BAB
IV
ANALISIS
SOSIAL,
EKONOMI,
DAN
LINGKUNGAN
4.1
Analisis
Sosial
Bagian ini berisikan analisis sosial sebagai dampak pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, mulai pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan. Beberapa hal penting untuk dibahas, antara lain:
i. Pengarusutamaan Gender
Disadari bahwa isu gender merupakan isu baru bagi masyarakat, sehingga menimbulkan berbagi tafsiran dan respons yang tidak proposional tentang gender. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah bermacam‐macamnya tafsiran tentang pengertian gender.
Istilah gender menurut Oakley (1972) berarti perbedaan atau jenis kelamin yang bukan biologis dan bukan kodrat Tuhan. Sedangkan menurut Caplan (1987) menegaskan bahwa gender merupakan perbedaan perilaku antara laki‐laki dan perempuan selain dari struktur biologis, sebagian besar justru terbentuk melalui proses sosial dan kultural. Gender dalam ilmu sosial diartikan sebagai pola relasi lelaki dan perempuan yang didasarkan pada ciri sosial masing‐masing (Zainuddin, 2006: 1).
Pemerintah telah menetapkan beberapa kebijakan tentang pengarusutamaan gender (PUG) yang diturunkan sebagai berikut:
1) INPRES No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Pembangunan Nasional.
“Komponen kunci keberhasilan pengarusutamaan gender ditentukan oleh ada tidaknya komitmen politik dan kerangka kebijakan pemerintah dalam mendukung pembangunan berperspektif gender, sumber daya manusia yang memiliki gender analysis skill dan sumber dana yang memadai, data dan statistik gender, alat dan sistem monitoring dan evalusi, media KIE, serta peran serta masyarakat”
2) Permendagri No. 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan PUG dalam Pembangunan di Daerah.
“Dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat di
daerah, masih terdapat ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender, sehingga diperlukan
strategi pengintegrasian gender melalui perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,
(RPIJM)
KABUPATEN
‐ BIDANGCIPTA
SERAM
KARYABAGIAN
BARAT
2016
Adapun istilah‐istilah yang berkaitan dengan gender
1. Pengarusutamaan Gender
Pengarusutamaan gender adalah strategi yang digunakan untuk mengurangi
kesenjangan antara penduduk laki‐laki dan perempuan Indonesia dalam mengakses dan
mendapatkan manfaat pembangunan, serta meningkatkan partisipasi dan mengontrol
proses pembangunan.
2. Kesetaraan Gender
Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki‐laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak‐haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan pertahanan dan keamanan nasional (hankamnas) serta kesamaan dalam menikmati hasil
pembangunan. Terwujudnya kesetaraan gender ditandai dengan tidak adanya
diskriminasi antara perempuan dan laki‐laki, dan dengan demikian mereka memiliki akses, kesempatan berpartisipasi, kontrol atas pembangunan dan memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan.
Adapun indikator kesetaraan gender adalah sebagai berikut: a. Akses ,
Yang dimaksud dengan aspek akses adalah peluang atau kesempatan dalam
memperoleh atau menggunakan sumber daya tertentu. Mempertimbangkan
bagaimana memperoleh akses yang adil dan setara antara perempuan dan laki‐laki,
b. Partisipasi
Aspek partisipasi merupakan keikutsertaan atau partisipasi seseorang atau
kelompok dalam kegiatan dan atau dalam pengambilan keputusan.
c. Kontrol
Kontrol adalah penguasaan atau wewenang atau kekuatan untuk mengambil
keputusan.
d. Manfaat
Manfaat adalah kegunaan yang dapat dinikmati secara optimal. Keputusan yang diambil oleh dinas teknis dapat memberikan manfaat yang adil dan setara bagi perempuan dan laki‐laki atau tidak.
3. Keadilan Gender
Keadilan gender adalah suatu proses dan perlakuan adil terhadap perempuan dan laki‐ laki. Dengan keadilan gender berarti tidak ada pembakuan peran, beban ganda, subordinasi, marginalisasi dan kekerasan terhadap perempuan maupun laki‐laki.
4. Kesenjangan Gender
Dikatakan terjadi kesenjangan gender apabila salah satu jenis kelamin berada dalam keadaan tertinggal dibandingkan jenis kelamin lainnya (L>P atau L<P).
ii. dentifikasi kebutuhan penanganan sosial pasca pelaksanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.
No
JABATAN
Status
Gender
Ket.
(RPIJM)
KABUPATEN
‐ BIDANGCIPTA
SERAM
KARYABAGIAN
BARAT
2016
C Badan Lingkungan Hidup
1 Kepala
2 Sekretariat, terdiri dari :
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Perencanaan
Sub Bagian Keuangan
3 Bidang Penataan Lingkungan, membawahi :
Sub Bidang Instrumen Perencanaan Lingkungan
Sub Bidang Pengkajian Dampak Lingkungan
4 Bidang Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan terdiri dari :
Sub Bidang Pengendalian Pencemaran dan Pengelolaan
Persampahan
Sub Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan
5 Bidang Pemulihan Kerusakan Lingkungan dan Koservasi
Sumber Daya Alam terdiri dari :
Sub Bidang Rehabilitasi Lingkungan
Sub Bidang Konsevasi Sumber Daya Alam
6 Bidang Penataan Hukum Lingkungan dan Peningkatan
Kapasitas terdiri dari :
Sub Bidang Penataan Hukum Lingkungan
Sub Bidang Peningkatan Kapasitas
7 Kelompok Jabatan Fungsional;
8 UPTB.
(RPIJM) ‐ BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN
SERAM
BAGIAN
BARAT
4.2
Analisis
Ekonomi
Bagian ini berisikan analisis ekonomi sebagai dampak pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, mulai pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan. Beberapa hal penting untuk dibahas, antara lain:
i. Kemiskinan
Kemiskinan dan keterbelakangan merupakan fenomena sosial yang menjadi atribut negara‐ negara dunia ketiga. Fenomena ini juga merupakan kebalikan dari kondisi yang dialami oleh negara‐negara maju yang memiliki atribut sebagai “ model”. Untuk memahami definisi dan asal mula kemiskinan dan keterbelakangan, kita dapat melakukan kajian dengan cara :
1. Mengadakan telaah terhadap kemiskinan dan kosakata kemiskinan seperti yang
dilakukan oleh Friedmann (1992: 160) dan Korten (1985: 67);
2. Membandingkan dengan konsep‐konsep modernisasi sebagai kebalikan yang diametral dari kemiskinan dan keterbelakangan seperti yang dikemukakan oleh para pakar yang terkumpul dalam ontologi “Modernization : The Dinamics of Growth” (Myron Weiner, 1967).
Hampir di setiap negara, kemiskinan selalu terpusat di tempat‐tempat tertentu, yaitu biasanya di perdesaan atau di daerah‐daerah yang kekurangan sumber daya. Persoalan kemiskinan juga selalu berkaitan dengan masalahmasalah lain, misalnya lingkungan.
Beban kemiskinan paling besar terletak pada kelompok‐kelompok tertentu. Kaum wanita pada umumnya merupakan pihak yang dirugikan. Dalam rumah tangga miskin, mereka sering merupakan pihak yang menanggung beban kerja yang lebih berat dari pada kaum pria. Demikian pula dengan anak‐anak, mereka juga menderita akibat adanya ketidak merataan tersebut dan kualitas hidup masa depan mereka terancam oleh karena tidak tercukupinya gizi, pemerataan kesehatan, pendidikan, lingkungan dan infrastruktur.
Batas garis kemiskinan yang digunakan setiap negara ternyata berbedabeda. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan lokasi dan standar kebutuhan hidup. Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan batas miskin dari besarnya rupiah yang dibelanjakan per kapita sebulan untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan digunakan patokan 2.100 kalori per hari. Adapun pengeluaran kebutuhan minimum bukan makanan meliputi pengeluaran untuk perumahan, sandang, serta aneka barang dan jasa. Selama periode 1976 sampai 1993, telah terjadi peningkatan batas garis kemiskinan, yang disesuaikan dengan kenaikan harga barang‐ barang yang dikonsumsi oleh masyarakat. Batas garis kemiskinan ini dibedakan antara daerah perkotaan dan pedesaan.
ii. analisis dampak pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya terhadap ekonomi lokal
masyarakat
No Kegiatan Lokasi Atribut Dampak
Ekonomi A Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
1 Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Belakang Tansi
2 Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Waimeteng Pantai
(RPIJM)
KABUPATEN
‐ BIDANGCIPTA
SERAM
KARYABAGIAN
BARAT
2016
No Kegiatan Lokasi Atribut Dampak
Ekonomi
3 Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Salobar
4 Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Manipa
5 Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Mata
empat/Translog
6 Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Neniari
7 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Nelayan Teluk Piru
8 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Nelayan Huamual Belakang
9 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Nelayan Teluk Kotania
10 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Nelayan Selat Seram
11 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Nelayan Kep. Lucipara
12 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Nelayan Wael
13 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Nelayan Pelita Jaya
14 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Nelayan Kotania
15 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Nelayan Piru (Eti)
16 Pembangunan dan pengembangan Kawasan
Permukiman Desa Potensial Talaga Kaibobu
17 Pembangunan dan pengembangan Kawasan
Permukiman Desa Potensial Waisarissa
18
Pembangunan dan pengembangan Kawasan
Permukiman Desa Potensial Lasua – Masika Jaya
19
Pembangunan dan pengembangan Kawasan
Permukiman Desa Potensial Pohon Batu ‐ Tg. Tapi
20 Pembangunan dan pengembangan Kawasan
Permukiman Desa Potensial Buano
21
Pembangunan dan pengembangan Kawasan
Permukiman Desa Potensial Seriawang ‐ Tg.
Namatatuni
22
Pembangunan dan pengembangan Kawasan
Permukiman Desa Potensial Teluk Menari ‐
No Kegiatan Lokasi Atribut Dampak Ekonomi
23 Pembangunan dan pengembangan Kawasan
Permukiman Desa Potensial Teluk Lana
24 Pembangunan dan pengembangan Kawasan
Permukiman Desa Potensial Rumahkay
25 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Wisata Bahari Pantai Kairatu
26 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Wisata Bahari Pantai Waisarisa
27 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Wisata Bahari Pantai Waisamu
28 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Wisata Bahari Taman Laut Saaru Ouw
29 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Wisata Pantai dan Alam Hatuhuran
30
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Wisata Rumakay Pantai Ouw dan Alam Air Terjun Waihetu
31
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Hunitetu Wisata Waduk Waeruapa dan Sejarah
Pasanggrahan Hunitetu
32 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Kamarian Wisata Air Terjun Sohar
33 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Tihulale Wisata Alam Air Terjun Tene
34
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Samahuru/ Pohon Batu Wisata alam Air panas
Waikocua dan Wisata Agro Bekas Kampung
Pasir Putih
35 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Piru Wisata Alam Telaga Tenggelam
36 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan P.
Kasa Wisata Bahari Taman Laut
37 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan P.
Marsegu Wisata Bahari Teluk Kotania
38 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Kaibobu Wisata Bahari P. Babi
39 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Eti
Wisata Bahari P. Osi
40 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan P.
Buano Wisata Bahari P. Kasuari (Selat Valentine)
ManipaPembangunan Wisata dan Bahari Pengembangan P. Tubang Kawasan P.
(RPIJM)
KABUPATEN
‐ BIDANGCIPTA
SERAM
KARYABAGIAN
BARAT
2016
No Kegiatan Lokasi Atribut Dampak
Ekonomi
KulurPembangunan Wisata alam dan Air Pengembanganpanas Luhu Kawasan
MorekauPembangunan Wisata dan alam Pengembangan Air terjun dan Kawasan Arung
Jeram Waimosola
LumoliPembangunan Wisata alamdan Goa Pengembangan Lumoli Kawasan
TomalehuPembangunan Barat danWisata Pengembangan alam Goa Manipa Kawasan
MasikaPembangunan Jaya Wisata dan Pantai Pengembangan Masika Jaya Kawasan
SolePembangunan Wisata Pantai dan tanjung Pengembangan Sole Kawasan
DusunPembangunan Haya Wisata dan Pantai Pengembangan tanjung Haya Kawasan
SupePembangunan Wisata Alam dan Air Pengembanganterjun Supe Kawasan
TaniwelPembangunan Wisata dan Alam Pengembangan Air Terjun danKawasan Goa
Sapalewa
HatunuruPembangunan Wisata dan Alam Pengembangan Danau Tapala Kawasan
NunialiPembangunan Wisata Airdan terjun Pengembangan Tona Kawasan
B Pembinaan dan Pengembangan Penataan Bangunan
Penyusunan RTBL Kawasan Wisata Pantai
Penyusunan RTBL Kawasan Wisata Alam
Penyusunan RTBL Kawasan Wisata Sejarah
Penyusunan RTBL Kawasan Wisata Bahari
PenataanBersejarah PasanggrahanKawasan Revitalisasi Hunitetu Tradisional
WisataPenataan Bahari Kawasan Pantai KairatuPengembangan Destinasi
WisataPenataan Bahari Kawasan Pantai PengembanganWaisarisa Destinasi
WisataPenataan Bahari Kawasan Pantai PengembanganWaisamu Destinasi
WisataPenataan Bahari Kawasan Taman PengembanganLaut Saaru Ouw Destinasi
WisataPenataan Pantai Kawasan dan Alam Pengembangan Hatuhuran Destinasi
No Kegiatan Lokasi Atribut Dampak Ekonomi
Terjun Waihetu
KamarianPenataan WisataKawasan Air TerjunPengembangan Sohar Destinasi
TihulalePenataan Wisata Kawasan Alam AirPengembangan Terjun Tene Destinasi
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi
Samahuru/ Pohon Batu Wisata alam Air panas
Waikocua dan Wisata Agro Bekas Kampung
Pasir Putih
PiruPenataan Wisata Kawasan Alam Telaga Pengembangan Tenggelam Destinasi
KasaPenataan Wisata Kawasan Bahari TamanPengembangan Laut Destinasi P.
MarseguPenataan Wisata Kawasan Bahari Pengembangan Teluk Kotania Destinasi P.
KaibobuPenataan Wisata Kawasan Bahari Pengembangan P. Babi Destinasi
PenataanWisata Bahari Kawasan P. Osi Pengembangan Destinasi Eti
BuanoPenataan Wisata Kawasan Bahari Pengembangan P. Kasuari (Selat Destinasi Valentine) P.
ManipaPenataan Wisata Kawasan Bahari Pengembangan P. Tubang Destinasi P.
LuhuPenataan Wisata Kawasan alam Goa Pengembangan Luhu Destinasi
KulurPenataan Wisata Kawasan alam Air Pengembanganpanas Luhu Destinasi
MorekauPenataan WisataKawasan alam Pengembangan Air terjun dan Destinasi Arung
Jeram Waimosola
LumoliPenataan Wisata Kawasan alam GoaPengembangan Lumoli Destinasi
TomalehuPenataan BaratKawasan Wisata Pengembangan alam Goa Manipa Destinasi
MasikaPenataan Jaya Kawasan Wisata Pantai Pengembangan Masika Jaya Destinasi
SolePenataan Wisata Kawasan Pantai tanjung Pengembangan Sole Destinasi
DusunPenataan Haya Kawasan Wisata Pantai Pengembangan tanjung Haya Destinasi
SupePenataan Wisata Kawasan Alam Air Pengembanganterjun Supe Destinasi
(RPIJM)
KABUPATEN
‐ BIDANGCIPTA
SERAM
KARYABAGIAN
BARAT
2016
C Pembinaan dan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
1 Pembangunan Sistem Penanganan Pengolahan
Sampah Antara Kawasan Teluk Piru
2 Pembangunan Sistem Penanganan Pengolahan
Sampah Antara Kawasan Huamual Belakang
3 Pembangunan Sistem Penanganan Pengolahan
Sampah Antara Kawasan Teluk Kotania
4 Pembangunan Sistem Penanganan Pengolahan
Sampah Antara Kawasan Selat Seram
5 Pembangunan Sistem Penanganan Pengolahan
Sampah Antara Kawasan Kep. Lucipara
6 Pembangunan Sistem Penanganan Pengolahan
Sampah Antara Kawasan Wael
7 Pembangunan Sistem Penanganan Pengolahan
Sampah Antara Kawasan Pelita Jaya
8 Pembangunan Sistem Penanganan Pengolahan
Sampah Antara Kawasan Kotania
9 Pembangunan Sistem Penanganan Pengolahan
Sampah Antara Kawasan Piru (Eti)
10 Pembangunan SPAL Kawasan Kumuh Belakang
Tansi
Permukiman Desa Potensial Talaga Kaibobu
2 Pembangunan SPAL Perdesaan Kawasan
Permukiman Desa Potensial Waisarissa
3
Pembangunan SPAL Perdesaan Kawasan
Permukiman Desa Potensial Lasua – Masika Jaya
4
Pembangunan SPAL Perdesaan Kawasan
Permukiman Desa Potensial Pohon Batu ‐ Tg.
No Kegiatan Lokasi Atribut Dampak Ekonomi
5 Pembangunan SPAL Perdesaan Kawasan
Permukiman Desa Potensial Buano
6
Pembangunan SPAL Perdesaan Kawasan
Permukiman Desa Potensial Seriawang ‐ Tg.
Namatatuni
7
Pembangunan SPAL Perdesaan Kawasan
Permukiman Desa Potensial Teluk Menari ‐
Seriholo
8 Pembangunan SPAL Perdesaan Kawasan
Permukiman Desa Potensial Teluk Lana
9 Pembangunan SPAL Perdesaan Kawasan
Permukiman Desa Potensial Rumahkay
1 Pembangunan SPAL Inovasi Digister Kawasan
Wisata Bahari Pantai Kairatu
2 Pembangunan SPAL Inovasi Digister Kawasan
Wisata Bahari Pantai Waisarisa
3 Pembangunan SPAL Inovasi Digister Kawasan
Wisata Bahari Pantai Waisamu
Pembangunan SPAL Inovasi Digister Kawasan Wisata Rumakay Pantai Ouw dan Alam Air Terjun Waihetu
7
Pembangunan SPAL Inovasi Digister Kawasan Hunitetu Wisata Waduk Waeruapa dan Sejarah
Pasanggrahan Hunitetu
Pembangunan SPAL Inovasi Digister Kawasan Samahuru/ Pohon Batu Wisata alam Air panas
Marsegu Wisata Bahari Teluk Kotania
4 Pembangunan SPAL Inovasi Digister Kawasan
(RPIJM)
KABUPATEN
‐ BIDANGCIPTA
SERAM
KARYABAGIAN
BARAT
2016
Buano Wisata Bahari P. Kasuari (Selat Valentine)
Pembangunan SPAL Inovasi Digister Kawasan Morekau Wisata alam Air terjun dan Arung
Pembangunan SPAL Inovasi Digister Kawasan Taniwel Wisata Alam Air Terjun dan Goa
Pembangunan Sistem Pengurangan Sampah
Berbasis Masyarakat Kawasan Permukiman
Desa Potensial Talaga Kaibobu
2
Pembangunan Sistem Pengurangan Sampah
Berbasis Masyarakat Kawasan Permukiman
Desa Potensial Waisarissa
3
Pembangunan Sistem Pengurangan Sampah
Berbasis Masyarakat Kawasan Permukiman
Desa Potensial Lasua – Masika Jaya
4
Pembangunan Sistem Pengurangan Sampah
Berbasis Masyarakat Kawasan Permukiman
‐
No Kegiatan Lokasi Atribut Dampak Ekonomi
5
Pembangunan Sistem Pengurangan Sampah
Berbasis Masyarakat Kawasan Permukiman
Desa Potensial Buano
6
Pembangunan Sistem Pengurangan Sampah
Berbasis Masyarakat Kawasan Permukiman
Desa Potensial Seriawang ‐ Tg. Namatatuni
7
Pembangunan Sistem Pengurangan Sampah
Berbasis Masyarakat Kawasan Permukiman
Desa Potensial Teluk Menari ‐ Seriholo
8
Pembangunan Sistem Pengurangan Sampah
Berbasis Masyarakat Kawasan Permukiman
Desa Potensial Teluk Lana
9
Pembangunan Sistem Pengurangan Sampah
Berbasis Masyarakat Kawasan Permukiman
Desa Potensial Rumahkay
1 Pembangunan Sistem Persampahan Kawasan
Kumuh Belakang Tansi
2 Pembangunan Sistem Persampahan Kawasan
Kumuh Waimeteng Pantai
3 Pembangunan Sistem Persampahan Kawasan
Kumuh Salobar
4 Pembangunan Sistem Persampahan Kawasan
Kumuh Manipa
5 Pembangunan Sistem Persampahan Kawasan
Kumuh Mata empat/Translog
6 Pembangunan Sistem Persampahan Kawasan
Kumuh Neniari
1
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Wisata
Bahari Pantai Kairatu
2
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Wisata
Bahari Pantai Waisarisa
3
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Wisata
Bahari Pantai Waisamu
4
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Wisata
Bahari Taman Laut Saaru Ouw
5
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Wisata
Pantai dan Alam Hatuhuran
6 Pembangunan Sistem Penanganan
(RPIJM)
KABUPATEN
‐ BIDANGCIPTA
SERAM
KARYABAGIAN
BARAT
2016
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Hunitetu
Wisata Waduk Waeruapa dan Sejarah
Pasanggrahan Hunitetu
8
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Kamarian
Wisata Air Terjun Sohar
9
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Tihulale
Wisata Alam Air Terjun Tene
10
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Samahuru/
Pohon Batu Wisata alam Air panas Waikocua dan Wisata Agro Bekas Kampung Pasir Putih
1
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Piru Wisata Alam Telaga Tenggelam
2
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan P. Kasa
Wisata Bahari Taman Laut
3
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan P. Marsegu Wisata Bahari Teluk Kotania
4
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Kaibobu
Wisata Bahari P. Babi
5
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Eti Wisata Bahari P. Osi
6
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan P. Buano
Wisata Bahari P. Kasuari (Selat Valentine)
7
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan P. Manipa Wisata Bahari P. Tubang
8
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Luhu Wisata alam Goa Luhu
9
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Kulur Wisata alam Air panas Luhu
No Kegiatan Lokasi Atribut Dampak Ekonomi
Persampahan Perdesaan Kawasan Morekau
Wisata alam Air terjun dan Arung Jeram
Waimosola
1
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Lumoli
Wisata alam Goa Lumoli
2
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Tomalehu
Barat Wisata alam Goa Manipa
3
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Masika Jaya Wisata Pantai Masika Jaya
4
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Sole Wisata Pantai tanjung Sole
5
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Dusun Haya
Wisata Pantai tanjung Haya
6
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Supe Wisata Alam Air terjun Supe
7
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Taniwel
Wisata Alam Air Terjun dan Goa Sapalewa
8
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Hatunuru
Wisata Alam Danau Tapala
9
Pembangunan Sistem Penanganan
Persampahan Perdesaan Kawasan Nuniali
Wisata Air terjun Tona
Bagian ini berisikan analisis lingkungan melalui Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sesuai
dengan amanat Undang‐Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
(RPIJM)
KABUPATEN
‐ BIDANGCIPTA
SERAM
KARYABAGIAN
BARAT
2016
Menurut UU No. 32 Tahun 2009 bahwa yang dimaksud Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Sedangkan pembangunan berkelanjutan merupakan upaya sadar dan terencana yang aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan, melalui perencanaan tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu yang disebut sebagai Rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (RPPLH). Analisis Kajian lingkungan hidup strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. Melalui kajian mengenai dampak penting suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan yang biasa disebut sebagai AMDAL.
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup lain yang disebut sebagai UKL‐UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Dalam Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
Artinya dalam setiap pembangunan infrastruktur yang mempunyai pengaruh akan lingkungan
diharapkan adanya kajian UKL/UPL atau AMDAL.