• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kualitas hidup anak yang diwakili oleh dimensi pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan cerminan kualitas bangsa dan peradaban dunia. Pertumbuhan anak, dapat dilihat dari status gizi dan tingkat kesejahteraan anak, sedangkan perkembangan anak dapat dilihat dari perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik; bahasa dan kognitif; perilaku sosial, moralitas, dan keagamaan; serta afektif, emosi, dan kepribadian (Sunarti 2004).

Kualitas anak yang telah terbentuk sejak kecil akan tercermin dalam kehidupan anak tersebut ketika menjadi remaja. Periode remaja, terutama pada awal pubertas, merupakan transisi dari masa anak-anak menjadi masa dewasa. Dapat dikatakan bahwa periode ini merupakan periode yang sulit ditempuh, sehingga tidak jarang akan membuat hubungan remaja dan orang tuanya menjadi lebih renggang dan menimbulkan konflik dalam keluarga. Konflik tersebut dapat dihindarkan bila orang tua lebih bijaksana, toleran, dan mengerti dalam menghadapi remaja (Bondi et al. 1969). Remaja mempunyai tugas perkembangan untuk menumbuhkan identitas dan berusaha menjadi seorang individu mandiri yang harus membangun hubungan dekat dengan orang tua, saudara sekandung, dan teman-temannya (Buist et al. 2004). Para remaja juga berharap agar orang tua lebih dapat bertoleransi dan mempunyai hubungan yang lebih interpersonal. Oleh karena itu, remaja membutuhkan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan orang tua (Shehata dan Ramadan 2010).

Orang tua berperan penting dalam perkembangan anak. Dimulai dari saat bayi lahir, orang tua diharapkan sudah mampu untuk mengasuh anak. Pengasuhan bukanlah sesuatu yang mudah karena dampak yang dihasilkan dari pengasuhan akan terus terasa sampai anak mencapai usia dewasa. Meskipun sulit, orang tua tetap berharap dapat melakukan pengasuhan dengan baik (Elias dan Yee 2009). Baumrind (1971) diacu dalam mengenalkan tiga jenis gaya pengasuhan, yaitu permisif, otoriter, dan demokratis. Hampir semua penelitian yang pernah dilakukan di Barat menunjukkan bahwa gaya pengasuhan demokratis secara positif berhubungan dengan performa siswa di sekolah, terutama dalam pelajaran matematika (Baumrind 1991).

Secara tradisional, dalam keluarga lengkap, ibu akan berperan sebagai pengasuh utama dan ayah sebagai pencari nafkah. Padahal, ayah juga berperan dalam segala aspek perkembangan anak, tidak hanya pencari nafkah tetapi juga

(2)

teman bermain anak (Halle 1997). Ayah juga merupakan sumber peniruan, sehingga anak akan belajar dari tingkah laku sang ayah (Sidi 2007), terutama saat anak-anak masih dibawah usia sekolah. Seorang anak akan menjadi religius, ekonomis, atau berjiwa sosial, tergantung pada nilai-nilai yang ditanamkan oleh ayah kepada anak.

Pada masyarakat paternalistik, ayah akan memegang peran utama dalam keluarga. Menurut Sarwono (1982) ayah merupakan pemimpin dalam rumah tangga. Kepala rumah tangga merupakan peranan klasik yang dipegang oleh ayah. Mencari nafkah dan pelindung keluarga dari ancaman-ancaman yang datang dari luar merupakan peran ayah selain sebagai pemimpin rumah tangga (Lewis, Feiring, Weinraub 1981). Meski ibu yang lebih sering berhubungan dengan anak, namun akhirnya ayah yang akan menentukan anaknya akan menjadi seperti apa (Sarwono 1982). Menurut Gunarsa dan Gunarsa (2004), peranan ayah dalam hal pendidikan di keluarga sangatlah penting, terutama bagi anak laki-laki yang mengharapkan ayah dapat menjadi teladan bagi perannya di masa mendatang. Fungsi ayah bagi anak perempuan adalah sebagai pelindung. Anak perempuan yang dilindungi oleh ayahnya, kelak akan mencari pendamping yang juga akan melindunginya (Gunarsa dan Gunarsa 2004).

Interaksi ayah dan anak akan memberikan sesuatu yang berbeda dalam perkembangan anak. Partisipasi ayah dalam hal pemberian makan lebih rendah dari pada ibu, tapi ayah cenderung lebih suka untuk memberi stimulasi dan bermain secara fisik, sedangkan ibu lebih menstimulasi secara verbal (Parke dan Tinsley 1981). Stimulasi secara fisik yang dilakukan oleh ayah kepada anak akan menyeimbangkan stimulasi verbal yang dilakukan oleh ibu (Parke 1996). Ayah akan memberikan pengaruh yang berbeda kepada anak dalam hal hubungan anak dengan teman sebayanya dan prestasi di sekolah (Gottman dan DeClaire 1997). Interaksi ayah dan anak merupakan proses dua arah, anak akan mempengaruhi perilaku ayah sebagaimana ayah mempengaruhi perkembangan anak, terutama dalam hal bersosialisasi (Parke 1996).

Interaksi dapat dilihat dari komunikasi. Menurut Galvin, Bylund, dan Brommel (2004) komunikasi keluarga dapat dilihat sebagai proses berbagi dalam keluarga. Selain itu, komunikasi keluarga juga didefinisikan sebagai perilaku pembuatan informasi, ide, pikiran, dan perasaan diantara para anggota keluarga (Olson dan Barnes 1998). Keluarga, sebagai unit yang paling utama, mempunyai karakteristik komunikasi yang dilakukan secara mendalam antaranggota

(3)

keluarga, sehingga dapat membuat ikatan keluarga lebih erat (Cervantes 1966, diacu dalam Bienvenu 1969). Kelekatan diasumsikan sebagai pengaruh positif dalam perkembangan manusia yang menyediakan dukungan emosional dan kedekatan serta keberlanjutan, terutama dalam suatu transisi kehidupan yang penting (Bowlby 1982; Lopez dan Gover 1993, diacu dalam Buist et al. 2004).

Penelitian terdahulu yang mengkhususkan diri pada interaksi ayah dan remaja masih sedikit. Meski demikian, banyak penelitian tentang orang tua (ayah dan ibu) dengan remaja, salah satunya adalah Shehata dan Ramadan (2010) yang meneliti tentang interaksi sehari-hari antara orang tua dan remaja. Dalam penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa beberapa variabel seperti waktu yang dihabiskan bersama orang tua, kualitas interaksi, kasih sayang orang tua, pentingnya hubungan, serta jenis kelamin remaja tersebut akan mempengaruhi kualitas hubungan secara keseluruhan antara orang tua dan remaja. Selain penelitian tersebut, adapula penelitian dari Rubin et al. (2004) yang mengatakan bahwa ayah menghabiskan waktu yang lebih sedikit dengan anak mereka sewaktu masih anak-anak dan remaja dibanding dengan yang dilakukan oleh ibu. Saat ayah melakukan interaksi dengan anak, maka kegiatan yang lebih banyak dilakukan adalah kegiatan yang melibatkan fisik dan kegiatan luar ruangan. Oleh karena itu, penelitian tentang interaksi ayah dan anak masih harus banyak dilakukan, sehingga membuat penelitian ini penting untuk dilaksanakan.

Perumusan Masalah

Salah satu interaksi yang penting dalam keluarga adalah interaksi antara orang tua-anak, temasuk di dalamnya interaksi ayah dan anak. Ayah sering disebut sebagai orang tua yang terlupakan, karena kebanyakan kata “pengasuhan” mengacu kepada ibu (Halle 1997). Banyaknya kaum ibu yang menjadi wanita karir, tidak diimbangi dengan banyaknya kaum ayah yang membantu ibu dalam mengurus anak. Hal ini menyebabkan waktu yang diberikan antara ayah dan ibu tidak seimbang. Waktu yang diberikan ayah kepada anaknya lebih sedikit dibandingkan dengan waktu antara ibu dan anak, apalagi bila anak telah beranjak dewasa. Para remaja melaporkan bahwa waktu yang diberikan oleh orang tua mereka lebih sedikit dibanding saat masih kecil (Shehata dan Ramadan 2010).

Ketidakhadiran ayah akan sangat berdampak kepada perkembangan anak. Kualitas kehadiran ayah yang dirasakan oleh anak laki-laki akan

(4)

berdampak positif terhadap perkembangannya saat dewasa nanti (Biller 1981). Anak laki-laki yang dibesarkan tanpa ayah akan sulit untuk menyeimbangkan sisi maskulinnya, sedangkan kehadiran ayah menjadi faktor yang signifikan bagi perkembangan akademis dan karir anak perempuannya (Gottman dan DeClaire 1997).

Beberapa studi mengenai keaktifan keterlibatan ayah dalam kehidupan anak dan remaja menemukan bahwa ayah yang mempunyai anak remaja kelas 5 sampai 12 hanya meluangkan sebagian kecil waktunya untuk bersama remaja (Larson et al. 1996, diacu dalam Santrock 2007). Dalam studi lain Biller (1993); Pleck (1997); Yeung et al. (1999), diacu dalam Santrock (2007), mengungkapkan bahwa ayah meluangkan sepertiga hingga tiga perempat dari waktu yang diluangkan oleh ibu untuk bersama anak-anak dan remajanya. Beberapa ayah memiliki komitmen sebagai orang tua yang bertanggung jawab kepada anaknya, sedangkan sebagian ayah lain merasa asing terhadap remajanya, meski mereka tinggal di rumah yang sama (Burton & Synder 1997; Day & Acock 2004, diacu dalam Santrock 2007).

Meskipun para ayah di Amerika Serikat mulai meluangkan lebih banyak waktunya untuk dihabiskan bersama anaknya, tetapi jumlah waktu yang diluangkan oleh ibu lebih banyak dari pada waktu yang diluangkan oleh ayah (Parke & Buriel 2006; Pleck & Masciadrelli 2004, diacu dalam Santrock 2007). Para peneliti juga menemukan bahwa para ayah di negara seperti Australia, Inggris, Prancis, dan Jepang meluangkan waktunya lebih sedikit daripada waktu yang diluangkan oleh ibu untuk anak-anaknya (Zuzanek 2000, diacu dalam Santrock 2007).

Berdasarkan uraian tersebut, ada beberapa permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana gaya pengasuhan ayah terhadap remaja? 2. Bagaimana interaksi ayah dan remaja?

3. Bagaimana kelekatan ayah dan remaja?

4. Bagaimana tingkat kepuasan interaksi yang dirasakan oleh ayah?

5. Bagaimana hubungan antara karakteristik keluarga dengan gaya pengasuhan, interaksi ayah-remaja, kelekatan, dan kepuasan interaksi ayah?

(5)

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara gaya pengasuhan, interaksi ayah-remaja, kelekatan, dan kepuasan ayah. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi gaya pengasuhan ayah terhadap remaja. 2. Mengidentifikasi interaksi ayah dan remaja.

3. Mengidentifikasi kelekatan ayah dan remaja.

4. Mengidentifikasi tingkat kepuasan yang dirasakan oleh ayah.

5. Menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga dengan gaya pengasuhan, interaksi ayah-remaja, kelekatan, dan kepuasan interaksi ayah.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada keluarga terkait hubungan ayah dan remaja mengenai gaya pengasuhan, komunikasi, kelekatan, dan kepuasan. Hasil penelitian ini juga diharapkan agar para ayah dapat meluangkan waktunya untuk beraktivitas dengan remaja disela-sela pekerjaannya.

Bagi instansi pendidikan, diharapkan penelitian ini dapat memperkaya literatur khususnya tentang interaksi ayah dan remaja.

Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan masukan dalam sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kualitas interaksi ayah dan remaja.

Bagi peneliti sendiri, penelitian ini merupakan ajang untuk melatih kompetensi peneliti dalam melakukan penelitian, serta membuat peneliti lebih terbuka dengan berbagai fenomena yang terjadi dalam masyarakat, khususnya mengenai keluarga.

Referensi

Dokumen terkait

8 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pendataan dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial dikatakan bahwa anak

Unilever pun menggunakan kesempatan ini untuk memasarkan salah satu produknya yaitu Lifebuoy Clini-shield 10 Shower Gel Konsentrat dan menggunakan iklan televisi

Berdasarkan hasil slicing (pemotongan) dan peta penyebaran gas, dapat dilihat bahwa nilai FI rendah yaitu sama atau kurang dari - 1000 ft/s*g/cc (-3.05*10 5 kg/m 2 s)

Namun, produktivitas sektor pertanian masih rendah akibat dari keterbatasan infrastruktur dasar, keterbatasan SDM sebagai pendukung kunci dalam peningkatan nilai

Berdasarkan paparan tersebut, pene- litian ini bertujuan untuk mengetahui ke- ragaan fisik unit penangkapan togo, menge- tahui produktivitas alat tangkap togo yang

( 2 markah ) iii. Izyan mempunyai wang sebanyak RM 51. Dia hendak membeli anggur merah. Hitungkan jisim, dalam kg yang terdekat, anggur merah yang dapat dibelinya.. Rajah

Apabila jadwal pertandingan besar dan penting akan berlangsung, biasanya mereka mengundang fans klub lawan untuk menonton bersama dan mendukung para punggawa mereka

Sedangkan Kotler (1997) menyatakan bahwa kepuasan pembeli adalah tingkat keadaan perasaan seseorang yang merupakan hasil perbandingan antara penilaian kinerja/hasil akhir produk