• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Analisis dan Komputasi Metode Numerik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengantar Analisis dan Komputasi Metode Numerik"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

Numerik

3.1. Rasionalisasi

Mendapatkan nilai dari f’(3) atau

1

0 ) (x dx

f secara analitik

dari fungsi f(x) = x2 atau f(x) = sin (3x) bukanlah pekerjaan

sulit, karena formula fungsi tersebut cukup sederhana dan dengan mudah dapat ditentukan secara anlitik. Akan tetapi

mendapatkan g’(3) dan

1

0 ) (x dx

g secara analitik dari

x x

x x

xe x

e x

xe e

x x g

 

   

   

4 sin ln

) ln(

tan ) cos( 2 ) (

3 2 sin 2

sin 3

bukanlah pekerjaan

mudah, karena bentuk fungsinya cukup kompleks sehingga membutuhkan multi subtitusi fungsi untuk mendapatkan nilai

dari f’(3) maupun

1

0 ) (x dx

g . Penyelesaian secara numerik

menjadi alternatif yang epektif dan efesien untuk

mendapatkan penyelesaian f’(3) dan

1

0 ) (x dx

g .

Demikian juga halnya apabila ingin mendapatkan luas daerah seperti pada peta pada gambar 3.1 di bawah.

Gambar 3.1 Peta wilayah kota Mataram NTB

Ripai, S.Pd., M.Si

BAB

III

(2)

Numerik

Penyelesaian secara analitik dengan konsep integral tentunya tidak dapat dilakukan, karena fungsi dari kurva peta tersebut tidak diketahui. Melakukan rekontruksi fungsi dengan interpolasi kemungkinan akan menjadi proses yang cukup panjang. Penyelesaian dengan teknik inegrasi secara numerik menjadi alternatif solusi pendekatan yang efektif dan efesien.

3.2 Turunan Numerik

Turunan berasal dari kata turun yang dalam konsep matematika dapat dipandang sebagai ukuran kemiringan pada suatu titik permukaan kurva. Untuk memahami aksioma turunan tersebut, pandanglah suatu tanjakan pada permukaan bumi atau tanah. Pada tanjakan tersebut akan memuat kondisi

menurun. Ukuran menurunya sangat tergantung dari tingkat keterjalannya. Keterjalan atau kemiringan tanjakan tersebut ditentukan dari besarnya sudut yang dibentuk atau raiso antara perubahan tinggi tanjakan dengan lebar dasar tanjakan.

Gambar 3.2 Kemiringan garis

Tanjakan 1 lebih terjal atau lebih miring dari tanjakan 2. Hal ini dapat diketahui dari fakta bahwa jika kita mendaki tankan 1 akan lebih membutuhkan energi atau tenaga yang lebih banyak dari tanjakan 2. Kenyataan ini memberikan rumusan matematika yang dapat menyatakan keterjalan atau kemiringan suatu tanjakan adalah dengan menentukan besarnya sudut yang dibentuk atau nilai perbandingan ∆y dengan ∆x. Misalkan ukuran kemiringan disimbolkan m (awal hurup dari kata miring) maka alternatif perbandingannya adalah sebagai berikut:

1.

x y m

 

 bernilai bernilai benar, karena

1 2 1 1

x y x y

    

sesuai dengan fakta alam yang menyatakan bahwa tanjakan 1 lebih terjal/miring dari tanjakan 2.

2. m yx

 

bernilai bernilai salah, karena

1 2 1 1

y x y x

    

tidak sesuai dengan fakta alam yang menyatakan bahwa tanjakan 1 lebih terjal/miring dari tanjakan 2.

Tanjakan 1

α ∆y1

Tanjakan 2 ∆y2

∆x1 ∆x2

1 2 1 1

x y x y

(3)

Numerik

Definisi 3.1 Kemiringan suatuu garis

Misalkan suatu garis melalui titik (xi, yi) dan (xi+1,yi+1) maka

ukuran kemiringan dari garis tersebut adalah

x y m

 

 dengan

∆y = yi+1 – yi dan ∆x = xi+1 - xi

Lebih lanjut defnisi turunan dalam konsep matematika yang didasari dari defnisi kemiringan tersebut diuraiakan secara singkat berikut ini.

3.2.1 Turunan Pertuama

Defnisi turunan dalam konsep matematika dikontruksi dari tiga aksioma yaitu beda maju, beda mundur dan beda tengah/ pusat.

3.2.1.1 Beda Maju

Misalkan dimiliki fungsi y = f(x), kemudian dikontruksi garis melalui titik (x,f(x)) dan (x+h, f(x+h)) dengan kemiringan m sebagaimana ilustrasi pada gambar di bawah ini, maka ukuran kemiringan garis tersebut ditentukan dengan rasio perubahan panjang pada sumbu y (∆y) dengan perubahan panjang pada sumbu x (∆x). Secara matematis ditulis sebagai

h x f h x f x y

m  (  ) ( )

  

Gambar 3.3 Tafsiran geometris turunan fungsi dengan beda maju

Jika nilai h diambil sedekat mungkin dengan 0, maka x+h akan mendekati x dan f(x+h) akan mendekati f(x). Kondisi ini akan menciptakan suatu garis singgung pada kurva tersebut pada titik (x,f(x)) dengan kemiringan

(4)

Numerik

Karena posisis titik x+h berada di depan titik x, maka nilai h = ∆x = (x+h) – x dan ∆y = f(x+h) – f(x) disebut sebagai selisih maju atau beda maju.

Berdasarkan uraian sebelumnya, bahwa persamaan umum fungsi polinomial adalah f(x) = a0 + a1x + a2x2+ … + anxn

dimana fungsi tersebut dapat menghampiri semua jenis fungsi, maka evaluasi nilai dari

x

lim diperoleh sebagai berikut:

f(x+h) = a0 + a1(x+h) + a2(x+h)2 +a3(x+h)3 +…+ an(x+h)n

Perolehan fungsi yang menyatakan kemiringan garis singgung kurva ini memberikan fakta bahwa derajatu fungsi polinomial akan tuurun satu tingkatan apabila diambil nilai dari

 . Kenyataan ini memberikan

definisi tuurunan fungsi sebagai kemiringan garis singgung pada kurva yang secara anlitik memberikan dampak terhadap penurunan derajatu fungsi tersebut 1 (satu) tingkat.

(5)

Numerik terhadap x

b. Defnisi Numerik

i

Teladan 3.1

Dapatkan turunan f’(3) dari f(x) = x3+3x+6 dengan

mengunakan cara analitik dan numerik.

Solusi:

a. Penyelesaian analitik

h

b. Penyelesaian numeric dengan beda maju

h=0.1 

(6)

Numerik

 

01 . 0

6 3 3 3 6 01 . 3 3 01 .

3 3    3  

 30.0901

Error relatif =  100%

30 30 0901 . 30

x 0.30033%

Pemeriksaan lebih lanjut menggunakan pemograman komputer sebagaimana di bawah untuk h lebih mendekati 0 (nol) menunjukkan nilai f’(3) = 30 untuk h=10-6. Nilai ini sesuai

dengan nilai eksak dari f’(3)=30 yang diperoleh dari penyelesaian anlitik sebelumnya.

f=inline('x^3+3*x+6'); x=3;

h=[0.1 0.01 0.001 0.0001 0.00001 0.000001 0.0000001]; for i=1:7

df(i)=(f(x+h(i))-f(x))/h(i); end

df =

30.9100 30.0901 30.0090 30.0009 30.0001 30.0000 30.0000

Teladan 3.2

Tentukan secara analitik dan numerik f’(x) pada domain

0.8≤x≤ 0.8000001 dari fungsi

x x

x x

xe x

e x

xe e

x x f

 

   

   

4 sin ln

) ln(

tan ) cos( 2 ) (

3 2 sin 2

sin 3

.

Solusi

Penyelesaian secara analitik memerlukan konsep turunan berantai yang cukup banyak sehingga akan menajdi proses yang cukup rumit. Hasil evaluasi turunan analitik mengunakan komputer dengan kode program

syms x

f1=2*x*cos(exp(3*x))-tan(log(x*exp(sqrt(sin(x))))); f2=(x^2)*exp(sin(2*x-3))+log(x)*sin(4*x*exp(-x)); f=f1/f2;

diff(f,x);

diperoleh hasil sebagai berikut:

f'(x) = ((tan(log(x*exp(sin(x)^(1/2)))) -

(7)

Numerik

cos((4*x)/exp(x))*log(x)*(4/exp(x) - (4*x)/exp(x)) + 2*x^2*exp(sin(2*x - 3))*cos(2*x -

3)))/(x^2*exp(sin(2*x - 3)) + sin((4*x)/exp(x))*log(x))^2 -

(6*x*exp(3*x)*sin(exp(3*x)) - 2*cos(exp(3*x)) + ((tan(log(x*exp(sin(x)^(1/2))))^2 +

1)*(exp(sin(x)^(1/2)) +

(x*exp(sin(x)^(1/2))*cos(x))/(2*sin(x)^(1/2))))/(x *exp(sin(x)^(1/2))))/(x^2*exp(sin(2*x - 3)) + sin((4*x)/exp(x))*log(x))

Turunan anlitik dari f(x) memiliki formula yang jauh lebih rumit dari fungsi f(x) sendiri. Kenyataan ini akan memberikan kesulitan dalam memeriksa atau mengunakan f’(x) tersebut dalam penyelesaian matematika. Penyelesaian secara numerik menjadi alternatif yang baik dengan mengambil nilai h sedekat mungkin dengan 0 (nol).

Misalkan dipilih h = 0.0001, maka perhitungan turunan pertama dari f(x) secara numerik sebagai berikut:

0.8000001

= 6875.231517

Perhitungan dengan kode komputer di bawah memberikan output komputasi sebagai:

i

xi fi+1 fi f'Numerik Analitik Error Relatif I = (fi+1

-26 6948.388423 6948.462441 0.001065238 %

1 0.8000001

-38.123656 6

-38.124351

42 6948.240407 6948.314419 0.001065181 %

2 0.8000002

-38.122961 79

-38.123656

6 6948.092393 6948.166402 0.001065161 %

(8)

Numerik

3 0.8000003 -38.122267

-38.122961

79 6947.944378 6948.018389 0.00106522 %

4 0.8000004

-38.121572

22 -38.122267 6947.796378 6947.870382 0.001065126 %

5 0.8000005

-38.120877 45

-38.121572

22 6947.648378 6947.722379 0.001065117 %

6 0.8000006

-38.120182 7

-38.120877

45 6947.500376 6947.574381 0.001065184 %

7 0.8000007

-38.119487 97

-38.120182

7 6947.35239 6947.426387 0.001065111 %

8 0.8000008

-38.118793 25

-38.119487

97 6947.204404 6947.278399 0.001065097 %

9 0.8000009

-38.118098 54

-38.118793

25 6947.056422 6947.130415 0.001065085 %

1

0 0.800001

-38.117403 85

-38.118098

54 6946.908445 6946.982436 0.001065077 %

Hasil komputasi sebagaimana pada tabel di atas, menunjukkan kesalahan relatif perhitungan f’(x) secara numerik berada pada toleransi kesalahan. Hal ini terlihat dari prosentase kesalahan relatif hingga ketelitian 0.001%.

syms x

f1=2*x*cos(exp(3*x))-tan(log(x*exp(sqrt(sin(x))))); f2=(x^2)*exp(sin(2*x-3))+log(x)*sin(4*x*exp(-x)); f=f1/f2;

h=0.0000001;

d=[0.8:h:0.800001]; n=length(d);

for i=1:n

fh(i)=subs(f,d(i)+h); fx(i)=subs(f,d(i)); df(i)=(fh(i)-fx(i))/h;

end

g=diff(f,x); dF=subs(g,d);

(9)

Numerik

xlswrite('Hasil',H) subplot(3,1,1) ezplot(f,[0.8 1.8]) subplot(3,1,2) plot(d,df,'-r') hold on

plot(d,dF) xlabel('x') ylabel('df(x)')

title('Grafik turunan numerik beda maju pada domain [0.8 0.800001]')

subplot(3,1,3) plot(d,error) xlabel('xi')

ylabel('error ke-i')

title('Error relatif pada domain [0.8 0.800001]')

0.8 0.9 1 1. 1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8

-12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6

x -(tan(log(x ex p(s in(x )1/2

))) - 2 x c os (ex p(3 x )))/(x2

ex p(s in(2 x - 3)) + s in((4 x )/ exp(x )) log(x))

(10)

Numerik

0.8 0.8 0.8 0. 8 0.8 0.8 0. 8

6946.8 6947 6947.2 6947.4 6947.6 6947.8 6948 6948.2 6948.4 6948.6 6948.8

x

d

f

(

x

)

Grafik turunan numerik beda maju pada domain [0. 8 0. 800001]

Numerik

A nalitik

0. 8 0.8 0.8 0. 8 0.8 0.8 0. 8

1. 0651 1. 0651 1. 0651 1. 0651 1. 0651 1. 0652 1. 0652 1. 0652 1. 0652 1. 0652 1. 0653

x 10

-3

x i

e

r

r

o

r

k

e

-i

Error relat if pada dom ain [ 0. 8 0.800001]

Gambar 3.4 Grafk fungsi f(x), turunan f(x) secara analitik dan numerik dengan beda maju dan error relative

3.2.1.2 Beda Mundur

(11)

Numerik

Gambar 3.5 Tafsiran geometris turunan fungsi dengan beda mundur

Pada gambar 3.5 di atas, kemiringan garis singing pada kurva diberikan oleh

)

memberikan defnisi turuna fungsi berdasarkan beda mundur.

Definisi 3.3 Turunan fungsi beda mundur

a. Defnisi Analitik

)

disebut sebagai turunan analitik beda mundur dari f(x) terhadap x

b. Defnisi Numerik

i

Disebut sebagai turunan numerik beda mundur dari fi

terhadap xi.

Teladan 3.3

Selesaikan teladan 3.1 di atas dengan mengunakan beda mundur!

Solusi

Diketahui fungsi analitik pada teladan 3.1 yaitu f(x) = x3+3x+6, maka dengan cara analitik mengunakan defnisi

beda mundur diperoleh

h

(12)

Numerik

Sehingga untuk x = 3 , maka (3) 3 3 2 3 30

  

f

Penyelesaian numerik dengan beda mundur diperoleh sebagai berikut:

Untuk h = 0.1, maka

1 . 0

) 1 . 0 3 ( ) 3 ( ) 3

(   

f f

f

 

1 . 0

6 9 . 2 3 9 . 2 6 3 3

33 3

 

  

 29.11

Error relatif =  100%

30 30 11 . 29

x 2.97%.

Untuk h = 0.01, maka

01 . 0

) 01 . 0 3 ( ) 3 ( ) 3

(   

f f

f

 

01 . 0

6 99 . 2 3 99 . 2 6 3 3

33    3  

29.9101

Error relatif =  100%

30 30 9101 . 29

x 0.2997%.

Untuk meperkecil kesalahan maka disimulasikan dengan mengambil nilai h lebih mendekati 0 (nol).

f=inline('x^3+3*x+6'); x=3;

h=[0.1 0.01 0.001 0.0001 0.00001 0.000001]; for i=1:6

df(i)=(f(x)-f(x-h(i)))/h(i); end

df =

29.1100 29.9101 29.9910 29.9991 29.9999 30.0000

Hasil komputasi di atas menunjukkan bahwa semakin dekat h dengan nol, nilai f’(3) semakin dekat denngan 30, dan untuk h = 10-6 diperoleh f’(3) = 30. Nilai turunan numerik ini sama

dengan nilai turunan analitik.

Teladan 3.4

Selesaikan teladan 3.2 di atas dengan mengunakan defnisi beda mundur!

(13)

Numerik

Diketahui fungsi analitik pada teladan 3.2 adalah

x

, maka penerapan beda

mundur untuk mendapatkan f’(x) pada domain [0.8 0.800001] dengan h=0.0000001 adalah

h

= 6948.536451

Pemeriksaan nilai f’(x) pada domain [0.8 0.8000001] lebih lanjut dilakukan dengan computer sebagaimana kode program di bawah. Hasil komputasi yang diperoleh disajikan dalam table berikut:

i

xi fi-1 fi

Numerik Analitik Error Relatif f'I = (fi - f

i-63 6948.536451 6948.462 0.0010651 %

1 0.8000001

-38.12504 6

-38.12435

14 6948.388423 6948.314 0.0010651 %

2 0.8000002

-38.12435 1

-38.12365

66 6948.240407 6948.166 0.0010651 %

3 0.8000003

-38.12365 7

-38.12296

18 6948.092393 6948.018 0.0010651 %

4 0.8000004

-38.12296 2

-38.12226

7 6947.944383 6947.87 0.0010651 %

5 0.8000005

-38.12226 7

-38.12157

22 6947.796378 6947.722 0.0010651 %

6 0.8000006 38.12157- 38.12087- 6947.648378 6947.574 0.0010651 %

(14)

Numerik

i

xi fi-1 fi

Numerik Analitik Error Relatif f'I = (fi - f

i-1)/h f'(xi) |f'I - f'(xi)|/|f'(xi)|

2 75

7 0.8000007

-38.12087 7

-38.12018

27 6947.500381 6947.426 0.0010651 %

8 0.8000008

-38.12018 3

-38.11948

8 6947.35239 6947.278 0.001065 %

9 0.8000009

-38.11948 8

-38.11879

32 6947.204404 6947.13 0.001065 %

1

0 0.800001

-38.11879 3

-38.11809

85 6947.056422 6946.982 0.001065 %

(15)

Numerik

0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 -10

-5 0 5

x

-(tan(log(x exp(sin(x)1/2))) - 2 x cos(exp(3 x)))/(x2 exp(sin(2 x - 3)) + sin((4 x)/exp(x)) log(x))

0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8

6946 6948 6950

x

d

f

(

x

)

Grafik turunan numerik beda mundur pada domain [0.8 0.800001]

0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8

1.065 1.0651 1.0652

x 10

-3

xi

e

r

r

o

r

k

e

-i

Error relatif pada domain [0.8 0.800001]

Gambar 3.5 Turunan f(x) dengan beda mundur dan error relatif syms x

f1=2*x*cos(exp(3*x))-tan(log(x*exp(sqrt(sin(x))))); f2=(x^2)*exp(sin(2*x-3))+log(x)*sin(4*x*exp(-x)); f=f1/f2;

h=0.0000001; d=[0.8:h:0.800001]; n=length(d);

for i=1:n

fh(i)=subs(f,d(i)-h); fx(i)=subs(f,d(i)); df(i)=(fx(i)-fh(i))/h;

end

g=diff(f,x);

(16)

Numerik

dF=subs(g,d);

error=(abs(dF-df)./dF)*100; H=[d;fh;fx;df;dF;error]'; xlswrite('Hasil',H) subplot(3,1,1) ezplot(f,[0.8 1.8]) subplot(3,1,2) plot(d,df,'-r') hold on

plot(d,dF) xlabel('x') ylabel('df(x)')

title('Grafk turunan numerik beda mundur pada domain [0.8

0.800001]')

subplot(3,1,3) plot(d,error) xlabel('xi')

ylabel('error ke-i')

title('Error relatif pada domain [0.8 0.800001]')

3.2.1.3 Beda Tengah

Pada uraian sebelumnya telah di bahas defnisi turunan fungsi berdasarkan beda maju dan mundur. Dengan mengambil nilai beda tengah yakni ∆x = (x+h) –(x-h) dan ∆f = f(x+h) – f(x-h). Untuk mendapatkan tafsiran geometris dari beda tengah, maka dari suatu fungsi f(x) dapat dikontruksi suatu kemiringan garis yang melalui titik ((x+h),f(x+h)) dan titik ((x-h),f(x-h)).

(17)

Numerik

Pada gambar 3.6 di atas, dari titik x, ditentukan titik ke kanan sejauh h yang disebut x+h dan kekiri sejauh h yang disebut x-h. Jika jika h tersebut dibuat sedekat mungkin dengan 0 (nol) , maka akan diperoleh titik x, x-h dan x+h akan berdempetan dan titik f(x), f(x-h) dan f(x+h) akan berdempetan. Kondisi ini akan menyebabkan garis yang melalui titik (x-h,f(x-h)) dan (x+h,f(x+h)) akan menjadi garis singgung pada kurva f(x) di titik (x,f(x)). Kemiringan garis singgung tersebut ditentukan dengan beda tengah/pusat.

Defnisi 3.4 Turunan fungsi beda tengah/pusat a. Defnisi Analitik

) terhadap x

b. Defnisi Numerik

i

Teladan 3.5

Selesaikan teladan 3.1 di atas dengan mengunakan defnisi turunan beda tengah!

Solusi

Fungsi yang didefnisikan pada teladan 3.1 di atas adalah f(x) = x3 + 3x + 6. Dengan konsep beda tengah, maka turunan

analitiknya adalah

(18)

Numerik

Sehingga untuk x = 3 diperoleh nilai (3) 3 3 2 3 30

  

f

Penyelesaian secara numerik diberikan sebagai berikut:

Untuk h = 0.1 

) 1 . 0 ( 2

) 1 . 0 3 ( ) 1 . 0 3 ( ) 3

(    

f f

f

) 1 . 0 ( 2

6 9 . 2 3 9 . 2 6 1 . 0 3 3 0.1)

(3 3     3  

= 30.01

Error relatif =  100%

30 30 01 . 30

x 0.033%. Untuk meperkecil

kesalahan maka disimulasikan dengan mengambil nilai h lebih mendekati 0 (nol).

h = 0.01 

) 01 . 0 ( 2

) 01 . 0 3 ( ) 01 . 0 3 ( ) 3

(    

f f

f

) 01 . 0 ( 2

6 99 . 2 3 99 . 2 6 01 . 0 3 3 0.01)

(3 3     3  

= 30.0001

Eror relative =  100%

30 30 0001 . 30

x 0.00033%

Pemeriksaan lebih lanjut dengan kode komputer untuk h lebih dekat dengan 0 (nol) sebagai berikut:

f=inline('x^3+3*x+6'); x=3;

h=[0.1 0.01 0.001 0.0001 0.00001 0.000001]; for i=1:6

df(i)=(f(x+h(i))-f(x-h(i)))/(2*h(i)); end

df =

30.0100 30.0001 30.0000 30.0000 30.0000 30.0000

Hasil komputasi di atas menunjukkan bahwa untuk h = 0.001, sudah dapat memberikan nilai f’(3) = 30 sesuai dengan nilai eksaknya.

Teladan 3.6

(19)

Numerik

Solusi:

Diketahui fungsi analitik dari pada teladan 3.2 di atas adalah

x dengan mengunakan beda tengah/pusat sebagai berikut:

x , sehingga

h

= 6948.462437

Pemeriksaan dengan komputer nilai eksak dari f’(0.8) = 6948.4624. Error relatif dari nilai numerik tersebut adalah er =

5.51 x 10-8 % = 0.00000005.51%. Nilai ini cukup kecil dan

berada pada toleransi kesalahan. Hasil komputasi numerik dengan kode program di bawah diperoleh sebagai berikut:

i

xi fi+1 fi-1

Numerik Analitik Error Relatif f'I = (fi+1 -

fi-41 6948.462437 6948.4624 5.51E-08 %

1 0.8000001

-38.1236 57

-38.1250

46 6948.314415 6948.3144 5.75E-08 %

2 0.8000002

-38.1229 62

-38.1243

51 6948.1664 6948.1664 2.48E-08 %

3 0.8000003

-38.1222 67

-38.1236

57 6948.018385 6948.0184 6.13E-08 %

4 0.8000004

-38.1215 72

-38.1229

62 6947.870381 6947.8704 1.78E-08 %

5 0.8000005

-38.1208 77

-38.1222

67 6947.722378 6947.7224 1.52E-08 %

6 0.80000 - - 6947.5743 6947.57 5.53E- %

(20)

Numerik

i xi fi+1 fi-1

Numerik Analitik Error Relatif f'I = (fi+1 -

fi-1)/2h f'(xi)

|f'I - f'(xi)|/| f'(xi)|

06 38.120183 38.121572 77 44 08

7 0.8000007

-38.1194 88

-38.1208

77 6947.426385 6947.4264 3.01E-08 %

8 0.8000008

-38.1187 93

-38.1201

83 6947.278397 6947.2784 3.21E-08 %

9 0.8000009

-38.1180 99

-38.1194

88 6947.130413 6947.1304 2.97E-08 %

1 0

0.80000 1

-38.1174 04

-38.1187

93 6946.982434 6946.9824 3.16E-08 %

0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 -10

-5 0 5

x

-(tan(log(x exp(sin(x)1/2))) - 2 x cos(exp(3 x)))/(x2 exp(sin(2 x - 3)) + sin((4 x)/exp(x)) log(x))

0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8

6946.5 6947 6947.5 6948 6948.5

x

d

f(

x

)

Grafik turunan numerik beda mundur pada domain [0.8 0.800001]

0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8

0 2 4 6 8

x 10-8

xi

e

rr

o

r

k

e

-i

(21)

Numerik

Gambar 3.6. Garif f(x) dan turunan dengan beda tengah/pusat

syms x

f1=2*x*cos(exp(3*x))-tan(log(x*exp(sqrt(sin(x))))); f2=(x^2)*exp(sin(2*x-3))+log(x)*sin(4*x*exp(-x)); f=f1/f2;

h=0.0000001;

d=[0.8:h:0.800001]; n=length(d);

for i=1:n

fh1(i)=subs(f,d(i)+h); fh2(i)=subs(f,d(i)-h);

df(i)=(fh1(i)-fh2(i))/(2*h);

end

g=diff(f,x); dF=subs(g,d);

error=(abs(dF-df)./dF)*100; H=[d;fh1;fh2;df;dF;error]'; xlswrite('Hasil',H)

subplot(3,1,1) ezplot(f,[0.8 1.8]) subplot(3,1,2) plot(d,df,'-r') hold on

plot(d,dF) xlabel('x') ylabel('df(x)')

title('Grafik turunan numerik beda mundur pada domain [0.8 0.800001]')

subplot(3,1,3) plot(d,error) xlabel('xi')

ylabel('error ke-i')

title('Error relatif pada domain [0.8 0.800001]')

3.2.2 Turunan Kedua

Pendefnisian turunan kedua secara numerik dihampiri dengan pendekatan aproksimasi deret taylor.

    

 

! 2

) ( ) ( ) ( )

( )

( 0 2 0

0 0 0

x f x x x f x x x f x f

Jika f(x) ≈ P2(x), maka f(x) =

( ) ( )2! ( )

)

( 0 2 0

0 0 0

x f x x x f x x x

f      

(22)

Numerik Dari (a) dan (b) diperoleh hasil jumlah sebagai berikut:

2

diperoleh rumusan turunan kedua adalah

2

Definisi 3.5 Turunan kedua

Jika f(x) fungsi kontinu, maka turunan kedua dari f(x) adalah a. Defnisi analitik

2

b. Defnisi Numerik

2

Teladan 3.7

(23)

Numerik

Sehingga diperoleh f’’(3) = 6(3) = 18.

Penyelesaian secara numerik Untuk h=0.1

2 1 1 2

h f f f

fi i  ii = ( ) 2 2( ) ( )

h

h x f x f h x

f    

1 . 0

) 1 . 0 3 ( ) 3 ( 2 ) 1 . 0 3 ( ) 3

(     

f f f

f

1 . 0

6 ) 9 . 2 ( 3 9 . 2 6 ) 3 ( 6 ) 3 ( 2 6 1 . 3 3 1 .

3 3    3    3  

 =

18

Jadi penyelesaian secara analitik dan numerik dengan h= 0.1 memberikan nilai f’’(3) =18.

Teladan 3.8

Dapatkan f’’(x) pada domain [0.8 0.800001] secara analitik dan numerik dari fungsi pada teladan 3.2, yakni

x x

x x

xe x

e x

xe e

x x f

 

   

   

4 sin ln

) ln(

tan ) cos( 2 ) (

3 2 sin 2

sin 3

.

Solusi:

Penentuan turunan kedua mengunakan cara analitik sangat tidak efesien. Hal ini disebabkan karena formula dari fungsi f(x) sangan kompleks. Pemeriksaan dengan mengunakan computer untuk turunan analitik kedua dari f(x) adalah

f'’(x) = (2*(6*x*exp(3*x)*sin(exp(3*x)) - 2*cos(exp(3*x)) + ((tan(log(x*exp(sin(x)^(1/2))))^2 + 1)*(exp(sin(x)^(1/2)) + (x*exp(sin(x)^(1/2))*cos(x))/(2*sin(x)^(1/2))))/(x*exp(sin(x)^(1 /2))))*(sin((4*x)/exp(x))/x + 2*x*exp(sin(2*x - 3)) +

cos((4*x)/exp(x))*log(x)*(4/exp(x) - (4*x)/exp(x)) +

2*x^2*exp(sin(2*x - 3))*cos(2*x - 3)))/(x^2*exp(sin(2*x - 3)) + sin((4*x)/exp(x))*log(x))^2 - (12*exp(3*x)*sin(exp(3*x)) + 18*x*exp(6*x)*cos(exp(3*x)) + 18*x*exp(3*x)*sin(exp(3*x)) - ((tan(log(x*exp(sin(x)^(1/2))))^2 + 1)*(exp(sin(x)^(1/2)) + (x*exp(sin(x)^(1/2))*cos(x))/(2*sin(x)^(1/2))))/(x^2*exp(sin(x) ^(1/2))) + ((tan(log(x*exp(sin(x)^(1/2))))^2 +

1)*((exp(sin(x)^(1/2))*cos(x))/sin(x)^(1/2) - (x*exp(sin(x)^(1/2))*sin(x)^(1/2))/2 + (x*exp(sin(x)^(1/2))*cos(x)^2)/(4*sin(x)) -

(x*exp(sin(x)^(1/2))*cos(x)^2)/(4*sin(x)^(3/2))))/(x*exp(sin(x) ^(1/2))) +

(2*tan(log(x*exp(sin(x)^(1/2))))*(tan(log(x*exp(sin(x)^(1/2))))

(24)

Numerik

^2 + 1)*(exp(sin(x)^(1/2)) +

(x*exp(sin(x)^(1/2))*cos(x))/(2*sin(x)^(1/2)))^2)/(x^2*exp(2*s in(x)^(1/2))) - (cos(x)*(tan(log(x*exp(sin(x)^(1/2))))^2 + 1)*(exp(sin(x)^(1/2)) +

(x*exp(sin(x)^(1/2))*cos(x))/(2*sin(x)^(1/2))))/(2*x*exp(sin(x)^ (1/2))*sin(x)^(1/2)))/(x^2*exp(sin(2*x - 3)) +

sin((4*x)/exp(x))*log(x)) + ((tan(log(x*exp(sin(x)^(1/2)))) - 2*x*cos(exp(3*x)))*(2*exp(sin(2*x 3)) sin((4*x)/exp(x))/x^2 -sin((4*x)/exp(x))*log(x)*(4/exp(x) - (4*x)/exp(x))^2 +

4*x^2*exp(sin(2*x - 3))*cos(2*x - 3)^2 + 8*x*exp(sin(2*x - 3))*cos(2*x - 3) + (2*cos((4*x)/exp(x))*(4/exp(x) -

(4*x)/exp(x)))/x - cos((4*x)/exp(x))*log(x)*(8/exp(x) - (4*x)/exp(x)) - 4*x^2*exp(sin(2*x - 3))*sin(2*x -

3)))/(x^2*exp(sin(2*x - 3)) + sin((4*x)/exp(x))*log(x))^2 - (2*(tan(log(x*exp(sin(x)^(1/2)))) -

2*x*cos(exp(3*x)))*(sin((4*x)/exp(x))/x + 2*x*exp(sin(2*x - 3)) + cos((4*x)/exp(x))*log(x)*(4/exp(x) - (4*x)/exp(x)) +

2*x^2*exp(sin(2*x - 3))*cos(2*x - 3))^2)/(x^2*exp(sin(2*x - 3)) + sin((4*x)/exp(x))*log(x))^3.

Penyelesaian secara numerik akan sangat memberikan efesiensi dalam perhitungan. Dengan mengambil h = 0.0000001 maka analisis numeris f’’(x) pada domain [0.8 0.800001] adalah

(25)

Numerik

Pemeriksaan lebih lanjut dengan pemograman komputer sebagaimana kode program dibawah diperoleh hasil turunan kedua dari f(x) secara analitik dan numerik adalah

(26)

Numerik

Pada table di atas diketahui bahwa beda hasil analitik dengan numerik memeiliki galat relatif hingga 0.0001%. Kesalahan ini masih berada pada tingkat toleransi kesalahan. Model grafs f(x) dan f’’(x) serta error relatif diberikan sebagai berikut:

0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8

-10 -5 0 5

x

-(tan(log(x exp(sin(x)1/2))) - 2 x cos(exp(3 x)))/(x2 exp(sin(2 x - 3)) + sin((4 x)/exp(x)) log(x))

0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8

-1.4805 -1.48 -1.4795

x 10

6

x

d

f

(

x

)

Grafik turunan numerik beda mundur pada domain [0.8 0.800001]

0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8

-4 -2 0

x 10

-3

xi

e

r

r

o

r

k

e

-i

Error relatif pada domain [0.8 0.800001]

Gambar 3.7 Grafk f(x) dan f’’(x) pada domain [0.8 0.00001]

syms x

f1=2*x*cos(exp(3*x))-tan(log(x*exp(sqrt(sin(x))))); f2=(x^2)*exp(sin(2*x-3))+log(x)*sin(4*x*exp(-x)); f=f1/f2;

h=0.0000001;

d=[0.8:h:0.800001]; n=length(d);

(27)

Numerik

fh1(i)=subs(f,d(i)+h); fh2(i)=subs(f,d(i)); fh3(i)=subs(f,d(i)-h);

df(i)=(fh1(i)-2*fh2(i)+fh3(i))/(h^2);

end

g=diff(f,x,2); dF=subs(g,d);

error=(abs(dF-df)./dF)*100; H=[d;fh1;fh2;fh3;df;dF;error]'; xlswrite('Hasil',H)

subplot(3,1,1) ezplot(f,[0.8 1.8]) subplot(3,1,2) plot(d,df,'-r') hold on

plot(d,dF) xlabel('x') ylabel('df(x)')

title('Grafik turunan numerik beda mundur pada domain [0.8 0.800001]')

subplot(3,1,3) plot(d,error) xlabel('xi')

ylabel('error ke-i')

title('Error relatif pada domain [0.8 0.800001]')

3.2.3 Turunan Polinomial Newtuon Gerigory

Turunan fungsi tingkat satu, dua hingga ke-n dapat ditentukan dengan mengunakan polynomial Newtuon Gregory.

3.2.3.1 Turunan Polinomial Newtuon Gregory Maju

Berdasarkan defnisi polynomial Newton Gregory Maju yang dapat digunakan untuk menghampiri fungsi f(x) yang secara matematis dirumuskan sebagai

                 

! 4

) 3 )( 2 )( 1 ( !

3 ) 2 )( 1 ( !

2 ) 1 ( ! 1 ! 0 ) ( )

(x P x f0 s f0 s s 2f0 s s s 3f0 s s s s 4f0

f n

dengan

h x x

s  0 , maka turunan pertama dari f(x) ditentukan

sebagai berikut:

h dx ds h

x x

s  0  1

s(s-1) = s2-s;

(28)

Numerik

3.2.2.2 Turunan Polinomial Newtuon Gregoriy Mundur

Berdasarkan defnisi polynomial Newton Gregory Mundur

mengan

h x x

s   0

maka analisis turunan pertama dari polynomial tersebut adalah

Untuk

Jadi fomula turunan pertama dengan mengunakan pendekatan polynomial Newton Gregori mundur adalah

(29)

Numerik

Dapatkan f’(3) dari f(x) = x3 pendekatan polynomial newton

gregori mundur dan evaluasi nilai sejatinya dengan cara analitik!

Solusi:

Tabel beda hingga dari f(x) diberikan sebagai berikut:

i xi fi ∆fi ∆2fi ∆3fi

-4 2.8 21.952 2.43

7

-3 2.9 24.389 0.174 2.61

1

0.00 6

-2 3 27 0.18

2.79

1 0.006

-1 3.1 29.791 0.186 2.97

7

0 3.2 32.768

Dengan memilih nilai awal x0 = 3.2, maka diperoleh solusi

numerik

s = (x-x0)/h = (3-3.2)/0.1 = -2

 

  

 

  

 

    

 

    

  

 

 0.006

6

2 ) 2 ( 6 ) 2 ( 3 186 . 0 2

1 2 2 977 . 2 1 . 0

1 ) (

2 x

f

2.977 0.279 0.002

27 1

. 0

1

 

 

Penyelesaian secara analitik diperoleh f’(x) = 3x2 = 3(32) = 27.

Teladan 3.10

Dapatkan kemiringan tiap titik pada model tebing yang di ilustrasikan pada teladan 2.10

Solusi:

Pada teladan tersebut diketahui

(30)

Numerik

Gambar 3.8 Model pelukir dan gritisasi sebuh tebing

i 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

x 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

f 0.

5 1.1 1.6 2.7 5.3 6.3 7.8 10 10.3 10.5 10.6 10.7

Tabel beda hingga dari data di atas adalah xi fi ∆fi ∆2fi ∆3fi ∆4fi

1 0.5 0.6 2 1.1

0.5

3 1.6 0.6

1.1 0.9

4 2.7 1.5 -4

2.6 -3.1

5 5.3 -1.6 5.2

1 2.1

6 6.3 0.5 -1.9

1.5 0.2

7 7.8 0.7 -2.8

2.2 -2.6

8 10 -1.9 4.4

0.3 1.8

(31)

Numerik sebagai berikut

Pada interval 1x2 f(x)1hf0 (karena modelnya cendrung linier)

0.6

0.6

cendrung linier)

0.5

0.5

karena modelnya cendrung terkontruksi daripolinomial berderajat 3 (tiga)

1

(32)

Numerik

Pada interval

merupakan polinomial berderajat 3 (tiga).

2

(karena model kurva cendrung kuadrat)

1

(karena model kurva cendrung kuadrat)

0

(33)

Numerik

   

    

 

 

  

  

  

 

 

 

 

12 10

1 . 0

10 8

15 . 1 1 . 0

8 5

8167 . 1 7 . 0 1 . 0

5 3

4333 . 28 9 . 13 5501

. 1

3 2

5 . 0

2 1

6 . 0

)

( 2

2

x x x

x x

x

x x

x

x x

x f

Hasil ini tidak berbeda signifkan dengan hasil dengan cara melakukan interpolasi untuk mendapatkan persamaanya kemudian dilakukan penentuan kemiringannya secara analitik. Jika dibandingkan dengan metode Newton Gregory, tentunya lebih mudah karena tidak dituntut unutk menyelesaikan system persamaan linier dari koefesien polinomila dalam upaya rekontruksi fungsi interpolasinya.

Teladan 3.11

Selesaikan permasalahan teladan dengan metode Newton Gregory Mundur

Solusi:

Penyelesaian secara numerik dengan metode Newton Gregori Mundur sebagai memiliki konsep yang sama.

Pada domain [1 2] dan [2 3] digunakan pendekatan derajat 1 (satu) dengan persamaan f(x)1hf1 .

Domain [1 2] ==> x0 = 2 ==> ∆f-1 = 0.6 ==> f’(x) = 0.6

………(a)

Domain [2 3] ==> x0 = 3 ==> ∆f-1 = 0.5 ==> f’(x) = 0.5

………(b)

(34)

Numerik

Pada domain

5 3x pola

grafk cendung

mengikuti pola polinomial derajat 3 (tiga) sehingga persamaan Newton Gregori Mundur yang digunakan adalah

    

 

     

  

6

2 6 3 2

1 2 1

)

( 3

3 2

2 2

1 s f s s f

f h x f

Agar mendapatkan nilai ∆3f

-3 yang terkontruksi dari batas-batas

interval 3x5, maka haruslah dipilih x0 = 6.

1 . 3 6

. 1 ;

1 ;

6

6 0 1 2 2 3 3

0     x f   f  danf  x

x s x

xi fi ∆fi ∆2fi ∆3fi ∆4fi

1 0.5 0.6 2 1.1

0.5

3 1.6 0.6

1.1 0.9

4 2.7 1.5 -4

2.6 -3.1

5 5.3 -1.6 5.2

1 2.1

6 6.3 0.5 -1.9

1.5 0.2

7 7.8 0.7 -2.8

2.2 -2.6

8 10 -1.9 4.4

0.3 1.8

9 10.3 -0.1 -1.8

0.2 0

1

0 10.5 -0.1 0.1

0.1 0.1

1

1 10.6 0

0.1 1

(35)

Numerik

Pada domain [8 10] dengan pendekatan polinomial derajat 2 (dua), maka persamaan yang digunakan

Pada domain [10 12] dengan pendekatan polinomial berderajat 2 (dua)

Dari (a), (b), (c), (d), (e) dan (f) diperoleh menurut polinomial Newton Gregory Mundur

(36)

Numerik

   

    

 

 

  

  

  

 

 

 

 

12 10

1 . 0

10 8

15 . 1 1 . 0

8 5

8167 . 1 7 . 0 1 . 0

5 3

4333 . 28 9 . 13 5501

. 1

3 2

5 . 0

2 1

6 . 0

)

( 2

2

x x x

x x

x

x x

x

x x

x f

Hasil yang diperoleh sama dengan cara-cara sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa sangat banyak alternatif yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai turunan dari suatu fungai yang terdefnisi tidak secara analitik, tetapi dalam sebuah kurva aatau data pemetaan.

3.3. Intuegral Numerik

Integral berasal dari kata integrasi yang berarti penyatuan. Integral disimbolkan dengn ∫ merupakan dibentuk dari hurup S awal huruf kata SUM yang berarti Jumlah. Dalam konsep matematika integral merupakan jumlah dari penyatuan pias-pias yang sangat kecil dari sutau kurva tertutup.

Gambar 3.9 Model integrasi suatu kurva f(x)

Pada gambar di atas, luas daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x), garis x = a, x = b dan y = 0 dapat dihitung dengan menyatukan luas daerah 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Kenyataan ini secara matematis disebut sebagai integrasi dari fungsi y = f(x) dengan batas bawah x= a dan batas atas x = b. Secara

matematis ditulis sebagai

6 5 3 2 1

, f(x)dx LD LD LD LD LD

LD

b

a b

a

     dengan LD =

Luas Daerah. Penyelesaian secara analitik ditentukan dengan

b

a

dx x

(37)

Numerik

f(x). Penyelesaian secara numrik integrasi tersebut dapat dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya metode Deret Reimant, Metode Tropezoidal Newton Cotes dan lainnya. Peruntukan metode ini dalam upaya memecahkan permasalahan integrasi dari formula fungsi yang sangat sulit untuk ditentukan anti turunannya atau fungsinya dinyatakan dalam data dimana fungsi analitiknya tidak diketahui.

3.3.1 Metuode Deretu Reimantu

Metode integrasi klasik yang dikembangan oleh Reimant yang selanjutnya disebut integral Reimant diberikan oleh formula

n

i i b

a

f h dx x f

0 )

( dengan h diambil sedekat mungkin dengan 0 (nol).

Gambar 3.10 Model integrasi dengan Metode Deret Reimant

Pada gambar di atas, luas daerah di bawah kurav y = f(x) dengan batas garis x = x0, x = xn dan y = 0 adalah jumlah dari

luas tiap pias pada kurva tersebut:

Luas = hf1 + hf2 + hf3 + … + hfn = h(f1 + f2 + f3 + … + fn) 

n

i i x

x

f h dx x f

n

1 0

) (

Teladan 3.12

Selesaikan

1

0

2 2 )

(x x dx dengan cara analitik dan numerik .

Solusi:

a. Cara analitik

33 . 1 3 4 1 3 1 3

1 )

2 (

1 0 2 3 1

0 2

       

     

 

 

x x dx x x

b. Cara Numerik

(38)

Numerik

xi

fi = xi2 +

2xi xi

fi = xi2 + 2xi xi

fi = xi2 + 2xi xi

fi = xi2 + 2xi

0 0 0.25 0.5625 0.5 1.25 0.75 2.0625

0.0

1 0.0201 0.26 0.5876 0.51 1.2801 0.76 2.0976 0.0

2 0.0404 0.27 0.6129 0.52 1.3104 0.77 2.1329 0.0

3 0.0609 0.28 0.6384 0.53 1.3409 0.78 2.1684 0.0

4 0.0816 0.29 0.6641 0.54 1.3716 0.79 2.2041 0.0

5 0.1025 0.3 0.69 0.55 1.4025 0.8 2.24

0.0

6 0.1236 0.31 0.7161 0.56 1.4336 0.81 2.2761 0.0

7 0.1449 0.32 0.7424 0.57 1.4649 0.82 2.3124 0.0

8 0.1664 0.33 0.7689 0.58 1.4964 0.83 2.3489 0.0

9 0.1881 0.34 0.7956 0.59 1.5281 0.84 2.3856

0.1 0.21 0.35 0.8225 0.6 1.56 0.85 2.4225 0.1

1 0.2321 0.36 0.8496 0.61 1.5921 0.86 2.4596 0.1

2 0.2544 0.37 0.8769 0.62 1.6244 0.87 2.4969 0.1

3 0.2769 0.38 0.9044 0.63 1.6569 0.88 2.5344 0.1

4 0.2996 0.39 0.9321 0.64 1.6896 0.89 2.5721 0.1

5 0.3225 0.4 0.96 0.65 1.7225 0.9 2.61

0.1

6 0.3456 0.41 0.9881 0.66 1.7556 0.91 2.6481 0.1

7 0.3689 0.42 1.0164 0.67 1.7889 0.92 2.6864 0.1

8 0.3924 0.43 1.0449 0.68 1.8224 0.93 2.7249 0.1

9 0.4161 0.44 1.0736 0.69 1.8561 0.94 2.7636

0.2 0.44 0.45 1.1025 0.7 1.89 0.95 2.8025 0.2

1 0.4641 0.46 1.1316 0.71 1.9241 0.96 2.8416 0.2

2 0.4884 0.47 1.1609 0.72 1.9584 0.97 2.8809 0.2

3 0.5129 0.48 1.1904 0.73 1.9929 0.98 2.9204 0.2

(39)

Numerik

xi

fi = xi2 +

2xi xi

fi = xi2 + 2xi xi

fi = xi2 + 2xi xi

fi = xi2 + 2xi

∑ = 6.49 ∑ = 22.0525 ∑ = 40.74 ∑ = 62.5525

Berdasarkan table di atas, maka diperoleh

6.49 22.0525 40.74 62.5525 1.31835 01

. 0 01

. 0 ) 2 (

100 1 1

0 2

 

 

 

x x dx i fi

Nilai ini memiliki error relatif =

1.12375% %

100 33333

. 1

33333 . 1 31835 . 1

 

Untuk memperkecil kesalahan, dapat dilakukan dengan mengambil nilai h diperoleh lebih dekat dengan 0 (nol). Komputer program yang dapat digunakan untuk mengevaluasi nilai untuk h = 0.000001 tersebut adalah

syms x f=x^2+2*x; h=0.000001; d=[0:h:1];

p=subs(f,d);format long Luas=h*sum(p)

Luas =

1.333334833333463

Hasil komputasi tersebut diperoleh

333463 3333334833

. 1 ) 2 ( 1

0 2

 

x x dx . Nilai tersebut sudah mendekati nilai sebenarnya 4/3.

Teladan 3.14

Gunakan integral Reimant unutk memeriksa apakah data berikut terdistribusi Normal dengan tingkat kesalahan maksimal 5%.

65 72 67 82 72 91 67 73 71 70 85 87 68 86 83 90 74 89 75 61 65 76 71 65 91 79 75 69 66 85 95 74 73 68 89 90 70 71 88 68

Solusi:

Suatu data disebut terdistribusi Normal apabila distribusi data

tersebut memenuhi fungsi peluang

2

2 1 2

2 1 )

( 

     

 



x

e x

f .

Berdasarkan data diperoleh parameter statistik  E

 

X =

76.33 dan  E

 

S  9.32 sehingga bentuk khusus fungsi

(40)

Numerik

normal dari data di atas adalah

 

2 32 . 9

33 . 76 2 1 2

32 . 9 2

1 )

( 

 

   

x

e x

f

 .

Dengan menerapkan aturan Struges dan Cumulatif Distribusi Funaction (CDF), serta penyelesainya secara numerik dengan kode program komputasi dibawah adalah sebagai berikut:

b b

b

a fo

5 . 0

5 . 0

) (

bb

bb

h n f x dx

f

h h o

f f f  2

6

1 - 65 4 3.12 0.25

6

6 - 70 9 5.73 1.87

7 1

-7 5

1 1

7.95 1.17

7

6 - 80 2 8.33 4.81

8

1 - 85 4 6.59 1.02

8

6 - 90 7 3.93 2.39

9

1 - 95 3 1.77 0.85

∑ 12.35

Kode komputasi numerik dengan deret Reimant untuk

menghitung nilai dari

5 . 0

5 . 0

) (

bb

bb

h n f x dx

f .

syms x

f1=exp(-0.5*(((x-76.33)/9.32)^2)); f2=1/sqrt(2*pi*(9.32)^2);

f=f1*f2; h=0.00001;

(41)

Numerik

bahwa probability Distribusi Function (PDF) chi kuadrat adalah

Sehingga fungsi peluang ditribusi chi kuadrat untuk data yang diketahui adalah

Andaikan data tersebut tidak terdistribusi normal, maka

haruslah

Kode program komputasi dengan metode deret Reimant yang digunakan untuk mengevaluasi integral tersebut adalah

syms x h=0.00001;

g=(1/16)*(x^2)*exp(-x/2); format long

alpa=1-h*sum(subs(g,[0:h:12.35])) alpa =

0.054600898347735

(42)

Numerik

Hasil yang diperoleh ini menunjukkan bahwa kesalahan menyatakan Data tersebut tidak normal adalah α = 0.054600898347735 > 0.05 = 5%.

Kesalahan ini tidak bisa diterima karena nilai errornya melebihi batas maksimum 5%. Jika kondisi Tidak Normal tidak diterima, maka seharusnya yang diterima adalah Data tersebut InsyaAllah berasal dari Distribusi Normal.

3.3.2 Metuode Tropezoidal

Tinjau kembali ilustrasi gambar integral di atas

Gambar 3.11 Model integrasi dengan metode Tropezoidal

Luas di bawah kurva y = f(x), di atas garis y=0, dibatas kiri x= x0 dan batas kanan x=xn dapat ditentukan dengan integrasi

dari luas tiap pias-pias. Luas tiap pias dapat ditentukan dengan luas trapezium sebagai berikut:

Luas =

f f

h

f f

h

f f

h

f fn

h

dx x

f n

x

x

n

 

     

 

( ) 2 0 1 2 1 2 2 2 3 2 1

0

f f f f f f f f f fn

h

n n

n   

      

2 0 1 1 2 2 3  2 1 1

f f f f f fn

h

n

    

2 0 2 1 2 3  1

Jadi berdasarkan rumus luas trapezium, diperoleh nilai dari

f f f f f fn

h

dx x

f n

x

x

n

     

 

0 2 1 2 3 1

2 ) ( 0

(43)

Numerik

Tentukan nilai dari

2

1 1 dx

x mengunakan metode TraTropeziodal dengan h=0.1 dan bandingkan akurasinya secara analitik.

Solusi:

Dengan mengambil nilai h = 0.1 maka diperoleh

Penyelesaian secara analitik

0559945

Error relatif = 0.090055829059348 %.

3.3.3 Newtuon Cotues

Inetgrasi dengan metode Newton Cotes didasari dari integrasi dapi polinomial Newton Gregory

3.3.3.1 Pendekatuan Polinomial Newtuon Gregory Maju

Tinjau kembali formula umum polinomial Newton Gregory Maju sebagai berikut:

 

 

   

 



 

(44)

Numerik

Teladan 3.16

Tentukan nilai dari

x

dx 2

. 0

0

2 2 dengan mengunakan cara analitik dan numerik

Solusi:

a. Cara Analitik

0.2

2(0.2) 0.4027

b. Cara Numerik

Ambil h = 0.1, maka diperoleh x0 = 0  f0 = 2 nilai h lebih dekat dengan 0 (nol). Misalkan unutk h = 0.01 maka diperoleh hasil integrasi sebagai berikut:

(45)

Numerik

x1 = 0.01  f1 = (0.01)2 + 2 = 2.0001 (0.01/2)( f1 + f2 ) =

0.0200025

x2 = 0.02  f2 = (0.02)2 + 2 = 2.0004  (0.01/2)(f2 + f3 ) =

0.0200065

x3 = 0.03  f3 = (0.03)2 + 2 = 2.0009  (0.01/2)(f3 + f4 ) =

0.0200125

x4 = 0.04  f4 = (0.04)2 + 2 = 2.0016  (0.01/2)(f4 + f5 ) =

0.0200205

x5 = 0.05  f5 = (0.05)2 + 2 = 2.0025  (0.01/2)(f5 + f6 ) =

0.0200305

x6 = 0.06  f6 = (0.06)2 + 2 = 2.0036  (0.01/2)(f6 + f7 ) =

0.0200425

x7 = 0.07  f7 = (0.07)2 + 2 = 2.0049  (0.01/2)(f7 + f8 ) =

0.0200565

x8 = 0.08  f8 = (0.08)2 + 2 = 2.0064 (0.01/2)( f8 + f9 ) =

0.0200725

x9 = 0.09  f9 = (0.09)2 + 2 = 2.0081 (0.01/2)( f9 + f10) =

0.0200905

x10 = 0.1  f10 = (0.10)2 + 2 = 2.0100  (0.01/2)(f10 + f11) =

0.0201105

x11 = 0.11  f11 = (0.11)2 + 2 = 2.0121  (0.01/2) (f11 + f12) =

0.0201325

x12 = 0.12  f12 = (0.12)2 + 2 = 2.0144  (0.01/2) (f12 + f13) =

0.0201565

x13 = 0.13  f13 = (0.13)2 + 2 = 2.0169  (0.01/2) (f13 + f14) =

0.0201825

x14 = 0.14  f14 = (0.14)2 + 2 = 2.0196  (0.01/2) (f14 + f15) =

0.0202105

x15 = 0.15  f15 = (0.15)2 + 2 = 2.0225  (0.01/2) (f15 + f16) =

0.0202405

x16 = 0.16  f16 = (0.16)2 + 2 = 2.0256  (0.01/2) (f16 + f17) =

0.0202725

x17 = 0.17  f17 = (0.17)2 + 2 = 2.0289  (0.01/2) (f17 + f18) =

0.0203065

x18 = 0.18  f18 = (0.18)2 + 2 = 2.0324  (0.01/2) (f18 + f19)=

0.0203425

x19 = 0.19  f19 = (0.19)2 + 2 = 2.0361  (0.01/2) (f19 + f20) =

0.0203805

x20 = 0.2  f20 = (0.20)2 + 2 = 2.0400

        

04 . 0

03 . 0

2 03

. 0

02 . 0

2 02

. 0

01 . 0

2 01

. 0

0 2 2

. 0

0

2 2dx x 2dx x 2dx x 2dx x 2dx

x

(46)

Numerik Error Relatif 

%

Komputer program yang dapat digunakan untuk mencari

nilai

x

dx

for i=1:length(d)-1

H(i+1)=(h/2)*(p(i)+p(i+1));

end

hasil = sum(H)

Teladan 3.17

Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh garis x = 0, x=1 dan

(47)

Numerik

Solusi

Dengan mengambil nilai h = 0.01

Luas daerah yang diminta dapat dinyatakan dengan

 

i i

x x

x x

f f f

f f f h dx xe x e

x

xe e

x

 

    

   

  

 

0 1 1 2 1

1

0 2 sin 2 3

sin 3

2 4

sin ln

) ln(

tan ) cos( 2

Evaluasi dengan mengunakan kode komputasi dibawah diperoleh hasil

i xi fi x0∫

x1 f(x) dx = (0.01/2)(f 0

+f1)

0 1 1.505048744 0.028356885

1 1.01 4.166328184 0.052032601

2 1.02 6.240191996 0.065771556

3 1.03 6.914119263 0.063990794

4 1.04 5.884039509 0.047181489

5 1.05 3.552258346 0.02246199

6 1.06 0.940139591 0.008306523

7 1.07 0.721165049 0.006577636

8 1.08 0.594362051 0.009234554

9 1.09 1.252548692 0.025058808

1

0 1.1 3.759212885 0.04571821

1

1 1.11 5.384429122 0.052125197

1

2 1.12 5.040610212 0.039734506

1

3 1.13 2.906290937 0.016898222

1

4 1.14 0.473353562 0.004469333

1

5 1.15 0.42051307 0.006883446

1 1.1 0.9561761 0.021997813

(48)

Numerik

i xi fi x0∫

x1 f(x) dx = (0.01/2)(f 0

+f1)

6 6 52

1

7 1.17 3.443386429 0.041147696

1

8 1.18 4.786152728 0.04221755

1

9 1.19 3.657357304 0.023960326

2

0 1.2 1.134707808 0.006335683

2

1 1.21 0.13242877 0.00708346

2

2 1.22 1.28426329 0.025042261

2

3 1.23 3.724188982 0.039260381

2

4 1.24 4.127887284 0.030225034

2

5 1.25 1.917119474 0.010155481

2

6 1.26 0.113976646 0.007281934

2

7 1.27 1.342410099 0.025339312

2

8 1.28 3.72545229 0.035655252

2

9 1.29 3.405598143 0.021513542

3

0 1.3 0.897110304 0.007726807

3

1 1.31 0.648251113 0.018815311

3

2 1.32 3.114811157 0.032854125

3

3 1.33 3.456013828 0.022154761

3

4 1.34 0.974938278 0.009885607

3

5 1.35 1.002183217 0.022240428

3

6 1.36 3.445902337 0.030050866

3

7 1.37 2.564270849 0.015663078

(49)

Numerik

i xi fi x0∫

x1 f(x) dx = (0.01/2)(f 0

+f1)

3

9 1.39 2.545179653 0.028665579

4

0 1.4 3.187936121 0.019944519

4

1 1.41 0.800967644 0.015404955

4

2 1.42 2.28002327 0.027092517

4

3 1.43 3.13848004 0.019937142

4

4 1.44 0.848948282 0.01809099

4

5 1.45 2.769249651 0.026332567

4

6 1.46 2.497263746 0.018309223

4

7 1.47 1.164580918 0.02276532

4

8 1.48 3.388483154 0.023287256

4

9 1.49 1.268967995 0.020217058

5

0 1.5 2.774443551 0

Jumlah 1.247023204

syms x

f1=2*x*cos(exp(3*x))-tan(log(x*exp(sqrt(sin(x))))); f2=(x^2)*exp(sin(2*x-3))+log(x)*sin(4*x*exp(-x)); f=f1/f2;

h=0.01; d=[1:h:1.5]; p=abs(subs(f,d));

for i=1:length(d)-1

H(i)=(h/2)*(p(i)+p(i+1));

end

H(end+1)=0; S=[d;p;H]'

xlswrite('Simpan',S)

disp(['Hasil = ',num2str(sum(H))]); area(d,subs(f,d))

text(1.3,-6,['Luas = ',num2str(sum(H))])

(50)

Numerik

Gambar 3.12 Luas daerah

Dar hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui luas daerah yang diarsir adalah

4

Teladan. 3.18

Buktikan bahwa untuk

 

2

 

0 4 1 2

Dengan pendekatan polynomial newton gergori maju hingga beda ke-2, maka diperoleh

(51)

Numerik

Teladan. 3.19

Dapatkan luas daerah di bawah ini

Gambar 3.13 Model sembarang suatu kurva tertutup

Solusi:

Gambar disamping dapat di pandang sebagai kurva yang dibatasi oleh dua buah fungsi f(x) dan g(x). f(x) adalah sisi kurva bagian bawah dan g(x) adalah kurva pada sisi bagian atas. Hasil Gridtisasi diperoleh sebagai berikut:

(52)

Numerik

Gambar 3.14 Model gritisasi suatu semabarang kurva tertutup

Berdasarkan gritisasi di atas, maka dapat ditentukan nilai i, xi,

fi dan gi sebagaimana pada tabel dibawah dan perhitungan

integrasinya berdasarkan formula Newton Cotes unutk n =1 dan n = 2. Hasil yang diperoleh luas daerah tersebut menurut n = 1 adalah 81.45 satuan luas dan untuk n = 2 adalah 81.78333333 satuan luas. Terdapat perbedaan sebesar 0.3333. Perbedaan ini disebabkan karena ukuran derajat yang digunakan, semakin tinggi derajat polynomial Newton Gregory yang dipakai, maka hasilnya juga lebih akurat. Pada contoh ini hasil sebesar 81.78333333 satuan luas unutk n= 2 lebih direkomendasikan. Akan tetapi jika ingin mengambil tengahnya, maka nilai luas pendekatan yang diperoleh adalah (81.78333333+81.45)/2 = 81.6167 satuan luas menjadi lebih bijaksana. Pehitungan detailnya sebagai berikut:

i xi fi gi hi

n = 1 n=2

hi + hi+1

(0.5/2)(hi + hi+1)

h0 + 4h1 + h2

(0.5/3)*(h0 + 4h1 + h2)

0 0 2 2 0 1.8 0.45

10.2 1.7

1 0.5 1.2 3 1.8 4.8 1.2

2 1 1 4 3 6.9 1.725

23.5 3.916666667

3 1.5 1 4.9 3.9 8.8 2.2

4 2 1.1 6 4.9 10.8 2.7

34.5 5.75

5 2.5 1.1 7 5.9 11.9 2.975

6 3 1.2 7.

(53)

Numerik

i xi fi gi hi

n = 1 n=2

hi + hi+1

(0.5/2)(hi + hi+1)

h0 + 4h1 + h2

(0.5/3)*(h0 + 4h1 + h2)

7 3.5 1.3 7.3 6 11.8 2.95

8 4 1.4 7.2 5.8 11.4 2.85

33.6 5.6

9 4.5 1.5 7.1 5.6 11 2.75

1

0 5 1.6 7 5.4 10.6 2.65

31.2 5.2

1

1 5.5 1.7 6.9 5.2 10.2 2.55 1

2 6 1.8 6.8 5 9.8 2.45

28.75 4.791666667 1

3 6.5 1.9 6.7 4.8 9.35 2.3375 1

4 7 1.95 6.5 4.55 9 2.25

27.05 4.508333333 1

5 7.5 1.95 6.4 4.45 9.15 2.2875 1

6 8 1.8 6.5 4.7 9.8 2.45

30.6 5.1

1

7 8.5 1.6 6.7 5.1 10.6 2.65 1

8 9 1.3 6.8 5.5 11.4 2.85

35.2 5.866666667 1

9 9.5 1 6.9 5.9 12 3

2

0 10 0.9 7 6.1 12.5 3.125

38.5 6.416666667 2

1 10.5 0.6 7 6.4 13.2 3.3

2

2 11 0.3 7.1 6.8 13.8 3.45

41.6 6.933333333 2

3 11.5 0.2 7.2 7 13.8 3.45 2

4 12 0.2 7 6.8 13.5 3.375

40.1 6.683333333 2

5 12.5 0.3 7 6.7 13.2 3.3

2

6 13 0.3 6.8 6.5 12.5 3.125

35.9 5.983333333 2

7 13.5 0.4 6.4 6 11.4 2.85 2

8 14 0.6 6 5.4 10.1 2.525

28.2 4.7

2

9 14.5 0.8 5.5 4.7 8.7 2.175 3

0 15 1 5 4 7 1.75

16 2.666666667

3 15. 1.1 4. 3 3 0.75

(54)

Numerik

Luas Daerah = Jumlah = 81.45 Luas Daerah 81.78333333

3.2.3.32 Pendekatuan Polinomial Newtuon Gregory Mundur

Tinjau kembali polinomial Newton Gregory Mundur

 

 

    

  



  

Teladan. 3.20

Terapkan formula integrasi dengan polinomial Newton Gregory

Mundur di atas untuk memeriksa nilai

005 . 1

(55)

Numerik

bandingkan hasilnya dengan cara analitik untuk melihat akurasinya serta tentukan error relatifnya.

Solusi:

Evaluasi nili f(x) pada interval [1 1.005] dengan h = 0.001 serta nilai integrasinya sebagai berikut:

xi fi 2fo-f-1

1.002 1.004004 1.008014 0.001008014

1.003 1.006009 1.010023 0.001010023

1.004

1.005 1.010025 ∑ 0.00504008

Formula integrasi numerik dengan metode Newton Gregori Mundur derajat 1 (satu) adalah

0.001012

= 0.00504

(56)

Numerik

Nilai error relatifnya adalah

%

berada di bawah 1% sehingga masih bias ditoleransi.

3.4 Rangkuman

1. Turunan merupakan ukuran yang menyatakan kemiringan garis singgung pada suatu kurva.

2. Defnisi turunan pertama menurut beda maju adalah

3. ( ) lim ( ) ( ) 1 , 0

4. Defnisi turunan pertama menurut beda mundur adalah 0

5. Defnisi turunan pertama menurut beda tengah

0

6. Defnisi turunan kedua menurut beda hingga

2

7. Defnisi turunan pertama menurut polinomial Newton Gregory Maju

 

8. Defnisi turunan pertama menurut Polinomial Newton Gregory Mundur

(57)

Numerik

11.Defnisi integral menurut metode Tropzoidal adalah

 

f f f f f fn

h dx x

f n

x

x

n

     

 

( ) 2 0 2 1 2 3 1

0

12.Defnisi integral menurut metode Newton Cotes yang dihampiri dari polinomial Newton Gregory Maju hingga

derajat n = 1 adalah

 

1

0 1

2 ) ( 1

0 1

0

f f h dx x P dx x f

x

x x

x

 

13.Defnisi integral menurut metode Newton Cotes yang dihampiri dari polinomial Newton Gregory Maju hingga

derajat n = 2 adalah

 

2

 

3

0 4 1 2

2

2

0

f f f h dx x P dx x f

x

x x

x o

  

.

14.Integral numerik dengan Metode Newton Cotes yang dihampiri dengan polinomial Newton Gregori Mundur

derajat n =1 adalah   2 0 1 1

0

 

f xdx h f f

x

x

dan untuk n =

2 adalah 3

19f0 20f17f2

h

.

3.5 Latuihan

Untuk menguji tingkat penguasaan metri integrasi dan diferensial numerik, kerjakan dengan benar dan baik soal-soal di bawah ini.

1. Dapatkan formula integrasi

 0 3 1 3 2 3

8 3 ) ( 3

0

f f f f h dx x f

x

x

   

dengan pendekatan

polinomial Newton Gregori Maju

2.

Apabila diberikan data sebagai berikut :

x Y

Ripai, S.Pd., M.Si

a. Hitung luas yang dibentuk oleh fungsi y(x) dengan garis-garis x = 0.2 dan x = 0.6

(58)

Numerik

0.2 1.221403

0.3 1.349859

0.4 1.491825

0.5 1.648721

0.6 1.822119

3. Tentukan nilai dari f’(x) dan f’’(x) pada domain [0 0.1]

dengan h = 0.001 dari

) 4

tan(

)) sin( 2 ln( 5 cos

2 )

( 5x

x

e x

x x e

x x f

  

.

4. Lakukan gritisasi dan hitung luas daerahPulau Moyo berdasarkan peta di bawah dengan metode yang sesuai.

(59)

Numerik

6. Diketahui data sebagaimana tabel beda hingga di bawah ini

x y ∆y ∆2y 3y 4y

1.3 3.669

0.813

1.5 4.482 0.179

0.992 0.041

1.7 5.474 0.22 0.007

1.212 0.048

1.9 6.686 0.268 0.012

1.480 0.060

2.1 8.166 0.328 0.012

1.808 0.072

2.3 9.974 0.4

2.208 2.5 12.182

Tentukan nilai f’(1.7) dengan pendekatan polinomial derajat I, II, III dan IV.

(60)

Gambar

Gambar 3.1 Peta wilayah kota Mataram NTB
Gambar 3.3 Tafsiran geometris turunan fungsi dengan beda
Grafik turunan numerik beda maju pada domain [0.8 0.800001]
Gambar 3.5 Tafsiran geometris turunan fungsi dengan bedamundurPada gambar 3.5 di atas, kemiringan garis singing pada kurva
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) yaitu perbandingan antara berat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan

Sama halnya dengan teori barat, peserta didik dalam pendidikan Islam adalah individu sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik, psikologis, sosial dan religious

Untuk mempermudah dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis mencoba membuat sistematika pembahasan yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya. Bab

Elemen pendukung yang biasanya merupakan vegetasi, seperti pepohonan, perdu dan rerumputan. Penggunaan tanaman sangat berperan terhadap hasil penataan suatu lansekap. Elemen

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya guru bimbingan konseling dalam mencegah kebiasaan menyontek di SMP Negeri 40 Pekanbaru sebagai berikut: (1) Guru bimbingan

Penelitian yang dilaksanakan pada bulan September – November tahun 2012 ini berlokasi di desa yang berada di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Halimun- Salak yaitu Desa

(2) Permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi atas SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, dan STPD sebagaimana

Kata-kata atau istilah Arab yang sudah menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam bahasa Indonesia, tidak ditulis