• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

2. Pengembangan Karyawan

a. Pengertian pengembangan karyawan

Dalam usaha pemanfaatan sumber daya manusia serta untuk

menjamin pengembangan anggota organisasi, program pengembangan

sangat diperlukan sebab melalui pengembangan karyawan bukan saja

meningkatkan efisiensi kerja, tetapi juga dapat mempercepat pemantapan

serta perwujudan perilaku yang diharapkan.Pernyataan tersebut sesuai

dengan tujuan yang dilaksanakannya pengembangan itu sendiri yaitu

untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik

pelaksanaan pekerjaan.Pengembangan untuk seluruh karyawan penting

25

bagi perkembangan dan perubahan dimasa mendatang (Mathis dan

Jackson, 2002:43).

Prawira (2004) mengemukakan pengembangan karyawan

merupakan aktivitas pengembangan karir terhadap perusahaan, memberi

landasan bagi karyawan agar dapat berprestasi, berkompetensi di masa

mendatang.Pengembangan merupakan aktivitas pengembangan karir

karyawan terhadap organisasi, penyedia landasan karyawan agar dapat

berprestasi, membantu mereka dalam memasuki dunia kerja yang

kompetitif (Simamora, 2004:268).

Pengembangan karyawan adalah suatu proses belajar dan berlatih

secara sistematis untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja mereka

dalam pekerjaannya sekarang, menyiapkan diri untuk peran tanggung

jawab yang akan datang (Ruky, 2006:227).

Pengertian pengembangan karyawan menurut Hasibuan (2007:69)

adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,

konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau

jabatan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendapat lain dari Suwanto dan

Priansa (2011:105) pengembangan sebagai aktivitas memelihara dan

meningkatkan kompetensi karyawan guna mencapai efektivitas

organisasi.

b. Tujuan pengembangan karyawan

Tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik apabila setiap

karena itu, untuk meningkatkan kemampuan kerja karyawan, perusahaan

harus menjalankan usaha-usaha pengembangan karyawa.Pengembangan

sumber daya manusia perlu dilakukan agar kemampuan, pengetahuan dan

ketrampilan dari sumber daya manusia yang terlibat dapat sesuai dengan

tuntutan pekerjaan yang diemban.Hal-hal yang perlu diingat dalam

pengembangan karyawan yakni perbedaan individu pegawai, hubungan

dengan jabatan analisis, motivasi, partisipasi aktif, seleksi peserta

penataran serta pengembangan (Mangkunegara, 2001:99).

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam usaha pengembangan

sumber daya manusia yakni untuk memperbaiki efektifitas kerja

karyawan dalam mencapai hasil-hasil kerja yang telah ditetapkan dan

dilakukan dengan cara memperbaiki pengetahuan karyawan, ketrampilan

maupun sikap karyawan itu sendiri terhadap tugas-tugasnya

(Ranupandojo dan Husnan, 2003: 74).

Aktivitas pengembangan karyawan melalui pendidikan dan

pelatihan mempunyai beberapa tujuan, antara lain:

1) Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pekerjaan karyawan

agar dapat memenuhi standar pekerjaanya,

2) Menjadi sumber penyebaran informasi mengenai teknis perbankan

maupun pengetahuan lainnya,

3) Peningkatan motivasi kerja,

4) Mempersiapkan kompetensi karyawan untuk menduduki posisi

27

5) Mempersiapkan karyawan untuk dapat menduduki posisi atau bidang

pekerjaan yang lain

Dengan adanya tujuan tersebut karyawan memiliki rasa aman untuk

tumbuh dan mengembangkan dirinya secara berkesinambungan degan

tidak bertentangan dengan tujuan utama perusahaan untuk pengembangan

usaha yang bertambah baik dari waktu kewaktu. Sehingga kehendak

untuk tumbuh dan berkembang ini pada akhirnya akan memberikan

manfaat pada kedua belah pihak yakni karyawan dan perusahaan sendiri

(www.syariahmandiri.co.id).

c. Tahapan dalam pengembangan karyawan

Sunyoto (2012: 148) tahapan-tahapan yang harus ditempuh dalam

proses pengembangan karyawan adalah sebagai berikut:

1) Menentukan kebutuhan pengembangan karyawan yang meliputi

permasalahan yang sedang dihadapi serta tantangan yang diprediksi

dimasa mendatang,

2) Menentukan sasaran, yang menjadikan tolak ukur akan keberhasilan

program,

3) Penetapan isi program yang harus sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai,

4) Mengidentifikasi prinsip belajar, hasil yang dicapai dalam

pengembangan karyawan menjadi tolak ukur bagi ketepatan prinsip

5) Pelaksanaan program pengembangan yang disesuaikan dengan

tujuan organisasi dan kebutuhan karyawan,

6) Penilain pelaksanaan program.

d. Bentuk pengembangan karyawan

Menurut Dessler (2006: 285) terdapat dua pokok pengembangan

karyawan yang dapat dilakukan untuk karyawan non manajerial maupun

karyawan manajerial yaitu:

1) On the job training (OJT) merupakan bentuk pengembangan melalui

pelatihan ditempat kerja dengan melatih seseorang untuk

mempelajari pekerjaan sambil mengerjakannya. On the job training

biasanya diberikan langsung oleh atasan melalui bimbingan dan

arahan yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas para

bawahannya, disampaikan saat karyawan sedang berhadapan dengan

pekerjaan rutin mereka. Jenis pelatihan on the job training adalah

metode coaching (membimbing) atau understudy (sambil belajar)

magang, belajar secara informal, job instruction training,

pengajaran, instruksi terprogram, pelatihan degan peralatan

audiovisual, simulasi, pelatihan jarak jauh berbasis internet

(teletraining, konferensi video, pelatihan melalui internet), dan on

the job training manajerial meliputi rotasi pekerjaan, pendekatan

belajar sambil dibimbingdan action learning,

2) Off the job training merupakan pengembangan diluar tempat kerja,

29

program-program pengembangan karyawan sesuai dengan

kebutuhan perusahaan. Terdapat beberapa jenis pengembangan off

the job training yang dapat dilakukan perusahaan seperti program

ODP (Officer Development Program), ditujukan kepada karyawan

yang dipersiapkan untuk mendapat promosi jabatan sebagai bekal

bagi mereka untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi. Selain itu

terdapat Assesment Program yang ditujukan bagi karyawan yang

telah menduduki jabatan tertentu untuk menyesuaikan kemampuan

dengan jabatan, menyesuaikan grade dengan jabatan mereka.

Setiap program pengembangan yang dijalankan akan diukur

efektifitasnya secara kualitatif dan kuantitatif. Pengukuran efektifitas ini

dapat hanya sebatas respon peserta, dengan cara lebih baik lagi yaitu

dengan diketahuinya hasil dan manfaat program tersebut bagi kemajuan

lembaga keuangan mikro syariah sendiri. Ini semua demi menjamin

kualitas program pengembangan karyawan agar selalu terjaga.

3. Kompetensi

Selain akhlak dan moral, yang harus dimiliki oleh seorang sumber

daya manusia, khususnya yang dibahas disini lembaga keuangan syariah

yaitu diharuskannya sumber daya manusia yang bersangkutan mempunyai

kompetensi. Kompetensi adalah serangkaian pengetahuan, kemampuan

dan ketrampilan yang dimiliki seseorang baik yang melekat pada dirinya

maupun pemberian dari luar. Menurut Fahmi (2014), kompetensi yang

a. Membutuhkan sumber daya yang memiliki pandangan dan

keyakinan yang sesuai visi misi perusahaan/ lembaga

b. Kopetensi perilaku, merupakan kemampuan sumber daya manusia

untuk bertindak efektif, memiliki semangat Islami, fleksibel dan

rasa ingin yahu yang tinggi

c. Kompetensi fungsional, kompetensi ini berkaitan dengan

background dan keahlian. Sumber daya manusia yang dibutuhkan

memiliki dasar ekonomi syariah, operasi perbankan, administrasi

keuangan dan analisa keuangan

d. Kompetensi manajerial, sumber daya manusia yang mampu

menjadi team leader, cepat menangkap perubahan dan mampu

membangun hubugan dengan yang lain.

31

Dokumen terkait