• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Sistem dan Model Perilaku Organisa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Sistem dan Model Perilaku Organisa"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Sistem dan Model Perilaku Organisasi

Sistem Perilaku Organisasi

Setiap organisasi mencapai tujuan dengan menciptakan, mengkomunikasikan, dan mengoperasikan berbagai sistem. Beberapa sistem diciptakan secara sadar dan teratur dilihat serta diperbaharui. Fungsi dari sistem-sistem tersebut adalah untuk membantu para manajer mengendalikan segala sesuatu dalam organisasi, baik itu manusia, teknologi, struktur, dan lingkungan, untuk memperoleh hasil atau capaian dari organisasi.

Tiga macam kriteria:

Organisasi yang maju mengukur hasil atau capaian organisasi dengan tiga kriteria yaitu: 1. Kinerja

Kualitas dan kuantitas pruduk dan layanan, tingkatan layanan pelanggan 2. Kepuasan karyawan

Dapat diukur dari rendahnya absensi, keterlambatan atau pergantian 3. Perkembangan dan pertumbuhan personal

Karyawan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang berkelanjutan untuk terus bekerja dan meningkatkan karir

Sebuah sistem berasal dari keyakinan dan maksud dari mereka yang menciptakannya, yaitu pemilik, dan dari manajer yang menjalankannya. Model yang digunakan sebuah organisasi berasal dari asumsi-asumsi dan keyakinan tentang cara organisasi, tujuan dari kegiatan-kegiatan, dan hal-hal yang seharusnya.

Pemikiran-pemikiran para pemilik dan manajer berasal dari premis-premis faktual dan premis-premis nilai.

Premis Fakta

(3)

seseorang pelajari. Premis-premis faktual muncul dari pembelajaran sehari-hari dan pengalaman secara langsung atau tidak langsung dan membantu membimbing perilaku kita.

Premis nilai

Premis-premis nilai itu berbeda. Nilai premis adalah bagaimana sesuatu itu diinginkan. Premis nilai merupakan kepercayaan yang kita anut. Kita dapat mengontrolnya. Kita dapat memilih, mengubah, atau mengganti premis-premis nilai kita, tetapi hal itu tidak selalu mudah karena kita berpegang teguh pada nilai-nilai tersebut.

Para pemilik dan manajer mendirikan organisasi berdasarkan pemikiran berikut:

Visi, merupakan apa yang didapat dari organisasi, yang diinginkan pada masa depan.

Misi, mengidentifikasi usaha-usaha dalam organisasi, pangsa pasar, tipe-tipe pelanggan dan alasannya demi keberlangsungan organisasi.

Tujuan, pencapaian organisasi akan hasil yang dituju sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Agar sebuah organisasi sukses, tujuan manajemen dan pegawai harus sejalan.

Budaya organisasi ini adalah suatu cerminan dari organisasi formal dengan berbagai kebijakan, struktur, dan prosedur. Para manajer menggunakan suatu gaya kepemimpinan, keterampilan komunikasi, dan pengetahuan antarpersonal dan interaksi kelompok untuk menciptakan sebuah kualitas hidup para pegawai. Apabila hal tersebut dilakukan dengan tepat, para pegawai akan termotivasi untuk meraih tujuan-tujuan organisasi. Dengan demikian, sebuah sistem yang baik menghasilkan motivasi. Motivasi, ditambah kemampuan dan keterampilan para pegawai, akan menuju tercapainya tujuan dan kepuasan semua orang.

Perilaku organisasi yang baik membangun saling dukungan antara manajer dan pegawai saling mempengaruhi satu sama lain dan keuntungan bersama. Kekuatan bersama manusia, bukan kekuatan di atas manusia. Perilaku organisasi yang modern berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan dalam memperlakukan manusia dengan bermartabat.

(4)

Teori X dan Teori Y McGregor

Teori X mengatakan bahwa kebanyakan manusia tidak senang bekerja dan akan menghindar melakukan pekerjaan jika mereka mampu. Dalam teori X manajer yakin bahwa mereka butuh memaksa dan mengancam orang untuk bekerja.

Teori Y mengatakan bahwa setiap orang dapat mengarahkan dan mengontrol diri sendiri, bekerja menuju tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.

Model organisasi memberi masukan terhadap premis nilai, yang membantu membentuk visi. Visi merupakan suatu pengetatan dari misi-misi dan tujuan-tujuan target dengan tepat dalam mencapai misi-misi tersebut. Secara bersama-sama, keberadaan model, nilai, visi, misi, dan tujuan menghasilkan budaya organisasi (Newstrom 30).

Teori Z Ouchi mengatakan bahwa pekerja dan manajer dapat saling berbagi kontrol, bekerja secara tim untuk menyelesaikan tujuan perusahaan.

Teori X:

 Pegawai tidak suka bekerja dan akan mencoba menghindar dari pekerjaan

 Pegawai lebih senang dikontrol dan diarahkan

 Pegawai mencari aman, bukan tanggung jawab

 Pegawai harus diintimidasi oleh manajer untuk bertindak

 Pegawai termotivasi oleh imbalan uang

Teori Y:

 Pegawai memandang pekerjaan sebagai bagian dari hidup

 Pegawai pegawai lebih senang dikontrol dan arahan yang terbatas

 Pegawai mencari tanggung jawab dalam kondisi kerja yang tepat

 Pegawai lebih baik bekerja dalam lingkungan yang tidak terintimidasi

(5)

Teori Z:

 Pegawai menyukai pekerjaan

 Pegawai membantu membuat keputusan

 Pegawai membawa tanggung jawab individunya masing-masing

 Pegawai dan manajer saling berbagi kontrol

 Pegawai berharap kerja jangka panjang, kenaikan promosi jabatan

Lima Model Perilaku Organisasi

Model-model di bawah merupakan yang paling umum digunakan dalam 100 tahun terakhir. Model-model ini digunakan sebagai panduan dalam memahami perilaku pemilik dan manajemen, manajer dalam tingkat teratas dapat mempengaruhi keseluruhan organisasi. Model-model ini dapat dipakai di seluruh bagian atau bidang dalam organisasi. Para manajer memilih model perilaku organisasi berdasarkan sumber daya manusia, teknologi, keadaan lingkungan, dan struktur. Model ini dapat berubah setiap waktu tergantung situasi dan kondisi.

1. Model Autokratik

Model ini muncul selama revolusi industri antara tahun 1800-an sampai 1900-an. Model ini tergantung pada kekuatan. Manajer memiliki kekuatan untuk menentukan pekerjaan pegawai, bila pegawai tidak menuruti perintah akan dikenakan sanksi.

Manajer mempunyai kekuasaan yang formal di atas para pekerja

Model ini pegawai harus diarahkan dan didorong untuk bekerja. Manajemen mempunyai pemikiran, pegawai harus mematuhi aturan dan tergantung manajer. Para pegawai dikontrol dengan ketat. Manajer dapat memanggil, memecat, atau memaksa para pegawainya.

(6)

Pada dasarnya, karyawan memperoleh upah minimum untuk pekerjaan yang minimal. Karyawan memiliki keterampilan yang rendah. Seringkali karyawan bekerja dalam model ini karena kebutuhan nafkah sendiri dan keluarganya.

Kelemahan model ini adalah adanya mikro manajemen, di mana manajer mengontrol semual hal detil dalam operasional perusahaan sehari-hari. Manajer mengontrol waktu dan proses, bahkan sampai hal-hal kecil dan memonitor semua hasilnya.

Permasalahan dalam model ini dan mikro manajemen adalah mengakibatkan rendahnya moral karyawan, pengambilan keputusan yang buruk (tidak ada yang berani karena takut terhadap atasan), dan pergantian pegawai yang tinggi. Sehingga, pegawai menyimpan kekesalan terhadap perusahaan dan biasanya dilampiaskan di rumah dan lingkungan sosialnya.

Dalam model ini suatu tujuan bisa saja tercapai tetapi memiliki biaya sumber daya manusia yang tinggi. Model ini dapat berguna dalam situasi krisis, atau pekerja jangka pendek (Newstorm 34).

Model autokratik dipakai sejak seratus tahun yang lalu, namun saat ini pengertian akan kebutuhan seseorang berubah seiring perubahan nilai-nilai sosial ditunjukkan dalam langkah yang baik dalam perilaku organisasi.

2. Model Kustodial

Pada akhir tahun 1800-an, para pekerja menyadari bahwa mereka akan dapat lebih baik bekerja jika kebutuhan dasar mereka tercukupi, lebih aman, memiliki kualitas pekerjaan yang lebih baik, hal ini disebut paternalisme, memperlakukan karyawan dengan menyediakan keuntungan dan kebutuhan dasarnya.

(7)

Permasalahan dari model kustodian adalah adanya ketergantungan perusahaan terhadap karyawan karena keamanannya. Para pegawai tidak ingin meninggalkan perusahaan bukan karena menyukai pekerjaannya tetapi karena mereka puas atau sangat ketergantungan dari keuntungan yang didapat dari perusahaan. Mereka merasa enggan untuk keluar.

Dalam model ini para karyawan fokus akan imbalan ekonomis, mereka cukup berperan, tetapi kurang termotivasi dalam pekerjaan, hanya pasif.

Perusahaan dengan pendekatan kustodial biasanya memiliki rendahnya pergantian/keluar masuk pegawai yang rendah. Akan tetapi, para karyawan tidak mengeluarkan kemampuan terbaiknya atau tidak termotivasi untuk mengembangkan kemampuan potensial mereka. Model kustodian merupakan pondasi yang baik bagi organisasi untuk lebih meningkat kepada pendekatan yang selanjutnya (Newstorm 35).

3. Model Suportif

Model suportif ini berawal dari penelitian yang dilakukan pada tahun 1920 sampai 1930-an. Model ini tergantung kepada kepemimpinan, bukan kekuasaan atau uang. Melalui kepemimpinan, para manajer menyediakan situasi kerja di mana para karyawan dapat berkembang.

Dalam model ini dianggap bahwa para pegawai ingin berkerja dan akan bertanggung jawab, para karyawan didorong untuk dilibatkan dalam organisasi.

Para pegawai lebih kuat motivasinya karena status dan pengakuan/penghargaan yang lebih baik dari dua model sebelumnya.

Pendekatan model ini bukan uang, tapi tentang cara memperlakukan karyawan dalam pekerjaan. Manajer yang suportif membantu karyawan menyelesaikan masalah dan mengerjakan pekerjaannya. Meski demikian, beberapa manajer ada yang setuju tetapi tidak selalu diterapkan dalam kenyataannya.

(8)

produksi. Para karyawan di negara-negara berkembang menyadari hal ini dan menginginkan pendekatan yang lebih modern.

4. Model Kolegial

Model ini dimulai sejak kira-kira lima puluh tahun yang lalu. Kolegial berarti semua sumber daya manusia bekerja bersama-sama secara kooperatif. Dalam model ini, manajemen membangun rasa persahabatan dengan para karyawan. Adanya suasana lingkungan yang memiliki keterbukaan dan partisipasi berbagai sumber daya manusia.

Model kolegial ini adalah tentang kerjasama. Manajer sebagai pelatih untuk membantu membangun tim yang lebih baik. Para pegawai merasa tanggung jawab satu sama lain agar menghasilkan kualitas kerja yang baik. Para pegawai memiliki rasa disiplin terhadap diri sendiri. Sebagian besar pegawai merasa puas bahwa mereka telah berkontribusi yang bermanfaat bagi perusahaan. Hal ini membawa aktualisasi diri dan antusiasme yang lebih dalam cara mereka bekerja.

Model ini biasanya dipakai dalam pekerjaan yang membutuhkan kreativitas atau industri kreatif, misalnya pemasaran, komunikasi, atau dalam lingkungan yang membutuhkan pemikiran, seperti pendidikan atau perencanaan (Newstorm 38).

5. Model Sistem

Model ini merupakan model terkini. Dalam model ini seseorang menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar uang, keamanan pekerjaan, dan tim kerja. Dewasa ini, para karyawan menginginkan kepercayaan, tempat kerja yang etis, manajer yang perhatian dan murah hati, dan lingkungan kerja yang memiliki rasa persaudaraan.

(9)

Dalam model sistem ini manajer melindungi dan mendidik para karyawan untuk mengembangkan budaya lingkungan kerja yang positif demi tercapainya kesuksesan organisasi dan komitmen dari para karyawan.

Baik manajer maupun karyawan harus memiliki kecerdasan sosial, di mana manajer sebagai fasilitatornya (Newstors 39).

Di dalam model sistem, manajer dan karyawan memandang adanya keuntungan dan kewajiban bersama yang mereka saling berbagi dalam organisasi. Setiap orang dalam organisasi mempunyai rasa memiliki secara psikologis terhadap organisasi, produk-produk, dan layanannya. Setiap orang merasa posesif, bertanggung jawab, dan berasa di rumah sendiri terhadap perusahaan/organisasi.

Para pegawai memiliki motivasi diri sendiri, segala keinginan terpenuhi oleh perusahaan, para pegawai mempunyai rasa gairah dan komitmen terhadap tujuan perusahaan, tidak hanya terhadap keinginan dan kebutuhan diri sendiri.

Kesimpulan

Model-model perilaku organisasi berubah setiap waktu. Pilihan dari model tersebut tergantung dari kebutuhan para pegawai dan situasi kondisi. Beberapa model digunakan dalam situasi yang sama, dan ada kecenderungan muncul model-model yang lebih baru.

Model-model ini digunakan tergantung pada pengetahuan dan keterampilan dari manajer, harapan-harapan dari karyawan, berbagai kebijakan dan aturan cara pandang organisasi, dan kondisi pekerjaan seperti rendahnya keterampilan, tingginya program pekerjaan, pekerjaan sewaktu-waktu, atau pekerjaan intelektualitas.

Perkembangan Penggunaan dan Kemungkinan

(10)

Manajer juga harus fleksibel. Setiap organisasi terdapat perubahan lingkungan dan kondisi. Seorang manajer yang baik mampu merespon, bila diperlukan dapat mengubah model yang digunakan.

Hubungan dengan Kebutuhan Manusia

Semua model-model perilaku organisasi berkaitan dengan kebutuhan manusianya. Setiap model dibangun secara progresif karena perkembangan situasi organisasi dan karyawan yang berubah dan kebutuhan semakin meningkat.

Peningkatan Penggunaan Beberapa Model

Saat ini banyak digunakan model perilaku organisasi yaitu model suportif, kolegial, dan model sistem. Para pemimpin perusahaan multinasional tidak bisa menjadi otoriter dan masih efektif sampai sekarang. Berbagai keputusan dibuat lebih dekat ke arah operasional. Di daerah Timur tengah, beberapa organisasi yang menggunakan model autokratik dan kustodial mulai beralih ke model yang lebih partisipatif.

Sebagai contoh, pada bulan Januari 2011, banyak orang arab berdemonstrasi di jalanan-jalanan Negara Tunisia, Mesir, Lebanon, Yordania, dan Yaman. Mereka menginginkan penghapusan model autokratik lama dan meminta lebih kepada model suportif atau kolegial.

Fleksibilitas Manajerial

Para manajer harus mengidentifikasi model perilaku saat ini dan juga harus membuatnya lebih fleksibel. Manajer harus membaca, menilai, berinteraksi dengan pihak lain, dan menerima tantangan dari para kolega dan pegawainya (Newstorm 42).

(11)

Resume, Pertanyaan dan Jawaban

1. Apa pengertian dari Sistem Perilaku Organisasi? Jawaban:

Sistem Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari dan mengaplikasikan pengetahuan tentang bagaimana manusia berperan atau berperilaku atau bertindak di dalam organisasi serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Sistem perilaku organisasi bertujuan untuk membantu manajer dalam menentukan pergerakan/posisi (shifting/positioning) dalam lingkup organisasi seperti manusia/karyawan, teknologi, struktur dan lingkungan, untuk mendapatkan hasli baik di dalam atau di luar organisasi.

2. Kriteria apa yang manajer gunakan untuk menilai hasil akhir dari sebuah Sistem Perilaku Organisasi?

Jawaban:

Performance (Kinerja Kerja)

Employee Satisfaction (Kepuasan karyawan)

Personal Growth and Development (Pertumbuhan dan pengembangan)

3. Gambarkan fakta dan nilai premis! Berikan beberapa contoh! Jawaban:

(12)

Premis nilai adalah bagaimana sesuatu itu diinginkan. Premis nilai merupakan kepercayaan yang kita anut. Kita dapat mengontrolnya. Kita dapat memilih, mengubah, atau mengganti premis-premis nilai kita, tetapi hal itu tidak selalu mudah karena kita berpegang teguh pada nilai-nilai tersebut. Nilai Premis adalah sesuatu yang diinginkan menjadi sesuatu yang berbeda. Contohnya: Atasan lebih menyukai karyawan yang supel, pandai bergaul dan ramah, daripada bawahan yang merasa lebih pandai dari atasan.

4. Apa perbedaan antara misi, visi, dan tujuan? Jawaban:

Visi, merupakan apa yang didapat dari organisasi, sesuatu yang diinginkan atau diharapkan pada masa depan, arah ke depan.

Misi, mengidentifikasi usaha-usaha dalam organisasi, pangsa pasar, tipe-tipe pelanggan dan alasannya demi keberlangsungan organisasi.

Tujuan, pencapaian organisasi akan hasil yang dituju sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Agar sebuah organisasi sukses, tujuan manajemen dan pegawai harus sejalan.

5. Apa saja tiga asumsi manajerial yang dijelaskan dalam teks? Berikan beberapa contoh dari pengalaman pribadi anda sendiri!

Jawaban:

Teori X:

 Pegawai tidak suka bekerja dan akan mencoba menghindar dari pekerjaan

 Pegawai lebih senang dikontrol dan diarahkan

 Pegawai mencari aman, bukan tanggung jawab

(13)

 Pegawai termotivasi oleh imbalan uang

Contoh: karyawan harus selalu menunggu perintah atasan, karyawan tidak disiplin

Teori Y:

 Pegawai memandang pekerjaan sebagai bagian dari hidup

 Pegawai pegawai lebih senang dikontrol dan arahan yang terbatas

 Pegawai mencari tanggung jawab dalam kondisi kerja yang tepat

 Pegawai lebih baik bekerja dalam lingkungan yang tidak terintimidasi

 Pegawai termotivasi oleh berbagai macam kebutuhan

Contoh: karyawan hanya mengerjakan yang mudahnya saja, karyawan tidak inisiatif

Teori Z:

 Pegawai menyukai pekerjaan

 Pegawai membantu membuat keputusan

 Pegawai membawa tanggung jawab individunya masing-masing

 Pegawai dan manajer saling berbagi kontrol

 Pegawai berharap kerja jangka panjang, kenaikan promosi jabatan

Contoh: karyawan inovatif dan kreatif, peduli terhadap tempat kerjanya

6. Ketika manajer akan menggunakan masing-masing asumsi, faktor apa saja yang akan manajer pertimbangkan ketika menentukan pilihan?

Jawaban:

(14)

yang akan diperoleh pada saat mendatang. Faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan: faktor personal, psikologis, fisik, sasaran, waktu, dan Faktor pelaksana. Setiap alternatif di dalam faktor pembuatan keputusan yang ditujukan agar semua pihak merasa puas, sudah tentu ada kelebihan dan kekurangannya. Namun, seorang pemimpin yang berpengalaman harus mempunyai keberanian dalam membuat dan mengambil suatu keputusan yang tepat, cermat, dan cepat.

7. Bandingkan masing-masing dari lima model perilaku organisasi dan berikan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing!

Jawaban:

5 Model Perilaku Organisasi

AUTOKRATIS KUSTODIAL SUPORTIF KOLEGIAL SISTEM

DASAR MODEL Kekuasaan Sumber daya

ekonomi

Kepempinan Kemitraan Kepercayaan, berbagi

ORIENTASI

MANAJERIAL

Wewenang Uang Dukungan Kerja tim Kepedulian

ORIENTASI PEGAWAI Kepatuhan Rasa aman dan

kesejahteraan

Keikutsertaan Disiplin diri Motivasi diri

KEBUTUHAN YANG

TERPENUHI

Nafkah hidup Rasa aman Status dan

pengakuan

Perwujudan

diri

Aksesbilitas

HASIL PRESTASI Minimum Kerjasama pasif Penyadaran Antusiasme

moderat

Komitmen terhadap

(15)

Kelebihan Kekurangan

Autokratis

+Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin

+Teknik & langkah kegiatan didikte oleh atasan setiap waktu sehingga mudah dikontrol

-Besarnya kerugian terhadap sumber daya manusia

-Tidak termotivasi untuk berkembang mencapai kemampuan yang lebih besar

Suportif

+Bekerja tidak pasif

+Lebih termotivasi

+Mendukung prestasi kerja

+Tanggung jawab, menumbuhkan dorongan

untuk memberikan

konstribusi&meningkatkan diri

-Kurang cocok bila diterapkan pada negara yang kurang berkembang, karna kondisi sosial yang berbeda

Kolegial

+Menghasilkan pekerjaan yang berkualitas , karena adanya dorongan kewajiban dalam diri

+Adanya pemenuhan,kontribusi yang berharga dan perwujudan diri untuk berprestasi

-Model ini kurang bermanfaat dalam bidang perakitan, karena lingkungan kerja yang kaku menyukarkan pengembangan di tempat tersebut

Sistem

+Membantu karyawan mengembangkan

perasaan harapan, optimisme, kepercayaan diri, empati, kepercayaan, harga diri, keberanian, efektivitas dan ketahanan.

-Sulit dilakukan pada saat krisis

8. Apa asumsi dasar (Teori X atau Teori Y) dari masing-masing empat model ? Berikan alasan untuk semua jawaban anda?

Jawaban:

(16)

teori ini harus memberikan paksaan atau ancaman pada karyawannya untuk melakukan suatu tindakan (kinerja).

Pada Teori Y, setiap karyawan hanya diarahkan oleh pimpinannya sesuai dengan peraturan yang ada sampai tercapainya suatu tujuan dari perusahaan tersebut. Menurut

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran problem posing?, dan (2) apakah ada pengaruh model

Dalam rangka menjamin pasien memperoleh pelayanan asuhan keperawatan berkualitas, maka perawat sebagai pemberi pelayanan harus bermutu, kompeten, etis

Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Desa, maka beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci Nomor 14

Pada bagian diatas ekspresi dibandingkan dengan dengan test ekspresi 1 pada statemen case pertama, jika keduanya sama maka deret perintah akan dikerjakan , dan deret

Setelah kita menelusuri secara singkat sejarah praktek perbankan yang dilakukan oleh umat muslim, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa meskipun kosa kata fikih Islam

Secara konsisten melakukan 2.14 Mengelola sistem informasi sekolah/ madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan 2.14.1 Kepala sekolah/

semakin kuat dan bertahan lama karena hubungan timbal balik yang menguntungkan dan memenuhi unsur keadilan ( fairness ); (2) adanya mekanisme kontrol, dimana sanksi

Pada penelitian tersebut, kejadian menggigil pasca anestesi tidak terjadi pada kelompok yang mendapat tramadol 3 mg/kg BB intra vena yang diberikan saat penutupan luka,