori dan referensi yang

(31)

diantaranya kajian pustaka penelitian terdahulu, kajian teoritik yang

berkaitan dengan analisis pengembangan kompetensi karyawan.

3. BAB III Gambaran Umum Objek Penelitian

Dalam bab ini diuraikan tentang tinjauan lapangan terhadap objek

penelitian, yaitu KSPPS BMT Tumang, gambaran umum objek

penelitian, struktur organisasi, Visi dan Misi, isi penelitian tugas akhir

sesuai dengan rumusan masalah yang sudah ditetapkan dalam penelitian

ini, dan berisikan informasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

4. BAB IV Analisis Data

Pada bab ini berisikan pembahasan dari berbagai hasil

pengumpulan data dan analisa mengenai hasil tersebut. Penulis akan

menganalisis pengembangan kompetensi karyawan divisi marketing pada

KSPPS BMT Tumang.

5. BAB V Penutup

Dalam bab ini penyusun menyajikan kesimpulan yang diambil

berdasarkan pada analisis data penelitian yang telah dilakukan, dan

berisikan saran yang disusun dari hasil kesimpulan tersebut, baik bagi

pihak objek penelitian ataupun bagi pihak-pihak lainnya yang

membutuhkan untuk digunakan sebagai bahan referensi yang juga

(32)

15 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Sebelum melakukan penelitian penulis melakukan pengkajian pustaka

dan karya yang mempunyai relevansi terhadap topik yang diteliti. Telaah

pustaka dalam penelitian ini adalah:

Penelitian Reza dan Khatimah (2011) “Pengembangan Kulitas SDM

pada Bank Syariah dalam Perspektif Syariah: Studi Kasus PT. BPRS Harta

Insan Karimah Bekasi”. Karyawan merupakan salah satu kunci terpenting

dalam pencapaian visi dan misi suatu perusahaan.Manajemen PT. BPRS

Harta Insani Bekasi meyakini bahwa kualitas sumber daya manusia memberi

pengaruh yang signifikan terhadap prestasi perusahaan.Kunci untuk menjaga

kualitas kinerja pada PT. BPRS Harta Insan Karimah Bekasi adalah dengan

pelaksanaan program pengembangan dan mendidik karyawan secara

berkesinambungan. Dalam melakukan pengembangan karyawan, PT. BPRS

Harta Insan Karimah Bekasi berpedoman pada training plan yang diterapkan,

memuat program pendidikan dan pelatihan yang mendukung peningkatan

kompetensi dan karakter guna terciptanya strategi bisnis perusahaan.

Pengembangan sumber daya manusia merupakan proses pematangan bagi

karyawan meliputi penguasaan pekerjaannya, tingkat emosional, efisiensi

waktu dalam bekerja serta tanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan.

Penelitian Rakhmawati (2010) “Analisis Sistem Pengembangan

(33)

Penelitian ini membahas aspek penting bagi perusahaan untuk sukses adalah

kemampuan sumber daya manusia dalam melakukan pekerjaan mereka di

bawah tanggung jawab mereka sendiri. Pengembangan sumber daya manusia

merupakan suatu kegiatan yang terprogram, terpola, dan berkesinambungan

sejalan dengan tuntutan kemajuan dan kebutuhan perusahaan. Pengembangan

karyawan menjadi menguntungkan baik bagi perusahaan maupun karyawan

yang bersangkutan. Perusahaan melakukan pengembangan karyawan untuk

meningkatkan kualitas karyawan sehingga mereka dapat menangani berbagai

jenis penugasan yang berdampak pada kemampuan perusahaan untuk

berkompetensi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang

kompetitif. Sementara bagi karyawan yang bersangkutan, pengembangan

yang dilakukan dapat menjadi dasar bagi pengembangan karirnya dimasa

mendatang. Dalam melaksanakan program pengembangan bagi karyawan, PT

Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh baik pada karyawan baru maupun

karyawan lama menggunakan metode on the job training (pengembangan di

tempat kerja) dan metode off the job training (pengembangan diluar tempat

kerja). Metode on the job training berupa pemberian bimbingan dan arahan

yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas yang biasanya oleh atasan.

Metode off the job training pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Banda

Aceh dilaksanakan sesuai dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan yang

dilaksanakan oleh kantor pusat, dimana instansi akan mengirimkan karyawan

untuk mengikuti program-program pengembangan karyawan sesuai

(34)

17

perusahaan diantaranya program Officer Development Program yang

ditujukan pada karyawan yang dipersiapkan untuk mendapatkan promosi

jabatan sebagai bekal utuk menduduki jabatan yang lebih tinggi. Disamping

itu terdapat assesment program yang ditujukan untuk karyawan yang telah

menduduki jabatan tertentu guna menyesuaikan kemampuan dengan

jabatannya.

Penelitian Rahmawati, Ismail dan Kuswinarno (2014) dengan judul

”Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan

Produktivitas Karyawan Bank BRI Syariah”. Populasi penilitian ini adalah

seluruh karyawan dengan jumlah sample 60 orang. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pelatihan berpengaruh terhadap tingkat produktivitas

karyawan yang bersangkutan. Pelatihan sebagai wujud dari program

pengembangan karyawan memiliki pengaruh yang dominan, karena hal

tersebut merupakan kebutuhan utama dalam promosi kerja. Pengembangan

sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam meningkatkan

produktivitas karyawan. Produktivitas adalah ukuran mengenai apa yang

diperoleh dari apa yang diberikan. Keberadaan sumber daya manusia juga

akan menentukan tingkat produktivitas dalam suatu perusahaan. Produktivitas

karyawan adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Penelitian Yuniati (2016) yang berjudul “Strategi Pengembangan

Sumber Daya Manusia Berbasis Syariah di PT. BPRS Bangun Drajat Warga”.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa sumber daya manusia syariah harus

(35)

fathanah dan tabligh. Selain itu manajeman BPRS Bangun Drajat Warga

menerapkan sistem team work dan kekeluargaan dalam rangka pembinaan

karyawan. Stategi jangka pendek yang dilakukan manajemen PT. BPRS

Bangun Drajat Warga dalam pengembangan sumber daya manusia dilakukan

dengan orientasi dan pelatihan serta pengembangan karir melalui sistem

mentor, coaching, beasiswa lanjut, rotasi jabatan, promosi dan demosi.

Penelitian Sari (2009) engan judul “Analisis Pengembangan Karyawan

dalam Meningkatkan Kualitas Kerja pada PT. Bank Muamalat Indonesia

Cabang Medan”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengembangan

karyawan yang dilaksanakan PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Medan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas kerja karyawan.

Instruktur merupakan variabel pengembangan karyawan yang paling dominan

dalam mempengaruhi kualitas kerja karyawan. Dengan kualitas kerja

karyawan yang terus menerus ditingkatkan akan maka PT. Bank Muamalat

Indonesia akan mampu berkembang menjadi bank syariah yang terbaik sesuai

visi perusahaan, yakni menjadi bank syariah utama di Indonesia sehingga

perusahaan dapat bertahan dalam menghadapi persaingan bidang perbankan.

Adapun ringkasan mengenai perbedaan dan persamaan penelitian

terdahulu dengan penelitian ini adalah sebagai berkut:

No Judul Jurnal erbedaan ersamaan

(36)

19

Syariah pengambilan data

(37)
(38)

21

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu

bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Menurut Panggabean

(39)

terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian

kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi

pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi dan

pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang ditetapkan.

b. Dimensi Manajemen Sumber Daya Manusia

Dimensi fungsi dalam manajemen sumber daya manusia terdiri

dari fungsi manajemen dan fungsi operasional (Sulistyani dan

Rosdiah, 2003:13).

1) Fungsi manajemen yang terdiri dari:

a) Perencanaan

Menentukan terlebih dahulu program pengembangan sumber

daya manusia yang akan dilakukan

b) Pengorganisasian

Manajer sumber daya manusia haruslah membentuk organisasi

dengan merancang susunan dari berbagai hubungan antar

jabatan.

c) Pengarahan

Fungsi ini berarti mengusahakan agar karyawan bekerja sama

secara efektif

d) Pengawasan

Mengamati dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana

dan mengoreksi apabila terdapat penyimpangan

(40)

23

a) Pengadaan

Adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan

induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai kebutuhan

perusahaan

b) Pengembangan (Development)

Adalah peningkatan ketrampilan teknis, teoritis, konseptual,

dan moral karyawan melalui pendidikan dan peatihan.

Pengembangan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan

pekerjaan dimasa sekarang maupun dimasa mendatang

c) Kompensasi

Adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak angsung yang

berbentuk uang atau barang kepada karyawan sebagai imbal

jasa (out put) yang diberikannya kepada perusahaan.Prinsip

kompensasi adalah adil dan layak sesuai prestasi dan tanggung

jawab karyawan tersebut.

d) Pengintegrasian

Adalah kegiatan untuk menyatukan kepentingan perusahaan

dan kebutuhan karyawan, sehingga tercipta kerjasama yang

serasi dan saling menguntungkan

e) Pemeliharaan

Adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi

(41)

panjang. Pemeliharaan yang baik dengan menggunakan

program K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

c. Indikator Manajemen Sumber Daya Manusia

Indikator pada manajemen sumber daya manusia diantaranya

adalah (Hamali, 2016:34):

1) Analisis jabatan / pekerjaan

2) Perencanaan sumber daya manusia dan rekrutmen

3) Seleksi dan penempatan karyawan baru

4) Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia

5) Kompensasi dan penilaian kinerja

6) Motivasi dan kepuasan kerja

7) Manajemen karir

2. Pengembangan Karyawan

a. Pengertian pengembangan karyawan

Dalam usaha pemanfaatan sumber daya manusia serta untuk

menjamin pengembangan anggota organisasi, program pengembangan

sangat diperlukan sebab melalui pengembangan karyawan bukan saja

meningkatkan efisiensi kerja, tetapi juga dapat mempercepat pemantapan

serta perwujudan perilaku yang diharapkan.Pernyataan tersebut sesuai

dengan tujuan yang dilaksanakannya pengembangan itu sendiri yaitu

untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik

pelaksanaan pekerjaan.Pengembangan untuk seluruh karyawan penting

(42)

25

bagi perkembangan dan perubahan dimasa mendatang (Mathis dan

Jackson, 2002:43).

Prawira (2004) mengemukakan pengembangan karyawan

merupakan aktivitas pengembangan karir terhadap perusahaan, memberi

landasan bagi karyawan agar dapat berprestasi, berkompetensi di masa

mendatang.Pengembangan merupakan aktivitas pengembangan karir

karyawan terhadap organisasi, penyedia landasan karyawan agar dapat

berprestasi, membantu mereka dalam memasuki dunia kerja yang

kompetitif (Simamora, 2004:268).

Pengembangan karyawan adalah suatu proses belajar dan berlatih

secara sistematis untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja mereka

dalam pekerjaannya sekarang, menyiapkan diri untuk peran tanggung

jawab yang akan datang (Ruky, 2006:227).

Pengertian pengembangan karyawan menurut Hasibuan (2007:69)

adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,

konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau

jabatan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendapat lain dari Suwanto dan

Priansa (2011:105) pengembangan sebagai aktivitas memelihara dan

meningkatkan kompetensi karyawan guna mencapai efektivitas

organisasi.

b. Tujuan pengembangan karyawan

Tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik apabila setiap

(43)

karena itu, untuk meningkatkan kemampuan kerja karyawan, perusahaan

harus menjalankan usaha-usaha pengembangan karyawa.Pengembangan

sumber daya manusia perlu dilakukan agar kemampuan, pengetahuan dan

ketrampilan dari sumber daya manusia yang terlibat dapat sesuai dengan

tuntutan pekerjaan yang diemban.Hal-hal yang perlu diingat dalam

pengembangan karyawan yakni perbedaan individu pegawai, hubungan

dengan jabatan analisis, motivasi, partisipasi aktif, seleksi peserta

penataran serta pengembangan (Mangkunegara, 2001:99).

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam usaha pengembangan

sumber daya manusia yakni untuk memperbaiki efektifitas kerja

karyawan dalam mencapai hasil-hasil kerja yang telah ditetapkan dan

dilakukan dengan cara memperbaiki pengetahuan karyawan, ketrampilan

maupun sikap karyawan itu sendiri terhadap tugas-tugasnya

(Ranupandojo dan Husnan, 2003: 74).

Aktivitas pengembangan karyawan melalui pendidikan dan

pelatihan mempunyai beberapa tujuan, antara lain:

1) Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pekerjaan karyawan

agar dapat memenuhi standar pekerjaanya,

2) Menjadi sumber penyebaran informasi mengenai teknis perbankan

maupun pengetahuan lainnya,

3) Peningkatan motivasi kerja,

4) Mempersiapkan kompetensi karyawan untuk menduduki posisi

(44)

27

5) Mempersiapkan karyawan untuk dapat menduduki posisi atau bidang

pekerjaan yang lain

Dengan adanya tujuan tersebut karyawan memiliki rasa aman untuk

tumbuh dan mengembangkan dirinya secara berkesinambungan degan

tidak bertentangan dengan tujuan utama perusahaan untuk pengembangan

usaha yang bertambah baik dari waktu kewaktu. Sehingga kehendak

untuk tumbuh dan berkembang ini pada akhirnya akan memberikan

manfaat pada kedua belah pihak yakni karyawan dan perusahaan sendiri

(www.syariahmandiri.co.id).

c. Tahapan dalam pengembangan karyawan

Sunyoto (2012: 148) tahapan-tahapan yang harus ditempuh dalam

proses pengembangan karyawan adalah sebagai berikut:

1) Menentukan kebutuhan pengembangan karyawan yang meliputi

permasalahan yang sedang dihadapi serta tantangan yang diprediksi

dimasa mendatang,

2) Menentukan sasaran, yang menjadikan tolak ukur akan keberhasilan

program,

3) Penetapan isi program yang harus sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai,

4) Mengidentifikasi prinsip belajar, hasil yang dicapai dalam

pengembangan karyawan menjadi tolak ukur bagi ketepatan prinsip

(45)

5) Pelaksanaan program pengembangan yang disesuaikan dengan

tujuan organisasi dan kebutuhan karyawan,

6) Penilain pelaksanaan program.

d. Bentuk pengembangan karyawan

Menurut Dessler (2006: 285) terdapat dua pokok pengembangan

karyawan yang dapat dilakukan untuk karyawan non manajerial maupun

karyawan manajerial yaitu:

1) On the job training (OJT) merupakan bentuk pengembangan melalui

pelatihan ditempat kerja dengan melatih seseorang untuk

mempelajari pekerjaan sambil mengerjakannya. On the job training

biasanya diberikan langsung oleh atasan melalui bimbingan dan

arahan yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas para

bawahannya, disampaikan saat karyawan sedang berhadapan dengan

pekerjaan rutin mereka. Jenis pelatihan on the job training adalah

metode coaching (membimbing) atau understudy (sambil belajar)

magang, belajar secara informal, job instruction training,

pengajaran, instruksi terprogram, pelatihan degan peralatan

audiovisual, simulasi, pelatihan jarak jauh berbasis internet

(teletraining, konferensi video, pelatihan melalui internet), dan on

the job training manajerial meliputi rotasi pekerjaan, pendekatan

belajar sambil dibimbingdan action learning,

2) Off the job training merupakan pengembangan diluar tempat kerja,

(46)

29

program-program pengembangan karyawan sesuai dengan

kebutuhan perusahaan. Terdapat beberapa jenis pengembangan off

the job training yang dapat dilakukan perusahaan seperti program

ODP (Officer Development Program), ditujukan kepada karyawan

yang dipersiapkan untuk mendapat promosi jabatan sebagai bekal

bagi mereka untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi. Selain itu

terdapat Assesment Program yang ditujukan bagi karyawan yang

telah menduduki jabatan tertentu untuk menyesuaikan kemampuan

dengan jabatan, menyesuaikan grade dengan jabatan mereka.

Setiap program pengembangan yang dijalankan akan diukur

efektifitasnya secara kualitatif dan kuantitatif. Pengukuran efektifitas ini

dapat hanya sebatas respon peserta, dengan cara lebih baik lagi yaitu

dengan diketahuinya hasil dan manfaat program tersebut bagi kemajuan

lembaga keuangan mikro syariah sendiri. Ini semua demi menjamin

kualitas program pengembangan karyawan agar selalu terjaga.

3. Kompetensi

Selain akhlak dan moral, yang harus dimiliki oleh seorang sumber

daya manusia, khususnya yang dibahas disini lembaga keuangan syariah

yaitu diharuskannya sumber daya manusia yang bersangkutan mempunyai

kompetensi. Kompetensi adalah serangkaian pengetahuan, kemampuan

dan ketrampilan yang dimiliki seseorang baik yang melekat pada dirinya

maupun pemberian dari luar. Menurut Fahmi (2014), kompetensi yang

(47)

a. Membutuhkan sumber daya yang memiliki pandangan dan

keyakinan yang sesuai visi misi perusahaan/ lembaga

b. Kopetensi perilaku, merupakan kemampuan sumber daya manusia

untuk bertindak efektif, memiliki semangat Islami, fleksibel dan

rasa ingin yahu yang tinggi

c. Kompetensi fungsional, kompetensi ini berkaitan dengan

background dan keahlian. Sumber daya manusia yang dibutuhkan

memiliki dasar ekonomi syariah, operasi perbankan, administrasi

keuangan dan analisa keuangan

d. Kompetensi manajerial, sumber daya manusia yang mampu

menjadi team leader, cepat menangkap perubahan dan mampu

membangun hubugan dengan yang lain.

(48)

31 BAB III

LAPORAN OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya BMT Tumang

Gagasan untuk mendirikan koperasi berbasis Islam ini diawali dari

perbincangan ringan beberapa warga desa Tumang yang bekerja dan

berdomisili di Jakarta, tepatnya di rumah Bapak Suryanto, S.H pada

bulan Februari 1997. Pada dasarnya pendirian BMT Tumang bukan

hanya sekedar meramaikan aktifitas perkoperasian pada saat itu, namun

didasari keprihatinan pendirinya atas sistem perekonomian dan tatanan

kehidupan yang dikedepankan pada masa orde baru yang ternyata tidak

bisa memberikan jawaban akan harapan terwujudnya masyarakat adil dan

makmur.

Keprihatinan akan nasib masyarakat desa yang justru merupakan

mayoritas penduduk di Indonesia, khususnya di daerah Boyolali juga

menjadi perhatian pendiri BMT Tumang. Masyarakat desa kesulitan

dalam mengakses permodalan pembiayaan dari perbankan karena

berbagai alasan penilaian yang tidak rasional.Perbankan dalam hal ini

dinilai lemah dalam komitmennya menciptakan lingkungan usaha yang

lebih adil dan lebih mensejahterakan masyarakat.

Sementara itu, terkait dengan bunga perbankan juga menjadi kajian

(49)

32

oleh masyarakat Desa Tumang.Terutama beberapa orang yang dalam

menjalankan ekonominya terjerat masalah dengan rentenir atau istilah

masyarakat setempat sering disebut dengan bank plecit. Persoalan riba

atau bunga dari rentenir itulah yang menjadi perhatian serius para

pengurus serta para pengelola pada BMT (Baitul Maal wa Tamwil)

Setelah dilaksanakan beberapa kali pertemuan, pemilihan calon

pengelola dan sosialisasi pendirian, pada tanggal 1 Oktober 1998 Baitul

Maal wa Tamwil (BMT) Tumang mulai beroperasi dengan modal awal

sebesar Rp. 7.050.000,- dengan lokasi kantor meminjam salah satu

ruangan tidak terpakai di Komplek Balai Desa Tumang, Cepogo,

Boyolali. Pada awalnya modal tersebut dikelola untuk pembiayaan kecil,

tanpa jaminan, pembukuan dan pelayanannya juga masih

manual.Sedangkan untuk mencari tambahan simpanan, menggunakan

media bumbung dari bambu dan kotak kayu, yang bertujuan agar anggota

bisa menabung sedikit demi sedikit dengan adanya bumbung tersebut,

untuk penarikan simpanannya dilakukan setelah jam kerja seminggu

sekali.

Setelah beberapa saat operasional BMT Tumang berjalan, pada

tanggal 10 April 1999, BMT Tumang mendapat badan hukum dari

Departemen Koperasi dengan Nomor: 242/BH/KDK.11.25/IV/ 1999

(50)

33

Pada tanggal 30 April 2002, BMT Tumang telah mendapatkan

pengesahan Perubahan Anggaran Dasar (PAD) dengan Nomor:

02/PAD/505/IV/2002. Dalam rentang waktu satu dasawarsa melayani

umat, BMT Tumang telah berkembang dengan sangat cepat, hingga akhir

September 2008, BMT ini mencatat pembiayaan yang diberikan kepada

masyarakat anggota telah mencapai lebih dari Rp. 9.000.000.000,-.

Pada tanggal 12 Januari 2011, BMT Tumang telah mendapatkan

Pengesahan dengan Keputusan Gubernur Nomor: 02/PAD/XIV/I/2011

tentang Perubahan Anggaran Dasar dari Koperasi Serba Usaha tingkat

Kabupaten Boyolali menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)

tingkat Propinsi Jawa Tengah. Yang kemudian lebih dikenal dengan

nama KJKS BMT Tumang dan wilayah operasional sebelumnya hanya

di Kabupaten Boyolali meningkat di tingkat Provinsi Jawa Tengah,

sehingga mulai tahun 2011 KJKS BMT Tumang sudah bisa membuka

cabang di luar Kabupaten Boyolali.

Terakhir pada tanggal 26 Oktober 2016, BMT Tumang menerima

surat dari Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Deputi

Bidang Kelembagaan. Dimana Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

(KSPPS) BMT Tumang telah teracatat dalam Daftar Umum

KoperasiNomor:155/Lap-PAD/VIII/2016 tanggal 8 Agustus 2016.

(51)

a. Perubahan nama yang semula Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT

Tumang menjadi Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah

(KSPPS) BMT Tumang,

b. Perubahan wilayah keanggotaan semula wilayah Provinsi Jawa

Tengah menjadi wilayah Lintas Provinsi. Sehingga mulai saat ini

KSPPS BMT Tumang sudah bisa membuka cabang baru di luar

Provinsi Jawa Tengah.

Sampai saat ini KSPPS BMT Tumang tercatat memiliki 17 cabang,

160 pengelola BMT Tumang, dan 22.000 anggota yang tergabung di

seluruh cabang BMT Tumang baik anggota funding maupun finance,

dengan aset saat ini kurang lebih sebesar Rp. 120.000.000.000,-.

Sungguh pencapaian yang luar biasa yang dengan diawali dari modal

usaha sebesar Rp. 7.050.000,- dan dengan slogan “BMT Tumang untuk

Indonesia”, maka mulai tahun 2017 mulai dirancang dan berikhtiar untuk

mengembangkan sayap di luar Jawa Tengah, meskipun visi awal

pendirinya bersifat lokal dan spesifik (mengentaskan rentenir di desa

Tumang), sesuai dengan jati diri sebagai lembaga dakwah melalui

ekonomi syariah, mulai dirancang gagasan cabang jauh.

2. Visi dan Misi BMT Tumang

Dalam rangka melanjutkan keberlangsungan operasi BMT serta

untuk mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi BMT

Tumang di masa depan, maka dirumuskanlah Visi dan Misi BMT

(52)

35

dalam kurun waktu lima tahun kedepan, yaitu periode tahun 2016-2020.

Berikut adalah visi dan Misi BMT Tumang:

a. Visi

BMT Tumang memiliki visi “Menjadi lembaga Keuangan

Syariah yang mandiri, terdepan dan sejahtera”.

Visi tersebut menggambarkan suatu semangat untuk

membangun ekonomi masyarakat (umat) dalam rangka mewujudkan

kesejahteraan para anggota BMT melalui tata kelola yang baik,

tangguh, dan terdepan menuju kemandirian BMT dengan bercirikan

syariah yang diridhoi Allah SWT.

b. Misi

Untuk mencapai Visi tersebut telah dirumuskan 3 (tiga) Misi

sebagai berikut:

1) Mewujudkan lembaga keuangan syariah yang mandiri,

terdepan, amanah, dan sejahtera.

BMT Tumang berupaya mewujudkan sebuah lembaga

keuangan syariah yang terdepan (modern) dari segi pelayaan

dan daya dukung operasional. Mutu pelayanan dan daya dukung

operasial hendaknya sejajar atau lebih tinggi dengan lembaga

keuangan syariah/non syariah terkemuka.BMT Tumang akan

berupaya secara terus menerus meningkatkan lembaga BMT

Tumangtanpa tergantung pada pihak-pihak tertentu, namun

(53)

mampu memanfaatkan peluang yang ada dengan bekerja cerdas

dan keras. Dalam melaksanakan jasa layanan keuangan syariah

kepada masyarakat BMT mengutamakan norma-norma kebaikan

(amanah), memiliki kepekaan sosial yang tinggi sehingga

keberadaan BMT dapat memberikan nilai tambah bagi pengguna

jasa keuangan syariah serta dapat meningkatkan kesejahteraan

bagi anggota BMT serta masyarakat luas.

2) Membangun kualitas SDM yang tangguh, profesional dan

berdaya saing tinggi

Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan, BMT

berupaya membangun kapasitas SDM yang profesional yang

memiliki tingkat keahlian tinggi pada masing-masing bidang

dan memiliki integritas yang baik (tangguh, jujur, pekerja keras,

bekerja dengan ikhlas dan berjiwa amanah), sehingga memiliki

daya saing tinggi dan mampu menghadapi tantangan masa kini

dan masa yang akan datang.

3) Mewujudkan pelayanan keuangan syariah yang unggul dengan

dukungan sistem informasi terkini dan sarana prasarana yang

memadai.

Untuk mendukung layanan keuangan syariah yang unggul,

BMT berupaya meningkatkan sarana prasarana yang memadai.

(54)

37

perlu didukung oleh ketersediaan infrastruktur teknologi

informasi terkini (modern) sesuai perkembangan zaman .

3. Identitas Lembaga dan Kelengkapan Organisasi

Identitas Lembaga BMT Tumang:

a. Nama Lembaga : KSPPS BMT TUMANG

b. Diresmikan pada tanggal : 30 September 1998,

c. Alamat Kantor Pusat : Jln.Boyolali-Semarang Km.01

Penggung, Boyolali, Jawa Tengah

d. Telepon/Fax : (0276) 323454 / 323336 ,

e. Website : www.bmttumang.com

f. Logo : Gambar 3.1. Logo BMT Tumang

g. Alamat Kantor Cabang :

1) Tumang, Jl. Melati 12 Tumang, Cepogo, Boyolali, Telp. 0276

323 335,

2) Cepogo, Jl. Boyolali – Magelang Km.10 Cepogo, Boyolali,

Telp. 0276 323 454,

3) Boyolali, Jl. Pandanaran No. 299, Boyolali, Telp. 0276 323

034,

4) Ampel, Jl. Raya Ampel (Depan Pasar Ampel), Ampel, Boyolali,

(55)

5) Andong, Jl. Raya Kacangan Andong, Boyolali, Telp. 0271

7893025,

6) Kartasura, Jl. Ahmad Yani No.83, Kartasura, Telp. 0271

784385,

7) Salatiga, Jl. Sukowai No.9, Salatiga Telp. 0298 312729,

8) Delanggu, Jl. Raya Solo–Jogja KM 21(selatan pasar delanggu)

Delanggu, Klaten,Telp. 0272554358,

9) Selo, Jl. Boyolali-Magelang KM.18,Selo Boyolali, Telp. 0276

3295240,

13)Simo, Jl. Singoprono Raya, Km. 01 Pelem Simo, Boyolali, Telp.

(0276) 3260086,

14)Karangpandan, Jl. Lawu No. 85 Karangpandan, Karanganyar,

15)Jatinom, Barat Pasar Gabus, Krajan Jatinom, Klaten,

16)Musuk, Jl. Raya Boyolali-Drajitan KM 5, Tampir Barat, Musuk,

Boyolali, Telp. (0276) 3280340,

17)Sragen, Jl. Raya Sukowai No. 323, Kauman Rt. 25 Rw. 08

(56)

39

h. Kelengkapan Organisasi BMT Tumang:

1) Badan Hukum : 242/BH.KDK.11.25/IV/1999,

2) Perubahan Anggaran Dasar : 02/PAD/XIV/I/2011,

3) Nomor Pokok Wajib Pajak : 02.014.0381.4-527.000,

4) SIUP : 063/11.32/PK/X/2012,

5) TDP : 113324600215,

6) Jangkauan pelayanan : Lintas Provinsi,

7) Waktu Operasional : Hari Senin - Jum’at pukul 07.30

-16.00 WIB.

4. Struktur Organisasi

Organisasi BMT merupakan salah satu penunjang untuk

tercapainya tujuan organisasi atau perusahaan secara efektif dan efisien

adalah dibentuknya struktur organisasi. Struktur organisasi ini harus

disesuaikan dengan keadaan, kemampuan, dan perkembangan dari

organisasi tersebut. Dengan adanya struktur organisasi dapat diketahui

sampai dimana wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki seseorang

dalam menjalankan tugasnya. Berikut adalah struktur organisasi BMT

(57)

Gambar 3.2 Struktur Organisasi BMT Tumang

(58)

41

Struktur organisasi dibentuk agar dapat memperjelas jalur

komunikasi, wewenang dan tanggung jawab yang memungkinkan adanya

kerjasama yang terkoordinasi antara satu sama lain untuk mencapai satu

tujuan umum perusahaan. Berikut ini komponen struktur organisasi BMT

Tumang:

a. Rapat Anggota

Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam lembaga

koperasi.Keanggotaan diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga Koperasi. Keanggotaan koperasi melekat pada diri

anggota sendiri dan tidak dapat dipindahkan kepada orang lain

dengan dalih apapun. Setiap anggota harus tunduk kepada ketentuan

dalam AD/ART Koperasi, peraturan khusus dan

keputusan-keputusan rapat anggota. Tugas Rapat Anggota BMT Tumang antara

lain:

1) Mengevaluasi kinerja Koperasi secara keseluruhan selama 1

(satu) tahun

2) Memberikan catatan hasil kinerja selama 1 (satu) tahun kepada

pemangku kepentingan.

Wewenang Rapat Anggota BMT Tumang antara lain:

1) Mengesahkan Rencana Kerja dan Rencana anggaran dan

Pendapatan Koperasi untuk tahun buku berikutnya dan

peninjauan Anggaran belanja untuk tahun buku yang berjalan.

(59)

3) Pemilihan dan pengangkatan anggota pengurus (jika masa

jabatannya telah selesai).

Rapat Anggota yang dilaksanakan tiap tahun setelah tutup

buku tahunan disebut RAT (Rapat Anggota Tahunan) yang biasanya

dilaksanakan pada bulan Maret tahun berikutnya dan pelaksanaan

RAT tahun ini dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2017.

b. Pengurus

Pengurus adalah penerima amanat anggota untuk menjalankan

organisasi dan usaha koperasi dengan berlandaskan pada RK-RAPB

(Rencana Kerja–Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja) yang

diputuskan atau ditetapkan dalam rapat anggota. Tugas pengurus

BMT Tumang antara lain :

1) Menyelenggarakan RAT,

2) Menyusun/ merumuskan kebijakan umum untuk mendapat

persetujuan Rapat Anggota,

3) Menyelenggarakan Rapat Pengurus untuk:

a) Evaluasi bulanan dan perkembangan kinerja BMT Tumang

b) Menentukan da membuat kebijakan strategi BMT Tumang

4) Menandatangani dokumen dan surat yang berhubungan dengan

BMT Tumang.

Wewenang pengurus BMT Tumang antara lain:

1) Bersama pengurus yang lain mengangkat, memberi sanksi dan

(60)

43

2) Menyetujui/ menolak mengenai:

a) Pembiayaan yang nilainya diatas wewenang Manajer

Utama,

b) Kebijakan baru BMT Tumang dengan pertimbangan dari

sekretaris dan bendahara,

c) Kerjasama dengan pihak lain (investor dari luar) yang

diusulkan Manajer.

3) Mengesahkan laporan bulanan yang diajukan Manajer Utama.

c. Pengawas

Pengawasan memiliki peranan mengawai atas aktivitas

koperasi baik tentang keorganisasian ataupun usaha dilakukan

dengan terencana atau mendadak.

1) Pengawas Manajemen

Tugas pengawas manajemen BMT Tumang antara lain:

a) Melakukan monitoring setiap saat dan audit internal minimal

satu kali dalam satu tahun,

b) Memberikan pengarahan terhadap pengangkatan Pengelola,

penyusunan anggaran dan rencana kerja,

c) Memberikan pengarahan terhadap permohonan pembiayaan

yang tidak dapat diputuskan oleh pengurus.

Wewenang pengawas manajemen BMT Tumang, yaitu

mengawasi dan memeriksa laporan keuangan dan aspek manajemen

(61)

2) Pengawas Syariah

Tugas pengawas syariah BMT Tumang antara lain:

a) Melakukan monitoring setiap saat dan audit internal

minimal satu kali dalam satu tahun,

b) Memberikan masukan dan pengarahan terhadap

pengangkatan pengelola, penyusunan anggaran dan rencana

kerja,

c) Memonitor kegiatan BMT dan memberikan arahan yang

berkaitan dengan aspek syariah.

Wewenang pengawas syariah BMT Tumang adalah

memotivasi dan memeriksa kegiaan BMT agar sesuai dengan

kaidah syariah Islam.

d. Manajer Utama

Manajer utama adalah orang yang memiliki wewenag yang

tinggi dalam pelaksanaan kegiatan diseluruh cabang BMT

Tumang.Manajer Utama di BMT Tumang adalah Bapak Adib

Zuhari, S.Sos, M.Si. Fungsi Manajer Utama adalah menampung

aspirasi, saran, kritik dan menentukan sikap untuk kemajuan BMT

Tumang.

Tugas manajer utama BMT Tumang antara lain :

1) Menjabarkan kebijaksanaan umum BMT yang telah disetujui

Pengurus, dan untuk hal-hal prinsipil disetujui oleh Pengawas

(62)

45

2) Menyusun dan mengusulkan rancangan anggaran BMT dan

rencana kerja untuk tahun buku yang akan datang kepada

pengurus yang selanjutnya akan dibawa pada rapat anggota,

3) Menyusun dan memninta persetujuan Pengurus tentang

pembukaan Rekening Bank dan penandatanganan Rekening

simpanan BMT pada Bank secara bersama-sama,

4) Membuat laporan secara periodi kepada pengurus,

5) Menyampaikan laporan keuangan dan laoran tingkat kesehatan

BMT secara periodik kepada Pengawas Manajemen.

Wewenang manajer utama BMT Tumang antara lain:

1) Menyetujui pembiayaan sampai dengan jumlah Rp.

150.000.000,-, dan lebih dari jumlah tersebut harus dengan

persetujuan Rapat Pengurus.

2) Mengajukan usulan produk baru pembiayaan dan tabungan.

3) Mengusulkan promosi, mutasi, demosi dan pemberhentian

Pengelola.

e. Internal Audit

Internal audit BMT Tumang memiliki peran mengontrol dan

meneliti aliran kas dan pendapatan BMT diseluruh cabang,

sedangkan tugas internal audit BMT Tumang antara lain:

1) Pengumpulan data atau informasi mengenai pencatatan,

(63)

Neraca, Daftar Laba / Rugi, Arus Kas, Perubahan Modal, CAR,

serta laporan lain yang diperlukan.

2) Memastikan bahwa semua kebijakan, rencana dan prosedur

koperasi telah benar-benar ditaati.

3) Memastikan bahwa semua harta milik koperasi telah

dipertanggung jawabkan dan dijaga dari semua kerugian.

4) Menerima pemberitahuan tentang adanya proses nota debet /

nota kredit.

Wewenang internal audit BMT Tumang antara lain:

1) Dapat menggunakan fungsi pengawasan sebagai alat kontrol

mekanisme operasional.

2) Meminta data/informasi yang berkaitan dengan hal audit kepada

manajemen koperasi.

f. Manajer Operasional

Fungsi dari manajer operasional adalah Merencanakan,

mengarahkan, mengontrol serta mengevaluasi seluruh aktivitas di

bidang operasional baik yang berhubungan dengan pihak internal

maupun eksternal yang dapat meningkatkan profesionalisme BMT

khususnya dalam pelayanan terhadap mitra maupun anggota BMT.

Tugas dari manajer operasional BMT Tumang adalah sebagai

berikut:

1) Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service

(64)

47

2) Evaluasi dan penyelesaian seluruh permasalahan yang ada

dalam operasional BMT Tumang,

3) Pengarsipan surat masuk dan keluar serta notulasi rapat

manajemen dan rapat operasional. (Buku Standart Operasional

Prosedur).

Wewenang manajer operasional BMT Tumang antara lain:

1) Mengeluarkan biaya operasional rutin dalam batas wewenang,

2) Menyetujui pengeluaran kas untuk penarikan tabungan dalam

batas weweanang,

3) Melakukan kontrol terhadap kehadiran pengelola,

4) Memeriksa seluruh laporan dalam bidang operasional.

g. Manajer Marketing

Peran manajer marketing adalah untuk memimpin dan

bertanggung jawab terhadap seluruh proses kegiatan marketing agar

target perusahaan tercapai. Tugas manajer marketing BMT Tumang

antara lain:

1) Pencapaian target marketing baik funding maupun lending,

2) Penyelenggaraanrapat koordinasi marketing dan penyelesaian

permasalahan ditingkat marketing,

3) Penilaian dan evaluasi kinerja bagian marketing.

Wewenang manajer marketing BMT Tumang antara lain:

(65)

2) Menentukan target funding dan lending bersama dengan

Manajer Utama.

h. Manajer Cabang

Manajer cabang adalah seorang yang memiliki wewenang

tertinggi di suatu cabang BMT Tuamang. Fungsi dari manajer

cabang adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kepada anggota

serta melakukan pembinaan agar pembiayaan yang diberikan tidak

macet. Adapun tugas manajer cabang BMT Tumang adalah sebagai

berikut:

1) Menjabarkan kebijaksanaan umum BMT yang telah disetujui

Manajer Utama,

2) Menyusun dan mengusulkan rancangan anggaran BMT cabang

dan rencana kerja untuk tahun buku yang akan datang kepada

Manajer Utama,

3) Menyusun dan meminta persetujuan Manajer Utama tentang

peraturan wewenang Komite Pembiayaan,

4) Mengajukan usul kepada Manajer Utama tentang jenis atau

produk baru untuk disetujui penggunaannya,

5) Membuat laporan secara periodik kepada Manager Utama.

Wewenang manajer cabang BMT Tumang antara lain:

1) Menyetujui pembiayaan sampai dengan jumlah Rp 25.000.000,-,

dan lebih dari jumlah tersebut harus mendapatkan persetujuan

Gambar

Gambar 3.2 Struktur Organisasi BMT Tumang
Tabel 3.1 Ketentuan Nisbah Simpanan Mudharabah Berjangka
Tabel 3.2 Nisbah Ketentuan Jangka Waktu
Tabel 3.3 Ilustrasi Penerimaan Bagi Hasil Si Muda Mapan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Coba kalau mereka tidak suka menuntut satu sama lain, mau saling mengalah dan memberi terlebih dulu, mau mendengarkan pasangannya lebih dulu dan tidak memotong pembicaraan

Puji syukur kepada Tuhan YME, atas berkat, rahmat, serta bimbinganNya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “EVALUASI

Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana peranan KSPPS BMT Amanah Citra dalam meningkatkan perekonomian anggotanya, apa faktor penghambat dan pendukung KSPPS

Dari latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah antara lain: pertama bagaimana tingkat kualitas jasa soft, jasa hard, jaminan mutu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan Desa Wisata Jatimulyo serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam

Penyesuaian diri siswa tunarungu yang baik ketika berada di sekolah inklusi, mungkin juga disebabkan oleh adanya hubungan yang baik dengan teman sebayanya, dan

1) Sebelum melakukan aktifitas olahraga harus ada pemanasan karena pemasan dapat mencegah cidera otot. Revisi produk: mencantumkan kegiatan pemanasan yang

Program dan kegiatan Lokasi Indikator kinerja Program dan Kegiatan Target capaian Kebutuhan Dana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Perencanaan, Monitoring dan