• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL HYBRID ARTIFICIAL INTELLIGENCE UNTUK MEMPREDIKSI PENEMPATAN DAN KEDATANGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL HYBRID ARTIFICIAL INTELLIGENCE UNTUK MEMPREDIKSI PENEMPATAN DAN KEDATANGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL HYBRID ARTIFICIAL INTELLIGENCE

UNTUK MEMPREDIKSI PENEMPATAN DAN

KEDATANGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA

1

Mahmudi,

2

Hendrardi, B.

1,2

Teknik Informatika; STMIK Himsya; Semarang; Indonesia

ABSTRACT

In this study a hybrid artificial intelligence model is proposed, namely Clustering-Based Genetic Fuzzy System (CGFS) to address the problem of predicting the placement and arrival of Indonesian Migrant Workers (PMI) abroad from Central Java. The CGFS process consists of three main stages, namely; first using neural networks Self-Organizing Maps (SOM) to classify raw sub-population data and reduce the complexity of the entire data boundary so that it becomes more homogeneous. In the second stage, data in different clusters (divided by SOM techniques) will be included in an independent genetic fuzzy system. In the third stage, the PMI placement forecasting process uses a genetic fuzzy system. The results of this CGFS method have a high level of accuracy, so it can be used as a decision support system for BP3TKI management in making policies related to preparation, planning, scheduling, placement, and protection of future PMI candidates and can improve human resource performance at BP3TKI in providing the best service to prospective Indonesian migrant workers, especially from Central Java.

Keyword: Forecasting; Fuzzy Logic; Clustering-Based Genetic Fuzzy System; Self-Organizing Maps; TKI/PMI

I. P

ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 39 Tahun 2004 Tentang

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, pada bab I, pasal 1, ayat 1 dijelaskan bahwa Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut dengan TKI/PMI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah.

Lembaga-lembaga yang berfungsi

sebagai pelaksana penempatan dan

perlindungan pekerja migran Indonesia di

luar negeri yaitu; lembaga dari pemerintah dan swasta. Saat ini teknis pelayanan penempatan dan perlindungan PMI tingkat nasional dilakukan oleh Badan Nasional Penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), sedangkan lembaga yang menangani penempatan dan perlindungan pekerja migran Indonesia di wilayah provinsi Jawa Tengah adalah

Balai Pelayanan Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI).

Berdasarkan informasi Kepala Pusat Penelitian Pengembangan dan Informasi

(Puslitfo) BNP2TKI, Muhammad

Hidayat, yang mengatakan penempatan PMI selama empat tahun terakhir (2011– 2014) terjadi naik-turun, yakni pada 2011

(2)

sebanyak 586.802 orang, 2012 turun dengan jumlah 494.609 orang, 2013 naik sebanyak 512.168 orang, dan 2014 turun lagi menjadi 429.872 orang. Begitu juga PMI yang berasal dari Jawa Tengah tahun 2011-2013. Untuk tahun 2011 jumlah PMI 123.154 orang, tahun 2012 jumlah PMI 115.456, dan tahun 2013 jumlah PMI 105.971 orang.

Satu hal yang paling penting dalam melakukan analisis perkembangan jumlah penempatan dan kedatangan PMI adalah

mengukur dan meramalkan jumlah

penempatan dan kedatangan PMI. Analisis jumlah penempatan dan kedatangan PMI yang mengalami naik turun adalah

mengukur perkembangan jumlah

penempatan dan kedatangan PMI

sekarang dan meramalkan kondisi-kondisi tersebut pada masa yang akan datang.

Mengukur perkembangan jumlah

penempatan dan kedatangan PMI

sekarang berarti menganalisa kondisi sekarang, sedangkan sebelumnya sebagai sumber informasi untuk memprediksi keadaan yang akan datang dengan asumsi keadaan masa lalu akan berulang lagi di masa depan.

Berdasarkan analisis situasi tersebut, maka diperlukan suatu metode peramalan untuk memperkirakan jumlah PMI yang akan ditempatkan di luar negeri dan kedatangan PMI dari luar negeri dimasa mendatang.

Secara umum sistem peramalan penempatan PMI dapat digunakan sebagai

sistem pendukung keputusan untuk

manajemen BP3TKI dalam membuat

kebijakan yang berkaitan dengan

persiapan, perencanaan, penjadwalan,

penempatan, dan perlindungan terhadap para calon PMI di masa mendatang, sehingga dapat meningkatkan kinerja sumberdaya manusia di BP3TKI dalam

memberikan pelayanan terbaik terhadap para calon pekerja migran Indonesia yang akan bekerja di luar negeri dan dalam upaya meningkatkan kualitas penempatan dan keamanan perlindungan PMI.

Berkaitan dengan peramalan,

beberapa peneliti telah menggunakan

berbagai metode untuk menangani

permasalahan di berbagai bidang seperti; penggunaan metode fuzzy time series dalam meramalkan indeks gabungan Shanghai (Xihao dan Yimin, 2008).

Dalam penelitiannya diperkenalkan

algoritma average based length. Panjang interval yang efektif akan mempengaruhi hasil peramalan dalam fuzzy time series.

Metode fuzzy time series juga dapat digunakan untuk meramalkan hasil dan produksi gandum (Singh, 2007). Dalam penelitiannya diusulkan sebuah metode peramalan fuzzy time series berdasarkan perbedaan parameter.

Penerapan metode fuzzy time series dengan dua faktor, yaitu mengambil indeks saham dan volume perdagangan

sebagai faktor peramalan untuk

memprediksi indeks saham (Chu dkk, 2009).

Sejalan dengan perkembangan metode peramalan, metode yang populer saat ini untuk menangani masalah peramalan adalah menggunakan teknik kecerdasan buatan seperti jaringan syaraf tiruan, logika fuzzy, dan algoritma genetika, karena teknik tersebut dapat menangani masalah peramalan kompleks yang sulit untuk dipecahkan dengan metode klasik (Konar, 2005).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini diusulkan model kecerdasan buatan hibrida yaitu

Clustering-Based Genetic Fuzzy System

(3)

peramalan penempatan dan kedatangan PMI.

Pada proses CGFS ini terdiri dari tiga

tahapan utama yaitu; pertama

menggunakan jaringan syaraf

Self-Organizing Maps (SOM) untuk mengelompokkan data mentah kesub-populasi dan mengurangi kompleksitas seluruh batas data sehingga menjadi lebih homogen. Pada tahap kedua, data dalam cluster yang berbeda (dibagi dengan teknik SOM) akan dimasukkan ke dalam sistem fuzzy genetik independen. Pada

tahap ketiga, proses peramalan

penempatan dan kedatangan PMI

menggunakan sistem fuzzy genetik.

1.1 Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini dirumuskan suatu model Clustering-Based Genetic

Fuzzy System untuk memprediksi jumlah

penempatan dan kedatangan PMI. Model peramalan tersebut dapat digunakan untuk menentukan kebijakan strategis BP3TKI,

mempersiapkan, merencanakan,

menjadwalkan penempatan dan

perlindungan terhadap para calon PMI,

mengatur sumberdaya manusia dan

keuangan, serta untuk mendistribusikan sumberdaya dengan tepat.

II. T

INJAUAN

P

USTAKA

Peramalan adalah proses pembuatan proyeksi kinerja masa depan berdasarkan data historis yang ada. BP3TKI yang menangani pelayanan penempatan dan perlindungan PMI merupakan bagian

penting untuk memperkirakan

perkembangan jumlah penempatan dan kepulangan PMI yang diperlukan untuk mengelola organisasi.

Beberapa peneliti telah berfokus pada peramalan kunjungan rawat jalan dengan akurasi yang tinggi. Peneliti mengusulkan

metode fuzzy time series baru yang

didasarkan pada matriks transisi

pembobotan (weighted transitional

matrix) dan mengusulkan dua metode

peramalan baru: metode harapan dan metode seleksi kelas untuk meramalkan kunjungan rawat jalan (Cheng dkk, 2008).

Metode temuan yang diusulkan

menunjukkan tingkat kesalahan yang relatif lebih rendah dan stabil dalam menghadapi tren masa depan yang selalu berubah dibandingkan dengan metode

fuzzy time series yang diusulkan oleh Yu

(2005).

Penelitian populer saat ini untuk menangani peramalan adalah dengan menggunakan teknik kecerdasan buatan, seperti jaringan syaraf tiruan, logika fuzzy, dan algoritma genetika, karena teknik

tersebut dapat menangani masalah

peramalan kompleks yang sulit untuk dipecahkan dengan metode klasik (Konar,

2005). Penelitian lain telah

membandingkan kemampuan teknik

kecerdasan buatan dengan teknik

konvensional dalam peramalan dan

mereka telah menemukan bahwa sistem berbasis kecerdasan buatan memiliki hasil yang lebih akurat dari pada menggunakan pendekatan konvensional ARIMA dan Regresi (Chang, 2008).

Saat

ini

pendekatan

untuk

meningkatkan kinerjanya, teknik

berbasis

kecerdasan buatan

memperkaya model dengan menganalisis masalah dalam dunia

nyata

yaitu dengan

membangun model

hybrid

.

M

odel hybrid

adalah

menggabungkan beberapa model untuk meningkatkan akurasi peramalan yang saat ini telah berkembang (Khashei,

2009)

.

Salah satu pendekatan yang paling

populer adalah hibridisasi antara

fuzzy

logic dan genetic algorithm system yang

(4)

(

GFS).

GFS pada dasarnya adalah sebuah

fuzzy system ditambah dengan proses

pem

belajaran didasarkan pada

perhitungan evolusi yang mencakup algoritma genetika dan algoritma evolusi

lain

.

Sejumlah studi telah membandingkan kemampuan jaringan syaraf tiruan dan sistem fuzzy dalam menangani peramalan. Sistem fuzzy memiliki hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan jaringan syaraf tiruan dan model time series klasik dalam menangani masalah kompleks, non linear dan jumlah data yang terbatas (Hadavandi, 2011).

Dalam peramalan time series, input data preprocessing dapat mempengaruhi kinerja peramalan (George, 2009). Salah satu tahapan preprocessing data yang populer adalah pengelompokan data yang digunakan dalam studi kasus yang berbeda untuk membagi data ke dalam sub-populasi dan mengurangi kompleksitas seluruh batas data untuk sesuatu yang lebih homogen dan mengurangi efek dari data yang bising (Chang, 2009). Dalam penelitiannya ia menyimpulkan bahwa menggunakan algoritma klasterisasi data dapat meningkatkan akurasi peramalan.

Dari semua penelitian dan model yang digunakan, terbukti bahwa model

hybrid mampu menyelesaikan masalah

yang berkaitan dengan peramalan dan dapat menghasilkan akurasi yang lebih baik.

Perbandingan kinerja dengan studi yang serupa ditemukan dalam literatur

terkait diindikasikan bahwa untuk

menghasilkan peramalan yang lebih

akurat menggunakan model gabungan kecerdasan buatan yaitu Clustering-Based

Genetic Fuzzy System (CGFS).

Self-Organizing Maps

Algoritma Self-Organizing Maps

(SOM) atau yang sering disebut dengan

Jaringan Syaraf Tiruan Kohonen

merupakan suatu metode jaringan syaraf tiruan yang diperkenalkan oleh Professor Teuvo Kohonen pada tahun 1981 (Kumar dan Satish, 2005).

Langkah-langkah training

self-organizing Maps adalah sebagai berikut:

1. Inisialisasi semua weight.

2. Tentukan parameter neighbourhood. 3. Tentukan parameter untuk learning

rate.

4. Selama stopping condition belum terpenuhi, lakukan langkah 5 sampai 8.

5.

Untuk setiap input vector x, lakukan

langkah 6 sampai 8.

6.

Untuk setiap j, hitung distance

dengan perhitungan:

| ( ) ∑ ( ) (1)

7. Cari index J dimana D(J) bernilai minimum.

8. Untuk setiap j dalam neighborhood dari J dan untuk setiap i, lakukan perhitungan:

( ) ( )

[ ( )] (2)

9. Update learning rate dari

self-organized Mapss.

10. Update radius neighborhood.

11. Cek apakah stopping condition

terpenuhi, bila true, lanjut ke langkah 12.

12. Simpan bobot akhir.

Untuk menggantikan langkah ke-6

dari algoritma di atas, digunakan

persamaan:

( ) ( ) ( ) ( )[

(5)

( ) ( ‖ ( )‖ ) (4)

dimana rb dan ri adalah posisi neuron b

(best-matching unit) dan i pada

Self-Organized Maps yang dibuat, dan

adalah radius dari neighborhood.

Untuk menghitung learning rate

digunakan persamaan berikut:

( ) ( ) (5)

Untuk menghitung neighborhood radius digunakan berikut:

( ) ( ) (6)

( ) (7)

( ) (8)

dimana t adalah iterasi sekarang dan T adalah jumlah maksimal iterasi yang telah di setting sebelumnya.

Logika Fuzzy

Logika fuzzy adalah logika yang digunakan untuk menjelaskan keambiguan. Logika Fuzzy adalah peningkatan dari logika boolean yang mengenalkan konsep kebenaran sebagian. Dimana logika klasik menyatakan bahwa segala hal dapat diekspresikan dalam istilah binary (0 atau 1, hitam atau putih, ya atau tidak), logika fuzzy menggantikan kebenaran boolean dengan tingkat kebenaran. Logika fuzzy merupakan suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang masukan ke dalam suatu ruang hasil (Kusumadewi, 2004).

Fungsi Keanggotaan Fuzzy

Fungsi keanggotaan adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan

titik-titik input data ke dalam nilai

keanggotaannya (sering juga disebut

dengan derajat keanggotaan) yang

memiliki interval antara 0 sampai 1 (Zimmermann, 1991).

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi.

Beberapa jenis fungsi yang biasa

digunakan untuk mendapatkan nilai

keanggotaan, yaitu: Representasi Kurva Linier, Representasi Kurva Segitiga,

Representasi Kurva Trapesium,

Representasi Kurva Bentuk Bahu,

Representatif Kurva Fungsi-S

Pertumbuhan, Representatif Kurva

Fungsi-S Penyusutan.

Dalam penelitian ini digunakan fungsi keanggotaan Gauss, yang mana pada kurva Gauss memiliki 2 parameter

dengan nilai (y) untuk menunjukkan nilai

domain pada pusat kurva, dan (k) yang menunjukkan lebar kurva. Nilai kurva untuk suatu nilai domain x diberikan sebagai:

Gambar 2.1 Karakteristik Fungsional Kurva Gauss

Fungsi keanggotaan pada kurva Gauss adalah

( ) ( )

(6)

Genetic Algorithm

Algoritma ini ditemukan di Universitas Michigan, Amerika Serikat oleh John Holland (1975) melalui sebuah penelitian dan dipopulerkan oleh salah satu muridnya, David Goldberg. Algoritma genetika adalah algoritma yang berusaha menerapkan pemahaman mengenai evolusi alamiah pada tugas-tugas pemecahan masalah (problem

solving).

Algoritma genetika (GA) berdasarkan prinsip-prinsip evolusi alam. Karena kemudahan penerapan, banyak aplikasi algoritma genetika ditemukan di bidang bisnis, pemandangan, teknik, dan masalah peramalan.

Beberapa dasar-dasar algoritma

genetika. a. Kromosom

Semua organisme hidup terdiri dari sel-sel. Dalam setiap sel ada set kromosom yang sama. Kromosom adalah string DNA dan berfungsi

sebagai model untuk organisme

secara

keseluruhan. Dalam terminologi

algoritma genetika ini adalah titik

dalam

ruang

pencarian

yang

diwakili oleh serangkaian kode gen

(Timma, 2004).

b. Populasi

Populasi koleksi kromosom. Suatu populasi terdiri dari jumlah kromosom yang diuji. Dua aspek penting dari

populasi yang digunakan dalam

algoritma genetika adalah:

1. Generasi populasi awal (The initial

population generation).

2. Ukuran populasi (The population

size) (Savanandam dan Deepa,

2008). c. Fungsi Fitness

Fitness kromosom dalam algoritma

genetika adalah nilai fungsi objektif.

Fitness tidak hanya menunjukkan

seberapa baik solusi, tetapi juga sesuai dengan seberapa dekat kromosom optimal adalah satu. Ada beberapa jenis fungsi fitness, tetapi dalam peramalan time series mean square

error kesalahan mutlak, akar mean square error dan lain-lain, adalah

kriteria konvergensi yang baik untuk digunakan dalam proses peramalan (Savanandam dan Deepa, 2008). d. Operator Algoritma Genetika

Sebuah algoritma genetika terdiri dari tiga operator:

1. Inisialisasi populasi (Initialize

Population).

2. Encoding

3. Reproduksi/Seleksi

(Reproduction/Selection).

4. Menyeberang (Cross over).

5. Mutasi (Mutation) (Savanandam dan Deepa, 2008).

e. Kromosom Terbaik

Sebuah kromosom terbaik adalah satu dengan fitness minimum (Savanandam dan Deepa, 2008).

Pendekatan yang diambil algoritma ini adalah dengan menggabungkan secara acak berbagai pilihan solusi terbaik di dalam suatu kumpulan untuk mendapatkan generasi solusi terbaik berikutnya yaitu pada suatu kondisi yang memaksimalkan kecocokannya atau lazim disebut fitness. Generasi ini akan merepresentasikan perbaikan–perbaikan pada populasi awalnya. Dengan melakukan proses ini secara berulang, algoritma ini diharapkan dapat mensimulasikan proses evolusioner. Pada akhirnya, akan didapatkan solusi-solusi yang paling tepat bagi permasalahan yang dihadapi.

(7)

Genetic Fuzzy Systems

Genetic fuzzy system pada dasarnya

merupakan sebuah sistem fuzzy yang diperkuat melalui proses pembelajaran berdasarkan pada evaluasi komputasi, yang mencakup algoritma genetik. Algoritma genetik digunakan untuk membangkitkan atau modifikasi basis data dari sistem kendali fuzzy. Basis data meliputi fungsi penskalaan dan fungsi keanggotaan yang didefinisikan untuk sistem kendali fuzzy. Pembangkitan atau modifikasi basis data dilakukan melalui proses tuning dan atau learning. Proses

tuning merupakan proses untuk mengatur

kembali parameter atau panjang interval dari sistem kendali fuzzy, yaitu modifikasi fungsi penskalaan dan fungsi keanggotaan.Proses learning adalah proses untuk memodifikasi basis aturan dari sistem kendali fuzzy (Herrera dkk, 2012).

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau Pekerja Migran Indonesia (PMI)

Menurut Undang-Undang Dasar

Republik Indonesia Nomor 39 Tahun

2004 Tentang Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri Bab I Pasal 1, TKI adalah :

Tenaga Kerja Indonesia yang

selanjutnya disebut dengan TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah.

Calon Tenaga Kerja Indonesia yang

selanjutnya disebut calon TKI adalah

setiap WNI yang memenuhi syarat

sebagai pencari kerja yang akan

bekerja di luar negeri dan terdaftar di

instansi pemerintah kabupaten/kota

yang

bertanggungjawab

dibidang

ketenagakerjaan.

III. M

ETODOLOGI

3.1 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historis jumlah penempatan dan kedatangan PMI asal Jawa Tengah yang diperoleh dari website BP3TKI.

Alat penelitian untuk membuat

aplikasi peramalan jumlah penempatan

dan kedatangan PMI, dibutuhkan

perangkat keras dan perangkat lunak. Spesifikasi perangkat keras: processor Intel(R) Core(TM) i3-501DU CPU @ 2.10GHz, RAM 6GB, HDD 500GB, monitor LCD. Spesifikasi perangkat lunak: sistem operasi Microsoft Windows

7 Professional 32bit, xampp,

phpmyadmin, apache.

3.2 Tahapan Penelitian

Dalam penelitian ini dijelaskan

beberapa tahapan yang dilakukan seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian

a. Studi Literatur

Mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Dalam studi literatur ini untuk mendapatkan gambaran yang

menyeluruh tentang apa yang telah

diteliti orang lain dan bagaimana mengerjakannya, kemudian seberapa berbeda penelitian yang akan kita lakukan, maka peneliti mempelajari

(8)

dan membaca literatur-literatur yang

ada hubungannya dengan

permasalahan yang menjadi obyek penelitian seperti; buku, jurnal, paper bahkan artikel dari para akademisi.

b. Survei dan Pengumpulan data

Survei ke BP3TKI, untuk melakukan

diskusi dengan petugas yang

menangani masalah penempatan dan kedatangan PMI ke luar negeri dan kedatangan PMI dari luar negeri, serta melakukan pengumpulan (data diambil dari situs www.bnp2tki.go.id).

Tabel 3.1 Penempatan PMI Berdasarkan Provinsi

Tabel 3.2 Kedatangan PMI Berdasarkan Provinsi

c. Pengembangan Model CGFS

Pada tahapan ini dilakukan

pengembangan model kecerdasan

buatan hibrida Clustering-Based

Genetic Fuzzy System (CGFS) untuk

membangun sistem pakar guna

menangani masalah peramalan jumlah penempatan dan kedatangan PMI. Dalam model CGFS ini terdiri dari tiga

tahap utama yaitu; pertama,

menggunakan jaringan syaraf

Self-Organizing Maps (SOM) untuk mengelompokkan data mentah menjadi

sub-populasi dan mengurangi

kompleksitas seluruh jarak data agar lebih homogen. Kedua, data dalam kelompok yang berbeda (dibagi dengan menggunakan teknik SOM) akan dimasukkan ke dalam genetic fuzzy

system (GFS) independent. Ketiga,

melakukan peramalan jumlah

penempatan dan kedatangan PMI menggunakan GFS. Ditunjukkan pada Gambar 3.2.

Data Pelatihan

Pengelompokkan data menggunakan SOM

Pengkodingan berbasis pengetahuan sistem fuzzy untuk kromosom

Menginisialisasi generasi awal dan menentukan parameter input

Komputasi nilai fitness untuk setiap kromosom

Penyortiran kromosom dan menerapkan operator genetik untuk menghasilkan keturunan yang baru

Mereproduksi populasi baru dengan mengganti aturan baru yang dihasilkan

Menetapkan data ke kelompok yang tepat dengan menggunakan SOM

terlatih

Kondisi berhenti ?

Berhenti

Pengujian data

Menghasilkan nilai perkiraan dengan menggunakan relasi sistem fuzzy

genetik

Tahap pengujian

Tidak

Ya

Pengembangan Sistem Fuzzy untuk setiap kelompok

Gambar 3.2 Model CGFS (Hadavandi, 2012)

d. Perancangan Sistem (System Design)

Pada tahapan ini peneliti melakukan rancangan sistem konseptual yang meliputi; rancangan sistem (System

(9)

Design), rancangan database

(Database System Design), rancangan

antarmuka (Interface Design).

1) System Design

Rancangan Use Case Diagram

Gambar 3.3 Rancangan Use Case Diagram

2) Database System Design

Relation Table

Gambar 3.4 Rancangan Tabel Relasi

3) Interface Design

a) Rancangan Form Login

Form ini merupakan tampilan awal

pada saat akan masuk ke sistem yang

bertujuan untuk memberikan

keamanan pada sistem aplikasi dari orang yang tidak berkepentingan.

Form login ini bertujuan untuk

membatasi hak akses sistem, hanya pengguna (user) yang telah memiliki

account login dan terekam dalam

sistem database yang dapat mengakses sistem aplikasi ini, sehingga dapat

meminimalisir penggunaan sistem

aplikasi yang menyimpang,

ditunjukkan pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Rancangan Form Login

b) Rancangan Form Data Penempatan dan Kedatangan (Data Import)

Dalam rancangan form input ini difungsikan untuk memasukkan data-data penempatan dan kedata-datangan pekerja migran Indonesia. Dalam form ini proses pemasukkan data dapat dilakukan melalui kotak inputan dan tombol impor data dari file excel. Ditunjukkan pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 Rancangan Form Penempatan dan Kedatangan PMI (Data Import)

c) Form Proses Clustering SOM

Form ini merupakan untuk menampilkan proses pengelompokkan data penempatan dan kedatangan dengan metode Self-Organizing Mapss. Ditunjukkan pada Gambar 3.7.

(10)

Gambar 3.7 Rancangan Form Proses Clustering SOM

d) Form Proses Fuzzyfikasi

Form ini merupakan untuk menampilkan proses fuzzyfikasi data dari hasil pengelompokkan (clustering) jaringan syaraf Self-Organizing Maps. Ditunjukkan pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Rancangan Form Proses Fuzzyfikasi

e) Form Proses Prediksi

Pada rancangan form ini difungsikan untuk proses prediksi data penempatan

dan kedatangan pekerja migran

Indonesia. Ditunjukkan pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Rancangan Form Proses Prediksi

f) Form Rekapitulasi Hasil Proses

Prediksi

Rancangan form ini untuk

menampilkan tabel laporan atau

rekapitulasi data hasil proses prediksi. Ditunjukkan pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10 Rancangan Form Rekapitulasi Hasil Proses Prediksi

IV. HASILDAN PEMBAHASAN Hasil dan luaran yang dicapai dari serangkaian proses penelitian ini dapat berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan yaitu pengayaan materi dalam perkuliahan

untuk menambah wawasan dan

pengetahuan terkait pengembangan

aplikasi sistem prediksi dan penerapan model hybrid dengan menggabungkan metode jaringan syaraf Self-Organizing

(11)

memprediksi jumlah penempatan dan kedatangan pekerja migran Indonesia secara lebih akurat. Hasil dan luaran yang dicapai adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1 Interface Form Daftar Provinsi

Gambar 4.2 Interface Form Daftar Jenjang Pendidikan

Gambar 4.3 Interface Form Input Penempatan PMI Berdasarkan Provinsi

Gambar 4.4 Grafik Penempatan PMI Berdasarkan Provinsi

Gambar 4.5 Interface Form Input Penempatan PMI Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Gambar 4.6 Grafik Penempatan PMI Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Gambar 4.7 Interface Form Kedatangan PMI Semua

(12)

I. K

ESIMPULAN

Dari serangkaian penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil prediksi jumlah penempatan dan kedatangan pekerja migran Indonesia

dengan model hybrid artificial

intelligence yakni penggabungan metode jaringan syaraf Self-Organizing

Maps (SOM) dan Genetic Fuzzy System memiliki nilai keakuratan yang

sangat tinggi.

2. Sistem aplikasi prediksi yang

dikembangkan berbasis web sangat

simple dan mudah untuk dioperasikan

oleh pengguna (user friendly).

3. Hasil prediksi dari sistem aplikasi ini

dapat membantu dan menjadi

pertimbangan pimpinan BP3TKI

dalam menentukan kebijakan strategis terkait penempatan dan kedatangan PMI di masa mendatang.

4. Dengan demikian BP3TKI dapat

meningkatkan pelayanan kepada calon PMI secara berkelanjutan.

J.

U

CAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini dibiayai oleh Direktorat

Riset dan Pengabdian Masyarakat

Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan

Pengembangan Kementerian Riset,

Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sesuai dengan kontrak penelitian tahun anggaran 2018.

Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Lembaga Pengembangan Penelitian

dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) STMIK Himsya Semarang;

2. Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VI Jawa Tengah;

3. Direktorat Riset dan Pengabdian

Masyarakat Direktorat Jenderal

Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;

4. Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Jawa Tengah;

5. Teman-teman sejawat.

R

EFERENSI

Chang, P.-C., Liu, C.-H., 2008. A TSK type fuzzy rule based system for stock price prediction. Expert Syst Appl 34(1), 135–144.

Chang, P.-C., Liu, C.-H., Fan, C.-Y., 2009. Data clustering and fuzzy neural network for sales forecasting: a case study in printed circuit board industry. Knowl Based Syst 22(5), 344–355.

Cheng, C.-H., Wang, J.-W., Li, C.-H., 2008. Forecasting the number of outpatient visits using a new fuzzy time series based on weighted-transitional matrix. Expert Syst Appl 34(4), 2568–2575.

Chu, H.H., Chen, T.L., Cheng, C.H., Huang, C.C., 2009. Fuzzy dual-factor time-series for stock index forecasting. Expert Systems with Applications 36, 165–171.

George, S., Atsalakis, Kimon, P., Valavanis, 2009. Surveying stock market forecasting techniques. Part II. Soft computing methods, Expert Syst Appl 36(3), 5932–5941.

Hadavandi, E., Ghanbari, A., Shahanaghi, K., Abbasian, S., 2011. Tourist arrival forecasting by evolutionary fuzzy systems. Tourism Manag. 32(5), 1196–1203.

(13)

Hadavandi, E., Shavandi, H., Ghanbari, A., Abbasian, S., 2012. Developing a hybrid artificial intelligence model for outpatient visits forecasting in hospitals. Applied Soft Computing 12, 700–711.

Herrera, F., Lozano, M., Verdegay, J.L., 2012 Tuning Fuzzy Logic Controllers by

Genetic Algorithms.

http://decsai.ugr.es/~herrera/Pub-GFS.html#GFSD, 11 Maretl 2012. Khashei, M., Bijaria, M., Raissi Ardali, G.A.,

2009. Improvement of auto-regressive integrated moving average models using fuzzy logic and artificial neural networks (ANNs). Neurocomputing 72 (4–6), 956–967. Konar, A., 2005. Computational Intelligence:

Principles, Techniques, Springer, Berlin.

Kumar, Satish, 2005 Neural network : A Classroom Approach. McGraw-Hill Education, Asia.

Kusumadewi, S., Purnomo, H., 2004. Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung Keputusan. Graha Ilmu, Yogyakarta. Republik Indonesia, 2004 Undang-Undang

Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, Jakarta: Sekretariat Negara.

Savanandam S. and Deepa S., Introduction to Genetic Algorithms, Springer, Berlin, 2008.

Singh, S.R., 2007. A simple method of forecasting based on fuzzy time series. Applied Mathematics and Computation 186, 330–339.

Timma K., “Forecasting Using Neural Networksand Genetic Algorithms,”Kanwal Rekhi School

ofInformation Technology, Indian Institute of Technology, Bombay, 2004.

Xihao, S., Yimin, L., 2008. Average-based fuzzy time series models for forecasting Shanghai compound index. World Journal of Modelling and Simulation 4, 104-111.

Yu, H.K., 2005. Weighted fuzzy time series models for TAIEX forecasting. Physica A 349(3–4), 609–624. Zimmermann, H.-J., 1991. Fuzzy Set Theory

and Its Application. Kluwer Academic Publisher, Dordrecht.

http://www.bnp2tki.go.id/read/8992/BP3TKI- LP3TKI-dan-P4TKI-Nama-dan-Alamat-Seluruh-Indonesia.html

Gambar

Gambar 2.1 Karakteristik Fungsional Kurva  Gauss
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
Tabel  3.2  Kedatangan  PMI  Berdasarkan  Provinsi
Gambar 3.3 Rancangan Use Case Diagram
+2

Referensi

Dokumen terkait

Lambung dilindungi oleh faktor iritan oleh lapisan mucus, barrier , epitel, tetapi beberapa faktor iritan seperti makanan, minuman, dan obat anti inflamasi

Melakukan etnografi virtual dengan medium internet pada prinsipnya adalah menggambarkan budaya dan artefak secara parsial atau tidak utuh. Sangat tidak mungkin bagi

Anggota Komite yang masih atau yang sudah tidak menjabat lagi sebagai Anggota Komite, wajib menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan yang diperoleh sewaktu

Pembelajaran siklus 1 diamati oleh guru kelas III SD Negeri 12 Cimparuh Kota Pariaman sekaligus peneliti, bahwa dalam pembelajaran siklus 1 peneliti telah melaksanakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian filtrat rimpang jahe merah berpengaruh terhadap tingkat mortalitas dan penghambatan aktivitas makan larva Plutella

Penelitian ini memfokuskan pada kajian perilaku memilih dalam pilkada langsung di Kota Pasuruan tahun 2010 dan 2015 dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang

• Penanganan bencana bagi Rumah sakit dibagi dalam dua kelompok yaitu Internal Disaster (bencana yang terjadi pada Rumah sakit) dan.. External disaster ( Rumah sakit harus turut

Pelayanan kesehatan pada Kecelakaan Kerja atau penyakit akibat kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat 2 huruf a, dilakukan oleh fasilitas kesehatan milik pemerintah,