PENGARUH KETRAMPILAN DOSEN DALAM MENGAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA DI FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
Oleh Mawardi
Dosen Fakultas Agama Islam
ABSTRAK
Artikel penelitian ini bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan hasil penelitian bahwa ketrampilan dosen dalam mengajar berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak, 2) Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi kepada para dosen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan, karena kualitas proses pembelajaran sangat tergantung pada kemampuan setiap dosen, dan 3) Hasil penelitian ini akan disampaikan melalui media lokal berupa jurnal kampus dan seminar para dosen di lingkungan Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ex-post facto. Adapun teknik yang digunakan yaitu teknik komukasi langsung berupa angket dengan Skala Guttman untuk mengukur persepsi mahasiswa dan teknik komunikasi tidak langsung berupa documenter.
Berdasarkan analisis data maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Rata-rata kemampuan dosen dalam melaksanakan aktivitas mengajar di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Pontianak adalah 82,84 yang dapat dikategorikan sangat baik, 2) Rata-rata hasil belajar mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Pontianak adalah 77,63 (kategori baik) dan 3) Kemampuan dosen dalam melaksanakan aktivitas mengajar berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Pontianak. Dan rekomendasikan bahwa 1) Diharapkan beberapa dosen yang kemampuannya masih belum mencapai rata-rata 80 (kategori sangat baik), agar dapat meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan aktivitas mengajarnya dan 2) Diharapkan semua mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Pontianak dapat meningkatkan hasil belajarnya melalui belajar dengan baik di rumah.
I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang
Usaha untuk meningkatkan kualitas proses di Perguruan Tinggi meliputi unsur-unsur dosen, sarana dan dana, proses belajar mengajar dan kurikulum serta relevansi. Masalah dosen adalah kuci dari segala usaha untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi. Kita tahu bahwa segala usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan tanpa meningkatkan mutu dosennya merupakan usaha yang sia-sia. Dosen adalah pekerjaan atau profesi yang dituntut agar dapat melaksanakan “Tri Dharma Perguruan Tinggi,” yakni; Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat.
Jadi salah satu tugas profesi dosen yang sangat penting adalah bidang
pendidikan. Dosen berkewajiban
melaksanakan pendidikan yakni
pembelajaran di kelas. Untuk melaksanakan pembelajaran di kelas, maka dosen dituntut
memiliki ketrampilan mengajar.
Keberhasilan dosen dalam mengajar sangat ditentukan kemampuannya menerapkan ketrampilan mengajar.
Kemampuan dosen juga berpengaruh pada aktivitas dan hasil belajar mahasiswanya. Semakin professional dosen dalam mengajar, maka semakin dapat membelajarkan siswa dengan baik dan hasil belajar yang baik juga. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik, akan tetapi faktor pendidik menempati posisi yang sangat urgen dalam pembelajaran di kelas.
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik setelah melalui proses pembelajaran. Berbagai faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi minat, bakat, kecerdasan, motivasi
dan sebagainya, sedangkan faktor eksternal adalah semua faktor yang berada di luar diri manusia yakni pendidikan atau bimbingan termasuk kondisi lingkungan belajar belajar, fasilitas belajar, status ekonomi dan sebagainya.
Jadi salah satu faktor yang ikut berpengaruh terhadap hasil belajar adalah faktor eksternal berupa pendidikan. Pendidikan terdiri dari unsur-unsur si pendidik, peserta didik, tujuan, sarana dan prasarana belajar dan kurikulum. Berkaitan dengan si pendidik yang dalam hal ini adalah ketrampilan dosen dalam mengajar kepada mahasiswanya.
Berdasarkan analisa di atas, maka perlu kiranya dilakukan penelitian untuk
mengetahui sejauhmana pengaruh
ketrampilan dosen dalam mengajar terhadap hasil belajar mahasiswa di Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah
Pontianak.
B. Masalah Penelitian
Sebagaimana dengan analisa pada latar belakang di atas, maka perlu kiranya dirumuskan permasalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah ketrampilan dosen dalam mengajar menurut persepsi mahasiswa
FAI Universitas Muhammadiyah
Pontianak ?
2. Bagaimanakah hasil belajar mahasiswa
FAI Universitas Muhammadiyah
Pontianak pada semester genap tahun akademik 2014/2015 ?
3. Apakah terdapat pengaruh ketrampilan dosen dalam mengajar terhadap hasil belajar mahasiswa FAI Universitas Muhammadiyah Pontianak ?
C. Roadmap Riset/Teknologi
Roadmap dalam penelitian ini dapat
D.Tujuan Khusus Penelitian
Penelitian tentang “Persepsi Mahasiswa terhadap Ketrampilan Dosen Dalam Mengajar dan Pengaruhnya pada Hasil Belajar Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Pontianak mempunyai tujuan khusus adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan hasil penelitian bahwa ketrampilan dosen dalam mengajar berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak
2. Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi kepada para dosen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
yang dilaksanakan, karena kualitas
proses pembelajaran sangat
tergantung pada kemampuan setiap dosen.
3. Hasil penelitian ini akan disampaikan melalui media lokal berupa jurnal kampus dan seminar para dosen di
lingkungan Universitas
Muhammadiyah Pontianak Profesi Dosen
Melaksanakan Salah Satu Catur Darma PT
Melaksanakan Pendidikan: Pembelajaran
Tahun 2015 1.Memulai
Pembelajaran 2.Menyajikan
Perkuliahan 3.Menutup
Perkuliahan
Hasil Belajar Mahasiswa
1. Budaya Belajar 2. Hasil Belajar
Mahasiswa Tahun 2016
Melaksanakan Tugas-tugas Akademik;
Mengajar, Dosen PA, Membimbing Skripsi dan KKU
Out Put: - Jurnal -Bhn Kebijakan
Universitas
II. STUDI KEPUSTAKAAN A. Kemampuan Mengajar
Pembelajaran adalah istilah yang relative baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Kata “pembelajaran” adalah terjemahan dari “instruction” yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Namun demikian, substansinya sudah lama ada dalam dunia pendidikan di Indonesia, karena konsep pembelajaran merupakan konversi dari istilah proses belajar mengajar yang selama ini digunakan. Saat ini lebih cendrung menggunakan istilah pembelajaran. Karena dalam kenyataannya sering terjadi guru/dosen mengajar dan
kurang mampu membelajarkan
siswa/mahasiswa.
Selanjutnya pengertian mengajar merupakan aktivitas yang kompleks yang mengadung unsur teknologi, ilmu seni, dan pilihan nilai. Aktivitas mengajar memerlukan kompetensi professional yang cukup kompleks, sebagai integrasi kompetensi guru secara utuh dan
menyeluruh. Aktivitas mengajar
mengandung elemen-elemen ketrampilan membuka dan menutup pembelajaran, Ketrampilan mengelola kelas, ketrampilan memberikan motivasi atau penguatan, ketrampilan memilih dan menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang relevan dengan ketrampilan bertanya,
ketrampilan menggunakan media
pembelajaran (Helmiati, 2013: 15-16). Profesional seorang pendidikan dapat dilihat kemampuan mengajar para peserta didik. Kemampuan mengajar menurut Helmiati (2014: 28-30) dan Wiyani (2013: 33-43) adalah sebagai berikut:
1. Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran
2. Ketrampilan menjelaskan 3. Ketrampilan bertanya
4. Ketrampilan menggunakan variasi 5. Ketrampilan memberi penguat
6. Ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
7. Ketrampilan mengelola kelas
8. Ketrampilan membimbing diskusi kelompok
Secara rinci bagi dosen dapat melaksanakan aspek-aspek yang tertera di bawah ini menurut Hamid Darmadi (2014: 12) sebagai berikut:
1. Memulai perkuliahan dengan tepat waktu
2. Melaksanakan kontrak perkuliahan pada pertemuan pertama perkuliahan 3. Menjelaskan tujuan/sasaran setiap
perkuliahan
4. Memberikan ringkasan materi
pembelajaran dalam setiap
pembahasan
5. Memberikan handout/copy dari materi perkuliahan yang akan dibahas
6. Menjelaskan materi perkuliahan dengan baik dan mudah dimengerti 7. Memberikan jawaban yang tepat dan
memuaskan dari pertanyaan
mahasiswa
8. Sangat antusias dan menarik pada saat memnberikan perkuliahan pada umumnya
9. Bahasa yang digunakan pada saat
memberikan kuliah mudah
dimengerti
10.Cara dosen memberikan perkuliahan dapat merangsang keinginan dan ketertarikan untuk belajar
11.Memberikan feedback (umpan balik) pada saat perkuliahan
12.Bersikap ramah dan baik dan baik saat mengajar
14.Memberikan pujian diantara mahasiswa yang dapat menjawab pertanyannya dengan baik
15.Menegur mahasiswa yang tidak
tertib/dapat mengganggu
keberlangsungan perkuliahan
16.Selalu masuk tepat waktu selama perkuliahan
17.Memberitahukan mahasiswa jika
berhalangan hadir dalam
memberikan kuliah
18.Mengontrol keadaan selama
perkuliahan berlangsung
19.Menggunakan media pembelajaran (alat peraga atau LCD) dalam perkuliahan
20.Memberikan kesempatan pada
mahasiswa untuk bertanya
21.Memberikan kesempatan mahasiswa untuk berargumentasi/pandangannya 22.Memberikan kesempatan mahasiswa
untuk menyanggah pendapat dosen 23.Memberikan latihan soal/tugas dan
penyelesaiannya
24.Bersikap bijaksana ketika berbeda pendapat dengan mahasiswa
25.Perkuliahan penuh keseriusan tetapi tidak menegangkan
26.Memberikan kesempatan bimbingan akademis kepada mahasiswa di luar jam perkuliahan
27.Berpakaian dan berpenampilan rapi 28.Bertutur kata yang sopan dan lemah
lembut
29.Dosen sering memberikan sapaan dan senyuman ketika bertemu mahasiswa
30.Memberikan motivasi untuk
belajar/mengembangkan bahan
perkuliahan
31.Mengakhiri perkuliahan tepat waktu
B.Hasil Belajar Mahasiswa
Hasil belajar adalah salah satu komponen dalam pembelajaran. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh setelah m alui proses belajar. Hasil belajar diketahui melalui kegiatan evaluasi atau penilaian hasil belajar. Rusman (2011: 13) menjelaskan,penilaian dilakukan secara konsisten, sistematis, dan terprogram dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik setelah melalui proses belajar. Sedangkan alat untuk mengetahui sejauhmana hasil yang telah diperoleh peserta didik setelah melalui proses belajar adalah tes.
Purwanto (2006, 47) menjelaskan tes hasil belajar (achievement tes) yakni 1) tes standar 2) tes buatan guru/dosen. Tes standar adalah tes yang dikembangkan oleh penulis-penulis professional dan para ahli. Tes ini telah di-tryout-kan, dianalisis dan direvisi sehingga memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi. Sedangkan tes buatan guru/dosen adalah tes yang dibuat oleh guru/dosen yang tidak di-tryout-kan, dianalisis dan dianalisis. Sehingga memiliki validitas dan reliabilitas yang rendah. Achievement tes yang digunakan dalam mengukur hasil belajar siswa adalah tes buatan yang terdiri dari tes tertulis (written test) dan tes lisan (oral tes). Tes tertulis dapat dibagi tes essay dan tes obyektif.
Menurut Arikunto (2006: 23) bahwa ciri-ciri tes yang baik mengandung unsur : 1) validitas (sahih), yakni mengukur apa yang hendak diukur, 2) Reliabilitas (keajegan)
yakni memiliki keterandalan, 3)
artinya dapat dilaksanakan atau dipraktekkan.
Dalam “Panduan Akademik dan Administrasi Akademik Universitas Muhammadiyah Pontianak” dijelaskan ketentuan-ketentuan evaluasi kemajuan hasil belajar dan kecakapan mahasiswa telah ditentukan sebagai berikut:
1. Evaluasi kemajuan hasil belajar menggunakan instrument-instrumen yang sahih (valid) dalam mengukur kemajuan-kemajuan kompetensi yang dicapai oleh mahasiswa pada kurun tertentu.
2. Evaluasi kemajuan hasil belajar mahasiswa juga dapat menggunakan tes kecakapan yang terbukti sahih (valid) dan andal (reliabel).
3. Evaluasi kemajuan belajar mahasiswa meliputi empat komponen yang masing-masing beserta prosentase kontribusinya terhadap total nilai mahasiswa pada satu mata kuliah: a) Aktivitas di kelas berkontribusi 10 % b) Tugas-tugas berkontribusi 20 % c) Ujian tengah semester berkontribusi 30 % d) Ujian akhir semester berkontribusi 40 %
Masing-masing komponen ke empat unsur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai aktivitas mahasiswa diambil dari frekuensi dan mutu aktivitas mahasiswa di kelas atau pada pertemuan terjadwal lain
2. Nilai tugas mahasiswa diambil dari hasil karya mahasiswa berupa paper, laporan praktikum, laporan observasi, portofolio, rekayasa, katya seni, atau tugas-tugas lain yang disiapkan oleh mahasiswa atas instruksi dosen kepada mahasiswa.
3. UTS diselenggarakan setelah perkuliahan mencapai tujuh atau delapan kali pertemuan terjadwal.
4.UAS dilaksanakan pada akhir semester dan dapat diikuti mahasiswa minimal 75 % tatap muka (sdebagai salah satu persyaratan mengikuti UAS).
Pendekatan yang digunakan dalam penilaian hasil belajar terdiri dari dua pendekatan yakni 1) Penilaian Acuan Nornal (PAN) dan 2) Penilaian Acuan Patokan (PAP). PAN adalah cara penilaian yang tidak selalu tergantung pada jumlah soal yang diberikan atau penilaian yang dimaksudkan untuk mengetahui kedudukan hasil belajar yang dicapai berdasarkan norma kelas. Peserta didik yang paling besar skor yang didapat di kelasnya, maka ia adalah siswa yang memiliki kedudukan tertinggi di kelasnya. Sedangkan PAP adalah cara penilaian di mana nilai diperoleh peserta didik tergantung pada berapa jauh tujuan yang tercermin dalam soal tes yang dapat dikuasai siswa. Nilai tertinggi adalah nilai sebenarnya berdasarkan jumlah soal tes yang dijawab dengan benar. Pada PAP adanya passing grade atau batas lulus siswa dapat dikatakan lulus atau tidak berdasarkan batas lulus yang telah ditetapkan (Rusman, 2011: 78, Purwanto, 2006: 33). Dalam penelitian ini sesuai dengan prosedur yang telah dilaksanakan adalah Penilaian Acuan Patokan (PAP).
Didisain sesuai dengan kegunaan untuk memperoleh hasil yang diinginkan, e) Dibuat se-reliable mungkin sehingga mudah diinterpretasikan dengan baik. f) Digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar pendidik. g) Ketrampilan Dosen Mengajar dan Hasil Belajar Peserta Didik
Dosen seharusnya adalah seorang manajer kelas ia harus dapat bertanggung jawab terhadap kelancaran tugasnya di dalam kelas di dalam menentukan metode belajarnya sendiri dan menyusun bahan pelajaran dari waktu ke waktu demi untuk pengembangan mahasiswa (Tilar, 2005: 121). Dengan demikian profesi dosen sebagai pengajar di Perguruan tinggi sangat berperan dalam menentukan keberhasilan mahasiswa.
Sejalan dengan itu, Helmiati (2013: 18) mengatakan bahwa, “berbagai faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, diantaranya adalah faktor si pendidik yakni ketrampilan si pendidik dalam mengajar.” Tilar (2005: 123) menegaskan bahwa, “…kemampuan mengajar dosen akan sangat menentukan daya serap atau kualitas bimbingan dosen terhadap mahasiswa. Dengan penguasaan memberikan kuliah dengan baik apalagi dibantu dengan penguasaan penggunaan multi media di dalam memberikan kuliah akan sangat bermanfaat di dalam meningkatkan penguasaan materi kuliah dari para mahasiswa.” Jadi kemampuan mengajar oleh dosen sangat menentukan kualitas bimbingan terhadap mahasiswa, sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi kuliah oleh mahasiswa yang tercermin dalam hasil belajarnya.
Tilar (2005: 125) menegaskan tentang kemampuan dosen dalam mengajar:
Kemampuan dosen di dalam menata dan mengarahkan para mahasiswanya untuk menekuni program-program pendidikannya, terletak pada kemampuan para dosen sebagai seorang manajer di dalam kelasnya. Apabila dosen tersebut tidak dapat menguasai dan mengarahkan situasi kelasnya, tidak mungkin tujuan dari pada situasi atau kegiatan di dalam ruang kuliahnya akan dapat tercapai. Kemampuan-kemampuan ini harus dapat dikuasai melalui pendidikan. Dengan kata lain para dosen harus disiapkan agar dapat menguasai ketrampilan serta kemampuan sebagai seorang manajer kelas yang sukses.” Dengan memiliki ketrampilan serta kemampuan mengajar yang baik tentu dapat membelajarkan mahasiswanya dengan baik dan pada akhirnya akan memberikan pengaruh pada hasil belajar yang diperoleh mahasiswanya.
C. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah berikut:
1.Nana Sudjana (Jurnal Pendidikan, UPI, 2011): “Persepsi Mahasiswa Terhadap Kemampuan Dosen dan Profil Dosen Ideal Sebagai Tenaga Pengajar di Perguruan Tinggi.” Kemampuan dosen yang diharapkan mahasiswa adalah dosen yang rajin, kreatif, bijaksana dalam membuat keputusan, terbuka dan suka menolong/membimbing mahasiswa yang menghadapi kesulitan dan inovatif dalam menyajikan materi perkuliahan, sopan-santun dan dosen yang tidak terlalu formal, dan humoris dengan gaya kepemimpinan yang demokratis.
2.Mawardi (Penelitian Hibah Kopertis XI,
2012): “Kemampuan Dosen Dalam
Universitas Muhammadiyah Pontianak.” Kemampuan dosen dalam melaksakan tugas-tugas akademis meliputi tiga bidang; yakni 1) Pendidikan dan pengajaran dengan rata-rata 78 (baik), 2)
Melaksanakan tugas bimbingan
akademis/dosen PA dengan rata-rata cukup 67 (baik), dan 3) Tugas menjadi dosen pembimbing lapangan pada saat KKU dengan rata-rata 76 (baik).
3. Mawardi (Penelitian Hibah UMP, 2009): “Motivasi Dosen Menerapkan Hasil Pelatihan yang Bersifat Didaktik-Metodik Dalam Proses Belajar Mengajar di Universitas Muhammadiyah Pontianak.” Motivasi dosen untuk mengaplikasikan hasil yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan AA memiliki rata-rata baik. Hal ini tergambar pada kemampuan dosen membuat rencana pembelajaran dan melaksanakannya di dalam kelas dalam kondisi nyata pada proses belajar mengajar.
D.Hipotesis Penelitian
Penelitian ini dirancang terlebih dahulu dengan merumuskan jawaban sementara yang tentunya akan dibuktikan kebenaran secara empirik melalui penelitian. Adapun rumusan
Hipotesis penelitian ini adalah:
1. Hipotesis Nol (Ho): Tidak terdapat
pengaruh kemampuan mengajar
dikalangan dosen terhadap hasil belajar mahasiswa semester genap Fakultas
Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Pontianak
2. Hipotesis Alternatif: Terdapat pengaruh kemampuan mengajar dikalangan dosen terhadap hasil belajar mahasiswa semester genap Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Pontianak
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ex-post facto. Penelitian ex-post facto adalah penelitian yang dilakukan secara sistematis dengan tidak melakukan pengontrolan langsung terhadap variabel bebas, karena variabel tersebut sudah terjadi dan hubungan antar variabel dikaji bersifat kausal. Variabel bebas tidak mungkin diulang karena sudah terjadi atau berlalu (Rasyid, 2000: 77-78). Pendekatan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif dengan bentuk penelitian hubungan kausal (sebab- akibat). Penelitian hubungan kausalitas merupakan penelitian yang mencari hubungan antar variabel faktor penyebab (variabel bebas) dan faktor akibat (variabel terikat). Dalam penelitian ini faktor penyebab sebagai variabel bebas adalah kemampuan dosen melaksanakan pembelajaran, sedangkan faktor akibat sebagai variabel terikat/tak bebas adalah hasil belajar mahasiswa pada semester genap tahun 2014/2015
B. Lokasi dan Subyek Penelitian
dijadikan sampel penelitian. Adapun karakteristik populasi adalah mahasiswa aktif bukan cuti pada semester genap tahun akademik 2014/2015.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, oleh karena itu diperlukan variabel penelitian sebagai obyek penelitian. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain dalam penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ketrapilan mengajar oleh dosen setiap mata kuliah yang diampunya. Variabel terikat adalah variabel yang muncul karena adanya variabel lainnya atau variabel tergantung. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah semester genap tahun akademik 2014/2015.
B.Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan model penelitian ini, maka teknik yang digunakan adalah teknik komukasi langsung berupa angket dengan Skala Guttman untuk mengukur persepsi mahasiswa dan teknik komunikasi tidak langsung berupa dokumenter:
1. Kuesioner dengan Skala Likert
Kuesioner merupakan teknik
pengumpilan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden (Sugiyono, 2011: 142). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur Persepsi mahasiswa tentang kemampuan dosennya dalam melaksanakan pembelajaran. Angket yang digunakan berskala Likert. Menurut Sugiyono (2011: 93) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, fenomena social ditetapkan secara spesifik oleh peneliti sebagai variabel penelitian. Skala yang dugunakan dengan kata-kata; sering, kadang-kadang, tidak pernah.
2. Dokumenter
Teknik komunikasi tidak langsung yang digunakan adalah dokumen yakni Ujian Semester Genap Mahasiswa tahun akademik 2014/2015. Jenis instrumen yang digunakan adalah daftar dokumen yang memuat data nilai mahasiswa yang menunjukkan hasil belajar mahasiswa sesuai dengan dosen yang mengajar mata kuliah dan skor yang diperoleh pada semester genap yang lalu (nilai UAS semester genap tahun 2015).
C. Rencana Analisis Data Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan bentuknya hubungan kauasal (sebab-akibat). Untuk menganalisis hubungan dua variabel yang bersifat sebab dan akibat, maka digunakan analisis data statistik sebagai berikut:
1. Untuk mencari rata-rata ketrampilan dosen dalam mengajar dan rata-rata hasil belajar mahasiswa, statistik yang digunakan adalah mean dengan kategori sebagai berikut:
a. 80 – 100 kategori sangat baik b. 60 – 79 kategori baik
c. 40 – 59 kategori cukup baik d. 20 – 39 kategori kurang baik e. 0 - 19 kategori tidak baik
2. Untuk mencari hubungan linier 2 variabel yang memiliki kecendrungan pengaruh, maka digunakan statistik regresi linier sederhana. Analisis regresi linier digunakan untuk mengetahui hubungan linieritas antara variabel. Analisis Regresi dan korelasi dalam penelitian ini menggunakan Program SPSS Versi 17. Meskipun demikian akan dikemukakan rumus analisis regresi linier sederhana sebagai berikut:
Y = a + b X Keterangan:
a = Nilai konstanta b = Garis regresi
X = Variabel independent
Dalam penelitian ini tidak diperlukan perhitungan korelasi secara khusus, karena koofisien korelasi sudah tertera di dalam tabel regresi SPSS Versi 17.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
Sesuai dengan meode penelitian yang digunakan adalah Ex-post facto. Maka hasil penelitian yang diperoleh dari dua macam data yakni; data yang diperoleh dari kuesioner yang menggali persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam melaksanakan aktivitas mengajar pada semester yang lalu (semester genap) dan hasil belajar mahasiswa yang diambil dari nilai pada semester genap yang lalu (dukumen nilai semester genap tahun 2015). Hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut:
Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dosen yang diteliti sebanyak 17 orang untuk semester II, IV dan VI. Seorang dosen bisa saja mendapat skor 2 X jika mengajar di semester yang berbeda. Masing-masing dosen diberi kode huruf saja.
B.Pembahasan
Dari data di atas, sebanyak 17 orang dosen dengan rata-rata kemampuan mengajar
adalah 82,84 (katagori sangat baik) dan hasil belajar siswa rata-rata 77,63 (kategori baik). Dari data di atas menunjukkan bahwa
kemampuan dosen mengajar dengan
katagori sangat baik tidak dibarengi dengan rata-rata hasil belajar siswa yang berkatagori baik, tetapi hubungan kedua faktor masih linier seperti analisis di bawah ini.
Untuk menjawab hipotesis penelitian dan hubungan linier penelitian, maka dianalisis dengan regresi linier dengan program SPSS Versi 17. Hasil perhitungan regresi linier program SPSS Versi 17 diperoleh:
Y = - 7,139 + 1,023 X
juga naik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linier atau
pengaruh kemampuan dosen dalam
melaksanakan aktivitas mengajar dengan hasil belajar mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Pontianak pada tahun akademik 2015.
Dari tabel regresi program SPSS versi 17 diperoleh R = 0,583 yang menyatakan Bahwa besarnya hubungan antar variabel adalah 58,30 %,
Dalam uji hipotesis: 0,014 < 0,050 yang menyatakan tolak Ho dan terima Ha. Dengan demikian kemampuan aktivitas mengajar dosen berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa Fakukltas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Pontianak.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data pada bab terdahulu maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Rata-rata kemampuan dosen dalam melaksanakan aktivitas mengajar di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Pontianak adalah 82,84 yang dapat dikategorikan sangat baik
2. Rata-rata hasil belajar mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Pontianak adalah 77,63 (kategori baik)
3. Kemampuan dosen dalam
melaksanakan aktivitas mengajar berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah
Pontianak.
B. Rekomendasi.
1. Diharapkan beberapa dosen yang
kemampuannya masih belum
mencapai rata-rata 80 (kategori
sangat baik), agar dapat
meningkatkan kemampuannya
dalam melaksanakan aktivitas mengajarnya.
2. Diharapkan semua mahasiswa
Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah
Pontianak dapat meningkatkan hasil belajarnya melalui belajar dengan baik di rumah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta. Cresswell, J.W. (2007). Qualitative,
Quantitative, and Mixed Methods Approaches, California: Sage Publications.
Furqon & Emilia, E. (2010) Penelitian Kuantitatif & Kualitatif (Beberapa Isu Kritis). Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Helmiati. 2013. Micro Teaching; Melatih Ketrampilan Dasar Mengajar. Yogyakarta. Aswaja Pressindo. Johnson, E. B., 2002. Contextual Teaching
and Learning: What It Is and Why It Is Here to Stay. California USA: Corwin Press. Inc.
Jaramillo, A. T., 1999. Contextual Learning:
A Review and Synthesis. Baltimore:
Johns Hopkins University. Iskandar. (2010). Metodologi Penelitian
Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gayung Persada Press.
Kokom Komalasari. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung. Refika Aditama.
Bandung. Penerbit Remadja Karya CV Bandung.
Rasyid, Harun, 2000. Metode Penelitian Kuantitatif Bidang Ilmu Sosial dan Agama. Pontianak. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri.
Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai refensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung. Mulia Mandiri Pers. Sugiyono, 2011, Metode Penelitian
Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung: Alfabeta.
---, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Tilaar, H. A. R. 2009. “Mencari Efisiensi Manajemen Perguruan Tinggi” Dalam Buku Menuju Manajemen Perguruan Tinggi yang Efisien. Malang: Universitas Merdeka Malang
Universitas Muhammadiyah Pontianak, 2007. Panduan Akademik &
Administrasi Akademik Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Jurnal:
Emilda, Nia & Suyitno, Y. 2011. Pembinaan Budaya Belajar Melalui Interaksi Paedagogis. Jurnal Penelitian Pendidikan Umum. ISSN 2089-7855. Volume 1. No. 1 Desember 2011
Hoe A , Wee Eng & Subramaniam, Prithwi Raj, Study Of Self-Reported Barriers To
Teaching Physical Education
Encountered By Teachers In The United
States And Malaysia, Journal Of
Education Research Faculty Of
Education University Of Malaya Vol 29 (1) 2009.
Liliasari, Model-Model Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Untuk Mengembangkan Ketrampilan Generik Sains dan Berpikir Tingkat Tinggi Pebelajar. Bandung. Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia. Jurnal Penelitian Pendidikan. ISSN 1412-565 X. Vol. 8 No. 1 April 2012.
Sudjana, Nana. Persepsi Mahasiswa Terhadap Kemampuan Dosen dan Profil Dosen Ideal Sebagai Tenaga Pengajar di Perguruan Tinggi. Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia. Jurnal Penelitian Pendidikan. ISSN 1412-565 X. Vol. 9 No. 1 Juli 2012.
Oviawe, Jane & Lukman, Adeola Kiades, An
Assessment Of Ther Teaching
Effectiveness Of Prevocational
Subjects Teacher In Ogun State,