• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA GURU SDN SE-KECAMATAN PASAMAN) ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA GURU SDN SE-KECAMATAN PASAMAN) ARTIKEL"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP KINERJA GURU DENGAN KEPUASAN KERJA

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(STUDI PADA GURU SDN SE-KECAMATAN PASAMAN)

ARTIKEL

Oleh:

SYURYANI ERLINDA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BUNG HATTA

(2)

THE EFFECT OF ORGANIZATIONAL CULTURE AND MOTIVATION TO WORK ON THE PERFORMANCE OF TEACHER JOB

SATISFACTION AS AN INTERVENING VARIABLE (STUDY IN TEACHER ELEMENTARY SCHOOL PASAMAN DISTRICT)

Syuryani Erlinda, Dwi Fitri Puspa, Yuhelmi

Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

Syuryanierlinda12@yahoo.co.id

ABSTRACT

This study aims to explain the influence of organizational culture and work motivation on teacher performance through job satisfaction as an intervening variable in the District Pasaman SDN. This type of research is quantitative analysis. The study population as many as 369 teachers, and the sample amounted to 192 selected by proportional cluster random sampling. Data collection techniques using a questionnaire that has been tested for validity and reliability. Data were analyzed with regression analysis utilizing statistical program SPSS. The findings of this study are: (1) There is a positive and significant influence between organizational culture on job satisfaction. (2) There is a positive and significant influence between motivation to work on job satisfaction. (3) There is a positive and significant influence between organizational culture on teacher performance. (4) There is a positive and significant influence between motivation to work on teacher performance. (5) There is a positive and significant impact between job satisfaction on the performance of teachers. (6) There is a positive and significant influence between organizational culture on teacher performance through job satisfaction. (7) There is a positive and significant influence between motivation to work on teacher performance through job satisfaction.

Keywords: teacher performance, organizational culture, work motivation, job satisfaction.

ABSTRAK

(3)

antara kepuasan kerja terhadap kinerja guru. (6) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara budaya organisasi terhadap kinerja guru melalui kepuasan kerja. (7) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru melalui kepuasan kerja.

Kata kunci: kinerja guru, budaya organisasi, motivasi kerja, kepuasan kerja.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mempersiapkan sumber daya manusia baru agar dapat memainkan perannya di masa depan. Sebagaimana diketahui bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan watak serta membentuk peradaban bangsa yang bermartabat. Selain itu juga bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi individu yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang baik serta bertanggung jawab.

Guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat menentukan. Guru memiliki tugas untuk kompeten dalam menterjemahkan dan men-jabarkan isi kurikulum, kemudian mentransformasikannya kepada siswa melalui proses pembelajaran. Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa

guru dan dosen memiliki kedudukan sebagai tenaga profesional adalah bertujuan untuk melaksanakan sistem dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Jadi dalam mencapai tujuan pendidikan sangat dibutuhkan pendidik yang handal atau professional dalam bidang pembelajaran yaitu pendidik yang memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi yang baik.

(4)

dan kewajiban yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kompetensi, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Dan Sastrohadiwiryo (2002:30) men-definisikan kinerja guru sebagai hasil kerja yang dicapai seseorang guru dalam tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya

Guru merupakan komponen utama dalam membelajarkan peserta didik, dalam hal ini meliputi kegiatan mengajar, mendidik dan melaith peserta didik dalam mencapai kedewassan diri secara fisik dan mental. Oleh karena itu kinerja guru sangat menentukan pencapaian tujuan pendidikan, hal ini disebabkan karena guru merupakan pihak yang paling banyak berhadapan langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran/ pendidikan di lembaga pendidikan sekolah. Jadi, guru diharapkan dapat bertanggungjawab penuh terhadap tugasnya dan memiliki motivasi yang tinggi dalam menjalankan tugasnya dengan baik sehingga dapat memperoleh hasil yang baik. Selain mempunyai tanggungjawab dan motivasi yang tinggi, guru juga diharapkan mempunyai kepuasaan

terhadap pekerjaan yang telah dilakukannya.

Guru pada hakekatnya harus memiliki kompetensi yang baik untuk berkreasi dalam peningkatan kinerja-nya. Akan tetapi hal tersebut tidak selalu berkembang secara lancar, ini disebabkan adanya berbagai faktor yang mempengaruhi, baik yang muncul dalam dan diri pribadi guru. Kenyataan ini cukup memprihatinkan dan mengundang berbagai pertanyaan tentang konsistensi guru terhadap profesinya, dan di sisi lain kinerja guru juga dipersoalkan ketika memperbincangkan masalah pening-katan mutu pendidikan.

(5)

penge-lolaan tugas dan kewajiban yang tinggi yang pada akhirnya akan berdampak pada kinerja yang lebih baik.

Berdasarkan pengalaman pe-nulis, banyak dijumpai guru yang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Dalam penyusunan perangkat pembelajaran, sebagian guru masih terkendala mengenai bagaimana cara yang baik dalam mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam pelaksanaan proses pembelajaran guru masih menggunakan model konvensional, tidak melakukan variasi model pembelajaran dan jarang menggunakan media pembelajaran sehingga pembelajaran terkesan monoton. Guru dalam melakukan penilaian juga terkendala dalam melakukan bagaimana penilaian hasil pembelajaran yang baik, contohnya dalam pembuatan soal guru kurang memperhatikan indikator pencapaian pembelajaran sehingga soal yang dibuat kurang bisa mengukur hasil pembelajaran dan tujuan pembelajaran tidak tercapai. Berikut disajikan rekap kinerja guru pada tabel berikut.

Table 1

Kinerja Guru SD Kec. Pasaman No Indikator Mampu Terkendala ∑ 1

Mengem-Sumber: UPTPD Kec. Pasaman

Kinerja guru dipengaruhi oleh

barbagai faktor, salah satu faktor

yang diduga adalah kepuasan kerja.

Apabila seorang pekerja pada suatu

instansi atau organisasi, kinerja yang

pekerja tersebut selesaikan akan

berdampak terhadap tingkat

produktivitas instansi atau organisasi.

Jadi, persepsi dan perasaan seorang

pekerja terhadap tugas yang

diberikan harus tetap terjaga pada

kondisi positif. Dengan kata lain,

pekerja tersebut harus memiliki dan

menjaga kepuasan kerjanya agar

produktivitas-nya dapat terus

meningkat. Kepuasan kerja adalah

faktor yang sangat berpengaruh bagi

individu dalam bekerja terhadap

(6)

(2006:202), mendefinisikan kepuasan

kerja merupakan bentuk sikap

emosional yang ditandai dalam

bentuk kesenangan dan kencintaan

terhadap pekerjaannya, sikap ini

dicerminkan oleh moral kerja,

kedisiplinan, dan prestasi kerjanya.

Hasil penelitian yang dilakukan

Muhammad Nur Jamaluddin Al

Afghoni dan Amin Wahyudi (2011)

terhadap kinerja guru SD Kampus

Kuripan Kecamatan Purwodadi,

menunjukkan bahwa kepuasan kerja

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja guru. Apabila

seorang pekerja merasakan kepuasan

dalam bekerja, tentunya pekerja

tersebut akan berusaha sebaik

mungkin dengan segenap

kemampuan yang dimilikinya untuk

menyelesai-kan pekerjaannya.

Seorang pekerja yang puas akan

pekerjaannya akan memiliki

dorongan atau motivasi untuk

melakukan pekerjan dengan lebih

baik. Seorang pekerja dengan tingkat

kepuasan kerja tinggi akan

menunjukkan sikap yang positif

terhadap pekerjaannya dan akan

berbicara positif tentang organisasi

tempatnya bekerja.

Selain kepuasan kerja, budaya

organisasi diduga juga merupakan

faktor yang mempengaruhi kinerja

guru. Budaya organisasi dapat

mendukung maupun mengahambat

kemajuan organisasi dan dipandang

dapat meningkatkan kinerja.

Menurut Veithzal (2010: 256)

mengemukakan bahwa budaya

organisai adalah apa yang karyawan

rasakan dan bagaimana persepsi ini

menciptakan suatu pola teladan

kepercayaan, nilai-nilai, dan harapan.

Penelitian yang dilakukan Widodo

(2011) terhadap kinerja guru SD BPK

Penabur Tasikmalaya, menujukkan

bahwa budaya organisasi memiliki

pengaruh terhadap kinerja guru SP

BPK Penabur Tasikmalaya sebesar

34,60%. Dengan budaya organisasi

yang tertata dengan baik para guru

akan dapat lebih mudah untuk

melaksanakan tugas dan

pekerjaannya serta akan dapat

meningkatkan kepuasan kerja yang

(7)

Selanjutnya, faktor yang diduga

ikut mempengaruhi kinerja guru

adalah motivasi kerja. Menurut

Usman (2010:250) menyatakan

bahwa motivasi adalah keinginan

individu yang dapat mendorong

untuk melakukan sesuatu. Motivasi

juga diartikan sebagai dorongan atau

keinginan yang melatarbelakangi

seseorang sehingga mau bekerja.

Hasil penelitian yang dilakukan

Kartono dan Untung Sriwidodo

(2009) terhadap kinerja guru SMP

Swasta di Kecamatan Tegowanu

Kabupaten Grobogan, menemukan

bahwa koefisien motivasi kerja

memiliki pengaruh yang positif

terhadap kinerja guru.

Penelitian yang dilakukan oleh

Agus Pramono dan Alwi Suddin

(2011) terhadap kinerja guru SMP,

SMK dan SMA Kristen Kabupaten

Grobogan, temuan penelitiannya

membuktikan bahwa motivasi kerja

berpengaruh terhadap kinerja guru.

Individu dengan motivasi kerja yang

baik senantiasa lebih dari pada yang

pernah dilakukannya. Individu yang

memiliki motivasi kerja yang baik

ditandai dengan ciri tanggung jawab,

kreatif, inovatif, cepat dalam

penyelesaian tugas, dan berkeinginan

menjadi yang terbaik. Orang yang

memiliki motivasi kerja tinggi

cenderung lebih tinggi skornya dalam

menyelesaikan tugas-tugas dan

berorientasi kepada prestasi. Sering

lebih cepat dan berorientasikan ke

masa depan, realitas dan sering

merasa takut gagal dalam

menyelesaikan pekerjaan dan

menolak kata-kata yang

berhubungan dengan kegagalan,

serta menghargai hasil kerja orang

lain dan inovatif.

Berdasarkan uraian di atas,

maka perlu dilakukan suatu

penelitian tentang kinerja guru

dengan melihat budaya organisasi,

motivasi kerja dan kepuasan guru.

Adapun penelitian ini akan mengacu

pada judul “Pengaruh Budaya

Organisasi Dan Motivasi Terhadap

Kinerja Guru Melalui Kepuasan Kerja

Sebagai Variable Intervening” (Studi

Pada Sekolah Dasar Negeri

Se-Kecamatan Pasaman).

(8)

Jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah

pendekatan analsisis kuantitatif

untuk menguji hipotesis, dimana

pengu-kuran variabel-variabel dalam

penelitian menggunakan media

kuesioner dengan member skor

untuk dianalisis lebih lanjut dengan

skala 1 – 5. Penelitian ini beralokasi di

SDN Kecamatan Pasaman Kabupaten

Pasaman Barat yang memiliki jumlah

SD sebanyak 33 sekolah dan dengan

jumlah guru sebanyak 369 orang.

Dimana akan diteliti tentang

bagaimana kinerja para guru dan

faktor apa saja yang

mempengaruhinya, dengan beberapa

faktor yang terdiri dari budaya

organisasi, motivasi kerja dan

kepuasan kerja.

Populasi merupakan subjek

atau objek yang mempunyai kualitas,

kuantitas dan karakteistik tertentu

yang ditetapkan untuk diteliti dan

kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2008:208). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh guru

Sekolah Dasar Kecamatan Pasaman

Kabupaten Pasaman Barat yang

berjumlah 369 orang. Pengambilan

sampel dalam penelitian ini dilakukan

dengan teknik cluster proportional

random sampling, yaitu pengambilan

sampel berkelompok secara acak

dengan proporsi tertentu, sehingga

jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah sebanyak 192 orang guru.

Data yang diperlukan dalam

penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer adalah

data variabel penelitian yang terdiri

dari: budaya organisasi, motivasi

kerja, kepuasan kerja, dan kinerja

guru bersumber penyebaran

instrumen kepada responden

penelitian yaitu guru. Selanjutnya,

data sekunder adalah; (1) identitas

sekolah (profil sekolah), (2) data

guru, (3) data sekunder lainnya yang

mendukung didapati langsung tata

usaha sekolah masing-masing dan

dari UPTPD Kecamatan Pasaman.

Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan mendistribusikan

kuesioner. Kuesioner yang diajukan

berkaitan dengan penilaian budaya

(9)

kerja dalam menentukan

pengaruhnya terhadap kinerja guru

dalam pelaksanaan pembelajaran di

sekolah.

Data yang dikumpulkan dari

hasil pengukuran dianalisis dengan

menggunakan bantuan program

komputer yaitu dengan

menggunakan SPSS Versi 22 dan

dilakukan dengan teknik deskriptif

dan analisis inferensial.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Hasil penelitian dalam

penelitian ini mengungkap pengaruh

budaya organisasi dan motivasi

terhadap kinerja guru melalui

kepuasan kerja guru sekolah dasar

negeri Kecamatan Pasaman.

Pertama, Terdapat pengaruh

positif yang signifikan Budaya

Organisasi terhadap Kepuasan Kerja

dengan koefisien regresi sebesar

0,230. Dimana bentuk hubungan

antara kedua variabel ini memiliki

slope posistif, yang artinya jika

semakin tinggi Budaya Organisasi

yang ada dalam organisasi dalam

mendukung pelaksanaan kegiatan

proses belajar mengajar guru maka

hal ini akan berdampak akan semakin

baik atau tinggi juga Kepuasan Kerja

guru dalam melaksanakan tugasnya.

Sebaliknya jika Budaya Organisasi

yang ada di sekolah redah dalam

artian kurang dapat membantu serta

mendukung pelaksanaan pekerjaan

guru maka hal ini juga akan

berdampak terhadap menurunnya

kepuasan guru terhadap pelaksanaan

tugas dan keberhasilan yang hendak

dicapainya.

Hasil temuan hipotesis

penelitian ini sesuai dengan teori

sebagaimana yang dijelaskan oleh

Menurut Veithzal (2010:256)

mengemukakan bahwa budaya

organisai adalah apa yang karyawan

rasakan dan bagaimana persepsi ini

menciptakan suatu pola teladan

kepercayaan, nilai-nilai, dan harapan.

Penelitian yang dilakukan Ida Ayu

Brahmasari dan Agus Suprayetno

(2008) terhadap karyawan PT. Pei Hai

International Wiratama Indonesia,

menunjukan bahwa budaya

organisasi memiliki pengaruh positif

(10)

kerja perusahaan. Budaya organisasi

dapat mendukung maupun

meng-hambat kemajuan organisasi dan

dipandang dapat meningkatkan

kinerja. Dengan budaya organisasi

yang tertata dengan baik para guru

akan dapat lebih mudah untuk

melaksanakan tugas dan

pekerjaannya serta akan dapat

meningkatkan kepuasan kerja yang

lebih baik pada diri guru.

Kedua, Terdapat pengaruh

positif yang signifikan Motivasi Kerja

terhadap Kepuasan Kerja dengan

koefisien regresi sebesar 0,177.

Dengan bentuk hubungan dan

pengaruh kedua variabel ini memiliki

slope positif, yang artinya apabila

Motivasi Kerja yang dimiliki guru

seperti sikap dan perilaku kerja yang

mendukung pelaksanaan

pekerjaan-nya maka faktor ini akan

memberikan kepuasan kerja yang

lebih tinggi terhadap guru dalam

melaksanakan tugas dan

kewajibannya. Sebaliknya jika

Motivasi Kerja yang dimiliki guru

rendah, baik dalam bentuk sikap

kerja dan perilaku kerja atau pun

motivasi kerja, maka hal ini juga akan

berdampak terhadap rendahnya

kepuasan guru untuk dapat

melaksanakan tuganya dan prestasi

yang akan dihasilkan. Dapat

dikatakan bahwa untuk

meningkatkan kepuasan kerja guru,

juga harus diperhatikan tingkat

motivasi kerja guru. Orang yang

memiliki motivasi berarti memiliki

dorongan untuk berprestasi dan

bekerja sebaik mungkin.

Menurut Usman (2010:250)

menyatakan bahwa motivasi

merupakan keinginan individu yang

dapat mendorong untuk melakukan

sesuatu. Hasil penelitian yang

dilakukan Ida Ayu Brahmasari dan

Agus Suprayetno (2008) terhadap

karyawan PT. Pei Hai International

Wiratama Indonesia, temuan

penelitiannya menunjukan bahwa

budaya organisasi memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap

kepuasan kerja perusahaan. Sesuai

dengan hasil penelitian di atas,

kepuasan kerja juga dipengaruhi

langsung oleh motivasi kerja.

(11)

semakin baik motivasi kerja guru,

maka semakin baik pula kepuasan

kerja guru. Sebaliknya, semakin

rendah motivasi kerja guru, maka

semakin rendah pula kepuasan kerja

guru. Sehingga dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh antara

motivasi kerja terhadap kepuasan

kerja guru.

Ketiga, Terdapat pengaruh

positif yang signifikan Budaya

Organisasi terhadap Kinerja Guru

dengan koefisien regresi sebesar

0,554. Dimana hubungan dan

pengaruh kedua variabel ini memiliki

slope positif yang menunjukkan jika

semakin tinggi dukungan Budaya

Organisasi dalam sekolah untuk

membantu pelaksanaan pekerjaan

guru, maka secara langsung akan

berpengaruh terhadap semakin

tingginya kinerja yang ditunjukan

guru dalam pelaksanaan tugas dan

pekerjaannya. Namun sebaliknya jika

semakin rendah dukungan Budaya

Organisasi yang ada disekolah dalam

membantu pelaksanaan proses

belajar mengajar yang dilaksanakan

guru, maka hal ini juga akan

berdampak terhadap penurunan

kinerja guru dalam melaksanakan

tugasnya. Temuan ini

mengindikasikan bahwa sangat

diperlukan dukungan Budaya

Organisasi dalam pencapaian tujuan

pelaksanaan suatu pekerjaan

maupun tujuan organisasi secara

keseluruhan-nya.

Menurut Veithzal (2010:256)

mengemukakan bahwa budaya

organisai adalah apa yang karyawan

rasakan dan bagaimana persepsi ini

menciptakan suatu pola teladan

kepercayaan, nilai-nilai, dan harapan.

Hasil penelitian yang dilakukan Sri

Porwani (2010) terhadap karyawan

PT. Tambang Batubara Bukit Asam

Tanjung Enim, menunjukkan bahwa

budaya organisasi memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan. Berdasarkan uraian di atas

dapat disimpulkan bahwa dengan

adanya budaya organisasi yang baik

akan mampu meningkatkan kinerja

guru, semakin baik tingkat budaya

organisasi, maka akan semakin tinggi

pula kinerja guru, sebaliknya semakin

(12)

maka akan semakin rendah pula

kinerja guru. Dengan demikian

terdapat pengaruh langsung budaya

organisasi terhadap kinerja guru.

Keempat, Terdapat pengaruh

positif yang signifikan Motivasi Kerja

terhadap Kinerja Guru dengan

koefisien regresi sebesar 0,602.

Dimana hubungan dan pengaruh

antara kedua variabel ini memiliki

slope positif, yang dapat dijelaskan

jika semakin baik atau tinggi motivasi

kerja yang dimiliki guru dalam

mendukung pelaksanaan pekerjaan,

maka hal ini diyakini juga akan

berdampak terhadap semakin

mempertinggi kinerja guru dalam

pelaksanaan pekerjaannya. Begitu

juga jika semakin rendah Motivasi

Kerja yang dimiliki guru maka hal ini

juga akan dapat memberi dampak

terhadap semakin rendahnya kinerja

yang dimiliki guru tersebut dalam

melaksanakan pekerjaannya.

Menurut Usman (2010:250)

menyatakan bahwa motivasi adalah

keinginan individu yang dapat

mendorong untuk melakukan

sesuatu. Hasil penelitian yang

dilakukan Widodo (2011) terhadap

kinerja guru SD BPK Penabur

Tasikmalaya, menujukkan bahwa

motivasi kerja memiliki pengaruh

terhadap kinerja guru SP BPK

Penabur Tasikmalaya sebesar 64,70.

Berdasarkan uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa dengan motivasi

kerja guru tinggi maka akan mampu

meningkatkan kinerja guru, semakin

tinggi motivasi kerja guru, maka akan

semakin tinggi pula kinerja guru,

sebaliknya semakin rendah motivasi

kerja guru maka akan semakin

rendah pula kinerja guru. Dengan

demikian terdapat pengaruh antara

motivasi kerja terhadap kinerja guru.

Kelima, Terdapat pengaruh

positif yang signifikan Kepuasan Kerja

terhadap Kinerja Guru dengan

koefisien regresi sebesar 0,651.

Bentuk arah hubungan atau pengaruh

antara kedua variabel juga memiliki

slope positif, yang menyatakan apabila

semakin tinggi tingkat kepuasan guru

atas pekerjaan maka hal ini juga akan

semakin mempertinggi kinerja guru.

(13)

atau menurun kepuasan guru maka

hal ini juga akan dapat berakibat

semakin menurunkan kinerjanya.

Hasibuan (2006:202), kepuasan

kerja merupakan bentuk sikap

emosional yang ditandai dalam

bentuk kesenangan dan kencintaan

terhadap pekerjaannya, sikap ini

dicerminkan oleh moral kerja,

kedisiplinan, dan prestasi kerjanya.

Penelitian yang dilakukan oleh

Muhammad Nur Jamaluddin Al

Afghoni dan Amin Wahyudi (2011)

terhadap kinerja guru SD Kampus

Kuripan Kecamatan Purwodadi,

temuan penelitiannya menunjukkan

bahwa kepuasan kerja berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja

guru. Berdasarkan uraian di atas

dapat disimpulkan bahwa dengan

adanya kepuasan kerja akan mampu

meningkatkan kinerja guru, semakin

tinggi tingkat kepuasan kerja guru,

maka akan semakin tinggi pula

kinerja guru, sebaliknya semakin

rendah kepuasan kerja guru maka

akan semakin rendah pula Kinerja

guru. Dengan demikian terdapat

pengaruh antara kepuasan kerja guru

terhadap kinerja guru.

Keenam, Terdapat pengaruh

positif yang signifikan Budaya

Organisasi terhadap Kinerja melalui

Kepuasan Kerja. Hal ini dibuktikan

terdapat peningkatan pengaruh

Budaya Organisasi terhadap Kinerja

melalui Kepuasan Kerja, dibanding

pengaruh langsung Budaya

Organisasi terhadap Kinerja.

Sebagaimana yang dijelaskan terjadi

peningkatan nilai R2 (koefisien

determinan atau R-square) pengaruh

langsung dari R2 sebesar 16,7 menjadi

R2 sebesar 21,6 melalui pengaruh

Kepuasan Kerja yang merupakan

perannya dalam bentuk partial

intervening. Peningkatan nilai

Rsquare ini merupakan indikasi

adanya peran dari variabel Kepuasan

Kerja dalam mengoptimalkan

kemampaun dan faktor yang dimiliki

organisasi dalam meningkatkan

komitmen atau loyalitas guru dalam

bekerja.

Ketujuh, Terdapat pengaruh

positif yang signifikan Motivasi Kerja

(14)

Kerja. Ini terlihat dari peningkatan

pengaruh Motivasi Kerja terhadap

Kinerja melalui Kepuasan Kerja,

dibanding pengaruh langsung

Motivasi Kerja terhadap Kinerja.

Sebagaimana yang disampaikan

sebelumnya terjadi peningkatan nilai

R (koefisien determinan atau

R-square) pengaruh langsung dan R

sebesar 16,7 menjadi R2 sebesar 21,6

melalui pengaruh Kepuasan Kerja

yang merupakan kontribusi variabel

ini bentuk partial intervening.

Kenaikan nilai R-square ini

merupakan indikasi adanya peran

dari variabel Kepuasan Kerja dalam

mengoptimalkan kemampaun dan

Motivasi Kerja yang ada pada diri guru

dalam meningkatkan komitmen atau

loyalitas guru dalam bekerja.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian

dan pembahasan, pengaruh budaya

organisasi dan motivasi terhadap

kinerja guru melalui kepuasan kerja

sebagai variabel intervening guru

SDN Kecamatan Pasaman dapat

disimpulkan sebagai berikut;

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan budaya organisasi (X1)

terhadap kepuasan kerja (M)

dengan probability dan signifikan <

0,05. Semakin baik budaya

organisasi maka semakin

meningkat kepuasan kerja guru

SDN Kecamatan Pasaman. Dengan

demikian terdapat pengaruh yang

signifikan antara budaya organisasi

terhadap kepuasan kerja guru SDN

Kecamatan Pasaman.

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi kerja (X2)

terhadap kepuasan kerja (M)

dengan probability dan signifikan <

0,05. Semakin meningkat motivasi

kerja maka semakin meningkat pula

kepuasan kerja guru SDN

Kecamatan Pasaman. Dengan

demikian, terdapat pengaruh yang

signifikan antara motivasi kerja

terhadap kepuasan kerja guru SDN

Kecamatan Pasaman.

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan budaya organisasi (X1)

terhadap kinerja guru (Y) dengan

probability dan signifikan < 0,05.

(15)

maka semakin meningkat pula

kinerja guru SDN Kecamatan

Pasaman. Untuk itu, perlu

peningkatan budaya organisasi

supaya terjadinya peningkatan

kinerja guru. Dengan demikian,

terdapat pengaruh yang signifikan

antara budaya organisasi terhadap

kinerja guru SDN Kecamatan

Pasaman.

4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi kerja (X2)

terhadap kinerja guru (Y) dengan

probability dan signifikan < 0,05.

Semakin meningkat motivasi kerja

maka semakin meningkat pula

kinerja guru SDN Kecamatan

Pasaman. Untuk itu, perlu

peningkatan motivasi kerja agar

terjadi peningkatan kinerja guru.

Dengan demikian, terdapat

pengaruh yang signifikan antara

motivasi kerja terhadap kinerja

guru SDN Kecamatan Pasaman.

5. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kepuasan kerja (M)

terhadap kinerja guru (Y) dengan

probability dan signifikan < 0,05.

Semakin meningkat kepuasan kerja

maka semakin meningkat pula

kinerja guru SDN Kecamatan

Pasaman. Dengan demikian,

terdapat pengaruh yang signifikan

antara kepuasan kerja terhadap

kinerja guru SDN Kecamatan

Pasaman.

6. Terdapat pengaruh positif dan signifikan budaya organisasi (X1)

terhadap kinerja guru (Y) melalui

kepuasan kerja (M) dengan

probability dan signifikan < 0,05.

Semakin meningkat kepuasan kerja

maka semakin meningkat pengaruh

budaya organisasi terhadap kinerja

guru SDN Kecamatan Pasaman.

Dengan demikian, terdapat

pengaruh yang signifikan antara

budaya oraganisasi melalui

kepuasaan kerja terhadap kinerja

guru SDN Kecamatan Pasaman.

7. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi kerja (X2)

terhadap kinerja guru (Y) melalui

kepuasan kerja (M) dengan

probability dan signifikan < 0,05.

Semakin meningkat kepuasan kerja

maka semakin meningkat pengaruh

(16)

guru SDN Kecamatan Pasaman.

Dengan demikian, terdapat

pengaruh yang signifikan antara

motivasi kerja melalui kepuasaan

kerja terhadap kinerja guru SDN

Kecamatan Pasaman.

SARAN

Berdasarkan temuan penelitian

di atas maka disini peneliti

menyampaikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Bagi setiap guru diharapkan untuk dapat berupaya meningkatkan

budaya organisasi, motivasi dan

kepuasan kerja dalam bekerja

sehingga dapat membantu dalam

memperoleh prestasi kerja atau

kinerja yang tinggi

2. Perlunya usaha guru untuk mengikuti kegiatan-kegiatan dalam

MGMP sehingga akan terwujud

kinerja yang baik dalam

pelaksanaan pembelajaran.

3. Kepala sekolah berupaya memberikan dukungan dan

motivasi kepada guru sehingga

guru dapat melaksanakan tugasnya

dengan serius dan senang hati

dalam melaksanakan

pembelajaran.

4. Kepada UPTD dan Dinas Pendidikan untuk dapat mengawasi budaya

organisasi sekolah, motivasi kerja

dan kepuasan kerja guru dalam

peningkatn kinerja guru.

DAFTAR RUJUKAN

Agus Pramono dan Alwi Suddin. 2011. Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Guru Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating. http://ejurnal.unisri.ac.id/ind ex.php/Manajemen/article/ download/591/523. Diakses 20 Mei 2014.

Hasibuan H. Malayu SP. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

______. 2006. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

(17)

International Wiratama Indonesia). www.edukasi-aub.net/download/al56.pdf.

Diakses 20 Mei 2014.

Kartono dan Untung. 2009. Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja Dan Kesejahteraan Terhadap Kinerja Guru SMP Swasta.

http://ejurnal.unisri.ac.id/ind ex.php/Manajemen/article/vi ew/103.Diakses 20 Mei 2014. Muhammad Nur dan Amin Wahyudi. 2011. Pengaruh Kompensasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening. http://ejurnal.unisri.ac.id/ind ex.php/Manajemen/

article/view/590. Diakses 20 Mei 2014.

Sastrohadiwiryo. 2006. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Sri Porwani. 2010. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Studi Kasus : PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tanjung Enim. http://portal.kopertis2.or.id/j spui/bitstream/123456789/21 3/1/Sri %20 Porwani22.pdf. Diakses 20 Mei 2014.

Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Usman Husaini. 2010. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Veithzal, Rivai dan Mulyadi. 2010. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Edisi Ketiga. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Widodo. 2011. Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru. http://www.bpkpenabur.or.id

/files/Hal.%2065-80%20Pengaruh

(18)

Gambar

Table 1Kinerja Guru SD Kec. Pasaman

Referensi

Dokumen terkait

The model for socio - economic development based on maqasid al - shariah in North Sumatra could thus be found.

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena guru tidak meningkatkan kualitas.. pengajarannya

Hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa proses erosi di daerah berlereng di daerah Nganjuk terjadi baik pada lahan berlereng maupun berteras, dan terjadi pada semua

Sikap tubuh mencerminkan tingkat energi dan percaya diri dalam diri anda. Energi positif menggugah

Tidak memiliki kelainan dalam orientasi kecuali klien waham spesifik terhadap orang, tempat, dan waktu. Daya ingat atau kognisi lain biasa nya akurat. Pengendaliaan implus pada klien

Hasil penelitian: Analisis multivariate menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kehamilan tidak diinginkan dengan kejadian stunting pada anak balita usia 12-59

permasalahan hubungan antara dua variabel prediktor yaitu motivasi berprestasi (X1) dan kemampuan berpikir kritis (X2) dengan satu variabel kriterium yaitu kemampuan