• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini penyusun menyajikan kesimpulan yang diambil

berdasarkan pada analisis data penelitian yang telah dilakukan, dan

berisikan saran yang disusun dari hasil kesimpulan tersebut, baik bagi

pihak objek penelitian ataupun bagi pihak-pihak lainnya yang

membutuhkan untuk digunakan sebagai bahan referensi yang juga

15 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Sebelum melakukan penelitian penulis melakukan pengkajian pustaka

dan karya yang mempunyai relevansi terhadap topik yang diteliti. Telaah

pustaka dalam penelitian ini adalah:

Penelitian Reza dan Khatimah (2011) “Pengembangan Kulitas SDM pada Bank Syariah dalam Perspektif Syariah: Studi Kasus PT. BPRS Harta Insan Karimah Bekasi”. Karyawan merupakan salah satu kunci terpenting dalam pencapaian visi dan misi suatu perusahaan.Manajemen PT. BPRS

Harta Insani Bekasi meyakini bahwa kualitas sumber daya manusia memberi

pengaruh yang signifikan terhadap prestasi perusahaan.Kunci untuk menjaga

kualitas kinerja pada PT. BPRS Harta Insan Karimah Bekasi adalah dengan

pelaksanaan program pengembangan dan mendidik karyawan secara

berkesinambungan. Dalam melakukan pengembangan karyawan, PT. BPRS

Harta Insan Karimah Bekasi berpedoman pada training plan yang diterapkan,

memuat program pendidikan dan pelatihan yang mendukung peningkatan

kompetensi dan karakter guna terciptanya strategi bisnis perusahaan.

Pengembangan sumber daya manusia merupakan proses pematangan bagi

karyawan meliputi penguasaan pekerjaannya, tingkat emosional, efisiensi

waktu dalam bekerja serta tanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan.

Penelitian Rakhmawati (2010) “Analisis Sistem Pengembangan

Penelitian ini membahas aspek penting bagi perusahaan untuk sukses adalah

kemampuan sumber daya manusia dalam melakukan pekerjaan mereka di bawah tanggung jawab mereka sendiri. Pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu kegiatan yang terprogram, terpola, dan berkesinambungan sejalan dengan tuntutan kemajuan dan kebutuhan perusahaan. Pengembangan karyawan menjadi menguntungkan baik bagi perusahaan maupun karyawan yang bersangkutan. Perusahaan melakukan pengembangan karyawan untuk meningkatkan kualitas karyawan sehingga mereka dapat menangani berbagai jenis penugasan yang berdampak pada kemampuan perusahaan untuk berkompetensi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang kompetitif. Sementara bagi karyawan yang bersangkutan, pengembangan yang dilakukan dapat menjadi dasar bagi pengembangan karirnya dimasa mendatang. Dalam melaksanakan program pengembangan bagi karyawan, PT Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh baik pada karyawan baru maupun karyawan lama menggunakan metode on the job training (pengembangan di tempat kerja) dan metode off the job training (pengembangan diluar tempat kerja). Metode on the job training berupa pemberian bimbingan dan arahan yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas yang biasanya oleh atasan. Metode off the job training pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh dilaksanakan sesuai dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh kantor pusat, dimana instansi akan mengirimkan karyawan untuk mengikuti program-program pengembangan karyawan sesuai kebutuhan perusahaan. Pengembangan off the job training yang dilakukan

17

perusahaan diantaranya program Officer Development Program yang ditujukan pada karyawan yang dipersiapkan untuk mendapatkan promosi jabatan sebagai bekal utuk menduduki jabatan yang lebih tinggi. Disamping itu terdapat assesment program yang ditujukan untuk karyawan yang telah menduduki jabatan tertentu guna menyesuaikan kemampuan dengan jabatannya.

Penelitian Rahmawati, Ismail dan Kuswinarno (2014) dengan judul ”Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan Produktivitas Karyawan Bank BRI Syariah”. Populasi penilitian ini adalah seluruh karyawan dengan jumlah sample 60 orang. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pelatihan berpengaruh terhadap tingkat produktivitas

karyawan yang bersangkutan. Pelatihan sebagai wujud dari program

pengembangan karyawan memiliki pengaruh yang dominan, karena hal

tersebut merupakan kebutuhan utama dalam promosi kerja. Pengembangan

sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam meningkatkan

produktivitas karyawan. Produktivitas adalah ukuran mengenai apa yang

diperoleh dari apa yang diberikan. Keberadaan sumber daya manusia juga

akan menentukan tingkat produktivitas dalam suatu perusahaan. Produktivitas

karyawan adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Penelitian Yuniati (2016) yang berjudul “Strategi Pengembangan

Sumber Daya Manusia Berbasis Syariah di PT. BPRS Bangun Drajat Warga”.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa sumber daya manusia syariah harus

fathanah dan tabligh. Selain itu manajeman BPRS Bangun Drajat Warga

menerapkan sistem team work dan kekeluargaan dalam rangka pembinaan

karyawan. Stategi jangka pendek yang dilakukan manajemen PT. BPRS

Bangun Drajat Warga dalam pengembangan sumber daya manusia dilakukan

dengan orientasi dan pelatihan serta pengembangan karir melalui sistem

mentor, coaching, beasiswa lanjut, rotasi jabatan, promosi dan demosi.

Penelitian Sari (2009) engan judul “Analisis Pengembangan Karyawan dalam Meningkatkan Kualitas Kerja pada PT. Bank Muamalat Indonesia

Cabang Medan”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengembangan

karyawan yang dilaksanakan PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Medan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas kerja karyawan.

Instruktur merupakan variabel pengembangan karyawan yang paling dominan

dalam mempengaruhi kualitas kerja karyawan. Dengan kualitas kerja

karyawan yang terus menerus ditingkatkan akan maka PT. Bank Muamalat

Indonesia akan mampu berkembang menjadi bank syariah yang terbaik sesuai

visi perusahaan, yakni menjadi bank syariah utama di Indonesia sehingga

perusahaan dapat bertahan dalam menghadapi persaingan bidang perbankan.

Adapun ringkasan mengenai perbedaan dan persamaan penelitian

terdahulu dengan penelitian ini adalah sebagai berkut:

No Judul Jurnal erbedaan ersamaan

1 Pengembangan kualitas SDM pada Bank Syariah dalam Perspektif a. Metode yang di gunakan dalam penelitian adalah diskriptif kualitatif dengan a. Metode penelitian

yang penulis ambil merupakan metode diskriptif kualitatif

19

Syariah pengambilan data

melalui studi

lapangan yang

meliputi observasi

dan wawancara,

studi pustaka dan triangulasi b. Objek penelitian adalah PT. BPRS Harta Insan Karimah Bekasi c. Fokus pada kualitas SDM syariah sebuah kenyataan secara argumentativ b. Objek penelitian merupakan KSPPS BMT Tumang c. Fokus penelitian pada pelaksanaan pengembangan karyawan di KSPPS BMT Tumang 2. Analisis Sistem Pengembangan Karyawan di PT Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh a. Metode yang di gunakan dalam penelitian adalah metode diskriptif kualitatif dengan pengambilan data melalui studi lapangan yang meliputi observasi dan wawancara, studi pustaka b. Objek penelitian PT Bank Syariah Mandiri Cab. Banda Aceh

c. Fokus pada bentuk pengembagan karyawan yang dilakukan secara variatif dan berkesinambungan a. Metode penelitian

yang penulis ambil merupakan metode diskriptif kualitatif untuk melukiskan sebuah kenyataan secara argumentativ b. Objek penelitian merupakan KSPPS BMT Tumang c. Fokus penelitian pada pelaksanaan pengembangan karyawan di KSPPS BMT Tumang Analisis Pengembangan Karyawan dalam Meningkatkan a. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan a. Metode penelitian

yang penulis ambil merupakan metode diskriptif kualitatif

Kualitas Kerja pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Medan teknik pengumpulan data dari tinjauan kepustakaan, penelitian lapangan dan observasi b. Objek penelitian merupakan karyawan PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Medan c. Fokus penelitian, betuk-bentuk pengembangan karyawan yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas kerja karyawan sebuah kenyataan secara argumentativ b. Objek penelitian merupakan KSPPS BMT Tumang c. Fokus penelitian pada pelaksanaan pengembangan karyawan di KSPPS BMT Tumang Pengaruh Pengembangan SDM dalam Meningkatkan Produktivitas Karyawan PT. BRI Syariah Bangkalan a. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data dari tinjauan kepustakaan, penelitian lapangan dan observasi b. Objek penelitian merupakan PT. BRIS Bangkalan c. Fokus penelitian, pengembangan untuk meningkatkan produktivitas yang menjadi ukuran a. Metode penelitian

yang penulis ambil

merupakan metode diskriptif kualitatif untuk melukiskan sebuah kenyataan secara argumentativ b. Objek penelitian merupakan KSPPS BMT Tumang

c. Fokus penelitian pada pelaksanaan

pengembangan

karyawan di KSPPS BMT Tumang

21 perusahaan dalam mencapai tujuan Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Berbasis Syariah di PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bangun Drajat Warga. a. Metode penelitian yang digunakan

pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif b. Objek penelitian adalah seluruh kegiatan yang berkaitan dengan strategi pengembanga SDM, subyek penelitian terdiri dari personalia dan

karyawan PT. BPRS Bangun Drajad Warga c. Fokus penelitian, strategi pengembangan sumber daya manusia yang berbasis syariah. a. Metode penelitian

yang penulis ambil

merupakan metode diskriptif kualitatif untuk melukiskan sebuah kenyataan secara argumentativ b. Objek penelitian merupakan KSPPS BMT Tumang

c. Fokus penelitian pada pelaksanaan

pengembangan

karyawan di KSPPS BMT Tumang

B. Kajian Teoritik

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu

bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Menurut Panggabean

terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian

kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi

pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi dan

pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang ditetapkan.

b. Dimensi Manajemen Sumber Daya Manusia

Dimensi fungsi dalam manajemen sumber daya manusia terdiri

dari fungsi manajemen dan fungsi operasional (Sulistyani dan

Rosdiah, 2003:13).

1) Fungsi manajemen yang terdiri dari:

a) Perencanaan

Menentukan terlebih dahulu program pengembangan sumber

daya manusia yang akan dilakukan

b) Pengorganisasian

Manajer sumber daya manusia haruslah membentuk organisasi

dengan merancang susunan dari berbagai hubungan antar

jabatan.

c) Pengarahan

Fungsi ini berarti mengusahakan agar karyawan bekerja sama

secara efektif

d) Pengawasan

Mengamati dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana

dan mengoreksi apabila terdapat penyimpangan

23

a) Pengadaan

Adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan

induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai kebutuhan

perusahaan

b) Pengembangan (Development)

Adalah peningkatan ketrampilan teknis, teoritis, konseptual,

dan moral karyawan melalui pendidikan dan peatihan.

Pengembangan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan

pekerjaan dimasa sekarang maupun dimasa mendatang

c) Kompensasi

Adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak angsung yang

berbentuk uang atau barang kepada karyawan sebagai imbal

jasa (out put) yang diberikannya kepada perusahaan.Prinsip

kompensasi adalah adil dan layak sesuai prestasi dan tanggung

jawab karyawan tersebut.

d) Pengintegrasian

Adalah kegiatan untuk menyatukan kepentingan perusahaan

dan kebutuhan karyawan, sehingga tercipta kerjasama yang

serasi dan saling menguntungkan

e) Pemeliharaan

Adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi

panjang. Pemeliharaan yang baik dengan menggunakan

program K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

c. Indikator Manajemen Sumber Daya Manusia

Indikator pada manajemen sumber daya manusia diantaranya

adalah (Hamali, 2016:34):

1) Analisis jabatan / pekerjaan

2) Perencanaan sumber daya manusia dan rekrutmen

3) Seleksi dan penempatan karyawan baru

4) Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia

5) Kompensasi dan penilaian kinerja

6) Motivasi dan kepuasan kerja

7) Manajemen karir

2. Pengembangan Karyawan

a. Pengertian pengembangan karyawan

Dalam usaha pemanfaatan sumber daya manusia serta untuk

menjamin pengembangan anggota organisasi, program pengembangan

sangat diperlukan sebab melalui pengembangan karyawan bukan saja

meningkatkan efisiensi kerja, tetapi juga dapat mempercepat pemantapan

serta perwujudan perilaku yang diharapkan.Pernyataan tersebut sesuai

dengan tujuan yang dilaksanakannya pengembangan itu sendiri yaitu

untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik

pelaksanaan pekerjaan.Pengembangan untuk seluruh karyawan penting

25

bagi perkembangan dan perubahan dimasa mendatang (Mathis dan

Jackson, 2002:43).

Prawira (2004) mengemukakan pengembangan karyawan

merupakan aktivitas pengembangan karir terhadap perusahaan, memberi

landasan bagi karyawan agar dapat berprestasi, berkompetensi di masa

mendatang.Pengembangan merupakan aktivitas pengembangan karir

karyawan terhadap organisasi, penyedia landasan karyawan agar dapat

berprestasi, membantu mereka dalam memasuki dunia kerja yang

kompetitif (Simamora, 2004:268).

Pengembangan karyawan adalah suatu proses belajar dan berlatih

secara sistematis untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja mereka

dalam pekerjaannya sekarang, menyiapkan diri untuk peran tanggung

jawab yang akan datang (Ruky, 2006:227).

Pengertian pengembangan karyawan menurut Hasibuan (2007:69)

adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,

konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau

jabatan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendapat lain dari Suwanto dan

Priansa (2011:105) pengembangan sebagai aktivitas memelihara dan

meningkatkan kompetensi karyawan guna mencapai efektivitas

organisasi.

b. Tujuan pengembangan karyawan

Tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik apabila setiap

karena itu, untuk meningkatkan kemampuan kerja karyawan, perusahaan

harus menjalankan usaha-usaha pengembangan karyawa.Pengembangan

sumber daya manusia perlu dilakukan agar kemampuan, pengetahuan dan

ketrampilan dari sumber daya manusia yang terlibat dapat sesuai dengan

tuntutan pekerjaan yang diemban.Hal-hal yang perlu diingat dalam

pengembangan karyawan yakni perbedaan individu pegawai, hubungan

dengan jabatan analisis, motivasi, partisipasi aktif, seleksi peserta

penataran serta pengembangan (Mangkunegara, 2001:99).

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam usaha pengembangan

sumber daya manusia yakni untuk memperbaiki efektifitas kerja

karyawan dalam mencapai hasil-hasil kerja yang telah ditetapkan dan

dilakukan dengan cara memperbaiki pengetahuan karyawan, ketrampilan

maupun sikap karyawan itu sendiri terhadap tugas-tugasnya

(Ranupandojo dan Husnan, 2003: 74).

Aktivitas pengembangan karyawan melalui pendidikan dan

pelatihan mempunyai beberapa tujuan, antara lain:

1) Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pekerjaan karyawan

agar dapat memenuhi standar pekerjaanya,

2) Menjadi sumber penyebaran informasi mengenai teknis perbankan

maupun pengetahuan lainnya,

3) Peningkatan motivasi kerja,

4) Mempersiapkan kompetensi karyawan untuk menduduki posisi

27

5) Mempersiapkan karyawan untuk dapat menduduki posisi atau bidang

pekerjaan yang lain

Dengan adanya tujuan tersebut karyawan memiliki rasa aman untuk

tumbuh dan mengembangkan dirinya secara berkesinambungan degan

tidak bertentangan dengan tujuan utama perusahaan untuk pengembangan

usaha yang bertambah baik dari waktu kewaktu. Sehingga kehendak

untuk tumbuh dan berkembang ini pada akhirnya akan memberikan

manfaat pada kedua belah pihak yakni karyawan dan perusahaan sendiri

(www.syariahmandiri.co.id).

c. Tahapan dalam pengembangan karyawan

Sunyoto (2012: 148) tahapan-tahapan yang harus ditempuh dalam

proses pengembangan karyawan adalah sebagai berikut:

1) Menentukan kebutuhan pengembangan karyawan yang meliputi

permasalahan yang sedang dihadapi serta tantangan yang diprediksi

dimasa mendatang,

2) Menentukan sasaran, yang menjadikan tolak ukur akan keberhasilan

program,

3) Penetapan isi program yang harus sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai,

4) Mengidentifikasi prinsip belajar, hasil yang dicapai dalam

pengembangan karyawan menjadi tolak ukur bagi ketepatan prinsip

5) Pelaksanaan program pengembangan yang disesuaikan dengan

tujuan organisasi dan kebutuhan karyawan,

6) Penilain pelaksanaan program.

d. Bentuk pengembangan karyawan

Menurut Dessler (2006: 285) terdapat dua pokok pengembangan

karyawan yang dapat dilakukan untuk karyawan non manajerial maupun

karyawan manajerial yaitu:

1) On the job training (OJT) merupakan bentuk pengembangan melalui

pelatihan ditempat kerja dengan melatih seseorang untuk

mempelajari pekerjaan sambil mengerjakannya. On the job training

biasanya diberikan langsung oleh atasan melalui bimbingan dan

arahan yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas para

bawahannya, disampaikan saat karyawan sedang berhadapan dengan

pekerjaan rutin mereka. Jenis pelatihan on the job training adalah

metode coaching (membimbing) atau understudy (sambil belajar)

magang, belajar secara informal, job instruction training,

pengajaran, instruksi terprogram, pelatihan degan peralatan

audiovisual, simulasi, pelatihan jarak jauh berbasis internet

(teletraining, konferensi video, pelatihan melalui internet), dan on

the job training manajerial meliputi rotasi pekerjaan, pendekatan

belajar sambil dibimbingdan action learning,

2) Off the job training merupakan pengembangan diluar tempat kerja,

29

program-program pengembangan karyawan sesuai dengan

kebutuhan perusahaan. Terdapat beberapa jenis pengembangan off

the job training yang dapat dilakukan perusahaan seperti program

ODP (Officer Development Program), ditujukan kepada karyawan

yang dipersiapkan untuk mendapat promosi jabatan sebagai bekal

bagi mereka untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi. Selain itu

terdapat Assesment Program yang ditujukan bagi karyawan yang

telah menduduki jabatan tertentu untuk menyesuaikan kemampuan

dengan jabatan, menyesuaikan grade dengan jabatan mereka.

Setiap program pengembangan yang dijalankan akan diukur

efektifitasnya secara kualitatif dan kuantitatif. Pengukuran efektifitas ini

dapat hanya sebatas respon peserta, dengan cara lebih baik lagi yaitu

dengan diketahuinya hasil dan manfaat program tersebut bagi kemajuan

lembaga keuangan mikro syariah sendiri. Ini semua demi menjamin

kualitas program pengembangan karyawan agar selalu terjaga.

3. Kompetensi

Selain akhlak dan moral, yang harus dimiliki oleh seorang sumber

daya manusia, khususnya yang dibahas disini lembaga keuangan syariah

yaitu diharuskannya sumber daya manusia yang bersangkutan mempunyai

kompetensi. Kompetensi adalah serangkaian pengetahuan, kemampuan

dan ketrampilan yang dimiliki seseorang baik yang melekat pada dirinya

maupun pemberian dari luar. Menurut Fahmi (2014), kompetensi yang

a. Membutuhkan sumber daya yang memiliki pandangan dan

keyakinan yang sesuai visi misi perusahaan/ lembaga

b. Kopetensi perilaku, merupakan kemampuan sumber daya manusia

untuk bertindak efektif, memiliki semangat Islami, fleksibel dan

rasa ingin yahu yang tinggi

c. Kompetensi fungsional, kompetensi ini berkaitan dengan

background dan keahlian. Sumber daya manusia yang dibutuhkan

memiliki dasar ekonomi syariah, operasi perbankan, administrasi

keuangan dan analisa keuangan

d. Kompetensi manajerial, sumber daya manusia yang mampu

menjadi team leader, cepat menangkap perubahan dan mampu

membangun hubugan dengan yang lain.

31 BAB III

LAPORAN OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya BMT Tumang

Gagasan untuk mendirikan koperasi berbasis Islam ini diawali dari

perbincangan ringan beberapa warga desa Tumang yang bekerja dan

berdomisili di Jakarta, tepatnya di rumah Bapak Suryanto, S.H pada

bulan Februari 1997. Pada dasarnya pendirian BMT Tumang bukan

hanya sekedar meramaikan aktifitas perkoperasian pada saat itu, namun

didasari keprihatinan pendirinya atas sistem perekonomian dan tatanan

kehidupan yang dikedepankan pada masa orde baru yang ternyata tidak

bisa memberikan jawaban akan harapan terwujudnya masyarakat adil dan

makmur.

Keprihatinan akan nasib masyarakat desa yang justru merupakan

mayoritas penduduk di Indonesia, khususnya di daerah Boyolali juga

menjadi perhatian pendiri BMT Tumang. Masyarakat desa kesulitan

dalam mengakses permodalan pembiayaan dari perbankan karena

berbagai alasan penilaian yang tidak rasional.Perbankan dalam hal ini

dinilai lemah dalam komitmennya menciptakan lingkungan usaha yang

lebih adil dan lebih mensejahterakan masyarakat.

Sementara itu, terkait dengan bunga perbankan juga menjadi kajian

32

oleh masyarakat Desa Tumang.Terutama beberapa orang yang dalam

menjalankan ekonominya terjerat masalah dengan rentenir atau istilah

masyarakat setempat sering disebut dengan bank plecit. Persoalan riba

atau bunga dari rentenir itulah yang menjadi perhatian serius para

pengurus serta para pengelola pada BMT (Baitul Maal wa Tamwil)

Setelah dilaksanakan beberapa kali pertemuan, pemilihan calon

pengelola dan sosialisasi pendirian, pada tanggal 1 Oktober 1998 Baitul

Maal wa Tamwil (BMT) Tumang mulai beroperasi dengan modal awal

sebesar Rp. 7.050.000,- dengan lokasi kantor meminjam salah satu

ruangan tidak terpakai di Komplek Balai Desa Tumang, Cepogo,

Boyolali. Pada awalnya modal tersebut dikelola untuk pembiayaan kecil,

tanpa jaminan, pembukuan dan pelayanannya juga masih

manual.Sedangkan untuk mencari tambahan simpanan, menggunakan

media bumbung dari bambu dan kotak kayu, yang bertujuan agar anggota

bisa menabung sedikit demi sedikit dengan adanya bumbung tersebut,

untuk penarikan simpanannya dilakukan setelah jam kerja seminggu

sekali.

Setelah beberapa saat operasional BMT Tumang berjalan, pada

tanggal 10 April 1999, BMT Tumang mendapat badan hukum dari

Departemen Koperasi dengan Nomor: 242/BH/KDK.11.25/IV/ 1999 yang kemudian lebih dikenal dengan nama KSU “BMT Tumang”.

33

Pada tanggal 30 April 2002, BMT Tumang telah mendapatkan

pengesahan Perubahan Anggaran Dasar (PAD) dengan Nomor:

02/PAD/505/IV/2002. Dalam rentang waktu satu dasawarsa melayani

umat, BMT Tumang telah berkembang dengan sangat cepat, hingga akhir

September 2008, BMT ini mencatat pembiayaan yang diberikan kepada

masyarakat anggota telah mencapai lebih dari Rp. 9.000.000.000,-.

Pada tanggal 12 Januari 2011, BMT Tumang telah mendapatkan

Pengesahan dengan Keputusan Gubernur Nomor: 02/PAD/XIV/I/2011

tentang Perubahan Anggaran Dasar dari Koperasi Serba Usaha tingkat

Kabupaten Boyolali menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)

tingkat Propinsi Jawa Tengah. Yang kemudian lebih dikenal dengan

nama KJKS BMT Tumang dan wilayah operasional sebelumnya hanya

di Kabupaten Boyolali meningkat di tingkat Provinsi Jawa Tengah,

sehingga mulai tahun 2011 KJKS BMT Tumang sudah bisa membuka

cabang di luar Kabupaten Boyolali.

Terakhir pada tanggal 26 Oktober 2016, BMT Tumang menerima

surat dari Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Deputi

Bidang Kelembagaan. Dimana Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

(KSPPS) BMT Tumang telah teracatat dalam Daftar Umum

KoperasiNomor:155/Lap-PAD/VIII/2016 tanggal 8 Agustus 2016.

a. Perubahan nama yang semula Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT

Tumang menjadi Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah

(KSPPS) BMT Tumang,

b. Perubahan wilayah keanggotaan semula wilayah Provinsi Jawa

Tengah menjadi wilayah Lintas Provinsi. Sehingga mulai saat ini

KSPPS BMT Tumang sudah bisa membuka cabang baru di luar

Provinsi Jawa Tengah.

Sampai saat ini KSPPS BMT Tumang tercatat memiliki 17 cabang,

160 pengelola BMT Tumang, dan 22.000 anggota yang tergabung di

seluruh cabang BMT Tumang baik anggota funding maupun finance,

dengan aset saat ini kurang lebih sebesar Rp. 120.000.000.000,-.

Sungguh pencapaian yang luar biasa yang dengan diawali dari modal

Dokumen terkait